MANAJEMEN SUMBER DAYA PENDIDIK DALAM PEMBENTUKAN KARAKTER PESERTA DIDIK(Studi Kasus di SMP Negeri 27 Bandar Lampung)

(1)

iii

STUDENT’S CHARACTERS

(A CASE AT SMPN 27 BANDAR LAMPUNG)

BY

MAREYKE JESSY TANOD

This research is aimed to analyze and describe: (1) the management program of educator resource, (2) the implementation of management of educator resource, (3) the evaluation in managing the educator resource, (4) obstacles which are faced by principals in implementing the management of educator resource which is led meet the main purpose of this research this research aplied a qualitative approach trought a cash study approach. The collecting data techniques were interview obserbvation and documentation . however, the data analisys techniques of this research were data reduction, data providing and conclusion otherwise verivication

the result of this research can be conclused as the following: (1) the management program of educator resource in order estabilish the student’s character which was arranged for

improving the quality of educator resource estabilishing the student’s character. The program consist of training of educating, workshop and research those program were the training and education program include workshop throught inhouse and training

(IHT) school corporation, long distance learning, internal choaching by school principal and advance education. Those programs are concluded continually and comprehensively, meanwhile character building eduction research program was not be able to be implemented optimally. (2) the implementation of the program in order to support the success of educator resource management in establishing students’ character used in three strategies , such as education program for establishing the students’ character intergrating the comprehensive subject and integrating it in the daily activities (3) the evaluation of educator resource management for establishing students’ character was already conducted optimally based on the regulation of legislation that whas already stated . the evaluation of educator resource was intended to decide the decision in education policy, not only planning, but also in managing processing, and arranging the follow up of the education (4) obtacles in implementing the management educator resource in establishing students character were come from the students’' family background which was not conducive enought, the influence of friend, the lack of media of learning and the lack of socialization in character building education.


(2)

ii

(Studi di SMP Negeri 27 Bandar Lampung) Oleh

MAREYKE JESSY TANOD

Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis dan mendeskripsikan: (1) Program manajemen sumber daya pendidik untuk membentuk karakter peserta didik. (2) Pelaksanaan program manajemen sumber daya pendidik untuk membentuk karakter peserta didik. (3) Evaluasi dalam manajemen sumber daya pendidikan untuk membentuk karakter peserta didik. (4) Hambatan-hambatan yang dihadapi pihak sekolah dalam implementasi manajemen sumber daya pendidik untuk membentuk karakter peserta didik.

Penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian kualitatif dengan rancangan studi kasus. Teknik pengumpulan data diperoleh dari wawancara, observasi dan dokumentasi. Teknik analisis data penelitian ini adalah reduksi data, sajian data dan penarikan kesimpulan atau verifikasi.

Hasil penelitian disimpulkan: (1) Program manajemen sumber daya pendidik untuk membentuk karakter peserta didik dalam meningkatkan kualitas sumber daya pendidik meliputi pelatihan dan pendidikan, workshop serta penelitian. Program pendidikan dan pelatihan serta workshop melalui In House Training (IHT), kemitraan sekolah, belajar jarak jauh, pembinaan internal oleh sekolah dan pendidikan lanjut. (2) Pelaksanaan program manajemen sumber daya pendidik membentuk karakter peserta didik menggunakan tiga strategi yaitu program pendidikan karakter peserta didik, mengintegrasikan keseluruhan mata pelajaran dan mengintegrasikan kedalam kegiatan sehari-hari. (3) Evaluasi manajemen sumber daya pendidik membentuk karakter peserta didik sudah dilakukan dengan maksimal sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang sudah ditetapkan. (4) Hambatan-hambatan implementasi manajemen sumber daya pendidik membentuk karakter peserta didik yaitu lingkungan keluarga peserta didik, pengaruh teman sebaya, media pembelajaran yang kurang lengkap dan kurangnya sosialisasi mengenai pendidikan karakter.


(3)

(Studi di SMP Negeri 27 Bandar Lampung)

Oleh

MAREYKE JESSY TANOD (Tesis)

Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar MAGISTER MANAJEMEN PENDIDIKAN

Pada

Program Studi Magister Manajemen Pendidikan

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung

PROGRAM STUDI MAGISTER MANAJEMEN PENDIDIKAN FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS LAMPUNG BANDAR LAMPUNG


(4)

(5)

(6)

(7)

vii (Sowiyah, 2015)


(8)

Saya persembahkan karya ini kepada:

1. Kedua orang tua tercinta yang memberikan semua hidupnya untukku. 2. Semua guru-guruku yang telah menempa dan membentuk kepribadianku. 3. Suamiku tercinta yang bersama mengisi sebagian kehidupanku,

memberikan semangat, motivasi dan dukungan dalam menyelesaikan tesis ini.

4. Putra-putriku tersayang yang memberikan harapan dan semangat untuk tetap belajar, bekerja dan berdoa.


(9)

vi

Penulis dilahirkan di Airmadidi (Manado) Sulawesi Utara pada tanggal 15 Maret 1980 yang merupakan anak pertama dari dua bersaudara dari pasangan Bp. Jhonny Tanod dan Ibu Julien Luntungan. Pada tahun 1992 penulis menyelesaikan pendidikan SD st Antonius (Manado) kemudian Pada tahun 1995 penulis menyelesaikan pendidikan SMP Negeri 2 Airmadidi (Manado) Pada tahun 1998 penulis menyelesaikan pendidikan di SMA Negeri 1 Airmadidi (Manado) Pada tahun 2010 penulis masuk STKIP PGRI Bandar Lampung Jurusan Ilmu Pendidikan Program Studi Bimbingan dan Konseling dan selesai pada tahun 2013. Pada tahun yang sama penulis melanjutkan kuliah di Program Pasca Sarjana Manajemen Pendidikan Universitas Lampung. Pengalaman kerja penulis dimulai pada tahun 2009 pada saat itu sebelum menyelesaikan kuliah S1 di STKIP PGRI Bandar Lampung penulis bekerja sebagai guru honor di SMP Negeri 27 Bandar Lampung


(10)

ix

SANWACANA

Syukur alhamdulillah peneliti ucapkan kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya kepada peneliti sehingga dapat terselesaikannya penulisan tesis ini yang berjudul “MANAJEMEN SUMBER DAYA PENDIDIK DALAM PEMBENTUKAN KARAKTER PESERTA DIDIK (Studi di SMP Negeri 27 Bandar Lampung)”, guna untuk memenuhi sebahagian persyaratan untuk memperoleh dan meraih gelar Magister Manajemen Pendidikan di Universitas Lampung. Salawat dan salam tidak lupa peneliti sampaikan kepada Nabi Muhammad SAW yang terkenal berbudi luhur sehingga peneliti dapat merasakan dunia penuh sinar Illahi dan pengetahuan sekarang ini. Dari hati yang paling dalam peneliti menyadari bahwa dalam penulisan dan penyajian tesis ini banyak kekurangan dan jauh dari kesempurnaan baik dari secara ilmiah maupun ketatabahasaan, yang disebabkan karena keterbatasan kemampuan yang peneliti miliki. Peneliti menyadari bahwa tesis ini dapat terselesaikan dengan adanya bantuan dan dorongan dari berbagai pihak yang telah membantu peneliti oleh sebab itu dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terimakasih kepada:

1. Bapak Prof.Dr.Ir.Sugeng P. Harianto, M.S.,selaku Rektor Universitas Lampung atas dukungan dan motivasi yang telah diberikan sehingga penulisan tesis ini dapat diselesaikan.


