PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD TERHADAP PENGUASAAN MATERI POKOK SISTEM PERNAPASAN PADA MANUSIA (Studi Eksperimen Siswa Kelas VIII SMP Gajah Mada Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2011/2012)

(1)

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD TERHADAP PENGUASAAN MATERI POKOK SISTEM

PERNAPASAN PADA MANUSIA

(Studi Eksperimen Siswa Kelas VIII SMP Gajah Mada Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2011/2012)

Oleh:

ALVIA KARTINA 0643024005

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG


(2)

Alvia Kartina

ii ABSTRAK

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD TERHADAP PENGUASAAN MATERI POKOK SISTEM

PERNAPASAN PADA MANUSIA

(Studi Eksperimen Siswa Kelas VIII SMP Gajah Mada Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2011/2012)

Oleh

ALVIA KARTINA

Permasalahan dalam proses pembelajaran di SMP Gajah Mada Bandar Lampung adalah masih banyak didominasi oleh guru. Hal tersebut menyebabkan

penguasaan materi siswa tergolong rendah. Model pembelajaran kooperatif tipe STAD mengaktifkan siswa dalam belajar sehingga penguasaan materi dapat meningkat. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penggaruh penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe STAD terhadap penguasaan materi pokok Sistem Pernapasan Pada Manusia oleh siswa kelas VIII SMP Gajah Mada Bandar Lampung.

Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen semu dengan desain pretes-postes kelompok tak ekuivalen.Sampel pada penelitian adalah siswa kelas VIIICdan VIIIDyang dipilih secara acak dari seluruh kelas VIII SMP Gajah Mada Bandar Lampung dengan teknikcluster random sampling. Data dalam penelitian ini adalah kuantitatif yaitu penguasaan materi siswa yang diperoleh dari nilai pretes,


(3)

Alvia Kartina

postes dan N-gain. Data tersebut dianalisis menggunakan uji-t pada taraf kepercayaan 5% dengan menggunakan program SPSS 17.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) penguasaan materi pokok Sistem Pernapasan Pada Manusia yang pembelajarannya menggunakan model

pembelajaran kooperatif tipe STAD (N-gain= 40,84) lebih tinggi dari pada siswa yang pembelajarannya menggunakan metode ceramah dan tanya jawab (N-gain =

19,95); (2) rata-rata N-gainsemua indikator penguasaan materi siswa (C2, C3 dan C4) berbeda antara kelas eksperimen dan kelas kontrol kecuali ingatan (C1). Dengan demikian, penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dapat meningkatkan penguasaan materi pokok sistem pernapasan pada manusia oleh siswa SMP Gajah Mada Bandar Lampung.

Kata kunci : Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD (Student Teams Achievement Divisions), Penguasaan materi, Sistem pernapasan pada manusia.


(4)

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD TERHADAP PENGUASAAN MATERI POKOK SISTEM

PERNAPASAN PADA MANUSIA

(Studi Eksperimen Siswa Kelas VIII SMP Gajah Mada Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2011/2012)

Oleh

ALVIA KARTINA Skripsi

Sebagai salah satu syarat untuk mencapai gelar SARJANA PENDIDIKAN

Pada

Jurusan Pendidikan MIPA

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG 2012


(5)

MENGESAHKAN

1. Tim Penguji

Ketua :Dr. Tri Jalmo, M.Si. _____________

Sekretaris :Pramudiyanti, S.Si., M.Si. _____________

Penguji

Bukan Pembimbing :Neni Hasnunidah, S.Pd., M. Si. _____________

2. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Dr. H. Bujang Rahman, M.Si. NIP 19600315 198503 1 003


(6)

vii

PERNYATAAN SKRIPSI MAHASISWA

Yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama : Alvia Kartina Nomor Pokok Mahasiswa : 0643024005 Program Studi : Pendidikan Biologi Jurusan : Pendidikan MIPA

Dengan ini menyatakan bahwa dalam skripsi tidak terdapat karya yang pernah diajukan memperoleh gelar kesarjanaan di suatu Perguruan Tinggi dan

sepengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebut dalam daftar pustaka.

Bandar Lampung, Januari 2012 Yang menyatakan

Alvia Kartina NPM. 0643024005


(7)

RIWAYAT HIDUP

Penulis mengawali pendidikan tahun 1994 di SD Negeri I Tulang Bawang Udik yang diselesaikan pada tahun 2000. Tahun 2000 diterima di SMP Negeri I Tulang Bawang Udik yang diselesaikan pada tahun 2003. Tahun 2003 diterima SMA Negeri 1 Tulang Bawang Udik yang diselesaikan tahun 2006 dan pada tahun yang sama penulis diterima di Universitas Lampung Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Jurusan Pendidikan MIPA Program Studi Pendidikan Biologi. Pada tahun 2010 penulis melaksanakan Program Pengalaman Lapangan (PPL) di SMA Gajah Mada Bandar Lampung, dan pada tahun 2011 penulis melakukan penelitian di SMP Gajah Mada Bandar Lampung untuk meraih gelar sarjana pendidikan (S.Pd.).

Penulis dilahirkan di Karta (Tulang Bawang Barat) pada tanggal 17 Maret 1988, yang merupakan putri kedua dari lima bersaudara pasangan bahagia Bapak Tausin Rias dan Ainun.


(8)

viii

RIWAYAT HIDUP

Penulis mengawali pendidikan tahun 1994 di SD Negeri I Tulang Bawang Udik yang diselesaikan pada tahun 2000. Tahun 2000 diterima di SMP Negeri I Tulang Bawang Udik yang diselesaikan pada tahun 2003. Tahun 2003 diterima SMA Negeri 1 Tulang Bawang Udik yang diselesaikan tahun 2006 dan pada tahun yang sama penulis diterima di Universitas Lampung Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Jurusan Pendidikan MIPA Program Studi Pendidikan Biologi. Pada tahun 2010 penulis melaksanakan Program Pengalaman Lapangan (PPL) di SMA Gajah Mada Bandar Lampung, dan pada tahun 2011 penulis melakukan penelitian di SMP Gajah Mada Bandar Lampung untuk meraih gelar sarjana pendidikan (S.Pd.).

Penulis dilahirkan di Karta (Tulang Bawang Barat) pada tanggal 17 Maret 1988, yang merupakan putri kedua dari lima bersaudara pasangan bahagia Bapak Tausin Rias dan Ainun.


(9)

Dengan menyebut nama Allah yang Maha pengasih lagi Maha penyayang

PERSEMBAHAN

Alhamdulillahi robbil alamin, segala puji untuk Mu ya Rabb atas segala kemudahan, limpahan rahmad dan karunia yang Engkau berikan selama ini. Teriring doa, rasa syukur dan

segala kerendahan hati.

Dengan segala cinta dan kasih sayang kupersembahkan karya sederhana ini untuk orang-orang yang akan selalu berharga dalam hidupku:

Papah (Tausin Rias) dan Emak(Ainun)

Terimakasih untuk cinta dan kasih sayang yang tiada terhingga untukku... I will always love you ..

Susiku (Ana)

Adik adikku, Ajo (Ari), Teteh (Sep) dan Adek (Andi)

Terimakasih untuk segala cinta dan dukungan yang kalian berikan untukku...

Keluarga Besar Muhammad Lias dan Keluarga Besar Nyinang

Terimakasih atas cinta dan kasih sayang yang telah diberikan untukku

Para Pendidikku (Guru-guruku)

Terima kasih atas bimbingan yang diberikan padaku hingga aku dapat melihat dunia dengan ilmu...


(10)

x

Motto

Dan sesungguhnya Allah akan menolong siapa yang menolong

agamanya. Sesungguhnya Alah Maha Perkasa lagi Maha

Kuasa

(Al Hajj: 40)

Sesungguhnya Dia mengetahui perkataan (yang kamu ucapkan)

dengan terang-terangan dan Dia mengetahui

apa yang kamu rahasiakan.

( QS. Al-Anbiyaa : 110 )

Berusahalah untuk tidak menjadi manusia yang berhasil, tapi

berusahalah untuk menjadi manusia yang berguna

(

Einstein)

Tidak, ada kebahagian selain dari menyaksikan kebahagiaan

orang tua

(Alvia Kartina)

Ketahuilah, manusia berencana Allah yang menentukan

(Alvia Kartina)


(11)

SANWACANA

Puji Syukur pada Allah SWT, atas segala nikmat dan kehendak-Nya sehingga skripsi ini dapat diselesaikan sebagai salah satu syarat dalam meraih gelar Sarjana Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Biologi Jurusan Pendidikan MIPA, FKIP Unila. Skripsi ini berjudulPENGARUH MODEL PEMBELAJARAN

KOOPERATIF TIPE STADTERHADAP PENGUASAAN MATERI POKOK SISTEMPERNAPASAN PADA MANUSIA (Studi

EksperimenSiswa Kelas VIII SMP Gajah Mada Bandar LampungTahun Pelajaran 2011/2012)”.

Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini tidak terlepas dari peranan dan bantuan berbagai pihak. Untuk itu penulis mengucapkan terima kasih kepada: 1. Dr. Bujang Rahman, M.Si., selaku Dekan FKIP Universitas Lampung.

2. Dr. Caswita, M.Si., selaku Ketua Jurusan PMIPA FKIP Universitas Lampung. 3. Neni Hasnunidah, S.Pd., M.Si., selaku Ketua Program Studi Pendidikan

Biologi dan sebagai pembahas atas saran dalam bimbingannya, dukungan semangat dan nasehat serta motivasinya untuk membantu penulis dalam menyusun skripsi ini.


(12)

xii

5. Pramudiyanti, S. Si., M. Si., selaku pembimbing II atas kesabaran, bimbingan, arahan, dan masukannya kepada penulis.

6. Rini Rita T. Marpaung, S. Pd., M. Si selaku pembimbing akademik atas dukungan dan motivasinya untuk penulis.

7. Ibnu Munzir, S. Pd. I, selaku Kepala SMP Gajah Mada Bandar Lampung, yang telah memberikan izin dan bantuan selama penelitian.

