B. Kriteria Sensitifitas
1. Penilaian Sensitifitas Ekologi
Teknik dalam metode penilaian sensitifitas ekologi yaitu teknik dengan menggunakan data spasial dari peta vegetasi dan peta penyebaran faunasatwa,
ketinggian tempat tempat dan kelerengan. Penilaian sensitifitas ekologi bertujuan untuk mengetahui tingkat sensitifitas pada penataan kawasan dalam
penentuan zonasi. Parameter dalam penentuan sensitifitas ekologi berdasarkan nilai skoring dari parameter vegetasi, faunasatwa, ketinggian tempat dan
kelerengan selanjutnya diidentifikasi menjadi gambaran tingkat sensitifitas dalam perencanaan penetapan zonasi.
Berdasarkan hasil penilaianskoring masing-masing parameter, yaitu: a.
Vegetasi Hasil identifikasi terhadap vegetasi TAHURA diperoleh penilaian
parameter vegetasi dalam skor, adalah: vegetasi primer skor 3 adalah kawasan hutan alam dengan tutupan lahan dengan kerapatan tinggi 107,25
Ha, vegetasi sekunder skor 2 adalah kawasan hutan tanaman monokultur dengan tutupan lahan sedangjarang 136,51 Ha, dan vegetasi rusak skor
1 adalah kawasan hutan tanaman monokultur dengan tutupan lahan kosong 17,93 Ha.
Kriteria penentuan skor vegetasi berdasarkan 2 unsur, yaitu: mengidentifikasi tipe hutan dan kerapatan tutupan lahan. Tipe hutan di
TAHURA terdiri 2 tipe hutan, yaitu: hutan alam dan hutan tanaman monokultur. Kerapatan tutupan lahan ada 3 komposisi, yaitu: kerapatan
tinggi, kerapatan sedang, dan tanah kosong. gambar. 5. b.
Satwafauna Penilaian terhadap jumlah satwa yang ditemukan kategori
dilindungiendemik dalam kawasan TAHURA, terdapat 11 spesies satwa dilindungiendemik ditemukan, yaitu: Elang Jawa Nisaetus bartelsi,
Cekakak Jawa Halcyon cyanopentris, Elang Bido Spilornis cheela, Tepus Pipi Perak Stachyris melanothorax, Burung Madu Gunung
Aethopyga eximia, Musang luwak Paradoxurus hermaphrodites, Tupai perpustakaan.uns.ac.id
commit to user
Gambar 5. Peta Vegetasi TAHURA KGPAA Mangkunagoro I
Kekes Tupaia javanica, Kijang Muntiacus muntjak, landak Hystrix brachyuran, rusa timor Cervustimorensis, macan kumbang Panthera
tigris. Jumlah 11 spesies satwa dilindungiendemik ditemukan adalah kategori tinggi skor 3. gambar. 6.
c. Ketinggian tempat tempat
Hasil penilaian parameter ketinggian tempat terhadap faktor penentu di kawasan TAHURA dapat diklasifikasikan dalam satuan luas lahan Ha,
yaitu: ketinggian tempat 1.000 – 1.400 mdpl satuan luas 90,00 Ha skor 2,
Ketinggian tempat 1.400 mdpl satuan luas 171,86 Ha skor 3. gambar. 7. d.
Kelerengan Hasil penilaian parameter kelas kelerengan terhadap faktor penentu di
kawasan TAHURA dapat diklasifikasikan dalam satuan luas lahan Ha, yaitu: kelerengan 30 satuan luas 94,34 Ha skor 1, kelerengan 30 -
45 satuan luas 75,03 Ha skor 2, kelerengan 45 satuan luas 92,48 Ha skor 3
Penilaian sensitifitas hasil dari overlay peta 4 parameter vegetasi, satwa, ketinggian tempat, dan kelerengan dalam satuan luas, yaitu: tidak
sensitif 8,56 Ha, sensitif 122,65 Ha, dan sangat sensitif 130,48 Ha. gambar. 8.