(11)

x

3. Bapak Prof. Sujarwo, M.S., Selaku Derektur Pascasarjana Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung yang telah memberikan bimbingan, motivasi.

4. Ibu Dr. Riswanti Rini,MS selaku ketua jurusan Ilmu Pendidikan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung yang telah banyak memberikan ilmu, bimbingan dan motivasi.

5. Bapak Dr. Irawan Suntoro, M.S., selaku Ketua Program Studi Manajemen Pendidikan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung merangkap sebagai pembimbing kedua yang telah memberikan bimbingan, saran dan kritik dalam proses penyelesaian tesis ini.

6. Ibu Dr. Sowiyah , M.Pd. selaku dosen Pembimbing pertama atas kesediannya memberikan bimbingan, saran dan kritik dalam proses penyelesaian tesis ini. 7. Bapak dan Ibu staf pengajar pada Program Studi Manajemen Pendidikan

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung yang telah memberikan banyak ilmunya selama menempuh pendidikan sehingga penulis mendapat tambahan wawasan keilmuan

8. Kepala SMP Negeri 27 Bandar Lampung yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk melakukan penelitian serta informasi dan masukannya dalam penulisan tesis ini.

9. Dewan guru dan staf Tata Usaha SMP Negeri 27 Bandar Lampung yang telah memberikan informasi dalam penulisan tesis ini.


(12)

xi

Universitas Lampung yang telah banyak memberikan motivasi.

11.Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, terimakasih atas saran dan masukannya.

Peneliti berusaha sebaik mungkin dalam penulisan tesis ini namun demikian peneliti menyadari akan segala keterbatasan yang ada menjadikan tesis ini masih banyak kekurangan, sehingga kritik dan saran membangun peneliti harapkan dapat menjadi pertimbangan selanjutnya untuk penyempurnaan tesis ini. Semoga tulisan ini dapat bermanfaat bagi pembaca .Amin.

Bandar lampung, Juni 2015 Penulis,


(13)

xii

HALAMAN JUDUL ... i

ABSTRAK ... ii

ABSTRACT ... iii

HALAMAN PERSETUJUAN ... iv

HALAMAN PERNYATAAN ... v

RIWAYAT HIDUP ... vi

MOTTO ... vii

PERSEMBAHAN ... viii

SANWACANA ... x

DAFTAR ISI ... xii

DAFTAR TABEL ... xiv

DAFTAR GAMBAR ... xv

DAFTAR LAMPIRAN ... xvi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah ... 1

1.2 Fokus Penelitian ... 8

1.3 Pertanyaan Penelitian ... 9

1.4 Tujuan Penelitian ... 9

1.5 Kegunaan Penelitian ... 10

1.6 Definisi Istilah ... 10

BAB II TINJAUN PUSTAKA 2.1 Fungsi Manajemen Sumber Daya Pendidik ... 12

2.2 Pengembangan Sumber Daya Manusia ... 15

2.3 Proses Pengembangan Sumber Daya Manusia ... 16

2.4 Manajemen Pendidikan Karakter ... 18

2.5 Konsep Pendidikan Karakter ... 27

2.5.1 Pengertian Pendidikan Karakter ... 27

2.5.2 Indikator Keberhasilan Sekolah dan kelas dalam Pengembangan Pendidikan Budaya dan Karakter Bangsa 31 2.6 Konsep Peserta Didik ... 44

2.7 Kerangka Pikir Penelitian ... 47

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi Penelitian ... 49

3.2 Pendekatan dan Rancangan Penelitian... 49

3.3 Kehadiran Peneliti ... 50

3.4 Sumber Data Penelitian ... 53

3.5 Teknik Pengumpulan Data ... 54

3.6 Analisis Data ... 55

3.7 Pengecekan Keabsahan Data Penelitian ... 58


(14)

xiii

4.2 Paparan Data ... 67 4.2.1 Program Manajemen Sumber Daya Pendidik untuk

Membentuk Karakter Peserta Didik di SMP Negeri 27 Bandar Lampung ... 67 4.2.2 Pelaksanaan Program Manajemen Sumber Daya Pendidik

untuk Membentuk Karakter Peserta Didik di SMP

Negeri 27 Bandar Lampung ... 78 4.2.3 Evaluasi dalam Manajemen Sumber Daya Pendidikan

untuk Membentuk Karakter Peserta Didik di SMP

Negeri 27 Bandar Lampung ... 99 4.2.4 Hambatan-Hambatan yang Dihadapi Pihak Sekolah

dalam Implementasi Manajemen Sumber Daya Pendidik untuk Membentuk Karakter Peserta Didik di SMP

Negeri 27 Bandar Lampung ... 108 4.3 Temuan Penelitian ... 110

4.3.1 Program Manajemen Sumber Daya Pendidik untuk Membentuk Karakter Peserta Didik di SMP

Negeri 27 Bandar Lampun ... 110 4.3.2 Pelaksanaan Program Manajemen Sumber Daya Pendidik

untuk Membentuk Karakter Peserta Didik di SMP

Negeri 27 Bandar Lampung ... 112 4.3.3 Evaluasi dalam Manajemen Sumber Daya Pendidikan

untuk Membentuk Karakter Peserta Didik di SMP

Negeri 27 Bandar Lampung ... 115 4.3.4 Hambatan-Hambatan yang Dihadapi Pihak Sekolah

dalam Implementasi Manajemen Sumber Daya Pendidik untuk Membentuk Karakter Peserta Didik di SMP

Negeri 27 Bandar Lampung ... 120 4.4 Pembahasan... 121

4.4.1 Program Manajemen Sumber Daya Pendidik untuk Membentuk Karakter Peserta Didik di SMP Negeri 27 Bandar Lampung ... 121 4.4.2 Pelaksanaan Program Manajemen Sumber Daya Pendidik

untuk Membentuk Karakter Peserta Didik di SMP Negeri 27 Bandar Lampung ... 123 4.4.3 Evaluasi dalam Manajemen Sumber Daya Pendidikan

untuk Membentuk Karakter Peserta Didik di SMP

Negeri 27 Bandar Lampung ... 125 4.4.4 Hambatan-Hambatan yang Dihadapi Pihak Sekolah

dalam Implementasi Manajemen Sumber Daya Pendidik untuk Membentuk Karakter Peserta Didik di SMP


(15)

xiv

5.3 Saran ... 133 DAFTAR PUSTAKA


(16)

xvi

Gambar Halaman 2.1 Proses Pengembangan Sumber Daya Manusia dalam Organisasi ... 17 2.2 Kerangka Pikir Penelitian ... 48 3.3 Model Analisis Data Interaktif yang diadopsi dari Miles dan Huberman 56 4.4 Struktruk Organisasi SMP Negeri 27 Bandar Lampung ... 64 4.5 Program Manajemen Sumber Daya Pendidik untuk Membentuk

Karakter Peserta Didik di SMP Negeri 27 Bandar Lampung ... 112 4.6 Pelaksanaan Program Manajemen Sumber Daya Pendidik untuk

