Persepsi dan Partisipasi Masyarakat Terhadap Program Pembangunan Hutan Tanaman Rakyat (Studi Kasus di Desa Securai Selatan, Kecamatan Babalan dan Desa Bintang Maria, Kecamatan Panombean Pane, Kabupaten Simalungun)

PERSEPSI DAN PARTISIPASI MASYARAKAT TERHADAP PROGRAM
PEMBANGUNAN HUTAN TANAMAN RAKYAT
(Studi Kasus di Desa Securai Selatan, Kecamatan Babalan, Kabupaten
Langkat dan Desa Bintang Mariah, Kecamatan Panombean Pane,
Kabupaten Simalungun)

Hasil Penelitian

Oleh:
Ruth Elisa Manik
061201021
Manajemen Hutan

PROGRAM STUDI KEHUTANAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2011

Universitas Sumatera Utara


LEMBAR PENGESAHAN
Judul Penelitian

: Persepsi dan Partisipasi Masyarakat Terhadap Program
Pembangunan Hutan Tanaman Rakyat (Studi Kasus di
Desa Securai Selatan, Kecamatan Babalan dan Desa
Bintang Maria, Kecamatan Panombean Pane, Kabupaten
Simalungun)

Nama Mahasiswa

: Ruth Elisa Manik

Program Studi

: Kehutanan

Menyetujui,
Komisi Pembimbing


Ketua

Anggota

Oding Affandi, S. Hut, M. P
NIP. 19730603 200003 1 001

Pindi Patana S.Hut.,M.Sc
NIP. 19750525 200003 1 001

Mengetahui
Ketua Program Studi Kehutanan

Siti Latifah, S. Hut., M. Si., Ph. D
NIP : 19710416 200112 2 001

Universitas Sumatera Utara

ABSTRAK


RUTH ELISA MANIK. Persepsi dan Partisipasi Masyarakat Terhadap Program
Pembangunan Hutan Tanaman Rakyat (Studi Kasus di Desa Securai Selatan,
Kecamatan Babalan, Kabupaten Langkat dan Desa Bintang Mariah, Kecamatan
Panombean Pane, Kabupaten Simalungun). Dibimbing oleh ODING AFFANDI
DAN PINDI PATANA.
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis karakteristik sosial ekonomi
dan budaya masyarakat di lokasi pembangunan HTR dan menganalisis persepsi
dan partisipasi masyarakat di lokasi pembangunan HTR. Penelitian ini dilakukan
dengan memakai metode Skala Likert untuk menganalisis persepsi dan partisipasi
masyarakat dan SWOT untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi
masyarakat. Berdasarkan penelitian yang dilakukan didapat bahwa persepsi
masyarakat terhadap program HTR menjawab sangat setuju dengan adanya
pembangunan HTR. Berdasarkan analisis SWOT diperoleh beberapa kelemahan
yang menjadi faktor-faktor yang mempengaruhi masyarakat yaitu sistem
permodalan yang dibutuhkan masyarakat dalam melaksanakan HTR, kurangnya
pelaksanaan baik dari pemerintah maupun dari masyarakat, kurangnya tenaga
penyuluh sehingga pengetahuan masyarakat tentang program HTR masih dibilang
kurang.

Kata kunci : Persepsi, Partisipasi, Hutan Tanaman Rakyat, SWOT


Universitas Sumatera Utara

ABSTRACT

RUTH ELISA MANIK. Perceptions and Public Participation on Forest
Plantation Development Programme (A Case Study in South Securai Village,
District Babalan, Langkat and Mariah Star Village, District Panombean Pane,
District Simalungun). Under academic supervised of ODING AFFANDI and
PINDI PATANA.
This study aims to analyze the socioeconomic and cultural characteristics
of people on site for HTR and analyze perceptions and public participation in the
construction site HTR. This research was carried out using Likert Scale method to
analyze the perceptions and public participation and SWOT to determine the
factors that affect the community. Based on research conducted found that public
perception of the HTR program answered strongly agree with the development of
HTR. Based on the SWOT analysis found some weaknesses that become factors
that affect the community is that the system of capital required by the community
in implementing the HTR, the lack of implementation of both the government and
from society, lack of extension workers so that public knowledge about the HTR

program is still practically lacking.

Keywords: Perception, Participation, Forest Plantation, SWOT

Universitas Sumatera Utara

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Medan pada tanggal 02 Januari 1988 dari Ayah P.
Manik dan Ibu L. Hutapea. Penulis merupakan anak kelima dari enam bersaudara.
Tahun 2006 penulis lulus dari SMA Katolik Trisakti Medan dan pada
tahun 2006 juga penulis lulus ujian seleksi masuk Universitas Sumatera Utara
melalaui Seleksi Penerimaan Mahasiswa Baru (SPMB). Penulis memilih Program
Studi Manajemen Hutan, Departemen Kehutanan, Fakultas Pertanian.
Selama mengikuti perkuliahan penulis aktif belajar di beberapa komunitas,
baik itu organisasi intra kampus maupun organisasi ekstra kampus. Pada tahun
2008, penulis melaksanakan Praktik Pengenalan dan Pengelolaan Hutan (P3H) di
Tangkahan, Kabupaten Langkat dan di Pulau Sembilan, Kabupaten Langkat. Pada
tahun 2010, penulis melaksanakan Praktik Kerja Lapang (PKL) di Semarang,
Perum Perhutani Unit I Jawa Tengah. Dalam rangka menyelesaikan pendidikan

dan merupakan syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Kehutanan penulis
melakukan penelitian dengan judul ”Persepsi dan Partisipasi Masyarakat
Terhadap Program Pembangunan Hutan Tanaman Rakyat (Studi Kasus di
Desa Securai Selatan, Kecamatan Babalan, Kabupaten Langkat dan Desa
Bintang Mariah, Kecamatan Panombean Pane, Kabupaten Simalungun)”
yang dibimbing oleh Bapak Oding Affandi, S.Hut., M.P dan Bapak Pindi Patana,
S. Hut., M. Sc

Universitas Sumatera Utara

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa
karena atas berkat dan kasih karunia-Nya maka penulis dapat menyelesaikan
skripsi yang berjudul “Persepsi, dan Partisipasi Masyarakat Terhadap Program
Pembangunan Hutan Tanaman Rakyat (Studi Kasus di Desa Securai Selatan,
Kecamatan Babalan dan Desa Bintang Mariah, Kecamatan Panombean Pane,
Kabupaten Simalungun)”.
Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada semua
pihak yang telah memberikan dukungan dan bantuan kepada penulis diantaranya :

1. Ayahanda P. Manik, Ibu L. Hutapea dan seluruh keluarga yang telah
memberikan bantuan baik materil maupun motivasi kepada penulis.
2. Bapak Oding Affandi S. Hut, M.P dan Bapak Pindi Patana S. Hut, M. Sc
selaku komisi pembimbing yang telah membimbing penulis selama ini.
3. Ibu Siti Latifah, S. Hut., M. Si., Ph. D selaku Ketua Program Studi
Kehutanan, Fakultas Pertanian, Universitas Sumatera Utara.
4. Dinas Kehutanan, Kepala Desa Securai Selatan dan Kepala Desa Bintang
Mariah serta teman-teman yang telah berkontribusi dalam penyusunan
skripsi ini.
Akhir kata penulis mengharapkan semoga skripsi ini dapat diterima dan
selanjutnya dapat bermanfaat bagi kita semua.
Medan, April 2011

Penulis

Universitas Sumatera Utara

DAFTAR ISI
Hal.
ABSTRAK..........................................................................................