8. M. Syukri, S. Pd. I, selaku guru mitra yang telah banyak memberikan masukan dan arahan selama penelitian.

9. Teristimewa Papahku Tausin Rias dan Emakku Ainun yang selalu mendoakan, meyayangi dan menjadi penyemangat dalam hidupku. 10. Kakakku (Ana Yastuti, S. Pd), Adik-adikku tersayang Ari Sianto, Sep

Periyanti dan Andhi Tarmuji serta keluarga besarku terimakasih atas motivasi, doa, dan dukungannya.

11. Keluarga kecilku di kampus,Nani Sugiarta, Yuniarti Purnama Sari, S. Pd, Melia Eka Putri, S. Pd, Elia Sukma Dewi, S. Pd,Ana Puspita, S. Pd, Destri Eka Nita, Anisa Chandra Nuraini, Suwanti, Anita Nuryulia, Winarni dan Mbk Nety. Terimakasih atas kebersamaan dan kasih sayangyang telah kita jalani selama ini.

12. Sahabat-sahabatku di Biologi’06 dan seluruh mahasiswa Pendidikan Biologi, Terimakasih untuk semuanya.

13. Semua pihak yang membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat dan berguna bagi kita semua. Amin.. Bandar Lampung, April 2012


(13)

DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR TABEL... xv

DAFTAR GAMBAR ... xvi

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah ... 5

C. Tujuan Penelitian ... 5

D. Manfaat Penelitian ... 6

E. Ruang Lingkup Penelitian ... 5

F. Kerangka Pikir ... 7

G. Hipotesis ... 9

II. TINJAUAN PUSTAKA A. Pembelajaran kooperatif (Cooperative Learning) ... 10

B. Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD... 13

C. Penguasaan Materi ... 17

III. METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian ... 20

B. Populasi dan Sampel ... 20

C. Desain Penelitian ... 20

D. Prosedur Penelitian... 21

E. Jenis Data danTeknik Pengambilan Data... 27

F. Teknik Analisis Data... . 27

IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ... 31

B. Pembahasan ... 34

V. KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 45


(14)

xii DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

1. Perangkat pembelajaran ... 50

2. Data Hasil Penelitian... 79

3. Analisis Statistik Data Hasil Penelitian ... 89

4. Foto-foto Penelitian ... 108


(15)

DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR TABEL... xv

DAFTAR GAMBAR ... xvi

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah ... 5

C. Tujuan Penelitian ... 5

D. Manfaat Penelitian ... 6

E. Ruang Lingkup Penelitian ... 5

F. Kerangka Pikir ... 7

G. Hipotesis ... 9

II. TINJAUAN PUSTAKA A. Pembelajaran kooperatif (Cooperative Learning) ... 10

B. Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD... 13

C. Penguasaan Materi ... 17

III. METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian ... 20

B. Populasi dan Sampel ... 20

C. Desain Penelitian ... 20

D. Prosedur Penelitian... 21

E. Jenis Data danTeknik Pengambilan Data... 27

F. Teknik Analisis Data... . 27

IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ... 31

B. Pembahasan ... 34

V. KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 45


(16)

xii DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

1. Perangkat pembelajaran ... 50

2. Data Hasil Penelitian... 79

3. Analisis Statistik Data Hasil Penelitian ... 89

4. Foto-foto Penelitian ... 108


(17)

DAFTAR TABEL

Halaman 1. Data penguaasaan materi... 31 2. Hasil uji t N-gainpenguasaan materi biologi oleh siswa pada kelas eksperimen

dan kelas kontrol ... 83 3. Data rata-rata N-gainsetiap indikator hasil belajar kognitif siswa pada kelas


(18)

xviii

DAFTAR GAMBAR

Halaman

1. Hubungan antara variabel bebas dengan variabel terikat ... 8

2. Desain pretes postes tak ekuivalen ... 21

3. Contoh LKS dan tugas berindikator C1 yang dikerjakan oleh siswa ... 37

4. Contoh LKS dan tugas berindikator C2 yang dikerjakan oleh siswa ... 39

5. Contoh LKS dan tugas berindikator C3 yang dikerjakan oleh siswa ... 41


(19)

1

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pendidikan di sekolah tidak lepas dari kegiatan Proses Belajar Mengajar (PBM) yang merupakan hasil perencanaan secara sistematis yang dibuat oleh guru dalam bentuk satuan pelajaran. Menciptakan kegiatan belajar mengajar yang mampu mengembangkan hasil belajar semaksimal mungkin merupakan tugas dan kewajiban guru. Oleh karena itu, seorang guru memerlukan strategi penyampaian materi untuk mendesain KBM yang merangsang hasil belajar yang efektif dan efisien sesuai dengan situasi dan kondisinya. Pendapat Nasution (dalam Isjoni, 2010 : 20) proses pendidikan, guru mempunyai kewajiban untuk menciptakan suasana pendidikan yang bermakna,

menyenangkan, kreatif, dinamis, dan dialogis. Oleh karena itu, guru harus menciptakan situasi belajar yang optimal sehingga tugas mengajar dapat berjalan dengan efektif. Begitu pula tugas guru mata pelajaran biologi khususnya, mereka harus mampu menciptakan suasana belajar yang menarik minat peserta didik sehingga tujuan pembelajaran biologi dapat tercapai. Proses pembelajaran merupakan suatu bentuk interaksi edukatif, yakni in-teraksi yang bernilai pendidikan yang dengan sadar meletakkan tujuan untuk


(20)

2

menggambarkan hubungan aktif dua arah antara guru dan anak didik dengan sejumlah pengetahuan sebagai mediumnya. Dalam interaksi edukatif unsur guru dan anak didik harus aktif, tidak mungkin terjadi proses interaksi edukatif bila hanya satu unsur yang aktif (aktif, dalam arti sikap, mental, dan perbuatan) (Djamarah, 2000:12).

Permasalahan dalam proses pembelajaran dewasa ini di SMP Gajah Mada Bandar Lampung masih didominasi oleh guru. Pembelajarannya

menggunakan metode ceramah. Siswa tidak banyak bertanya, hanya siswa pandai yang berani bertanya tentang materi yang diberikan guru sedangkan siswa yang tidak mengerti hanya memperhatikan dan tidak berani

menanyakan materi yang belum mereka mengerti. Hal tersebut menyebabkan siswa sulit dalam memahami materi pelajaran, dan penguasaan materi yang diperoleh siswa tergolong rendah. Banyak siswa yang kurang memperhatikan penjelasan guru, tidak berani untuk bertanya atau berdiskusi. Dalam

pembelajaran biologi, pengetahuan tidak dapat diberikan begitu saja. Proses pembelajaran pada kelas tersebut masih menggunakan pembelajaran langsung konsep-konsep biologi diterangkan di dalam kelas, diawali dengan penjelasan guru yang disertai contoh soal dan latihan, serta diakhiri dengan memberikan pekerjaan rumah (Anonim 2011).

Berdasarkan hasil wawancara dengan guru biologi SMP Gajah Mada Bandar Lampung diperoleh informasi bahwa mata pelajaran biologi masih dianggap sebagai mata pelajaran yang sulit khususnya pada materi pokok Sistem Pernapasan. Hal ini dapat dilihat dari nilai rata-rata hasil belajar siswa Kelas


(21)

3

VIII pada semester ganjil tahun pelajaran 2010/2011 khususnya pada Materi Pokok Sistem Pernapasan adalah 50, sedangkan persentase rata-rata

ketuntasan belajarnya adalah 56,7 %. Nilai rata-rata ini belum mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang ditetapkan di sekolah adalah 60. Data yang diperoleh berasal dari aspek kognitif, kemudian rendah penguasaan materi siswa kemungkinan disebabkan kurang tepatnya penggunaan metode pembelajaran yang digunakan oleh guru, metode yang digunakan oleh guru dalam menyajikan pelajaran menggunakan metode ceramah. Dalam

pembelajarannya tersebut siswa hanya memusatkan kegiatan pada guru, siswa hanya duduk, diam dan menerima informasi. Oleh karena itu, siswa tidak banyak terlibat baik dari segi berfikir dan bertindak, karena siswa hanya menerima informasi yang telah diberikan oleh guru. Selain itu aktivitas siswa pada proses pembelajaran hanya terbatas pada mendengarkan dan

mengerjakan tugas. Kurangnya aktivitas ini membuat siswa kurang optimal dalam belajar. Kurang efektifnya penggunaan metode ceramah tersebut diduga berdampak terhadap penguasaan beberapa materi pokok biologi, salah satunya yaitu materi pokok sistem pernapasan pada manusia.

Berdasarkan uraian di atas, maka diperlukan suatu alternatif model

pembelajaran yang menarik, sehingga siswa lebih aktif dan sekaligus dapat meningkatkan penguasaan materi siswa tersebut. Dengan tujuan agar materi yang disampaikan dapat diterima, dipahami dan dikuasai oleh siswa secara optimal. Berkaitan hal ini, berarti guru harus merancang model pembelajaran untuk meningkatkan penguasaan materi siswa. Pembelajaran yang diduga


(22)

4

kooperatif, salah satu tipe pembelajarannya adalahStudent Team

Achievement Division(STAD). Selama ini guru biologi di SMP Gajah Mada Bandar Lampung belum menggunakan model pembelajaran kooperatif, maka untuk pemula peneliti menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe STAD, karena STAD merupakan salah satu model pembelajaran kooperatif yang paling sederhana, dan merupakan tipe yang paling baik untuk permulaan bagi para guru yang baru menggunakan pendekatan kooperatif (Slavin,

2010:143).