Membentuk Karakter Peserta Didik di SMP Negeri 27 Bandar

Lampung ... 115 4.7 Evaluasi dalam Manajemen Sumber Daya Pendidikan untuk Membentuk

Karakter Peserta Didik di SMP Negeri 27 Bandar Lampung ... 120 4.8 Hambatan-Hambatan yang Dihadapi Pihak Sekolah dalam Implementasi

Manajemen Sumber Daya Pendidik untuk Membentuk Karakter Peserta Didik di SMP Negeri 27 Bandar Lampung ... 121


(17)

xvii

Lampiran Halaman

1. Visi dan Misi SMP Negeri 27 Bandar Lampung ... 135

2. Daftar Tenaga Pendidik SMP Negeri 27 Bandar Lampung ... 136

3. Transkrip Wawancara ... 139

4. Lembar Observasi Lingkungan dan Kegiatan ... 158

5. Lembar Observasi ... 159


(18)

xv

Tabel Halaman

3.1 Kehadiran Penelitian ... 52 3.2 Daftar Informan penelitian ... 54 3.3 Pengkodean Teknik Pengumpulan data dan Sumber Data ... 57 3.2 Jumlah Peserta didik SMP Negeri 27 Bandar Lampung dalam

6 Tahun Terakhir ... 65 4.4 Sarana dan Prasarana SMP Negeri 27 Bandar Lampung ... 66


(19)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Peningkatan kualitas sumber daya manusia merupakan prasyarat mutlak untuk mencapai tujuan pembangunan, salah satu wahana untuk meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) tersebut adalah pendidikan, sehingga kualitas pendidikan harus ditingkatkan. Sebagai faktor penentu keberhasilan pembangunan pada tempatnyalah kualitas Sumber Daya manusia (SDM) ditingkatkan melalui berbagai program pemerintah di bidang pendidikan. Program-program tersebut dilaksanakan secara sistematis dan terarah bedasarkan kepentingan yang mengacu pada kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi. Untuk memenuhi sumber daya manusia tersebut, pendidikan memiliki peran yang sangat penting, hal ini sesuai dengan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pada Pasal 3 yang menyebutkan bahwa pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk karakter serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa. Pendidikan merupakan salah satu proses dalam membentuk, mengarahkan dan mengembangkan kepribadian serta kemampuan seseorang.

Karakter itu sendiri merupakan nilai-nilai perilaku manusia yang berhubungan dengan Tuhan Yang Maha Esa, diri sendiri, sesama manusia,


(20)

lingkungan, dan kebangsaan yang terwujud dalam pikiran, sikap, perasaan, perkataan dan perbuatan berdasarkan norma-norma agama, hukum, tata krama, budaya dan adat istiadat. Pendidikan karakter dapat diterapkan dalam pembelajaran pada setiap mata pelajaran, materi pembelajaran yang berkaitan dengan norma atau nilai-nilai pada setiap mata pelajaran perlu dikembangkan, dieksplisitkan, dikaitkan dengan konteks kehidupan sehari-hari. Sehingga dengan demikian, pembelajaran nilai-nilai karakter tidak hanya pada tataran kognitif, tetapi menyentuh pada internalisasi dan pengamalan nyata dalam kehidupan peserta didik sehari-hari di masyarakat.

Amanat Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pada Pasal 3 itu bermaksud agar pendidikan tidak hanya membentuk insan Indonesia yang cerdas, namun juga berkepribadian atau berkarakter, sehingga nantinya akan lahir generasi bangsa yang tumbuh berkembang dengan karakter yang bernafas nilai-nilai luhur bangsa serta agama. Dalam mengembangkan pendidikan karakter tenaga pendidik mengalami kesulitan karena untuk mengembangkan pendidikan karakter di masa sekarang memiliki banyak kelemahan dari kalangan termasuk pada kalangan remaja. Akibat dari kurangnya penanaman pendidikan karakter di kalangan remaja maka meningkatnya tawuran antarpelajara, keinginan untuk menghargai lingkungan masih jauh di bawah standar, lebih menyukai atau mencitai produk luar negeri ketimbang produk dalam negeri dan lebih mencintai budaya luar ketimbang budaya sendiri.

Manajemen sumber daya pendidik dalam membentuk karakter yang diterapkan di institusi pendidikan secara sistematis dan berkelanjutan, seorang


(21)

anak akan menjadi cerdas emosinya, kecerdasan emosi ini adalah bekal penting dalam mempersiapkan anak menyongsong masa depan, karena seseorang akan lebih mudah dan berhasil menghadapi segala macam tantangan kehidupan, termasuk tantangan untuk berhasil secara akademis.

Menurut Asmani (2011:15), menjelaskan bahwa terdapat sembilan pilar manajemen sumber daya pendidik dalam membentuk karakter yang berasal dari nilai-nilai luhur universal yaitu pertama, karakter cinta Tuhan dan segenap ciptaan-Nya. Kedua, kemandirian dan tanggungjawab. Ketiga, kejujuran/amanah, diplomatis, Keempat, hormat dan santun. Kelima, dermawan, suka tolong-menolong dan gotong royong/kerjasama. Keenam, percaya diri dan pekerja keras. Ketujuh, kepemimpinan dan keadilan. Kedelapan, baik dan rendah hati, dan Kesembilan, karakter toleransi, kedamaian, dan kesatuan.

Kesembilan pilar karakter itu, diajarkan secara sistematis dalam model pendidikan holistik menggunakan metode knowing the good, feeling the good dan acting the good. Knowing the good bisa mudah diajarkan sebab pengetahuan bersifat kognitif saja. Setelah knowing the good harus ditumbuhkan feeling loving the good yakni bagaimana merasakan dan mencintai kebajikan menjadi engine yang bisa membuat orang senantiasa mau berbuat sesuatu kebaikan. Sehingga tumbuh kesadaran bahwa orang mau melakukan perilaku kebajikan karena dia cinta dengan perilaku kebajikan itu, setelah terbiasa melakukan kebajikan, maka acting the good itu berubah menjadi kebiasaan.

Permasalahan yang terjadi dalam penanaman pendidikan karakter merupakan sebagian kecil masalah yang muncul dalam kehidupan masyarakat, masyarakat tentu sadar bahwa dengan pendidikan semua fenomena yang ada pada


(22)

peserta didik ini dapat diselesaikan dengan baik, karena pendidikan merupakan mekanisme institusional yang akan mengakselerasi pembinaan karakter peserta didik dan juga berfungsi sebagai arena mencapai tiga hal prinsipil dalam pembinaan karakter peserta didik. Pendidikan yang merupakan salah satu lembaga yang berfungsi sebagai media pewaris nilia-nilai yang dianut sebuah masyarakat, formulasi nilai yang dianut sebuah masyarakat cenderung untuk mewariskan pada generasi selanjutnya melalui proses pendidikan, baik pendidikan formal, maupun pendidikan non formal serta tidak ketinggalan adalah pendidikan dalam keluarga.