ABSTRACT .......................................................................................
RIWAYAT HIDUP ............................................................................
KATA PENGANTAR .......................................................................
DAFTAR ISI .....................................................................................
DAFTAR TABEL ..............................................................................
DAFTAR LAMPIRAN ......................................................................

i
ii
iii
iv
v
vii
viii

PENDAHULUAN
Latar Belakang ....................................................................................
Tujuan Penelitian ...............................................................................
Manfaat Penelitian .............................................................................


1
3
4

TINJAUAN PUSTAKA
Konsep Persepsi .................................................................................
Konsep Partisipasi ...............................................................................
Hutan Tanaman Rakyat .......................................................................
Jenis Tanaman Pokok HTR ..................................................................
Tanaman Pokok ...............................................................................
Tanaman Tumpang Sari ...................................................................
Analisis SWOT ....................................................................................

5
6
8
13
13
14
14


METODE PENELITIAN
Lokasi dan Waktu Penelitian ...............................................................
Alat dan Bahan ....................................................................................
Alat .................................................................................................
Bahan ..............................................................................................
Metode Penelitian ...............................................................................
Kerangka Penelitian .............................................................................
Populasi dan Sampel ............................................................................
Pengumpulan Data ...............................................................................
Analisa Data ........................................................................................
Analisis Sikap dengan Skala Likert ..................................................
Analisis Strategi Pengembangan dengan Matriks SWOT .................

17
17
17
17
17
18

18
19
20
20
21

HASIL DAN PEMBAHASAN
Gambaran Umum Desa Securai Selatan, Kecamatan Babalan, Kabupaten
Langkat ................................................................................................
Gambaran Umum Desa Bintang Mariah, Kecamatan Panombean Pane,
Kabupaten Simalungun ........................................................................
Karakteristik Responden ......................................................................
Tingkat Umur Responden ................................................................
Suku dan Agama Responden ...........................................................
Pekerjaan Utama Responden............................................................

25
26
26
27
28
29

Universitas Sumatera Utara

Tingkat Pendidikan Responden........................................................
Tingkat Pendapatan Responden .......................................................
Lama Menetap Responden ...............................................................
Persepsi Masyarakat Terhadap HTR ....................................................
Persepsi Masyarakat Terhadap Pola Kemitraan Dalam HTR ................
Persepsi Masyarakat Terhadap Sistem Permodalan HTR......................
Persepsi Masyarakat Terhadap Jenis Tanaman Pada HTR ....................
Bentuk Partisipasi Masyarakat Terhadap Program HTR .......................
Analisis SWOT ....................................................................................
Kekuatan (Strength).........................................................................
Kelemahan (Weakness) ....................................................................
Peluang (Opportunity) .....................................................................
Ancaman (Threat) ...........................................................................

31
32
33
34
36
38
40
42
43
44
45
47
48

KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan .........................................................................................
Saran ...................................................................................................

56
56

DAFTAR PUSTAKA.........................................................................

57

LAMPIRAN .......................................................................................

59

Universitas Sumatera Utara

DAFTAR TABEL
Hal.
1. Indikator-indikator dari sikap ...........................................................

20

2. Bobot Skoring Responden ................................................................

21

3. Format Matrik SWOT ......................................................................

23

4. Matriks Metodologi Yang Digunakan Dalam Proses Penelitian .......

24

5. Tingkat Umur Responden ................................................................

27

6. Karakteristik Suku Responden .........................................................

28

7. Karakteristik Agama Responden ......................................................

29

8. Pekerjaan Utama Responden ..........................................................

30

9. Tingkat Pendidikan Responden ......................................................

31

10. Tingkat Pendapatan Responden ......................................................

32

11. Tingkat Lama Menetap Responden ................................................

34

12. Persepsi Masyarakat Terhadap Hutan Tanaman Rakyat ..................

35

13. Persepsi Masyarakat Terhadap Pola Kemitraan Dalam HTR ..........

37

14. Persepsi Masyarakat Terhadap Permodalan HTR ...........................

39

15. Persepsi Masyarakat Terhadap Jenis Tanaman Pada HTR ..............

41

16. Penerimaan SWOT Faktor Internal.................................................

44

17. Penerimaan SWOT Faktor Eksternal ..............................................

46

18. Hasil Analisis dengan Menggunakan Matriks SWOT .....................

50

Universitas Sumatera Utara

DAFTAR LAMPIRAN
Hal.
1. Tabel Data Karakteristik Responden .................................................

59

2. Lembar Kuisioner Untuk Masyarakat ................................................

61

3. Lembar Kuisioner Untuk Dinas Kehutanan .......................................

67

4. Dokumentasi Penelitian.....................................................................

70

Universitas Sumatera Utara

ABSTRAK

RUTH ELISA MANIK. Persepsi dan Partisipasi Masyarakat Terhadap Program
Pembangunan Hutan Tanaman Rakyat (Studi Kasus di Desa Securai Selatan,
Kecamatan Babalan, Kabupaten Langkat dan Desa Bintang Mariah, Kecamatan
Panombean Pane, Kabupaten Simalungun). Dibimbing oleh ODING AFFANDI
DAN PINDI PATANA.
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis karakteristik sosial ekonomi
dan budaya masyarakat di lokasi pembangunan HTR dan menganalisis persepsi
dan partisipasi masyarakat di lokasi pembangunan HTR. Penelitian ini dilakukan
dengan memakai metode Skala Likert untuk menganalisis persepsi dan partisipasi
masyarakat dan SWOT untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi
masyarakat. Berdasarkan penelitian yang dilakukan didapat bahwa persepsi
masyarakat terhadap program HTR menjawab sangat setuju dengan adanya
pembangunan HTR. Berdasarkan analisis SWOT diperoleh beberapa kelemahan
yang menjadi faktor-faktor yang mempengaruhi masyarakat yaitu sistem
permodalan yang dibutuhkan masyarakat dalam melaksanakan HTR, kurangnya
pelaksanaan baik dari pemerintah maupun dari masyarakat, kurangnya tenaga
penyuluh sehingga pengetahuan masyarakat tentang program HTR masih dibilang
kurang.

Kata kunci : Persepsi, Partisipasi, Hutan Tanaman Rakyat, SWOT

Universitas Sumatera Utara

ABSTRACT

RUTH ELISA MANIK. Perceptions and Public Participation on Forest
Plantation Development Programme (A Case Study in South Securai Village,
District Babalan, Langkat and Mariah Star Village, District Panombean Pane,
District Simalungun). Under academic supervised of ODING AFFANDI and
PINDI PATANA.
This study aims to analyze the socioeconomic and cultural characteristics
of people on site for HTR and analyze perceptions and public participation in the
construction site HTR. This research was carried out using Likert Scale method to
analyze the perceptions and public participation and SWOT to determine the
factors that affect the community. Based on research conducted found that public
perception of the HTR program answered strongly agree with the development of
HTR. Based on the SWOT analysis found some weaknesses that become factors
that affect the community is that the system of capital required by the community
in implementing the HTR, the lack of implementation of both the government and
from society, lack of extension workers so that public knowledge about the HTR
program is still practically lacking.