Pada materi pokok Sistem Pernapasan Pada Manusia, siswa dituntut untuk memahami, membandingkan, mengidentifikasi fungsi sistem organ-organ Pernapasan pada manusia serta kelainan pada sistem Pernapasan pada manusia dalam kehidupan sehari-hari. Materi ini mengharuskan siswa dapat mendiskripsikan Sistem Pernapasan Pada Manusia dan hubungannya dengan kesehatan. Dengan penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD sebagai salah satu alternatif model pembelajaran pada materi pokok sistem Pernapasan Pada Manusia di harapkan dapat meningkatkan penguasaan materi oleh siswa. Karena model pebelajaran kooperatif tipe STAD dalam pembelajarannya siswa diberi kesempatan bekerja dalam kelompok-kelompok untuk menyelesaikan dan memecahkan masalah secara bersama sehingga siswa lebih aktif dan dapat meningkatkan penguasaan materi siswa. Hasil penelitian Hartatik (2006 : 31) menunjukkan bahwa penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas XI IPA semester ganjil SMA N 5 Bandar Lampung tahun pelajaran


(23)

5

2005/2006. Berdasarkan kesimpulan Hartatik dikatakan bahwa rataan hasil belajar biologi siswa antara sebelum dan sesudah pembelajaran dengan model kooperatif tipe STAD mengalami peningkatan sebesar 18,1%.

Berdasarkan latar belakang tersebut, maka akan dilakukan penelitian di SMP Gajah Mada Bandar Lampung dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD terhadap penguasaan materi Sistem Pernapasan Pada Manusia.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:

1. Apakah penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dapat berpengaruh secara signifikan terhadap penguasaan materi pokok Sistem Pernapasan Pada Manusia?

2. Manakah penguasan materi pokok Sistem Pernapasan Pada Manusia yang lebih tinggi antara penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dengan metode ceramah dan tanya jawab?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui:

1. Penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe STAD berpengaruh secara signifikan terhadap penguasaan materi pokok Sistem Pernapasan


(24)

6

2. Penguasan materi pokok Sistem Pernapasan Pada Manusia yang lebih tinggi antara penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dengan metode ceramah dan tanya jawab.

D. Manfaat Penelitian 1. Bagi peneliti

Menambah wawasan dan pengalaman yang sangat berharga sebagai calon guru.

2. Bagi siswa

Memberikan suasana belajar yang dapat mendorong peningkatan penguasaan materi oleh siswa.

3. Bagi guru

Memberikan sumbangan pemikiran dan menjadi alternatif yang dapat diterapkan di kelas untuk meningkatkan penguasaan materi biologi oleh siswa.

4. Bagi sekolah

Memberikan informasi dalam upaya meningkatkan mutu pendidikan dan mutu sekolah itu sendiri.

E. Ruang Lingkup Penelitian

Agar tidak terjadi salah penafsiran terhadap masalah yang akan dikemukakan, maka perlu adanya batasan ruang lingkup yaitu:


(25)

7

a. Pembelajaran kooperatif adalah pembelajaran yang menekankan kepada siswa untuk bekerjasama dalam kelompok kecil dan saling membantu dalam memecahkan masalah bersama.

b. Pembelajaran kooperatif tipe STAD adalah proses pembelajaran

kooperatif yang paling sederhana yang terdiri atas lima komponen utama yaitu presentasi kelas, kelompok, tes, poin peningkatan individu dan kelompok serta penghargaan kelompok (Slavin, 2010 : 143).

c. Penguasaan materi adalah kemampuan siswa dalam menguasai materi pokok Sistem Pernapasan Pada Manusia yang dilihat dari hasil pretest, postest dan N-Gain. Indikator penguasaan materi yang diukur meliputi : ingatan (C1), pemahaman (C2), aplikasi (C3) dan analisis (C4).

d. Penelitian ini dilakukan pada siswa kelas VIII semester genap SMP Gajah Mada Bandar Lampung tahun pelajaran 2011/2012.

F. Kerangka Pikir

Salah satu permasalahan mendasar yang dihadapi oleh guru di SMP Gajah Mada Bandar Lampung saat ini adalah berkenaan dengan penyelenggaraan kegiatan pembelajaran yang dipandang masih belum efektif. Guru sebaiknya kreatif dalam pemilihan model pembelajaran karena model pembelajaran yang sesuai dengan materi akan memudahkan siswa dalam memahami pelajaran biologi sehingga tujuan pembelajaran tercapai. Selain itu model yang tepat akan memberikan pengalaman belajar yang bermanfaat bagi siswa sebagai bekal dalam menjalani kehidupan. Proses pembelajaran yang efektif


(26)

8

dalam pendidikan akan menghasilkan siswa yang mampu menyelesaikan masalah dalam kehidupan.

Salah satu alternatif untuk mewujudkan itu semua adalah model pembelajaran kooperatif tipe STAD. Terdapat lima komponen utama dalam pembelajaran kooperatif tipe STAD yaitu persentasi kelas, kelompok, tes, peningkatan individu dan kelompok serta penghargaan kelompok. Dalam kelompok kooperatif siswa berkemampuan tinggi membantu teman-temannya yang berkemampuan rendah maupun sedang. Dalam kondisi ini siswa yang berkemampuan rendah maupun sedang memperoleh keuntungan dalam kegiatan belajar. Sedangkan siswa yang berkemampuan tinggi dapat lebih memahami dan menguasai materi yang diajarkan pada teman satu kelompok. Dengan adanya interaksi dalam kelompok secara tidak langsung dapat membantu siswa untuk lebih termotivasi dalam belajar. Maka dengan meningkatnya aktivitas siswa dalam belajar secara tidak langsung akan meningkatkan penguasaan terhadap materi pelajaran tersebut.

Variabel bebas pada penelitian ini adalah model pembelajaran kooperatif tipe STAD. Sedangkan variabel terikatnya adalah penguasaan materi siswa. Hubungan antara hasil variabel tersebut digambarkan sebagai berikut:

Gambar 1. Hubungan antara variabel bebas dan variabel terikat.

Keterangan: X = Model pembelajaran kooperatif tipe STAD; Y = Penguasaan materi siswa.


(27)

9

G. Hipotesis

Hipotesis dalam penelitian ini adalah:

1. H0 : Model pembelajaran kooperatif tipe STAD tidak berpengaruh secara signifikan terhadap penguasaan materi pokok Sistem Pernapasan Pada Manusia oleh siswa SMP Gajah Mada Bandar Lampung.

H1 : Model pembelajaran kooperatif tipe STAD dapat berpengaruh secara signifikan terhadap penguasaan materi pokok Sistem Pernapasan Pada Manusia oleh siswa SMP Gajah Mada Bandar Lampung.

2. H0: Rata–rata penguasan materi pokok Sistem Pernapasan Pada Manusia yang menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD sama dengan yang menggunakan metode ceramah dan tanya jawab.

H1: Rata–rata penguasan materi pokok Sistem Pernapasan Pada Manusia yang menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD lebih dibandingkan pada yang menggunakan metode ceramah dan tanya jawab.


(28)

10

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Pembelajaran Kooperatif

Salah satu model pembelajaran yang mengembangkan prinsip kerjasama adalah pembelajaran kooperatif. Pembelajaran kooperatif menekankan kepada siswa untuk bekerjasama dalam kelompok kecil dan saling membantu dalam

memecahkan masalah bersama. “Pembelajaran kooperatif merupakan sebuah

kelompok strategi pengajaran yang melibatkan siswa bekerja sama berkolaborasi untuk mencapai tujuan bersama(Trianto, 2010 : 58)”.

Pembelajaran berpusat pada siswa, dimana siswa berkesempatan untuk dapat saling bekerjasama dalam kelompok dan guru tidak mendominasi kegiatan pembelajaran. Slavin (1997: 284) mengatakan bahwa:

“Pembelajaran kooperatif mengkondisikan siswa belajar dalam kelompok kecil, dimana mereka saling membantu dalam memahami materi pelajaran, menyelesaikan tugas atau kegiatan lain agar semua siswa dalam kelompok

tersebut memperoleh hasil belajar yang tinggi.”Pengkondisian siswa dalam kelompok-kelompok kecil dimaksudkan agar maksimalnya aktivitas dan hasil belajar siswa.

Model pembelajaran kooperatif terdiri dari beberapa tipe antara lain: Student Teams-Achievement Divisions(STAD),Teams-Games-Tournament(TGT), Jigsaw II,Cooperative Integrated Reading and Composition(CIRC),Team Accelerated Instruction(TAI),Group Investigation(GI), danThink-Pair-Share


(29)

11

Pernyataan Johnson danJohnson (dalam Trianto, 2010 : 57) bahwa tujuan pokok belajar kooperatif adalah memaksimalkan belajar siswa untuk

peningkatan prestasi akademik dan pemahaman baik secara individu maupun secara kelompok. Karena siswa bekerja dalam satu kelompok, maka dengan sendirinya dapat memperbaiki hubungan diantara para siswa dari berbagai latar belakang etnis dan kemampuan, mengembangkan keterampilan-keterampilan proses kelompok dan pemecahan masalah. Zamroni (dalam Trianto, 2010 : 57) menyatakan bahwa manfaat penerapan belajar kooperatif adalah dapat

mengurangi kesenjangan pendidikan khususnya dalam wujud input pada level individu.