2. Penentuan blokzonasi berdasarkan tingkat sensitifitas.
Penataan kawasan dalam penentuan blokzonasi kawasan TAHURA berdasarkan hasil penilaian sensitifitas dari 4 parameter vegetasi, satwa,
ketinggian tempat, dan kelerengan, yaitu: blokzona perlindungan mempunyai nilai sangat sensitif, blokzona koleksi mempunyai nilai sangat Sensitif dan
sensitif, blokzona pemanfaatan mempunyai nilai Sensitif dan tidak Sensitif. gambar. 9.
commit to user
Gambar 6. Peta Satwa liar TAHURA KGPAA Mangkunagoro I
Gambar 7. Peta Ketinggian tempat TAHURA KGPAA Mangkunagoro I
Gambar 8. Peta Kelerengan TAHURA KGPAA Mangkunagoro I
Gambar 9. Peta Sensitifitas TAHURA KGPAA Mangkunagoro I
Tabel 11. Hasil Penilaian kelerengan Dalam Penentuan Blokzonasi No.
Blokzona Kelerengan
Luas Ha
Persentase luas zona
Nilai Skor
1. Perlindungan
30 42,98
40 1
30-45 28,98
27 2
45 35,75
33 3
2. Koleksi
30 51,37
38 1
30-45 47,18
35 2
45 37,96
28 3
3. Pemanfaatan
30-45 8,09
46 2
45 9,38
54 3
Jumlah 261,69
Hasil penilaian penentuan parameter vegetasi, satwa, ketinggian tempat, dan kelerengan terhadap masing-masing blokzona, diidentifikasi terhadap peta.
Hasil identifikasi peta masing-masing blok zona, adalah: 1
Blokzona Perlindungan 107,25 Ha Hasil penilaian skoring masing-masing parameter di blokzona
perlindungan dengan skor total tertinggi 12 vegetasi skor 3, satwafauna skor 3, ketinggian tempat 3, kelerengan skor 3, dan skor total terendah 10
vegetasi skor 3, satwafauna skor 3, ketinggian tempat 3, kelerengan skor 1. Tingkat sensitifitas ekologi pada blokzona perlindungan adalah sangat
Sensitif. Terdapat areal ditengah blokzona perlindungan 0,46 ha dengan kategori tidak Sensitif direncanakan oleh pengelola sebagai blokzona
tradisional. 2
Blokzona Koleksi 136,51 Ha Hasil penilaian skoring masing-masing parameter di blokzona
koleksi dengan skor total tertinggi 9 vegetasi skor 2, satwafauna skor 1, ketinggian tempat 3, kelerengan skor 3, dan skor total terendah 6 vegetasi
skor 2, satwafauna skor 1, ketinggian tempat 2, kelerengan skor 1. Tingkat sensitifitas ekologi pada blokzona koleksi adalah sangat Sensitif dan
Sensitif. perpustakaan.uns.ac.id
commit to user
3 Blokzona Pemanfaatan 17,47 Ha
Hasil penilaian skoring masing-masing parameter di blokzona pemanfaatan dengan skor total tertinggi 6 vegetasi skor 1, satwafauna skor
0, ketinggian tempat 2, kelerengan skor 3, dan skor total terendah 5 vegetasi skor 1, satwafauna skor 0, ketinggian tempat 2, kelerengan skor
2. Tingkat sensitifitas ekologi pada blokzona koleksi adalah Sensitif dan tidak Sensitif.
3. Pengelolaan Kawasan TAHURA Mangkunagoro I
Pengelolaan TAHURA disusun dan dilaksanakan dalam tahapan perencanaan, pemeliharaan, pemanfaatan, pengembangan, rehabilitasi dan
perlindungan. Perencanaan Tahura dalam pasal 7 ayat 1, Perda No.32011 meliputi: a. Penataan Kawasan Hutan, b. Penyusunan rencana pengelolaan.
