106
Tabel 3.2. Permintaan beras Provinsi Bali dalam periode 2012 - 2025
Jenis Kebutuhan Tahun
2012 2015
2020 2025
Konsumsi Industri dan upacara adat 23,5
122.871 130.026
Stok 10 52.285
55.330 Total kebutuhan berasribu ton
konversi beras ke GKG 653,270
1.037 1.108
738,653 1.172
Skenario swasembada 100 Peningkatan produksi ribu ton GKG
61 71
65 Peningkatan produksi
6,85 5,82
6NHQDULRVZDVHPEDGD Peningkatan produksi ribu ton GKG
67,5 61,3
Peningkatan produksi 6,85
5,82 Dengan skenario swasembada absolut kecukupan 100 yang digunakan, pada tahun 2012
SURGXNVLEHUDVVHEHVDUWRQVHGDQJNDQNHEXWXKDQEHUDVVHEHVDUWRQPDNDDOLPDVLK SHUOX PHQGDWDQJNDQ EHUDV GDUL OXDU -DZD7LPXU VHMXPODK WRQ -LND VNHQDULR VZDVHPEDGD
absolut diterapkan, maka untuk memenuhi kebutuhan beras pada tahun, 2015, 2020, dan 2025 diperlukan SHQLQJNDWDQSURGXNVLSDGL.EHUWXUXWWXUXWVHEHVDUULEXWRQULEXWRQGDQ
ULEXWRQGDULSURGXNVLVHEHOXPQ\D-LNDVNHQDULRVZDVHPEDGDon trendNHFXNXSDQ yang digunakan, yaitu mentoleransi impor beras sebesar 5 maka untuk memenuhi kebutuhan beras
pada tahun, 2015, 2020, dan 2025 diperlukan peningkatan produksi padi GKG berturut-turut sebesar ULEXWRQULEXWRQGDQULEXWRQ.HGHSDQSHUPLQWDDQEHUDV
tidak hanya menyangkut aspek kuantitas, tetapi juga kualitas, nilai gizi, aspek sosial budaya di masing- masing daerah, dan perkembangan teknologi agroindustri.
3.1.2. Kebutuhan Peningkatan Produksi
Upaya peningkatan produksi padi seyogianya lebih diarahkan kepada peningkatan produktivitas sumberdaya lahan dengan memanfaatkan inovasi teknologi. Perluasan areal sebaiknya tidak dilakukan
pada daerah-daerah yang direncanakan menjadi obyek wisata mengingat opportunity cost-nya sangat tinggi dan daya dukung lahan makin menurun. Data setelah tahun 2002 menunjukkan produksi beras per
WDKXQPHQXUXQVHFDUDÀXNWXDVLZDODXSXQDGDSHQLQJNDWDQSURGXNWLYLWDVQDPXQUDWDUDWDSHQLQJNDWDQ produktivitas lebih kecil dibanding pertambahan penduduk. Penyebab turunnya produksi beras antara
lain adalah: a terbatasnya terobosan teknologi baru dalam meningkatkan daya hasil varietas setelah JHQHUDVL,5GDQLVDGDQHESHQFLXWDQODKDQVXEXUGDQPHQXUXQQ\DWLQJNDWNHVXEXUDQWDQDKNXDOLWDV
DLUGDQSUDVDUDQDLULJDVLFSHQXUXQDQKDUJDULLOSDGL\DQJGLVHUWDLROHKSHQLQJNDWDQELD\DSURGXNVLG WLQJJLQ\DWLQJNDWNHKLODQJDQKDVLOSDVFDSDQHQHVHUDQJDQKDPDSHQ\DNLWGDQIIUHNXHQVLDQRPDOL
iklim yang makin meningkat.