Anggota kelompok dalam pembelajaran kooperatif bersifat heterogen, terutama dari segi kemampuannya dan keberagaman sifat untuk saling mendukung satu dengan yang lain. Menurut Slavin (1995 : 16) ada dua aspek yang melandasi keberhasilan pembelajaran kooperatif, yaitu:

a. Aspek motivasi

Pada dasarnya aspek motivasi ada di dalam konteks pemberian

penghargaan kepada kelompok. Adanya penilaian yang didasarkan atas keberhasilan kelompok mampu menciptakan situasi dimana satu-satunya cara bagi setiap kelompok untuk mencapai tujuannya adalah dengan mengupayakan agar tujuan kelompoknya tercapai lebih dahulu. Hal ini mengakibatkan setiap anggota kelompok terdorong menyelesaikan tugas dengan baik.

b. Aspek kognitif

Asumsi dasar teori perkembangan kognitif adalah bahwa interaksi antar siswa disekitar tugas-tugas yang sesuai akan meningkatkan kualitas siswa tentang konsep-konsep penting.


(30)

12

Menurut Johnson dan Johnson dan Sutton (dalam Trianto, 2010 : 60-61) terdapat lima unsur penting dalam belajar kooperatif, yaitu

1) Saling ketergantungan yang bersifat positif antara siswa.

Dalam belajar kooperatif siswa merasa bahwa mereka sedang bekerja sama untuk mencapai satu tujuan dan terikat satu sama lain. Seorang siswa tidak akan sukses kecuali semua anggota kelompoknya juga sukses. Siswa akan merasa bahwa dirinya merupakan bagian dari kelompok yang juga mempunyai andil terhadap suksesnya kelompok.

2) Interaksi antara siswa yang semakin meningkat.

Belajar kooperatif akan meningkatkan interaksi antara siswa. Hal ini, terjadi dalam hal seorang siswa akan membantu siswa lain untuk sukses sebagai anggota kelompok. Saling memberikan bantuan ini akan

berlangsung secara alamiah karena kegagalan seseorang dalam kelompok mempengaruhi suksesnya kelompok. Interaksi yang terjadi dalam belajar kooperatif adalah dalam hal tukar-menukar ide mengenai masalah yang sedang dipelajarai bersama.

3) Tanggung jawab individual.

Tanggung jawab individual dalam belajar kelompok dapat berupa tanggung jawab siswa dalam hal membantu siswa yang membutuhkan

bantuan dan siswa tidak dapat hanya sekedar ”membonceng” pada hasil

kerja teman sekelompoknya.

4) Keterampilan interpersonal dan kelompok kecil

Dalam belajar kooperatif, selain dituntut untuk mempelajari materi yang diberikan seorang siswa dituntut untuk belajar bagaimana berinteraksi dengan siswa lain dalam kelompoknya.

5) Proses kelompok.

Belajar kooperatif tidak akan berlangsung tanpa proses kelompok. Proses kelompok terjadi jika anggota kelompok mendiskusikan bagaimana mereka akan mencapai tujuan dengan baik dan membuat hubungan kerja yang baik.

Model pembelajaran kooperatif dapat meningkatkan semangat belajar siswa (Slavin, 1997:17). Dalam pembelajaran kooperatif, siswa yang berkemampuan rendah mendapat kesempatan untuk belajar dari temannya yang lebih

memahami materi yang akan diajarkan. Siswa yang menguasai materi dengan baik berkesempatan untuk menjadi tutor bagi temannya sehingga


(31)

13

B. Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD

Model pembelajaran koopertif tipe STAD dikembangkan oleh Robert E. Slavin dan teman-temannya di Universitas Jhon Hopkin, dan merupakan tipe

pembelajaran kooperatif yang paling sederhana. Guru yang menggunakan STAD mengacu pada belajar kelompok siswa yang menyajikan informasi akademik kepada siswa menggunakan prestasi verbal atau teks. Pembelajaran kooperatif tipe STAD membagi siswa dalam kelompok-kelompok kecil yang terdiri dari 4-5 orang yang bersifat heterogen. Komponen utama tipe STAD adalah presentasi kelas, kegiatan kelompok, kuis/tes, pemberian skor individu dan penghargaan kelompok (Slavin, 2010:12).

Dalam STAD para siswa dibagi dalam tim belajar yang terdiri atas empat orang yang berbeda-beda tingkat kemampuan, jenis kelamin, dan latar belakang etniknya. Guru menyampaikan pelajaran, lalu siswa bekerja dalam tim mereka untuk memastikan bahwa semua anggota tim telah menguasai pelajaran. Selanjutnya semua siswa mengerjakan kuis mengenai materi secara sendiri-sendiri, saat itu mereka tidak diperbolehkan untuk saling bantu. Skor kuis para siswa dibandingkan dengan rat-rata pencapaian mereka sebelumnya, dan kepada masing-masing tim akan diberikan poin berdasarkan tingkat kemajuan yang diraih siswa dibandingkan hasil yang mereka capai sebelumnya. Poin ini kemudian dijumlahkan untuk memperoleh skor tim, dan tim yang berhasil memenuhi kriteria tertentu akan mendapatkan sertifikat atau penghargaan lainnya. Seluruh rangkaian kegiatan, termasuk presentasi yang disampaikan


(32)

14

guru, praktik tim, dan kuis biasanya memerlukan waktu 3-5 periode kelas (Slavin, 2010:11)

Menurut Eggen (1996:289 dalam Suyatna 2008: 100) dalam pelaksanaan pembelajaran kooperatif tipe STAD ada beberapa tahap yang harus dilakukan, yaitu:

a. Pembelajaran (Instruction)

Materi yang disampaikan pada saat pembelajaran biasa menggunakan pengajaran langsung atau diskusi yang dipimpin oleh guru. Pembelajaran ini dipakai untuk menetapkan tujuan, penjelasan, dan pemodelan kemampuan atau penerapan konsep, prinsip, penyamarataan, peraturan-peraturan dan penyediaan buku praktik. Pada pendahuluan ditekankan pada apa yang akan dipelajari siswa dalam tugas kelompok. Siswa harus memperhatikan dengan baik selama pembelajaran karena akan membantu siswa dalam tes.

b. Membentuk kelompok (Transition to Teams)

Guru umumnya membagi kelas menjadi beberapa kelompok yang beranggotakan 4-5 siswa dengan karakteristik yang heterogen. c. Belajar kelompok dan pengawasan (Team Study and Monitoring)

Selama murid belajar kelompok, guru harus mengawasi murid untuk memastikan bahwa mereka bekerja dengan baik. Salah satu tujuan pembelajaran kooperatif adalah mengajar murid untuk bekerja bersama. Model pembelaran koperatif tipe STAD satu kelompok terdiri dari 4-5 orang anggota kelompok. Setiap anggota kelompok harus bertanggung jawab atas keberhasilan anggota kelompok mereka. Setiap anggota kelompok harus membantu satu sama lain dan bertanggung jawab atas


(33)

15

keberhasilan anggota kelompok mereka. Setiap anggota kelompok harus membantu satu sama lain dan bertanggung jawab agar setiap anggota kelompoknya benar-benar memahami materi yang dipelajari karena keberhasilan individu mempengaruhi keberhasilan kelompoknya. d. Kuis/tes

Kuis/tes diberikan setelah melaksanakan 1 atau 2 kali pertemuan. Saat kuis atau tes siswa tidak boleh saling membantu satu sama lain dan harus mengerjakan soal secara individu. Kuis atau tes dikerjakan setiap individu.

e. Poin peningkatan individu

poin peningkatan adalah memberikan kepada siswa sasaran yang dapat dicapai jika mereka belajar lebih giat dan memperhatikan prestasi yang lebih baik jika dibandingkan yang sebelumnya. Hasil tes setiap siswa diberi poin peningkatan yang ditentukan berdasarkan selisih skor tes terdahulu (skor tes terawal dan skor tes terakhir). Selisih skor siswa tersebut kemudian diperoleh skor individu. Skor individu setiap anggota kelompok memberi sumbangan kepada skor kelompok.

f. Penghargaan kelompok

Penghargaan kelompok diberikan berdasarkan poin peningkatan kelompok. Skor kelompok adalah rata-rata dari peningkatan individu dalam kelompok tersebut.


(34)

16

Menurut beberapa penelitian mengatakan bahwa penerapan pendekatan kooperatif learning dengan tipe STAD menunjukkan hasil belajar yang lebih baik. Hasil tersebut sesuai dengan penelitian Nurmaladewi (2005:42)

menyatakan bahwa penerapan pembelajaran kooperatif tipe STAD dapat meningkatkan motivasi siswa sebesar 80,97 % dan hasil belajar yang meningkat sebesar 56,41%.

Selain itu, penelitian Hartati (2005:34) bahwa penggunaan Model Belajar Kooperatif Tipe STAD dapat Meningkatkan Kecakapan Berfikir Rasional data yang diperoleh pada tiap-tiap pertemuan, kecakapan berfikir rasional (Thinking skill) dan kecakapan siswa (social skill) pada setiap pertemuan semakin

menunjukkan peningkatan.

Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa pembelajaran kooperatif tipe STAD adalah pembelajaran yang paling sederhana diantara pembelajaran kooperatif lainnya, dengan cara guru mempresentasikan materi terlebih dahulu, kemudian siswa dibagi dalam kelompok kecil dengan memperhatikan keheterogenan dalam kemampuan. Adapun komponen utama tipe STAD adalah presentasi kelas, kegiatan kelompok, kuis/tes, pembelajaran skor individu, dan penghargaan kelompok. Di harapkan dengan pembelajaran kooperatif tipe STAD dapat meningkatkan interaksi yang berupa aktivitas siswa dan dapat pula memberikan respon yang positif terhadap pembelajaran, serta dapat meningkatkan hasil belajar siswa.


(35)

17

C. Penguasaan Materi

Penguasaan materi merupakan aspek dalam ranah kognitif dari tujuan kegiatan belajar mengajar. Ranah kognitif meliputi beberapa tingkatan, dari tingkatan terendah sampai tertinggi yaitu pengetahuan, pemahaman, penerapan,, analisis, sintesis dan evaluasi. Penguasaan merupakan kemampuan menyerap arti dari materi suatu bahan yang dipelajarai (Oktaviani, 2008:21). Penguasaan bukan hanya sekedar mengingat mengenai apa yang dipelajari, tetapi menguasai lebih dari itu yakni melibatkan berbagai proses kegiatan mental sehingga lebih bersifat dinamis (Arikunto, 2003:115).

