b. Data sekunder, meliputi:
Peta penggunaan lahan, peta topografipeta kelerengan, peta indeks vegetasi, peta ketinggian, peta satwa liar, dan peta wilayah TAHURA KGPAA
Mangkunagoro I. 2.
Peralatan dan Bahan Alat survei yang digunakan meliputi: alat tulis menulis, GPS Receiver,
plastik, kamera, tally sheet, meteran 5m, tabung okuler, rol meter 20m, tali rafia, plastik terpal, haga meter, kantong spesimen, sunto meter, ember plastik, dan
kompas. Alat pengolah data, yaitu: komputer dan printer, Software ArcGIS 10.0, Microsoft exel. Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah literatur dan
citra quick TAHURA Ngargoyoso Karanganyar 1:500.000, peta identifikasi kawasan Taman Hutan Raya Ngargoyoso Karanganyar skala 1:500.000, peta
kontur dan peta penutupan lahan dengan skala 1:15.000 peta Rupa Bumi Indonesia.
C. Tatalaksana Penelitian
1. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang dilakukan peneliti adalah penelitian deskriptif kualitatif karena data yang dikumpulkan dinyatakan dalam bentuk nilai relatif,
pada umumnya dilakukan pada penelitian sosial dan hasilnya bersifat obyektif, berlaku sesaat dan setempat. Penelitian yang dilakukan bertujuan untuk
memaparkan, melaporkan dan menuliskan suatu peristiwa sehingga dapat dianalisis serta penyajian data dapat disajikan secara sistematik Sukandarrumidi,
2006. 2.
Prosedur Penelitian a.
Metode Pemetaan Metode yang digunakan dalam kajian sensitifitas kawasan TAHURA,
merupakan alat yang digunakan untuk mengukur tingkat sensitifitas ekologi terhadap zonasi kawasan, yaitu dengan menggunakan teknologi penginderaan
jauh dan Sistem Informasi Geografi SIG. Dalam kaitannya dengan kajian sensitifitas kawasan TAHURA dititikberatkan pada penggunaan SIG untuk
masukan rencana awal pengelolaan kawasan TAHURA Mangkunagoro I. perpustakaan.uns.ac.id
commit to user
Secara skematis pelaksanaan kegiatan studi disajikan pada gambar 1. Teknik pelaksaanaan kegitan dapat diuraikan sebagai berikut:
1 Identifikasi Awal
a Delineasi batas-batas kawasan TAHURA, pengumpulan dokumen
yang berkaitan dengan TAHURA. b
Pengumpulan data yang terkait dengan rencana pengelolaan baik di dalam kawasan maupun di luar kawasan.
c Pengumpulan data sekunder lainnya seperti data sosial, ekonomi dan
budaya b.
Penentuan Satuan Pemetaan Penentuan satuan pemetaan tahap awal sebelum analisa SIG
dirancang dan dilaksanakan adalah penentuan unit mapping satuan pemetaan sebagai dasar analisa SIG. Analisis hasil inventarisasi vegetasi dan
satwa merupakan hasil survei sebagai parameter penentu skor, selanjutnya hasil skor dimasukan dalam data kriteria pemetaan. Parameter penentu
ketinggian dan kelerengan berdasarkan karakteristik yaitu dari penampakan peta Rupa Bumi Indonesia RBI dan di Parameter penentu didelinasi dan
diklasifikasikan dalam satuan luas masing-masing dalam bentuk peta. Peta masing-masing parameter penentuan kemudian di tumpang susun overlay
dalam bentuk peta sensitifitas kawasan TAHURA. Unit pemetaan didasarkan pada landasan teoritis dan observasi awal kawasan yang menggambarkan
karakteristik fisik kawasan. Langkah pertama penentuan satuan pemetaan adalah membagi kawasan ke dalam unit-unit geomorfologiunit lahan. Tahap
berikutnya penentuan tingkat keanekaragaman hayati dan nilai arkeologis secara spasial. Hasil tumpang susun overlay ketiga faktor diatas dipakai
sebagai dasar unit mapping. c.
