Persepsi dan Partisipasi Masyarakat terhadap Program Pembangunan Hutan Tanaman Rakyat (Studi Kasus Koperasi Rakyat Pantai, Kecamatan Pangkalan Susu, Kabupaten Langkat).

PERSEPSI DAN PARTISIPASI MASYARAKAT TERHADAP PROGRAM PEMBANGUNAN HUTAN TANAMAN RAKYAT
(Studi Kasus : Koperasi Rakyat Pantai, Desa Pangkalan Siata, Kecamatan Pangkalan Susu, Kabupaten Langkat) SKRIPSI
Yesi Novia O Samosir 101201031 / Manajemen Hutan
PROGRAM STUDI KEHUTANAN FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2014
Universitas Sumatera Utara

ABSTRAK
YESI NOVIA O SAMOSIR : Persepsi dan Partisipasi Masyarakat terhadap Program Pembangunan Hutan Tanaman Rakyat (Studi Kasus Koperasi Rakyat Pantai, Kecamatan Pangkalan Susu, Kabupaten Langkat). Dibawah bimbingan AGUS PURWOKO dan HERIANTO.
Hutan Tanaman Rakyat (HTR) merupakan kebijakan pemerintah Indonesia yang membutuhkan partisipasi dan tanggungjawab dari masyarakat lokal untuk mengelola hutan produksi secara berkelanjutan. diharapkan membuat hutan lestari, produktif serta meningkatkan kesejahteraan masyarakat, melalui penyerapan tenaga kerja secara langsung khususnya di sektor kehutanan dan meningkatkan pertumbuhan ekonomi daerah. Tingkat persepsi dan partisipasi masyarakat yang menjadi sasaran dari pembangunan htr dapat menjadi pedoman bagi kebijakan pemerintah untuk memberdayakan masyarakat agar lebih berperan aktif dalam memelihara, mengelola dan memanfaatkan potensi hutan secara lestari. Sehingga perlu diketahui tingkat persepsi dan partisipasi masyarakat terhadap prorgam hutan tanaman rakyat. Teknik pengambilan sampel dilakukan dengan cara purposive sampling (sampel bertujuan). Penelitian ini menggunakan data primer dan data sekunder. Data primer didapat dari hasil survei dan observasi langsung di lapangan serta wawancara melalui penyebaran kuisioner. Dilakukan perhitungan persentase persepsi dan partisipasi dengan menggunakan rumus, kemudian tingkat persepsi dan partisipasi masyarakat terhadap hutan tanaman rakyat dikelompokkan dalam tiga kategori yaitu tinggi, sedang dan rendah. Hasil penelitian diketahui tingkat persepsi masyarakat Desa Pangkalan Siata yang berada di kecamatan Pangkalan Susu, Kabupaten Langkat sebesar 84,02% (baik), tingkat partisipasi masyarakat terhadap beberapa kegiatan antara lain pada kegiatan perencanaan sebesar 55,47% (sedang), kegiatan pelaksanaan sebesar 64,44% (sedang) serta pada kegiatan penilaian atau evaluasi sebesar 51,10% (sedang). Kata kunci : Persepsi Masyarakat, Partisipasi Masyarakat, Hutan Tanaman Rakyat
Universitas Sumatera Utara

ABSTRACT
YESI NOVIA O SAMOSIR : Perceptions and Public Participation on Commmunity Plantation Forest Development Programme (A Case Study in Pangkalan Siata Village, District Pangkalan Susu, Langkat). Supervised by AGUS PURWOKO and HERIANTO.
Commmunity Plantation Forest is Indonesian government policy which needed participation and responsibility from local community to manage production forest sustainability. Which is expected to make a sustainable and productive forest, increase community welfare through the direct absorption of laborers especially in forestry sector and increase regional economic growth Public be targe to forest plantation development programme in existing can be basis for government policy to empower human so that they will be more active in preserving, managing and using forest potency sustainability. So, the rate of perceptions and public participation on forest plantation programme have to been known. Sampling technique uses purposive sampling. This riset uses primer and secondary data. Primer data can be gotten from survey and direct observation and interview by spread of. Then, counted the rate of perceptions and public participation on forest plantation programme by using formula, then it will be grouped into three categories namely high, medium and low. The result of riset is the level of public perception in Pangkalan Siata Village located in Pangkalan susu district, Langkat is 84,02% (good), the rate of public participation for some acivities such as planning 55,47% (medium), actuating 64,44% (medium), and evaluation 51,10% (medium) Keyword : Public Perception, Public Participation, Commmunit Plantation Forest
Universitas Sumatera Utara

RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Kota Medan pada tanggal 2 Oktober 1992 dari Bapak Patar Siddik Samosir dan Ibu Arihta br. Sinuraya. Penulis merupakan anak kedua dari empat bersaudara.
Penulis menyelesaikan pendidikan Sekolah Dasar di SD Swasta Panti Budaya Kisaran pada tahun 2004, menyelesaikan Sekolah Menengah Pertama di SMP Negeri 1 Kisaran pada tahun 2007, menyelesaikan Sekolah Menengah Atas di SMA Negeri 4 Kisaran pada tahun 2010. Pada tahun 2010 penulis diterima di Program Studi Kehutanan Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara melalui jalur ujian masuk bersama (UMB-SPMB).
Selama mengikuti perkuliahan penulis mengikuti organisasi Himpunan Mahasiswa Sylva (HIMAS) Universitas Sumatera Utara, Komunitas Rimbawan Menulis (KORIM) Universitas Sumatera Utara, asisten praktikum Ekologi Hutan pada tahun 2011 dan tahun 2013 di Departemen Kehutanan Universitas Sumatera Utara. Penulis lulus Program Kreativitas Mahasiswa Pengabdian kepada Masyarakat (PKM-M) pada tahun 2012. Penulis mengikuti kegiatan Praktek Pengenalan Ekosistem Hutan (P2EH) di Taman Hutan Raya dan Hutan Pendidikan Gunung Barus di Kabupaten Karo pada tahun 2012. Penulis mengikuti kegiatan magang di Taman Nasional Gunung Leuser pada tahun 2013. Penulis melaksanakan Praktek Kerja Lapangan di Taman Nasional Bali Barat pada tahun 2014.