Penguasaan materi siswa merupakan hasil belajar dalam kecakapan kognitif. Menurut Anderson, dkk ( 2000: 67-68 ), ranah kognitif terdiri dari 6 jenis perilaku sebagai berikut : (1)Remembermencakup kemampuan ingatan

tentang hal yang telah dipelajari dan tersimpan dalam ingatan. Pengetahuan itu meliputi fakta, peristiwa, pengertian, kaidah, teori, prinsip dan metode, (2)

Understandmencakup kemampuan menangkap arti dan makna hal yang dipelajari, (3)Applymencakup kemampuan menerapkan metode dan kaidah untuk menghadapi masalah yang nyata dan baru, (4)Analyzemencakup kemampuan merinci suatu kesatuan ke dalam bagian-bagian sehingga struktur keseluruhan dapat dipahami dengan baik. Misalnya : mengurai masalah menjadi bagian yang telah kecil, (5)Evaluatemencakup kemampuan membentuk pendapat tentang beberapa hal berdasarkan kriteria tertentu, (6)


(36)

18

Berdasarkan rumusan Bloom (dalam Dimyati dan Mudjiono, 2004:23-28) ranah kognitif terdiri dari 6 jenis perilaku sebagai berikut : (1) Pengetahuan, mencakup ingatan tentang hal yang telah dipelajari dan tersimpan dalam ingatan, (2) Pemahaman, mencakup kemampuan menangkap arti dan makna hal yang dipelajari, (3) Penerapan, mencakup kemampuan menerapkan metode dan kaidah untuk menghadapi masalah yang nyata dan baru, (4) Analisis, mencakup kemampuan merinci suatu kesatuan ke dalam bagian- bagian sehingga struktur keseluruhan dapat dipahami dengan baik, (5) Sintesis, mencakup kemampuan menbentuk suatu pola baru, (6) Evaluasi, mencakup kemampuan membentuk pendapat tentang beberapa hal berdasarkan kriteria tertentu.

Penguasaan materi pelajaran oleh siswa dapat diukur dengan mengadakan evaluasi. Menurut Percival (dalam Hamalik 2008 : 146) evaluasi adalah serangkaian kegiatan yang dirancang untuk mengukur keefektifan sistem mengajar/belajar sebagai suatu keseluruhan. Evaluasi merupakan alat yang penting untuk mengetahui ketercapaian siswa dalam menguasai tujuan yang telah ditentukan (Sanjaya, 2010 : 244). Sasaran evaluasi belajar adalah perubahan tingkah laku yang mencakup bidang kongnitif, afektif dan psikomotor secara seimbang (Suryosubroto, 2003 : 55).

Untuk mengevaluasi suatu kegiatan pembelajaran menggunakan instrument dan hasilnya dibandingkan dengan tolak ukur untuk memperoleh kesimpulan. Salah satu instrument atau alat ukur yang biasa digunakan dalam evaluasi adalah tes. Tes adalah alat pengukuran berupa pertanyaan, perintah dan


(37)

19

petunjuk yang ditunjukkan kepada testee untuk mendapatkan respon sesuai dengan petunjuk itu (Thoha, 1994 : 43). Fungsi tes adalah untuk menilai sampai dimana para siswa telah menguasai kemampuan-kemampuan yang telah kita rumuskan dalam tujuan-tujuan tersebut (Suryosubroto, 2003 : 60). Selain itu, menurut Thoha (1994:1) evaluasi merupakan kegiatan yang terencana untuk mengetahui keadaan suatu objek dengan menggunakan instrumen dan hasilnya dibandingkan dengan tolak ukur untuk memperoleh kesimpulan. Instrumen atau alat ukur yang biasa digunakan dalam evaluasi adalah tes. Arikunto (2008:53) menyatakan bahwa tes merupakan alat atau prosedur yang digunakan untuk mengetahui atau mengukur sesuatu dengan cara dan aturan-aturan yang sudah ditentukan.

Tes untuk mengukur berapa banyak atau berapa persen tujuan pembelajaran dicapai setelah satu kali mengajar atau satu kali pertemuan adalah postes atau tes akhir. Disebut tes akhir karena sebelum memulai pelajaran guru

mengadakan tes awal atau pretes. Kegunaan tes ini ialah terutama untuk dijadikan bahan pertimbangan dalam memperbaiki rencana pembelajaran. Dalam hal ini, hasil tes tersebut dijadikan umpan balik dalam meningkatkan mutu pembelajaran (Daryanto, 2007:195-196).


(38)

31

IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan di SMP Gajah Mada Bandar Lampung mengenai pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe STAD terhadap penguasaan materi sistem pernapasan pada manusia oleh siswa, diperoleh data penguasaan materi dan data aktivitas siswa. Data penguasaan materi siswa disajikan sebagai berikut:

Data hasil penguasaan materi siswa diperoleh dari pretes, postes dan N-gain

pada materi pokok sistem pernapasan untuk kelas eksperimen dan kelas kontrol selengkapnya dapat dilihat pada tabel 1:

Tabel 1. Data nilai siswa pada kelas eksperimen dan kelas kontrol Data

penguasaan materi siswa

Eksperimen Kontrol

Pretes Postes N-gain Pretes Postes N-gain

Rata-rata 48,68 70,04 40,84 47,98 58,55 19,95 St. Deviasi 10,28 12,92 24,75 10,54 10,10 13,19 Uji

Normalitas

Lhit(0,117)<

Ltab(0,138)

Lhit(0,109)<

Ltab(0,138)

Lhit(0,107)<

Ltab(0,138)

Lhit(0,122)<

Ltab(0,140)

Lhit(0,126)<

Ltab(0,140)

Lhit(0,096)<

Ltab(0,140) Uji

Homogenitas

χ2hit(13,99) <χ2tab(100,74)

Berdasarkan tabel 1. Diketahui bahwa rata-rata pretes pada kelas eksperimen dan kelas kontrol tidak terdapat perbedaan yang signifikan, artinya


(39)

32

kemampuan awal siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol dapat dianggap sama. Setelah pembelajaran menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD pada kelas eksperimen diperoleh rata-rata postes lebih besar dibandingkan dengan kelas kontrol. Sebelum dilakukan Uji t dilakukan uji prasyarat terlebih dahulu yaitu uji normalitas data (Uji Lilliefors) dan uji homogenitas data (uji Bartlett). Hasil uji normalitas dan uji homogenitas terhadap ketiga data diperoleh N-gainpada kedua kelas menghasilkan bahwa pretes, postes dan N-gainberdistribusi normal dan bervarians homogen. Setelah dilakukan uji normalitas dan homogenitas data, dilanjutkan dengan melakukan uji t, adapun hasil analisis uji t pada nilai pretest, postest, dan

N-gainsiswa dapat dilihat pada tabel 4.

Tabel 2. Hasil uji tN-gainpenguasaan materi biologi oleh siswapada kelas eksperimen dan kelas kontrol

Kelas

Pretest Postest N-gain

X ± Sd Uji t X ± Sd Uji t X ± Sd Uji t1 Uji t2

I 48,68±10,28

thit =0,300

ttab= 1,664

70,04±12,92

thit= 4,412

ttab= 1,664

40,84±24,75

thit= 4,654

ttab= 1,664

thit=12,307

ttab= 1,664

II 47,98±10,54 58,55±10,10 19,95±13,19

Keterangan: I = eksperimen(Kooperatif tipe STAD);

II= kontrol(Ceramahdantanya jawab);X = rata-rata; Sd= standar deviasi; t1= uji persamaan dua rata-rata;t2= uji perbedaan dua rata-rata.

Berdasarkan tabel 2 tersebut diketahui bahwa uji t untuk pretes diperoleh thitung< ttabel, sehingga H0diterima, artinya penguasaan materi awal siswa pada kedua kelas tidak berbeda secara signifikan. Sedangkan hasil uji t postesdan


(40)

33

siswa antara kelas eksperimen dan kelas kontrol berbeda secara signifikan. Pada uji t2pada data N-gaindiperoleh hasil, thitung> ttabel, sehingga H0ditolak, artinya penguasaan materi biologi oleh siswa pada kelas eksperimen lebih tinggi daripada kelas kontrol.

Hasil analisis data N-gainhasil belajar kognitif siswa tiap indikator

(pengetahuan, pemahaman, penerapan dan analisis) dapat dilihat pada tabel 5:

Tabel 3. Data rata-rata N-gainsetiap indikator hasil belajar kognitif siswa pada kelas Eksperimen dan kelas Kontrol.

Indikator X ± Sd Uji Normalitas Uji

Mann-WhitneyU

Ket

C1 Ekperimen 54,39±48,12 Lhit(0,316) >Ltab(0,138) P(0,858>0,05) Ho diterima

Kontrol 54,67±44,39 Lhit(0,296) > Ltab(0,140)

C2 Ekperimen 35,16±28,16 Lhit(0,163) >Ltab(0,138) P(0,008<0,05) Ho ditolak

Kontrol 18,02±12,54 Lhit(0,214) >Ltab(0,140)

C3 Ekperimen 46,02±41,11 Lhit(0,210) >Ltab(0,138) P(0,035<0,05) Ho ditolak

Kontrol 23,29±21,11 Lhit(0,190) >Ltab(0,140)

C4 Ekperimen 33,65±30,67 Lhit(0,156) >Ltab(0,138) P(0,027<0,05) Ho ditolak

Kontrol 23,06±13,15 Lhit(0,216) >Ltab(0,140)

Keterangan: C1: Ingatan, C2: Pemahaman, C3: Penerapan dan C4 : Analisis Berdasarkan tabel 3 rata-rata N-gainsemua indikator penguasaan materi kelas eksperimen lebih besar dari pada rata-rata N-gainpada kelas kontrol. Hasil analisis uji normalitas menunjukkanbahwa data rata-rata nilai indikator C1,C2, C3, dan C4 data semuanya tidak berdistribusi normal, sehingga dilakukan ujiMann-WhitneyU. Selain itu tabel 5, menunjukkan adanya perbedaan yang signifikan pada indikator C2, C3 dan C4antara kelas

eksperimen dan kelas kontrol. Sedangkan pada tingkat kognitif C1 tidak ada perbedaan yang signifikan antara kelas eksperimen dan kelas kontrol.