Pendidikan dalam keluarga merupakan pendidikan yang mendasari anak untuk memiliki karakter, oleh karena itu pandidikan pada hakekatnya merupakan upaya untuk mempersiapkan seseorang untuk memasuki masa depan yang mungkin memunculkan nilai baru tapi juga beranjak dari berlakunya nilai-nilai lama sebagai penjelmaan kesejarahan (historicity) yang memungkinkan terpeliharanya kesinambungan antara generasi dalam masyarakat sebagai pendukung manajemen sumber daya pendidikan.

Peningkatan kualitas sumber daya pendidik merupakan pencapaian tujuan pembangunan dan pengelolaan manajemen sekolah yang baik, salah satu wahana untuk meningkatkan kualitas sumber daya pendidikan tersebut adalah institusi pendidikan, sehingga kualitas sumber daya pendidikan harus ditingkatkan dan diperlukan sebuah pengelolaan manajemen sekolah yang baik untuk membentuk karakter peserta didik. Sebagai faktor penentu keberhasilan kualitas manajemen sumber daya pendidikan maka perlu untuk ditingkatkan melalui berbagai program-program yang sudah direncanakan di sekolah. Program-program tersebut dilaksanakan secara sistematis dan terarah bedasarkan kepentingan yang mengacu


(23)

pada kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi serta dilandasi dengan keimanan dan ketaqwaan.

Pengelolaan pendidikan pada sekolah merupakan kepedulian pemerintah terhadap pembentukan karakter peserta didik dalam upaya peningkatan mutu pendidikan secara umum pemberian otonomi ini menuntut pendekatan manajemen yang lebih kondusif di sekolah agar dapat mengakomodasi seluruh keinginan sekaligus memberdayakan seluruh komponen sekolah.

Pembentukan pendidikan karakter peserta didik dimaksudkan sebagai proses manajemen sekolah di setiap tingkat satuan pendidikan, yang selalu memperhatikan, mempertimbangkan dan menginternalisasi serta mengintegrasikan nilai-nilai karakter yang bersumber dari nilai-nilai kebaikan, nilai-nilai moral, nilai-nilai budaya, nilai-nilai kearifan lokal dan syariat agama, serta tatanan kebangsaan dan kebijakan pemerintah yang diaktualisasikan pada setiap tindakan pengelolaan pendidikan. Perubahan sekolah lebih didorong oleh motivasi diri daripada diatur dari luar sekolah, regulasi pendidikan lebih sederhana, peranan pusat bergeser dari mengontrol menjadi mempengaruhi dan dari mengarahkan ke memfasilitasi, dari menghindari resiko menjadi mengolah resiko.

Tenaga pendidik dalam menjalankan manajemen sumber daya pendidikan dalam membentuk karakter peserta didik dituntut memiliki kemampuan manajerial yang mamadai agar mampu mengambil inisiatif atau prakarsa untuk meningkatkan kualitas sumber daya pendidikan sehingga dapat dengan mudah membentuk karakter peserta didik hal yang paling diperlukan adalah kualitas kinerja sumber daya pendidik saat ini, mereka dituntut untuk betul-betul memiliki


(24)

kemampuan manajerial dalam melaksanakan tugas sehari-hari di organisasi sekolah.

Sekolah adalah lembaga yang bersifat kompleks dan unik, bersifat kompleks karena sekolah sebagai organisasi di dalamnya terdapat berbagai dimensi yang satu sama lain saling membutuhkan dalam rangka mencapai tujuan yang telah ditentukan. Sedangkan sifat unik menunjukkan bahwa sekolah sebagai organisasi memiliki ciri-ciri tertentu yang tidak dimiliki oleh organisasi lain. Ciri-ciri yang menempatkan sekolah memiliki karakter tesendiri, dimana proses pembelajaran adalah pembudayaan kehidupan manusia.

Manajemen sumber daya pendidikan akan mempengaruhi pelaksanaan kurikulum, pembelajaran dan waktu mengajar sehingga dengan demikian upaya peningkatan kualitas pendidikan harus dimulai dengan pembenahan manajemen sumber daya pendidikan, peningkatan kualitas tenaga pendidik dan pengembangan sumber belajar. Sehingga perlu dilakukan upaya-upaya perbaikan, salah satunya adalah melalui reorientasi penyelenggaraan pendidikan yang mendasarkan pada pola-pola dan ilmu manajemen yang tepat. Perubahan pola lama dalam manajemen pendidikan maka konsekuensi logis bagi manajemen sumber daya pendidikan yakni perlu dilakukanya penyesuaian-penyesuaian menuju manajemen masa depan yang mampu membawa misi tercapainya kualitas pembelajaran sekolah.

Tenaga pendidik dalam melaksanakan pendidikan karakter harus mempunyai wawasan yang luas tentang manajemen sumber daya pendidikan serta mendalam dan mempunyai motivasi yang tinggi dalam proses pembentukan karakter peserta didik sehingga makna yang terkadung dalam pendidikan karekter


(25)

dapat tersampaikan dengan baik. Guru mempunyai peranan penting dalam pembentukan karakter peserta didik sebagaimana yang tertuang dalam Permen Nomor 6 Tahun 2007 tentang Standar Kualifikasi dan Komptensi Guru.

Selain itu guru harus membantu dalam proses internalisasi nilai-nilai positip di dalam diri peserta didik yang tidak bisa digantikan oleh media pendidikan secanggih apapun. Sedangkan pendidikan karakter membutuhkan teladan hidup (living model) yang hanya bisa ditemukan dalam pribadi para guru, sehubungan dengan ini maka pendidikan karakter peserta didik memerlukan manajemen sumber daya pendidikan yang dapat menyampaikan makna atau nilai-nilai yang terkadung didalamnya karena tanpa sebuah manajemen sumber daya pendidikan yang berkualitas dalam hal ini guru pendidikan karakter perlu menggali kembali nilai-nilai yang ada pada pembentukan karakter peserta didik sebagai pijakan untuk menumbuhkan dan membentuk karakter peserta didik.

Berkaitan dengan kondisi yang telah dideskripsikan maka penelitian ini memilih SMP Negeri 27 Kota Bandar Lampung untuk dijadikan objek penelitian karena SMP Negeri 27 Kota Bandar Lampung setiap tahunnya mengalami peningkatan dalam bidang akademik hal tersebut dikarenakan semakin membaiknya kulitas sumber daya pendidikan dalam menanamkan pendidikan karakter kepada peserta didik, dimana dalam beberapa tahun terakhir pelaksanaan pendidikan karakter di SMP Negeri 27 Kota Bandar Lampung kurang maksimal hal tersebut dikarenakan kurang terarahnya program-program pendidikan yang diimplementasikan oleh sumber daya pendidik. Faktor lain yang melatar belakangi peneliti melakukan penelitian di SMP Negeri 27 Kota Bandar Lampung adalah adanya optimalisasi dukungan dari orang tua dalam penyelenggaraan


(26)

pendidikan karakter sehingga ini mempermudah sumber daya pendidik dalam melaksanakan program pendidikan karakter hal itu dikarenakan intensifnya koordinasi yang dibangun antara sumber daya pendidik dan orang tua siswa. Koordinasi antara sumber daya pendidik dan orang tua siswa itu sangat diperlukan hal itu bertujuan untuk mengetahui karakteristik peserta didik ketika berada di lingkungan keluarga dan lingkungan masyarakat.

