THE PATTERN of SPACE USE by SAMBAR DEER (Cervus unicolor) in CAPTIVITY LAMPUNG UNIVERSITY

THE PATTERN of SPACE USE by SAMBAR DEER
(Cervus unicolor) in CAPTIVITY LAMPUNG UNIVERSITY
Eka Nina Rizkinta1), Sugeng P. Harianto2), Idalina Harris2)
1) Forestry Student College in Agriculture Faculty Lampung University
2) Lecturer in Agriculture Faculty Lampung University
Abstract

Deer are protected animal. One of preservation efforts of management outside
their natural habitat (ex situ) through the maintenance and breeding. Management
of wildlife outside its natural habitat can only be done by the government in its
implementation can be done together with the community. University of Lampung
(Unila), directly contributed to save and manage confiscated wildlife in the area of
Lampung because off the decline carrying capacity and support of wildlife rescue
center. As the Unila efforts by making captivity in the campus based on
permission of BKSDA of Lampung Province with SK/izin 137/IV-K.9/1.Prl/2004.
Species of deer which is protecting is Sambar Deer.
Captive breeding in Unila has produced a deer every year. The movement of deer
in captivity had not been research. Because of that Unila had been done a research
the pattern of space use by Sambar Deer in Captivity start from March 7th 2010 to
March 24th 2009 and August 2010. The aimed of this research to determine the
frequency, intensity, activity, and the pattern of use the space by Lingga in

captivity.
The primary data was obtained from direct observation and secondary data was
carry out from the library, lab reports, and other publication. The method of
analysis used in this research was Chi Square (X2).
Based on result of observation frequency of Lingga visiting was highest in Soga
(Peltophorum pterocarpum) block (34.82%) while the lowest in the pool
(5.26%). The intensity of Lingga movement in the afternoon higher in the Teak
(Tectona grandis) block (3,595 minute) whereas in the evening is higher in Soga
(Peltophorum pterocarpum) block (1,250 minute). Lingga dominant feeding
activity had been carried out in Soga (Peltophorum pterocarpum) block, while of
the rest predominantly perfomed in Teak (Tectona grandis) block. The pattern of
space use by Lingga in captivity was regular pattern.

Eka Nina Rizkinta Br Sitepu
Based of the result of Chi square which is time of observation have a relationship
with a Lingga visiting in the block, its marked with X2 count (27.71) is greater
than X2 table (18.307) so that Ho refused. Observation time did not have a
relationship with Lingga activity because X2 count (2.82) is smaller than X2 table
(9.488) so that Ho is accepted. Block did not have a relationship with the intensity
of Lingga activity in the block because X2 count (8.89) is smaller than X2 table

(18.307) so that Ho is accepted. Block does not have a relationship with the
frequency of Lingga visiting in the block, which is characterized by X2 count
(5.1635) is smaller than X2 table (28.307) so that Ho is accepted.
Key Words: The Pattern of Space Use, Activity, Sambar Deer, Captivity,
Lampung University.

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang dan Masalah
Rusa merupakan satwa yang dilindungi karena kelangkaannya. Satwa ini telah
dilindungi oleh pemerintah sejak tahun 1931 dengan dikeluarkannya Peraturan
Perlindungan Binatang Liar Tahun 1931 dan terakhir ditegaskan lagi dengan
Peraturan Pemerintah Nomor 7 Tahun 1999 tentang Pengawetan Jenis
Tumbuhan dan Satwa. Salah satu upaya pengawetan yaitu pengelolaan di luar
habitat aslinya (Ex Situ) melalui pemeliharaan dan perkembangbiakan.
Universitas Lampung (Unila) ikut berperan langsung menyelamatkan dan
mengelola satwa liar hasil sitaan di daerah Lampung karena menurunnya daya
tampung dan daya dukung Pusat Penyelamatan Satwa. Upaya yang dilakukan
Unila dengan membuat suatu areal penangkaran rusa di lingkungan kampus
berdasarkan izin Badan Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Propinsi

Lampung dengan Nomor SK/izin 137/IV-K.9/1.Prl/2004. Jenis rusa yang
ditangkarkan adalah Rusa Sambar.
Penangkaran yang dibuat harus sesuai dengan kebutuhan Rusa Sambar namun
penggunaan ruangnya belum diketahui. Oleh karena itu, dilakukan penelitian
tentang pola penggunaan ruang oleh Rusa Sambar di penangkaran rusa di
lingkungan kampus.
B. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk:
1. mengetahui frekuensi kunjungan Lingga di tiap blok dalam penangkaran;
2. mengetahui intensitas (lama kunjungan) pergerakan Lingga pada setiap
blok di penangkaran;
3. mengetahui aktivitas Lingga di setiap blok setiap harinya;

2

4. mengetahui pola penggunaan ruang Lingga di penangkaran.
C. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberi informasi tentang pola ruang dan
ruangan yang dapat menciptakan suasana nyaman bagi Lingga di dalam
penangkaran Unila.