Keywords: Perception, Participation, Forest Plantation, SWOT

Universitas Sumatera Utara

PENDAHULUAN

Latar Belakang
Hutan merupakan salah satu ekosistem sumberdaya alam hayati yang
dapat diperbaharui, mempunyai peran penting dalam perekonomian nasional dan
berfungsi pula sebagai perlindungan sistem penyangga kehidupan. Oleh karena itu
keberadaan hutan sangat strategis dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.
Keadaan seperti ini hanya dimungkinkan bila hutan dikelola secara lestari dengan
mendasarkan pada karakteristik dan sistem mekanisme internal hutan sebagai
ekosistem (Sutrisno, 2010).
Sejalan dengan tuntutan reformasi, pengelolaan hutan dilakukan dengan
menggunakan paradigma berbasis masyarakat agar diperoleh rasa kebersamaan,
pemberdayaan dan keadilan, seluruh komponen masyarakat merasa memilik dan
ikut menjaganya. Upaya ini dharapkan dapat menjadikan hubungan yang
harmonis antara hutan, pengelola hutan, dan pemerintah. Arah yang dituju adalah
semangat untuk lebih mensejahterakan masyarakat sekitar hutan, dan menjadi
lebih berdaya (Sutrisno, 2010).
Pengelolaan hutan di Indonesia sampai saat ini belum menunjukan
kejelasan tentang hak kepemilikan (property right) atas lahan hutan. Hal ini telah
menimbulkan implikasi yang kompleks. Di berbagai tempat terjadi persoalan
saling klaim terhadap lahan hutan yang sama; konflik vertikal antara masyarakat
dengan

perusahaan

masyarakatpun

dapat

HPH/IUPHHK,
dipicu

oleh

bahkan

konflik

persoalan

horisontal

hak-hak

atas

antar
hutan

(Silaya dan Hatulesila, 2008).

Universitas Sumatera Utara

Saat ini, salah satu yang berkembang dan menjadi kebijakan nasional
dalam rangka pengembalian dan peningkatan fungsi hutan adalah program hutan
tanaman rakyat. Hutan Tanaman Rakyat (HTR) adalah hutan tanaman pada hutan
produksi yang dibangun oleh kelompok masyarakat untuk meningkatkan potensi
dan kualitas hutan produksi dengan menerapkan silvikultur dalam rangka
menjamin kelestarian sumberdaya hutan. HTR merupakan salah satu alternatif
dalam mendukung revitalisasi sektor kehutanan yang perlu dipercepat untuk
meningkatkan kontribusi kehutanan terhadap pertumbuhan ekonomi dan
pengurangan pengangguran dan pengentasan kemiskinan (pro-growth, pro- job,
pro-poor).
Berdasarkan data perkembangan pengembangan Hutan Tanaman Rakyat
(HTR) di Sumut yang dikaji oleh Baplan 2006, Provinsi Sumatera Utara memiliki
lahan potensial seluas 909.142 hektar. Luas lahan ini mengacu sosialisasi program
HTR di tingkat provinsi dan kabupaten yang dilakukan sejak 2007 silam. Oleh
Baplan, Peta indikatif areal yang diusulkan oleh bupati untuk pencadangan areal
HTR sudah disampaikan ke seluruh kabupaten di Sumut. Dari data terakhir, ada
delapan kabupaten yang mengajukan pencadangan areal HTR ke Menhut. Dengan
luas total HTR mencapai 233.533 hektar, kabupaten yang sudah mengajukan
meliputi Madina, Asahan, Simalungun, Humbahas, Langkat, Labuhan batu, Taput
dan Palas. Sementara itu, empat kabupaten sudah diterbitkan SK Pencadangan
HTR dengan luas 26.200 hektar yakni Madina, Asahan, Langkat dan Simalungun,
sementara Kabupaten Madina sudah menerbitkan izin pemegang ijin usaha
pemanfaatan hasil hutan kayu seluas 8.794 hektar (Pemprovsu, 2009).

Universitas Sumatera Utara

Persepsi masyarakat sekitar hutan dalam pengelolaan sumber daya hutan,
sering kali sulit dipahami oleh berbagai pihak diluar masyarakat tersebut. Hal ini
dapat menyebabkan terjadinya kesalahpahaman antara masyarakat dan pihak
diluar masyarakat yang menyebabkan pengelolaan dan pembangunan hutan yang
kurang baik. Salah satunya tentang program hutan tanaman rakyat yang saat ini
masyarakat belum banyak mengetahuinya, dan ini menyebabkan timbulnya
konflik diantara berbagai pihak sehingga belum ada kejelasan tentang pelaksanaan
program hutan tanaman rakyat tersebut.
Berangkat dari fakta tersebut, maka diperlukan informasi untuk
meningkatkan pemahaman tentang persepsi masyarakat lokal terhadap program
hutan tanaman rakyat. Melalui pemahaman yang lebih baik, diharapkan prioritas
pembangunan dan pengelolaan hutan tanaman rakyat di masa depan lebih sesuai
dengan prioritas dan kebutuhan masyarakat lokal. Oleh karena itu penelitian ini
dilakukan agar dapat mengetahui bagaimana persepsi masyarakat Desa Securai
Selatan, Kecamatan Babalan, Kabupaten Langkat dan Desa Bintang Maria,
Kecamatan Panombean Pane, Kabupaten Simalungun terhadap program
pembangunan hutan tanaman rakyat, serta bentuk pemanfaatan sumberdaya alam
yang berada disekitar kawasan hutan.

Tujuan Penelitian
1. Menganalisis karakteristik sosial ekonomi dan budaya masyarakat di
lokasi pembangunan HTR.
2. Menganalisis persepsi dan partisipasi masyarakat di lokasi pembangunan
HTR terhadap program Hutan Tanaman Rakyat (HTR).

Universitas Sumatera Utara

Manfaat Penelitian
Dapat memberikan informasi tentang persepsi masyarakat terhadap
program Hutan Tanaman Rakyat (HTR), mengetahui faktor-faktor yang
mempengaruhi masyarakat untuk melaksanakan program Hutan Tanaman Rakyat
sehingga dapat dimanfaatkan sebagai bahan pertimbangan dalam kebijakan yang
diambil dalam pemberdayaan masyarakat hutan dan tindakan yang dapat
dilakukan untuk memberikan dorongan kepada masyarakat.

Universitas Sumatera Utara

TINJAUAN PUSTAKA

Konsep Persepsi
Menurut Walgito (2007) seseorang berinteraksi dengan orang lain
didahului oleh persepsi, persepsi merupakan suatu proses yang didahului oleh
penginderaan. Kemudian, penginderaan merupakan suatu proses diterimanya
stimulus oleh individu melalui alat penerima, yaitu alat indera.
Dalam mempersepsi seseorang, individu yang dipersepsi mempunyai pula
kemampuan, perasaan, harapan dan sebagainya, walaupun kadarnya berbeda
dengan individu yang mempersepsi. Orang yang dipersepsi dapat berbuat sesuatu
pada orang yang mempersepsi, sehingga kadang-kadang atau justru sering hasil
persepsi tidak sesuai dengan keadaan sebenarnya. Orang yang dipersepsi dapat
menjadi teman, namun sebaliknya dapat pula menjadi lawan individu yang
mempersepsi.
Menurut Sormin (2006) mendefinisikan bahwa persepsi merupakan
sebagai proses dimana seseorang menjadi sadar segala sesuatu dalam
lingkungannya melalui indera yang dimiliki, pengetahuan lingkungan diperoleh
melalui interpretasi data indera. Persepsi dalam pengertian psikologi adalah proses
perencanaan informasi untuk dipahami. Alat untuk memperoleh informasi tersebut
adalah penginderaan (penglihatan, pendengaran, peraba, dan sebagainya).
Sebaliknya alat untuk memahaminya adalah kesadaran atau kognisi.
Persepsi sebagai proses kognitif yang bisa terjadi pada setiap orang dalam
memahami informasi tentang lingkungan, yang dapat diperoleh melalui
penglihatan, pendengaran, penghayatan, perasaan, maupun penciuman. Persepsi