Dasar Pelaksanaan Analisa SIG Secara umum untuk analisa SIG dibagi dalam beberapa tahapan,
yaitu: 1 Desain database, 2 Digitasipemasukan data, 3 Klasifikasi, 4 Analisis. 5 Kartografis.
commit to user
1 Desain Data Base dan Pemasukan Data Digitasi
Desain data base berkaitan dengan rancangan klasifikasi dan struktur data base yang akan dibuat dalam kerangka hasil akhir yang akan
dicapai baik penstrukturan data spasial maupun data yang berbentuk tabular. Input datamasukan data dilakukan dengan cara digitasi, merubah
data analog peta hardcopy ke dalam data digital. Data analog yang didigitasi adalah peta dasar dan peta tematik hasil interpretasi data
penginderaan jauh. 2
Editing Merupakan proses perbaikan setelah proses pemasukan data selesai
dikerjakan dan sebelumnya proses editing berlangsung dilakukan pembangunan topologi. Editing bertujuan untuk melakukan perbaikan dari
kesalahan yang terjadi pada waktu digitasi atau pemasukan data. antara lain overshoot maupun undershoot.
a Transformasi Data
Pada dasarnya transformasi data bertujuan untuk merubah koordinat meja ke koordinat geografi maupun koordinat UTM.
Tranformasi ini dilakukan terhadap semua peta yang telah didigitasi layer per layer baik peta dasar maupun peta tematik yang telah
ditentukan. b
Analisis Data Pada tahap ini merupakan pembangunan database untuk
pelaksanaan analisis dan pembuatan peta akhir. Dalam Analisa data ini menggunakan Software ArcGIS 10.0, dimana proses dilakukan dengan
cara tumpang susun tumpang susun overlay pada tingkat I dalam klasifikasi unit pemetaan yang dibuat. Sedangkan pada analisa
berikutnya adalah dengan proses analisa spasial- tabuler dalam penentuan zonasi kawasan.
c Proses Kartografis
Proses rancangan penyajian grafik peta dibuat untuk menampilkan hasil akhir sehingga lebih bersifat menjaga tampilan agar
lebih menarik dan informatif. Beberapa komponen untuk desain peta perpustakaan.uns.ac.id
commit to user
dalam proses kegiatan: desain komponen peta, simbol, penentuan tujuan peta, parameter peta, layout peta, data simbol dan peta tabuler.
Pelaksanan pengumpulan data di lapangan sebagai dasar dalam penentuan letak dan luasan kawasan digunakan peta kawasan Taman Hutan
Raya Ngargoyoso, peta kontur dan peta penutupan lahan dengan skala 1:10.000. GPS digunakan dalam penentuan titik-titik pengamatan dan
ketingian tempat mdpl. Pengamatan kondisi kawasan baik flora maupun fauna yang ada dilakukan dengan pedoman identifikasi flora dan fauna dan
mengunakan alat pengamatan jarak jauh Binokuler, membuat petak pengamatan dengan mengunakan tali tambangroll meter. Analisis data
penataan blok digunakan aplikasi ArcGis dalam Sistem Informasi Geografis SIG.
Perencanaan dan persiapan survei, sebagai berikut: a.
Menyiapkan alat dan bahan yang diperlukan dalam penelitian b.
Membuat titik ikat untuk memulai pengambilan jalur menggunakan tali rapia
c. Memotong garis kontur tanah dengan tujuan untuk mewakili data yang
akan diambil dalam penelitian d.
Membuat petak ukur dengan ukuran 20 x 20 m pohon, 10 x 10 m tiang, 5 x 5 m pancang dan 2 x 2 m semai
e. Melakukan pengamatan langsung di lapangan berdasarkan petak ukur
yang telah ditentukan. f.