Berdasarkan uraian di atas penulis merasa tertarik untuk mengkaji dan menganalisis mengenai pengembangan dan pemahaman kembali tentang manajemen sumber daya pendidik dalam pembentukan karakter peserta didik maka diperlukan adanya penelitian, maka dalam tesis ini peneliti mengambil judul

“Manajemen Sumber Daya Pendidik dalam Pembentukan Karakter Peserta

Didik (Studi di SMP Negeri 27 Bandar Lampung)”.

1.2 Fokus Penelitian

Berdasarkan latar belakang di atas maka penelitian ini terfokus pada manajemen sumber daya pendidik dalam pembentukan karakter peserta didik SMP Negeri 27 Bandar Lampung, adapun sub fokus dalam penelitian ini adalah: 1.2.1 Program manajemen sumber daya pendidik untuk membentuk karakter

peserta didik di SMP Negeri 27 Bandar Lampung

1.2.2 Pelaksanaan program manajemen sumber daya pendidik untuk membentuk karakter peserta didik di SMP Negeri 27 Bandar Lampung

1.2.3 Evaluasi dalam manajemen sumber daya pendidikan untuk membentuk karakter peserta didik di SMP Negeri 27 Bandar Lampung


(27)

1.2.4 Hambatan-hambatan yang dihadapi pihak sekolah dalam implementasi manajemen sumber daya pendidik untuk membentuk karakter peserta didik di SMP Negeri 27 Bandar Lampung.

1.3 Pertanyaan Penelitian

Berdasarkan latar belakang masalah dan fokus penelitian di atas maka pertanyaan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1.3.1 Bagaimanakah program manajemen sumber daya pendidik untuk membentuk karakter peserta didik di SMP Negeri 27 Bandar Lampung? 1.3.2 Bagaimanakah pelaksanaan program manajemen sumber daya pendidik

untuk membentuk karakter peserta didik di SMP Negeri 27 Bandar Lampung?

1.3.3 Bagaimanakah evaluasi dalam manajemen sumber daya pendidikan untuk membentuk karakter peserta didik di SMP Negeri 27 Bandar Lampung? 1.3.4 Hambatan-hambatan apakah yang dihadapi pihak sekolah dalam

implementasi manajemen sumber daya pendidik untuk membentuk karakter peserta didik di SMP Negeri 27 Bandar Lampung?

1.4 Tujuan Penelitian

Berdasarkan pertanyaan di atas maka tujuan dalam penelitian ini adalah untuk menganalisis dan mendeskripsikan, antara lain:

1.4.1 Program manajemen sumber daya pendidik untuk membentuk karakter peserta didik di SMP Negeri 27 Bandar Lampung

1.4.2 Pelaksanaan program manajemen sumber daya pendidik untuk membentuk karakter peserta didik di SMP Negeri 27 Bandar Lampung


(28)

1.4.3 Evaluasi dalam manajemen sumber daya pendidikan untuk membentuk karakter peserta didik di SMP Negeri 27 Bandar Lampung

1.4.4 Hambatan-hambatan yang dihadapi pihak sekolah dalam implementasi manajemen sumber daya pendidik untuk membentuk karakter peserta didik di SMP Negeri 27 Bandar Lampung.

1.5 Kegunaan Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat digunakan baik secara teoritis maupun praktis.

1.5.1 Kegunaan secara teoritis, memberikan referensi penelitian sejenis yang memfokuskan penelitian pada kajian manajemen sumber daya pendidik dalam pembentukan karakter peserta didik SMP Negeri 27 Bandar Lampung 1.5.2 Kegunaan secara praktis, penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran bagi SMP Negeri 27 Bandar Lampung dalam rangka pembentukan karakter peserta didik.

1.6 Definisi Istilah

Berdasarkan penjelasan masalah pada penelitian ini, maka ditegaskan persitilah yang dipakai adalah:

1.6.1 Manajemen pendidikan adalah sebagai suatu proses kerja sama yang sistematik, sistemik dan komprehensif dalam rangka mewujudkan tujuan pendidikan nasional

1.6.2 Manajemen sumber daya pendidik adalah pendukung dan penunjang pelaksanaan pendidikan yang terwujud sebagai tenaga, dana, sarana, dan prasarana yang tersedia atau diadakan dan didayagunakan oleh keluarga,


(29)

masyarakat, peserta didik dan pemerintah, baik sendiri-sendiri maupun bersama-sama

1.6.3 Program sekolah adalah suatu proses dalam menetapkan secara sistematis tentang suatu nilai, tujuan, efektivitas, atau kecocokan sesuatu, sesuai dengan kriteria dan tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya

1.6.4 Pelaksanaan program adalah suatu tindakan atau pelaksanaan dari sebuah rencana yang sudah disusun secara matang dan terperinci, implementasi biasanya dilakukan setelah perencanaan sudah dianggap siap

1.6.5 Evaluasi program adalah proses pengumpulan data atau informasi yang ilmiah yang hasilnya dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan bagi pengambil keputusan dalam menentukan alternatif kebijakan

1.6.6 Karakter merupakan nilai-nilai perilaku manusia yang berhubungan dengan Tuhan Yang Maha Esa, diri sendiri, sesama manusia, lingkungan, dan kebangsaan yang terwujud dalam pikiran, sikap, perasaan, perkataan, dan perbuatan berdasarkan norma-norma agama, hukum, tata krama, budaya, dan adat istiadat

1.6.7 Pembentukan karakter adalah pikiran yang didalamnya terdapat seluruh program yang terbentuk dari pengalaman hidupnya, merupakan pelopor segalanya program ini kemudian membentuk sistem kepercayaan yang akhirnya dapat membentuk pola berfikir yang bisa mempengaruhi prilaku. 1.6.8 Peserta didik adalah anak didik atau individu yang mengalami perubahan,

perkembangan sehingga masih memerlukan bimbingan dan arahan dalam membentuk kepribadian serta sebagai bagian dari struktural proses pendidikan.


(30)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1Fungsi Manajemen Sumber Daya Pendidik

Menurut Hamalik (2007:78) manajemen pendidikan adalah suatu proses atau sistem pengelolaan, manajemen pendidikan sebagai suatu proses atau sistem organisasi dan peningkatan kemanusiaan dalam kaitannya dengan suatu sistem pendidikan. Kegiatan pengelolaan pada suatu sistem pendidikan bertujuan untuk keterlaksanaan proses belajar mengajar yang baik, yang mencakup:

1. Program kurikulum yang meliputi administrasi kurikulum, metode penyampaian, sistem evaluasi, sistem bimbingan

2. Program ketenagaan

3. Program pengadaan dan pemeliharaan fasilitas dan alat-alat pendidikan 4. Program pembiayaan

5. Program hubungan dengan masyarakat.

Pendekatan sistem dalam manajemen pendidikan sebagai akibat dari dianutnya pendekatan dalam sistem pendidikan, sistem pendidikan adalah suatu kesatuan dari berbagai unsur yang satu dengan yang lainnya saling berhubungan dan bergantung didalam mengemban tugas untuk mencapai tujuan sistem tersebut unsur-unsur dari luar yang memasuki sistem dan kemudian mengalami proses disebut keluaran atau output.