Universitas Sumatera Utara

KATA PENGANTAR
Penulis memanjatkan puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan rahmat-Nya selama menjalani perkuliahan hingga penelitian bahkan dalam penyelesaian skripsi yang berjudul “Persepsi dan Partisipasi Masyarakat terhadap Program Pembangunan Hutan Tanaman Rakyat (Studi Kasus Koperasi Rakyat Pantai, Desa Pangkalan Siata, Kecamatan Pangkalan Susu, Kabupaten Langkat”.
Dalam kesempatan ini, penulis mengucapkan terima kasih kepada : 1. Orangtuaku tercinta Bapak Patar Siddik Samosir dan Ibu Arihta br.Sinuraya
atas doa, nasehat, kasih sayang, semangat dan waktu yang selalu ada untuk penulis dalam penyelesaian skripsi 2. Bapak Dr. Agus Purwoko, S.Hut.,M.S dan Bapak Ir. Herianto, M.Si serta Bapak Oding Affandi, S.Hut.,M.P sebagai dosen pembimbing yang telah mengarahkan dan memberi saran kepada penulis sehingga penelitian dan penulisan skripsi ini dapat diselesaikan 3. Ibu Siti Latifah, S.Hut.,M.Si.,Ph.D. sebagai ketua Program Studi Kehutanan Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara 4. Kakak dan adikku tersayang Gusti Sari Ayu Samosir SE, Putri Wahyuni Samosir dan Mario Malem Samosir atas doa, kasih sayang dan semangatnya 5. Keluarga yang tercinta Biktua Sabarulina Sinuraya BA, Paktua Rudin Sembiring, Bulang Tia Malem Sinuraya, Karo Basariah Sinulingga S.Pd, Mama Pilipusta Sinuraya S.sos, Mama Rufinusta Sinuraya SP, Mami Silvia Ninawaty SH
Universitas Sumatera Utara

6. Bapak Prayitno, Bapak Suwanto, Bapak Assinulla, Ibu Nurhayati selaku informan kunci atas waktu dan dukungan yang sangat berkesan
7. Keluarga besar Program Studi Kehutanan USU 2010 (Karmila Ginting, Fahmi Purba, Ermilda Purba, Ria Sianturi, Dedi Situmorang, Selvy Situmorang, Etti dan Esty, Guswinda Sitanggang, Ade Simanjuntak), abangda Hendra Saputra Panjaitan S.Hut dan teman-teman se-universitas yang telah mendukung, membantu dan mendoakan penulis dalam penyelesaian skripsi
8. Terima kasih juga kepada Debora Pakpahan, Panni Sihombing, Dhavid Purba, Juli Sitorus, Wika Sagala, Luqman Nul Hakim, Yesi Monika, Emilyawati Tampubolon atas doa dan support. Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini masih jauh dari sempurna.
Dengan segala kerendahan hati, penulis bersedia menerima kritik dan saran yang membangun untuk kesempurnaan penulisan skripsi ini. Akhir kata, semoga penelitian ini bermanfaat.
Medan, September 2014
Universitas Sumatera Utara

DAFTAR ISI
Halaman
ABSTRAK ..........................................................................................................i ABSTRACT ........................................................................................................ii RIWAYAT HIDUP.............................................................................................iii KATA PENGANTAR ........................................................................................iv DAFTAR ISI.......................................................................................................vi DAFTAR TABEL...............................................................................................viii DAFTAR GAMBAR ..........................................................................................ix DAFTAR LAMPIRAN.......................................................................................x
PENDAHULUAN Latar Belakang ...............................................................................................1 Tujuan Penelitian............................................................................................4 Manfaat Penelitian..........................................................................................4
TINJAUAN PUSTAKA Hutan ..............................................................................................................5 Masyarakat Sekitar Hutan ..............................................................................6 Persepsi Masyarakat .......................................................................................7 Partisipasi Masyarakat....................................................................................9 Hutan Tanaman Rakyat ..................................................................................11 Kondisi Umum Lokasi Penelitian ..................................................................18

METODE PENELITIAN Tempat dan Waktu Penelitian ........................................................................21 Alat dan Bahan ...............................................................................................21 Prosedur Penelitian.........................................................................................21 Teknik pengambilan sampel....................................................................21 Pengumpulan data ...................................................................................21 Analisis data ............................................................................................21 Matriks metodologi .................................................................................25 Batasan penelitian ...................................................................................25
HASIL DAN PEMBAHASAN Karakteristik Responden ................................................................................29 Tingkat umur ...........................................................................................29 Suku dan agama ......................................................................................30 Pekerjaan .................................................................................................31 Tingkat pendidikan..................................................................................32 Tingkat pendapatan .................................................................................33 Lama bermukim ......................................................................................33 Persepsi Masyarakat terhadap Hutan Tanaman Rakyat .................................34
Persepsi masyarakat terhadap peraturan dalam pembangunan hutan tanaman rakyat .........................................................................................36
Persepsi masyarakat terhadap pola pengembangan hutan tanaman
Universitas Sumatera Utara

rakyat .......................................................................................................39 Persepsi masyarakat terhadap jenis pohon pada hutan tanaman rakyat ..42 Persepsi masyarakat terhadap kondisi dan keamanan areal hutan tanaman rakyat ........................................................................................45 Persepsi masyarakat terhadap hak dan kewajiban dalam prorgam hutan tanaman rakyat ........................................................................................47 Persepsi masyarakat terhadap fungsi dan manfaat hutan tanaman rakyat .......................................................................................................48 Persepsi masyarakat terhadap keterlibatan dalam program hutan tanaman rakyat .......................................................................................................49 Persepsi masyarakat terhadap sikap masyarakat dalam program hutan tanaman rakyat ........................................................................................51 Partisipasi Masyarakat terhadap Hutan Tanaman Rakyat..............................52 Partisipasi masyarakat pada kegiatan perencanaan .................................53 Partisipasi masyarakat pada kegiatan pelaksanaan .................................55 Partisipasi masyarakat pada kegiatan penilaian ......................................58 KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan ....................................................................................................62 Saran ...............................................................................................................62 DAFTAR PUSTAKA .........................................................................................63 LAMPIRAN ........................................................................................................65
Universitas Sumatera Utara

DAFTAR TABEL Halaman
1. Matriks Metodologi yang Digunakan dalam Penelitian..................................25 2. Tingkat Umur Responden di Desa Pangkalan Siata .......................................30 3. Suku dan Agama Responden di Desa Pangkalan Siata...................................31 4. Pekerjaan Responden di Desa Pangkalan Siata ..............................................31 5. Tingkat Pendidikan Responden di Desa Pangkalan Siata...............................32 6. Tingkat Pendapatan Responden di Desa Pangkalan Siata ..............................33 7. Lama Bermukim Responden di Desa Pangkalan Siata ...................................34
Universitas Sumatera Utara

DAFTAR GAMBAR
Halaman 1. Persepsi Masyarakat terhadap Peraturan dalam Pembangunan Pogram
Hutan Tanaman Rakyat .................................................................................37 2. Persepsi Masyarakat terhadap Pola Pengembangan Hutan Tanaman
Rakyat ............................................................................................................39 3. Persepsi Masyarakat terhadap Jenis Pohon pada Hutan Tanaman Rakyat ....42 4. Persepsi Masyarakat terhadap Kondisi dan Keamanan Areal Hutan
Tanaman Rakyat............................................................................................45 5. Persepsi Masyarakat terhadap Hak dan Kewajiban dalam Progam Hutan
Tanaman Rakyat............................................................................................47 6. Persepsi Masyarakat terhadap Fungsi dan Manfaat Hutan Tanaman
Rakyat ...........................................................................................................48 7. Persepsi Masyarakat terhadap Keterlibatan dalam Program Hutan

