PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK-PAIR SHARE (TPS)YANG DIKOMBINASIKAN DENGAN ANIMASI MULTIMEDIA TERHADAP PENGUASAAN MATERI SISTEM PERNAPASAN MANUSIA OLEH SISWA KELAS VIII (Studi Eksperimen pada Siswa Kelas VIII SMP Negeri 13 Ban

(1)

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Dunia pendidikan dewasa ini dihadapkan kepada masalah-masalah yang mendasar, yaitu usaha-usaha peningkatan mutu pendidikan dan kualitas pendidikan itu sendiri. Sejalan dengan hal tersebut, maka sekolah sebagai lembaga pendidikan formal mempunyai tugas dalam memenuhi harapan dan tujuan tersebut. Oleh karena itu dibutuhkan suatu

pemikiran serta perencanaan dalam pelaksanaan proses pendidikan agar dapat berjalan dengan baik sesuai dengan yang diharapkan.

Proses pembelajaran terjadi karena adanya interaksi antara siswa dengan guru, siswa dengan lingkungan, dan siswa dengan sesamanya serta siswa dengan berbagai sarana yang ada. Dari berbagai interaksi tersebut, diharapkan akan terjadi perubahan tingkah laku (pengetahuan, keterampilan, dan sikap) yang disebut hasil belajar. Dengan demikian proses pembelajaran akan berjalan dengan baik dan memperoleh hasil yang maksimal apabila dilakukan dengan model instruksional dan penyampaian (media informasi pendidikan) yang tepat.

Biologi adalah ilmu mengenai kehidupan dan objek kajiannya sangat luas, yaitu: mencakup semua makhluk hidup. Pendidikan biologi menekankan pada pemberian pengalaman secara langsung. Karena itu, siswa perlu dibantu untuk mengembangkan sejumlah keterampilan proses supaya mereka mampu menjelajahi dan memahami alam sekitar. Dengan demikian, siswa dapat merasakan manfaat pembelajaran biologi tersebut bagi diri serta masyarakatnya (Depdiknas, 2003: 6). Dengan demikian, ilmu Biologi merupakan ilmu tentang kehidupan sehari-hari yang sangat kompleks dan bersifat kongkrit.


(2)

Berdasarkan hasil observasi awal dan diskusi dengan guru bidang studi Biologi pada bulan Juni 2011 di SMP Negeri 13 Bandar Lampung, diketahui bahwa tingkat penguasaan materi untuk pelajaran biologi khususnya pada materi pokok sistem pernapasan pada manusia selama ini masih tergolong rendah. Hal ini dapat dilihat dari nilai rata-rata hasil ujian semester Tahun Pelajaran 2010/2011 pada materi pokok sistem pernapasan pada manusia baru mencapai 50. Nilai ulangan siswa menunjukkan hanya 50% siswa kelas VIII yang memperoleh nilai ≥ 50. Hasil ulangan tersebut masih rendah jika dibandingkan dengan kriteria ketuntasan minimum yaitu 100% siswa memperoleh nilai ≥ 65.

Merujuk dari data tersebut dimungkinkan proses pembelajaran di sekolah, khususnya di SMP Negeri 13 Bandar Lampung belum efektif karena pelajaran biologi masih

disampaikan dengan metode ceramah. Selain itu, guru juga pernah melakukan diskusi informasi, namun belum mencapai kriteria ketuntasan minimum (KKM) ≥ 65. Materi pokok sistem pernapasan pada manusia adalah salah satu konsep yang diberikan pada siswa SMP kelas VIII semester 1 dengan standar kompetensi memahami berbagai sistem dalam kehidupan manusia dan kompetensi dasar adalah mendeskripsikan sistem

pernapasan pada manusia dan hubungannya dengan kesehatan. Materi ini merupakan pokok bahasan yang tergolong cukup sulit dipahami oleh sebagian besar siswa karena siswa harus dapat membandingkan macam organ penyusun sistem pernapasan manusia, proses inspirasi dan ekspirasi yang meliputi mekanisme pernapasan dada dan perut, dan proses pertukaran oksigen dan karbondioksida di dalam alveolus. Untuk dapat menguasai materi ini siswa harus mampu memahami materi, bukan hanya mengenal dan


(3)

Untuk itu digunakan multimedia, sebagaimana dijelaskan oleh Dimyati (2006: 66), bahwa untuk mengakomodasi perbedaan individu siswa, guru perlu menentukan metode pembelajaran yang melayani semua siswa dan merancang berbagai media dalam

menyajikan pesan pembelajaran. Jika perbedaan individu siswa dapat dilayani maka semua interaksi dalam pembelajaran dapat berjalan dengan baik dan akan diperoleh hasil yang maksimal.

Salah satu inovasi yang dapat dikembangkan dalam pembelajaran khususnya materi pokok Sistem Pernapasan Manusia adalah animasi multimedia. Sistem pernapasan manusia seringkali melibatkan mekanisme proses yang rumit dan struktur organ dengan bahasa latin yang sulit dipahami. Hal ini mungkin dapat diminimalisir dengan animasi multimedia yang mengintegrasikan berbagai media menjadi satu. Setiap komponen media dapat merangsang satu atau lebih indra manusia. Menurut Dale (1946, dalam Latuheru, 1988:16) yang menyatakan bahwa pemerolehan hasil belajar melalui indra pandang berkisar 75%, melalui indra dengar sekitar 13%, dan melalui indra lainnya sekitar 12%.

Animasi multimedia ini akan dapat digunakan dengan baik apabila disampaikan dengan metode pembelajaran yang tepat, seperti metode yang dapat melibatkan sebagian besar siswa secara aktif. Salah satu metode yang sesuai adalah metode pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share (TPS) atau berpikir berpasangan berbagi. Pembelajaran kooperatif mempunyai titik tekan bahwa siswa akan lebih mudah menemukan dan memahami konsep yang sulit jika mereka saling berdiskusi dengan temannya. Sedangkan TPS memberikan kesempatan kepada siswa untuk bekerja sendiri, bekerja sama dengan orang lain, dan dapat mengoptimalkan partisipasi siswa (Lie, 2004: 58).


(4)

Beberapa hasil penelitian menunjukkan bahwa pembelajaran kooperatif mempunyai dampak positif terhadap siswa yang rendah hasil belajarnya. Hasil penelitian Wulandari (2009:33) menunjukkan bahwa penerapan model pembelajaran TPS meningkatkan penguasaan konsep siswa dapat dilihat dari nilai yang diperoleh siswa yaitu 81,05 sedangkan yang tidak menggunakan TPS yaitu 69,87. Dengan demikian penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe TPS memberikan pengaruh terhadap penguasaan konsep pada materi pokok Sistem Pernapasan pada Manusia. Hasil penelitian

Pramudiyanti (2006 : 430) menyimpulkan bahwa terdapat perbedaan rata-rata hasil belajar sebelum dan sesudah menggunakan metode TPS, yaitu meningkat sebesar 83,78%.

Hasil penelitian Ariansyah (2009:36) menunjukkan bahwa penggunaan kombinasi animasi multimedia melalui pembelajaran kooperatif tipe TPS meningkatan penguasaan materi dilihat dari nilai yang diperoleh yaitu 77,83 sedangkan pembelajaran yang tidak menggunakan animasi yaitu 72,11.

Sedangkan hasil penelitian yang menggunakan animasi multimedia sebagai berikut Hasil penelitian Inah (2010:66) bahwa proses pembelajaran tipe Jigsaw dengan animasi multimedia dan pembelajaran tipe NHT dengan animasi, menunjukkan bahwa yang pembelajarannya menggunakan animasi multimedia dengan model pembelajaran tipe Jigsaw adalah 66,37 sedangkan yang pembelajarannya menggunakan animasi

multimedia dengan model pembelajaran tipe NHT adalah 59,78. Kenyataan ini

menunjukkan bahwa penggunaan animasi multimedia dengan model pembelajaran tipe Jigsaw lebih tinggi dari model pembelajaran tipe NHT. Begitupun hasil penelitian Fitria

(2010:52), Bahwa rata-rata nilai pada kelas yang pembelajarannya mengunakan animasi multimedia dengan model pembelajaran kooperatif teknik tari bambu 75.36, sedangkan


(5)

yang pembelajaran tanpa menggunakan animasi multimedia dengan model pembelajaran Teknik tari bambu adalah 65,06.

Pembelajaran tentang animasi multimedia melalui pembelajaran TPS belum pernah dilakukan di sekolah ini. Oleh karena itu penulis tertarik untuk mengadakan penelitian mengenai penguasaan materi pokok Sistem Pernapasan Manusia oleh siswa pada penggunaan animasi multimedia melalui pembelajaran kooperatif tipe TPS, untuk mengetahui pengaruhnya terhadap penguasaan materi pokok Sistem Pernapasan Manusia oleh siswa kelas VIII semester ganjil SMP Negeri 13 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2011/2012.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka permasalahan dalam penelitian ini dirumuskan sebagai berikut:

1.Apakah penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe TPS yang

Dikombinasi dengan animasi multimedia dapat meningkatkan penguasaan materi oleh siswa pada Sistem Pernapasan Manusia?

2. Apakah penguasaan materi Sistem Pernapasan Manusia pada penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe TPS yang dikombinasi dengan animasi multimedia dapat meningkatkan aktivitas siswa?

C. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk:

1. Mengetahui pengaruh penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe TPS yang dikombinasi dengan animasi multimedia terhadap penguasaan


(6)

materi pokok Sistem Pernapasan Manusia.