Penataan kawasan berupa kegiatan kawasan Tahura ke dalam blokzonasi. Perlindungan kawasan TAHURA Mangkunagoro I dalam usaha mencegah dan
membatasi kerusakan kawasan TAHURA Mangkunagoro I oleh perbuatan manusia, ternak, kebakaran, daya-daya alam, hama dan penyakit serta
mempertahankan dan menjaga hak-hak Negara dan daerah atas hutan, kawasan Taman Hutan Raya, serta perangkat yang berhubungan dengan pengelolaan
hutan. Pencapaian efisiensi serta efektivitas dalam pengelolaan TAHURA sesuai
tujuan penetapan atau penunjukan kawasan perlu dilaksanakan pembagian wilayah zoning blocking ke dalam blok atau areal yang sesuai dengan kondisi,
potensi, serta pertimbangan-pertimbangan ekologis dan ekonomis yang memungkinkan dalam rangka pengembangan areal dan optimalisasi fungsi
kawasan. Pembagian blok kawasan TAHURA Mangkunagoro I didasarkan kepada:
a. Tujuan pengelolaan kawasan, yaitu keseimbangan antara perlindungan,
pengawetan, dan pemanfaatan secara lestari dan optimal; b.
Keadaan fisik kawasan meliputi: bentang alam atau konfigurasi lapangan, hidrologis, tanah, geologis, dan sebagainya;
commit to user
c. Keadaan biologis atau komunitas biota, yaitu vegetasi, fauna beserta
ekosistemnya; d.
Potensi kawasan; e.
Daya dukung kawasan untuk kegiatan wisata terbatas; Berdasarkan pertimbang-pertimbangan tersebut, maka penataan blok
pengelolaan kawasan TAHURA Mangkunagoro I dibagi ke dalam blok-blok sebagai berikut:
1 Blok Perlindungan
a Deskripsi Blok Perlindungan
Blok perlindungan adalah kawasan yang karena letak, kondisi dan potensinya ditetapkan sebagai tempat perlindungan jenis tumbuhan,
satwa dan ekosistem yang khas, unik, langka, asli, dan tidak atau belum terganggu oleh kegiatan manusia yang mutlak dilindungi, dan berfungsi
untuk perlindungan
keterwakilan keanekaragaman
hayati dan
ekosistemnya, dapat
digunakan untuk
kepentingan penelitian,
pendidikan, dan pengembangan ilmu pengetahuan. Selain itu blok perlindungan merupakan kawasan sangat sensitif dan memerlukan upaya
perlindungan dan konservasi. b
Kriteria Blok Perlindungan
a
Bagian kawasan TAHURA yang mempunyai keanekaragaman jenis tumbuhan beserta ekosistemnya yang dapat mencerminkan
keperwakilan representation,
keaslian originalitiny
atau kealamian
naturalness, keunikan
uniqueness, kelangkaan
raritiness, ancaman kepunahan exhaution, keutuhan satuan ekosistem ecosystem ingrity, dan keutuhan kawasan intacness
yang memerlukan upaya konservasi;
b
Mempunyai keanekaragaman jenis tumbuhan beserta ekosistemnya, dengan
unit-unit penyusunnya
yang mewakili
formasi biotaekosistem sebagai habitat tumbuhan tertentu yang dilindungi
untuk mendukung upaya perkembangbiakan dari jenis flora dan ekosistemnya, serta kondisi fisiknya masih asli dan belum terganggu
oleh aktivitas manusia; perpustakaan.uns.ac.id
commit to user
c
Mempunyai luasan dan bentuk areal yang cukup untuk menjamin keberlangsungan hidup jenis-jenis tumbuhan tertentu dan mampu
untuk menunjang pengelolaan secara efektif dan keberlangsungan proses ekologis secara alami;
d
Merupakan habitat atau tempat beraktivitas satwa untuk melindungi dan mendukung upaya perkembangbiakannya secara alami.
e
Mempunyai peran penting bagi perlindungan bentang alam, sumber air, stabilitas iklim mikro, dan fungsi ekologis lainnya
c Fungsi Blok Perlindungan
Blok perlindungan untuk perlindungan ekosistem, pengawetan flora khas beserta habitatnya yang sangat peka terhadap gangguan dan
perubahan, sumber plasma nutfah dari jenis tumbuhan, untuk kepentingan
penelitian dan
pengembangan ilmu
pengetahuan, pendidikan, penunjang budidaya.
d Kegiatan Pengelolaan Blok Perlindungan
a Inventarisasi dan monitoring sumberdaya alam hayati dengan
ekosistem; b
Perlindungan dan pengamanan; c
Penelitian dan pengembangan, ilmu pengetahuan, pendidikan, dan atau penunjang budidaya.