Tanaman Rakyat............................................................................................49 8. Persepsi Masyarakat terhadap Sikap Masyarakat dalam Program Hutan
Tanaman Rakyat............................................................................................51 9. Partisipasi Masyarakat Pada Kegiatan Perencanaan .....................................53 10. Partisipasi Masyarakat Pada Kegiatan Pelaksanaan .....................................57 11. Partisipasi Masyarakat Pada Kegiatan Penilaian ..........................................59
Universitas Sumatera Utara

DAFTAR LAMPIRAN Halaman
1. Kuisioner Penelitian........................................................................................65 2. Data Responden beserta Skoring Persepsi dan Tingkat Partisipasi
Masyarakat Desa Pangkalan Siata Kecamatan Pangkalan Susu Kabupaten Langkat dalam Kegiatan Perencanaan, Pelaksanaan, Hutan Tanaman Rakyat .............................................................................................................74 3. Persepsi Masyarakat terhadap Beberapa Pertanyaan tentang Hutan Tanaman Rakyat.............................................................................................76 4. Tingkat Partisipasi Masyarakat dalam Berbagai Kegiatan Pengelolaan Hutan Tanaman Rakyat...................................................................................77 5. Dokumentasi Penelitian di Desa Pangkalan Siata Kecamatan Pangkalan Susu Kabupaten Langkat ................................................................................78
Universitas Sumatera Utara

ABSTRAK
YESI NOVIA O SAMOSIR : Persepsi dan Partisipasi Masyarakat terhadap Program Pembangunan Hutan Tanaman Rakyat (Studi Kasus Koperasi Rakyat Pantai, Kecamatan Pangkalan Susu, Kabupaten Langkat). Dibawah bimbingan AGUS PURWOKO dan HERIANTO.
Hutan Tanaman Rakyat (HTR) merupakan kebijakan pemerintah Indonesia yang membutuhkan partisipasi dan tanggungjawab dari masyarakat lokal untuk mengelola hutan produksi secara berkelanjutan. diharapkan membuat hutan lestari, produktif serta meningkatkan kesejahteraan masyarakat, melalui penyerapan tenaga kerja secara langsung khususnya di sektor kehutanan dan meningkatkan pertumbuhan ekonomi daerah. Tingkat persepsi dan partisipasi masyarakat yang menjadi sasaran dari pembangunan htr dapat menjadi pedoman bagi kebijakan pemerintah untuk memberdayakan masyarakat agar lebih berperan aktif dalam memelihara, mengelola dan memanfaatkan potensi hutan secara lestari. Sehingga perlu diketahui tingkat persepsi dan partisipasi masyarakat terhadap prorgam hutan tanaman rakyat. Teknik pengambilan sampel dilakukan dengan cara purposive sampling (sampel bertujuan). Penelitian ini menggunakan data primer dan data sekunder. Data primer didapat dari hasil survei dan observasi langsung di lapangan serta wawancara melalui penyebaran kuisioner. Dilakukan perhitungan persentase persepsi dan partisipasi dengan menggunakan rumus, kemudian tingkat persepsi dan partisipasi masyarakat terhadap hutan tanaman rakyat dikelompokkan dalam tiga kategori yaitu tinggi, sedang dan rendah. Hasil penelitian diketahui tingkat persepsi masyarakat Desa Pangkalan Siata yang berada di kecamatan Pangkalan Susu, Kabupaten Langkat sebesar 84,02% (baik), tingkat partisipasi masyarakat terhadap beberapa kegiatan antara lain pada kegiatan perencanaan sebesar 55,47% (sedang), kegiatan pelaksanaan sebesar 64,44% (sedang) serta pada kegiatan penilaian atau evaluasi sebesar 51,10% (sedang). Kata kunci : Persepsi Masyarakat, Partisipasi Masyarakat, Hutan Tanaman Rakyat
Universitas Sumatera Utara

ABSTRACT
YESI NOVIA O SAMOSIR : Perceptions and Public Participation on Commmunity Plantation Forest Development Programme (A Case Study in Pangkalan Siata Village, District Pangkalan Susu, Langkat). Supervised by AGUS PURWOKO and HERIANTO.
Commmunity Plantation Forest is Indonesian government policy which needed participation and responsibility from local community to manage production forest sustainability. Which is expected to make a sustainable and productive forest, increase community welfare through the direct absorption of laborers especially in forestry sector and increase regional economic growth Public be targe to forest plantation development programme in existing can be basis for government policy to empower human so that they will be more active in preserving, managing and using forest potency sustainability. So, the rate of perceptions and public participation on forest plantation programme have to been known. Sampling technique uses purposive sampling. This riset uses primer and secondary data. Primer data can be gotten from survey and direct observation and interview by spread of. Then, counted the rate of perceptions and public participation on forest plantation programme by using formula, then it will be grouped into three categories namely high, medium and low. The result of riset is the level of public perception in Pangkalan Siata Village located in Pangkalan susu district, Langkat is 84,02% (good), the rate of public participation for some acivities such as planning 55,47% (medium), actuating 64,44% (medium), and evaluation 51,10% (medium) Keyword : Public Perception, Public Participation, Commmunit Plantation Forest
Universitas Sumatera Utara

PENDAHULUAN

Latar Belakang Industri kehutanan Indonesia saat itu kekurangaan pasokan bahan baku.
untuk itu pemerintah membuka peluang kepada masyarakat untuk turut mengantisipasi kekurangan bahan baku industri kayu melalui pembangunan hutan tanaman rakyat yang melibatkan masyarakat luas. Sebuah terobosan baru belum lama ini dimunculkan pemerintah dalam upaya pemberdayaan masyarakat sekitar hutan melalui program Hutan Tanaman Rakyat (HTR). Program HTR diharapkan mampu mampu meningkatkan tingkat perekonomian masyarakat sekitar hutan yang sebagian besar tergolong miskin. Pembangunan HTR ini diharapkan ke depan mampu meningkatkan kontribusi kehutanan terhadap pertumbuhan ekonomi, mengurangi pengangguran dan pengentasan kemiskinan sehingga diperlukan kerangka acuan dalam pengembangannya agar tidak terjadi kesimpang-siuran dalam implementasinya di lapangan.
Undang-undang No. 41 tahun 1999 menyatakan bahwa hutan merupakan anugerah Tuhan yang wajib disyukuri, dilestarikan dan dikelola sehingga dapat memberikan manfaat kepada manusia. Dengan melihat arti pentingnya areal hutan sebagai penyangga kehidupan yang diharapkan mampu memberikan sebesarbesarnya manfaat bagi keberlangsungan hajat hidup orang banyak, maka keberadaan hutan harus dipertahankan secara optimal. Oleh karena itu, pengelolaan hutan yang berkelanjutan atau lestari mutlak diperlukan.
Keterlibatan masyarakat sekitar hutan dalam pengelolaan hutan dianggap penting untuk menjaga eksistensi dan merehabilitasi hutan yang rusak. Implementasi pembangunan tersebut diadakan berbagai program pembangunan
Universitas Sumatera Utara