2. Mengetahui aktivitas siswa selama pembelajaran materi pokok Sistem Pernapasan Manusia pada penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe TPS yang

dikombinasi animasi multimedia.

D. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat untuk:

1. Siswa, yaitu mendapat pengalaman belajar yang berbeda dalam pembelajaran materi pokok Sistem Pernapasan Manusia.

2. Guru, yaitu mendapatkan wawasan tentang penggunaan kombinasi animasi multimedia dan pembelajaran kooperatif tipe TPS sebagai alternatif pembelajaran dalam usaha mengoptimalkan penguasaan materi pokok Sistem Pernapasan Manusia.

3. Peneliti, yaitu memberikan wawasan, pengalaman, bahan masukan bagi peneliti sebagai calon guru untuk memilih media dan metode

pembelajaran yang tepat untuk meningkatkan penguasaan materi pokok Sistem Pernapasan Manusia.

4. Sekolah, yaitu sebagai masukan untuk mengoptimalkan penggunaan kombinasi animasi multimedia dalam kegiatan pembelajaran di sekolah pada khususnya dan mutu pendidikan pada umumnya.

E. Ruang Lingkup Penelitian


(7)

1. Subjek penelitian adalah siswa-siswi kelas VIII semester ganjil SMP Negeri 13 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2011/2012.

2. Objek penelitian adalah penguasaan materi pokok Sistem Pernapasan Manusia yang diperoleh dari hasil pretes dan postes

3. Kombinasi animasi multimedia yang dimaksud adalah teks (grafis), gambar, animasi, audio, visual, dan video yang diintegrasikan dengan software macromedia flash 8, kemudian diproyeksikan ke layar dengan bantuan komputer atau laptop, sound sistem, dan LCD

4. Pembelajaran kooperatif tipe TPS adalah pembelajaran kooperatif yang terdiri dari tiga fase, yaitu berfikir (thingking), berpasangan (pairing), dan berbagi (sharing).

F. Kerangka Pikir

Pembelajaran kooperatif (cooperative learning) merupakan pembelajaran yang

mengedepankan kerjasama antar siswa dan berinteraksi dalam menyelesaikan tugas serta saling memunculkan pemecahan masalah dengan efektif dalam masing-masing

kelompok. Pembelajaran kooperatif mempunyai titik tekan bahwa siswa akan lebih mudah menemukan dan memahami konsep yang sulit jika mereka saling berdiskusi dengan temannya.

Pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share (TPS) dapat memberikan kesempatan kepada siswa untuk bekerja sendiri serta bekerja sama dengan orang lain,

mempertimbangkan jawaban yang paling tepat, dan memberi kesempatan kepada siswa untuk saling berbagi ide. Dengan demikian siswa dapat berlatih untuk menggali dan mengolah informasi dari berbagai sumber, siswa dapat berlatih untuk menghargai pendapat orang lain, dan menumbuhkan kepercayaan diri, serta saling membantu.


(8)

mendiskusikan suatu topik penting atau pertanyaan relevan dengan area studi sekarang. Metode pembelajaran ini akan mempertajam ingatan siswa dan mampu mengembagkan interaksi siswa di dalam kelas sehingga sebagian besar akan lebih aktif. Dengan

demikian diharapkan pembelajaran menggunakan animasi multimedia yang

dikombinasikan dengan pembelajaran kooperatif tipe TPS akan memberikan hasil yang lebih maksimal jika dibandingkan dengan pembelajaran hanya dengan pembelajaran kooperatif tipe TPS saja.

Proses pembelajaran salah satunya bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan siswa, yaitu ditunjukkan oleh adanya hasil belajar yang memuaskan. Untuk memperoleh hasil belajar yang memuaskan tersebut dipengaruhi oleh berbagai faktor, yaitu: siswa, guru, dan model pembelajaran, serta media yang digunakan. Di dalam pembelajaran guru dihadapkan pada macam-macam keunikan siswa, dalam kelas yang terdiri dari 32 orang siswa, maka akan ditemukan 32 macam keunikan, seperti: tingkah laku, cara belajar, tingkat kepahaman dan sebagainya.

Untuk mewujudkan tujuan tersebut, guru sebagai mediator dan fasilitator dalam proses pembelajaran harus mampu melayani setiap siswa sesuai karakteristik mereka masing-masing. Implikasi prinsip perbedaan individu-individu tersebut diantaranya dengan cara menggunakan berbagai metode yang dianggap mampu mengakomodasi semua kebutuhan siswa dan merancang pemanfaatan berbagai media dalam menyajikan pesan-pesan

pembelajaran.

Salah satu upaya yang bisa dilakukan oleh guru adalah penggunaan animasi multimedia yang dikombinasikan dengan pembelajaran kooperatif tipe TPS. Animasi multimedia mencakup berbagai media yang terintegrasi menjadi satu, setiap komponen media dapat merangsang satu atau lebih indra manusia. Selain itu berdasarkan hasil penelitian,


(9)

kegiatan pembelajaran akan lebih efektif dan mudah jika dibantu dengan media yang kompleks, dimana 13% dari yang dipelajari terjadi lewat indera pendengaran, sedangkan 75% lewat indera penglihatan dan 12% dari indra lainnya.

Variabel dalam penelitian ini adalah variabel bebas dan variabel terikat. Variabel bebas adalah animasi multimedia dan pembelajaran kooperatif tipe TPS serta variabel terikatnya adalah penguasaan materi pokok Sistem Pernapasan Manusia oleh siswa.

Paradigma penelitian yang digunakan adalah paradigma satu variabel (gambar1).

Diagram : Hubungan antara variabel bebas dengan variabel terikat. Keterangan : X = Media Animasi dan Pembelajaran kooperatif tipe TPS, Y = Penguasaan materi pokok Sistem Pernapasan Manusia oleh siswa.

G. Hipotesis

Hipotesis penelitian adalah sebagai berikut:

H0 = Tidak ada pengaruh yang signifikan dari penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe TPS yang dikombinasi dengan animasi multimedia terhadap penguasaan materi pokok Sistem


(10)

Pernapasan Manusia.

H1 = Ada pengaruh yang signifikan dari penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe TPS yang dikombinasi dengan animasi multimedia dalam


(11)

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Animasi Multimedia

Kata media berasal dari bahasa latin dan merupakan bentuk tunggal dari kata medium yang secara harfiah berarti perantara atau pengantar (Sadiman, 1984 :6). Assosiation of Education and Communication Technology (1977, dalam Arsyad, 1996:3), memberi

batasan media sebagai segala bentuk saluran yang digunakan untuk menyampaikan pesan atau informasi. Menurut Heinich (1996, dalam Angkowo dan Kosasih 2007:10), media adalah saluran komunikasi termasuk film, televisi, diagram, materi tercetak, dan

komputer serta instruktur.

Pada hakikatnya kegiatan belajar mengajar adalah suatu proses komunikasi. Proses komunikasi (proses penyampaian pesan) harus diciptakan atau diwujudkan melalui kegiatan penyampaian dan tukar menukar pesan atau informasi oleh setiap guru dan peserta didik. Yang dimaksud pesan atau informasi dapat berupa pengetahuan, keahlian (skill), ide, pengalaman, dan sebagainya. Agar tidak terjadi kesesatan dalam proses komunikasi perlu digunakan sarana yang membantu proses komunikasi yang disebut media (Rohani, 1997:1). Hubungan komunikasi dalam pendidikan akan berjalan dengan lancar dan tercapai hasil yang maksimal apabila menggunakan alat bantu yang disebut media (Hamalik, 1986:2).

Menurut Arsyad (2000:4),” media adalah komponen sumber belajar atau wahana fisik yang mengandung materi instruksional di lingkungan siswa yang dapat merangsang siswa untuk belajar”. Sedangkan Danim (1995:7) menyatakan bahwa media pendidikan


(12)

pendidik dalam rangka berkomunikasi dengan siswa atau peserta didik. Alat bantu itu disebut media

pendidikan sedangkan komunikasi adalah sistem penyampaiannya.

Selanjutnya menurut suheri (2006:6) multimedia dapat diartikan sebagai penggunaan beberapa media yang berbeda untuk menggabungkan dan menyampaikan informasi. Menurut Ariasdi (2008:44) animasi dapat juga diartikan dengan menghidupkan gambar yang mati, menggerakkan gambar yang diam dengan cara membuat metamorfosa dari bentuk semula ke bentuk selanjutnya dalam durasi tertentu. Animasi cocok untuk menciptakan realitas dari sesuatu yang semu, sesuatu yang tidak mampu ditangkap oleh realitas dalam citra visual. Animasi merupakan rangkaian gambar yang membentuk sebuah gerakan.

“Multimedia juga dapat diartikan sebagai gabungan alat-alat teknik seperti komputer, memori elektronik, jaringan informasi, dan alat-alat display yang dapat menyajikan berbagai informasi melalui berbagai format seperti : teks, gambar nyata atau grafik melalui multi saluran sensorik ,” (Dabutar, 2007:2). Sedangkan yang dimaksud dengan pembelajaran multimedia adalah suatu kegiatan belajar mengajar di mana dalam

penyampaian bahan pelajaran yang

disajikan kepada siswa, guru menggunakan atau menerapkan berbagai perangkat media pembelajaran (Fidiatno, 2007:8).

Suheri (2006:7) berpendapat bahwa terdapat empat komponen penting multimedia yaitu : 1. Adanya komputer yang mengkoordinasikan apa yang dilihat dan yang didengar, yang

berinteraksi dengan kita.