e Blok Perlindungan TAHURA Mangkunagoro I
Luas blok perlindungan 107,25 Ha atau 41,0 dari luas kawasan, tipe vegetasi primer merupakan hutan alam keseluruhan. Penyebaran
satwa dilindungiendemic tergolong kategori tinggi dengan jumlah 11 jenis. Topografi di blokzona perlindungan, memiliki ketinggian tempat
1.400 m dpl, memiliki tingkat kelerengan yang bervariasi, yaitu: landai sampai agak curam dengan kelas kelerengan 30 42,98 Ha, curam
dengan kelas kelerengan 30 - 45 28,98 Ha, dan terjal dengan kelas kelerengan 45 35,75 Ha. Alternatif dalam penentuan blok
perlindungan berdasarkan tingkat sensitifitas memiliki tingkat sangat Sensitif di kawasan TAHURA.
commit to user
Luas blok perlindungan dengan kategori sangat Sensitif 130,48 Ha atau 50 dari luas kawasan. Tipe vegetasi dalam blokzona
perlindungan merupakan vegetasi primer atau hutan alam 107,25 Ha dan tipe vegetasi sekunder merupakan hutan tanaman monokultur 23,23
Ha. Penyebaran satwa dilindungiendemik masuk dalam kategori tinggi dengan jumlah 11 jenis 107,25 Ha dan rendah
≤5 jenis 23,23 Ha, memiliki tingkat ketinggian tempat antara 1.000
– 1.400 m dpl 128,36 Ha. Topografi ketinggian tempat 1.400 m dpl 2,12 Ha, tingkat
kelerengan bervariasi mulai dari: landai sampai agak curam dengan kelas kelerengan 30 42,51 Ha, curam dengan kelas kelerengan 30 -
45 28,98 Ha dan terjal dengan kelas kelerengan 45 58,98 Ha. Berdasarkan penilaian tingkat sensitifitas dengan kategori sangat sensitif,
luas blok perlindungan lebih besar dari penentuan blokzonasi sebelumnya. Alasan penyebab memiliki kategori tingkat sangat sensitif
lebih luas, karena dalam blok koleksi terdapat kelerengan terjal 45 dan tingkat ketinggian tempat 1.400 mdpl, lokasi ini berada bagian
timur kawasan TAHURA, berbatasan dengan kawasan Perum Perhutani atau sebelah selatan blokzona perlindungan sebelumnya. Tingkat
vegetasi termasuk kategori vegetasi sekunderhutan monokultur dan jenis satwa dilindungiendemik
dalam kategori rendah ≤5 jenis. Jenis burung termasuk endemik antara lain Brinji Gunung Ixos
virescens, Burung Madu Gunung Aethopyga eximia, Kepodang Sungu Jawa Coracina javensis, Pelanduk Semak Malacocinclaseparium,
Takur Toh-tor Megalaima armillaris, Tepus pipi perak Stachyris melanothorax, Tesia jawa Tesia supercillaris, Walik kepala ungu
Ptilinopus porphyreus. Jenis tumbuhan yang dapat dijumpai, yaitu: Akasia Accacia Ducuren, Bintamin Cupressus sempervirens, Cale
Ficus fistulosa, Cemara Gunung Casuarina junghuniana, Cuwut Cyrtandra sp., Dempul Wrightia javanica, Kina Chincoma sp,
Kopen Lasianthus stercorarius, Pinus Pinus Sp, Puspa Schima wallichii, Pampung Unanthe javanica, Pasang Onercus sp, Sarangan
Captanopsis argentea, Tanganan Schefflera polybotry, Cebongan perpustakaan.uns.ac.id
commit to user
Helicia robusta, Apit Villebrunea rubescens, Kayu manis Cinnamomum zeylanicum, Sembung Blumea balsamifera, Merbau
Intsia amboinensis,Kebak