Universitas Sumatera Utara

merupakan penafsiran unik

terhadap suatu situasi, bukan merupakan suatu

pencarian yang sebenarnya dari situasi tersebut. Definisi ini secara implisit
menyebutkan bahwa informasi dan situasi dapat berfungsi sebagai stimulus bagi
terbentuknya suatu persepsi, walaupun informasi tentang lingkungan itu juga bisa
berupa situasi tertentu (tidak harus berupa rangkaian kalimat atau isyarat lain).
Persepsi adalah proses menangkap arti objek-objek social dan kejadiankejadian yang kita alami dalam lingkungan kita. Manusia bersifat emosional,
sehingga penilaian terhadap mereka mengandung resiko. Pola-pola perilaku
manusia berdasarkan persepsi mereka mengenai realitas (sosial) yang telah
dipelajari. Persepsi manusia terhadap seseorang, objek, atau kejadian dan reaksi
mereka terhadap hal-hal itu berdasarkan pengalaman masa lalu mereka berkaitan
dengan orang, objek atau kejadian serupa (Mulyana, 2005).

Konsep Partisipasi
Pengertian partisipasi adalah hal turut berperan serta di suatu kegiatan.
Dengan demikian dapat dikatakan partisipasi tersebut sama dengan peran serta.
Menurut Sormin (2006) Peran serta merupakan sebagai proses komunikasi dua
arah yang terus menerus untuk meningkatkan pengertian masyarakat atas suatu
proses dimana masalah-masalah dan kebutuhan lingkungan sedang dianalisa oleh
badan yang bertanggung jawab. Dan tujuan peran serta masyarakat adalah untuk
menghasilkan masukan dan persepsi yang berguna bagi warga negara dan
masyarakat

yang

berkepentingan

dalam

rangka

meningkatkan

kualitas

pengambilan keputusan lingkungan.
Partisipasi dapat dibagi atas berbagai macam bentuk. Partisipasi menurut
Sormin (2006) terbagi atas partisipasi vertikal dan partisipasi horizontal. Disebut

Universitas Sumatera Utara

partisipasi vertikal karena bisa terjadi dalam kondisi tertentu masyarakat terlibat
atau mengambil bagian dalam suatu program pihak lain, dalam hubungan dimana
masyarakat berada sebagai posisi bawahan. Partisipasi horizontal karena pada
suatu saat tidak mustahil masyarakat mempunyai prakarsa dimana setiap
anggota/kelompok masyarakat berpartisipasi horizontal satu dengan yang lainnya,
baik dalam melakukan usaha bersama maupun dalam rangka melakukan kegiatan
dengan pihak lain. Partisipasi seperti ini merupakan suatu tanda permulaan
tumbuhnya masyarakat yang mampu berkembang secara mandiri.
Berpartisipasi adalah keikutsertaan suatu kelompok masyarakat dalam
program-program pemerintah. Program pemerintah merupakan program yang
ditujukan kepada masyarakat desa.Dalam kaitan ini maka masyarakat tidak hanya
menerima

saja

tetapi dapat

membantu

proses

pelaksanaannya.

Dalam

berpartisipasi mengandung makna untuk memberi kesempatan berperan serta
memanfaatkan sumberdaya manusia dalam usaha peningkatan pembangunan
(Yuwono, 2006).
Partisipasi erat hubungannya dengan kegiatan pembangunan, namun tidak
berarti bahwa partisipasi hanya sebatas keikutsertaan masyarakat dalam
pelaksanaan kegiatan pembangunan. Hal ini sejalan dengan pendapat Yuwono
(2006) bahwa partisipasi tidaklah hanya tahap pelaksanaan pembangunan saja,
tetapi meliputi seluruh spektrum pembangunan tersebut yang dimulai dari tahap
menggagas rencana kegiatan hingga memberikan umpan balik terhadap gagasan
rencana yang telah dilaksanakan.
Menurut Yuwono (2006) bahwa secara umum faktor yang dapat
mempengaruhi partisipasi masyarakat dalam kegiatan pembangunan adalah (1)

Universitas Sumatera Utara

keadaan sosial masyarakat, (2) kegiatan program pembangunan, (3) keadaan alam
sekitar. Lebih lanjut dijelaskan bahwa keadaan sosial masyarakat berupa
pendidikan,

pendapatan,

kebiasaan,

kepemimpinan,

keadaan

keluarga,

kemiskinan, kedudukan social dan sebagainya. Bentuk program pembangunan
merupakan kegiatan yang dirumuskan serta dikendalikan oleh pemerintah yang
dapat berupa organisasi kemasyarakatan dan tindakan-tindakan kebijaksanaan.
Sedangkan keadaan alam sekitar adalah faktor fisik daerah yang ada pada
lingkungan tempat hidup masyarakat.

Hutan Tanaman Rakyat
Hutan Tanaman Rakyat yang selanjutnya disingkat HTR adalah hutan
tanaman pada hutan produksi yang dibangun oleh kelompok masyarakat untuk
meningkatkan potensi dan, kualitas hutan produksi dengan menerapkan silvikultur
dalam rangka menjamin kelestarian sumber daya hutan (PP 6/2007 bab 1 pasal
1:19).
Ketentuan umum di dalam PP 6/2007 di atas memberikan batasan yang
tegas tentang HTR, sehingga khalayak bisa memahami perbedaan antara HTR
dengan Hutan Kemasyarakatan (HKM) dan Hutan Rakyat. HTR hanya akan
dikembangkan pada areal kawasan hutan produksi yang tidak dibebani hak. HKM
(dalam PP 6/2007) memungkinkan dikembangkan di hutan konservasi (kecuali
Cagar Alam dan zona inti Taman Nasional), kawasan hutan produksi, dan hutan
lindung. Sedangkan Hutan Rakyat jelas-jelas dibangun di luar kawasan hutan
negara atau berada pada hutan hak (hutan yang berada pada tanah yang dibebani
hak atas tanah) (Emilia dan Suwito, 2007).