(31)

Berdasarkan deskripsi di atas tujuan secara umum dalam manajemen pendidikan dalam proses pembelajaran adalah untuk menyusun suatu sistem pengelolaan yang meliputi:

1. Administrasi dan organisasi kurikulum 2. Pengelolaan dan ketenagaan

3. Pengelolaan sarana dan prasarana 4. Pengelolaan pembiayaan

5. Pengelolaan media pendidikan

6. Pengelolaan hubungan dengan masyarakat, yang manajemen keterlaksanaan proses pembelajaran yang relevan, efektif dan efisien yang menunjang tercapainya tujuan pendidikan.

Kemudian jika dilihat secara lebih khusus menurut Hamalik (2007:80) tujuan dari pelaksanaan manajemen pendidikan adalah terciptanya sistem pengelolaan yang relevan, efektif dan efisien yang dapat dilaksanakan dengan mencapai sasaran dengan suatu pola struktur organisasi pembagian tugas dan tanggungjawab yang jelas antara pemimpin program, tenaga pelatih fasilitator, tenaga perpustakaan, tenaga teknis lain, tenaga tata usaha dan tenaga pembina. Selain itu manajemen pendidikan bertujuan untuk memperlancar pengelolaan program pendidikan dan keterlaksanaan proses pembelajaran berdasarkan pendekatan cara belajar siswa aktif.

Berdasarkan tujuan manajemen pendidikan yang sudah diuraikan maka manajemen pendidikan mempunyai fungsi yang terpadu dengan proses pendidikan khususnya dengan pengelolaan proses pembelajaran. Dalam hubungan


(32)

ini, terdapat beberapa fungsi manajemen pendidikan menurut Hamalik (2007:81), yaitu:

1. Fungsi perencanaan, mencakup berbagai kegiatan menentukan kebutuhan, penentuan strategi pencapaian tujuan, menentukan isi program pendidikan dan lain-lain dalam rangka pengelolaan perlu dilakukan kegiatan penyusunan rencana, yang menjangkau kedepan untuk memperbaiki keadaan dan memenuhi kebutuhan di kemudian hari, menentukan tujuan yang hendak ditempuh, menyusun program yang meliputi pendekatan, jenis dan urutan kegiatan, menetapkan rencana biaya yang diperlukan, serta menentukan jadwal dan proses kerja

2. Fungsi organisasi, meliputi pengelolaan ketenagaan, sarana dan prasarana, distribusi tugas dan tanggung jawab, dalam pengelolaan secara integral. Untuk itu perlu dilakukan kegiatan, seperti mengidentifikasi jenis dan tugas tanggungjawab dan wewenang, merumuskan aturan hubungan kerja

3. Fungsi koordinasi, yang berupaya menstabilisasi antara berbagai tugas, tanggung jawab dan kewenangan untuk menjamin pelaksanaan dan berhasil program pendidikan

4. Fungi motivasi, yang dimaksudkan untuk meningkatkan efisiensi proses dan keberhasilan program pelatihan hal ini diperlukan sehubungan dengan adanya pembagian tugas dan tanggung jawab serta kewenangan, sehingga terjadi peningkatan kegiatan personal, yang pada gilirannya diharapkan meningkatkan keberhasilan program

5. Fungsi kontrol, yang berupaya melakukan pengawasan, penilaian, monitoring, perbaikan terhadap kelemahan dalam sistem manajemen pendidikan tersebut.


(33)

2.2Pengembangan Sumber Daya Manusia

Menurut Armstrong (2011:13) pengembangan sumber daya manusia berkaitan dengan tersedianya kesempatan dan pengembangan belajar, membuat program-program training yang meliputi perencanaan, penyelenggaraan dan evaluasi atas program-program tersebut.

McLagan dan Suhadolnik dalam Mulyati (2012:10) mengatakan HRD is the integrated use of training and development, career development, and organisation development to improve individual and organisational effectiveness, (pengembangan SDM adalah pemanfaatan pelatihan dan pengembangan, pengembangan karir, dan pengembangan organisasi, yang terintegrasi antara satu dengan yang lain, untuk meningkatkan efektivitas individual dan organisasi).

Sedangkan Mulyati (2012:12) mengatakan human resource development can be defined as a set of systematic and planned activities designed by an organization to provide its members with necessary skills to meet current and future job demands, (pengembangan SDM dapat didefinisikan sebagai seperangkat aktivitas yang sistematis dan terencana yang dirancang oleh organisasi dalam memfasilitasi para pegawainya dengan kecakapan yang dibutuhkan untuk memenuhi tuntutan pekerjaan, baik pada saat ini maupun masa yang akan datang).

Sementara itu menurut Thomson (2012:44) pengembangan dapat dilihat dari sebagai pertumbuhan kemampuan yang yang terjadi jaub melampaui apa-apayang dituntut dalam suatu pekerjaan, hal ini mewakili usaha-usaha untuk meningkatkan kemampuan karyawan untuk menangani berbagai jenis penugasan. Pengembangan menguntungkan baik bagi organisasi maupun individu, para


(34)

karyawan dan manajer dengan kemampuan dan pengalaman yang layak akan meningkatkan kemampuan organisasi untuk berkompetisi dan beradaptasi dengan perubahan lingkungan yang kompetitif.

Selain itu menurut Thomson (2002:44) kebutuhan pengembangan yang spesifik dapat diidentifikasi oleh perencanaan sumber daya manusia, saat ini lebih banyak pekerjaan yang memiliki karakteristik dari pekerjaan yang bersifat pemahaman. Orang-orang dalam pekerjaan semacam ini harus mampu menggambungkan para karyawan lainnya, membina hubungan yang baik dengan para konsumen dan menganalisis latihan-latihan mereka sendiri, praktik dari manajemen secara meningkat melibatkan juga orang-orang yang sangat terampil, mandiri secara terintegrasi dan terarah.

Berdasarkan beberapa pengertian di atas, dapat dikatakan bahwa pengembangan SDM adalah segala aktivitas yang dilakukan oleh organisasi dalam memfasilitasi pegawai agar memiliki pengetahuan, keahlian, dan/atau sikap yang dibutuhkan dalam menangani pekerjaan saat ini atau yang akan datang. Aktivitas yang dimaksud, tidak hanya pada aspek pendidikan dan pelatihan saja akan tetapi menyangkut aspek karir dan pengembangan organisasi dengan kata lain, pengembangan SDM berkaitan erat dengan upaya meningkatkan pengetahuan, kemampuan dan/atau sikap anggota organisasi serta penyediaan jalur karir yang didukung oleh fleksibilitas organisasi dalam mencapai tujuan organisasi.

