Kegiatan Awal : 1.Membuka pelajaran

32 Kegiatan Alokasi waktu menit Keterangan 5.Memberikan job praktek sesuai jadwal praktek 6.Memberikan siswa kesempatan untuk berganti dengan wearpack dan persiapan praktek B.Kegiatan Inti: 7. Siswa dikelompokkan sesuai nomor urut absen dan diberi job sesuai dengan jadwal praktek dan melakukan praktek. 8. Guru menjelaskan materi tentang alat ukur dengan melakukan praktek langsung 9. Siswa diberi kesempatan untuk memahami penjelasan guru sesuai modul 10. Memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya.atau memberikan masalah untuk didiskusikan. 11. Siswa mengamati keterangan dari guru Melakukan pengamatan dan penilaian terhadap aktivitas proses belajar siswa dalam mengerjakan job praktek 12. Mengamati dan mencatat proses diskusi dan tanya jawab siswa didalam masing-masing kelompok 13. Siswa menjawab pertanyaan guru tentang tata cara pembacaan pada alat ukur. 14. Jawaban siswa dicatat dalam buku latihan 15. Guru mencermati hasil kerja siswa 16. Guru meluruskan dan memberikan penegasan 3 x 45’ Menggunakan lembar observasi pengamatan 33 Kegiatan Alokasi waktu menit Keterangan terhadap jawaban yang dibuat oleh siswa saat pembelajaran teori untuk diaplikasikan sewaktu praktek. 17. Memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya.atau memberikan masalah untuk didiskusikan. 18. Melakukan pengamatan dan penilaian terhadap aktivitas proses belajar siswa dalam mengerjakan job prakt ek . C.Kegiatan Akhir 19.Tiap kelompok menyampaikan hasil prakteknya secara singkat 20. Guru memberikan kesimpulan singkat hasil praktek tiap kelompok yang sudah diberikan. 21.Memberikan tugas individu tentang pembuatan laporan. 22. Menutup pertemuan dengan berdoa dan memberitahukan untuk melanjutkan materi yang belum dipraktekkan pada pertemuan selanjutnya 30’ Menggunakan lembar penilaian 3 Pelaksanaan Observasi pengamatan Tahap ini merupakan kegiatan yang dilakukan oleh peneliti untuk melakukan pengamatan terhadap kegiatan belajar siswa. Observasi pengamatan tersebut dilakukan untuk mengenali, merekan dan mengumpulkan data dari setiap indikator mengenai unjuk kerja siswa dalam 34 proses kerja kelompok selama berlangsungnya kegiatan diskusi dengan pendampingan dalam pembelajaran. Adapun fungsi dilakukannya observasi pengamatan tersebut adalah untuk mengetahui sejauhmana perhatian dan aktivitas siswa dalam proses belajar-mengajar dan melihat apakah ada peningkatan kualitas belajar siswa setelah diterapkannya metode pembelajaran dengan menggunakan teori belajar tuntas mastery learning. Adapun instrumen yang dipakai untuk melakukan observasi pengamatan tersebut adalah lembar penilaian yang telah ditetapkan. Objek dilakukannya observasi pengamatan itu adalah sikap perilaku siswa dalam proses belajar kelompok selama berlangsungnya proses belajar tuntas mastery learning dalam pembelajaran sesuai dengan indikator penilaian yang sudah ditetapkan. 4 Refleksi Merupakan kegiatan analisis sintesis, interpretasi, dan eksplanasi penjelasan terhadap semua data atau informasi yang dikumpulkan dari penelitian tindakan yang dilaksanakan. Data yang telah terkumpul kemudian ditindaklanjuti dengan melakukan analisis dan diinterpretasi, sehingga dapat diketahui akan hasil dari pelaksanaan tindakan yang dilakukan. Hasil analisis dan interpretasi tersebut sebagai dasar untuk melakukan evaluasi sehingga dapat diketahui akan berhasil atau tidaknya terhadap tindakan yang telah dilaksanakan dengan tujuan yang diharapkan 35

E. Variabel Penelitian

Variabel merupakan gejala yang menjadi fokus peneliti untuk diamati. Dalam penelitian ini terdapat dua variabel, yaitu: 1. Variabel bebas atau independent variable, adalah mastery learning atau belajar tuntas X 2. Variabel terikat atau dependent variable, adalah kualitas pembelajaran Y

F. Hubungan Antar Variabel Penelitian

Hubungan antar variabel dalam penelitian erat kaitannya dengan variabel yang ada. Hubungan antar variabel penelitian ini adalah : G. Keterangan: X : mastery learning atau belajar tuntas prediktor Y : kualitas pembelajaran kriterium

G. Definisi Operasional Variabel

Sebagai upaya untuk memperjelas maksud dan tujuan dalam penyusunan instrumen, maka diperlukan definisi operasional dalam setiap variabel yang akan diteliti. Definisi operasionalnya adalah sebagai berikut: 1. Belajar tuntas mastery learning X Y 36 Dalam pelaksanaan konsep belajar tuntas apabila kelas itu belum biasa menggunakan strategi belajar tuntas, maka guru terlebih dahulu memperkenalkan prosedur belajar tuntas kepada siswa dengan maksud memberikan motivasi, menumbuhkan kepercayaan diri, dan memberikan petunjuk awal. Pelaksanaan belajar tuntas terdiri atas langkah-langkah sebagai berikut: 1. Kegiatan orientasi 2. Kegiatan belajar-mengajar 3. Penentuan tingkat penguasaan bahan 4. Memberikan atau melaporkan tingkat penguasaan siswa yang bertujuan untuk mengetahui tingkat pengayaan mereka 5. Pengecekan keefektifan seluruh program Dan satu hal yang diingat dalam penggunaan belajar tuntas, guru harus lebih sering memberikan feed back terhadap seluruh siswa dengan tujuan memberikan informasi kepada siswa tentang kemajuan dalam penguasaan suatu materi yang dipelajari. Tolok ukur yang digunakan pada pencapaian hasil belajar dengan pendekatan tersebut adalah tingkat kemampuan siswa per orang, bukan per kelas. Dengan demikian, siswa yang memiliki tingkat kecerdasan atau penguasaan pengetahuan dan keterampilan di atas rata-rata kelas, siswa yang bersangkutan berhak memperoleh pengayaan materi atau melanjutkan ke unit kompetensi selanjutnya, sebaliknya apabila siswa tersebut

Dokumen yang terkait

Pengaruh penggunaan strategi mastery learning terhadap hasil belajar IPS siswa Mts Al-Khairiyah tegal parung jakarta selatan tahun ajaran 2014/2015

1 14 146

Penerapan strategi belajar tuntas (mastery learning) untuk pencapaian standar kompetensi dalam pelajaran ekonomi di SMA IT YAPIRA Medang Kabupaten Bogor

0 6 157

PENERAPAN METODE BELAJAR TUNTAS (MASTERY LEARNING) DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA PADA Penerapan Metode Belajar Tuntas (Mastery Learning) Dalam Meningkatkan Hasil Belajar Ipa Pada Siswa Kelas V Sd Negeri Pajang III Laweyan Surakarta.

0 1 15

PENERAPAN METODE BELAJAR TUNTAS (MASTERY LEARNING) DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA PADA Penerapan Metode Belajar Tuntas (Mastery Learning) Dalam Meningkatkan Hasil Belajar Ipa Pada Siswa Kelas V Sd Negeri Pajang III Laweyan Surakarta.

0 1 16

UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI PENDEKATAN BELAJAR TUNTAS UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI PENDEKATAN BELAJAR TUNTAS (Mastery Learning) (PTK Pembelajaran Matematika Di Kelas V SD N 3 Keden).

0 1 7

UPAYA PENINGKATAN MINAT BELAJAR MATEMATIKA MELALUI PENDEKATAN BELAJAR TUNTAS UPAYA PENINGKATAN MINAT BELAJAR MATEMATIKA MELALUI PENDEKATAN BELAJAR TUNTAS (Mastery Learning) (PTK Pembelajaran Matematika Di Kelas V SD Negeri 1 Guwo).

0 4 15

PENINGKATAN KEAKTIFAN SISWA DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA MELALUI BELAJAR TUNTAS (MASTERY LEARNING) Peningkatan keaktifan siswa dalam pembelajaran matematika melalui belajar tuntas (mastery learning) berbasis tutor sebaya pada pokok bahasan aritmatika so

0 2 17

7.PEMBELAJARAN TUNTAS 18022008

0 0 10

PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN DIGITAL TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATA PELAJARAN GAMBAR TEKNIK SISWA KELAS XI JURUSAN FABRIKASI LOGAM DI SMKN 1 SEYEGAN.

0 0 98

PENERAPAN BELAJAR TUNTAS (MASTERY LEARNING) UNTUK MENCAPAI KETUNTASAN HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK DALAM PEMBELAJARAN GAMBAR TEKNIK (PTK di Kelas XI SMKN 2 Bandung) - repositoryUPI S TM 0905583 Title

1 2 4