Universitas Sumatera Utara

Lebih lanjut dikatakan bahwa kebijakan Pembangunan Hutan Tanaman
Rakyat ini terkait dengan kebijakan Pemerintah untuk mengentaskan kemiskinan
(pro-poor), menciptakan lapangan kerja baru (pro-job) dan memperbaiki kualitas
pertumbuhan melalui investasi yang proporsional antar pelaku ekonomi (progrowth) sebagaimana menjadi agenda revitalisasi Pertanian, Perikanan dan
Kehutanan. Kebijakan HTR ini sekaligus juga merupakan implementasi dari
Kebijakan Prioritas Departemen Kehutanan 2004-2009 terutama revitalisasi sektor
kehutanan dan pemberdayaan ekonomi masyarakat setempat, sehingga sektor
kehutanan diharapkan dapat memberikan kontribusi pada pertumbuhan ekonomi
nasional, perbaikan lingkungan hidup, mensejahterakan masyarakat dan
memperluas lapangan kerja.
Menurut BP2HP Wilayah II Medan (2009) Hutan Tanaman Rakyat (HTR)
merupakan hutan tanaman pada hutan produksi yang dibangun oleh perorangan
atau kelompok masyarakat dan koperasi untuk meningkatkan potensi dan kualitas
hutan produksi dengan menerapkan silvikultur dalam rangka menjamin
kelestarian sumber daya hutan.
Izin Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu pada Hutan Tanaman Rakyat
(IUPHHK-HTR) diberikan untuk jangka waktu paling lama 60 tahun. Izin Usaha
Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu pada Hutan Tanaman Rakyat dalam hutan
tanaman tidak dapat diperjualbelikan, dipindahtangankan, dan diwariskan.
Pemegang IUPHHK-HTR

mempunyai hak melakukan kegiatan sesuai izin,

kemudahan mendapatkan dana untuk pembiayaan pembangunan HTR, bimbingan
dan penyuluhan teknis dan peluang ke pemasaran hasil hutan. Kegiatan
pemanfaatan hasil hutan kayu pada HTR dalam hutan tanaman meliputi penyiapan

Universitas Sumatera Utara

lahan, pembibitan, penanaman, pemeliharaan, pemanenan, dan pemasaran.
Tanaman yang dihasilkan dari UPHHK pada HTR merupakan asset pemegang
izin usaha, dan dapat dijadikan agunan sepanjang izin usahanya masih berlaku.
Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2007 dan Peraturan
Menteri Kehutanan Nomor P.23/Menhut-II/2007 telah ditetapkan ketentuan
pemberian Izin Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu pada Hutan Tanaman
Rakyat guna memberikan akses hukum, akses ke lembaga keuangan dan akses
pasar yang lebih luas kepada masyarakat dalam pemanfaatan hutan produksi.
Izin usaha pemanfaatan hasil hutan kayu pada Hutan Tanaman Rakyat
dalam hutan tanaman yang selanjutnya disingkat IUPHHK-HTR adalah izin usaha
yang diberikan untuk memanfaatkan hasil hutan berupa kayu dalam hutan
tanaman pada hutan produksi untuk meningkatkan potensi dan kualitas hutan
produksi dengan menerapkan silvikultur dalam rangka menjamin kelestarian
sumber daya hutan.
Pembangunan Hutan Tanaman Rakyat akan melibatkan tugas dan fungsi
seluruh Instansi Kehutanan baik Pusat maupun Daerah, Badan Usaha Milik
Negara, Swasta, Koperasi, LSM dan Masyarakat, sehingga untuk kelancaran dan
efektivitas pelaksanaan di lapangan diperlukan Pedoman Penyelenggaraan
Pembangunan Hutan Tanaman Rakyat. Masyarakat yang menjadi sasaran program
hutan tanaman rakyat adalah masyarakat yang berada di dalam atau di sekitar
hutan yang merupakan kesatuan komunitas sosial yang didasarkan pada
persamaan mata pencaharian yang bergantung pada hutan, kesejarahan,
keterikatan tempat tinggal, serta pengaturan tata tertib kehidupan bersama dalam
wadah kelembagaan.

Universitas Sumatera Utara

Dalam penyelenggaraan Hutan Tanaman Rakyat terdapat tiga pola yaitu:
a. HTR Pola Mandiri adalah HTR yang dibangun oleh Kepala Keluarga
pemegang IUPHHK-HTR.
b. HTR Pola Kemitraan adalah HTR yang dibangun oleh Kepala Keluarga
pemegang

IUPHHK-HTR

bersama

dengan

mitranya

berdasarkan

kesepakatan bersama dengan difasilitasi oleh pemerintah agar terselenggara
kemitraan yang menguntungkan kedua pihak.
c. HTR Pola Developer adalah HTR yang dibangun oleh BUMN atau BUMS
dan selanjutnya diserahkan oleh Pemerintah kepada Kepala Keluarga
pemohon IUPHHK-HTR dan biaya pembangunannya menjadi tanggung
jawab pemegang ijin dan dikembalikan secara mengangsur sejak Surat
Keputusan IUPHHKHTR diterbitkan.
Menurut

BP2HP

Wilayah XVII

Jayapura

(2008)

bahwa untuk

mensukseskan program HTR maka ada prinsip-prinsip penyelenggaraannya yaitu:
1. Prinsip pertama adalah, masyarakat mengorganisasikan dirinya berdasarkan
kebutuhannya (people organized themselves based on theirnecessity). Prinsip
ini dikembangkan kelembagaan kelompok sehingga ada tanggung renteng atas
kewajiban terhadap lahan/hutan, keuangan dan kelompok.
2. Prinsip kedua adalah kegiatan HTR bersifat padat karya (labour-intensive)
sehingga kegiatan ini tidak mudah ditunggani pemodal (cukong) yang tidak
bertanggung jawab.
3. Prinsip ketiga, Pemerintah memberi pengakuan rekognisi dengan memberikan
aspek legal berupa SK IUPHHK-HTR sehingga kegiatan masyarakat yang

Universitas Sumatera Utara

tadinya informal di sektor kehutanan dapat masuk ke sektor formal ekonomi
kehutanan/eknomi lokal, nasional dan global.
Ketiga

prinsip

tersebut

dikonsepkan

dan

dikembangan

dalam

pembangunan HTR dimana masyarakat akan menjadi “owner” IUPHHK-HTR
dan sebagai pelaku langsung.
Berdasarkan PERMENHUT P.5/MENHUT-2/2008 tentang Tata Cara
Permohonan Izin Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu Pada Hutan Tanaman
Rakyat Dalam Hutan Tanaman. Dalam rangka pembangunan HTR Kepala Badan
Planologi Kehutanan atas nama Menteri menyiapkan dan menyampaikan peta
arahan indikatif lokasi HTR per Provinsi kepada Bupati dengan tembusan:
Direktur Jendral, Sekretaris Jendral Departemen Kehutanan, Gubernur, Kepala
Dinas Kehutanan Provinsi, Kepala Dinas Kehutanan Kabupaten Dan Kepala Balai
Pemantapan Kawasan Hutan (BPKH).
Berdasarkan usulan direktur jendral, Menteri Kehutanan menerbitkan
pencadangan areal untuk pembangunan HTR. Pencadangan areal HTR
disampaikan kepada Bupati dengan tembusan kepada Gubernur kemudian Bupati
melakukan sosialisasi ke desa terkait mengenai alokasi areal HTR.