2.3Proses Pengembangan Sumber Daya Manusia

Menurut Thomson (2012:47) pengembangan harus dimulai dari dengfan rencana sumber daya manusia dalam organisasi, perencanaan yang demikian berkaitan dengan analisis ramalan dan identifikasi dari kebutuhan organisasi akan


(35)

sumber daya manusianya. Juga perencanaan sumber daya manusia memungkinkan adanya antisipasi terhadap perpindahan orang-orang didalam organisasi sehubungan dengan masa pensiun, promosi dan mutasi. Hal ini akan memabntu untuk mengidentifikasi kamampuan-kamampuan yang akan dibutuhkan oleh organisasi dimasa mendatang dan pengembangan yang diperlukan untuk mendapatkan segera orang-orang dengan kemampuan yang dibutuhkan. Hal ini bisa dilihat dalam gambar dibawah ini:

Gambar 2.1 : Proses Pengembangan Sumber Daya Manusia dalam Organisasi

Sumber : Thomson (2012:48)

Berdasarkan gambar 2.1 menggambarkan proses dari pengembangan sumber daya manusia tersebut menunjukkan perencanaan sumber daya manusia pertama mengidentifikasi kemampuan dan kapasitas yang diperlukan, kapasistas demikian itu dapat mempengaruhi perencanaan di masa mendatang. Kamampuan

Perencanaan Sumber Daya Manusia

Kemampuan dan Kapasitas yang Diperlukan untuk Menjalankan Rencana Tersebut

Perencanaan Suksesi

Penilaian Kebutuhan Pengembangan

Perencanaan Pengembangan

Pendekatan Pengembangan


(36)

yang khusus diperlukan juga untuk mempengaruhi keputusan tentang siapa-siapa yang dipromosikan dan seperti apa proses pergantian pimpinan nantinya didalam organisasi. Keputusan-keputusan tersebut mempengaruhi dan dipengaruhi oleh penilaian terhadap kebutuhan pengembangan didalam organisasi. Dua kategori dari perencanaan pengembangan tersebut mengikuti penilaian kebutuhan ini, kebutuhan organisasi dan individu pada akhirnya keberhasilan pada proses pengembangan harus dievaluasi dan perubahan harus dibuat seperlunya sesuai dengan perjalanan waktu.

2.4Manajemen Pendidikan Karakter

Menurut Athoillah (2010:16) manajemen pendidikan karakter yang efektif jika terintegrasi dalam manajemen sekolah, khususnya dalam pembentukan karakter peserta didik dengan kata lain pendidikan karakter disekolah juga sangat terkait dengan manajemen atau pengelolaan sekolah. Pendidikan karakter di sekolah juga sangat terkait dengan manajemen atau pengelolaan sekolah, pengelolaan yang dimaksud adalah bagaimana pendidikan karakter direncanakan (planning), dilaksanakan (actuating), dan dikendalikan (evaluation) dalam kegiatan-kegiatan pendidikan di sekolah secara memadai.

Menurut Wiyani (2012:78) pengelolaan sekolah antara lain seperti nilai-nilai yang perlu ditanamkan, muatan kurikulum, pembelajaran, penilaian, pendidik dan tenaga kependidikan atau komponen terkait lainnya dengan demikian manajemen sekolah merupakan salah satu media yang efektif dalam aplikasi pendidikan karakter di sekolah dalam pendidikan karakter di sekolah, semua komponen harus dilibatkan.


(37)

Secara terperinci beberapa komponen yang direncanakan, dilaksanakan, dan dikendalikan tersebut akan dijabarkan dalam beberapa hal dalam paragraf berikut. 1. Perencanaan pendidikan karakter

Menurut Prabowo dan Faridah Nurmaliyah (2010:1) perencanaan merupakan keseluruhan proses pemikiran penentuan semua aktivitas yang akan dilakukan pada masa yang akan datang dalam rangka mencapai tujuan. Untuk itu diperlukan kemampuan untuk mengadakan visualisasi dan melihat ke depan guna merumuskan suatu pola tindakan untuk masa mendatang. Karakter-karakter tersebut yang harus diwujudkan dalam mewujudkan pendidikan karakter di sekolah dan untuk mewujudkan karakter-karakter tersebut ada proses yang harus dilaksanakan. Menurut Wiyani (2012:49) komponen-komponen yang terdapat dalam manajemen pendidikan karakter di sekolah antara lain:

a. Kurikulum

Pendidikan karakter, muatan kurikulum yang direncanakan tidak hanya dilaksanakan di dalam kelas semata, namun perlunya penerapan kurikulum secara menyeluruh (holistik), baik dalam kegiatan eksplisit yang diterapkan dalam ekstra kurikuler, maupun kokurikuler, dan pengembangan diri. Kurikulum sendiri merupakan ruh sekaligus guide dalam praktik pendidikan di lingkungan satuan sekolah gambaran kualifikasi yang diharapkan melekat pada setiap lulusan sekolah akan tercermin dalam rancian kurikulum yang dirancang pengelola sekolah yang bersangkutan. Kurikulum yang dirancang harus berisi tentang grand design pendidikan karakter, baik berupa kurikulum formal maupun hidden


(38)

curriculum, kurikulum yang dirancang harus mencerminkan visi, misi dan tujuan sekolah yang berkomitmen terhadap pendidikan karakter.

Merancang kurikulum yang berkomitmen tentang pendidikan karakter harus ada nilai-nilai yang diintegrasikan, antara lain nilai keutamaan, keindahan, kerja, cinta tanah air, demokrasi, kesatuan, moral, dan nilai kemanusiaan nilai-nilai tersebut bersumber dari agama, Pancasila, budaya, dan tujuan pendidikan nasional. Langkah-langkah dalam mengembangkan kurikulum pendidikan karakter antara lain:

1) Mengidentifikasi dan menganalisis permasalahan pendidikan karakter 2) Merumuskan visi, misi, dan tujuan sekolah

3) Merumuskan indikator perilaku peserta didik

4) Mengembangkan silabus dan rencana pembelajaran berbasis pendidikan karakter

5) Mengintegrasikan konten kurikulum pendidikan karakter ke seluruh mata pelajaran

6) Mengembangkan instrumen penilaian pendidikan untuk mengukur ketercapaian program pendidikan karakter

7) Membangun komunikasi dan kerjasama sekolah dengan orang tua peserta didik.

Secara lebih sederhana, Sulhan (2010:15) menguraikan beberapa penawaran yang menguatkan deskripsi di atas. Menurutnya terdapat beberapa cara yang dapat dilakukan sekolah untuk melaksanakan pendidikan karakter dan secara keseluruhan merupakan gambaran dari pelaksanaan kurikulum yang holistik, diantaranya:


(39)

1) Memasukkan konsep karakter pada setiap kegiatan pembelajaran hal ini dilakukan dengan berbagai cara, antara lain:

a) Menanamkan nilai kebaikan kepada peserta didik

b) Menggunakan cara yang membuat anak memiliki alasan atau keinginan untuk berbuat baik

c) Mengembangkan sikap mencintai perbuatan baik d) Melaksanakan perbuatan baik.

2) Membuat slogan yang mampu menumbuhkan kebiasaan baik dalam segala tingkah laku masyarakat sekolah, terdapat beberapa contoh slogan untuk membangun kebiasaan, misalnya:

a) Kebersihan

1) Kebersihan sebagian dari iman 2) Kebersihan pangkal kesehatan. b) Kerjasama

1) Tolong menolonglah dalam kebaikan, jangan tolong menolong dalam kejelekan

2) Berat sama dipikul ringan sama dijinjing. b. Pengelolaan

Komponen pengelolaan yaitu sumber daya manusia (SDM) yang mengurus penyelenggaraan sekolah, menyangkut pengelolaan dalam memimpin, mengkoordinasikan, mengarahkan, membina serta mengurus tata laksana sekolah untuk menciptakan budaya sekolah berbasis pendidikan karakter termasuk dalam komponen sekolahan adalah kepala sekolah, konselor, pustakawan, staf tata usaha, dan office boy.