107
Mengacu hasil tulisan dari Balai Penelitian dan Pengembangan Pertanian paradigma pembangunan pertanian yang selama ini difokuskan pada pendekatan kemampuan produksi supply
driven dengan peranan pemerintah pusat yang sangat dominan harus diubah menjadi demand driven yang mencakup keseluruhan sistem agribisnis padi. Pertanian dengan demand driven oriented adalah
pertanian industri industrialized agriculture yang dicirikan oleh: a good governance ESHUXEDKDQ
VLVWHP NHOHPEDJDDQ NH DUDK VLVWHP NRPRGLWDV \DQJ WHUNRRUGLQDVL YHUWLNDO F SHQLQJNDWDQ NXDOLWDV VXPEHUGD\DPDQXVLDGHQJDQPDQDMHPHQSURIHVLRQDOGSHQHUDSDQWHNQRORJLPDMXSDGDpergudangan
\DQJ GLNHOROD VHFDUD SURIHVLRQDO GDQ H¿VLHQ GDQ H UHVSRQVLI WHUKDGDS SHUXEDKDQ GLQDPLND SDVDU LULVLVWHPXVDKDWDQLSDGLGDODPSHUWDQLDQLQGXVWULDGDODKDEHUWHNQRORJLPDMXVSHVL¿NORNDVLSDGD
keseluruhan aspek sistem, b sumberdaya manusia berkualitas dan profesional, c produksi dengan VWDQGDUPXWXGDQH¿VLHQVLWLQJJLVHVXDLVHOHUDNRQVXPHQGUHVSRQVLIWHUKDGDSGLQDPLNDSHUXEDKDQ
pasar, dan e aset produktif per tenaga kerja pertanian memadai Anon, 2005. -LNDGLNDLWNDQGHQJDQNHWHUVHGLDDQEHUDVGLSDVDUGXQLD\DQJPDNLQWLSLVVHPHQWDUDMXPODK
penduduk Bali terus bertambah dengan laju pertumbuhan yang masih tinggi 2,15, maka ketahanan SDQJDQDNDQGDSDWEHUODQMXWDSDELODWDUJHWSURGXNVLEHUDVGDODPQHJHULPHQFDSDLPLQLPDOGDUL
konsumsi beras nasional. Manajemen stok pangan diperlukan untuk menjaga stabilitas harga pangan dalam negeri.
3.2. Arah Pengembangan
Pengembangan komoditas padi di Provinsi Bali masih memiliki prospek yang cukup baik dengan mengupayakan peningkatan luas panen, pemanfaatan varietas padi yang lebih akomodatif
terhadap kondisi lingkungan lokal, serta memanfaatkan teknologi yang lebih tepat guna. Upaya-upaya pengembangan tersebut dilaksanakan secara cermat dan selektif sesuai dengan potensi dan masalah
budidaya padi di masing-masing kabupatenkota.
3.2.1. Peningkatan Produktivitas
Dalam sepuluh tahun terakhir tingkat produktivitas padi di Provinsi Bali rata-rata 5,6 tonHa. Produktivitas tersebut tentu masih dapat ditingkatkan hingga mencapai tingkat optimal rata-rata nasional
sebesar 6,2 tonHa. Masih ada di beberapa kabupaten tingkat produktivitas padi di bawah rata-rata Bali,
VHSHUWLGL.DEXSDWHQ7DEDQDQKDQ\DPHQFDSDLWRQ+DGDQGL.DEXSHWDQDQJOLKDQ\DPHQFDSDL WRQ+D3HQLQJNDWDQSURGXNWLYLWDVPHQMDGLWRQ+DWDPSDNQ\DPHPXQJNLQNDQGLODNXNDQ
mengingat tingkat produktivitas tersebut sudah dicapai oleh empat kabupaten yakni Badung, Denpasar, Klungkung, dan Karangasem, tinggal memacu peningkatan di lima kabupaten lainnya yaitu Buleleng,
-HPEUDQD7DEDQDQLDQ\DUGDQDQJOL Pemilihan varietas padi unggul yang akomodatif dengan kondisi lingkungan lokal sangat perlu
dipertimbangkan untuk peningkatan produktivitas. Terutama varietas yang memiliki potensi produksi lebih tinggi dan dapat diterima oleh petani berdasarkan persyaratan tumbuh, kebutuhan sarana produksi,
cita rasa berasnya, dan nilai jual produksinya.
3.2.2. Arah dan Lokasi Pengembangan
Selain peningkatan produksi padi melalui orientasi peningkatan produktivitas, hal yang dapat diupayakan yakni dengan meningkatkan luas panen. Perbandingan luas tanam dengan luas panen masih
memberikan peluang terjadinya peningkatan produksi. Dari rata-rata luas tanam selama sepuluh tahun WHUDNKLU VHEHVDU +D GDQ UDWDUDWD OXDV SDQHQ VHEHVDU +D PDVLK PHQXQMXNNDQ DGD