kehutanan berbasis masyarakat yang bertujuan agar masyarakat terlibat dalam kegiatan pengelolaan hutan, antara lain pembangunan masyarakat desa hutan (PMDH), hutan kemasyarakatan (HKm), model desa konservasi (MDK), Gerakan Nasional Rehabilitasi Hutan dan Lahan (GNRHL), hutan tanaman rakyat (HTR) dan hutan rakyat (HR). Namun, hingga saat ini tujuan dari program-program tersebut belum tercapai secara maksimal. Community Based Forest Managemant masih diartikan sebagai kegiatan work for (bekerja untuk) bukan work with (bekerja bersama) masyarakat, sehingga hasil akhir dari program tersebut belum mampu memberdayakan dan memandirikan masyarakat sekitar hutan (Sadino, 2011).
Berdasarkan data perkembangan pengembangan HTR di Sumatera Utara yang dikaji oleh Badan Planologi Kehutanan (Baplan) tahun 2006, Provinsi Sumatera Utara memiliki lahan potensial seluas 909.142 hektar. Oleh Baplan, peta indikatif areal yang diusulkan oleh bupati untuk pencadangan areal HTR sudah disampaikan ke seluruh kabupaten di Sumut. Dari data terakhir, ada delapan kabupaten yang mengajukan pencadangan areal HTR ke Menhut. Dengan luas total HTR mencapai 233.533 hektar, kabupaten yang sudah mengajukan meliputi Madina, Asahan, Simalungun, Humbahas, Langkat, Labuhan batu, Taput dan Palas. Sementara itu, empat kabupaten sudah diterbitkan SK Pencadangan HTR dengan luas 26.200 hektar yakni Madina, Asahan, Langkat dan Simalungun (Pemprovsu, 2009).
Pembangunan hutan tanaman oleh rakyat diharapkan secara bertahap akan mengubah lahan kritis menjadi produktif dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Namun, kegiatan rehabilitasi hutan dan lahan melalui pembangunan
Universitas Sumatera Utara

hutan tanaman rakyat belum mampu mengimbangi laju kerusakan hutan. Beberapa faktor yang menyebabkan lambannya pembangunan hutan tanaman rakyat adalah kurangnya minat masyarakat. Untuk mendukung minat masyarakat dan pengusaha lokal dalam mengembangkan hutan tanaman rakyat dibutuhkan beberapa hal yaitu 1) sosialisasi program ditingkat masyarakat sehingga tepat sasaran, 2) kepastian hukum atas status lahan, 3) informasi kelayakan usaha baik secara teknis maupun finansialnya, dan 4) pendampingan kelembagaan masyarakat.
Saat ini salah satu yang berkembang dan menjadi kebijakan nasional dalam rangka pengembalian dan peningkatan fungsi hutan adalah program hutan tanaman rakyat. Hutan tanaman rakyat adalah hutan tanaman yang dibangun oleh kelompok masyarakat dalam rangka meningkatkan potensi dan kualitas hutan produksi dengan menerapkan silvikultur yang menjamin kelestarian sumber daya hutan. Hutan tanaman rakyat salah satu alternatif dalam mendukung revitalisasi sektor kehutanan untuk meningkatkan kontribusi kehutanan terhadap pertumbuhan ekonomi dan pengurangan pengangguran dan pengentasan kemiskinan (pro-growth, pro- job, pro-poor). Melalui pemahaman yang lebih baik, diharapkan prioritas pembangunan dan pengelolaan hutan tanaman rakyat di masa depan lebih sesuai dengan prioritas dan kebutuhan masyarakat lokal. Maka perlu dijaga dan dipertahankan secara lestari sehingga penulis melakukan penelitian mengenai persepsi dan partisipasi masyarakat terhadap hutan tanaman rakyat agar dapat mengetahui tingkat persepsi masyarakat terhadap program pembangunan hutan tanaman rakyat dan tingkat partisipasi (perilaku) masyarakat dalam pengelolaan hutan tanaman rakyat untuk memberdayakan masyarakat agar
Universitas Sumatera Utara

lebih aktif dalam mengelola dan memanfaatkan potensi hutan secara lestari serta dapat meningkatkan kepedulian masyarakat dalam melestarikan hutan sehingga dapat memberikan masukan baik kepada pihak pengelola maupun masyarakat sekitar desa ini dalam pengelolaan sumberdaya hutan.
Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini sebagai berikut:
1. Mengetahui karakteristik sosial ekonomi dan budaya masyarakat terkait program hutan tanaman rakyat di Desa Pangkalan Siata, Kecamatan Pangkalan Susu, Kabupaten Langkat.
2. Mengetahui persepsi masyarakat terhadap program Hutan Tanaman Rakyat yang terdapat di Desa Pangkalan Siata, Kecamatan Pangkalan Susu, Kabupaten Langkat.
3. Mengetahui partisipasi (perilaku) masyarakat terhadap program Hutan Tanaman Rakyat yang terdapat di Desa Pangkalan Siata, Kecamatan Pangkalan Susu, Kabupaten Langkat.

Manfaat Penelitian Manfaat dari penelitian ini sebagai berikut:
1. Sebagai salah satu upaya mendorong peningkatan pengetahuan dan kesadaran berbagai pihak akan pentingnya keberadaan sumberdaya hutan dalam melaksanakan kegiatan pembangunan hutan tanaman rakyat.
2. Sebagai masukan bagi instansi seperti Dinas Kehutanan dan masyarakat sekitar Desa Pangkalan Siata agar dapat mengelola sumberdaya hutan dengan memperhatikan prinsip kelestarian hutan.
Universitas Sumatera Utara

TINJAUAN PUSTAKA
Hutan Menurut Undang-undang No. 41 tahun 1999 hutan memiliki pengertian
sebagai suatu kesatuan ekosistem berupa hamparan lahan berisi sumberdaya alam hayati yang didominasi pepohonan dalam persekutuan alam lingkungannya, yang satu dengan yang lainnya tidak dapat dipisahkan. Hutan adalah sumber daya alam yang memiliki keanekaragaman hayati yang sangat tinggi. Hutan juga merupakan sumber daya alam yang memberikan manfaat besar bagi kesejahteraan manusia baik manfaat langsung maupun tidak langsung.
Menurut Undang-undang No. 41 tahun 1999 tentang kehutanan, berdasarkan fungsinya digolongkan ke dalam beberapa bagian yaitu : a. Hutan lindung, yang merupakan kawasan hutan yang karena sifat-sifat
alamnya diperuntukkan guna pengaturan tata air dan pencegahan bencana banjir dan erosi, serta untukpemeliharaan kesuburan tanah b. Hutan produksi, yang merupakan kawasan hutan yang diperuntukkan guna memproduksi hasil hutanuntuk keperluan masyarakat pada umumnya dan khususnya untuk pembangunan, industri, dan ekspor c. Hutan suaka alam, yang merupakan kawasan hutan yang karena sifatnya yang khas diperuntukkan secara khusus untuk perlindungan alam hayati lainnya d. Hutan wisata, yang merupakan kawasan hutan yang diperuntukkan secara khusus untuk dibina dan dipelihara guna kepentingan pariwisata atau perburuan hutan
Universitas Sumatera Utara