(41)

34

B. Pembahasan

Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa penggunaan model kooperatif tipe STAD berpengaruh terhadap penguasaan materi siswa. Terlihat pada tabel 1 bahwa rata-rata N-gainsiswa pada kelas eksperimen yang menggunakan model kooperatif tipe STAD (40, 84) lebih tinggi dibandingkan rata-rata N-gainsiswa pada kelas kontrol (19,95) yang menggunakan metode ceramah dan tanya jawab. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa kelas yang menggunakan model kooperatif tipe STAD efektif dalam meningkatkan penguasaan materi pokok Sistem Pernapasan Pada Manusia oleh siswa kelas VIIIDSMP Gajah Mada Bandar Lampung. Hal ini sejalan dengan hasil penelitian Sari (2007:48) bahwa hasil belajar siswa yang diajar dengan model pembelajaran koperatif tipe STAD lebih tinggi dibandingkan rata-rata hasil belajar siswa yang diajar tanpa model pembelajaran kooperatif tipe STAD.

Dari tabel 1 terlihat bahwa perbedaan peningkatan penguasaan materi pokok Sistem Pernapasan Pada Manusia oleh siswa pada kedua kelas dikarenakan terdapat perbedaan perlakuan pada proses pembelajarannya, yaitu pada kelas eksperimen proses pembelajaran menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD, sedangkan kelas kontrol

menggunakan ceramah dan tanya jawab.

Melalui pembelajaran kooperatif tipe STAD, siswa dapat bekerja sama dalam kelompok kecil dan saling membantu memecahkan masalah


(42)

35

siswa agar lebih mudah dalam bekerja sama. Selain itu, melalui LKS ini siswa dapat berdiskusi untuk memecahkan masalah bersama sehingga tercipta suasana saling membantu antara siswa yang pandai dan kurang pandai. Dengan adanya interaksi ini siswa lebih mudah memahami materi dengan baik. Pembelajaran kooperatif tipe STAD juga memfasilitasi siswa untuk mempersentasikan hasil diskusi kelompok di depan kelas. Pada saat persentasi, setiap siswa dapat mengemukakan pendapat-pendapat dari topik diskusi untuk menguraikan materi menjadi lebih kompleks sehingga siswa lebih memahami materi dengan baik. Kemudian setelah selesai, siswa diminta untuk mendengarkan dan memperhatikan penjelasan guru tentang hasil diskusi yang telah dibahas. Dengan cara yang seperti ini maka penguasaan materi setiap siswa bisa tercapai. Hal ini sesuai dengan pernyataan Ibrahim (200:17) bahwa melalui model pembelajaran

kooperatif siswa lebih memiliki kemungkinan menggunakan tingkat berpikir yang lebih tinggi selama dan setelah diskusi dalam kelompok dari pada siswa yang bekerja secara individual sehingga materi yang dipelajari siswa akan melekat dalam waktu yang lebih lama.

Pembelajaran materi pokok Sistem Pernapasan Pada Manusia di kelas kontrol menggunakan metode ceramah dan tanya jawab. Ternyata penguasaan materi siswa lebih rendah dibandingkan dengan kelas

eksperimen yang menggunakan pembelajaran kooperatif tipe STAD. Hal ini dikarenakan beberapa hal yang menyangkut kelemahan dari metode ceramah dan tanya jawab. Adapun kelemahan-kelemahan metode ceramah dan tanya jawab saat penelitian adalah pada metode ceramah proses


(43)

36

komunikasi banyak terpusat kepada guru dan siswa banyak berperan sebagai pendengar setia, sehingga siswa menjadi pasif. Materi Sistem Pernapasan Pada Manusia bersifat kompleks, karena menyangkut mekanisme yang rumit. Apabila informasi tersebut disampaikan secara lisan tanpa contoh-contoh yang nyata maka pengetahuan itu akan mudah dilupakan. Menurut Kosasih (dalam Isjoni, 2010 : 19) pembelajaran kooperatif membina dan meningkatkan serta mengembangkan potensi diri siswa sekaligus memberikan pelatihan hidup senyatanya. Kemudian saat tanya jawab dalam mengajukan pertanyaan atau mengemukakan pendapat banyak yang tidak sesuai dengan pokok persoalan. Bila terjadi perbedaan pendapat, maka akan banyak menyita waktu untuk menyelesaikannya.Hal ini menyebabkan penguasaan materi pada kelas kontrol lebih rendah dibandingkan kelas eksperimen yang menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD.

Perbedaan pengguasaan materi siswa yang menggunakan model

pembelajaran kooperatif tipe STAD pada kelas ekperimen dan pada kelas kontrol menggunakan metode ceramah dan tanya jawab menuntut

pengamatan mendalam terhadap setiap indikatornya. Berdasarkan rata-rata N-gaintiap indikator penguasaan materi siswa pada tabel 3, kelas

ekperimen lebih tinggi dari pada kelas kontrol. Pada kelas eksperimen indikator kognitif C2 (pemahaman), C3 (penerapan)dan C4 (analisis) berbeda secara signifikan dengan kelas kontrol, sementara indikator kognitif C1 (pengetahuan) tidak berbeda secara signifikan dengan kelas


(44)

37

Indikator C1 yaituremembermencakup kemampuan ingatan tentang hal yang telah dipelajari dan tersimpan dalam ingatan. Pengetahuan itu meliputi fakta, peristiwa, pengertian, kaidah, teori, prinsip dan metode. Rata-rata N-gainpada kemampuan ingatan antara kelas eksperimen dengan kelas kontrol ternyata tidak berbeda secara signifikan. Hal ini kemungkinan terjadi karena metode/cara yang digunakan oleh guru sama-sama dapat menggali kemampuan mengingat dengan proporsi yang sama-sama. Hal ini dapat dibuktikan dengan siswa menjawab LKS dan tugas dengan baik, seperti pada gambar 3 dan 4 berikut ini.

Gambar 3. Contoh jawaban siswa untuk kemampuan mengingat (LKS 1 ekperimen).

Gambar 4. Contoh jawaban siswa untuk kemampuan mengingat (Tugas Individu 1).

Dari contoh pekerjaan siswa dalam LKS dan tugas tersebut ternyata siswa yang belajar dengan model pembelajaran kooperatif tipe STAD pada kelas eksperimen dan pada kelas kontrol dengan menggunakan metode ceramah dan tanya jawab sama-sama dapat mengembangkan kemampuan (C1) pengetahuan materi. Hal ini sesuai dengan hasil penelitian Nurmaladewi


(45)

38

(2005:42) bahwa penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe STAD pada indikator C1 tidak berbeda secara signifikan dengan penggunaan metode diskusi.

Indikator C2 yaituunderstandmencakup kemampuan menangkap arti dan makna hal yang dipelajari. Ada perbedaan rata-rata N-gain indikator pemahaman yang signifikan antara kelas eksperimen dengan kelas kontrol. Hal ini dikarenakan dalam model pembelajaran kooperatif tipe STAD adanya diskusi kelompok siswa yang kurang memahami materi dapat menanyakan dengan teman yang lain, sehingga antara siswa satu dengan yang lainnya dapat saling berinteraksi dan bertukar informasi. Dengan adanya interaksi ini menyebabkan pemahaman siswa tergali. Sedangkan pada kelas kontrol siswa hanya mendengarkan penjelasan guru dan tidak ada interaksi antara siswa dengan siswa, sehingga siswa tidak saling bertukar informasi yang mengakibatkan siswa kurang memahami materi. Beberapa hal ini yang menyebabkan kemampuan memahami pada kedua kelas berbeda secara signifikan. Terlihat dari cara siswa dalam menjawab LKS dan tugas, untuk kelas eksperimen siswa dapat memahami

keterkaitan struktur dan fungsi organ pernapasan pada manusia sehingga siswa mampu menjawab, mengurutkan dan menjelaskan fungsi organ tersebut. Sedangkan pada kelas kontrol tidak demikian siswa kurang membahas jawaban dan menjelaskan fungsi organ dengan tepat. Berikut ini contoh LKS dan tugas yang telah dikerjakan oleh siswa kelas


(46)

39

Gambar 5. Contoh jawaban siswa untuk kemampuan memahami (LKS 1 ekperimen).

Gambar 6. Contoh jawaban siswa untuk kemampuan memahami (Tugas Individu 1).

Dari contoh pekerjaan siswa dalam LKS dan tugas tersebut ternyata siswa yang belajar dengan model pembelajaran kooperatif tipe STAD lebih dapat mengembangkan kemampuan (C2) memahami dibandingkan dengan metode ceramah dan tanya jawab. Hal ini sesuai dengan hasil penelitian Sulastri (2011:36) bahwa penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe STAD pada indikator C2 berbeda secara signifikan dengan penggunaan metode diskusi.

Indikator C3 yaituapplymencakup kemampuan menerapkan metode dan kaidah untuk menghadapi masalah yang nyata dan baru. Rata-rata N-gain

untuk kemampuan aplikasi ternyata ada perbedaan yang signifikan antara

Gambar di atas menunjukan bagian dari alat-alat sistem pernapasan pada manusia. a. Tuliskan organ-organ pernapasan berdasarkan urutannya?