Menghitung vegetasi, satwa, ketinggian dan kelerengan serta penggunaan lahan yang terdapat pada area pengamatan
g. Mengamati bentuk lahan penelitian yang sudah ditetapkan
h. Pengamatan satwa beserta jejak dan posisi geografis dimasukkan dalam
table i.
Inventarisasi mamalia dilakukan dengan Metode Transek. j.
Pengamatan burung dilakukan pada pagi hari dengan metode Point count.
k. Memasukkan data yang diperoleh ke dalam Tabel yang sudah disediakan
l. Menyimpulkan data yang diperoleh dilapangan.
commit to user
Data merupakan sekumpulan informasi tentang sesuatu hal yang disusun secara sistematis sesuai dengan tujuan tertentu. Pengumpulan data
dan informasi dilakukan dengan melakukan pendekatan survei dengan cara penggambilan data primer dan data sekunder, baik di lapangan maupun
kantor serta instansi terkait yang memiliki informasi tantang kawasan TAHURA. Jenis data yang dikumpulkan terdiri dari data primer dan data
sekunder. Data primer meliputi data penyebaran vegetasi penutupan lahan, satwa liar, informasi gangguan kawasan perambahan, pencurian hasil hutan,
perburuan, kebakaran hutan, longsor, serta data peranan masyarakat. Sedangkan data sekunder berasal dari data spasial, laporan, dan dokumen
kegiatan serta informasi penunjang. Table.2. 3.
Populasi Sampel Penelitian Populasi daerah penelitian adalah seluruh kawasan Taman Hutan
Raya TAHURA KGPAA Mangkunagoro I seluas 231,300 Ha. Sampel diperlukan untuk uji medan dan kerja lapangan serta untuk menguji hasil
interpretasi dan melengkapi data yang tidak dapat diperoleh dari citra satelit maupun dari data sekunder. Jumlah sampel dalam penelitian ini adalah 23
hektar dengan jumlah petak penelitian yang dilakukan secara vertikal sejumlah 46 petak ukur PU. Setiap petak ukur PU berukuran 20 m x 20 m.
Jarak antara petak ukur PU yang satu dengan petak yang lain adalah 100 m. Untuk pengamatan satwa, jumlah petak yang digunakan sebanyak 25 petak
dengan jarak petak yang satu dengan yang lain adalah 200 m. Pengambilan data dilakukan pada zona pemanfaatan, perlindungan dan koleksi.
Penghitungan jumlah vegetasi berdasarkan tingkat pertumbuhan, yaitu: semai permudaan tingkat kecambah sampai setinggi 1,5 m, pancang permudaan
dengan 1,5 m sampai pohon muda yang berdiameter 10 cm, tiang pohon muda berdiameter 10 sd 20 cm, dan pohon dewasa diameter 20 cm.
Untuk memudahkan pelaksanaannya ukuran kuadrat disesuaikan dengan tingkat pertumbuhan tersebut, yaitu umumnya 20 x 20 m pohon dewasa, 10
x 10 m tiang, 5 x 5 m pancang, dan l x l m atau 2 x 2 m semai dan tumbuhan bawah Azwar, 2013.
commit to user
Tabel 2. Jenis data yang diambil.
No Data
Sumber Data Teknik
A. Keadaan Umum Kawasan
1.
Kondisi Fisik a. Luas, letak, dan batas
b. Topografi c. Iklim
d. Geologi dan tanah
Instansi terkait Studi pustaka
2.
Kondisi Flora Fauna a. Flora
b. Fauna
Lapangan, masyarakat, dan instansi terkait
Observasi lapang,
interview, dan studi pustaka
3.
Potensi Wisata a. Air terjun
b. Sungai c. Bumi perkemahan
d. Outbond, dan lain-lain
Lapangan, masyarakat, dan pengunjung
Observasi lapang, dan
interview
4.