Masyarakat Sekitar Hutan Berdasarkan pasal 69 dan 70 Undang-undang No. 41 tahun 1999 tentang
Kehutanan, disebutkan bahwa masyarakat berkewajiban ikut serta dalam menjaga hutan dari gangguan perusakan, berperan aktif dalam rehabilitasi, turut berperan serta dalam pembangunan kehutanan dan pemerintah wajib mendorong peran serta masyarakat yang terkait langsung dengan berbagai upaya dalam rangka penyelamatan maupun pemanfaatan hutan dan lahan, sehingga lestari dan berkesinambungan.
Masyarakat sekitar hutan adalah masyarakat yang tinggal di sekitar hutan baik yang memanfaatkan hasil hutan tersebut secara langsung maupun tidak langsung. Banyak sekali masyarakat Indonesia meskipun jumlahnya tidak diketahui secara pasti tinggal di dalam atau atau dipinggir hutan yang hidupnya bergantung kepada hutan. Pada pertengahan tahun 2000, Departemen Kehutanan menyebutkan bahwa 30 juta penduduk secara langsung mengandalkan hidupnya pada sektor kehutanan meskipun tingkat ketergantungannya tidak didefinisikan. Sebagian besar masyarakat hutan hidup dengan berbagai strategi ekonomi tradisional, yakni menggabungkan perladangan dengan berburu, dan mengumpulkan hasil hutan seperti kayu, rotan, madu dan hasil hutan lainnya (Hardjasoemantri, 1985).
Pengelolaan ataupun pemanfaatan sumber daya alam yang dilakukan oleh masyarakat memang selayaknya diakui ada nilai positif dan negatifnya. Nilai positif yang didapat dari sumber daya alam untuk masyarakat lokal tentu saja adalah terpenuhinya kebutuhan hidup sehari-hari baik dari hasil pertanian, perkebunan atau pun dari hasil hutan. Sedangkan dampak negatifnya bila
Universitas Sumatera Utara

pengelolaan atau pemanfaatan sumber daya alam atau ekosistem seperti punahnya fauna, tanah gundul, tanah longsor, dan juga padang alang-alang (Awang, 2001).
Keberadaan masyarakat di sekitar hutan secara langsung menimbulkan keinginan dan motivasi untuk pemanfatan hutan tersebut. Timbulnya keinginan motivasi tersebut dipicu oleh kesadaran masyarakat disamping faktor sosial, ekonomi, budaya, adat istiadat, pendidikan, dan perilaku masyarakat (Kartasapoetra, 1987).

Pemberdaayaan masyarakat dalam bentuk pelibatan masyarakat lokal dalam rangka pelestarian hutan merupakan hal yang mendasar dan positif, dimana kesadaran positif masyarakat dibangun dan dikembangkan sehingga masyarakat dapat melakukan kontrol sepenuhnya terhadap pengelolaan sumber daya hutan. Pada hakekatnya pemberdayaan masyarakat adalah suatu proses perubahan perilaku masyarakat sebagai pusat perhatian sekaligus dipandang dan diposisikan sebagai subyek bagi dirinya sendiri dalam proses pembangunan.
Persepsi Masyarakat Menurut Sormin (2006) mendefinisikan bahwa persepsi merupakan
sebagai proses dimana seseorang menjadi sadar segala sesuatu dalam lingkungannya melalui indera yang dimiliki, pengetahuan lingkungan diperoleh melalui interpretasi data indera. Persepsi dalam pengertian psikologi adalah proses perencanaan informasi untuk dipahami. Alat untuk memperoleh informasi tersebut adalah penginderaan (penglihatan, pendengaran, peraba, dan sebagainya). Sebaliknya alat untuk memahaminya adalah kesadaran atau kognisi.
Menurut Sumardi et al (1997) kondisi dari persepsi seseorang terhadap hutan, besar pengaruhnya pada wujud hubungan manusia dengan hutan, yang
Universitas Sumatera Utara

dapat dibedakan menjadi seseorang menolak lingkungan, bekerjasama, atau menguras lingkungan, disebabkan seseorang yang tidak sesuai dengan keadaan yang diinginkan, sehingga orang yang bersangkutan dapt memberikan bentuk tindakan terhadap hutan sesuai dengan apa yang di kehendaki. Sebaliknaya para petani mempunyai sikap menerima lingkungan, seseorang dapat memanfaatkan hutan dan sekaligus menjaga dan menyelamatkan hutan dari kerusakan, sehingga hutan memberi manfaat yang terus menerus. Dengan demikian lingkungan hutan yang terjaga kelestariannya dari kerusakan, akan memberikan manfaat kepada masyarakat di sekitar hutan dan negara berupa devisa.
Menurut Ngakan dkk (2006) yang menyatakan untuk mengetahui persepsi masyarakat, kepada mereka diberikan lima topik untuk dibahas dan jawaban mereka dibedakan dalam tiga kategori: a) Persepsi baik, apabila mereka memahami dengan baik bahwa dirinya
bergantung hidup dari sumberdaya hayati hutan dan menginginkan agar sumberdaya tersebut dikelola secara lestari; b) Persepsi sedang, apabila mereka menyadari dirinya bergantung hidup dari sumberdaya hayati hutan tetapi tidak memahami kalau sumberdaya tersebut perlu dikelola secara lestari agar manfaatnya bisa diperoleh secara berkelanjutan; c) Persepsi tidak baik, apabila jawaban responden masuk dalam kategori tidak sadar kalau dirinya bergantung hidup dari sumberdaya hayati hutan, atau ada kepentingan lain yang membuat mereka cenderung beranggapan bahwa tidak perlu menjaga kelestarian sumberdaya hayati hutan.
Universitas Sumatera Utara

Partisipasi Masyarakat Partisipasi berasal dari kata participation, yang berarti pengambilan
bagian, pengikutsertaan. Partisipasi masyarakat berarti pengambilan bagian oleh masyarakat atau pengikutsertaan masyarakat dalam suatu kegiatan. Dalam praktek sehari-hari, partisiasi masyarakat dipahami atau ditafsirkan sebagai berikut: 1. Masyarakat bertanggung jawab hanya dalam pelaksanaan kegiatan-kegiatan 2. Anggota masyarakat ikut menghadiri pertemuan-pertemuan perencanaan,
pelaksanaan dan pengkajian suatu kegiatan, namun sebatas sebagai pendengar. 3. Anggota masyarakat terlibat secara aktif dalam pengambilan keputusan tentang cara melaksanakan sebuah kegiatan dan ikut menyediakan bantuan serta bahan-bahan yang dibutuhkan dalam kegiatan tersebut. 4. Anggota masyarakat terlibat secara aktif dalam semua tahapan proses pengambilan keputusan, pengawasan serta monitoringnya. Dengan pendekatan partisipasi, masyarakat lebih bersemangat, lebih ikhlas dan lebih bertanggung jawab dalam melaksanakan suatu kegiatan (Mu’arif, 2002).
Partisipasi menurut Awang (2001) adalah keterlibatan aktif dan bermakna dari massa penduduk dari tingkatan-tingkatan yang berbeda seperti: 1. Di dalam proses pembentukan keputusan untuk menentukan tujuan-tujuan
kemasyarakatan dan pengalokasian sumber-sumber untuk mencapai tujuantujuan tersebut. 2. Dalam pelaksanaan program-program dan proyek-proyek secara suka rela dan pembagian yang merata.
Universitas Sumatera Utara