2. Adanya link yang menghubungkan kita dengan informasi.

3. Adanya alat navigasi yang memandu kita, menjelajah jaringan informasi yang saling terhubung.

4. Multimedia menyediakan tempat kepada kita untuk mengumpulkan, memproses, dan mengkomunikasikan informasi dan ide kita sendiri.


(13)

Ariasdi (2008:3) mengemukakan bahwa keunggulan dari sebuah multimedia dalam pembelajaran, yaitu:

1. Memperbesar benda yang sangat kecil dan tidak tampak oleh mata, seperti kuman, bakteri, elektron, dan lain-lain,

2. Memperkecil benda yang sangat besar yang tidak mungkin dihadirkan ke sekolah, seperti gajah, rumah, gunung, dan lain-lain,

3. Menyajikan benda atau peristiwa yang kompleks, rumit, dan berlangsung cepat atau lambat, seperti sistem tubuh manusia, bekerjanya suatu mesin, beredarnya planet Mars, berkembangnya bunga, dan lain-lain,

4. Menyajikan benda atau peristiwa yang jauh, seperti bulan, bintang, salju, dan lain-lain,

5. Menyajikan benda atau peristiwa yang berbahaya, seperti letusan gunung berapi, harimau, racun, dan lain-lain,

6. Meningkatkan daya tarik dan perhatian siswa.

Menurut Fidiatno (2007:7), ada beberapa manfaat yang dapat diambil oleh siswa maupun guru dalam pembelajaran berbasis multimedia yaitu :

1. Pengenalan perangkat teknologi informasi dan komunikasi kepada siswa.

2. Memberikan pengalaman baru dan menyenangkan baik bagi guru itu sendiri maupun siswa.

3. Metode pembelajaran yang menyenangkan dapat menambah motivasi belajar anak lebih meningkat.

4. Mengejar ketertinggalan akan pengetahuan tentang Iptek di bidang pendidikan. 5. Mengikuti perkembangan Iptek.

Sedangkan animasi multimedia merupakan proses pembentukan gerak dari berbagai media atau objek yang divariasikan dengan efek-efek dan filter, gerakan transisi, serta suara-suara yang selaras dengan gerakan animasi tersebut (Suheri, 2006:5).

Beberapa kelebihan dari penggunaan animasi multimedia dalam pendidikan yang dikemukakan oleh Rakim (2008:20) adalah :

a. Sistem pembelajaran lebih inovatif dan interaktif. Guru akan selalu dituntut untuk kreatif inovatif dalam mencari terobosan pembelajaran,

b. Sarana untuk memberikan pemahaman kepada siswa atas materi yang akan diberikan, c. Mampu menimbulkan rasa senang selama proses pembelajaran berlangsung. Hal ini

akan menambah motivasi siswa selama proses pembelajaran hingga didapatkan tujuan pembelajaran yang maksimal,

d. Merupakan media penyimpanan yang relatif gampang dan fleksibel,

Mampu memvisualisasikan materi yang selama ini sulit untuk diterangkan hanya sekedar dengan penjelasan atau alat peraga yang konvensional.


(14)

Suheri (2006:9) berpendapat bahwa tujuan pembelajaran melalui animasi multimedia adalah :

1. Kualitas seperti penguasaan materi, penggunaan perangkat lunak multimedia dalam proses pembelajaran akan meningkatkan efisiensi, meningkatkan motivasi,

memfasilitasi belajar aktif, memfasilitasi belajar eksperimental, konsisten dengan belajar berpusat pada siswa, dan memandu untuk belajar lebih baik.

2. Waktu yang singkat untuk mencapai tujuan tertentu dalam belajar. Multimedia mampu mempercepat pemahaman sehingga belajar menjadi lebih singkat.

3. Efisiensi biaya , bahan pembelajaran lebih sering dalam bentuk digital yang disimpan dalam bentuk disk. Sebuah CD-ROOM bias menyimpan sekitar 680 MB data, setara dengan 250.000 halaman buku atau 200 buku atau 2 rak buku.

B. Pembelajaran Kooperatif (Cooperative Learning) Tipe TPS

Pembelajaran kooperatif muncul dari konsep bahwa siswa akan lebih mudah menemukan dan memahami konsep yang sulit jika mereka saling berdiskusi dengan temannya (Trianto, 2007: 41).

Di dalam kelas kooperatif, selama belajar siswa tetap tinggal dalam kelompoknya selama beberapa kali pertemuan. Mereka diajarkan keterampilan-keterampilan khusus agar dapat bekerja sama dengan baik di dalam kelompoknya, seperti menjadi pendengar aktif,

memberikan penjelasan kepada teman sekelompok dengan baik, berdiskusi dan sebagainya. Ibrahim (2000 : 7, dalam Trianto, 2007: 44), menyatakan bahwa tujuan-tujuan pembelajaran kooperatif mencakup tiga jenis tujuan penting, yaitu hasil belajar akademik, penerimaan terhadap keragaman, dan pengembangan keterampilan sosial.

Salah satu pendekatan yang bisa digunakan oleh guru dalam menerapkan model pembelajaran kooperatif adalah tipe Think Pair Share (TPS). Model Think-Pair-Share (TPS) atau berpikir berpasangan berbagi merupakan jenis pembelajaran kooperatif yang dirancang untuk

mempengaruhi pola interaksi siswa. Strategi TPS ini berkembang dari penelitian belajar kooperatif dan waktu tunggu. TPS pertama kali dikembangkan oleh Frang Lyman dan koleganya di Universitas Maryland. Arend (1977, dalam Trianto, 2007: 48), menyatakan bahwa TPS merupakan suatu cara yang efektif untuk membuat variasi-variasi suasana pola diskusi kelas.


(15)

Ada empat prinsip kerja dari TPS yang sesuai dengan pembelajaran kooperatif. Empat prinsip kerja itu adalah sebagai berikut :

1. Saling ketergantungan positif diantara siswa sehingga siswa mampu belajar dari siswa lain.

2. Tanggung jawab individual

Setiap siswa bertanggung jawab pada gagasannya karena akan dipaparkan pada pasangannya dan pada seluruh kelas.

3. Partisipasi yang seimbang

Setiap siswa akan mempunyai kesempatan yang sama untuk berbagi

(mengemukakan pendapatnya) dengan pasangannya dan pada seluruh kelas. 4. Interaksi bersama

Semua siswa akan aktif dalam mengemukakan pendapat dan mendengarkan sehingga menciptakan interaksi tingkat tinggi. Hal ini akan menciptakan

pembelajaran yang aktif jika dibandingkan dengan cara Tanya jawab yang sudah biasa dilakukan oleh guru, dimana hanya satu atau dua siwa saja yang aktif (Anonim, 2001 : 1).

TPS merupakan jenis pembelajaran kooperatif yang dirancang untuk mempengaruhi pola interaksi siswa agar tercipta suatu pembelajaran yang kooperatif yang dapat

meningkatkan penguasaan akademik dan keterampilan siswa. Prosedur pembelajaran yang digunakan dalam TPS ini dapat memberikan lebih banyak waktu kepada siswa untuk berfikir, untuk merespon dan saling membantu satu sama lain. TPS memiliki keunggulan dibanding


(16)

dengan metode tanya jawab, karena TPS mengedepankan aspek berfikir secara mandiri, tanggung jawab terhadap kelompok, kerjasama dengan kelompok kecil, dan dapat menghidupkan suasana kelas (Nurhadi dan Senduk, 2004 : 67).

TPS dapat mengoptimalisasikan partisipasi siswa. Siswa diberi kesempatan untuk

bekerja sendiri serta bekerjasama dengan orang lain. Waktu berfikir akan memungkinkan siswa untuk mengembangkan jawaban. Siswa akan dapat memberikan jawaban yang lebih panjang dan lebih berkaitan. Jawaban yang dikemukakan juga telah difikirkan dan didiskusikan. Siswa akan lebih berani mengambil resiko dan mengemukakan jawabannya di depan kelas dan karena mereka telah “mencoba” dengan pasangannya. Proses

pelaksanaan TPS akan membatasi munculnya aktivitas siswa yang tidak relevan dengan pembelajaran karena siswa harus mengemukakan pendapatnya, minimal pada

pasangannya (Lyman, 2002 : 2).

Menurut Nurhadi dan Senduk (2004 : 67) tahapan-tahapan dalam TPS dapat dijabarkan sebagai berikut :

1. Thinking (berfikir)

Guru mengajukan pertanyaan/permasalahan yang berkaitan dengan materi yang baru dipelajari, kemudian memberi kesempatan kepada seluruh siswa untuk memikirkan jawabannya secara mandiri dalam 1 menit;

2. Pairing (berpasangan)

Jawaban yang telah difikirkan secara mandiri, kemudian disampaikan kepada pasangannya masing-masing (teman sebangkunya). Pada tahap ini, siswa dapat menuangkan idenya, menambahkan gagasan, dan berbagi jawaban dengan pasangan. Tahap ini berlangsung dalam 4 menit;


(17)

Guru membimbing kelompok untuk menyampaikan hasil diskusi secara bergantian. Sampai sekitar seperempat kelompok menyampaikan pendapat. Pada tahap ini seluruh kelompok dapat mendengarkan pendapat yang akan disampaikan oleh perwakilan tiap kelompok. Kelompok yang menyampaikan pendapatnya harus bertanggung jawab atas jawaban dan pendapat yang disampaikan. Pada akhir diskusi guru memberi tambahan materi yang belum terungkapkan oleh kelompok diskusi. Singkat dan padatnya aktivitas pada masing-masing tahapan membuat siswa benar-benar merasa memiliki tanggung jawab untuk menyelesaikan permasalahannya, hal ini

memberikan nilai yang positif seperti yang diungkapkan oleh Suardi dalam Sardiman (2005: 17) yang menyatakan bahwa pembatasan waktu merupakan salah satu hal yang dapat memotivasi siswa untuk dapat menyelesaikan tugas belajarnya. Pembelajaran kooperatif tipe TPS juga dapat mengatur dan mengendalikan kelas secara keseluruhan, serta memungkinkan siswa untuk mempunyai lebih banyak waktu berfikir, untuk merespon dan saling membantu. Selain itu dengan pembelajaran kooperatif tipe TPS, siswa dapat mempertimbangkan apa yang telah dijelaskan dan dialaminya selama pembelajaran (Trianto, 2007: 61).