Aksesibilitas a. Jalur akses
b. Jarak tempuh c. Waktu tempuh
d. Sarana akses e. Kondisi akses
Lapangan, masyarakat,
pengunjung, dan instansi terkait
Observasi lapang,
interview, dan studi pustaka
B. Kondisi Sosial Ekonomi dan
Budaya
1
Kependudukan a. Jumlah penduduk
b. Jumlah KK
Instansi terkait Studi pustaka
2
Mata Pencaharian a. Jenis mata pencaharian
Lapangan, masyarakat, dan instansi terkait
Observasi lapang,
interview, dan studi pustaka
3
Tata Guna Lahan a. Luas wilayah
b. Jenis pemanfaatan lahan
Lapangan, masyarakat, dan instansi terkait
Observasi lapang,
interview, dan studi pustaka
4
Pendidikan dan Kesehatan a. Tingkat pendidikan
b. Sarana pendidikan c. Sarana kesehatan
Lapangan, masyarakat, dan instansi terkait
Observasi lapang,
interview, dan studi pustaka
5
Tenaga Kerja a. Jenis tenaga kerja
Lapangan, masyarakat, dan instansi terkait
Observasi lapang,
interview, dan studi pustaka
commit to user
lanjutan table.2.
No
Data
Sumber Data Teknik
6
Agama dan Adat Istiadat a. Agama
b. Adat Istiadat c. Sejarah dan arkeologi
Lapangan, masyarakat, dan instansi terkait
Observasi lapang,
interview, dan studi pustaka
7
Kelembagaan Masyarakat a. Jenis kelembagaan masyarakat
Lapangan, masyarakat, dan instansi terkait
Observasi lapang,
interview, dan studi pustaka
8
Pemanfaatan Jasa Lingkungan a. Jenis jasa lingkungan yang
dimanfaatakan masyarakat b. Kepentingan
pribadiumumkomersial c. Sistem pemanfaatan jasa lingkungan
Lapangan, masyarakat, dan instansi terkait
Observasi lapang,
interview, dan studi pustaka
9
Tingkat Ketergantungan Masyarakat terhadap Kawasan TAHURA KGPAA
Mankunagoro I a. Intensitas masyarakat masuk ke
dalam kawasan b. Lokasi yang dituju masyarakat di
dalam kawasan TAHURA KGPAA Mankunagoro I
c. Tujuan masuk ke dalam kawasan d. Jenis-jenis SDA yang dimanfaatkan
masyarakat dari kawasan e. Pemanfaatan SDA dari dalam
Kawasan TAHURA KGPAA Mankunagoro I
Lapangan, masyarakat, dan instansi terkait
Observasi lapang,
interview, dan studi pustaka
10
Permasalahan di Kawasan TAHURA KGPAA Mankunagoro I
a. Jenis permasalahan b. Tingkatkondisi masalah
c. Upaya penyelesaian
Lapangan, masyarakat, dan instansi terkait
Observasi lapang,
interview, dan studi pustaka
A. Kebijakan Pembangunan
Daerah
1
Kebijakan Pembangunan Kehutanan
Instansi terkait Interview, dan
studi pustaka 2
Kebijakan Pembangunan Wilayah
Instansi terkait Interview, dan
studi pustaka 3
Kebijakan Pembangunan Pariwisata
Instansi terkait Interview, dan
studi pustaka 4
Kebijakan Penegakan Hukum
Instansi terkait Interview, dan
studi pustaka
commit to user
lanjutan table.2.
