Gambar 4.3.1 Hifa Curvularia sp. a Normal, b Lisis dan patahEnterobacter sp. BK15, c MembengkokBacillus sp. BK13, d KerdilEnterobacter
sp. BK15, e MenggulungEnterobacter
sp. BK15, f
MelilitBacillus sp.BK13, g Membengkak dan lisis, h KeritingEnterobacter sp. KR05 Perbesaran 4x10
Aktivitas antagonis dari enamisolat bakteri kitinolitik terhadap Curvularia sp. dengan mekanisme enzimatik dan hiperparasitisme, sehingga efektif dalam
menghambat pertumbuhan jamurpatogen pada tanaman. Aktifitas antagonis isolat bakteri kitinolitik yang menyebabkan hifa lisis menunjukkan bahwa isolat bakteri
kitinolitik mampu mendegradasi dinding sel Curvularia sp.. Aktivitas antagonis yang ditunjukkan dengan hifa menggulung diduga sebagai upaya pertahanan jamur patogen
terhadap serangan antagonis. Menurut Wijaya 2002, senyawa kitin yang merupakan homopolimer ikatan β-1,4 dari N-asetilglukosamin adalah komponen terbesar dari
struktural dinding sel fungi patogen. Enzim kitinase yang dihasilkan dari bakteri kitinolitik dapat mengkatalisis hidrolisis ikatan β-1,4 homopolimer N-
asetilglukosamin menjadi monomer N-asetilglukosamin, yang menyebabkan lisisnya dinding sel fungi patogen.
4.4 Uji Potensi Serangan Curvularia sp.
Penyakit bercak daun Curvularia merupakan patogen tular tanah yang biasanya menyerang pada kondisi lembab. Menurut Agrios 1996, kelembapan mempunyai
pengaruh paling besar terhadap perkecambahan spora jamur dan penetrasi inang oleh
Universitas Sumatera Utara
tabung kecambah. Kelembapan juga mengaktivasi bakteri, jamur, dan nematoda patogen yang selanjutnya menginfeksi tanaman. Penyakit inimenyebabkan nekrotik
atau klorosis ringan berbentuk lingkaran berwarna terang. Bercak daun yang lama kelamaan semakin membesar akan menyebabkan kerusakan yang signifikan hingga
60 karenahilangnya sebagian besar wilayah fotosintesis tanaman Akinbode, 2010. Gangguan patogen terhadap proses fotosintesis terlihat dari klorosis yang terjadi pada
tumbuhan yang terinfeksi dan luka nekrotik yang dihasilkan oleh patogen pada bagian tumbuhan hijau dan dari menurunnya pertumbuhan dan jumlah buah yang dihasilkan
pada tumbuhan yang terinfeksi Agrios, 1996. Reisolasi Curvularia sp. dilakukan dengan mengisolasi bagian daun yang terserang bercak setelah diberi perlakuan
suspensi Curvularia sp.. Melalui pengamatan karakteristik makroskopis maupun mikroskopis jamur hasil isolasi menunjukkan karakteristik yang sama dengan
Curvularia sp. yang diinfeksi sebelumnya Gambar 4.4.1.
Gambar 4.4.1 a Koloni Curvulariasp. pada media PDA, b Bercak daun mentimun pada perlakuan potensi serangan Curvulariasp. a.
Bercak Curvularia,c Reisolasi bercak daun pada potensi serangan Curvularia sp. b. isolasi daun, c. Curvularia sp., d
Biakan murniCurvulariasp. dari reisolasi
Serangan Curvularia sp. terhadap benih mentimun dari hasil uji potensi serangan menimbulkan penyakit bercak daun dengan persentase serangan sebesar
66,02. Hal ini menunjukkan bahwa Curvularia sp. bersifat patogen dan menyebabkan penyakit bercak daun, meskipun tidak menyebabkan kematian.
Reisolasi dari bagian daun mentimun yang terserang bercak daun menunjukkan bahwa serangan bercak daun pada mentimun disebabkan oleh jamur patogen Curvularia
sp..Gejala awal bercak daun berupa bercak kuning pada daun seperti yang terlihat
a
Universitas Sumatera Utara
pada Gambar 4.4.1 b. Pada gejala lanjut bercak menjadi nekrosis, bercak menyatu membentuk bercak besar tidak beraturan. Pada beberapa kasus bagian tengah bercak
mengering, rapuh, berwarna kelabu atau coklat muda.
4.5 Penghambatan Serangan Curvularia sp. Pada Benih Mentimun