6
Hal ini bertentangan dengan sifat routing statis, dimana entri routing dilakukan secara manual dan membutuhkan perlakuan manual untuk
memprogram ulang router dalam jaringan jika pada jaringan tersebut terjadi perubahan jalur. Secara jelas, protokol routing dinamis memberikan kenyamanan
lebih kepada operator jaringan dari pada routing statis dalam hal mengelola informasi routing. Harga untuk kenyamanan ini, bagaimanapun, adalah
kompleksitas dalam melakukan konfigurasi dan troubleshooting. Pengoperasian protokol routing dinamis juga dapat memerlukan banyak resource, memerlukan
resource memori dan pemrosesan dalam jumlah yang banyak. Oleh karena itu, bekerja dengan protokol routing dinamis sering memerlukan pengetahuan dan
keahlian yang lebih berpengalaman untuk menangani Perancangan jaringan, konfigurasi router, tuning, dan tugas-tugas troubleshooting terkait.
Meskipun routing statis tidak begitu memerlukan sumber daya sistem dan membutuhkan tingkat keterampilan teknis yang lebih rendah dalam
mengkonfigurasi dan troubleshooting, namun upaya dalam memasukkan routing secara statis pada jaringan yang cukup besar membuatnya menjadi pilihan yang
kurang menarik. Secara jelas, routing statis bukan kandidat yang baik untuk perusahaan besar saat ini dan untuk penyedia layanan Internet ISP. Kelemahan
lain dari routing statis adalah bahwa routing statis kurang fleksibel untuk implementasi pada policy routing yang rumit. Ketika terdapat implementasi policy
routing, tidak ada pengganti yang lebih baik untuk kecerdasan dan fleksibilitas yang disediakan oleh protokol routing dinamis. Aziz
et. al.
, 2002 Berikut merupakan jenis protokol routing dinamis yang di gunakan dalam project
tugas akhir ini :
1. Routing Information Protocol RIP
RIP adalah protokol distance vector yang menggunakan jumlah hop sebagai metrik. Protokol ini sangat sederhana dan ditujukan untuk
jaringan kecil. RIP mirip dengan gated, yang didistribusikan oleh versi
commit to user
7
FreeBSD dari UNIX. Sebelum RFC untuk RIP Versi 1 RIP-1 ditulis, beberapa versi dari RIP telah tersebar dimana-mana.
RIP merupakan protokol classful, yang berarti bahwa ia tidak membawa informasi subnet mask dalam proses routing update. Karena
tidak membawa informasi subnet mask, sehingga tidak mendukung Variable Length Subnet Masking VLSM dan jaringan yang tidak
berhubungan discontiguous. RIP memungkinkan perangkat untuk bertukar informasi tentang jaringan mereka yang terhubung secara
langsung directly connected, serta setiap jaringan lain yang telah mereka pelajari dari perangkat RIP lainnya.
RIP mengirimkan informasi routing nya setiap 30 detik, yang merupakan waktu update default. Timer ini dapat dikonfigurasi. Timer
hold-down menentukan berapa lama sebuah router harus menunggu sebelum melakukan flushing informasi dari tabel routing.
RFC 1058 ditulis untuk menyediakan standar untuk RIP, yang menggunakan algoritma Bellman-Ford untuk menghitung metrik nya.
Aziz
et. al.
, 2002
2. Open Shortest Path First OSPF
OSPF adalah sebuah protokol interior gateway link-state yang dirancang untuk jaringan besar yang kompleks. Sebagai standar IETF,
OSPF secara luas digunakan dalam banyak jaringan besar. Pembangunan dimulai pada tahun 1987, dan OSPF Versi 2 didirikan pada tahun 1991
dengan RFC 1247. Tujuannya adalah untuk memiliki sebuah protokol link- state yang lebih efisien dan terukur daripada RIP. RFC 2328 April 1998
adalah revisi terbaru untuk OSPF Versi 2. OSPF berjalan di atas IP dan menggunakan nomor protokol 89,
seperti TCP yang berjalan di atas IP dan menggunakan protokol nomor 6.
commit to user
8
OSPF tidak menggunakan protokol transport, seperti TCP, untuk kehandalan. Protokol itu sendiri memiliki mekanisme yang dapat
diandalkan dalam transportasi. OSPF adalah sebuah protokol routing classless yang mendukung
variable-length subnet masking VLSM dan jaringan yang tidak berhubungan discontiguous. OSPF menggunakan alamat multicast
224.0.0.5 semua router SPF dan 224.0.0.6 Designated Routers [DR] dan Backup designated Routers [BDR] untuk mengirim paket Hello dan
update. OSPF juga menyediakan dua jenis otentikasi yaitu plain text dan Message Digest Algorithm 5 MD5.
OSPF menggunakan algoritma Dijkstra sebagai bagian dari proses perhitungan tabel routing. Algoritma Dijkstra menghasilkan pohon jalur
terpendek shortest-path tree SPT. Setiap router mewakili dirinya sendiri dan link dengan tetangga dalam bentuk yang dimengerti yaitu link-state
advertisement LSAs. Berdasarkan informasi dari pohon jalur terpendek, OSPF dapat menggambarkan bentuk topologi jaringan.
Setiap router OSPF saling menukarkan informasi tentang biaya cost, jenis link, dan informasi jaringan dengan router yang lain.
Aziz
et. al.
, 2002
3. Border Gateway Protocol BGP