No
Data
Sumber Data Teknik
B. Penataan Blok Kawasan
1
Penyebaran Vegetasi Penutupan Lahan
Lapangan, instansi terkait, dan masyarakat
Observasi lapang,
sensitifitas ekologi,
landskap ekologi,
dan interview
2
Penyebaran Satwa Liar
Lapangan, instansi terkait, dan masyarakat
Observasi lapang,
sensitifitas ekologi,
landskap ekologi,
dan interview
3
Data Spasial Tanah, Geologi, Iklim, Topografi, Geomorfologi, Penggunaan
tanah
Instansi terkait dan citra SIG
Penentuan atau pengambilan sampel didasarkan pada karakteristik fisik lahan yang merupakan hasil analisis dan interpretasi citra satelit maupun
satuan lahan dari hasil overlai parameter bentuk lahan yang diperoleh dari peta kontur atau Digital Elevation Model DEM dengan peta penutupan
lahan Rupa Bumi Indonesia RBI. Penentuan titik sampel di lapangan dilakukan dengan menggunakan metode Stratified random sampling atau
sampel secara acak berstrata. Pertimbangan yang diambil dalam penentuan lokasi sampel adalah sukar atau mudahnya dikenali suatu obyek pada saat
interpretasi, tingkat kesulitan dan keterjangkauan dalam mencapai lokasi sampel yang ditetapkan. Dalam penentuan plot sampel pada setiap satuan
lahan tetap memperhatikan penutupan lahan berupa lahan hutan kering primer dan sebaran luasan pada setiap satuan lahan.
Penentuan titik sampel di lapangan dilakukan dengan menggunakan metode Stratified random sampling atau sampel secara acak berstrata.
Pertimbangan yang diambil dalam penentuan lokasi sampel adalah sukar atau mudahnya dikenali suatu obyek pada saat interpretasi, tingkat kesulitan dan
keterjangkauan dalam mencapai lokasi sampel yang ditetapkan. Dalam penentuan plot sampel pada setiap satuan lahan tetap memperhatikan
commit to user
penutupan lahan berupa lahan hutan kering primer dan sebaran luasan pada setiap satuan lahan.
Untuk menentukan sampel responden dalam survei sosial didasarkan dari hasil analisis data sekunder tofografi desa, terkait dengan desa terdekat
dengan kawasan, jumlah penduduk untuk menentukan derajat interaksi masyarakat sekitar dengan kawasan.
4. Variabel Penelitian
Variabel bebas dalam penelitian ini adalah vegetasi, satwa liar, ketinggian dan kelerengan di kawasan TAHURA KGPAA Mangkunagoro I.
Variabel terikat dalam penelitian ini adalah sensitifitas kawasan TAHURA KGPAA Mangkunagoro I.
5. Analisis Data
Analisis data digunakan dalam proses mengolah data, baik primer maupun sekunder dipilah dan diklasifikasikan dalam tahap kompilasi data
untuk memperoleh informasi dengan cara kualitatif deskriptif. Teknik pelaksanaan kegiatan ini ialah memanfaatkan jasa survei dan
pemetaan dalam penataan ruang atau blok. Berdasarkan satuan pemetaan dilakukan analisis geografis melalui tahapan kegiatan sebagai berikut:
mendesain klasifikasi data berdasarkan struktur data spasial dan non spasial yang akan mencerminkan klasifikasi unit pemetaan.
1. Input data melalui digitasi, dengan mengubah data analog menjadi data
digital. 2.
Analisis data dengan bantuan software SIG melalui proses teknik tumpang susun overlay, untuk kemudian dilanjutkan dengan program analisis
spasial. Faktor pertimbangan dalam penentuan zonasi berdasarkan tingkat
sensitifitas, yaitu: 1.
Faktor kualitatif yang meliputi; keterwakilan, keaslian atau kealamian, keunikan, kelangkaan, laju kepunahan keutuhan satuan ekosistem,
keutuhan sumberdaya atau kawasan, luasan kawasan, keindahan alam, kenyamanan, kemudahan pencapaian lokasi, nilai sejarah arkeologi
keagaman, dan ancaman manusia. perpustakaan.uns.ac.id
commit to user
2. Faktor spasial meliputi; data spasial tanah, geologi, iklim, topografi,
geomorfologi, dan penggunaan lahan. Penelaahan terhadap paramater yang ada dari masing-masing
lansekap ekologi dengan validasi melalui cross checking dengan data yang reliable dan kondisi aktual di lapangan. Penerapan pertimbangan faktor-faktor
tersebut dalam penentuan usulan penataan blokzonasi pengelolaan TAHURA Mangkunagoro I dikembangkan sebagai berikut:
D. Metode Sensitifitas Ekologi