Ficus alba,
Jemitri Elaocarpus
oxypyrena, Genitren Nauclea obtuse BI, Eukaliptus Eucayptus regnans, Awar-awar Ficus fistulosa, Suren Toona sureni, Aren
Arenga pinnata, Cebukan Galearia filiformis, Renik Eyrya acuminate DC, Rasamala Altingia exelsa norona. Tanaman bawah di
blok perlindungan, yaitu: Banyon, Biji, Riwono, Kertak, Kingkong, Liana, Nyangkoh, Terong hutan, Meniran, Alang-alang, Amisan,
Andong, Bantengan, Blembem, Brenggolo, Ceplikan, Ganen, Gereh- gerehan, Inggo, Kerek batok, Kriyo, Krisan, Pakis, Pegagan, Pring-
pringan, Puyangan, Rigucen, Riralat, Rumput, Sembukan, Sentrong, Wedusan. Satwa liar di blok perlindungan terdiri dari aves dan mamalia
yang ditemukan. Satwa aves, yaitu: Cekakak Jawa Halcyon cyanopentris, Elang Bido Spilornis cheela, Tepekong Jambul
Hemiprocne longepennis, Cucak Kutilang Pycnonotus aurigaster, Sinenen Kelabu Orthotomus ruficeps, Kepudang Sungu Jawa
Coracina javensis, Pelanduk Semak Malacocincla seviarium, Tekukur Biasa Streptopelia chinensis, Srigunting Kelabu Dicrurus
leucophaeus, Cicak Koreng Jawa Megalurus palustris, Bentet Kelabu Lanius schach, Walet Linchi Collocalia linchi, Cinenen Pisang
Orthotomus sutorius, Sikatan Ninon Eumyias indigo, Kacamata Gunung Zosterops montanus, Sikatan Belang Ficedula westermanni,
Caladi Ulam Dendrocopos macei, Cingcoang Coklat Brachypteryx leucophrys, Jingjing Batu Hemipus hirundinaceus, Tepus Pipi Perak
Stachyris melanothorax, Burung Madu Gunung Aethopyga eximia, Berencet Kerdil Pnoepyga pusilla, Decu Belang Saxicola caprata,
Kangkok Ranting Cuculus saturates, Wiwik uncuing Cacomantis sepulcralis. Satwa mamalia yang ditemukan di blok perlindungan, yaitu:
Babi Hutan Sus scrofa, Musang Luwak Paradoxurus hermaphroditus, Tupai Kekes Tupaia javanica.
commit to user
2 Blok Koleksi
a Deskripsi Blok Koleksi
Blok Koleksi adalah bagian kawasan TAHURA yang dijadikan untuk tujuan koleksi tumbuhan danatau satwa yang alami atau buatan,
jenis asli danatau bukan asli, dimanfaatkan bagi kepentingan penelitian, ilmu pengetahuan, pendidikan, menunjang budidaya, budaya, pariwisata
dan rekreasi. b
Kriteria Blok Koleksi 1
Terdapat koleksi tumbuhan danatau satwa yang alami atau buatan, jenis asli danatau bukan asli;
2 Terdapat pemanfaatan utnuk kepentingan penelitian, ilmu
pengetahuan, pendidikan; 3
Terdapat penunjang menunjang budidaya, budaya, pariwisata dan rekreasi.
4 perubahan fisik, sifat fisik dan biologi yang secara ekologi
berpengaruh kepada kelestarian ekosistem, dan pemulihannya memerlukan adanya campur tangan manusia;
5 Terdapat species invasif danatau eksotik yang dapat mengganggu
keberadaan jenisspesies asli dalam kawasan; 6
Pemulihan kerusakan kawasan dan ekosistem memerlukan waktu sekurang-kurangnya selama 5 lima tahun.
c Fungsi Blok Koleksi
Blok Koleksi untuk Kepentingan koleksi termasuk dalam mengintroduksi jenis tumbuhan untuk dikembangkan di dalam kawasan.