Universitas Sumatera Utara

Jenis Tanaman Pokok HTR
Jenis tanaman pokok yang dapat dikembangkan untuk pembangunan
UPHHK-HTR terdiri dari tanaman pokok dan tanaman tumpang sari (BP2HP
Wilayah II Medan, 2009).
Tanaman Pokok
Tanaman pokok adalah tanaman berkayu (pohon) yang dapat ditanam
sejenis atau berbagai jenis, antara lain:
a. Kelompok Jenis Meranti (Shorea sp)
b. Kelompok Jenis Keruing (Dipterocarpus sp)
c. Kelompok Jenis Non Dipterocarpaceae, antara lain:
1) Jati (Tectona grandis)
2) Sengon (Paraserianthes falcataria)
3) Sonokeling (Dalbergia latifolia)
4) Mahoni (Swietenia macrophylla)
5) Kayu Hitam (Diospyros celebica)
6) Rajumas (Duabanga mollucana)
7) Sungkai (Peronema canescens)
8) Bakau (Rhizopora sp)
d. Kelompok Kayu Serat, antara lain:
1) Eucaliptus (Eucalyptus spp)
2) Akasia (Acacia mangium)
3) Tusam (Pinus merkusii)
4) Gmelina (Gmelina arborea)

Universitas Sumatera Utara

e. Kelompok Multi Purpose Tree Species (MPTS), antara lain:
1) Karet (Hevea brasiliensis)
2) Durian (Durio zibethinus)
3) Nangka (Artocarpus integra)
4) Mangga (Mangifera indica)
5) Rambutan (Nephelium lapaceum)
6) Kemiri (Aleuritus moluccana)
7) Duku (Lansium domesticum)

Tanaman Tumpang Sari
Tanaman tumpang sari adalah tanaman pangan setahun/semusim yang
ditanam untuk memperoleh hasil tambahan selama masa menunggu waktu
penebangan tanaman pokok. Jenis tanaman tumpang sari antara lain jagung, padi,
palawijaya dan lain-lain.
Pengaturan penanaman disesuaikan dengan jarak tanam, kesesuaian
persyaratan tempat tumbuh dan kondisi fisiografi lapangan berdasarkan
pertimbangan penyuluh kehutanan/pertanian setempat.

Analisis SWOT
Analisis SWOT (Strengths, Weaknesses, Opportunities, Threats) ialah
identifikasi berbagai faktor secara sistematis untuk merumuskan strategi. Analisis
ini didasarkan pada logika yang memaksimalkan kekuatan (Strengths) dan
peluang (Opportunities), namun secara bersamaan dapat

meminimalkan

kelemahan (Weaknesses) dan ancaman (Threats). Proses pengambilan keputusan
strategi berkaitan dengan pengembangan misi, tujuan, strategi dan kebijakan.

Universitas Sumatera Utara

Dengan demikian, perencana strategi (strategic planner) harus menganalisis
faktor-faktor strategi (kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman) dalam kondisi
saat ini yang disebut dengan analisis situasi. Model yang paling populer untuk
analisis situasi ialah analisis SWOT (Rangkuti, 2003).
Menurut

Yuniandra (2007) bahwa kinerja ditentukan oleh kombinasi

faktor internal dan eksternal. Kedua faktor ini harus dipertimbangkan dalam
analisis SWOT. Proses yang harus dilakukan dalam pembuatan analisis SWOT
agar keputusan yang diperoleh lebih tepat, yaitu:
1. Tahap Pengambilan Data Untuk Evaluasi Faktor Eksternal dan Internal
Tahap pengambilan data untuk mengetahui faktor-faktor yang menjadi
kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman dapat dilakukan dengan wawancara
atau analisis secara kuantitatif. Dengan demikian, diketahui posisi berada pada
kuadran mana, sehingga strategi yang dipilih merupakan strategi yang paling tepat
karena sesuai dengan kondisi internal dan eksternal yang dimiliki saat ini.
2. Tahap Analisis ialah Pembuatan Matriks SWOT
Matriks SWOT menggambarkan peluang dan ancaman eksternal yang
disesuaikan dengan kekuatan dan kelemahan yang dimiliki.
3. Tahap pengambilan keputusan
Dalam tahap pengambilan keputusan merujuk kembali pada evaluasi
faktor eksternal dan internal yang menghasilkan posisi saat ini. Oleh karena itu,
harus dilihat kuadran yang bersangkutan, sehingga diketahui kombinasi strategi
yang paling tepat.
Penelitian menunjukkan bahwa kinerja perusahaan dapat ditentukan oleh
kombinasi faktor internal dan eksternal.

Kedua faktor tersebut

harus

Universitas Sumatera Utara

dipertimbangkan dalam analisis SWOT. SWOT adalah singkatan dari lingkungan
internal strengths dan weaknesses serta lingkungan eksternal opportunities dan
threats yang dihadapi dunia bisnis. Analisis SWOT membandingkan antara faktor
peluang (Opportunities) dan ancaman (Threths) dengan faktor internal kekuatan
(Strenghs) dan kelemahan (Weaknesses) (Pratiwi, 2009).
Faktor internal didefinisikan sebagai faktor-faktor yang bersumber dari
dalam individu, badan hukum, atau negara, yang mempengaruhi aktivitas sosial,
ekonomi, fisik, kelembagaan, dan politis. Faktor internal tersebut dapat berupa
karakteristik sosial budaya, karakteristik ekonomi, karakteristik fisik, karakteristik
kelembagaan,

karakteristik

politik,

karakteristik

teknologi,

karakteristik

sumberdaya manusia, dan karakteristik sumberdaya alam. Faktor internal yang
dimaksud dalam tulisan ini adalah faktor-faktor di dalam yang mempengaruhi
program HTR, faktor sosial budaya, faktor ekonomi, faktor teknis (fisik), factor
kelembagaan, faktor ekologi, faktor politis, dan faktor teknologi.
Sedangkan faktor eksternal didefinisikan sebagai faktor-faktor yang datang
dari luar atau lingkungan strategis yang mempengaruhi kondisi dan aktivitas
sosial budaya, ekonomi, teknis, kelembagaan, sumberdaya alam, dan sumberdaya
manusia suatu institusi, atau negara. Faktor eksternal yang dimaksud dalam
tulisan ini adalah faktor-faktor yang datang dari luar yang mempengaruhi program
HTR (Setiawan, 2004).

Universitas Sumatera Utara

METODE PENELITIAN

Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di Desa Securai Selatan, Kecamatan Babalan
Kabupaten Langkat dan Desa Bintang Maria, Kecamatan Panombean Pane,
Kabupaten Simalungun. Waktu penelitian ini dilakukan pada bulan Nopember
2010 sampai Januari 2011.

Alat dan Bahan
Alat
Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah alat tulis untuk menulis,
kamera digital untuk dokumentasi, tape recorder untuk merekam, perangkat
komputer untuk mengolah data.
Bahan
Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah lembar kuisioner
sebagai bahan wawancara.

Metode Penelitian
Data yang dikumpulkan terdiri dari data primer dan data sekunder. Data
primer adalah data yang langsung diperoleh dari orang yang ada di lapangan. Data
primer dalam penelitian ini diperoleh melalui kuisioner dan wawancara kepada
responden. Data primer yang diperlukan dalam penelitian ini meliputi:
a. Karakteristik responden berupa: umur, suku, agama, pendidikan,
pekerjaan, jumlah tanggungan dan lama bermukim.

Universitas Sumatera Utara

b. Persepsi dan partisipasi masyarakat terhadap program Hutan Tanaman
Rakyat
c. Faktor-faktor yang mempengaruhi masyarakat terhadap program Hutan
Tanaman Rakyat
Data sekunder yang diperlukan dalam penelitian ini adalah data umum
yang ada pada pemerintah daerah setempat, dinas kehutanan. Data ini meliputi:
kondisi umum lokasi penelitian, dan literatur-literatur yang mendukung.