3. Dalam pemanfaatan hasil-hasil dari satu program atau suatu proyek. Hal ini menjadi penting karena banyak program pemerintah untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat ternyata justru ditolak oleh masyarakat sendiri. Partisipasi masyarakat di bagi dalam tiga bentuk. Pertama, partisipasi
semu yaitu keikutsertaan masyarakat dalam sebuah kegiatan di mana keikutsertaan itu diukur dari upaya-upaya memobilisasi tenaga kerja masyarakat dalam kegiatan. Kedua, partisipasi perwakilan yaitu keterlibatan masyarakat dalam sebuah kegiatan pembangunan diwakili oleh beberapa orang tertentu saja. Ketiga, partisipasi sejati adalah keikutsertaan yang dilakukan oleh setiap individu atau kelompok masyarakat atas dasar kehendak sendiri terhadap sesuatu yang dirasakan memberi manfaat, dan keterlibatan tersebut meliputi semua aktifitas dari awal sampai akhir proses (Awang, 2002).

Menurut Yuwono (2006) bahwa secara umum faktor yang dapat mempengaruhi partisipasi masyarakat dalam kegiatan pembangunan adalah (1) keadaan sosial masyarakat, (2) kegiatan program pembangunan, (3) keadaan alam sekitar. Lebih lanjut dijelaskan bahwa keadaan sosial masyarakat berupa pendidikan, pendapatan, kebiasaan, kepemimpinan, keadaan keluarga, kemiskinan, kedudukan social dan sebagainya. Bentuk program pembangunan merupakan kegiatan yang dirumuskan serta dikendalikan oleh pemerintah yang dapat berupa organisasi kemasyarakatan dan tindakan-tindakan kebijaksanaan. Sedangkan keadaan alam sekitar adalah faktor fisik daerah yang ada pada lingkungan tempat hidup masyarakat.
Universitas Sumatera Utara

Hutan Tanaman Rakyat (HTR) Program hutan tanaman rakyat pertama dicanangkan pada awal tahun
2007 berdasarkan PP No. 6 tahun 2007 Jo PP No. 3 tahun 2008 tentang Tata Hutan dan Penyusunan Rencana Pengelolaan Hutan, serta Pemanfaatan Hutan dan Permenhut No.P.23/Menhut-II/2007 Jo. Permenhut No. P.5/Menhut-II/2008 tentang Tata Cara Permohonan IUPHHK-HTR dalam Hutan Tanaman. Program ini memberikan akses kepada masyarakat untuk (1) Memperoleh pengakuan secara hukum dalam usaha pemanfaatan hasil hutan kayu pada hutan produksi; (2) Memperoleh pinjaman dana pembangunan HTR; (3) Memperoleh jaminan pasar melalui penetapan harga dasar. Kebijakan HTR ini sekaligus merupakan implementasi dari Kebijakan Prioritas Departemen Kehutanan 2004-2009 terutama Revitalisasi Sektor Kehutanan dan Pemberdayaan Ekonomi, sehingga sektor kehutanan dapat memberikan kontribusi pada pertumbuhan ekonomi nasional, perbaikan lingkungan, mensejahterakan masyarakat dan memperluas lapangan kerja.
Tujuan pembangunan Hutan Tanaman Rakyat adalah sebagi berikut : 1. Rehabilitasi kawasan hutan produksi yang terlantar dan atau kosong akibat
kerusakan pada beberapa tahun yang lalu. 2. Meningkatkan potensi dan kualitas hutan produksi tidak produktif secara
optimal. 3. Pemberdayaan masyarakat di sekitar kawasan hutan produksi dalam
pengelolaan hutan secara lestari.
Universitas Sumatera Utara

4. Meningkatkan produksi kayu dalam hutan produksi untuk memenuhi kebutuhan bahan baku industri hasil hutan, dimana kebutuhan industri akan kayu pada saat ini tidak seimbang dengan kemampuan produksi kayu.
5. Memeberikan lapangankerja dan usaha bagi masyarakat di sekitar hutan produksi dalam rangka meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan.
6. Keamanan, yang terbangun dari kesadaran masyarakat di sekitarnya akan rasa memiliki, mengelola serta memanfaatkan hasil hutan untuk memenuhi dan meningkatkan kebutuhan hidupnya.
7. Membangun kebersamaan, keadilan dan keterbukaan dalam pengelolaan dan pemanfaatan hutan secara optimal untuk menuju kelestarian dalam mendukung aspek ekonomi, sosial dan ekologi. Berdasarkan pembelajaran terhadap beberapa program pemberdayaan
masyarakat sebelumnya, Emila dan Suwito (2007) menyimpulkan bahwa HTR harus dijalankan dengan prinsip-prinsip pemberdayaan masyarakat yaitu : a. Masyarakat mengorganisasikan dirinya berdasarkan kebutuhannya (people
organized themselves based on their necessity) yang berarti pemberdayaan hutan beserta masyarakatnya ini bukan digerakkan oleh proyek ataupun bantuan luar negeri karena kedua hal tersebut tidak akan membuat masyarakat mandiri dan hanya membuat “kebergantungan” masyarakat. b. Kegiatan pemberdayaan masyarakat harus bersifat padat karya (laborintensive) sehingga kegiatan ini tidak mudah ditunggangi pemodal (cukong) yang tidak bertanggung jawab. c. Pemerintah memberikan pengakuan/rekognisi dengan memberikan aspek legal sehingga kegiatan masyarakat yang tadinya informal di sektor
Universitas Sumatera Utara

kehutanan dapat masuk ke sektor formal ekonomi kehutanan/ekonomi lokal, nasional dan global sehingga bebas dari pemerasan oknum birokrasi dan premanisme pasar.

Hutan Tanaman Rakyat yang selanjutnya disingkat HTR adalah hutan tanaman pada hutan produksi yang dibangun oleh kelompok masyarakat untuk meningkatkan potensi dan, kualitas hutan produksi dengan menerapkan silvikultur dalam rangka menjamin kelestarian sumber daya hutan (PP 6/2007 bab 1 pasal 1:19). Sistem silvikultur adalah sistem budidaya hutan atau sistem teknik bercocok tanaman hutan mulai dari memilih benih atau bibit, menyemai menanam, memelihara tanaman dan memanen
Lebih lanjut dikatakan bahwa kebijakan Pembangunan Hutan Tanaman Rakyat ini terkait dengan kebijakan Pemerintah untuk mengentaskan kemiskinan (pro-poor), menciptakan lapangan kerja baru (pro-job) dan memperbaiki kualitas pertumbuhan melalui investasi yang proporsional antar pelaku ekonomi (progrowth) sebagaimana menjadi agenda revitalisasi Pertanian, Perikanan dan Kehutanan. Kebijakan HTR ini sekaligus juga merupakan implementasi dari Kebijakan Prioritas Departemen Kehutanan 2004-2009 terutama revitalisasi sektor kehutanan dan pemberdayaan ekonomi masyarakat setempat, sehingga sektor kehutanan diharapkan dapat memberikan kontribusi pada pertumbuhan ekonomi nasional, perbaikan lingkungan hidup, mensejahterakan masyarakat dan memperluas lapangan kerja.
Izin Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu pada Hutan Tanaman Rakyat (IUPHHK-HTR) diberikan untuk jangka waktu paling lama 60 tahun. Izin Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu pada Hutan Tanaman Rakyat dalam hutan
Universitas Sumatera Utara