Koleksi kekayaan keanekaragaman hayati dilakukan melalui penanaman berbagai jenis flora dan pelepasan fauna yang menjadi ciri khas dan
kebanggaan provinsi danatau kabupatenkota yang bersangkutan. d
Kegiatan Pengelolaan Blok Koleksi 1
Pemuliaan tumbuhan; 2
Penangkaran satwa; 3
budidaya flora dan fauna, serta bagian dari tumbuhan dan satwa liar. perpustakaan.uns.ac.id
commit to user
4 Kegiatan menunjang budidaya dalam bentuk penyediaan plasma
nutfah dilaksanakan
melalui inventarisasi
dan monitoring
sumberdaya alam hayati dengan ekosistemnya; 5
Perlindungan dan pengamanan; 6
Penelitian dan pengembangan; 7
Pembenihan dan persemaian; 8
Penanaman dan pemeliharaan tanaman; 9
Penangkaran dan pelepas-liaran satwa; 10
Pembinaan habitat dan populasi e
Blok Koleksi TAHURA Mangkunagoro I Luas blok koleksi 136,51 Ha atau 52 dari luas kawasan, tipe
vegetasi sekunder merupakan hutan tanaman monokultur dalam seluruh luas blok koleksi, satwa dilindungiendemik dengan nilai penyebaran
satwa liar masuk kategori rendah dengan jumlah 4 jenis, memiliki tingkat ketinggian tempat antara 1.000
– 1.400 m dpl 70,41 Ha dan memiliki ketinggian tempat 1.400 m dpl 66,10 Ha, memiliki
kelerengan topografi yang bervariasi, yaitu: landai sampai agak curam dengan kelas kelerengan 30 51,37 Ha, curam dengan kelas
kelerengan 30 - 45 47,18 Ha, dan terjal dengan kelas kelerengan 45 37,96 Ha. Alternatif dalam penentuan blok koleksi berdasarkan
tingkat sensitifitas memiliki tingkat Sensitif di kawasan TAHURA. Luas blok koleksi dengan kategori Sensitif, yaitu 122,66 Ha atau
47 dari luas kawasan, tipe vegetasi sekunder merupakan hutan tanaman monokultur 113,28 Ha dan tipe vegetasi dengan lahan kosong atau
kerapatan tajuk jarang 9,38 Ha, satwa dilindungiendemik dengan nilai penyebaran satwa liar masuk kategori rendah jumlah rendah
≤5 jenis, memiliki tingkat ketinggian tempat antara 1.000
– 1.400 m dpl 79,79 Ha dan memiliki ketinggian tempat 1.400 m dpl 42,87 Ha, memiliki
kelerengan topografi yang bervariasi, yaitu: landai sampai agak curam dengan kelas kelerengan 30 51,37 Ha, curam dengan kelas
kelerengan 30 - 45 37,96 Ha, dan terjal dengan kelas kelerengan 45 33,32 Ha. Berdasarkan penilaian tingkat sensitifitas, luas blok
commit to user
koleksi berkurang 5 13,85 Ha dari penentuan blokzonasi sebelumnya, di sebagian blok koleksi dapat dimanfaatkan sebagai blok
perlindungan dengan sensitifitas sangat Sensitif. Kawasan TAHURA bagian utara barat yang berbatasan desa Berjo dan Girimulyo terdapat
tingkat penilaian Sensitif. Tingkat penilaian Sensitif lebih dipengaruhi oleh tingkat kelerengan terjal 45, sedangkan tingkat ketinggian
tempat masih diantara 1.000 mdpl sampai dengan 1.400 mdpl, tingkat vegetasi termasuk sebagian vegetasi sekunderhutan tanaman monokultur
113,28 Ha dan lahan kosong 9,38 Ha, jenis satwa dilindungiendemik dalam
kategori rendah ≤5 jenis. Jenis tumbuhan yang dapat dijumpai di blok koleksi, yaitu:
Akasia Accacia ducuren, Apit Villebrunea rubescens, Bintamin Cupressus sempervirens, Cale Ficus fistulosa, Cemara Gunung
Casuarina junghuniana, Cuwut Cyrtandra sp., Dempul Wrightia javanica, Kayu manis Cinnamomum zeylanicum, Kina Chincoma sp,