Tahapan pelaksanaan TPS tersebut efektif dalam membatasi aktifitas siswa yang tidak relevan dengan pembelajaran, serta dapat memunculkan kemampuan dan keterampilan siswa yang positif. Pada akhirnya TPS akan mengembangkan kemampuan siswa untuk berfikir secara terstruktur dalam diskusi mereka dan memberikan kesempatan untuk bekerja sendiri ataupun dengan orang lain melalui keterampilan berkomunikasi.


(18)

Penguasaan materi merupakan kemampuan menyerap arti dari materi suatu bahan yang dipelajari. Penguasaan bukan hanya sekedar mengingat mengenai apa yang pernah dipelajari tetapi menguasai lebih dari itu, yakni melibatkan berbagai proses kegiatan mental sehingga lebih bersifat dinamis (Arikunto, 2003:115).

Penguasaan materi merupakan hasil belajar dari ranah kognitif. Hasil belajar dari ranah kognitif mempunyai hirarki atau bertingkat-tingkat. Adapun tingkat-tingkat yang

dimaksud adalah: 1) informasi non verbal; 2) informasi fakta dan pengetahuan verbal; 3) konsep dan prinsip; dan 4) pemecahan masalah dan kreatifitas. Informasi nonverbal dikenal atau dipelajari dengan cara penginderaan terhadap objek-objek dan peristiwa-peristiwa secara langsung. Informasi fakta dan pengetahuan verbal dikenal atau dipelajari dengan cara mendengarkan orang lain dan dengan jalan membaca. Semuanya itu penting untuk memperoleh konsep-konsep. Selanjutnya, konsep-konsep itu penting untuk

membentuk prinsip-prinsip. Kemudian prinsip-prinsip itu penting di dalam pemecahan masalah atau di dalam kreativitas (Slameto, 1991:131).

Perkembangan kognitif menurut Piaget (dalam Depdiknas, 2004: 5), mengikuti tahapan-tahapan sebagai berikut: 1) tahap sensorimotor 0 – 2 tahun; 2) Preoperasional 2 – 7 tahun; 3) preoperasional kongkrit 7 – 11 tahun; dan 4) Operasional formal 11 – 14 tahun. Implikasi dari teori Piaget pada pembelajaran sains adalah pemberian kesempatan yang sebesar-besarnya kepada siswa untuk terlibat aktif dalam pembelajaran. Hal ini berarti siswa harus diarahkan agar dapat berinteraksi dengan lingkungan belajarnya. Biarkan siswa membangun (mengkonstruk) pengetahuannya sendiri baik secara individual maupun bekerja sama dengan teman dalam kelompok belajar melalui kegiatan nyata dengan bimbingan dari guru.


(19)

Berdasarkan rumusan Bloom (dalam Dimyati, 1994:23 – 28) ranah kognitif terdiri dari 6 jenis perilaku sebagai berikut :


(20)

1. Pengetahuan, mencakup ingatan tentang hal yang telah dipelajari dan tersimpan dalam ingatan,

2. Pemahaman, mencakup kemampuan menangkap arti dan makna hal yang dipelajari, 3. Penerapan, mencakup kemampuan menerapkan metode dan kaidah untuk menghadapi

masalah yang nyata dan baru,

4. Analisis, mencakup kemampuan merinci suatu kesatuan ke dalam bagian- bagian sehingga struktur keseluruhan dapat dipahami dengan baik,

5. Sintesis, mencakup kemampuan membentuk suatu pola baru,

6. Evaluasi, mencakup kemampuan membentuk pendapat tentang beberapa hal berdasarkan kriteria tertentu.

Penguasaan materi pelajaran oleh siswa dapat diukur dengan mengadakan evaluasi. Menurut Thoha (1994:1), evaluasi merupakan kegiatan yang terencana untuk mengetahui keadaan suatu objek dengan menggunakan instrumen dan hasilnya dibandingkan dengan tolak ukur untuk memperoleh kesimpulan. Instrumen atau alat ukur yang bisa digunakan dalam evaluasi adalah tes. Menurut Arikunto (2003:53) tes merupakan alat atau prosedur yang digunakan untuk mengetahui atau mengukur sesuatu dengan cara dan aturan-aturan yang sudah ditentukan.

Tes untuk mengukur berapa banyak atau berapa persen tujuan pembelajaran dicapai setelah satu kali mengajar atau satu kali pertemuan adalah postes atau tes akhir. Disebut tes akhir karena sebelum memulai pelajaran guru mengadakan tes awal atau pretes. Kegunaan tes ini ialah untuk dijadikan bahan pertimbangan dalam memperbaiki rencana pembelajaran. Dalam hal ini, hasil tes tersebut dijadikan umpan balik dalam


(21)

Bentuk instrument penilaian tes menurut Depdiknas (2003: 10) adalah pilihan ganda, uraian objektif, uraian nonobjektif, dan portofolio serta unjuk kerja. Bentuk soal pilihan ganda dapat mencakup banyak materi, penskorannya objektif, dan dapat dikoreksi dengan komputer. Kaidah-kaidah dalam

pembuatan butir soal bentuk pilihan ganda adalah: 1. Pokok soal harus jelas,

2. Pilihan jawaban homogen dalam arti isi, 3. Panjang kalimat pilihan jawaban relatif sama, 4. Tidak ada petunjuk jawaban benar,

5. Hindari menggunakan pilihan jawaban: semua benar atau semua salah, 6. Pilihan jawaban angka diurutkan,

7. Semua pilihan jawaban logis, 8. Jangan menggunakan negatif ganda,

9. Kalimat yang digunakan sesuai dengan tingkat perkembangan peserta tes, 10.Bahasa Indonesia yang digunakan harus baku,

11.Letak pilihan jawaban benar ditentukan secara acak.

Penskoran soal pilihan ganda salah satunya dapat dilakukan dengan penskoran tanpa ada koreksi terhadap jawaban tebakan. Penskoran tanpa koreksi terhadap jawaban tebakan adalah satu untuk tiap butir yang dijawab benar, sehingga jumlah skor yang diperoleh siswa adalah banyaknya butir yang dijawab benar. Butir soal yang tidak dijawab diberi skor nol (Depdiknas, 2003: 17)


(22)

1

III. METODE PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Oktober 2011 semester ganjil di SMP Negeri 13 Bandar Lampung.

B. Polpulasi dan Sampel

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII SMP Negeri 13 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2011/2012. Sampel dalam penelitian ini adalah siswa-siswi kelas VIIIa sebagai kelompok eksperimen, dan kelas VIIIf sebagai kelompok kontrol, yang diambil dengan teknik cluster random sampling.

C. Desain Penelitian

Dalam penelitian ini, desain yang digunakan adalah pretes-postes kelompok non ekuivalen. Dua kelompok penelitian, yaitu kelompok eksperimen dan kelompok kontrol dipilih secara random. Kelompok eksperimen diberi perlakuan dengan animasi multimedia melalui model pembelajaran kooperatif tipe TPS, sedangkan kelompok kontrol hanya diterapkan pembelajaran

kooperatif tipe TPS saja, tanpa media animasi. Kedua kelompok diberi pretes dan postes yang sama kemudian hasilnya dibandingkan.


(23)

2

Struktur desain penelitian ini adalah sebagai berikut:

I O1 X O2 II O1 C O2

Gambar 2. Desain pretes postes tak ekuivalen (Modifikasi dari Riyanto, 2001:43). Keterangan : I = Kelompok eksperimen; II = Kelompok kontrol; O1 = Pretes; O2 = Postes; X = Perlakuan eksperimen menggunakan animasi multimedia dengan model pembelajaran TPS; C = Kontrol menggunakan model pembelajaran TPS tanpa animasi multimedia

D. Prosedur Penelitian

Penelitian ini terdiri dari dua tahap, yaitu prapenelitian dan pelaksanaan penelitian. Adapun langkah-langkah dari tahap tersebut sebagai berikut:

1. Prapenelitian

Kegiatan yang dilakukan pada prapenelitian adalah:

a. Membuat izin penelitian ke sekolah tempat diadakannya penelitian. b. Mengadakan observasi ke sekolah tempat diadakannya penelitian,

untuk mendapatkan informasi tentang keadaan kelas yang akan diteliti. c. Menetapkan sampel penelitian untuk kelompok eksperimen dan

kelompok kontrol.

d. Membuat animasi multimedia untuk setiap pertemuan dengan cara :


(24)

3

 Tujuan pembelajaran dengan animasi multimedia pada penelitian ini adalah siswa dapat menjelaskan struktur dan fungsi organ pernapasan manusia, Proses pernapasan pada manusia serta kelainan pada Sistem Pernapasan Manusia.  Kategori multimedia yang akan digunakan berupa multimedia

linier dalam bentuk CD.

2) Perancangan pembelajaran menggunakan animasi multimedia dengan cara :

 Pembuatan skenario pembelajaran dengan animasi multimedia untuk setiap pertemuan. Uraian materi pokok pada setiap pertemuan adalah sebagai berikut. Pertemuan ke :

a) Satu : Membahas sub materi pokok organ penyusun sistem Pernapasan Manusia

b) Dua : Membahas submateri pokok proses pernapasan pada manusia

c) Tiga : membahas submateri pokok kelainan dan gangguan sistem pernapasan.

● Pembuatan papan cerita animasi multimedia. Untuk setiap

pertemuan, objek yang disajikan berupa animasi dengan durasi 10 menit.


(25)

4

a) Pertemuan I : mengunduh video animasi dari

www.harunyahya.com dan www. youtube.com serta membuat

penjelasan dengan MS. Power Point.

b) Pertemuan II: mengunduh video animasi dari Youtube.com; and dan membuat penjelasan dengan MS. Power Point. c) Pertemuan III: mengunduh video animasi dari

www.Youtube.com.

4) Pembuatan animasi multimedia

Animasi multimedia meliputi animasi teks dan video multimedia. Animasi motion tween dan shape motion dibuat dengan software Macromedia Flash 8. Sedangkan multimedia merupakan cuplikan

film dari beberapa sumber yang dipotong dengan software VCD Cutter dan MP3 Cutter. Video yang telah dicuplik kemudian diisi

suara ulang melalui teknik dubbing menggunakan software Pinnacle Version 12. Pisahan antara animasi teks dan multimedia

yang telah dipersiapkan kemudian diintegrasikan dengan software Macromedia Flash 8.

e. Membentuk pasangan siswa dengan cara membagi siswa dalam 16 pasangan untuk VIIIa dan 16 pasangan untuk VIIIf. Setiap siswa berpasangan dengan teman sebangkunya.

f. Membuat perangkat pembelajaran yang terdiri dari silabus, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dan Lembar Kerja Siswa (LKS); g. Membuat instrumen evaluasi yaitu: soal pretes dan postes berbentuk


(26)

5

reliabilitasnya. Dari 30 soal tersebut, kemudian dipilih10 soal setelah di uji validitas dan reliabilitas.

2. Pelaksanaan Penelitian

1. Mengadakan kegiatan pembelajaran menggunakan animasi multimedia dengan menerapkan pembelajaran kooperatif tipe TPS untuk kelompok eksperimen dan tanpa animasi multimedia untuk kelompok kontrol. Penelitian ini dilaksanakan sebanyak tiga kali pertemuan. Langkah-langkah pembelajarannya sebagai berikut:

a. Pendahuluan

1. Guru memberikan pretes mengenai materi yang akan disampaikan. Untuk setiap pertemuan materinya sebagai berikut. Pertemuan ke : 1) Satu : Organ penyusun Sistem Pernapasan Manusia

2) Dua : Proses pernapasan pada manusia

3) Tiga : Kelainan dan gangguan Sistem Pernapasan Manusia 2. Guru membacakan Standar Kompetensi (SK), Kompetensi Dasar

(KD), dan indikator pembelajaran.

3. Guru memberikan motivasi dengan cara mengajukan pertanyaan kepada siswa. Untuk pertemuan ke :

1) Satu : Sebutkan organ penyusun sistem pernapasan manusia? Guru menjelaskan organ penyusun sistem pernapasan manusia yaitu mulai dari hidung, faring, laring, trakea, bronkus, dan paru-paru.


(27)

6

ekspirasi? Guru menjelaskan proses inspirasi merupakan proses masuknya udara ke dalam

paru-paru, sedangkan proses ekspirasi merupakan proses keluarnya udara dari paru-paru.

3) Tiga : Sebutkan minimal 2 contoh kelainan dan penyakit sistem pernapasan dan bagaimana cara

pencegahannya?

Guru menyebutkan contoh kelainan dan penyakit pada sistem pernapasan manusia yaitu TBC diobati dengan pemberian antibiotik dari dokter, SARS cara pencegahannya menghindari kontak langsung dengan penderita SARS.

4. Guru menggali pengetahuan awal siswa dengan mengajukan pertanyaan, pada pertemuan ke :

1) Satu : Sebutkan definisi dari sistem pernapasan! Sebutkan organ-organ penyusun sistem pernapasan!

2) Dua : Apakah yang dimaksud pernapasan dada dan pernapasan perut ?

3) Tiga : Sebutkan contoh penyakit atau kelainan pada sistem pernapasan manusia?


(28)

7

1. Guru membagi siswa dalam 16 pasangan untuk VIII 1 dan 16 pasangan untuk VIII 4 . Setiap siswa berpasangan dengan teman sebangkunya.

2. Guru menyampaikan informasi tentang materi yang dibahas dengan cara menyajikan animasi multimedia pada kelompok eksperimen dan ceramah pada kelompok kontrol. Informasi yang disampaikan sesuai dengan pembagian materi pada setiap

pertemuan,

3. Guru membagikan LKS kepada setiap pasangan dan menjelaskan waktu dan cara pengisiannya,

4. Guru memberikan pertanyaan yang berkaitan dengan materi yang sedang dibahas pada setiap pertemuan,

5. Guru meminta siswa untuk menggunakan waktu selama 5 menit untuk berpikir sendiri menemukan jawaban atas pertanyaan yang diberikan dan menuliskan jawaban pada lembar jawaban yang disediakan.

6. Guru meminta siswa untuk mendiskusikan dengan pasangannya apa yang telah mereka peroleh selama 5 menit. Guru menjelaskan bahwa interaksi yang terjadi selama waktu yang disediakan adalah siswa menyatukan jawaban yang diperoleh masing-masing, 7. Guru meminta setiap pasangan berbagi dengan seluruh kelas

dengan cara mempresentasikan jawaban yang mereka peroleh. Presentasi dilakukan ditempat duduk masing-masing. Guru


(29)

8

6 pasangan menyampaikan jawabannya kepada seluruh anggota kelas,

8. Guru mengarahkan dan memperbaiki jawaban yang kurang tepat, kemudian guru membimbing siswa membuat kesimpulan dengan cara: a) pada kelompok eksperimen menayangkan jawaban pada layar dengan animasi teks motion tween; b) pada kelompok kontrol membacakan jawaban. Siswa diminta untuk menuliskan untuk menuliskan jawaban tersebut pada LKS yang telah disediakan. 9. Guru memulai kembali tahapan TPS dengan mengajukan

pertanyaan berikutnya. Setiap pertemuan diberikan 3 pertanyaan yang harus dijawab oleh siswa.

a. Penutup

1. Guru menyimpulkan materi pembelajaran.

2. Guru memberikan postes dengan soal yang sama dengan soal pretes pada setiap pertemuan.

3. Guru menugaskan siswa untuk membaca materi berikutnya

E. Jenis dan teknik Pengumpulan Data

1. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data kuantitif, nilai pretes dan postes materi pokok Sistem Pernapasan Manusia . Kemudian dihitung selisih antara nilai pretes dan postes, sehingga diperoleh skor gain. Skor gain kemudian diolah dan dianalisis secara statistik.

2. Data kualitatif, diperoleh dari angket siswa untuk mengetahui tanggapan siswa terhadap proses pembelajaran yang berlangsung.


(30)

9

%

100

x

Y

Maksimum

Skor

Y

X

Gain

Skor

Untuk mengetahui keberhasilan penerapan model pembelajaran yang digunakan dalam penelitian ini, maka diambil data penunjang berupa data aktivitas siswa.

3. Pengumpulan Data

a. Data dalam penelitian ini diperoleh melalui pretes dan postes. Pretes dan postes dengan pretes dilakukan di awal pertemuan dan postes dilakukan di akhir pertemuan. Pretes dan postes dilakukan pada

kelompok eksperimen dan kelompok kontrol dengan bentuk dan jumlah soal yang sama. Bentuk soal adalah soal esai. Soal pretes yang

diberikan pada awal pertemuan, mempunyai bentuk dan jumlah yang sama dengan postes yang diberikan di akhir pertemuan.

b. Angket siswa digunakan untuk mengetahui tanggapan siswa terhadap proses pembelajaran yang berlangsung.

F. Analisis Data

Penguasaan materi dihitung berdasarkan perbandingan nilai skor gain yang dinormalisasi antara krlas eksperimen dan kelas kontrol. Untuk mendapat gain pada setiap pertemuan menggunakan formula Rullon (Loranz, 2008 : 3)

sebagai berikut :


(31)

10

Keterangan : X = Nilai post test Y = Nilai pretes

Skor gain dari setiap pertemuan dihitung rata-ratanya, lalu dianalisis secara statistik.

Berdasarkan desain penelitian dan jenis data yang dikumpulkan, maka analisis yang dilakukan terdiri dari dua tahap, yaitu uji t-test dan uji hipotesis.