Kerangka Penelitian
Berdasarkan tujuan penelitian, maka dapat dirumuskan kerangka penelitian yaitu:
1. Karakteristik sosial ekonomi dan budaya masyarakat dapat dilakukan
dengan kuesioner.
a. Karakteristik sosial meliputi

Umur
Jenis kelamin
Tingkat pendidikan

b. Karakteristik ekonomi meliputi

Jenis pekerjaan
Tingkat pendapatan

c. Karakteristik Budaya meliputi

Suku

2. Persepsi masyarakat terhadap pembangunan program HTR dapat diukur
dengan menggunakan skala likert.

Populasi dan Sampel
Populasi dalam penelitian ini adalah masyarakat yang tinggal di sekitar
kawasan pembangunan HTR yaitu 30 KK dari Desa Securai Selatan, Kecamatan
Babalan, Kabupaten Langkat dan 30 KK dari Desa Bintang Mariah, Kecamatan
Panombean Pane, Kabupaten Simalungun. Sampel dalam penelitian ini dipilih

Universitas Sumatera Utara

secara Purposive Sampling (sampel bertujuan), yaitu responden dipilih
berdasarkan pada kemampuannya untuk menjawab dan memberikan informasi
tentang masalah dan tujuan penelitian. Seseorang atau sesuatu diambil sebagai
sampel karena peneliti menganggap bahwa seseorang atau sesuatu tersebut
memiliki informasi yang diperlukan bagi penelitiannya.
Menurut Arikunto (2006), purposive sampling dilakukan dengan cara
mengambil subjek bukan didasarkan atas strata, random atau daerah tetapi
didasarkan atas adanya tujuan tertentu. Teknik ini biasanya dilakukan karena
beberapa pertimbangan, misalnya alasan keterbatasan waktu, tenaga, dan dana
sehingga tidak dapat mengambil sampel yang besar dan jauh.
Pengumpulan Data
Pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan cara:
1. Wawancara
2. Kuisioner
3. Pengamatan (Observasi)
4. Studi Pustaka
Wawancara bebas dilakukan dengan menggunakan daftar isian/pertanyaan
dengan masyarakat, tokoh-tokoh masyarakat, pejabat instansi terkait, pejabat
desa/kelurahan. Wawancara terstruktur dilakukan dengan menggunakan daftar
isian/pertanyaan (kuisioner) terhadap semua informasi dari responden. Observasi
dilakukan guna melihat kondisi sebenarnya dari masyarakat dan kawasan yang
dimilikinya sesuai dengan tujuan penelitian.

Universitas Sumatera Utara

Analisa Data
Analisis Sikap dengan Skala Likert
Penelitian ini merupakan suatu kajian deskriptif yaitu penelitian yang
bermaksud membuat gambaran secara sistematis, faktual dan akurat mengenai
fakta-fakta dan sifat-sifat populasi tertentu. Pada tingkat persepsi menggunakan
skala Likert dan untuk melihat hubungan sosial-ekonomi (umur, pendidikan, lama
bermukim dan pendapatan) terhadap persepsi masyarakat setempat tentang
program hutan tanaman rakyat. Menurut Riduwan (2005) skala Likert digunakan
untuk mengukur sikap, pendapat dan persepsi seseorang atau kelompok tentang
kejadian atau gejala sosial.
Setiap jawaban dihubungkan dengan pertanyaan atau dukungan sikap
sebagai berikut:
Sangat setuju

(SS)

=5

Setuju

(S)

=4

Netral

(N)

=3

Tidak Setuju

(TS)

=2

Sangat Tidak Setuju (STS) = 1
Sikap diatas dapat dibedakan dengan indikator dapat dilihat pada tabel 1 sebagai
berikut:
Tabel 1. Indikator-indikator dari sikap
Sikap

Indikator-indikator

Sangat Setuju

Sangat antusias, Sangat berharap

Setuju

Antusias, berharap

Netral

Biasa-biasa saja

Tidak Setuju

Tidak antusias, tidak berharap

Sangat Tidak Setuju

Sangat tidak antusias, sangat tidak berharap

Universitas Sumatera Utara

Kemudian dilakukan rekapitulasi data sehingga hasil dapat digolongkan pada
daerah mana jawaban berada pada skala dan presentase kelompok responden.
Tabel 2. Bobot Skoring Responden
Responden
Bobot
Ahli
Pemerintah
Masyarakat
Jumlah

3
2
1

Jumlah
Responden
15
5
40
60

Keterangan: Kriteria Interpretasi Skor
100

-

119

= Sangat Lemah

180

-

259

= Lemah

260

-

339

= Cukup

340

-

419

= Kuat

420

-

500

= Sangat Kuat

Analisis Strategi Pengembangan dengan Matriks SWOT
Untuk dapat mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi masyarakat
untuk melaksanakan program Hutan Tanaman Rakyat (HTR) maka digunakan
analisis SWOT. Seluruh data primer dan sekunder yang terkumpul dianalisis
dengan menggunakan metode kualitatif, yaitu melalui analisis SWOT, yang terdiri
dari analisis kekuatan (Strength), kelemahan (Weakness), peluang (Opportunity)
dan

ancaman

(Threat).

Langkah

pertama

dalam

analisis

ini

adalah

mengidentifikasi beberapa isu strategis (strategic issue), baik internal maupun
eksternal. Isu strategis internal meliputi: faktor kekuatan (S) dan kelemahan (W).
Sementara itu, isu strategis eksternal meliputi faktor peluang (O) dan ancaman
(T).

Universitas Sumatera Utara

Jawaban pertanyaan yang digunakan dalam analisis SWOT adalah skor 1
untuk “Ya” dan skor 0 untuk jawaban “Tidak”. Hasil skoring tersebut kemudian
dikalikan dengan bobot tiap masing-masing responden. Kemudian data hasil uji
diseleksi dengan penerimaan 60% dan melakukan analisis SWOT dimana
penggabungan faktor internal dan eksternal yang telah teruji dalam matriks
SWOT sehingga didapat empat rumusan strategi yaitu srategi SO, ST, WO, dan
WT. Analisis ini didasarkan pada logika yang dapat memaksimalkan kekuatan
(Strength) dan peluang (Opportunity) di satu sisi, di sisi lain secara bersamaan
dapat meminimalkan kelemahan (Weakness) dan ancaman (Threats).
Keterangan: Kriteria Interpretasi Skor
0-59

= Tidak diterima

60-100 = Diterima
Penentuan empat macam strategi pengembangan berdasarkan faktor internal dan
faktor eksternal dengan model sebagai berikut:
1. Strategi S – O, dibuat dengan memanfaatkan seluruh kekuatan untuk merebut
dan memanfaatkan peluang sebesar-besarnya.
2. Strategi S – T, dibuat dengan menggunakan kekuatan yang ada untuk
mengatasi segala ancaman yang ada.
3. Strategi W – O, dibuat dengan memanfaatkan peluang dan meminimalkan
kelemahan yang ada.
4. Strategi W – T, dibuat untuk meminimalkan kelemahan dan menghindari
ancaman.

Universitas Sumatera Utara

Tabel 3. Format Matrik SWOT
Faktor Internal
Kekuatan (Stengths)

Kelemahan (Weaknesses)

Faktor Eksternal
Peluang (Opportunities)

Ancaman (Threats)

Strategi (SO)

Strategi (WO)

Ciptakan strategi yang

Ciptakan strategi yang me-

menggunakan kekuatan

minimalkan kelemahan

untuk me- manfaatkan

untuk memanfaatkan

peluang

peluang.

Strategi (ST)

Strategi (WT)

Ciptakan strategi yang

Ciptakan strategi yang me-

menggunakan kekuatan

minimalkan kelemahan dan

untuk me-ngatasi ancaman.

menghindari ancaman.