(47)

40

siswa pada kelas eksperimen dengan kelas kontrol. Hal ini terjadi karena pada kelas eksperimen siswa bekerja sama dalam mendiskusikan data dan informasi yang relevan dengan permasalahan. Saat bekerja sama, setiap anggota kelompok mulai mengungkapkan pendapat masing-masing untuk mendiskusikan permasalahan dari berbagai sudut pandang sesuai dengan kaidah. Sedangkan pada kelas kontrol siswa hanya mengerjakan tugas secara individual tanpa bertukar pendapat dengan siswa lain dalam memecahkan masalah, sehingga siswa tidak terlatih dalam menerapkan konsep materi. Terlihat dari cara siswa dalam menjawab LKS dan tugas, untuk kelas eksperimen siswa mampu dalam menerapkan jawaban dan memberi alasan dengan tepat sedangkan pada kelas kontrol siswa kurang mampu menerapkan jawaban dan memberi alasan kurang tepat. Beberapa hal inilah yang menyebabkan kemampuan menerapkan pada kedua kelas berbeda secara signifikan terlihat pada kelas eksperimen gambar 7 dan kelas kontrol gambar 8 dibawah ini.

Gambar 7. Contoh jawaban siswa untuk kemampuan menerapakan (LKS 1 ekperimen).


(48)

41

Gambar 8. Contoh jawaban siswa untuk kemampuan menerapkan (Tugas Individu 2).

Dari contoh pekerjaan siswa dalam LKS dan tugas tersebut ternyata siswa yang belajar dengan model pembelajaran kooperatif tipe STAD lebih dapat mengembangkan kemampuan (C3) penerapan dibandingkan dengan

metode ceramah dan tanya jawab. Hal ini sesuai dengan hasil penelitian Nugraheni (2011:41) bahwa penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe STAD pada indikator C3 berbeda secara signifikan dengan

penggunaan model pembelajaran NHT.

Indikator C4 yaituanalyzemencakup kemampuan merinci suatu kesatuan ke dalam bagian-bagian sehingga struktur keseluruhan dapat dipahami dengan baik. Rata-rata N-gainuntuk kemampuan analisis terdapat perbedaan yang signifikan antara kelas eksperimen dengan kelas kontrol. Hal ini dikarenakan dalam proses pembelajaran kooperatif tipe STAD saat presentasi siswa dapat mengevaluasi sekaligus menganalisis pertanyaan dari hasil temuan kelompok lain, kemudian merefleksi ide-ide mereka sehingga siswa mampu menganalisis dengan baik. Sedangkan pada kelas kontrol pada proses pembelajarannya siswa tidak saling merefleksi ide-ide mereka dan hanya mengandalkan pengetahuan individual tanpa

pertimbangan orang lain, sehingga siswa kurang mampu menganalisis

Budi sering kali menghirup udara melalui mulut, menurut anda benarkah cara Budi tersebut dan organ manakah yang baik digunakan untuk menghirup udara, jelaskan?


(49)

42

dengan baik. Terlihat dari cara siswa dalam menjawab LKS dan tugas, untuk kelas eksperimen siswa mampu menyebutkan macam penapasan dan menjelaskan perbedaan otot yang terlibat dengan tepat sedangkan pada kelas kotrol siswa hanya mampu menyebutkan macam pernapasan dan kurang tepat dalam menjelaskan otot yang terlibat. Hal ini dapat

dibuktikan dengan LKS dan tugas yang dikerjakan siswa, berikut contoh LKS dan tugas yang dijawab oleh siswa, seperti pada gambar 9 dan gambar 10 dibawah ini.

Gambar 9. Contoh jawaban siswa untuk kemampuan menganalisis (LKS 2 ekperimen).

Gambar 10. Contoh jawaban siswa untuk kemampuan menganalisis (Tugas Individu 2).

Dari contoh pekerjaan siswa dalam LKS dan tugas tersebut ternyata siswa yang belajar dengan model pembelajaran kooperatif tipe STAD lebih dapat mengembangkan kemampuan (C4) analisis dibandingkan dengan metode ceramah dan tanya jawab. Hal ini sesuai dengan hasil penelitian

Pada saat kita bernapas ada dua macam pernapasan sebutkan dan jelaskan otot apa saja yang terlibat dalam pernapasan tersebut?


(50)

43

tipe STAD pada indikator C4 berbeda secara signifikan dengan penggunaan metode diskusi.

Dari beberapa uraian di atas terlihat bahwa model pembelajaran yang diterapkan pada masing-masing kelas berpengaruh terhadap penguasaan materi siswa dan signifikan terlihat pada kelas eksperimen yang

menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD. Hal tersebut disebabkan karena siswa pada kelas eksperimen dilatih untuk menemukan sendiri konsep materi yang benar, sehingga siswa lebih aktif dalam

pembelajaran. Hal tersebut mengakibatkan penguasaan materi pada kelas eksperimen lebih tinggi dari pada penguasaan materi siswa pada kelas kontrol.


(51)

44

V. SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka dapat disimpulkan bahwa: 1. Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD memberikan

pengaruh yang signifikan terhadap penguasaan materi pokok Sistem Pernapasan Pada Manusia.

2. Penguasaan materi Sistem Pernapasan Pada Manusia oleh siswa dengan penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe STAD lebih tinggi dibandingkan dengan penggunaan metode ceramah dan tanya. B. Saran

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan dan kesimpulan yang diperoleh, maka penulis menyampaikan saran yaitu sebaiknya :

1. Menjadikan model pembelajaran kooperatif tipe STAD sebagai suatu alternatif dalam memilih model pembelajaran, guna meningkatkan penguasaan materi biologi siswa dan berbagai disiplin ilmu lainnya. 2. Memperhatikan pembagian waktu yang tepat dalam kegiatan inti

khususnya pada kegiatan diskusi kelompok, agar pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dapat diterapkan


(52)

46

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2009.Panduan Praktis SPSS 17 untuk Pengolahan Data Statistik. Wahana Komputer. Semarang

Arikunto, S. 2001.Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Bumi Aksara: Jakarta. Djamarah, S.B dan A. Zain. 2002.Strategi Belajar Mengajar. Jakarta. Rhieneka

Cipta.

Hartatik. 2006.Pembelajaran Struktur Hewan Dengan Pendekatan Kooperatif Tipe STAD Pada Siswa Kelas XI SMA N 5 Bandar Lampung. Skribsi UNILA.

Hamalik, O. 2002.Proses Belajar Mengajar. Bumi Aksara. Bandung. Ibrahim, dkk. 2000.Pembelajaran Kooperatif.Universitas Negeri Surabaya.

Surabaya.

Isjoni. 2010.Cooperative Learning. Alfabeta. Bandung

Lie, A. 2004.Mempraktikkan Cooperatif Learning di Ruang-ruang Kelas.

Gramedia. Jakarta.

Loranz, D. 2008.Gain Score. Google. http://www.tmcc.edu/vp/acstu/

assessment/downloads/documents/reports/archives/discipline/0708/SLOAPH YSDisciplineRep0708.pdf. (27 November 2010): 13.35 WIB.

Nugraheni, U. 2011.Perbandingan Pembelajaran Kooperatif Tipe Student Team Achievement Divisions (STAD) Dengan Numbered Head Together (NHT) Terhadap Proses dan Hasil Belajar Biologi Siswa.(Skripsi). UNILA. Bandar Lampung.

Nurgiantoro, B. 2002.Statistik Terapan Untuk Penelitian Ilmu-Ilmu Sosial.

Gadjah Mada Universty Press.Yogyakarta

Nurmaladewi, W. 2005.Penerapan Model Pembejaran Kooperatif Tipe Student Team Achievement Divisions (STAD) Dalam Upaya Peningkatan Motivasi dan Hasil Belajar Biologi Siswa.(Skripsi). UNILA. Bandar Lampung.


(53)

47

Oktaviyani, S. 2008.Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Group Investigation(GI) Pada Aktivitas dan Penguasaan Materi. UNILA. Pratisto. 2004.Cara Mudah Mengatasi Masalah Statistik dan Rancangan

Percobaan dengan SPSS 17. Gramedia. Jakarta.

Purwanto, M.N. 2008.Prinsip-prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran. PT Remaja Rosdakarya. Bandung.

Riyanto, Y. 2001.Metodologi Penelitian Pendidikan. SIC. Surabaya.

Sanjaya, W. 2010.Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran. Kencana : Jakarta

Sardiman. 2003.Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Rajawali Press. Yogyakarta.

Sari, A.Y. 2007.Pengaruh Penerapan Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD Terhadap Hasil Belajar Biologi Siswa. (Skripsi). UNILA. Bandar Lampung. Slavin, R. E. 1995.Cooperative Leraning Theory, Research, and Practice. Boston

Allyn and Bacon USA.

_________ .1997.Educational Psycology : Theory, and Practice. Fifth edition. Massachusetts : Allyn and Bacon Publisher.

__________. 2010.Cooperatif Learning. Nusa Media : Bandung

Sudijono, A. 2008.Pengantar Evaluasi Pendidikan. PT Raja Grafindo Persada Jakarta.

Sudjana. 2005.Metoda Statistika. Tarsito. Bandung.

Sudjana, N, dan Ahmad. 2010.Media Pengajaran. Sinar Baru Algensindo. Bandung.

Sulastri, E. 2011.Pengaruh Model Pembejaran Kooperatif Tipe STAD(Student Team Achievement Divisions) Terhadap Aktivitas dan Penguasaan Materi Pokok Ekosistem.(Skripsi). UNILA. Bandar Lampung.

Suyatna, A. 2007.Modul Model-Model pembelajaran. Bandar Lampung: Universitas Lampung.

Suryosubroto. 2009.Proses Belajar Mengajar di Sekolah. Eka Cipta. Yogjakarta. Thoha, M.C. 1994.Teknik Evaluasi Pendidikan.PT Raja Grafindo Persada.