Pampung Unanthe javanica, Pasang Onercus sp, Pinus Pinus sp, Puspa Schima wallichii, Sarangan Captanopsis argentea, Sembung
Blumea balsamifera, Tanganan Schefflera polybotry, Araukaria Araucaria heteropylla, Bendo Artocarpus altillis, Cebongan Helicia
robusta, Kaliandra Calliandra calothyrsus, Meranti Sorea sp, Suren Toona sureni, Tengkawang Shorea stenoptera, Bisbul Diospyros
blancoi, Imer Breynia mcrophyll, Jambu biji Psidium pumilum, Kepuh Sterculia foetida, Krangean Litsea cubeba, Rasamala Altingia
exelsa norona, Renik Eyrya acuminate. Tanaman bawah di blok koleksi, yaitu: Alang-alang, Amisan, Andong, Bantengan, Blembem,
Brenggolo, Ceplikan, Ganen, Gereh-gerehan, Inggo, Kerek batok, Kriyo, Krisan, Pakis, Pegagan, Pring-pringan, Puyangan, Rigucen, Riralat,
Rumput, Sembukan, Sentrong, Wedusan. Satwa liar di blok koleksi terdiri dari aves dan mamalia yang ditemukan. Satwa aves, yaitu:
Cekakak Jawa Halcyon cyanopentris, Elang Bido Spilornis cheela, Tepekong
Jambul Hemiprocne
longepennis, Cucak
Kutilang Pycnonotus aurigaster, Sinenen Kelabu Orthotomus ruficeps,
commit to user
Kepudang Sungu Jawa Coracina javensis, Pelanduk Semak Malacocincla seviarium, Tekukur Biasa Streptopelia chinensis,
Srigunting Kelabu Dicrurus leucophaeus, Takur Ungkut Ungkut Megalaima armillaris, Kekep Babi Artamus leucorynchus, Cicak
Koreng Jawa Megalurus palustris, Bentet Kelabu Lanius schach, Walet Linchi Collocalia linchi, Cinenen Pisang Orthotomus sutorius,
Sikatan Ninon Eumyias indigo, Kacamata Gunung Zosterops montanus, Ceret Gunung Cettia vulcania, Cekakak Sungai Halcyon
chloris, Sikatan Belang Ficedula westermanni, Cabak Kota Caprimulgus affinis, Wiwik kelabu Ficedula westermanni. Satwa
mamalia yang ditemukan di blok perlindungan, yaitu: Bajing Kelapa Callosciurus notatus, Kijang Muntiacus muntjak.
Dalam pengembangan koleksi tumbuhan dilaksanakan baik melalui pendekatan pola individu maupun pola tematik. Pola tematik
antara lain koleksi tumbuhan bernilai spiritualbudaya, tumbuhan yang memiliki potensi ekonomi yang tinggi. Koleksi tumbuhan yang bernilai
spiritual antara lain, Liwung, adem ati, lotrok, Gaharu Aquilaria
malaccensis, cendana Santalum album. Untuk mendukung upaya pengawetan sumber daya hayati di
kawasan ini juga telah dikembangkan koleksi tanaman hutan antara lain koleksi tumbuhan asli Gunung Lawu sebanyak 22 jenis, antara lain:
manisrejo, kebak, orok-orok, tanganan, wasen, cemara gunung, dadap lampir, lotrok, nyampuh, pakis, parijoto, preh, tanganan, wsen, lempeni,
aruh, edelwis, anggrek, palem jawar, palem piji dan liwing. Untuk koleksi tumbuhan yang bukan asli antara lain dewandaru, cendana, buah
bisbul, eboni, bulu, asem jawa, duku, eukaplitus, flamboyant, Gaharu, gayam, kayu putih, jabon, kedawung, kanthil gunung, kenangan, kapel,
mahkota dewa, malaba, nam-nam, salam, sampur, sonokeling, sawo manila, tali kuning, wuni, palem putri, palem sadang, puspa, merbau,
araucaria, suren, meranti, tengkawang, aren, dan bamboo. Terdapat jenis spesies baru yaitu rusa timor, rusa tutul, rusa jawa dan aves. Baik koleksi
jenis tumbuhan maupun satwa sampai sekarang kurang terdokumentasi perpustakaan.uns.ac.id
commit to user
dengan baik, karena adanya keterbatasan SDM dan prasarana sistem pendataan, teknik pengembangan koleksi.