D. Kerangka Pemikiran

Indonesia merupakan negara yang memiliki keanekaragaman hayati yang
tinggi baik flora maupun faunanya. Keanekaragaman hayati tersebut terutama
populasi faunanya semakin menurun dan beberapa diantaranya terancam
kepunahan akibat perburuan liar. Salah satu jenis satwa yang diambang
kepunahan adalah Rusa Sambar (Cervus unicolor).

Rusa Sambar merupakan satwa yang dilindungi Undang- Undang No 5 tahun
1990. Saat ini, Unila (khususnya Jurusan Kehutanan) ikut berperan langsung
dalam menyelamatkan dan mengelola satwaliar tersebut. Salah satu cara yang
dilakukan guna menyelamatkan dan mengelola satwaliar oleh Unila adalah
dengan membuat areal penangkaran.

Areal penangkaran harus diperhatikan suasana ruang yang menjadi kebutuhan
Rusa Sambar. Dalam habitat aslinya, Rusa Sambar membutuhkan hutan
sebagai tempat berteduh dan berlindung serta padang alang-alang sebagai
tempat mencari pakan. Demikian pula di dalam penangkaran, Rusa Sambar
membutuhkan pohon sebagai tempat berlindung. Sumber pakan di areal
penangkaran belum cukup, hal ini ditandai dengan pakan Rusa Sambar masih

dipasok dari luar.

Pada pagi hari, Lingga belum aktif melakukan aktivitas dan lebih senang
berada di dalam semak. Pada siang hari, umumnya Lingga lebih senang
berada ditegakan pepohonan yang rindang. Lingga mungkin hanya
menggunakan blok jati sebagai tempat berteduh atau hanya lewat saja karena
di bawah jati tidak ditemui sumber pakan untuk Lingga. Pada sore hari,

3

Lingga mencari pakan. Lingga merupakan hewan nokturnal yaitu hewan yang
aktif di malam hari.

Pola penggunaan ruang oleh Rusa Sambar dan kondisi penangkaran yang
dapat menciptakan suasana nyaman bagi Rusa Sambar selama di penangkaran
belum diketahui. Olah karena itu perlu dilakukan penelitian tentang pola
penggunaan ruang oleh Lingga selama dalam penangkaran sehingga dapat
diperoleh kondisi kandang yang disenanginya.

V. KESIMPULAN DAN SARAN


A. Kesimpulan

Kesimpulan dari hasil penelitian ini adalah:
1. frekuensi kunjungan Lingga di kandang penangkaran tertinggi yaitu di
blok soga (Peltophorum pterocarpum) yaitu sebanyak 34,82 % dan
frekuensi yang terendah yaitu di kolam sebanyak 5,26 %;
2. intensitas pergerakan Lingga di kandang penangkaran pada siang hari
lebih tinggi di blok jati (Tectona grandis) yaitu 3.595 menit sedangkan
pada sore hari lebih tinggi di blok soga 1 (Peltophorum pterocarpum)
yaitu 1.250 menit;
3. aktivitas makan Lingga dominan dilakukan di blok soga (Peltophorum
pterocarpum), sedangkan untuk beristirahat dominan dilakukan di blok
jati (Tectona grandis);
4. pola penggunaan ruang oleh Lingga di kandang penangkaran
membentuk pola yang teratur karena pada siang hari Lingga lebih
dominan menggunakan blok jati untuk beristirahat sedangkan pada
malam hari lebih dominan menggunakan blok soga 1 untuk
mencari makan.


41

B. Saran

Penelitian ini dapat dilanjutkan untuk mengetahui pola penggunaan ruang
oleh Rusa Sambar betina di kandang penangkaran rusa Unila, sehingga
dapat diperoleh informasi tentang perbedaan pola penggunaan ruang
antara rusa jantan dan betina.