tanaman tidak dapat diperjualbelikan, dipindahtangankan, dan diwariskan. Pemegang IUPHHK-HTR mempunyai hak melakukan kegiatan sesuai izin, kemudahan mendapatkan dana untuk pembiayaan pembangunan HTR, bimbingan dan penyuluhan teknis dan peluang ke pemasaran hasil hutan. Kegiatan pemanfaatan hasil hutan kayu pada HTR dalam hutan tanaman meliputi penyiapan lahan, pembibitan, penanaman, pemeliharaan, pemanenan, dan pemasaran. Tanaman yang dihasilkan dari UPHHK pada HTR merupakan asset pemegang izin usaha, dan dapat dijadikan agunan sepanjang izin usahanya masih berlaku.
Pembangunan Hutan Tanaman Rakyat akan melibatkan tugas dan fungsi seluruh Instansi Kehutanan baik Pusat maupun Daerah, Badan Usaha Milik Negara, Swasta, Koperasi, LSM dan Masyarakat, sehingga untuk kelancaran dan efektivitas pelaksanaan di lapangan diperlukan Pedoman Penyelenggaraan Pembangunan Hutan Tanaman Rakyat. Masyarakat yang menjadi sasaran program hutan tanaman rakyat adalah masyarakat yang berada di dalam atau di sekitar hutan yang merupakan kesatuan komunitas sosial yang didasarkan pada persamaan mata pencaharian yang bergantung pada hutan, kesejarahan, keterikatan tempat tinggal, serta pengaturan tata tertib kehidupan bersama dalam wadah kelembagaan.
Ketentuan umum di dalam PP 6/2007 memberikan batasan yang tegas tentang HTR, sehingga khalayak bisa memahami perbedaan antara HTR dengan Hutan Kemasyarakatan (HKM) dan Hutan Rakyat. HTR hanya akan dikembangkan pada areal kawasan hutan produksi yang tidak dibebani hak. HKM (dalam PP 6/2007) memungkinkan dikembangkan di hutan konservasi (kecuali Cagar Alam dan zona inti Taman Nasional), kawasan hutan produksi, dan hutan
Universitas Sumatera Utara

lindung. Sedangkan Hutan Rakyat jelas-jelas dibangun di luar kawasan hutan negara atau berada pada hutan hak (hutan yang berada pada tanah yang dibebani hak atas tanah) (Emilia dan Suwito, 2007).
Alokasi dan penetapan areal HTR dilakukan oleh Menteri Kehutanan pada kawasan hutan produksi yang tidak produktif dan tidak dibebani ijin/hak lain dan letaknya diutamakan dekat dengan industri hasil hutan. Alokasi dan penetapan areal HTR sesuai PP No. 6 Tahun 2007 dilakukan oleh menteri berdasarkan usulan KPH atau pejabat yang ditunjuk. Alokasi dan penetapan areal HTR oleh menteri akan disampaikan kepada Bupati/Walikota. Bupati/Walikota melakukan sosialisasi ke desa terkait mengenai alokasi dan penetapan areal HTR. Sosialisasi dapat dilakukan Bupati/Walikota dengan menggunakan Lembaga Swadaya Masyarakat yang ada di Pusat, Propinsi, atau di Kabupaten/Kota (Muhshi, 2007).
Izin Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu pada Hutan Tanaman Rakyat (IUPHHK-HTR) diberikan untuk jangka waktu paling lama 60 tahun. Izin Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu pada Hutan Tanaman Rakyat dalam hutan tanaman tidak dapat diperjualbelikan, dipindahtangankan, dan diwariskan. Pemegang IUPHHK-HTR mempunyai hak melakukan kegiatan sesuai izin, kemudahan mendapatkan dana untuk pembiayaan pembangunan HTR, bimbingan dan penyuluhan teknis dan peluang ke pemasaran hasil hutan. Kegiatan pemanfaatan hasil hutan kayu pada HTR dalam hutan tanaman meliputi penyiapan lahan, pembibitan, penanaman, pemeliharaan, pemanenan, dan pemasaran. Tanaman yang dihasilkan dari UPHHK pada HTR merupakan asset pemegang izin usaha, dan dapat dijadikan agunan sepanjang izin usahanya masih berlaku.
Universitas Sumatera Utara

Ketentuan umum di dalam PP 55/2011 yang dimaksud Izin Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu Pada Hutan Tanaman Rakyat yang selanjutnya disingkat IUPHHK-HTR adalah izin usaha untuk memanfaatkan hasil hutan berupa kayu dan hasil hutan ikutannya pada hutan produksi yang diberikan kepada perorangan atau koperasi untuk meningkatkan potensi dan kualitas hutan produksi dengan menerapkan silvikultur yang sesuai untuk menjamin kelestarian sumber daya hutan.
Alokasi dan penetapan areal hutan tanaman rakyat dilakukan oleh Menteri pada kawasan hutan produksi yang tidak produktif dan tidak dibebani izin atau hak lain. Selanjutnya pencadangan areal hutan tanaman rakyat yang didasarkan /Walikota atau Kepala KPHP, dan luas areal pencadangan disesuaikan dengan keberadaan masyarakat sekitar hutan (Pasal 2 Permenhut No. P.55/MenhutII/2011).
Dalam pasal 9 Permenhut No. P.55/Menhut-II/2011 yang dapat memperoleh IUPHHK-HTR, adalah perorangan; atau koperasi yang merupakan warga negara Indonesia orang yang cakap bertindak menurut hukum yang tinggal di sekitar hutan. Koperasi yang dimaksud adalah koperasi dalam skala usaha mikro, kecil, menengah dan dibangun oleh masyarakat setempat yang tinggal di desa terdekat dari hutan, dan diutamakan penggarap lahan pada areal pencadangan hutan tanaman rakyat.
Selanjutnya dalam kegiatan dan pola hutan tanaman rakyat dalam pasal 4 Permenhut diatas menyebutkan kegiatan usaha pemanfaatan hasil hutan kayu (UPHHK) pada HTR melalui kegiatan penyiapan lahan, pembibitan, penanaman, pemeliharaan, pemanenan, dan pemasaran. Pencadangan HTR, areal hutan alam
Universitas Sumatera Utara