3 Blok Pemanfaatan
a
Deskripsi Blok Pemanfaatan
Blok pemanfaatan adalah bagian kawasan TAHURA, yang karena letak, kondisi dan potensinya ditetapkan terutama dimanfaatkan
untuk kegiatan pariwisata alam, jasa lingkungan alam, termasuk untuk pemenuhan sarana dan prasarana pemanfaatan dan pengelolaan.
b Kriteria Blok Pemanfaatan
1 Mempunyai potensi keanekaragaman flora, fauna berserta
ekosistemnya tertentu serta formasi geologinya yang indah, unik dan menarik;
2 Mempunyai luasan yang cukup untuk menjamin kelestarian potensi
dan daya tarik untuk dimanfaatkan bagi pariwisata dan rekreasi alam terbatas;
3 Memiliki kondisi lingkungan yang mendukung pemanfaatan jasa
lingkungan, pengembangan pariwisata alam dan rekreasi, pendidikan, penelitian, ilmu pengetahuan, dan menunjang budidaya;
4 Merupakan wilayah yang memungkinkan dibangunnya sarana
prasarana bagi kegiatan, pemanfaatan jasa lingkungan, pariwisata alam dan rekreasi, pendidikan, penelitian, ilmu pengetahuan, dan
menunjang budidaya. c
Fungsi Blok Pemanfaatan Blok pemanfaatan untuk pengembangan pariwisata alam dan
rekreasi, jasa lingkungan, pendidikan, penelitian dan pengembangan yang menunjang pemanfaatan, kegiatan penunjang budidaya.
d Kegiatan Pengelolaan
1 Peningkatan Promosi dan kerjasama pemanfaatan;
2 Peningkatan pelayanan pemanfaatan;
3 Pengendalian pemanfaatan;
4 Pengembangan dan pelayanan data dan informasi.
commit to user
e Blok Pemanfaatan TAHURA Mangkunagoro I
Luas blok pemanfaatan 17,47 Ha atau 7 dari luas kawasan, tipe vegetasi sekunder merupakan hutan tanaman monokultur dengan
sebagian besar merupakan lahan kosong, tidak ditemukan satwa dilindungiendemik, memiliki tingkat ketinggian tempat antara 1.000
– 1.400 m dpl, memiliki kelerengan topografi yang bervariasi, yaitu: agak
curam dengan kelas kelerengan 30 - 45 8,09 Ha, dan terjal dengan kelas kelerengan 45 9,38 Ha. Alternatif dalam penentuan blok
pemanfaatan, mempunyai tingkat sensitifitas tidak Sensitif di kawasan TAHURA.
Luas blok pemanfaatan dengan kategori tidak Sensitif 8,55 Ha atau 3 dari luas kawasan, tipe vegetasi didominasi berupa lahan
kosong dengan kerapatan tajuk sangat jarang 8,55 Ha, tidak terdapat satwa dilindungiendemik, memiliki tingkat ketinggian tempat antara
1.000 – 1.400 m dpl 8,55 Ha dan memiliki kelerengan topografi agak
curam dengan kelas kelerengan 30 - 45. Berdasarkan penilaian tingkat sensitifitas, luas blok pemanfaatan lebih sempit dari penentuan
blokzonasi sebelumnya karena pada sebagian blok pemanfaatan dimanfaatkan sebagai blok koleksi dengan nilai tingkat Sensitif.
Kawasan TAHURA bagian utara barat yang berbatasan desa Berjo dan Girimulyo terdapat tingkat penilaian Sensitif. Tingkat penilaian tidak
Sensitif lebih dipengaruhi oleh tingkat vegetasi yang merupakan lahan kosong dan pengguanaan sarana prasarana, sedangkan tingkat ketinggian
tempat masih diantara 1.000 mdpl sampai dengan 1.400 mdpl, jenis satwa dilindungiendemik dalam kategori tidak ditemukan.
Jenis tumbuhan yang dapat dijumpai di blok pemanfaatan, yaitu: Pinus Pinus sp, Akasia Accacia ducuren dan Cemara Gunung
Casuarina junghuniana. Tanaman bawah di blok pemanfaatan, yaitu: Bantengan, Meniran, Pegagan, Puyangan, Rigucen, Rumput. Satwa liar
aves di blok pemanfaatan, yaitu: Walet Linchi Collocalia linchi, Layang-layang loreng Hirundo striolata, Ayam Hutan Hijau Gallus
varius, Cucak Kutilang Pycnonotus aurigaster, Tepekong Jambul perpustakaan.uns.ac.id
commit to user
Hemiprocne longipennis,Caladi Ulam Dendrocopos macei, Walet Sarang Putih Collocalia fuciphagus, Kapinis Rumah Apus nipalensis,
Cica Koreng Jawa Megalurus palustris, Wiwik kelabu Cacomantis merulinus.
commit to user
76
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN