DESKRIPSI PETANI JAMUR TIRAM DI DESA JATIMULYO KECAMATAN JATI AGUNG KABUPATEN LAMPUNG SELATAN TAHUN 2011

(1)

VILLAGE OF JATI AGUNG REGENCY SOUTH LAMPUNG

2011 By

WIDODO PRASETYO

The objective of this research is to describe of oyster mushroom farmer in Jatimulyo village of JatiAgung regency of South Lampung in 2011. The point of this research is to investigate the wide of area (place production), main material, and employee, productivity of each farmer, marketing, cost production, income, and obstruction. The method that was used in this research was descriptive method. The object of this research is five of oyster mushroom farmers. In collecting the data, the researcher used observation, interview, and documentation. In analyzing the data, the researcher used table of percentage as the basic of interpretation and it described as the report of this research.

The result of this research showed that: (1)There are 5 respondents with the wide of

area is 325 m2 baglog s

60000baglog, baglog, Suwardi baglog,Sodiq 40000baglog. (2) Each of once production of mushroom, all of respondent need 18.100 kg of saw powder, 1740kg of mixture of rice and bran, 463kgof lime,497kg of grind corn, and there are some respondent who add 117kg of gypsum, then 10kg of sugar. (3) The number of employee are 17 people, consists of 10 women and 7 men. (4) In one time

of production was was

was 230kg. (5) All of the product marketing of production reaches 3600kg/year in PasarTugu, Kangkung, Cimeng, and Karang city, whereas in JatiMulyo market was 15.480kg/year, for marketing of the price of baglog in Metro city is 3000/baglog. (6) The cost of

production Rp. 15.484.500 s cost

was 7.810.000 s cost was Rp. 7.600.000, Sodi s cost was Rp. 5.089.000, (8) The number of family load of four respondentsis two people. (9) For the standard expenditure of the respondent of the family is: expenditure was Rp. 777.000,- wasRp. 751.000,-was Rp. 989.000,- was Rp. 726.000,-, Suw was Rp. 475.000,-. (10) In cultivating this mushroom, the farmer still has obstruction.


(2)

VILLAGE OF JATI AGUNG REGENCY SOUTH LAMPUNG

2011 By

WIDODO PRASETYO

The objective of this research is to describe of oyster mushroom farmer in Jatimulyo village of Jati Agung regency of South Lampung in 2011. The point of this research is to investigate the wide of area (place production), main material, and employee, productivity of each farmer, marketing, cost production, income, and obstruction. The method that was used in this research was descriptive method. The object of this research is five of oyster mushroom farmers. In collecting the data, the researcher used observation, interview, and documentation. In analyzing the data, the researcher used table of percentage as the basic of interpretation and it described as the report of this research.

The result of this research showed that: (1) There are 5 respondents with the wide of

area is 325 m2 baglog s

60000baglog, 50000baglog, Suwardi baglog, Sodiq 40000baglog. (2) Each of once production of mushroom, all of respondent need 18.100 kg of saw powder, 1740kg of mixture of rice and bran, 463kg of lime, 497kg of grind corn, and there are some respondent who add 117kg of gypsum, then 10kg of sugar. (3) The number of employee are 17 people, consists of 10 women and 7 men. (4) In one time

of production was was

755kg, Su was 230kg. (5) All of the product marketing of production reaches 3600kg/year in Pasar Tugu, Kangkung, Cimeng, and Karang city, whereas in Jati Mulyo market was 15.480kg/year, for marketing of the price of baglog in Metro city is 3000/baglog. (6) The cost of

production Rp. 15.484.500 s cost

was 7.810.000 s cost was Rp. 7.600.000, Sodi s cost was Rp. 5.089.000, (8) The number of family load of four respondents is two people. (9) For the standard expenditure of the respondent of the family is: expenditure was Rp. 777.000,- expenditure was Rp. 751.000,- expenditure was Rp. 989.000,- was Rp. 726.000,-, Suw expenditure was Rp. 475.000,-. (10) In cultivating this mushroom, the farmer still has obstruction.


(3)

KECAMATAN JATI AGUNG KABUPATEN LAMPUNG SELATAN

TAHUN 2011 Oleh Widodo Prasetyo

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan petani jamur tiram di Desa Jatimulyo Kecamatan Jati Agung Kabupaten Lampung Selatan tahun 2011, dengan titik tekan kajian pada luas lahan (kumbung), bahan baku, tenaga kerja, produksi tiap petani, pemasaran, biaya produksi, pendapatan, dan hambatan. Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif, objek penelitian ini ada 5 petani jamur tiram. Pengumpulan data menggunakan teknik observasi, wawancara, dan dokumentasi. Analisa menggunakan tabel persentase sebagai dasar interpretasi, dan dideskripsikan sebagai laporan penelitian.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa: (1) Sebanyak 5 responden dengan luas kumbung 325 m2, dengan total daya tampung Aljas 10000baglog, Indra

6000baglog,Yuswan 5000baglog, Suwardi 8000baglog, Sodik 4000baglog. (2) Setiap satu kali produksi jamur seluruh responden membutuhkan 18.100kg serbuk gergaji, 1740kg dedak, 463kg kapur, 497kg jagung giling, ada responden yang menambah 117kg gips, dan 10kg gula pasir. (3) Jumlah tenaga kerja 17 orang, terdiri 10 wanita, dan 7 laki-laki. (4) Dalam satu kali produksi perkumbung menghasilkan Aljas 1750kg, Indra 1020kg, Yuswan 760kg, Sodik 755kg, Suwardi 230kg. (5) Keseluruhan pemasaran hasil produksi mencapai 3600kg/tahun di Pasar Tugu, Kangkung, Cimeng, dan Kota Karang, sedangkan pasar Jati Mulyo 15.480kg/pertahun, dan Kota Metro untuk pemasaran baglog dengan harga Rp3.000/baglog. (6) Biaya habis pakai yang dikeluarkan dalam satu kali produksi Aljas Rp15.484.500, Indra Rp7.810.000, Yuswan Rp7.600.000, Sodik Rp5.089.000, Suwardi Rp908.000. (7) Pendapatan bersih satu kali produksi Aljas Rp24.015.000, Indra Rp9.470.000, Yuswan Rp3.040.000, Sodik Rp5.481.000, Suwardi Rp1.392.000. (8) jumlah tanggungan keluarga pada 4 responden yaitu 2 orang. (9) Untuk standar pengeluaran keluarga responden perbulan yaitu Aljas Rp777.000,-, Indra Rp751.000,-, Yuswan Rp989.000,-, Sodik Rp726.000,-, Suwardi Rp475.000,-. (10) Dalam budidaya jamur ini masih mengalami hambatan.


(4)

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Setiap daerah memiliki potensi sumber daya yang berbeda, baik alam maupun manusia. Hal ini dapat mengakibatkan adanya hubungan atau keterkaitan antara daerah satu dengan yang lainnya. Menurut konsep geografi yang pernah diuraikan oleh IGI (Ikatan Geografi Konsep Keterkaitan Ruang Memandang bahwa setiap kehidupan di suatu ruang tidak terlepas dari kehidupan di ruang sekitarnya. Konsep ini hampir sama dengan konsep interaksi, perbedaannya pada lingkup yang lebih luas. Jadi dapat diartikan sebagai, hubungan antara penyebaran suatu unsur dengan unsur yang lain pada suatu tempat. Contoh: daerah pantai penduduknya bermata pencaharian sebagai nelayan, karena dekat dengan laut. Berdasarkan uraian di atas, bahwa potensi sumber daya pada suatu daerah dapat menunjukkan mata pencaharian yang diusahakan manusia dalam upaya memenuhi kebutuhan hidup. Pulau Sumatera merupakan salah satu daerah penghasil kayu, keadaan ini sangat mendukung untuk berdirinya usaha mebeler. Hal tersebut menyebabkan banyak limbah kayu yang dihasilkan dari usaha tersebut, dimana limbah kayu tersebut dapat dimanfaatkan sebagai bahan baku oleh petani jamur tiram.

Di Pulau Sumatra ada beberapa masyarakat yang berprofesi sebagai petani jamur tiram. Kegiatan ini merupakan sebuah usaha di bidang pertanian yang tidak sulit


(5)

untuk dilakukan oleh masyarakat, karena dalam kegiatan ini tidak membutuhkan tenaga ahli dan lahan yang luas. Bahan baku yang digunakan sebagai media tanam juga tidak sulit untuk didapatkan. Banyak pengusaha pengrajin kayu atau mebeler yang limbahnya dapat dimanfaatkan untuk budi daya jamur tiram.

Dalam pembudidayaan tanaman jamur tiram memerlukan tahapan kegiatan, antara lain persiapan sarana produksi, pembuatan media tanam, penanaman bibit, pemeliharaan, panen dan pascapanen (P4S AGROTAMA MANDIRI 2009:1). 1. Persiapan Sarana Produksi

Dalam membudidayakan jamur tiram putih, ada beberapa hal yang harus dipersiapkan, diantaranya adalah bangunan berupa ruang persiapan inokulasi, ruanginkubasi, ruang penumbuhan dan pemeliharaan.

2. Pembuatan Media Tanam

Bahan yang digunakan dalam media tanam untuk jamur tiram putih adalah serbuk kayu/gergaji, bakatul/dedak, tepung jagung, kapur dan air. Serbuk kayu/gergaji yang digunakan harus diayak terlebih dahulu. Setelah diayak, serbuk kayu/gergaji dicampur dengan bahan-bahan lainnya. Perbandingan serbuk kayu/gergaji, bekatul/dedak, tepung jagung, kapur, dan air adalah 100:25:5:5:15. Bahan yang telah dicampur tersebut diaduk dengan rata. Setelah diaduk dengan rata, media tanam tersebut dibungkus dengan kantong plastik yang tahan panas yaitu menggunakan plastik Polyprofilene dengan ukuran 30cm x 18cm. Kemudian memasukkan media tanam ke dalam kantong plastik sebanyak ¾ bagian. Bagian atas kantong plastik diikat dengan tali rapia.

Selanjutnya, plastik polyprofilene atau polybag yang telah diisi dengan media tanam harus disterilisasikan terlebih dahulu. Alat yang digunakan untuk sterilisasi


(6)

ini dinamakan autoklaf. Media tanam yang dibungkus plastik disterilkan dengan suhu 900C selama 6 jam. Banyaknya polybag yang disusun didalam autoklaf

jumlahnya tergantung besarnya autoklaf yang digunakan. Tujuan dari sterilisasi ini dimaksudkan agar media tanam tidak terkontaminasi dengan jamur lain. Setelah sterilisasi, kantong plastik/polybag segera didinginkan. Matikan steamer atau tungku api kemudian pintu autokaf dibuka untuk mempercepat pendinginan media. Kantong plastik didinginkan selama 6 jam, dan selanjutnya dilakukan penanaman bibit (P4S AGROTAMA MANDIRI 2009:6-9).

3. Penanaman

Penanaman dilakukan setelah media tanam dingin. Penanaman jamur tiram putih dilakukan di ruang inokulasi. Bibit jamur tiram putih dimasukkan ke dalam kantong plastik polyprofileneyang telah diisi media tanam dengan menggunakan sendok. Setelah itu, bagian atas kantong plastik yang sudah di isi bibit, dipasang cincin dari potongan pipa paralon dengan ukuran diameter dan tinggi cincin + 3 cm. Kemudian ditutup dengan kertas koran dan diikat dengan karet gelang atau karet pentil. Kantong plastik polyprofilene yang berisi media tanam dan telah

baglog

Media tanam yang telah ditanami bibit jamur (baglog) tersebut segera dipindahkan ke dalam ruangan inkubasi sampai tumbuh miselium jamur. Lamanya penumbuhan miselium jamur tiram ini antara 25-30 hari. Setelah miselium jamur tumbuh memenuhi baglog secara menyeluruh, maka baglog tersebut harus dipindahkan ke ruang pemeliharaan yang disebut juga dengan rumah jamur atau kumbung (P4S AGROTAMA MANDIRI 2009:9).


(7)

Baglogyang telah ditumbuhi miselium jamur, disusun di rak-rak dalam kumbung. Pemeliharaan jamur tiram putih yang berada pada rumah jamur/kumbung diantaranya adalah penyiraman dan menjaga kondisi lingkungan rumah jamur/kumbung yang sesuai dengan syarat tumbuh jamur tiram (P4S AGROTAMA MANDIRI 2009:10).

5. Panen dan Pascapanen

Panen jamur tiram dilakukan setelah pertumbuhan jamur mencapai tingkat yang maksimal, yaitu ditandai dengan bentuk tubuh buah jamur sudah mekar penuh. Pertumbuhan jamur tiram setiap baglog tidak sama, sehingga dengan jumlah baglogyang sangat banyak, panen jamur tiram dapat dilakukan setiap hari. Jamur tiram dipanen setiap hari dengan memilih tubuh buah jamur yang mekar penuh. Pemanenan dilakukan 4-5 hari setelah tumbuh bintik-bintik calon jamur.

Panen jamur tiram dilakukan pada pagi hari. Pemetikan jamur tiram ini dilakukan dengan cara mencabut jamur bersama akarnya dengan menggunakan tangan. Berat jamur tiram putih selama panen rata-rata 100-500 gram/baglog. Panen jamur tiram putih dalam satu periode penanaman (selama 5-6 bulan) dapat dipanen 4-5 kali. Jamur tiram yang telah dipanen segera dibugkus dan dipasarkan pada konsumen melalui pedagang-pedagang sayur yang ada di pasar-pasar kecamatan ataupun kabupaten (P4S AGROTAMA MANDIRI 2009:11).

Menurut Nunung M.D dan Abbas S.D (2001:9), Indonesia merupakan salah satu negara yang dikenal sebagai gudang jamur terkemuka di dunia. Jamur-jamur yang telah dibudidayakan dan kini telah populer atau memasyarakat sebagai makanan dan sayuran, salah satunya adalah jamur tiram. Di Indonesia jamur tiram merupakan jamur kayu yang telah banyak dibudidayakan. Hal ini juga diperjelas


(8)

oleh H. Unus Suriawiria (2010:7) bahwa sejak awal tahun 1980-an di beberapa tempat di kawasan Jawa telah berdiri perusahaan perjamuran, terutama untuk jenis jamur shittake, jamur tiram, dan jamur kuping, dalam skala menengah ke bawah juga mulai bermunculan dengan hasil rata-rata per hari 650 kg setiap perusahaan. Bentuk perusahaan dengan skala menengah ke bawah juga mulai bermunculan dengan hasil rata-rata per hari 100-250 kg jamur segar, walaupun kendala utama yang harus dihadapi menyangkut langkanya tenaga terampil, kurangnya bibit yang baik, penguasaan teknologi budi daya yang terbatas/kurang, permodalan yang terbatas, serta pangsa pasar. Oleh orang Jepang, jamur tiram disebutshimeji. Lain halnya dengan orang Eropa dan Amerika, yang menyebutnya dengan oyster mushroom. Nama jamur tiram diambil karena bentuk tudungnya yang melengkung, lonjong dan membulat mirip dengan kulit kerang dengan bagian tepi yang bergelombang.

Daerah dataran rendah di Bandar Lampung dan sebagian daerah Lampung Selatan, jamur tiram dibudidayakan oleh masyarakat. Dalam kumbung (rumah jamur) diperlukan penjagaan kebersihan, temperatur udara antara 24-280 C, serta

pencahayaan yang cukup agar jamur tiram dapat tumbuh dan berkembang dengan baik. Bagi pembudidaya jamur tiram ini bisa disebut juga sebagai petani jamur. Jumlah penduduk di Kecamatan Jati Agung Kabupaten Lampung Selatan yang membudidayakan jamur tiram berjumlah 7 orang. Penghasilan perbulan mencapai 6000 kg atau 6 ton untuk 7 orang petani jamur, dengan harga Rp10000/kg langsung dari petani. Proses penjualannya tidak sulit, karena banyak masyarakat yang mulai mengenal dan menyukai jamur tiram untuk dikonsumsi. Mereka sudah mulai mengerti akan manfaat dan kandungan nutrisi yang terdapat pada jamur


(9)

tiram. Salah satu desa yang hasil produksi jamur tiramnya mendominasi adalah Desa Jati Mulyo (menurut pengurus APJAL). Dari 7 orang petani yang membudidayakan jamur tiram yang ada di Kecamatan Jati Agung, 5 diantaranya berada di Desa Jati Mulyo.

Berdasarkan prasurveiy tanggal 26 Desember 2010, petani yang membudidayakan jamur tiram tersebut diantaranya Mas Indra, dengan luas kumbung 6x9 m2, dalam

satu bulan membutuhkan 4000 kg serbuk gergaji, dedak 200 kg, kapur 100 kg, tepung jagung 200 kg, air + 1000 liter, kayu bakar 1,5 kubik, dengan hasil produksi 300 kg jamur segar dalam satu bulan, dengan harga Rp10.000/kg, dibantu tenaga kerja 3 orang, pemasarannya dipasarkan langsung oleh pedagang dari pasar. Untuk Mas Aljas, dengan luas kumbung 7x24 m2, dalam satu bulan

membutuhkan 6700 kg serbuk gergaji, dedak 800 kg, kapur 201 kg, tepung jagung 67 kg, gips 67 kg, gula 10 kg, air + 1500 liter, kayu bakar 0,5 kubik, dengan hasil produksi 5000 baglog terjual, 750 kg jamur segar dalam satu bulan, dengan harga Rp10.000/kg, dibantu tenaga kerja 4 orang, pemasarannya dipasarkan langsung oleh pedagang dari pasar.

Keberadaan petani jamur tiram di Desa Jati Mulyo diharapkan mampu menumbuhkan pembangunan pertanian itu sendiri, sehingga dapat menyerap tenaga kerja, meratakan pembangunan daerah dan memajukan perekonomian masyarakat. Hal ini yang mendorong peneliti melakukan penelitian dengan judul Deskripsi Petani Jamur Tiram di Desa Jati Mulyo Kecamatan Jati Agung Kabupaten Lampung Selatan tahun 2011


(10)

Adapun rumusan masalah yang dapat dirumuskan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Berapakah luas kumbung setiap petani jamur di Desa Jati Mulyo Kecamatan Jati Agung Kabupaten Lampung Selatan Tahun 2011?

2. Bahan baku apa sajakah yang dibutuhkan petani dalam membudidayakan jamur tiram di Desa Jati Mulyo Kecamatan Jati Agung Kabupaten Lampung Selatan Tahun 2011 per m2pada kumbung?

3. Berapakah jumlah tenaga kerja pada setiap petani jamur tiram di Desa Jati Mulyo Kecamatan Jati Agung Kabupaten Lampung Selatan Tahun 2011? 4. Berapakah jumlah produksi per m2 setiap petani jamur tiram setiap tahun di

Desa Jati Mulyo Kecamatan Jati Agung Kabupaten Lampung Selatan Tahun 2011?

5. Bagaimanakah pemasaran hasil produksi bagi para petani jamur tiram di Desa Jati Mulyo Kecamatan Jati Agung Kabupaten Lampung Selatan Tahun 2011? 6. Berapakah besarnya biaya produksi per m2untuk dalam satu kali tanam yang

dikeluarkan petani jamur di Desa Jati Mulyo Kecamatan Jati Agung Kabupaten Lampung Selatan Tahun 2011?

7. Berapakah pendapatan bersih yang diperoleh petani jamur dalam satu kali produksi dari Petani jamur tiram di Desa Jati Mulyo Kecamatan Jati Agung Kabupaten Lampung Selatan Tahun 2011?

8. Berapakah jumlah tanggungan keluarga Petani jamur tiram di Desa Jati Mulyo Kecamatan Jati Agung Kabupaten Lampung Selatan Tahun 2011?


(11)

9. Apakah penghasilan dari bertani jamur mampu mencukupi kebutuhan pokok minimal keluarga Petani jamur tiram di Desa Jati Mulyo Kecamatan Jati Agung Kabupaten Lampung Selatan Tahun 2011?

10. Apa sajakah hambatan yang terjadi pada petani jamur tiram di Desa Jati Mulyo Kecamatan Jati Agung Kabupaten Lampung Selatan Tahun 2011? C. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah:

Untuk memperoleh informasi tentang Petani jamur tiram yang meliputi: luas kumbung (rumah jamur), bahan baku , tenaga kerja, produksi Petani, pemasaran, biaya untuk produksi dalam satu kali tanam, pendapatan bersih, jumlah tanggungan keluarga, kebutuhan pokok minimal keluarga dan hambatan yang terjadi pada petani jamur tiram di Desa Jati Mulyo Kecamatan Jati Agung Kabupaten Lampung Selatan tahun 2011.

D. Kegunaan Penelitian

1. Sebagai salah satu syarat untuk mencapai gelar Sarjana Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Geografi Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.

2. Untuk mengaplikasikan ilmu pengetahuan yang diperoleh di perguruan tinggi khususnya yang berhubungan dengan kajian Geografi Ekonomi.

3. Dapat dijadikan sebagai bahan referensi bagi penelitian sejenis.

4. Sebagai suplemen mata pelajaran Geografi pokok bahasan Sumber Daya Manusia, SMA kelas XI semester 1.


(12)

1. Ruang lingkup subjek penelitian adalah petani jamur tiram di Desa Jati Mulyo Kecamatan Jati Agung Kabupaten Lampung Selatan.

2. Ruang lingkup objek penelitian adalah luas kumbung (rumah jamur), bahan baku, tenaga kerja, produksi petani, pemasaran, biaya produksi dalam satu kali produksi yang dikeluarkan petani jamur, dan pendapatan bersih serta hambatan yang dialami petani jamur tiram.

3. Ruang lingkup tempat dan waktu penelitian adalah di Desa Jati Mulyo Kecamatan Jati Agung Kabupaten Lampung Selatan Tahun 2011.

4. Ruang lingkup ilmu adalah Geografi Ekonomi.

Geografi ekonomi adalah cabang geografi manusia yang bidang studinya struktur keruangan aktifitas ekonomi. Dengan demikian titik berat studinya adalah aspek keruangan struktur ekonomi manusia yang termasuk di dalamnya bidang pertanian, industri, perdagangan, transportasi, komunikasi, dan lain sebagainya (Nursid Sumaatmadja, 1988: 54).

Alasan digunakan Geografi Ekonomi sebagai ruang lingkup ilmu, karena topik kajian dalam penelitian ini karena penelitian ini mengkaji tentang Petani Jamur Tiram di Desa Jati Mulyo Kecamatan Jati Agung Kabupaten Lampung Selatan tahun 2011


(13)

II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR

A. Tinjauan Pustaka

1. Kaitan Antara Geografi Ekonomi Dengan Usaha Jamur Tiram

Secara garis besar geografi dapat diklasifikasikan menjadi tiga cabang ilmu yaitu: geografi fisik, geografi manusia dan geografi regional. Menurut Nursid Sumaatmadja (1988: 52-53) geografi fisik adalah cabang geografi yang mempelajari tentang gejala fisik dari permukaan bumi yang meliputi tanah, udara dan segala prosesnya. Geografi manusia adalah cabang geografi yang mempelajari tentang aspek-aspek keruangan gejala di permukaan bumi, meliputi geografi ekonomi, politik, pemukiman, kependudukan, dan geografi sosial, sedangkan geografi regional adalah geografi yang mempelajari tentang fenomena keruangan.

Geografi ekonomi merupakan salah satu dari cabang dari geografi yang dalam pengelompokkannya secara garis besar termasuk rumpun geografi manusia. Menurut Nursid Sumaatmadja (1988: 54) Geografi ekonomi adalah cabang geografi manusia yang bidang studinya struktur keruangan aktifitas ekonomi. Dengan demikian titik berat studinya adalah aspek keruangan struktur ekonomi manusia yang termasuk di dalamnya bidang pertanian, industri, perdagangan, transportasi, komunikasi, dan lain sebagainya.

Dari pengertian tersebut nampak bahwa pokok-pokok yang dibahas dalam geografi ekonomi mencakup bentuk-bentuk perjuangan hidup manusia dalam


(14)

usaha memenuhi kebutuhan materilnya dengan berbagai masalahnya dalam interaksi keruangan. Kaitan penelitian ini dengan kajian geografi ekonomi yaitu berhubungan dengan aspek aktifitas manusia dalam kegiatan ekonomi, seperti perolehan bahan baku, luas kumbung (rumah jamur) yang diusahakan, tenaga kerja, produksi usaha, pemasaran, biaya produksi, pendapatan, jumlah tanggungan keluarga, kebutuhan pokok minimal keluarga petani jamur, dan hambatan.

2. Usaha Jamur Tiram

Jamur Tiram termasuk keluarga Agaricaceae atau Tricholomataceae dari klas Basidiomycetes menurut Alexopolus (1962) dalam Nunung M.D dan Abbas S.D (2001:15). Jamur tiram (Pleurotus ostreatus) berasal dari Negara Belanda, kemudian menyebar ke Australia, Amerika, dan Asia Tenggara, termasuk Indonesia. Di Jepang jamur tiram disebutShimeji,sedangkan di Indonesia populer dengan sebutan jamur tiram atau kerang, hal ini dikarenakan bentuk tudungnya mirip dengan kulit kerang. Namun, di Jawa Barat terkenal dengan sebutan Supa liat(P4S AGROTAMA MANDIRI 2009:1). Berdasarkan hasil penelitian dan riset Badan Kesehatan Dunia (WHO), jamur tiram memenuhi standar gizi sebagai makanan yang layak dikonsumsi, enak dimakan, tidak beracun, dan memiliki kandungan gizi yang tinggi serta berkhasiat sebagai obat berbagai macam penyakit.

Jamur tiram kini sudah tidak asing lagi, karena sudah banyak masyarakat yang mengenal dan mengkonsumsinya sebagai makanan. Rasanya lezat setelah diolah, menempatkan jamur ini menjadi makanan yang digemari. Namun, tidak banyak masyarakat yang membudidayakan jamur tersebut. Untuk saat ini hanya ada beberapa orang yang menjadikan usaha jamur tiram sebagai mata pencaharian


(15)

dalam upaya memenuhi kebutuhan hidupnya. Padahal permintaan pasar akan jamur tiram ini sangatlah tinggi. Dengan melihat kondisi seperti ini, berarti usaha budidaya jamur tiram merupakan suatu usaha yang memiliki prospek begitu cerah untuk ke depannya bila dikembangkan lebih lanjut.

Sejalan dengan meningkatnya kebutuhan jamur tiram yang banyak digemari masyarakat (konsumen), maka salah satu upaya untuk memenuhi kebutuhan tersebut dengan mengembangkan usaha budi daya jamur tiram. Untuk membudidayakan dan mengembangkan jamur tiram cukuplah mudah, namun harus telaten dan penuh kesabaran. Caranya, untuk bibit jamur diperoleh dari membeli atau dapat juga membuat sendiri dengan mempelajari dari buku panduan budi daya jamur tiram yang dijual di toko buku. Setelah itu bibit dikembangkan sendiri, yaitu dengan menyiapkan medianya yang terdiri dari campuran bahan, serbuk gergaji, dedak, jagung yang sudah digiling, air dan kapur.

Serbuk gergaji, dedak, kapur dan jagung tersebut diaduk dan dibasahi dengan air. Setelah rata, campuran bahan tersebut dimasukkan dalam plastik. Lalu disterilkan dengan suhu 900C selama 6 jam. Setelah dingin, bibit jamur dimasukkan ke media

tersebut dan tutup rapat. Lalu biarkan selama 25-40 hari sampai media tersebut terlihat putih secara merata. Setelah media terlihat menjadi putih semua, seminggu kemudian pada media tersebut akan terlihat jamur mulai tumbuh, dan 4 hari kemudian sudah bisa dipanen. Untuk pemasaran hasil panen jamur tiram sangatlah mudah. Selama ini petani jamur tiram hanya dapat memenuhi permintaan pasar lokal, itu pun sampai kewalahan karena permintaan pasar lokal yang tinggi tak sebanding dengan hasil produksinya.


(16)

Jamur tiram dapat tumbuh dan berkembang pada berbagai macam kayu di sembarang tempat. Tetapi, jamur tiram tumbuh optimal pada kayu lapuk yang tersebar di dataran rendah sampai lereng pegunungan atau kawasan yang memiliki ketinggian antara 600 m 800 m di atas permukaan laut. Berdasarkan kondisi ekologi tanaman jamur tersebut, daerah Lampung mempunyai keadaan alam yang cocok. Akan tetapi tidak semuanya, karena hanya beberapa bagian saja yang lahannya cocok untuk pembudidayaan jamur tiram.

a. Luas Lahan Garapan atau Kumbung (Rumah Jamur)

Luas lahan pertanian garapan adalah jumlah tanah dari sawah, tegalan, perkebunan yang digarap selama satu tahun yang dihitung dalam satuan hektar (ha). Luas atau sempitnya lahan sangat berpengaruh terhadap produktivitas dan tingkat pendapatan petani, semakin luas lahan tingkat pendapatan mungkin akan semakin besar. Hal ini didukung oleh pendapat Sayogyo (1987:102) bahwa makin luas lahan usaha tani, makin besar presentase penghasilan rumah tangga, maka jelaslah bahwa luas lahan memegang peranan penting terhadap besarnya pendapatan petani dan bila sebaliknya petani mempunyai tanah yang sempit atau tidak bertanah merupakan beban usaha pada bidang pertanian. Pendapat tersebut dipertegas oleh Sukartiwi (1990:4) bahwa semakin luas lahan garapan yang diusahakan oleh petani, maka akan semakin besar produksi yang akan dihasilkan dan pendapatan yang akan diperoleh bila disertai dengan pengolahan yang baik. Mengenai ukuran luas lahan garapan petani, dalam pembudidayaan jamur tiram di sini lebih ditekankan kepada pembuatan kumbungnya. Rumah jamur (kumbung) sederhana dapat dibuat dari kerangka kayu (bamboo) beratap rumbia, anyaman bambu, atau anyaman jerami padi. Ukuran kumbung ideal adalah 84 m2 (panjang


(17)

12 m dan lebar 7 m) dan tinggi 3,5 m. Bentuk kumbung mirip gerbong kereta api; tiang bawah kumbung berdiri tegak dan atapnya melengkung setengah lingkaran. Ruangan kumbung pemeliharaan jamur tiram dilengkapi dengan rak atau para-para (shed) yang dipasang secara berjajar, berderet, dan bersusun berlapis-lapis di antara sisi-sisi tiang penyangga (Nunung M.D dan Abbas S.D, 2001:15).

Berdasarkan pendapat tersebut, untuk menyederhanakan hitungan maka dibuat kriteria, yaitu lahan ideal bila luas kumbung (rumah jamur) berukuran 84 m2atau

lebih, dan lahan kurang ideal bila luas kumbung (rumah jamur) kurang dari 84 m2.

b. Bahan Baku

Bahan baku (Raw Materials) adalah bahan-bahan yang dipakai dalam proses produksi yang dapat dengan mudah dan langsung diidentifikasikan dengan barang jadi yang dihasilkan (http://www.searchqu.com/web?src=ieb&q=bahan+baku+. Diakses tanggal 19 april 2011 pukul 19.21 WIB). Bahan baku merupakan faktor yang tidak dapat dilepaskan dari usaha budi daya jamur, sebab adanya bahan baku ini dapat menentukan kelanjutan dan perkembangan suatu usaha.

Bahan baku merupakan hal yang penting dalam kelangsungan proses produksi. Semakin sulit memperoleh bahan baku, maka akan menghambat proses produksi atau memperbesar biaya produksi. Adapun bahan baku yang digunakan dalam usaha budi daya jamur tiram adalah serbuk kayu/gergaji, bekatul/dedak, tepung jagung, kapur dan air.

Bahan baku pokok yang digunakan untuk budi daya jamur kayu yaitu serbuk gergaji kayu. Serbuk gergaji kayu di Indonesia mudah diperoleh pada pabrik-pabrik penggergajian kayu. Bahan ini sangat melimpah dan belum banyak dimanfaatkan walaupun meiliki kegunaan lain seperti pembuatan papan partikel, gerabah atau genting. Pemilihan serbuk kayu perlu memperhatikan kebersihan dan kekeringan. Selain itu serbuk kayu


(18)

yang akan digunakan haruslah masih segar. Serbuk kayu yang telah lapuk atau busuk ada kemungkinan membawa kontaminasi seperti bakteri atau cendawan lain. Serbuk kayu yang berasal dari kayu keras seperti albasia dan meranti sangat baik untuk mempertahankan bentuk baglog agar tidak berubah. Serbuk kayu yang tercampur oleh minyak atau oli perlu dihindarkan karena akan menghambat bahkan membunuh hifa-hifa jamur, dikutip dari http://bisnisjamur.wordpress, diakses tanggal 19 april 2011 pukul 19.20 WIB.

Keberadaan serbuk gergaji kayu yang tidak begitu sulit untuk didapatkan melihat banyaknya usaha pabrik penggergajian kayu, panglong kayu dan mebel di Pulau Sumatera, khususnya di Provinsi Lampung. Para petani jamur bisa mengadakan kerja sama dengan para pengusaha tersebut dengan memanfaatkan limbah dari hasil penggergajian kayu. Meskipun tidak sedikit penduduk di Provinsi Lampung yang mengusahakan budi daya jamur tiram, namun untuk pemenuhan kebutuhan serbuk gergaji masih bisa terpenuhi. Petani jamur bisa mendapatkannya di daerah sekitar tempat tinggalnya dan bisa juga di luar daerahnya. Cara mendapatkannya bisa langsung mengambil saja di lokasi serbuk gergaji berada dan ada pula yang membeli dari penampung sekaligus penjual serbuk gergaji kayu.

c. Tenaga Kerja

Tenaga kerja adalah setiap orang yang mampu melakukan pekerjaan guna menghasilkan barang atau jasa untuk memenuhi kebutuhan masyarakat (UU No.13 Tahun 2003 tentang ketenagakerjaan).

Dalam usaha budi daya jamur, pada umumnya petani menggunakan tenaga kerja untuk membantu berkembangnya usaha yang dijalankannya, terutama dalam peningkatan proses produksi, baik tenaga kerja yang berasal dari daerah setempat maupun yang berasal yang berasal dari luar daerah. Atas dasar hal tersebut, maka kebutuhan dan ketersediaan tenaga kerja sangat dibutuhkan dalam usaha jamur tiram, terutama dalam peningkatan proses produksi.


(19)

d. Produksi Jamur Tiram

Produksi merupakan sejumlah hasil dalam satu lokasi dan waktu tertentu (Moehar Daniel, 2004:121). Menurut Soekartiwi (1995:54) produksi dalam usaha tani berupa sesuatu yang dihasilkan dari bagian tanaman (akar, batang, daun, buah, dan sebagainya) yang diusahakan dan dapat menjadi nilai secara komersial sehingga menjadi tujuan dalam usaha pertanian.

Tanaman jamur tiram dapat dipanen dari setiap polybag pada satu periode penanaman selama 3-4 bulan dapat dilakukan sebanyak 3-4 kali, dan berat jamur tiram putih setiap panen rata-rata 100-500 gram (P4S AGROTAMA MANDIRI 2009:11). Berdasarkan pendapat tersebut yang dimaksud dengan produksi petani jamur adalah hasil usaha jamur tiram yang diperoleh dalam satu kali tanam, namun sesuai dengan rumusan masalah yang dihitung yaitu dalam satu tahun.

e. Pemasaran Hasil Usaha Jamur Tiram

Menurut Entang Sastraatmadja (1984:160) pemasaran merupakan faktor penting yang tidak terpisahkan dari usaha tani sebagai sarana menjual hasil produksi usaha tani. Pemasaran yang biasanya dilakukan petani jamur adalah dengan menjual langsung kepada pedagang lokal (kecamatan), dan pedagang luar daerah (kabupaten).

Berdasarkan pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa tujuan akhir produksi adalah pemasaran yang merupakan faktor penting dan tidak dapat dipisahkan dari usaha tani, pemasaran yang biasanya dilakukan petani adalah dengan menjual kepada pedagang lokal (Desa, dan Kecamatan) dan pedagang luar daerah (Kabupaten).


(20)

f. Biaya Produksi

Biaya produksi adalah semua pengeluaran yang digunakan dalam suatu usaha tani (Soekartiwi, 1995:54). Biaya produksi berhubungan erat dengan uang. Biaya produksi dalam usaha tani dapat berupa uang tunai atau barang yang bernilai ekonomis dan berguna dalam proses produksi. Menurut Soekardi (1993:25), biaya produksi diperlukan sebagai hal bergerak untuk pembelian pupuk, obat-obatan, bibit, upah tenaga kerja dan sebagainya.

Berdasarkan uraian di atas biaya produksi dalam usaha jamur tiram di sini ialah banyaknya uang yang dipakai untuk pembelian bahan baku, upah tenaga kerja dan pembelian peralatan dalam satu kali tanam.

g. Pendapatan Petani Jamur

Pendapatan adalah gambaran yang lebih tepat tentang posisi ekonomi keluarga dalam masyarakat (Valery dalam Masri Singaribun, 1982:3). Sehubungan dengan pendapatan petani, pada akhir panen petani akan menghitung hasil kotor produksinya, tetapi tidak semua hasil tani diterima petani. Hasil itu dikurangi dengan biaya-biaya yang dikeluarkan petani untuk produksi taninya seperti pembelian bahan baku, upah tenaga kerja, pembelian peralatan dan sebagainya. Setelah dikurangi dengan biaya-biaya itu barulah petani memperoleh pendapatan bersih.

Berdasarkan pendapat tersebut, pendapatan petani adalah pendapatan rumah tangga yang berupa pendapatan bersih yaitu pendapatan yang diperoleh dari usaha taninya setelah dikurangi biaya-biaya produksi yang dinilai dalam rupiah dan dihitung dalam waktu satu kali tanam kurang lebih 3 bulan.


(21)

h. Jumlah Tanggungan Keluarga

Jumlah tanggungan keluarga yang dimaksud adalah jumlah banyaknya individu yang terdapat dalam suatu keluarga dan menjadi beban dalam upaya mencukupi berbagai jenis kebutuhan pokok untuk hidup yang harus dapat dipenuhi demi kelangsungan kehidupannya. Atas dasar uraian tersebut maka tanggungan keluarga menurut BKKBN Tahun 2008 adalah:

 Keluarga Kecil : Jumlah anak 1-2 orang

 Keluarga Besar : Jumlah anak > 2 orang

Menurut Daldjoeni (1977:76) tanggungan keluarga adalah anggota keluarga yang belum bekerja atau tidak bekerja, yaitu mereka yang dibawah umur atau lanjut usia. Jumlah tanggungan dalam penelitian ini adalah jumlah anak pada petani jamur.

i. Pemenuhan Kebutuhan Pokok Minimal Keluarga

Kebutuhan pokok dapat diartikan kebutuhan yang harus dipenuhi oleh manusia yang hidup secara wajar yang meliputi sembilan kebutuhan pokok minimum yang dapat diukur dalam satuan rupiah pertahun yang meliputi sandang pangan dan papan.

Menurut Daan Damara dalam Mulyanto Sumadi dan Hans Dieter Evers (1985:50), kebutuhan tersebut meliputi kebutuhan akan bahan makanan, perumahan, sandang serta barang-barang dan jasa seperti pendidikan, kesehatan, partisipasi. Jadi yang dimaksud kebutuhan pokok yang dimaksud dalam penelitian ini adalah terpenuhi atau tidaknya kebutuhan primer rumah tangga..


(22)

kebutuhan pokok minimum adalah:

Kebutuhan pokok minimum manusia itu mencakup yang berupa: bahan pokok yang meliputi kebutuhan beras 140 kg, ikan asin 15 kg, gula pasir 3,5 kg, tekstil 4 meter, minyak goreng 6 kg, garam 9 kg, minyak tanah 60 liter, sabun 20 batang dan kain batik 2 potong.

Selanjutnya dilihat dari perhitungan garis kemiskinan dengan klasifikasi sebagai berikut:

 Pemenuhan kebutuhan kurang 75% tergolong miskin sekali ,

 Pemenuhan 75 125% tergolong miskin,

 Pemenuhan 125% - 200% tergolong hampir miskin,

 Pemenuhan kebutuhan lebih dari 200% tergolong tidak miskin.

Berdasarkan acuan tersebut , untuk daerah lingkungan perkotaan dapat dipergunakan nilai uang yang harus diadakan setiap orang pertahun dapat dilihat pada Tabel 1. sebagai berikut:

Tabel 1. Harga Kebutuhan Pokok di Pasar Jati Mulyo Kecamatan Jati Agung Kabupaten Lampung Selatan

Jenis Kebutuhan Kebutuhan Selama 1 tahun Harga Satuan Jumlah Total

Beras 140 kg 9.000.-

1.260.000,-Ikan Asin 15 kg 16.000,-

240.000,-Gula Pasir 3,5 kg 10.000,-

35.000,-Tekstil Kasar 4 meter 20.000,-

80.000,-Minyak Goreng 6 kg 12.000,-

72.000,-Minyak Tanah 60 liter 9.000,-

540.000,-Garam 9 kg 5000,-

45.000,-Sabun 20 kg 26.000,-

520.000,-Kain Batik 2 potong 40.000,-

80.000,-Jumlah

2.872.000,-Sumber : Hasil Survei Harga di Pasar Jati Mulyo 2011

Berdasarkan Tabel 1. dapat dijelaskan bahwa kebutuhan pokok minimum perkapita pertahun berdasarkan harga dari 9 bahan kebutuhan pokok minimal manusia bernilai Rp2.872.000,- perkapita pertahun. Untuk


(23)

mengukur kebutuhan perkapita perbulan maka Rp2.872.000 : 12 bulan = Rp239.333. Sehingga, kebutuhan perkapita keluarga petani jamur sebesar Rp239.333 perkapita perbulan. Untuk menghitung kebutuhan keluarga maka nilai tersebut mutlak dikalikan dengan jumlah jiwa dalam rumah tangga, untuk mendapatkan gambaran tentang pemenuhan kebutuhan pokok minimum rumah tangga per bulan.

j. Hambatan yang Terjadi Pada Petani

Dalam memulai suatu usaha pasti ada hambatan yang sering dialami para petani jamur diantaranya adalah gagalnya panen yang mereka alami. Biasanya dari 1000 baglog jamur yang dibudidayakan, resiko gagal panen yang ada hanya 10 % saja. Kegagalan yang ada dikarenakan kurang maksimalnya proses sterilisasi jamur, sehingga dimungkinkan munculnya hama serangga ataupun tumbuhnya jamur lain yang dapat merusak hasil panen. Selain itu sirkulasi udara serta suhu udara yang tidak seimbang juga dapat mempengaruhi hasil panen jamur. Sehingga dibutuhkan ketelitian serta ketekunan yang lebih, untuk menghasilkan panen yang maksimal (Sari, Kiki Perwita, 2011:2).

Berdasarkan pendapat tersebut, hambatan yang dialami petani adalah gagalnya panen disebabkan kurang maksimalnya proses sterilisasi dan pengkondisian ruangan kumbung sesuai dengan lingkungan hidup jamur. Hambatan tersebut dapat diukur dengan berapa jam waktu digunakan untuk proses sterilisasi dan berapa suhu yang terdapat dalam kumbung jamur dengan menggunakan satuan suhu0C.


(24)

Dalam melakukan usaha budi daya jamur tiram, tidak terlepas dari faktor-faktor yang dapat mempengaruhi produksi jamur, diantaranya ketersediaan bahan baku, luas kumbung (rumah jamur) yang diusahakan, curahan tenaga kerja, produksi yang dihasilkan, pemasaran, biaya produksi, pendapatan dan hambatan yang dialami petani jamur tiram.

Luasnya kumbung akan sangat berpengaruh terhadap produksi jamur yang dihasilkan. Semakin luas kumbung maka semakin banyak produksi jamur yang bisa dihasilkan. Selain itu juga, kondisi kumbung yang ideal dan tetap terjaga kebersihannya mampu meningkatkan pertumbuhan jamur dan memperpanjang usia baglog.

Untuk bahan baku yang digunakan untuk budi daya jamur tiram yaitu serbuk gergaji kayu, dimana dalam upaya memperolehnya tidak begitu sulit. Hal ini dikarenakan banyaknya tempat-tempat usaha penggergajian kayu, panglong kayu, dan mebel yang terdapat di Provinsi Lampung yang menghasilkan limbah gergaji kayu dan keberadaannya belum begitu dimanfaatkan seluruhnya. Dengan demikian para petani jamur tidak merasa kesulitan untuk mendapatkan bahan baku pokok tersebut.

Tenaga kerja disini sangat dibutuhkan dalam peningkatan produksi jamur. Dalam budidaya jamur tiram ada beberapa tahap yang harus dilalui, diantaranya pembuatan media tanam, perawatan jamur, pemanenan dan pemasaran. Tahapan-tahapan tersebut tidaklah mungkin dapat dikerjakan sendiri apabila petani jamur menginginkan hasil produksi yang tinggi. Maka dari itu dalam usaha budi daya jamur tiram, tenaga kerja akan sangat berpengaruh dalam peningkatan hasil produksi.


(25)

Dalam usaha budi daya jamur tiram, produksi yang dihasilkan bergantung pada faktor-faktor yang dapat mempengaruhi produksi jamur, diantaranya ketersediaan bahan baku, tenaga kerja, luas kumbung (rumah jamur) yang diusahakan, dan biaya produksi. Bila produksi yang dihasilkan ingin meningkat, maka faktor yang telah disebutkan tadi bisa ditingkatkan terlebih dahulu.

Pemasaran disini berpengaruh juga terhadap keberlanjutan usaha budi daya jamur tiram. Apabila pemasaran dapat berjalan dengan baik dan bahkan meningkat sesuai yang diharapkan oleh petani, maka sudah pasti usaha budi daya jamur ini dapat bertahan dan berkembang.

Biaya produksi dalam usaha budi daya jamur tiram juga dapat mempengaruhi hasil produksi jamur yang diusahakan. Semakin besar biayanya maka semakin besar pula usaha budi daya jamur yang dijalankan. Dalam memperoleh bahan baku, pembuatan kumbung, perawatan, upah tenaga kerja, dan lain sebagainya, itu semua sangat tergantung dengan besarnya biaya yang dimiliki oleh petani jamur tiram.

Pendapatan petani jamur yang dimaksud di sini yaitu, pendapatan petani yang diperoleh dari hasil penjualan jamur tiram secara keseluruhan stelah dikurangi biaya produksi yang dinilai dalam rupiah.

Jumlah tanggungan keluarga dapat memberikan pengaruh pada biaya yang dikeluarkan petani jamur untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga. Semakin banyak jumlah anak dalam keluarga, maka akan meningkat juga pengeluaran untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.


(26)

Pemenuhan kebutuhan pokok minimal keluarga yang dimaksud di sini yaitu, terpenuhi atau tidaknya kebutuhan primer dalam suatu rumah tangga yang dihitung dengan nilai rupiah perbulan.

Hambatan yang dialami petani jamur tiram juga dapat mempengaruhi hasil produksi jamur yang diusahakan. Semakin besar hambatannya maka semakin besar pula kegagalan panen yang akan dihadapi.


(27)

III. METODOLOGI PENELITIAN

A. Metodologi Penelitian

Metode penelitian adalah ilmu yang memperbincangkan metode-metode ilmiah dalam menggali kebenaran pengetahuan (Hadari Nawawi dalam Pabundu Tika, 2005:2). Metodologi penelitian geografi adalah pelajaran yang menjelaskan tentang metode-metode ilmiah untuk mengkaji kebenaran dan mengembangkan pengetahuan yang menyangkut permukaan bumi dan lingkungannya, baik lingkungan fisik maupun sosial (Pabundu Tika, 2005:2).

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif yang bertujuan menggambarkan keadaan atau fenomena serta mengetahui hal-hal yang berhubungan dengan keadaan tertentu sesuai dengan fakta-fakta yang tampak atau adanya di lapangan.

Penelitian deskriptif bertujuan untuk membuat deskripsi secara sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta-fakta, dan sifat-sifat populasi daerah tertentu (Suryana, 2010:18). Metode penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan keadaan usaha jamur tiram di Desa Jati Mulyo Kecamatan Jati Agung Kabupaten Lampung Selatan. B. Populasi


(28)

Menurut Suharsimi Arikunto (2006:130) populasi adalah keseluruhan subjek penelitian. Dalam penelitian ini yang menjadi populasi adalah seluruh petani jamur tiram di Desa Jati Mulyo Kecamatan Jati Agung Kabupaten Lampung Selatan sebanyak 5 petani.

Dalam penelitian ini tidak menggunakan sampel, karena populasi petani jamur tiram tidak banyak yaitu sebanyak 5 orang dan semua dapat dijangkau oleh peneliti, maka penelitian ini akan dilakukan penelitian populasi.

C. Variabel Penelitian dan Indikator Penelitian 1. Variabel Penelitian

Variabel adalah segala sesuatu yang menjadi obyek penelitian, atau apa yang menjadi titik perhatian suatu penelitian, baik secara kuantitatif maupun kualitatif (Suharsimi Arikunto, 2006:118). Variabel dalam penelitian ini adalah usaha jamur tiram di Desa Jati Mulyo Kecamatan Jati Agung Kabupaten Lampung Selatan, yang meliputi bahan baku jamur tiram, luas kumbung (rumah jamur) yang diusahakan, tenaga kerja, produksi usaha jamur, pemasaran, biaya produksi, pendapatan, jumlah tanggungan keluarga, pemenuhan kebutuhan pokok minimal keluarga, dan hambatan yang terjadi pada petani jamur tiram.

2. Indikator Penelitian

Indikator penelitian merupakan petunjuk bagaimana mengukur suatu variabel. Indikator penelitian pada penelitian ini adalah:


(29)

a. Luas kumbung (rumah jamur)

Luas kumbung (rumah jamur) yang dimaksud dalam penelitian ini adalah luas kumbung (rumah jamur) seluruh usaha jamur tiram yang dimiliki petani yang digarap selama satu bulan dan dihitung dalam satuan m2. Kumbung dikatakan ideal bila luas

kumbung (rumah jamur) berukuran 84 m2atau lebih, selanjutnya kumbung dikatakan

kurang ideal bila luas kumbung (rumah jamur) kurang dari 84 m2.

b. Bahan baku

Bahan baku yang dimaksud adalah semua bahan baku yang didapat dari sumber daya alam atau yang diperoleh dari usaha manusia untuk dimanfaatkan lebih lanjut. Bahan baku yang digunakan dalam usaha budi daya jamur tiram adalah serbuk kayu/gergaji, bekatul/dedak, tepung jagung, kapur dan air yang dihitung per meter pada luas kumbung jamur. Bahan baku dikatakan mudah apabila cara mendapatkannya tidak mengalami hambatan atau lancar, sedangkan bahan baku dikatakan sulit apabila cara mendapatkannya mengalami hambatan atau kurang lancar.

c. Tenaga kerja

Tenaga kerja yang dimaksud adalah tenaga kerja yang diperlukan untuk memproduksi hasil yang telah direncanakan diantaranya, membantu pembuatan media tanam, perawatan jamur, pemanenan dan pemasaran. Tenaga kerja dikatakan mendukung apabila sejumlah tenaga kerja yang dibutuhkan selalu tersedia dan mudah didapatkan, sedangkan tenaga kerja dikatakan tidak mendukung apabila sejumlah tenaga kerja yang dibutuhkan selalu tidak tersedia dan tidak mudah didapatkan. d. Produksi jamur


(30)

Produksi jamur adalah banyaknya jamur yang dihasilkan oleh petani dari proses usaha tani yang dihitung dengan satuan kilogram/m2pada kumbung dalam satu tahun.

Produksi dikatakan tinggi apabila jumlahnya > rata-rata hasil produksi seluruh petani jamur, dan rendah apabila jumlahnya < rata-rata hasil produksi seluruh petani jamur. e. Pemasaran

Pemasaran yang dimaksud dalam penelitian ini ialah cara yang ditempuh petani jamur dalam menjual hasil produksi jamurnya. Pemasaran yang dilakukan oleh petani jamur dikatakan lancar apabila produksi jamur yang dihasilkan habis dipasarkan, sedangkan pemasaran yang dilakukan oleh petani jamur dikatakan tidak lancar apabila produksi jamur yang dihasilkan tidak habis dipasarkan.

f. Biaya produksi

Biaya produksi ialah banyaknya uang dalam rupiah yang dipakai untuk pembelian bahan baku, upah tenaga kerja dan pembelian peralatan dihitung dalam m2 pada

kumbung selama satu kali masa produksi (3 bulan). Biaya dikatakan mendukung apabila biaya yang diperlukan selalu terpenuhi, selanjutnya biaya dikatakan menghambat, apabila biaya yang diperlukan tidak selalu terpenuhi.

g. Pendapatan

Pendapatan yang dimaksud dalam penelitian ini adalah hasil yang diperoleh petani jamur setelah dikurangi biaya-biaya produksi yang dinilai dalam rupiah dan dihitung dalam waktu satu kali tanam. Pendapatan dikatakan tinggi apabila jumlahnya lebih dari rata-rata pendapatan seluruh petani jamur, dan rendah apabila jumlahnya kurang dari rata-rata pendapatan sekuruh petani jamur.


(31)

Dalam penelitian ini yang dimaksud tanggungan keluarga adalah jumlah anggota rumah tangga baik anak maupun bukan anak yang masih mengenyam bangku pendidikan dan menjadi tanggungan responden. Kriteria jumlah tanggungan dalam keluarga menurut Abu Ahmadi (1999:250), yaitu banyak apabila jumlah anak yang menjadi tanggungan lebih dari 3 orang, dan sedikit apabila jumlah anak yang menjadi tanggungan kurang dari atau sama dengan 3 orang.

i. Pemenuhan kebutuhan pokok

Pemenuhan kebutuhan pokok yang dimaksud dalam penelitian ini adalah terpenuhi atau tidaknya kebutuhan primer oleh suatu rumah tangga yang dihitung dengan nilai rupiah perbulan. Terpenuhi apabila pengeluaran keluarga perbulan > Rp239.333,- dan tidak terpenuhi apabila pengeluaran keluarga < Rp239.333,- perbulan.

j. Hambatan yang dialami

Hambatan yang dialami petani jamur tiram maksudnya yaitu, kendala yang akan dihadapi ketika proses pembudidayaan sedang berlangsung sampai tiba saat masa panen jamur tiram. Hambatan dikatakan tinggi apabila kendalanya > yang dihadapi petani jamur lainnya, dan rendah apabila kendalanya < yang dihadapi petani jamur lainnya.

D. Teknik Pengumpulan Data 1. Observasi

Observasi adalah cara dan teknik pengumpulan data dengan melakukan pengamatan dan pencatatan secara sistematis terhadap gejala atau fenomena yang ada pada obyek penelitian (Pabundu Tika, 2005:44). Teknik pengamatan ini digunakan untuk


(32)

mengetahui kondisi dan kegiatan serta berbagai sarana dan prasarana yang menunjang dalam kegiatan usaha petani jamur tiram di Desa Jati Mulyo Kecamatan Jati Agung Kabupaten Lampung Selatan Tahun 2011.

2. Wawancara Terstruktur

Teknik wawancara adalah teknik yang digunakan untuk mendapatkan data penelitian sebagai data primer, yang dipandu dengan menggunakan daftar pertanyan atau panduan wawancara dan dilakukan dengan cara tanya jawab langsung terhadap subjek penelitian. Pelaksanaannya yaitu dengan mendatangi responden satu persatu untuk menjawab daftar pertanyaan yang ditanyakan oleh peneliti. Data yang didapat mengenai bahan baku, luas kumbung (rumah jamur) yang diusahakan, tenaga kerja, biaya produksi, produksi, pemasaran, pendapatan, jumlah tanggungan keluarga, pemenuhan kebutuhan pokok keluarga, dan hambatan yang dialami petani jamur tiram di Desa Jati Mulyo Kecamatan Jati Agung Kabupaten Lampung Selatan Tahun 2011.

3. Dokumentasi

Teknik dokumentasi adalah teknik untuk melengkapi data dalam rangka analisa masalah yang akan diteliti memerlukan informasi dari dokumen yang ada hubungannya dengan gejala sosial, ekonomi, budaya dan penduduk lebih banyak berhubungan dengan sumber dokumentasi (Nursid Sumaatmadja, 1988:109). Berdasarkan pendapat di atas, maka teknik dokumentasi dalam penelitian ini


(33)

dipergunakan untuk memperoleh data yang berupa catatan-catatan, laporan, dan keterangan yang diperoleh dari Profil Desa Jatimulyo Tahun 2008 dan Lampung Selatan Dalam Angka Tahun 2008.

E. Teknik Analisis Data

Analisis adalah proses penyederhanaan dan ke dalam bentuk yang lebih mudah untuk dibaca dan diinterpretasikan (Masri Singarimbun, 1995:263). Teknik analisis data yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah teknik analisa kuantitatif persentase artinya bahwa data yang diperoleh dari dalam laporan dimasukkan dalam bentuk tabel tunggal yang dipersentasekan sebagai dasar interpretasi untuk memberi pengertian yang jelas terhadap data dalam tabel yang disajikan dan selanjutnya disusun sebagai laporan dari hasil penelitian.

Untuk menentukan jumlah persentase dari data kuantitatif dapat digunakan rumus sebagai berikut:

Keterangan:

% : Persentase yang diperoleh f : Variabel


(34)

N : Jumlah seluruh variabel


(35)

V. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan uraian dan pembahasan pada bab-bab sebelumnya mengenai deskripsi petani jamur tiram di Desa Jati Mulyo Kecamatan Jati Agung Kabupaten Lampung Selatan Tahun 2011 dapat ditarik kesimpulan bahwa:

1. Rata-rata daya tampung per m2 pada tiap responden yaitu sebagai berikut:

Aljas 59,5 baglog, Indra 111,1 baglog, Yuswan 178,6 baglog, Suwardi 145,4 baglog, Sodik 200 baglog. Luas kumbung yang dimiliki ke 5 responden yaitu 325 m2dan status kumbung adalah milik sendiri.

2. Dalam satu kali produksi rata-rata per m2 responden di Desa Jati Mulyo

membutuhkan bahan baku serbuk gergaji 82,8 kg, dedak 7,7 kg, kapur 1,9 kg, jagung giling 2,5 kg serta ada responden yang menambahkan Gips 0,4 kg dan gula pasir 0,01 kg seperti yang disajikan pada Tabel 12 halaman 49.

3. Tenaga kerja pada setiap petani jamur tiram di Desa Jati Mulyo yaitu: Mas Aljas 4 orang, Mas Indra 3 orang, Pak Yuswan 3 orang, Mas Suwardi 4 orang, Mas Sodik 3 orang.

4. Rata-rata untuk satu tahun produksi seluruh responden mencapai 65,36 kg per m2. Produksi jamur tiram yang dihasilkan responden per m2 dalam satu kali

produksi yaitu: Aljas 10,42 kg, Indra 18,89 kg, Yuswan 27,14 kg, Sodik 13,73 kg, Suwardi 11,5 kg. Agar lebih jelas dapat dilihat pada Tabel 19 halaman 53. 5. Pemasaran hasil produksi petani jamur tiram meliputi wilayah pasar Jati


(36)

Mulyo, pasar Way Kandis, Kota Bandar Lampung, dan Kota Metro. Harga jamur tiram apabila dibeli oleh agen di lokasi produksi yaitu Rp10.000, sedangkan apabila petani langsung mengantarkan ke pasar maka harganya menjadi Rp14.000,. Untuk harga baglog Rp3.000,- per baglog.

6. Rata-rata biaya yang habis dipakai dalam satu kali produksi jamur tiram per m2pada tiap responden yaitu: Aljas Rp92.170,-, Indra Rp 144.630,-, Yuswan

Rp271.428,-, Sodik Rp92.527,-, Suwardi Rp45.400,-. Biaya tetap yang digunakan responden per m2 yaitu: Aljas Rp125.315,-, Indra Rp784.278,-,

Yuswan Rp196.035,-, Sodik 103.309,-, Suwardi Rp178.750,-.

7. Rata-rata pendapatan bersih responden tiap bulan per m2 yaitu: Aljas

Rp47.600, Indra Rp58.400, Yuswan Rp36.100, Sodik Rp91.300, Suwardi Rp8.400,-. Diketahui total pendapatan bersih ke 5 responden selama satu kali produksi (3 bulan) yaitu Rp43.398.500,-. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 24 halaman 58.

8. Jumlah tanggungan keluarga petani jamur berkategori kecil yaitu 2 orang, dengan jumlah tanggungan tiap petani yaitu Mas Aljas 2 orang, Mas Indra 2 orang, Pak Yuswan 5 orang, mas sodik 2 orang, dan Mas Suwardi 2 orang. 9. Penghasilan dari bertani jamur tiram mampu mencukupi kebutuhan pokok

minimum keluarga. Berdasarkan hasil penelitian terdapat 3 responden yang menurut klasifikasi tingkat kemiskinan >200%, yaitu Mas Aljas, Mas Indra, dan Mas Sodik. Dengan data tersebut artinya usaha jamur tiram di sini mampu dan layak untuk dikembangkan karena mampu terpenuhinya kebutuhan pokok, sedangkan yang tidak terpenuhi disebabkan masih sebagai pemula responden tersebut dalam usaha jamur tiram.


(37)

10. Dalam budidaya jamur tiram di Desa Jati Mulyo memang ada hambatan, akan tetapi responden mampu menangani apabila terjadi masalah pada usaha jamur tiramnya.

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian, maka peneliti dapat memberikan saran-saran sebagai berikut:

1) Dengan adanya kegiatan usaha jamur tiram ini diharapkan proses pengadukan bahan baku pada saat produksi, dilakukan dengan hati-hati agar kualitas bahan baku yang akan digunakan untuk budidaya jamur tiram tetap terjaga kualitasnya.

2) Memperbesar laba dengan cara mengurangi pengeluaran dan menambah hasil penjualan serta meningkatkan mutu jamurnya karena pasaran akan lebih memilih kualitas daripada sekedar kuantitas.

3) Untuk seluruh responden diharapkan menggunakan bahan baku tambahan seperti gipsum dan gula pasir agar hasil produksi dapat meningkat, serta melengkapi peralatan seperti pengepres log dan termometer agar dapat mempermudah dalam proses pengemasan dan pengkondisian suhu di dalam kumbung.

4) Karena hambatan yang ada mampu dihadapi, maka tetap dipertahankan dan ditingkatkan pengetahuan responden agar dalam budidaya jamur tiram dapat berjalan sesuai dengan yang diharapkan.


(38)

TAHUN 2011

(Skripsi)

Oleh Widodo Prasetyo

Pembimbing I : Drs. Budiyono, M.S.

Pembimbing II : Drs. Hj. Nani Suwarni, M.Si. Pembahas : Drs. Hi. Sudarmi, M.Si.

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GEOGRAFI JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG


(39)

Gambar Halaman 1. Peta Administratif Desa Jati Mulyo ... ... 34 2. Peta Lokasi Usaha Jamur Tiram di Kecamatan Jati Agung ... ... 35 3. Diagram Iklim Menurut Schmidth-Ferguson... 38 4. Peta Lokasi Petani Jamur Tiram di Desa Jati Mulyo ... 62 5. Ukuran dan Contoh Penyusunan Rak ... 63 6. Bahan Baku (Serbuk Gergaji) yang Ada Pada Responden ... 65 7. Kegiatan Tenaga Kerja Pada Saat Pengemasan ... 67 8. Ruang Pembibitan Pada Salah Satu Responden... 68 9. Kegiatan Tenaga Kerja Pada Saat Pengisian Baglog ... 69 10. Termometer yang Digunakan Oleh Responden ... 71 11. Peta Pemasaran Jamur Tiram Desa Jati Mulyo... 73


(40)

Halaman DAFTAR TABEL... xviii DAFTAR LAMPIRAN ... xix I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ... 1 B. Rumusan Masalah Penelitian ... 7 C. Tujuan Penelitian ... 8 D. Kegunaan Penelitian ... 8 E. Ruang Lingkup Penelitian ... 9 II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Pustaka ... 10 1. Kaitan Antara Geografi Ekonomi Dengan Usaha Jamur Tiram ... 10 2. Usaha Jamur Tiram ... 11 2.a Luas Lahan Garapan atau Kumbung ... 13 2.b Bahan Baku ... 14 2.c Tenaga Kerja ... 15 2.d Produksi Usaha Tani Jamur Tiram ... 16 2.e Pemasaran Hasil Usaha Jamur Tiram ... 16 2.f Biaya Produksi ... 17 2.f Pendapatan Petani Jamur... 17 2.g Jumlah Tanggungan Keluarga ... 18 2.i Pemenuhan Kebutuhan Pokok Minimal Keluarga ... 18 2.j Hambatan yang Terjadi Pada Petani ... 20 B. Kerangka Pikir ... 21


(41)

B. Populasi... 25 C. Variabel Penelitian dan Indikator Penelitian ... 25 1. Variabel Penelitian ... 25 2. Indikator Penelitian... 26 D. Teknik Pengumpulan Data ... 29 1. Observasi ... 29 2. Wawancara Terstruktur ... 29 3. Dokumentasi ... 30 E. Teknik Analisis Data... 30

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Keadaan Geografis Desa Jati Mulyo ... 32 1. Letak Astronomis... 32 2. Letak Administratif... 32 3. Keadaan Topografi ... 36 4. Keadaan Iklim... 36 5. Keadaan Hidrografi ... 39 6. Letak Ekonomis ... 40 B. Keadaan Penduduk Desa Jati Mulyo ... 41 1. Jumlah dan Kepadatan Penduduk... 41 2. Komposisi Penduduk ... 42 a. Komposisi Penduduk Menurut Umur dan Jenis Kelamin ... 42 b. Komposisi Penduduk Berdasarakan Mata Pencaharian ... 44 c. Komposisi Penduduk Menurut Tingkat Pendidikan ... 45 C. Penyajian Data Penelitian dan Pembahasan ... 46 1. Identitas Responden... 46 a. Umur Responden... 46 b. Pendidikan Responden... 46 2. Penyajian Data Penelitian ... 47 a. Luas Kumbung (Rumah Jamur) ... 47


(42)

e. Pemasaran ... 54 f. Biaya Produksi... 55 g. Pendapatan ... 58 h. Jumlah Tanggungan Keluarga ... 58 i. Pemenuhan Kebutuhan Pokok Minimum ... 59 j. Hambatan ... 60 3. Pembahasan Hasil Analisa Data ... 61 a. Luas Kumbung (Rumah Jamur) ... 63 b. Bahan Baku ... 64 c. Tenaga Kerja ... 66 d. Produksi Jamur Tiram... 70 e. Pemasaran ... 71 f. Biaya Produksi... 74 g. Pendapatan ... 74 h. Jumlah Tanggungan Keluarga ... 75 i. Pemenuhan Kebutuhan Pokok Minimum ... 75 j. Hambatan ... 77 V. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan ... 79 B. Saran ... 81 DAFTAR PUSTAKA ... 82 LAMPIRAN... 83


(43)

Tabel Halaman 1. Harga Kebutuhan Pokok di Pasar Jati Mulyo Kecamatan Jati Agung

Kabupaten Lampung Selatan ... 20 2. Zona/Tipe Iklim Berdasarkan Klasifikasi Schmidth-Ferguson ... 37 3. Data Curah Hujan di Kecamatan Jati Agung Tahun 2001-2010 ... 37 4. Komposisi Penduduk Meurut Umur Dan Jenis Kelamin Di Desa

Jati Mulyo Kecamatan Jati Agung Kabupaten Lampung Selatan

Tahun 2010 ... ... 43 5. Komposisi Penduduk Menurut Jumlah Mata Pencaharian di Desa

Jati Mulyo Kecamatan Jati Agung Kabupaten Lampung Selatan

Tahun 2010 ... 44 6. Komposisi Penduduk Menurut Tingkat Pendidikan di Desa Jati

Mulyo Kecamatan Jati Agung Kabupaten Lampung Selatan

Tahun 2010 ... 45 7. Umur Responden di Desa Jati Mulyo Kecamatan Jati Agung

Kabupaten Lampung Selatan Tahun 2011 ... 46 8. Pendidikan Responden di Desa Jati Mulyo Kecamatan Jati Agung

Kabupaten Lampung Selatan Tahun 2011 ... 47 9. Jumlah dan Luas Kumbung serta Kapasitas/ Daya Tampung Baglog yang

digunakan Responden dalam Budidaya Jamur Tiram di Desa Jati Mulyo Kecamatan Jati Agung Kabupaten Lampung Selatan Tahun 2011... 48 10. Jumlah Responden Berdasarkan Pengelompokan Luas Kumbung

Jamur Tiram di Desa Jati Mulyo Kecamatan Jati Agung Kabupaten

Lampung Selatan Tahun 2011 ... 48 11. Bahan Baku Yang Digunakan Responden Dalam Budidaya Jamur

Tiram di Desa Jati Mulyo Kecamatan Jati Agung Kabupaten

Lampung Selatan Tahun 2011 ... 49 12. Bahan Baku yang Dibutuhkan per m2Pada Tiap Kumbung yang

Dimiliki Responden Di Desa Jati Mulyo Kecamatan Jati Agung


(44)

14. Jumlah Tenaga Kerja Berdasarkan Asalnya Pada Responden di Desa Jati Mulyo Kecamatan Jati Agung Kabupaten Lampung Selatan

Tahun 2011 ... 51 15. Jumlah Tenaga Kerja Berdasarkan Tingkat Pendidikan Pada Responden

di Desa Jati Mulyo Kecamatan Jati Agung Kabupaten Lampung Selatan Tahun 2011 ... 51 16. Jumlah Tenaga Kerja Berdasarkan Usia Produktif di Desa Jati Mulyo

Kecamatan Jati Agung Kabupaten Lampung Selatan Tahun 2011... 52 17. Jumlah Tenaga Kerja Berdasarkan Jenis Pekerjaan Pada Responden

di Desa Jati Mulyo Kecamatan Jati Agung Kabupaten Lampung

Selatan Tahun 2011... 52 18. Jumlah Produksi Yang Dihasilkan Rata-Rata Dalam Satu Hari Pada

Responden di Desa Jati Mulyo Kecamatan Jati Agung Kabupaten

Lampung Selatan Tahun 2011 ... 53 19. Jumlah Produksi yang Dihasilkan per m2Pada Responden di Desa

Jati Mulyo Kecamatan Jati Agung Kabupaten Lampung Selatan

Tahun 2011 ... 54 20. Jumlah Rata-Rata Biaya Satu Kali Produksi Pada Responden di Desa

Jati Mulyo Kecamatan Jati Agung Kabupaten Lampung Selatan

Tahun 2011 ... 55 21. Jumlah Rata-Rata Biaya Produksi per m2Pada Responden di Desa

Jati Mulyo Kecamatan Jati Agung Kabupaten Lampung Selatan

Tahun 2011 ... 56 22. Jumlah Responden Berdasarkan Kepemilikan Kumbung dan Alat-Alat

Produksi di Desa Jati Mulyo Kecamatan Jati Agung Kabupaten

Lampung Selatan Tahun 2011 ... 56 23. Biaya Kumbung dan Harga Alat-Alat Produksi Responden di Desa

Jati Mulyo Kecamatan Jati Agung Kabupaten Lampung Selatan

Tahun 2011 ... 57 24. Pendapatan yang Didapatkan Oleh Responden Dalam Budidaya Jamur


(45)

(46)

2. Peta Lokasi Usaha Jamur Tiram di Kecamatan Jati Agung ... ... 35

3. Diagram Iklim Menurut Schmidth-Ferguson... 38

4. Peta Lokasi Petani Jamur Tiram di Desa Jati Mulyo ... 62

5. Ukuran dan Contoh Penyusunan Rak ... 63

6. Bahan Baku (Serbuk Gergaji) yang Ada Pada Responden ... 65

7. Kegiatan Tenaga Kerja Pada Saat Pengemasan ... 67

8. Ruang Pembibitan Pada Salah Satu Responden... 68

9. Kegiatan Tenaga Kerja Pada Saat Pengisian Baglog ... 69

10. Termometer yang Digunakan Oleh Responden ... 71


(47)

Halaman

DAFTAR TABEL... xviii

DAFTAR LAMPIRAN ... xix

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1

B. Rumusan Masalah Penelitian ... 7

C. Tujuan Penelitian ... 8

D. Kegunaan Penelitian ... 8

E. Ruang Lingkup Penelitian ... 9

II. TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Pustaka ... 10

1. Kaitan Antara Geografi Ekonomi Dengan Usaha Jamur Tiram... 10

2. Usaha Jamur Tiram ... 11

2.a Luas Lahan Garapan atau Kumbung ... 13

2.b Bahan Baku ... 14

2.c Tenaga Kerja ... 15

2.d Produksi Usaha Tani Jamur Tiram ... 16 2.e Pemasaran Hasil Usaha Jamur Tiram ... 16

2.f Biaya Produksi ... 17

2.f Pendapatan Petani Jamur... 17

2.g Jumlah Tanggungan Keluarga ... 18 2.i Pemenuhan Kebutuhan Pokok Minimal Keluarga ... 18 2.j Hambatan yang Terjadi Pada Petani ... 20


(48)

24

B. Populasi... 25

C. Variabel Penelitian dan Indikator Penelitian ... 25

1. Variabel Penelitian ... 25

2. Indikator Penelitian... 26

D. Teknik Pengumpulan Data ... 29 1. Observasi ... 29

2. Wawancara Terstruktur ... 29

3. Dokumentasi ... 30

E. Teknik Analisis Data... 30 IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Keadaan Geografis Desa Jati Mulyo ... 32

1. Letak Astronomis... 32

2. Letak Administratif... 32

3. Keadaan Topografi ... 36

4. Keadaan Iklim... 36

5. Keadaan Hidrografi ... 39

6. Letak Ekonomis ... 40

B. Keadaan Penduduk Desa Jati Mulyo ... 41

1. Jumlah dan Kepadatan Penduduk... 41

2. Komposisi Penduduk ... 42

a. Komposisi Penduduk Menurut Umur dan Jenis Kelamin ... 42

b. Komposisi Penduduk Berdasarakan Mata Pencaharian ... 44

c. Komposisi Penduduk Menurut Tingkat Pendidikan ... 45

C. Penyajian Data Penelitian dan Pembahasan ... 46

1. Identitas Responden... 46


(49)

2. Penyajian Data Penelitian ... 47

a. Luas Kumbung (Rumah Jamur) ... 47

b. Bahan Baku ... 48 c. Tenaga Kerja ... 50

d. Produksi Jamur Tiram... 53 e. Pemasaran ... 54

f. Biaya Produksi... 55 g. Pendapatan ... 58

h. Jumlah Tanggungan Keluarga ... 58 i. Pemenuhan Kebutuhan Pokok Minimum ... 59

j. Hambatan ... 60 3. Pembahasan Hasil Analisa Data ... 61

a. Luas Kumbung (Rumah Jamur) ... 63

b. Bahan Baku ... 64 c. Tenaga Kerja ... 66

d. Produksi Jamur Tiram... 70 e. Pemasaran ... 71

f. Biaya Produksi... 74 g. Pendapatan ... 74

h. Jumlah Tanggungan Keluarga ... 75 i. Pemenuhan Kebutuhan Pokok Minimum ... 75

j. Hambatan ... 77 V. KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 79

B. Saran ... 81

DAFTAR PUSTAKA ... 82


(50)

Tabel Halaman 1. Harga Kebutuhan Pokok di Pasar Jati Mulyo Kecamatan Jati Agung

Kabupaten Lampung Selatan ... 20 2. Zona/Tipe Iklim Berdasarkan Klasifikasi Schmidth-Ferguson ... 37 3. Data Curah Hujan di Kecamatan Jati Agung Tahun 2001-2010 ... 37 4. Komposisi Penduduk Meurut Umur Dan Jenis Kelamin Di Desa

Jati Mulyo Kecamatan Jati Agung Kabupaten Lampung Selatan

Tahun 2010 ... ... 43 5. Komposisi Penduduk Menurut Jumlah Mata Pencaharian di Desa

Jati Mulyo Kecamatan Jati Agung Kabupaten Lampung Selatan

Tahun 2010 ... 44 6. Komposisi Penduduk Menurut Tingkat Pendidikan di Desa Jati

Mulyo Kecamatan Jati Agung Kabupaten Lampung Selatan

Tahun 2010 ... 45 7. Umur Responden di Desa Jati Mulyo Kecamatan Jati Agung

Kabupaten Lampung Selatan Tahun 2011 ... 46 8. Pendidikan Responden di Desa Jati Mulyo Kecamatan Jati Agung

Kabupaten Lampung Selatan Tahun 2011 ... 47 9. Jumlah dan Luas Kumbung serta Kapasitas/ Daya Tampung Baglog yang

digunakan Responden dalam Budidaya Jamur Tiram di Desa Jati Mulyo Kecamatan Jati Agung Kabupaten Lampung Selatan Tahun 2011... 48 10. Jumlah Responden Berdasarkan Pengelompokan Luas Kumbung

Jamur Tiram di Desa Jati Mulyo Kecamatan Jati Agung Kabupaten

Lampung Selatan Tahun 2011 ... 48 11. Bahan Baku Yang Digunakan Responden Dalam Budidaya Jamur

Tiram di Desa Jati Mulyo Kecamatan Jati Agung Kabupaten

Lampung Selatan Tahun 2011 ... 49 12. Bahan Baku yang Dibutuhkan per m2Pada Tiap Kumbung yang


(51)

13. Jumlah Tenaga Kerja Berdasarkan Jenis Kelamin Pada Responden di Desa Jati Mulyo Kecamatan Jati Agung Kabupaten Lampung

Selatan Tahun 2011... 50 14. Jumlah Tenaga Kerja Berdasarkan Asalnya Pada Responden di Desa

Jati Mulyo Kecamatan Jati Agung Kabupaten Lampung Selatan

Tahun 2011 ... 51 15. Jumlah Tenaga Kerja Berdasarkan Tingkat Pendidikan Pada Responden

di Desa Jati Mulyo Kecamatan Jati Agung Kabupaten Lampung Selatan Tahun 2011 ... 51 16. Jumlah Tenaga Kerja Berdasarkan Usia Produktif di Desa Jati Mulyo

Kecamatan Jati Agung Kabupaten Lampung Selatan Tahun 2011... 52 17. Jumlah Tenaga Kerja Berdasarkan Jenis Pekerjaan Pada Responden

di Desa Jati Mulyo Kecamatan Jati Agung Kabupaten Lampung

Selatan Tahun 2011... 52 18. Jumlah Produksi Yang Dihasilkan Rata-Rata Dalam Satu Hari Pada

Responden di Desa Jati Mulyo Kecamatan Jati Agung Kabupaten

Lampung Selatan Tahun 2011 ... 53 19. Jumlah Produksi yang Dihasilkan per m2Pada Responden di Desa

Jati Mulyo Kecamatan Jati Agung Kabupaten Lampung Selatan

Tahun 2011 ... 54 20. Jumlah Rata-Rata Biaya Satu Kali Produksi Pada Responden di Desa

Jati Mulyo Kecamatan Jati Agung Kabupaten Lampung Selatan

Tahun 2011 ... 55 21. Jumlah Rata-Rata Biaya Produksi per m2Pada Responden di Desa

Jati Mulyo Kecamatan Jati Agung Kabupaten Lampung Selatan

Tahun 2011 ... 56 22. Jumlah Responden Berdasarkan Kepemilikan Kumbung dan Alat-Alat

Produksi di Desa Jati Mulyo Kecamatan Jati Agung Kabupaten

Lampung Selatan Tahun 2011 ... 56 23. Biaya Kumbung dan Harga Alat-Alat Produksi Responden di Desa

Jati Mulyo Kecamatan Jati Agung Kabupaten Lampung Selatan

Tahun 2011 ... 57 24. Pendapatan yang Didapatkan Oleh Responden Dalam Budidaya Jamur

Tiram... 58 25. Jumlah Responden Menurut Pemenuhan Kebutuhan Pokok Minimum ... 59


(52)

(53)

TAHUN 2011

Oleh

WIDODO PRASETYO

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar SARJANA PENDIDIKAN

Pada

Program Studi Pendidikan Geografi Jurusan Pendidikan IPS Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS LAMPUNG


(54)

2011

Nama Mahasiswa : Widodo Prasetyo Nomor Pokok Mahasiswa : 0853034045

Program Studi : Pendidikan Geografi Jurusan : Pendidikan IPS

Fakultas : Keguruan dan Ilmu Pendidikan

MENYETUJUI 1. Komisi Pembimbing

Pembimbing Utama Pembimbing Pembantu

Drs. Budiyono, M.S. Dra. Hj. Nani Suwarni, M.Si.

NIP 19521022 198103 1 003 NIP 19570912 198503 2 002 2. Mengetahui

Ketua Jurusan Pendidikan Ketua Program Studi Ilmu Pengetahuan Sosial Pendidikan Geografi

Drs. Hi. Buchori Asyik, M.Si Drs. Zulkarnain, M.Si. NIP 19560108 198503 1 002 NIP 19600111 198703 1 001


(55)

Jangan pernah mencoba untuk menyerah, dan jangan pernah

menyerah untuk mencoba

(Mas Pras)

Bekerjalah untuk duniamu seakan kamu akan hidup selamanya,

dan beribadahlah untuk akheratmu seakan-akan kamu akan mati

besok

(Al Hadist)

Berbeda bukan berarti yang terbaik, tapi yang terbaik sudah

pasti berbeda


(56)

1. Tim Penguji

Ketua :Drs. Budiyono, M.S.

Sekretaris :Dra. Hj. Nani Suwarni, M.Si. ..

Penguji

Bukan Pembimbing :Drs. Hi. Sudarmi, M.Si. ...

2. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Dr. Hi. Bujang Rahman, M.Si. NIP 196003151985031003


(57)

Saya yang bertanda tangan di bawah ini : 1. Nama : Widodo Prasetyo 2. NPM : 0853034045

3. Program Studi : Pendidikan Geografi 4. Jurusan/Fakultas : Pendidikan IPS/KIP

5. Alamat : Jl. Poros Blok J Batumarta III Kec. Lubuk Raja,

OKU (Kabupaten Ogan Komering Ulu), Sumatera Selatan. Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan dalam suatu Perguruan Tinggi dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka.