(54)

48

Triwibowo, J. H. 2011.Pengaruh Model Pembejaran Kooperatif Tipe STAD

(Student Team Achievement Divisions) Untuk Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar Matematika.(Skripsi). UNILA. Bandar Lampung.

Widiyaningrum, N. 2010.Pengaruh Media Lingkungan Sekitar Sekolah Melalui Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw Terhadap Kecakapan Berpikir Rasional Siswa (Studi Eksperimen Pada Siswa Kelas VII A SMP N 16 Bandar Lampug Tahun Pelajaran 2009/2010).Skripsi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Jurusan Pendidikan MIPA Program Studi Pendidikan Biologi Unila


(55)

(1)

penggunaan metode diskusi.

Dari beberapa uraian di atas terlihat bahwa model pembelajaran yang diterapkan pada masing-masing kelas berpengaruh terhadap penguasaan materi siswa dan signifikan terlihat pada kelas eksperimen yang

menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD. Hal tersebut disebabkan karena siswa pada kelas eksperimen dilatih untuk menemukan sendiri konsep materi yang benar, sehingga siswa lebih aktif dalam

pembelajaran. Hal tersebut mengakibatkan penguasaan materi pada kelas eksperimen lebih tinggi dari pada penguasaan materi siswa pada kelas kontrol.


(2)

V. SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka dapat disimpulkan bahwa: 1. Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD memberikan

pengaruh yang signifikan terhadap penguasaan materi pokok Sistem Pernapasan Pada Manusia.

2. Penguasaan materi Sistem Pernapasan Pada Manusia oleh siswa dengan penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe STAD lebih tinggi dibandingkan dengan penggunaan metode ceramah dan tanya.

B. Saran

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan dan kesimpulan yang diperoleh, maka penulis menyampaikan saran yaitu sebaiknya :

1. Menjadikan model pembelajaran kooperatif tipe STAD sebagai suatu alternatif dalam memilih model pembelajaran, guna meningkatkan penguasaan materi biologi siswa dan berbagai disiplin ilmu lainnya. 2. Memperhatikan pembagian waktu yang tepat dalam kegiatan inti

khususnya pada kegiatan diskusi kelompok, agar pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dapat diterapkan dengan baik.


(3)

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2009.Panduan Praktis SPSS 17 untuk Pengolahan Data Statistik. Wahana Komputer. Semarang

Arikunto, S. 2001.Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Bumi Aksara: Jakarta. Djamarah, S.B dan A. Zain. 2002.Strategi Belajar Mengajar. Jakarta. Rhieneka

Cipta.

Hartatik. 2006.Pembelajaran Struktur Hewan Dengan Pendekatan Kooperatif Tipe STAD Pada Siswa Kelas XI SMA N 5 Bandar Lampung. Skribsi UNILA.

Hamalik, O. 2002.Proses Belajar Mengajar. Bumi Aksara. Bandung. Ibrahim, dkk. 2000.Pembelajaran Kooperatif.Universitas Negeri Surabaya.

Surabaya.

Isjoni. 2010.Cooperative Learning. Alfabeta. Bandung

Lie, A. 2004.Mempraktikkan Cooperatif Learning di Ruang-ruang Kelas. Gramedia. Jakarta.

Loranz, D. 2008.Gain Score. Google. http://www.tmcc.edu/vp/acstu/

assessment/downloads/documents/reports/archives/discipline/0708/SLOAPH YSDisciplineRep0708.pdf. (27 November 2010): 13.35 WIB.

Nugraheni, U. 2011.Perbandingan Pembelajaran Kooperatif Tipe Student Team Achievement Divisions (STAD) Dengan Numbered Head Together (NHT) Terhadap Proses dan Hasil Belajar Biologi Siswa.(Skripsi). UNILA. Bandar Lampung.

Nurgiantoro, B. 2002.Statistik Terapan Untuk Penelitian Ilmu-Ilmu Sosial. Gadjah Mada Universty Press.Yogyakarta

Nurmaladewi, W. 2005.Penerapan Model Pembejaran Kooperatif Tipe Student Team Achievement Divisions (STAD) Dalam Upaya Peningkatan Motivasi dan Hasil Belajar Biologi Siswa.(Skripsi). UNILA. Bandar Lampung.


(4)

Purwanto, M.N. 2008.Prinsip-prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran. PT Remaja Rosdakarya. Bandung.

Riyanto, Y. 2001.Metodologi Penelitian Pendidikan. SIC. Surabaya.

Sanjaya, W. 2010.Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran. Kencana : Jakarta

Sardiman. 2003.Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Rajawali Press. Yogyakarta.

Sari, A.Y. 2007.Pengaruh Penerapan Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD Terhadap Hasil Belajar Biologi Siswa. (Skripsi). UNILA. Bandar Lampung. Slavin, R. E. 1995.Cooperative Leraning Theory, Research, and Practice. Boston

Allyn and Bacon USA.

_________ .1997.Educational Psycology : Theory, and Practice. Fifth edition. Massachusetts : Allyn and Bacon Publisher.

__________. 2010.Cooperatif Learning. Nusa Media : Bandung

Sudijono, A. 2008.Pengantar Evaluasi Pendidikan. PT Raja Grafindo Persada Jakarta.

Sudjana. 2005.Metoda Statistika. Tarsito. Bandung.

Sudjana, N, dan Ahmad. 2010.Media Pengajaran. Sinar Baru Algensindo. Bandung.

Sulastri, E. 2011.Pengaruh Model Pembejaran Kooperatif Tipe STAD(Student Team Achievement Divisions) Terhadap Aktivitas dan Penguasaan Materi Pokok Ekosistem.(Skripsi). UNILA. Bandar Lampung.

Suyatna, A. 2007.Modul Model-Model pembelajaran. Bandar Lampung: Universitas Lampung.

Suryosubroto. 2009.Proses Belajar Mengajar di Sekolah. Eka Cipta. Yogjakarta. Thoha, M.C. 1994.Teknik Evaluasi Pendidikan.PT Raja Grafindo Persada.


(5)

Hasil Belajar Matematika.(Skripsi). UNILA. Bandar Lampung.

Widiyaningrum, N. 2010.Pengaruh Media Lingkungan Sekitar Sekolah Melalui Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw Terhadap Kecakapan Berpikir Rasional Siswa (Studi Eksperimen Pada Siswa Kelas VII A SMP N 16 Bandar Lampug Tahun Pelajaran 2009/2010).Skripsi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Jurusan Pendidikan MIPA Program Studi Pendidikan Biologi Unila


(6)

Dokumen yang terkait

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEKNIK KANCING GEMERINCING TERHADAP AKTIVITAS SISWA DAN PENGUASAAN MATERI POKOK SISTEM PERNAPASAN PADA MANUSIA (Studi Eksperimen pada Siswa Kelas VIII SMP Negeri 1 Padangcermin Semester Ganjil Tahun Pelajaran 2011/20

0 4 61

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEKNIK KANCING GEMERINCING TERHADAP AKTIVITAS SISWA DAN PENGUASAAN MATERI POKOK SISTEM PERNAPASAN PADA MANUSIA (Studi Eksperimen pada Siswa Kelas VIII SMP Negeri 1 Padangcermin Semester Ganjil Tahun Pelajaran 2011/20

0 6 48

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD TERHADAP PENGUASAAN MATERI POKOK SISTEM PERNAPASAN PADA MANUSIA (Studi Eksperimen Siswa Kelas VIII SMP Gajah Mada Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2011/2012)

0 4 55

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE Student Team Achievement Division (STAD) TERHADAP PENGUASAAN MATERI POKOK SISTEM PEREDARAN DARAH PADA MANUSIA OLEH SISWA (Studi Eksperimen Semu Siswa Kelas VIII Semester Ganjil SMP Mathla’ul Anwar Bandar Lampung

0 4 66

PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TPS (THINK PAIR AND SHARE) TERHADAP PENGUASAAN MATERI POKOK SISTEM PERNAPASAN PADA MANUSIA ( Studi Eksperimen Pada Siswa Kelas VIII Semester Ganjil TP 2011/2012 SMP Gajah Mada Bandar Lampung )

0 9 75

PENGARUH GAYA BELAJAR SISWA TERHADAP PENGUASAAN MATERI POKOK SISTEM GERAK PADA MANUSIA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD (Studi Kuasi Eksperimen Pada Siswa Kelas XI di SMA Negeri 16 Bandar Lampung Semester Ganjil Tahun Pelajaran 2011/2012)

1 7 57

PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN PICTURE AND PICTURE TERHADAP PENGUASAAN MATERI POKOK SISTEM PERNAPASAN (Studi Eksperimen Siswa Kelas VIII SMP Negeri 20 Bandar Lampung Tahun Ajaran 2011/2012

0 6 47

PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN SNOWBALL THROWING TERHADAP AKTIVITAS DAN PENGUASAAN KONSEP OLEH SISWA PADA MATERI POKOK SISTEM PERNAPASAN (Studi Eksperimen Pada Siswa Kelas XI Semester Genap SMA Persada Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2011/2012)

0 11 26

PENGARUH BAHAN AJAR LEAFLET TERHADAP PENGUASAAN MATERI DAN AKTIVITAS SISWA PADA MATERI POKOK SISTEM PERNAPASAN MANUSIA (Kuasi Eksperimen pada Siswa Kelas VIII Semester Ganjil SMP Negeri 28 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2013/2014)

0 7 50

PENGARUH PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD DAN JIGSAW TERHADAP PENGUASAAN MATERI OLEH SISWA PADA MATERI POKOK SISTEM GERAK PADA MANUSIA (Studi Ekperimen Siswa Kelas VIII Semester Ganjil SMP Negeri 2 Way Seputih Tahun Pelajaran 2013/2014)

0 15 203