tersebut ditetapkan sebagai areal perlindungan setempat dan pengembangan hasil hutan bukan kayu (HHBK). Dalam hal terdapat tegakan mangrove pada areal yang dicadangkan sebagai areal pencadangan HTR, areal mangrove tersebut dapat dikembangkan sebagai kegiatan usaha HTR.
Selanjutnya dalam pasal 6 dimana, Pola pengembangan HTR direncanakan mengikuti 3 pola, yaitu (a) Pola Mandiri, (b) Pola Kemitraan dan (c) Pola Developer. Pengertian dari masing-masing pola \ adalah sebagai berikut: a. Pola Mandiri adalah hutan tanaman rakyat yang dibangun oleh pemegang Izin
Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu pada Hutan Tanaman Rakyat (IUPHHK-HTR). b. Pola Kemitraan adalah hutan tanaman rakyat yang dibangun oleh pemegang IUPHHK-HTR bersama dengan mitra berdasarkan kesepakatan bersama dengan difasilitasi oleh Pemerintah/Pemerintah Daerah agar terselenggara kemitraan yang menguntungkan kedua belah pihak. c. Pola Developer adalah hutan tanaman rakyat yang dibangun oleh BUMN atau BUMS atas permintaan pemegang IUPHHK-HTR dan biaya pembangunannya menjadi tanggung jawab pemegang IUPHHK-HTR.
Selanjutnya dalam pasal 7 budidaya tanaman hutan tanaman rakyat dilaksanakan berdasarkan kondisi tapak, sosial ekonomi dan sosial budaya setempat. Jenis tanaman pokok yang dapat dikembangkan untuk pembangunan usaha pemanfaatan hasil hutan kayu hutan tanaman rakyat terdiri dari: tanaman sejenis; atau tanaman berbagai jenis. Jenis tanaman pokok sejenis adalah tanaman hutan berkayu yang hanya terdiri satu jenis (species) dan varietasnya. Jenis tanaman pokok berbagai jenis adalah tanaman hutan berkayu yang
Universitas Sumatera Utara

dikombinasikan dengan tanaman budidaya tahunan yang berkayu antara lain karet, tanaman berbuah, bergetah dan pohon penghasil pangan dan energi. Tanaman budidaya tahunan paling luas 40% (empat puluh persen) dari areal kerja dan tidak didominasi oleh satu jenis tanaman.
Kondisi Umum Lokasi Penelitian • Desa Pangkalan Siata
Desa Pangkalan Siata terletak pada Kecamatan Pangkalan Susu Kabupaten Langkat . Desa Pangkalan Siata merupakan desa dengan jumlah masyarakat sebesar 6.000 jiwa atau 1.100 KK yang terdiri dari laki-laki sebanyak 2.978 jiwa dan perempuan sebesar 3.022 jiwa yang tersebar pada 11 dusun yaitu dusun 1 (Sungkam Jaya), dusun 2 (Sungkam Sakti), dusun 3 (Sungkam Abadi), dusun 4 (Tanjung Kramat), dusun 5 (Sei Serai), dusun 6 (Ujung Batu), dusun 7 (Sei Dua), dusun 8 (Palu Udang), dusun 9 (Kampung Baru), dusun 10 (Kebun Ubi), dusun 11 (Bukit Kayu). Terletak di dalam hutan dengan ketinggian 10 meter diatas permukaan laut dengan luas desa 11.000 Ha (Kantor Balai Desa Pangkalan Siata, 2014).
Berdasarkan data komposisi penduduk mayoritas adalah 50% suku Aceh, sebanyak 30% suku Jawa, sebanyak 15% suku Batak, sebanyak 5% suku Karo dengan bahasa mayoritas yang digunakan adalah bahasa indonesia. Menurut mata pencaharian penduduknya, yang berprofesi sebagai nelayan dan petani/buruh petani yang paling banyak dan selebihnya adalah pedagang, beternak, wiraswasta dan lain-lain (Kantor Balai Desa Pangkalan Siata, 2014).
Adapun batas-batas administrasi Desa Pangkalan Siata adalah sebagai berikut:
Universitas Sumatera Utara

− Sebelah Utara berbatasan dengan Desa Salahaji Kecamatan Pamatang Jaya − Sebelah Selatan berbatasan dengan Desa Halaban Kecamatan Besitang − Sebelah Barat berbatasan dengan Desa Sukajaya Kecamatan Besitang − Sebelah Timur berbatasan dengan Kelurahan Bukit Jengkol Kecamatan
Pangkalan Susu • Letak Areal IUPHHK – HTR
Berdasarkan Surat Keputusan Bupati Langkat Nomor : 522.11-37/k/2012, tanggal 12 Nopember 2012, tentang Pemberian Izin Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu pada Hutan Tanaman Rakyat ( IUPHHK-HTR) seluas ± 360 Ha kepada Koperasi Rakyat Pantai. Adapun jumlah anggota Koperasi Rakyat Pantai sebanyak 150 orang dan susunan pengurus koperasi dipegang oleh seorang ketua, sekretaris dan bendahara. Areal terbagi 2 (dua) lokasi, yaitu lokasi I di Desa Pangkalan Siata Kecamatan Pangkalan Susu

Dokumen yang terkait

Peranan Kredit Usaha Rakyat Terhadap Pengembangan UMK di Kecamatan Gebang Kabupaten Langkat (Studi Kasus : Bank BRI Unit Kecamatan Gebang)

15 109 83

Sistem Pengelolaan Hutan Rakyat dan Pengaruhnya Terhadap Pendapatan Masyarakat (Studi kasus: Kecamatan Salapian, Kutambaru dan Bahorok di Kabupaten Langkat)

13 84 81

Persepsi dan Partisipasi Masyarakat Terhadap Program Pembangunan Hutan Tanaman Rakyat (Studi Kasus di Desa Securai Selatan, Kecamatan Babalan dan Desa Bintang Maria, Kecamatan Panombean Pane, Kabupaten Simalungun)

5 61 83

Analisis Persepsi dan Kelayakan Pembangunan Hutan Tanaman Rakyat Pola Kemitraan

0 29 97

Persepsi dan Partisipasi Masyarakat terhadap Pembangunan Hutan Rakyat Pola Kemitraan di Kabupaten Musi Rawas Provinsi Sumatera Selatan.

3 42 254

PELAKSANAAN REHABILITASI HUTAN MANGROVE DAN PARTISIPASI MASYARAKAT DI KELURAHAN BERAS BASAH KECAMATAN PANGKALAN SUSU KABUPATEN LANGKAT.

0 0 21

Desain Pembangunan Hutan Tanaman Rakyat

0 0 124

PERSEPSI DAN PARTISIPASI MASYARAKAT TERHADAP PROGRAM PEMBANGUNAN HUTAN TANAMAN RAKYAT (Studi Kasus Koperasi Rakyat Pantai, Desa Pangkalan Siata, Kecamatan Pangkalan Susu, Kabupaten Langkat) PengenalanTempat

0 0 13

Persepsi dan Partisipasi Masyarakat terhadap Program Pembangunan Hutan Tanaman Rakyat (Studi Kasus Koperasi Rakyat Pantai, Kecamatan Pangkalan Susu, Kabupaten Langkat).

0 0 16

PERSEPSI DAN PARTISIPASI MASYARAKAT TERHADAP PROGRAM PEMBANGUNAN HUTAN TANAMAN RAKYAT (Studi Kasus : Koperasi Rakyat Pantai, Desa Pangkalan Siata, Kecamatan Pangkalan Susu, Kabupaten Langkat) SKRIPSI

0 0 11