Bandar Lampung, Juli 2012


(58)

Kupersembahkan karya ini dengan keikhlasan hati dan mengharap Ridho Allah

SWT, sebagai tanda bakti dan cinta kasihku kepada:

Ibu dan bapakku yang telah membesarkan, mendidik dan selalu mendo akan

serta mencurahkan kasih sayangnya dengan pengorbanan yang tulus dan ikhlas

demi kebahagiaan dan keberhasilanku. Sungguh aku tak akan pernah bisa

membalas itu semua dengan sempurna.

Adik-adikku Yeti, Yunita, Septa yang telah memberikan dukungan selama ini

dan seluruh keluarga besarku.

K Andrian Saputra (Manajemen Dan.Komputer) yang telah memberikan

dukungan dan nasehat-nasehatnya selama ini.

Seseorang yang nantinya akan menjadi teman hidupku, kupersembahkan jerih

payah dan perjuanganku selama ini untuk mu.

Para pendidik dengan ketulusan dan kesabarannya dalam mendidikku


(59)

Widodo Prasetyo,

dilahirkan di Baturaja pada tanggal 22 Februari 1990, anak kedua dari 3 bersaudara pasangan bapak Amir Tugiarto dan Ibu Srimiyati (Alm). Pendidikan formal yang pernah ditempuh yaitu Pendidikan di TK PTP N VII Baturaja pada tahun 1996, pada pertengahan tahun 1996 penulis melanjutkan ke SD Negeri 1 Lekisrejo Kecamatan Peninjauan yang lulus pada tahun 2002. Tahun ajaran 2002/2003 melanjutkan ke SLTP Negeri 08 OKU, yang lulus pada tahun 2005. Pada tahun ajaran 2005/2006 melanjutkan ke SMA Negeri 2 (SMA Tanzania) OKU, dan lulus pada tahun 2008.

Penulis diterima melalui jalur Ujian Mandiri (UM) tahun 2008 di Program Studi Pendidikan Geografi, Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung (UNILA). Kuliah Kerja Lapangan (KKL) di Provinsi Jawa Barat pada tanggal 11-16 Juni 2011, Kuliah Kerja Nyata (KKN) di Desa Budi Aji Kecamatan Simpang Pematang Kabupaten Mesuji, pada bulan Juli Agustus 2011, Program Pengalaman Lapangan (PPL) di SMA Negeri 1 Simpang Pematang Kabupaten Mesuji pada bulan Juli September 2011. Pada tahun 2011 menyelesaikan Pendidikan Formal di Institut Teknologi Bekam Herbal Center (ITBHC) di Bandar Lampung, yang dimulai pada tahun 2009.


(60)

sebagai berikut:

1. FPPI FKIP Unila sebagai anggota pada tahun 2008 2009, dan pengurus di Bidang Danus pada tahun 2009 2010.

2. PANSUS X FKIP Unila sebagai Koordinator Sie Dekdok pada tahun 2009 3. UKM U Merpati Putih sebagai anggota pada tahun 2010 2012


(61)

Puji syukur kehadirat allah swt penulis ucapkan karena atas rahmat dan hidayah-nya skripsi ini dapat diselesaikan. Skripsi dengan judul Deskripsi Petani Jamur Tiram Di Desa Jati Mulyo Kecamatan Jati Agung Kabupaten Lampung Selatan Tahun 2011 ini merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Geografi Jurusan Pendidikan IPS Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.

Pada kesempatan ini, penulis mengucapkan terima kasih yang tak terhingga kepada yang terhormat Bapak Drs. Budiyono, M.S. selaku Dosen Pembimbing Utama, dan Ibu Dra. Hj. Nani Suwarni, M.Si. selaku Dosen Pembimbing Pembantu yang keduanya telah banyak memberikan arahan, pemikiran, saran, dan nasehat selama membimbing Penulis, serta Bapak Drs. Hi. Sudarmi, M.Si. selaku Dosen Pembahas yang telah banyak memberikan sumbangan pemikiran dalam penyusunan skripsi ini.

Disamping itu, tak lupa juga Penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Bapak Dr. Hi. Bujang Rahman, M.Si., selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung yang telah memberikan kemudahan kepada penulis selama menempuh perkuliahan.

2. Bapak Dr. M. Thoha B.S. Jaya, M.S., Bapak Drs. Arwin Achmad, M.Si., Bapak Drs. Hi. Iskandar Syah, M.H., selaku Pembantu Dekan Fakultas


(62)

mengurusi dalam penyelesaian studi.

3. Bapak Drs. Hi. Buchori Asyik, M.Si., selaku Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung yang telah memberikan kemudahan kepada penulis selama penulis menjadi mahasiswa di Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial.

4. Bapak Drs. Zulkarnain, M.Si., selaku Ketua Program Studi Pendidikan Geografi yang telah memberikan kemudahan dan kelancaran kepada penulis selama menempuh perkuliahan dan selama penyusunan skripsi ini. 5. Seluruh dosen Program Studi Pendidikan Geografi, yang telah mendidik

dan membimbing penulis selama menyelesaikan studi.

6. Petani Jamur Tiram: Mas Aljas, Mas Indra, Pak Yuswan, Mas Suwardi, dan Mas Sodik selaku mitra yang telah banyak membantu selama penulis melaksanakan penelitian.

7. Sahabat-sahabat terbaik ( , , Mas Azam, dan Fitriana) serta teman-teman seperjuangan di Geografi angkatan Tahun 2003-2011

8. Serta semua pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan skripsi ini, yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu.

Akhir kata, penulis menyadari bahwa skripsi ini jauh dari sempurna, tetapi dengan harapan semoga skripsi ini dapat berguna dan bermanfaat untuk kita semua. Amin


(63)

(1)

PERSEMBAHAN

Kupersembahkan karya ini dengan keikhlasan hati dan mengharap Ridho Allah

SWT, sebagai tanda bakti dan cinta kasihku kepada:

Ibu dan bapakku yang telah membesarkan, mendidik dan selalu mendo akan

serta mencurahkan kasih sayangnya dengan pengorbanan yang tulus dan ikhlas

demi kebahagiaan dan keberhasilanku. Sungguh aku tak akan pernah bisa

membalas itu semua dengan sempurna.

Adik-adikku Yeti, Yunita, Septa yang telah memberikan dukungan selama ini

dan seluruh keluarga besarku.

K Andrian Saputra (Manajemen Dan.Komputer) yang telah memberikan

dukungan dan nasehat-nasehatnya selama ini.

Seseorang yang nantinya akan menjadi teman hidupku, kupersembahkan jerih

payah dan perjuanganku selama ini untuk mu.

Para pendidik dengan ketulusan dan kesabarannya dalam mendidikku


(2)

RIWAYAT HIDUP

Widodo Prasetyo,

dilahirkan di Baturaja pada tanggal 22 Februari 1990, anak kedua dari 3 bersaudara pasangan bapak Amir Tugiarto dan Ibu Srimiyati (Alm).

Pendidikan formal yang pernah ditempuh yaitu Pendidikan di TK PTP N VII

Baturaja pada tahun 1996, pada pertengahan tahun 1996 penulis melanjutkan ke

SD Negeri 1 Lekisrejo Kecamatan Peninjauan yang lulus pada tahun 2002. Tahun

ajaran 2002/2003 melanjutkan ke SLTP Negeri 08 OKU, yang lulus pada tahun

2005. Pada tahun ajaran 2005/2006 melanjutkan ke SMA Negeri 2 (SMA

Tanzania) OKU, dan lulus pada tahun 2008.

Penulis diterima melalui jalur Ujian Mandiri (UM) tahun 2008 di Program Studi

Pendidikan Geografi, Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial, Fakultas

Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung (UNILA). Kuliah Kerja

Lapangan (KKL) di Provinsi Jawa Barat pada tanggal 11-16 Juni 2011, Kuliah

Kerja Nyata (KKN) di Desa Budi Aji Kecamatan Simpang Pematang Kabupaten

Mesuji, pada bulan Juli Agustus 2011, Program Pengalaman Lapangan (PPL) di

SMA Negeri 1 Simpang Pematang Kabupaten Mesuji pada bulan Juli September

2011. Pada tahun 2011 menyelesaikan Pendidikan Formal di Institut Teknologi

Bekam Herbal Center (ITBHC) di Bandar Lampung, yang dimulai pada tahun


(3)

Selama menjadi mahasiswa di Program Studi Pendidikan Geografi Universitas

Lampung, aktif dalam organisasi intra maupun ekstra kampus, diantaranya

sebagai berikut:

1. FPPI FKIP Unila sebagai anggota pada tahun 2008 2009, dan pengurus di

Bidang Danus pada tahun 2009 2010.

2. PANSUS X FKIP Unila sebagai Koordinator Sie Dekdok pada tahun 2009

3. UKM U Merpati Putih sebagai anggota pada tahun 2010 2012


(4)

SANWACANA

Puji syukur kehadirat allah swt penulis ucapkan karena atas rahmat dan

hidayah-nya skripsi ini dapat diselesaikan. Skripsi dengan judul Deskripsi Petani Jamur

Tiram Di Desa Jati Mulyo Kecamatan Jati Agung Kabupaten Lampung Selatan

Tahun 2011 ini merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana

Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Geografi Jurusan Pendidikan IPS

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.

Pada kesempatan ini, penulis mengucapkan terima kasih yang tak terhingga

kepada yang terhormat Bapak Drs. Budiyono, M.S. selaku Dosen Pembimbing

Utama, dan Ibu Dra. Hj. Nani Suwarni, M.Si. selaku Dosen Pembimbing

Pembantu yang keduanya telah banyak memberikan arahan, pemikiran, saran, dan

nasehat selama membimbing Penulis, serta Bapak Drs. Hi. Sudarmi, M.Si. selaku

Dosen Pembahas yang telah banyak memberikan sumbangan pemikiran dalam

penyusunan skripsi ini.

Disamping itu, tak lupa juga Penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Bapak Dr. Hi. Bujang Rahman, M.Si., selaku Dekan Fakultas Keguruan

dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung yang telah memberikan

kemudahan kepada penulis selama menempuh perkuliahan.

2. Bapak Dr. M. Thoha B.S. Jaya, M.S., Bapak Drs. Arwin Achmad, M.Si.,


(5)

Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung yang telah

memberikan fasilitas akademis dan telah membantu memperlancar

mengurusi dalam penyelesaian studi.

3. Bapak Drs. Hi. Buchori Asyik, M.Si., selaku Ketua Jurusan Pendidikan

Ilmu Pengetahuan Sosial Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Universitas Lampung yang telah memberikan kemudahan kepada penulis

selama penulis menjadi mahasiswa di Jurusan Pendidikan Ilmu

Pengetahuan Sosial.

4. Bapak Drs. Zulkarnain, M.Si., selaku Ketua Program Studi Pendidikan

Geografi yang telah memberikan kemudahan dan kelancaran kepada

penulis selama menempuh perkuliahan dan selama penyusunan skripsi ini.

5. Seluruh dosen Program Studi Pendidikan Geografi, yang telah mendidik

dan membimbing penulis selama menyelesaikan studi.

6. Petani Jamur Tiram: Mas Aljas, Mas Indra, Pak Yuswan, Mas Suwardi,

dan Mas Sodik selaku mitra yang telah banyak membantu selama penulis

melaksanakan penelitian.

7. Sahabat-sahabat terbaik ( , , Mas Azam, dan Fitriana)

serta teman-teman seperjuangan di Geografi angkatan Tahun 2003-2011

8. Serta semua pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan skripsi ini,

yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu.

Akhir kata, penulis menyadari bahwa skripsi ini jauh dari sempurna, tetapi dengan

harapan semoga skripsi ini dapat berguna dan bermanfaat untuk kita semua. Amin


(6)