Batasan Penelitian
Persepsi
1. Persepsi masyarakat terhadap program Hutan Tanaman Rakyat
2. Persepsi Masyarakat Terhadap Hutan dan Kelestariannya
3. Persepsi Masyarakat Terhadap Pola Kemitraan Dalam Pengelolaan Hutan
Tanaman Rakyat
4. Persepsi Masyarakat Terhadap Sistem Permodalan
5. Persepsi Masyarakat Terhadap Jenis Pohon Pada HTR

Partisipasi
1. Partisipasi masyarakat terhadap Hutan Tanaman Rakyat meliputi
keikutsertaan dalam kegiatan pengelolaan Hutan Tanaman Rakyat.
2. Partisipasi masyarakat dalam keterlibatan lembaga masyarakat (koperasi)

Universitas Sumatera Utara

Tabel 4. Matriks Metodologi Yang Digunakan Dalam Proses Penelitian
Sumber dan
No
Tujuan Penelitian
Data Kunci
Metode
1

Mengetahui

Kondisi

karakteristik sosial

ekonomi

ekonomi dan budaya
masyarakat

Sosial

Hasil yang
diharapkan

- Wawancara

Informasi kondisi

- Diskusi

sosial ekonomi dan

budaya

- Observasi

budaya masyarakat

masyarakat,

- Dokumentasi

dan

Kependudukan,
permukiman,
administrasi
pemerintahan.
2

Mengetahui persepsi,
sikap dan partisipasi
masyarakat

- Rencana kerja
program HTR
- Kegiatan
program HTR

- Wawancara

Informasi tentang

- Diskusi

persepsi, sikap dan

- Observasi

partisipasi

- Dokumentasi

masyarakat

- Pustaka

3

Mengetahui faktor-

Masyarakat

- Wawancara

Informasi tentang

faktor yang

sekitar hutan

- Diskusi

faktor-faktor yang

mempengaruhi

- Observasi

mempengaruhi

masyarakat untuk

- Dokumentasi

masyarakat untuk

melaksanakan program

melaksanakan

HTR

program HTR

Universitas Sumatera Utara

HASIL DAN PEMBAHASAN

Gambaran Umum Desa Securai Selatan, Kecamatan Babalan, Kabupaten
Langkat
Secara

geografis

Kecamatan

Babalan

berada

pada

03°

-

04°00’00’’LU, 98°15’00’’-98°00’00’’BT. Kecamatan Babalan berada pada
ketinggian 5 m dpl (diatas permukaan laut) dengan luas wilayah 10180 Ha. Desa
Securai Selatan termasuk dalam Kecamatan Babalan, Kabupaten Langkat,
Provinsi Sumatera Utara. Batas geografi Desa Securai Selatan adalah di sebelah
utara berbatasan dengan Selat Malaka, di sebelah selatan berbatasan dengan Pulau
Manis, di sebelah timur berbatasan dengan Desa Pekan Gebang, dan di sebelah
barat berbatasan dengan Pelawi Selatan/Teluk Meku (Pemerintah Kabupaten
Langkat, 2009).
Jumlah penduduk Desa Securai Selatan pada tahun 2009 adalah 7754 jiwa
atau 1955 KK yang terdiri dari 3265 laki-laki dan 4489 perempuan yang tersebar
pada 9 dusun yaitu dusun Kampung Jawa, dusun Gang Pasir, dusun Alurjo, dusun
Alur Hitam, dusun Batang Rejo, dusun Sendayan 1, dusun Sendayan 2, dusun
Pasar 20, dan dusun Suka Mulia. Penduduk di sekitar kawasan terdiri dari
beberapa suku yaitu Banjar, Jawa, Karo dan Batak dan hampir masyarakat sekitar
yaitu suku Banjar. Dari sisi penganut agama desa Securai Selatan mayoritas 54%
beragama Islam, sebanyak 40% beragama Kristen Protestan dan sebanyak 6 %
Katolik. Mata pencaharian Desa Securai Selatan yang paling dominan adalah
wiraswasta. Selain wiraswasta mata pencaharian masyarakat desa Securai Selatan
adalah nelayan, bertani dan berkebun (Pemerintah Kabupaten Langkat, 2009).

Universitas Sumatera Utara

Gambaran Umum Desa Bintang Mariah, Kecamatan Panombean Pane,
Kabupaten Simalungun
Batas geografi Desa Bintang Mariah, Kecamatan Panombean Pane,
Kabupaten Simalungun adalah di sebelah utara berbatasan dengan Kampung
Sordang Raya, di sebelah selatan berbatasan dengan Pusuk Perdamean, di sebelah
timur berbatasan dengan PT Bridgestone, dan di sebelah barat berbatasan dengan
hutan Register Simbolon (Pemerintah Kabupaten Simalungun, 2010).
Jumlah penduduk Desa Bintang Mariah, Kecamatan Panombean Pane
berdasarkan tahun 2010 sebesar 292 jiwa atau 68 KK yang terdiri dari 150

Dokumen yang terkait

Tradisi Masyarakat Desa Janji Mauli Kecamatan Sipirok Kabupaten Tapanuli Selatan (1900-1980)

3 83 104

Persepsi Masyarakat Suku Batak Toba Dan Batak Karo Dalam Konteks Komunikasi Antarbudaya (Studi Kasus Masyarakat Suku Batak Toba di Desa Unjur Dan Masyarakat Batak Karo di Desa Surbakti Terhadap Suku Batak Toba Dalam Mempersepsi Nilai-Nilai Perkawinan Ant

1 91 173

Persepsi dan Partisipasi Masyarakat terhadap Program Pembangunan Hutan Tanaman Rakyat (Studi Kasus Koperasi Rakyat Pantai, Kecamatan Pangkalan Susu, Kabupaten Langkat).

8 109 90

Pola Partisipasi Masyarakat Dalam Pelestarian Hutan Mangrove (Studi Deskriptif di Desa Jago-jago Kecamatan Badiri Kabupaten Tapanuli Tengah)

1 49 86

Perkembangan Kota Perdagangan Di Kecamatan Bandar Kabupaten Simalungun (1980-1999)

4 58 88

Hubungan Partisipasi Politik Masyarakat Terhadap Pembangunan Desa (Studi Desa Kelanga Kecamatan Bunguran Timur Laut Kabupaten Natuna Propinsi Kepulauan Riau)

8 63 106

STUDI ORGANOLOGIS SALIGUNG SIMALUNGUN BUATAN BAPAK JA HUAT PURBA DI DESA TENGKOH, KECAMATAN PANOMBEAN PANE, KABUPATEN SIMALUNGUN

0 2 94

PERSEPSI DAN PARTISIPASI MASYARAKAT TERHADAP PROGRAM PEMBANGUNAN HUTAN TANAMAN RAKYAT (Studi Kasus Koperasi Rakyat Pantai, Desa Pangkalan Siata, Kecamatan Pangkalan Susu, Kabupaten Langkat) PengenalanTempat

0 0 13

Persepsi dan Partisipasi Masyarakat terhadap Program Pembangunan Hutan Tanaman Rakyat (Studi Kasus Koperasi Rakyat Pantai, Kecamatan Pangkalan Susu, Kabupaten Langkat).

0 0 16

PERSEPSI DAN PARTISIPASI MASYARAKAT TERHADAP PROGRAM PEMBANGUNAN HUTAN TANAMAN RAKYAT (Studi Kasus : Koperasi Rakyat Pantai, Desa Pangkalan Siata, Kecamatan Pangkalan Susu, Kabupaten Langkat) SKRIPSI

0 0 11