Penelitian yang Relevan Kerangka Pemikiran

24 dan tidak diperbolehkan adanya perubahan apapun oleh aktifitas manusia. Penataan kawasan hutan sebagaimana dimaksud dalam Perda No.32011 Pasal 7 huruf a berupa kegiatan penataan kawasan TAHURA ke dalam blokzona, meliputi: a. Blokzona Perlindungan Blokzona Perlindungan adalah bagian kawasan Taman Hutan Raya yang mutlak dilindungi dan tidak diperbolehkan adanya perubahan apapun oleh aktifitas manusia. b. Blokzona Pemanfaatan Blokzona Pemanfaatan adalah bagian dari kawasan Taman Hutan Raya yang dijadikan pusat rekreasi dan kunjungan wisata. c. Blokzona Koleksi Blokzona Koleksi adalah bagian dari kawasan Taman Hutan Raya yang dijadikan untuk tujuan koleksi tumbuhan danatau satwa yang alami atau buatan, jenis asli danatau bukan asli, yang dimanfaatkan bagi kepentingan penelitian, ilmu pengetahuan, pendidikan, menunjang budidaya, budaya, pariwisata dan rekreasi. d. Blokzona Lainnya Blokzona Lainnya adalah blokzona di luar: perlindungan, pemanfaatan, dan koleksi karena fungsi dan kondisinya ditetapkan sebagai blokzona tertentu seperti blokzona: rimba, pemanfaatan tradisional, rehabilitasi, dan disesuai dengan fungsi kebutuhan pengelola.

B. Penelitian yang Relevan

1. Penelitian yang berjudul Peran Pemerintah Daerah Dalam Pengelolaan Taman Hutan Raya TAHURA Sultan Adam Kabupaten Banjar Kalimantan Selatan oleh Marliansyah 2004 menunjukkan hasil, pemerintah daerah belum dapat meningkatkan kualitas lingkungan Tahura Sultan Adam. Hal ini dapat terlihat dengan banyaknya pasal-pasal dari kedua undang-undang tersebut yang belum dilaksanakan sebagaimana mestinya. Upaya pemerintah daerah dalam mengelola TAHURA Sultan Adam yaitu melalui kegiatan pemantapan dan penataan batas perpustakaan.uns.ac.id commit to user 25 kawasan, peningkatan mutu fungsi kawasan, pelestarian sumberdaya alam dan ekosistem, penyuluhan kehutanan, pembagian zonasi dan pembangunan pariwisata. Kegiatan yang dilaksanakan tersebut bertujuan untuk memperbaiki dan meningkatkan kualitas TAHURA Sultan Adam. 2. Penelitian yang berjudul Aplikasi Sistem Informasi Geografis SIG Dalam Penentuan Sensitifitas Kawasan di Taman Nasional Alas Purwo oleh Ardiansah Paramita 2002 menunjukkan hasil pangkalan data kawasan Taman Nasional Alas Purwo berupa pangkalan data kelas status flora fauna, keanekaragaman hayati, kelerengan, jenis tanah, sungai, dan curah hujan. Penampilan dari semua data dihasilkan tiga tingkatan sensitifitas kawasan, yaitu wilayah dengan sensitifitas tinggi, sedang, dan rendah dengan masing-masing luasa 8.220 Ha 18.55, 18.729 Ha 42.27, dan 17. 160 Ha 39. 18.

C. Kerangka Pemikiran

Taman Hutan Raya TAHURA adalah kawasan pelestarian alam yang terutama dimanfaatkan untuk tujuan koleksi tumbuhan danatau satwa yang alami atau buatan, jenis asli atau bukan asli, yang dimanfaatkan bagi kepentingan penelitian, ilmu pengetahuan, pendidikan, menunjang budidaya, budaya, pariwisata dan rekreasi. Keberadaan masyarakat sekitar TAHURA sebagian besar bergantung pada hutan untuk melangsungkan hidup mereka. Masyarakat yang semakin bertambah banyak akan semakin besar pula kemungkinan memanfaaatkan hutan untuk kebutuhan hidup mereka. Penebangan hutan, penggunaan lahan untuk pembangunan rumah, atau pemanfaatan hasil hutan secara berlebihan. Pemanfaatan hasil hutan yang tidak terkontrol dapat mengakibatkan kerusakan pada lingkungan hutan. Pemetaan dalam pembagian blokzona merupakan salah satu upaya untuk membantu menanggulangi persoalan tersebut. Dengan pembagian blokzona secara jelas, maka diharapkan gangguan yang ada akan lebih bisa terkontrol. Kawasan TAHURA terdapat pembagian blokzona dengan tingkat sensitifitas yang berbeda. Perbedaan tingkat sensitifitas tersebut ditentukan oleh berbagai faktor seperti vegetasi, satwa liar, ketinggian dan kelerengan. Dalam penilaian sensitifitas semua faktor penentu tersebut memiliki parameter yang akan berpengaruh pada hasil perpustakaan.uns.ac.id commit to user 26 penilaian skoring. Berdasarkan penghitungan skor maka akan diketahui tingkatan sensitifitas pada masing-masing blokzona. Penentuan atau pengukuran tingkat sensitifitas diperlukan karena dengan mengetahui tingkat sensitifitas dari setiap blokzona yang ada, maka diharapkan kelestarian lingkungan hutan akan tetap terjaga. Sebagaimana aturan yang ada, blokzona perlindungan seharusnya memiliki tingkat sensitifitas sangat sensitif, blokzona koleksi memiliki tingkat sensitifitas sensitif, sedangkan pada blokzona pemanfaatan memiliki tingkat sensitifitas tidak sensitif. Blokzona perlindungan sudah seharusnya memiliki tingkat sensitifitas sangat sensitif karena blok perindungan merupakan bagian yang mutlak untuk dilindungi dan perlu adanya larangan dari aktifitas apapun dari manusia sehingga mengakibatkan perubahan atau kerusakan. Blokzona koleksi memiliki tingkat sensitifitas sensitif karena blokzona tersebut merupakan kawasan yang dapat dijadikan untuk tujuan koleksi tumbuhan, satwa yang alami atau buatan, jenis asli danatau bukan asli, yang dapat dimanfaatkan untuk penelitian, ilmu pengetahuan, dan sebagainya. Blokzona pemanfaatan memiliki tingkat sensitifitas tidak sensitif karena wilayah tersebut merupakan bagian dari kawasan TAHURA yang dapat dijadikan pusat rekreasi dan kunjungan wisata. commit to user 27 Kerangka pemikiran dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: Gambar 1. Kerangka Pemikiran TAMAN HUTAN RAYA KGPAA MANGKUNAGORO I, KARANGANYAR Identifikasi Kriteria Sensitifitas Ekologi Peta Satwa dilindungiendemik Peta Ketinggian 0. Lahan kebun, Perambahan, Tambang dll. 1. Vegetasi rusak akibat Ilegal logging. 2. Vegetasi skunder. 3. Vegetasi Primer 1. Rendah ≤ 5 Jenis. 2. Sedang 6-10 Jenis. 3. Tinggi ≥11 Jenis. 1. 1.000 m dpl 2. 1.000-1.400 m dpl. 3. 1.400 m dpl SENSITIFITAS PENENTUAN BLOKZONASI KAWASAN TAHURA MANGKUNAGORO I Peta Vegetasi Peta Kelerengan 1. 30 2. 30 – 45 3. 45 Zonasi Kawasan Blokzona Perlindungan Blokzona Koleksi Blokzona Pemanfaatan Survei Lapangan commit to user 28

BAB III METODE PENELITIAN