Langkah-langkah pengujiannya sebagai berikut: 1. Uji Normalitas Data

Uji normalitas data dilakukan menggunakan program SPSS versi 12. a. Hipotesis

Ho : Sampel berdistribusi normal H1 : Sampel tidak berdistribusi normal b. Kriteria Pengujian

Terima Ho jika Lhitung < Ltabel dan tolak Ho jika Lhitung < Ltabel

(Sudjana, 2002: 468) atau terima Ho jika p-value > 0,05, tolak Ho untuk harga yang lainnya (Nurgiantoro dkk, 2002:118)

2. Kesamaan Dua Varians

Apabila masing-masing data berdistribusi normal, maka dilanjutkan dengan uji kesamaan dua varian dengan menggunakan program SPSS 12. a. Hipotesis

H0 : Kedua sampel mempunyai varians sama H1 : Kedua sampel mempunyai varians berbeda

b. Kriteria Uji


(32)

11

 Jika F hitung > F tabel atau probabilitasnya < 0,05 maka Ho ditolak (Pratisto, 2004:13).

3. Pengujian Hipotesis

Untuk menguji hipotesis digunakan uji kesamaan dua rata-rata dan uji perbedaan dua rata-rata dengan menggunakan program SPSS 12

a. Uji Kesamaan Dua Rata-rata 1) Hipotesis

H0 = Rata-rata skor gain kedua sampel sama H1 = Rata-rata skor gain kedua sampel tidak sama 2) Kriteria Uji

 Jika –ttabel < thitung < ttabel, maka H0 ditolak

 Jika thitung < -ttabel atau thitung > ttabel, maka H0 ditolak (Pratisto, 2004: 13)

Dengan dk = n1 + n2 – 2 (Husaini, 2006: 144) b. Uji Perbedaan Dua Rata-rata

1) Hipotesis

H0 = rata-rata skor gain pada kelas eksperimen sama dengan kelas kontrol.

H1 = rata-rata skor gain pada kelas eksperimen lebih tinggi dari Kelas kontrol.

2) Kriteria Uji

 Jika –t tabel < t hitung < t tabel, maka Ho diterima

 Jika t hitung < -t tabel atau t hitung > t tabel, maka Ho ditolak (Pratisto, 2004:10)


(33)

12

Analisisis data kualitatif menggunakan persentasi deskriptif. Data di peroleh dari angket siswa untuk mengetahui tanggapan terhadap

pembelajaran dikumpulkan melalui penyebaran angket. Angket tanggapan berisi 10 pernyataan terdiri dari 5 pernyataan positif dan 5 pernyataan negatif. Skor paling tinggi adalah 2, bila siswa menjawab setuju Skor 2, bila siswa memilih jawaban tidak setuju skor 1 dan skor paling rendah adalah 1. Jumlah skor setiap angket dihitung untuk mengetahui tanggapan masing-masing siswa berdasarkan kategori minat sebagai berikut :

a) Skor batas bawah kategori sangat positif atau sangat tinggi adalah : 0,80 x 20 = 16, dan batas atasnya 26

b) Skor batas bawah kategori positif atau tinggi adalah : 0,60 x 20 = 12, dan skor batas atasnya adalah 20

c) Skor batas bawah kategori negatif atau rendah adalah : 0,40 x 20 = 8, dan skor batas atasnya adalah 15

d) Skor yang tergolong pada kategori sangat negatif atau sangat rendah adalah kurang dari 10.

Data tanggapan siswa akan disajikan berdasarkan kategorisasi tanggapan kelas seperti yang tercantum dalam tabel 1, berikut ini :

Tabel.3.1 Kategori tanggapan siswa.

No Skor siswa Kategori Tanggapan

1. Sama atau lebih besar dari 26 Sangat positif/ sangat tinggi 2. 12 sampai 20 Positif/ tinggi


(34)

13

4. Kurang dari 10 Sangat negatif/ sangat rendah (Sumber : Depdiknas, 2005 : 8)

A. Pengolahan Data Aktivitas Siswa

Data aktivitas siswa selama proses pembelajaran berlangsung merupakan data yang diambil melalui observasi. Data tersebut dianilisis dengan menggunakan indeks aktivitas kelompok. Langkah–langkah yang dilakukan untuk menentukan indeks aktivitas kelompok adalah:

a) Menghitung rata–rata skor aktivitas dengan menggunakan rumus:

n

i

  

Keterangan: �̅= Rata-rata skor aktivitas siswa; ∑Xi = Jumlah skor maksimal yang diperoleh; n = Jumlah aspek yang diamati (3) Tabel 3.2. Lembar Observasi Aktivitas Siswa

No Nama

Aspek yang diamati

XI

A B C

1 2 3 1 2 3 1 2 3 1

2

Jumlah (Belina, 2008)

Kriteria penilaian : A. Berpikir:

1. Tidak menjawab soal

2. Menjawab tetapi tidak sesuai dengan permasalahan 3. Menjawab sesuai dengan permasalahan

B. Berpasangan:


(35)

14

2. Berdiskusi tetapi tidak membahas permasalahan 3. Berdiskusi membahas permasalahan

C. Berbagi:

1. Tidak memberikan penjelasan

2. Memberikan penjelasan tetapi tidak sesuai dengan permasalahan 3. Memberikan penjelasan sesuai dengan permasalahan

b). Menentukan besarnya Indeks Aktivitas Siswa dengan rumus;

�� � �� � � � �� � = ��� ×�̅

Keterangan:  = Rata-rata skor aktivitas siswa, SMI = Skor Maksimal Ideal, adalah skor maksimal tiap aspek yang diamati dikalikan dengan seluruh aspek yang yang damati yaitu 9.

c). Menafsirkan atau menentukan kategori Indeks Aktivitas Kelompok sesuai klasifikasi pada tabel 3.3

Tabel 3.3. Klasifikasi Indeks Aktivitas Kelompok Kategori IAK (%) Interprestasi

0,00 – 29,99 Sangat Rendah 30,00 – 54,99 Rendah 55,00 – 74,99 Sedang 75,00 – 89,99 Tinggi 90,00 – 100,00 Sangat Tinggi Dimodifikasi dari Hake (dalam Belina, 2008:37)


(36)

V. SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka dapat disimpulkan bahwa:

1. Ada pengaruh yang signifikan dari penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share (TPS) yang dikombinasikan dengan animasi multimedia terhadap penguasaan materi pokok Sistem Pernapasan Manusia.

2. Penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share (TPS) yang dikombinasikan dengan animasi multimedia berpengaruh dalam meningkatkan aktivitas belajar siswa materi pokok Sistem Pernapasan Manusia.

B. Saran

Dengan adanya kekurangan-kekurangan dalam penelitian ini maka peneliti menyarankan sebaiknya :

1. Sebelum dilaksanakan proses pembelajaran sebaiknya untuk lebih bisa menekankan kepada siswa tentang tugasnya pada saat diskusi sehingga waktu yang disediakan akan lebih efektif.


(37)

2. Bagi guru atau peneliti yang hendak menerapkan model pembelajaran

TPS hendaknya merancang kesesuaian waktu dengan materi pokok agar pembelajaran dapat berjalan dengan efektif dan efisien.


(38)

Siti suryani

ABSTRAK

PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF

TIPE THINK-PAIR SHARE (TPS)YANGDIKOMBINASIKAN DENGAN

ANIMASI MULTIMEDIA TERHADAP PENGUASAAN MATERI SISTEM PERNAPASAN MANUSIAOLEH SISWA KELAS VIII

(Studi Eksperimen pada Siswa Kelas VIII SMP Negeri 13 Bandar Lampung Semester Ganjil

Tahun Pelajaran 2011/2012)

Oleh SITI SURYANI

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe TPS yang dikombinasi dengan animasi multimedia terhadap penguasaan materi dan aktivitas belajar siswa pada materi pokok Sistem Pernapasan Manusia. Desain penelitian yang digunakan adalah desain pretes-postes tak ekuivalen. Sampel pada penelitian ini adalah siswa kelas VIIIa dan VIIIf yang dipilih secara acak dengan teknik clusster random sampling.

Data penelitian ini berupa data kuantitatif yaitu berupa nilai penguasaan materi siswa yang diperoleh dari nilai pretes dan postes, kemudian dihitung selisihnya dan diperoleh N-gain. Analisis data menggunakan uji-t pada taraf kepercayaan 95% dengan menggunakan program SPSS 17. Data kualitatif pada penelitian ini yaitu aktivitas belajar siswa dan tanggapan siswa terhadap penggunaan model pembelajaran kooperatif Tipe Think-Pair-Share (TPS) yang dikombinasi dengan animasi multimedia yang diperoleh dari lembar observasi aktivitas siswa dan


(39)

Siti suryani

angket kemenarikan model pembelajaran kooperatif Tipe Think-Pair-Share (TPS) yang dikombinasi dengan animasi multimedia.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa rata-rata penguasaan materi siswa pada kelas yang menggunakan model pembelajaran kooperatif Tipe Think-Pair-Share (TPS) yang dikombinasi dengan animasi multimedia (N-gain 3,61) lebih tinggi dibandingkan kelas yang pembelajarannya tanpa pembelajaran animasi

multimedia (N-gain 2,44). Hal ini berarti model pembelajaran kooperatif Tipe Think-Pair-Share (TPS) yang dikombinasi dengan animasi multimedia sangat

berpengaruh terhadap penguasaan materi siswa. Model pembelajaran kooperatif Tipe Think-Pair-Share (TPS) yang dikombinasi dengan animasi multimedia juga berpengaruh terhadap aktivitas belajar siswa pada saat proses pembelajaran. Aktivitas belajar siswa yang menggunakan model pembelajaran kooperatif Tipe Think-Pair-Share (TPS) yang dikombinasi dengan animasi multimedia lebih

tinggi dibandingkan dengan aktivitas belajar siswa kelas kontrol.

Kesimpulan dari penelitian ini adalah model pembelajaran kooperatif Tipe Think-Pair-Share (TPS) yang dikombinasi dengan animasi multimedia meningkatkan

penguasaan materi siswa pada materi pokok Sistem Pernapasan Manusia . Aktivitas belajar siswa selama pembelajaran lebih tinggi dikelas eksperimen dibandingkan dengan aktivitas belajar siswa dikelas kontrol.

Kata kunci : model pembelajaran kooperatif tipe TPS, animasi multimedia, penguasaan materi.


(40)

PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF

TIPE THINK-PAIR-SHARE (TPS)YANGDIKOMBINASIKAN DENGAN

ANIMASI MULTIMEDIA TERHADAP PENGUASAAN MATERI SISTEM PERNAPASAN MANUSIAOLEH SISWA KELAS VIII (Studi Eksperimen pada Siswa Kelas VIII SMP Negeri 13 Bandar Lampung

Semester Ganjil Tahun Pelajaran 2011/2012)

Oleh

SITI SURYANI

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar SARJANA PENDIDIKAN

Pada

Program Studi Pendidikan Biologi Jurusan Pendidikan MIPA

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG 2012


(41)

PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF

TIPE THINK-PAIR SHARE (TPS)YANGDIKOMBINASIKAN DENGAN

ANIMASI MULTIMEDIA TERHADAP PENGUASAAN MATERI SISTEM PERNAPASAN MANUSIAOLEH SISWA KELAS VIII (Studi Eksperimen Pada Siswa Kelas VIII SMP Negeri 13 Bandar Lampung

Semester Ganjil Tahun Pelajaran 2011/2012)

(Skripsi)

Oleh SITI SURYANI

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG 2012


(42)

MENGESAHKAN

1. Tim Penguji

Ketua : Dr. Tri Jalmo, M.Si. ………..

Sekretaris : Pramudiyanti, S.Si, M.Si …………......

Penguji

Bukan Pembimbing : Drs. Darlen Sikumbang, M.Biomed ……….

2. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Dr. Bujang Rahman, M. Si NIP. 19600315 198503 1 003


(43)

Judul Skripsi : PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIFTIPE THINK-PAIR SHARE (TPS) YANG

DIKOMBINASIKAN DENGANANIMASI MULTIMEDIA TERHADAP PENGUASAAN MATERI SISTEM PERNAPASAN

MANUSIAOLEH SISWA KELAS VIII (Studi Eksperimen pada Siswa Kelas VIII

SMP Negeri 13 Bandar Lampung Semester Ganjil Tahun Pelajaran 2011/2012)

Nama Mahasiswa : SITI SURYANI Nomor Pokok Mahasiswa : 0543024043

Program Studi : Pendidikan Biologi

Jurusan : Pendidikan MIPA

Fakultas : Keguruan dan Ilmu Pendidikan MENYETUJUI,

1.Komisi Pembimbing

Dr. Tri Jalmo, M.Si Pramudiyanti, S.Si., M.Si. NIP 196109101986031005 NIP 19730310 199802 2 001

2. Ketua Jurusan Pendidikan MIPA

Drs. Arwin Achmad M.Si NIP 19570803 198603 1 004


(44)

Motto

“ Barang siapa bertaqwa kepada Allah niscaya Dia akan mengadakan

baginya jalan keluar dan memberinya rezki dari arah yang tidak disangka-sangka. Dan barang siapa bertawakal kepada Allah niscaya

Allah akan mencukupkannya

(TQS ath-Thalaq [65]:2-3)

“ Sesungguhnya kemarin adalah impian yang telah terlewat, sementara

esok adalah cita-cita yang indah dan sekarang adalah kenyataan yang

sedang terjadi

(Dr.Aidh Abdullah Al-Qarni)

“ Cita-cita dan harapan akan terwujud bila ada perjuangan dan doa yang

ihklas. Perjuangan, tangisan dan lelah akan terbayar dengan indahnya

kesuksesan”


(45)

PERNYATAAN SKRIPSI MAHASISWA

Yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Siti Suryani

Nomor Pokok Mahasiswa : 0543024043 Program Studi : Pendidikan Biologi

Jurusan : Pendidikan MIPA

Dengan ini menyatakan bahwa penelitian ini adalah hasil pekerjaan saya sendiri, dan sepanjang pengetahuan saya tidak berisi materi yang telah dipublikasikan atau ditulis oleh orang lain atau telah dipergunakan dan diterima sebagai persyaratan penyelesaian studi pada universitas atau institut lain.

Bandar Lampung, Januari 2012 Yang menyatakan

Siti Suryani


(46)

Dengan menyebut nama Alloh yang Maha pengasih lagi Maha penyayang

PERSEMBAHAN

Alhamdulillahirobbilalamin, puji syukur ku atas segala kemudahan yang

Engkau berikan ya Robb. Dengan segala kerendahan hati ku persembahkan

karya sederhana ini teruntuk:

Ayahanda Sutimin Dan ibunda Murtini

Tercinta Atas Segala Do’a,

Pengorbanan, Motivasi, Kasih Sayang Dan Cintanya Yang Tidak Akan

Pernah Terbalaskan yang Selalu Menantikan Keberhasilanku

Adik ku Okta Dwi Setiawan dan Okti Yani Terimakasih Atas Doa Dan

Dukungannya

Keluarga besar ku, atas doa dan kasih sayangnya.

Guru dan dosenku yang telah memberiku banyak ilmu.


(47)

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Bandar Lampung pada tanggal 12 Maret 1987, yang merupakan anak pertama dari tiga bersaudara pasangan Bapak Sutimin dan Ibu Murtini.

Pendidikan formal yang ditempuh penulis adalah Sekolah Dasar (SD) Negri 2 Pelita Bandar Lampung diselesaikan tahun1999, Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama (SLTP) Negeri 13 Bandar Lampung diselesaikan tahun 2002, Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri 6 Bandar Lampung diselesaikan tahun 2005. Pada tahun 2005 penulis terdaftar sebagai mahasiswa Jurusan Pendidikan MIPA Program Studi Pendidikan Biologi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Lampung.

Pada tahun 2010 penulis melaksanakan Program Pengalaman Lapangan (PPL) di SMP Negeri 17 Bandar Lampung, dan pada tahun 2011 penulis melakukan penelitian di SMP Negeri 13 Bandar Lampung untuk meraih gelar sarjana pendidikan (S.Pd.).


(48)

SANWACANA

Puji syukur pada Allah SWT, atas segala nikmat dan kehendak-Nya sehingga skripsi ini dapat diselesaikan sebagai salah satu syarat dalam meraih gelar Sarjana Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Biologi Jurusan Pendidikan MIPA, FKIP Unila. Skripsi ini berjudul “PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIFTIPE THINK-PAIR-SHARE (TPS)

YANGDIKOMBINASIKAN DENGANANIMASI MULTIMEDIA TERHADAP PENGUASAAN MATERI SISTEM PERNAPASAN

MANUSIA (Studi Eksperimen pada Siswa Kelas VIII SMP Negeri 13 Bandar Lampung Semester Ganjil Tahun Pelajaran 2011/2012).

Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini tidak terlepas dari peranan dan bantuan berbagai pihak. Untuk itu penulis mengucapkan terima kasih kepada: 1. Dr. H. Bujang Rahman, M.Si., selaku Dekan FKIP Universitas Lampung; 2. Drs. Arwin Achmad, M.Si., selaku Ketua Jurusan PMIPA FKIP Universitas

Lampung;

3. Neni Hasnunidah, S.Pd., M.Si., selaku Ketua Program Studi Pendidikan Biologi dan pembimbing akademik;

4. Dr. Tri Jalmo, M.Si., selaku Pembimbing I atas kesabaran, arahan dan waktu yang diluangkan untuk membimbing penulis dalam penyusunan skripsi ini;


(49)

5. Pramudiyanti, S.Si., M.Si., selaku pembimbing II atas kesabaran, bimbingan, arahan, dan masukannya kepada penulis;

6. Drs.Darlen Sikumbang, M.Biomed, selaku pembahas atas saran dan masukannya

7. Bapak dan Ibu dosen pengajar, atas segala bantuan dan ilmu yang telah diberikan;

8. Nani Hartati, S.Pd., selaku guru mitra yang telah banyak memberikan bantuan dan arahan selama penelitian;

9. Ayahanda dan Ibundaku tercinta, adik-adikku tercinta, dan keluarga besarku terima kasih untuk perhatian, doa dan kasih sayang yang tak terhingga selama ini;

10.Sahabat-sahabatku tersayang : Nurma Inah, S.pd, Putri Oktaviani, S.Pd, Melinda Dwi Pusita Sari, Yeni Setiani, S.Pd, Sariani, Nofita Syarah Rosti, Niky Widya Ningrum, S.Pd, Yuliana, Ratna Wati, Eka Fidya Wati, S.Pd, Lora Purnamasari, S.Pd, Suhaena, S.Pd terima kasih atas kebersamaan dan canda tawa kita selama ini serta dukungan disaat penulis terpuruk. Semoga tali persaudaraan ini tetap terjaga selamanya;

11.Rekan-rekan Pendidikan Biologi ’05, ’06,’07, terima kasih banyak untuk persaudaraan, pengertian, semangat, motivasi, nasihat, dan kritikannya; 12.Almamater tercintaku, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas

Lampung

Bandar Lampung, Januari 2012 Penulis


(1)

Motto

“ Barang siapa bertaqwa kepada Allah niscaya Dia akan mengadakan baginya jalan keluar dan memberinya rezki dari arah yang tidak disangka-sangka. Dan barang siapa bertawakal kepada Allah niscaya

Allah akan mencukupkannya” (TQS ath-Thalaq [65]:2-3)

“ Sesungguhnya kemarin adalah impian yang telah terlewat, sementara esok adalah cita-cita yang indah dan sekarang adalah kenyataan yang

sedang terjadi”

(Dr.Aidh Abdullah Al-Qarni)

“ Cita-cita dan harapan akan terwujud bila ada perjuangan dan doa yang ihklas. Perjuangan, tangisan dan lelah akan terbayar dengan indahnya

kesuksesan” (Siti Suryani)


(2)

PERNYATAAN SKRIPSI MAHASISWA

Yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Siti Suryani

Nomor Pokok Mahasiswa : 0543024043 Program Studi : Pendidikan Biologi

Jurusan : Pendidikan MIPA

Dengan ini menyatakan bahwa penelitian ini adalah hasil pekerjaan saya sendiri, dan sepanjang pengetahuan saya tidak berisi materi yang telah dipublikasikan atau ditulis oleh orang lain atau telah dipergunakan dan diterima sebagai persyaratan penyelesaian studi pada universitas atau institut lain.

Bandar Lampung, Januari 2012 Yang menyatakan

Siti Suryani


(3)

Dengan menyebut nama Alloh yang Maha pengasih lagi Maha penyayang

PERSEMBAHAN

Alhamdulillahirobbilalamin, puji syukur ku atas segala kemudahan yang

Engkau berikan ya Robb. Dengan segala kerendahan hati ku persembahkan

karya sederhana ini teruntuk:

Ayahanda Sutimin Dan ibunda Murtini Tercinta Atas Segala Do’a,

Pengorbanan, Motivasi, Kasih Sayang Dan Cintanya Yang Tidak Akan

Pernah Terbalaskan yang Selalu Menantikan Keberhasilanku

Adik ku Okta Dwi Setiawan dan Okti Yani Terimakasih Atas Doa Dan

Dukungannya

Keluarga besar ku, atas doa dan kasih sayangnya.

Guru dan dosenku yang telah memberiku banyak ilmu.


(4)

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Bandar Lampung pada tanggal 12 Maret 1987, yang merupakan anak pertama dari tiga bersaudara pasangan Bapak Sutimin dan Ibu Murtini.

Pendidikan formal yang ditempuh penulis adalah Sekolah Dasar (SD) Negri 2 Pelita Bandar Lampung diselesaikan tahun1999, Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama (SLTP) Negeri 13 Bandar Lampung diselesaikan tahun 2002, Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri 6 Bandar Lampung diselesaikan tahun 2005. Pada tahun 2005 penulis terdaftar sebagai mahasiswa Jurusan Pendidikan MIPA Program Studi Pendidikan Biologi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Lampung.

Pada tahun 2010 penulis melaksanakan Program Pengalaman Lapangan (PPL) di SMP Negeri 17 Bandar Lampung, dan pada tahun 2011 penulis melakukan penelitian di SMP Negeri 13 Bandar Lampung untuk meraih gelar sarjana pendidikan (S.Pd.).


(5)

SANWACANA

Puji syukur pada Allah SWT, atas segala nikmat dan kehendak-Nya sehingga skripsi ini dapat diselesaikan sebagai salah satu syarat dalam meraih gelar Sarjana Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Biologi Jurusan Pendidikan MIPA, FKIP Unila. Skripsi ini berjudul “PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIFTIPE THINK-PAIR-SHARE (TPS)

YANGDIKOMBINASIKAN DENGANANIMASI MULTIMEDIA

TERHADAP PENGUASAAN MATERI SISTEM PERNAPASAN

MANUSIA (Studi Eksperimen pada Siswa Kelas VIII SMP Negeri 13 Bandar Lampung Semester Ganjil Tahun Pelajaran 2011/2012).

Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini tidak terlepas dari peranan dan bantuan berbagai pihak. Untuk itu penulis mengucapkan terima kasih kepada: 1. Dr. H. Bujang Rahman, M.Si., selaku Dekan FKIP Universitas Lampung; 2. Drs. Arwin Achmad, M.Si., selaku Ketua Jurusan PMIPA FKIP Universitas

Lampung;

3. Neni Hasnunidah, S.Pd., M.Si., selaku Ketua Program Studi Pendidikan Biologi dan pembimbing akademik;

4. Dr. Tri Jalmo, M.Si., selaku Pembimbing I atas kesabaran, arahan dan waktu yang diluangkan untuk membimbing penulis dalam penyusunan skripsi ini;


(6)

5. Pramudiyanti, S.Si., M.Si., selaku pembimbing II atas kesabaran, bimbingan, arahan, dan masukannya kepada penulis;

6. Drs.Darlen Sikumbang, M.Biomed, selaku pembahas atas saran dan masukannya

7. Bapak dan Ibu dosen pengajar, atas segala bantuan dan ilmu yang telah diberikan;

8. Nani Hartati, S.Pd., selaku guru mitra yang telah banyak memberikan bantuan dan arahan selama penelitian;

9. Ayahanda dan Ibundaku tercinta, adik-adikku tercinta, dan keluarga besarku terima kasih untuk perhatian, doa dan kasih sayang yang tak terhingga selama ini;

10.Sahabat-sahabatku tersayang : Nurma Inah, S.pd, Putri Oktaviani, S.Pd, Melinda Dwi Pusita Sari, Yeni Setiani, S.Pd, Sariani, Nofita Syarah Rosti, Niky Widya Ningrum, S.Pd, Yuliana, Ratna Wati, Eka Fidya Wati, S.Pd, Lora Purnamasari, S.Pd, Suhaena, S.Pd terima kasih atas kebersamaan dan canda tawa kita selama ini serta dukungan disaat penulis terpuruk. Semoga tali persaudaraan ini tetap terjaga selamanya;

11.Rekan-rekan Pendidikan Biologi ’05, ’06,’07, terima kasih banyak untuk persaudaraan, pengertian, semangat, motivasi, nasihat, dan kritikannya; 12.Almamater tercintaku, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas

Lampung

Bandar Lampung, Januari 2012 Penulis


Dokumen yang terkait

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEKNIK KANCING GEMERINCING TERHADAP AKTIVITAS SISWA DAN PENGUASAAN MATERI POKOK SISTEM PERNAPASAN PADA MANUSIA (Studi Eksperimen pada Siswa Kelas VIII SMP Negeri 1 Padangcermin Semester Ganjil Tahun Pelajaran 2011/20

0 4 61

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEKNIK KANCING GEMERINCING TERHADAP AKTIVITAS SISWA DAN PENGUASAAN MATERI POKOK SISTEM PERNAPASAN PADA MANUSIA (Studi Eksperimen pada Siswa Kelas VIII SMP Negeri 1 Padangcermin Semester Ganjil Tahun Pelajaran 2011/20

0 6 48

PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK-PAIR SHARE (TPS)YANG DIKOMBINASIKAN DENGAN ANIMASI MULTIMEDIA TERHADAP PENGUASAAN MATERI SISTEM PERNAPASAN MANUSIA OLEH SISWA KELAS VIII (Studi Eksperimen pada Siswa Kelas VIII SMP Negeri 13 Ban

0 6 49

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD TERHADAP PENGUASAAN MATERI POKOK SISTEM PERNAPASAN PADA MANUSIA (Studi Eksperimen Siswa Kelas VIII SMP Gajah Mada Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2011/2012)

0 4 55

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE Student Team Achievement Division (STAD) TERHADAP PENGUASAAN MATERI POKOK SISTEM PEREDARAN DARAH PADA MANUSIA OLEH SISWA (Studi Eksperimen Semu Siswa Kelas VIII Semester Ganjil SMP Mathla’ul Anwar Bandar Lampung

0 4 66

PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TPS (THINK PAIR AND SHARE) TERHADAP PENGUASAAN MATERI POKOK SISTEM PERNAPASAN PADA MANUSIA ( Studi Eksperimen Pada Siswa Kelas VIII Semester Ganjil TP 2011/2012 SMP Gajah Mada Bandar Lampung )

0 9 75

PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN PICTURE AND PICTURE TERHADAP PENGUASAAN MATERI POKOK SISTEM PERNAPASAN (Studi Eksperimen Siswa Kelas VIII SMP Negeri 20 Bandar Lampung Tahun Ajaran 2011/2012

0 6 47

PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN PICTURE AND PICTURE TERHADAP PENGUASAAN KONSEP DAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK SISTEM PENCERNAAN MANUSIA (Studi Eksperimen pada Siswa Kelas VIII SMP Negeri 3 Bandar Lampung Semester Genap Tahun Pelajara

0 23 54

EFEKTIVITAS ANIMASI MULTIMEDIA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAM ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) TERHADAP AKTIVITAS BELAJAR DAN PENGUASAAN MATERI POKOK SISTEM PEREDARAN DARAH OLEH SISWA (Studi Eksperimen pada Siswa Kelas XI IPA Semester

0 10 53

PENGARUH PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD DAN JIGSAW TERHADAP PENGUASAAN MATERI OLEH SISWA PADA MATERI POKOK SISTEM GERAK PADA MANUSIA (Studi Ekperimen Siswa Kelas VIII Semester Ganjil SMP Negeri 2 Way Seputih Tahun Pelajaran 2013/2014)

0 15 203