(40)

c. Guru

Guru memegang peranan yang sangat strategis terutama dalam membentuk karakter serta mengembangkan potensi siswa keberadaan guru ditengah masyarakat bisa dijadikan teladan dan rujukan masyarakat sekitar. Bisa dikiaskan, guru adalah penebar cahaya kebenaran dan keagungan nilai hal inikah yang yang menjadikan guru untuk selalu on the right track, pada jalan yang benar tidak menyimpang dan berbelok, sesuai dengan ajaran agama yang suci, adat istiadat yang baik dan aturan pemerintah.

Sehingga dalam proses belajar mengajar, guru mempunyai tugas untuk mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, menilai dan mengevaluasi serta memberi fasilitas belajar bagi siswa untuk mencapai tujuan pendidikan karakter. Guru mempunyai tanggung jawab untuk melihat segala sesuatu yang terjadi dalam kelas untuk membantu proses perkembangan siswa. Penyampaian materi pelajaran merupakan salah satu kegiatan belajar sebagai suatu proses yang dinamis dalam segala fase dan proses perkembangan siswa.

d. Siswa

Menurut Wiyani (2012:50) siswa yaitu subjek belajar yang akan melalui proses transformasi nilai-nilai luhur dalam implementasi pendidikan karakter di sekolah, dalam perencanaan karakter peserta didik hal yang perlu diperhatikan adalah tahap-tahap mengklasifikasikan pendidikan karakter terhadap peserta didik, karena tidak semua siswa


(41)

diperlakukan sama, akan tetapi penanaman pendidikan karakter siswa yang diharapkan berjenjang sesuai umurnya.

1) Tahap penanaman adab (Umur 5-6 Tahun)

2) Tahap penanaman tanggung jawab (Umur 7-8 Tahun) 3) Tahap penanaman kepedulian (Umur 9-10 Tahun) 4) Tahap penanaman kemandirian (Umur 11-12 Tahun) 5) Tahap pentingnya bermasyarakat (Umur 13 Tahun ke atas).

Sehingga dengan demikian pendidikan karakter kepada peserta didik diwujudkan dengan memerhatikan tahap-tahap seperti yang dijelaskan di atas.

2. Pelaksanaan Pendidikan Karakter

Menurut Wiyani (2012:78) pelaksanaan merupakan kegiatan untuk merealisasikan rencana menjadi tindakan nyata dalam rangka mencapai tujuan secara efektif dan efisien, sehingga akan memiliki nilai, dalam pelaksanaan pendidikan karakter merupakan kegiatan inti dari pendidikan karakter.

Penerapan pendidikan di sekolah setidaknya dapat ditempuh melalui empat alternatif strategi secara terpadu. Pertama, mengintegrasikan konten pendidikan karakter yang telah dirumuskan kedalam seluruh mata pelajaran. Kedua, mengintegrasikan pendidikan karakter kedalam kegiatan sehari-hari di sekolah. Ketiga, mengintegrasikan pendidikan karakter kedalam kegiatan yang diprogamkan atau direncanakan. Keempat, membangun komunikasi kerjasama antar sekolah dengan orang tua peserta didik.


(42)

Pengembangan nilai-nilai pendidikan budaya dan karakter bangsa diintegrasikan kedalam setiap pokok bahasan dari setiap mata pelajaran nilai-nilai tersebut dicantumkan dalam silabus dan RPP.

b. Mengintegrasikan kedalam kegiatan sehari-hari 1) Menerapkan keteladanan

Pembiasaan keteladanan adalah kegiatan dalam bentuk perilaku sehari-hari yang tidak diprogramkan karena dilakukan tanpa mengenal batasan ruang dan waktu. Keteladanan ini merupakan perilaku dan sikap guru dan tenaga pendidikan dan peserta didik dalam memberikan contoh melalui tindakan-tindakan yang baik sehingga diharapkan menjadi panutan bagi peserta didik lain. Misalnya nilai disiplin, kebersihan dan kerapian, kasih sayang, kesopanan, perhatian, jujur dan kerja keras. Kegiatan ini meliputi berpakaian rapi, berbahasa yang baik, rajin membaca, memuji kebaikan dan keberhasilan orang lain, datang tepat waktu.

2) Pembiasaan rutin

Pembinaan rutin merupakan salah satu kegiatan pendidikan karakter yang terintegrasi dengan kegiatan sehari-hari di sekolah, seperti upacara bendera, senam, doa bersama, ketertiban, pemeliharaan kebersihan (jum‟at bersih). Pembiasaan-pembiasaan ini akan efektif membentuk karakter peserta didik secara berkelanjutan dengan pembiasaan yang sudah biasa mereka lakukan secara rutin tersebut.


(43)

3) Mengintegrasikan kedalam program sekolah

Perencanaan dan pelaksanaan pendidikan karakter pada peserta didik dalam program pengembangan diri, dapat dilakukan melalui pengintegrasian kedalam kegiatan sehari-hari di sekolah.

3. Evaluasi Pendidikan Karakter

Penilaian adalah suatu usaha untuk memperoleh berbagai informasi secara berkala, berkesinambungan dan menyeluruh tentang proses dan hasil pertumbuhan serta perkembangan karakter yang dicapai peserta didik. Tujuan penilaian dilakukan untuk mengukur seberapa jauh nilai-nilai yang dirumuskan sebagai standar minimal yang telah dikembangkan dan ditanamkan di sekolah, serta dihayati, diamalkan, diterapkan dan dipertahankan oleh peserta didik dalam kehidupan sehari-hari.

Penilaian pendidikan karakter lebih dititik beratkan kepada keberhasilan penerimaan nilai-nilai dalam sikap dan perilaku peserta didik sesuai dengan nilai-nilai karakter yang diterapkan dan diamalkan dalam kehidupan sehari-hari. Jenis penilaian dapat berbentuk penilaian sikap dan perilaku, baik individu maupun kelompok.

Untuk mengukur tingkat keberhasilan pelaksanaan pendidikan karakter ditingkat satuan pendidikan dilakukan melalui berbagai program penilaian dengan membandingkan kondisi awal dengan pencapaian dalam waktu tertentu. Menurut Wiyani (2012:87) penilaian keberhasilan tersebut dilakukan melalui langkah-langkah berikut:

a. Mengembangkan indikator dari nilai-nilai yang ditetapkan atau disepakati b. Menyusun berbagai instrumen penilaian


(44)

c. Melakukan pencatatan terhadap pencapaian indikator d. Melakukan analisis dan evaluasi

e. Melakukan tindak lanjut.

Cara penilaian pendidikan karakter pada peserta didik dilakukan oleh semua guru, penilaian dilakukan setiap saat, baik dalam jam pelajaran maupun diluar jam pelajaran, di kelas maupun diluar kelas dengan cara pengamatan dan pencatatan. Untuk keberlangsungan pelaksanaan pendidikan karakter, perlu dilakukan penilaian keberhasilan dengan menggunakan indikator-indikator berupa perilaku semua warga dan kondisi sekolah yang teramati penilaian ini dilakukan secara terus menerus melalui berbagai strategi. Instrumen penilaian dapat berupa lembar observasi, lembar skala sikap, lembar portofolio, lembar check list, dan lembar pedoman wawancara. Informasi yang diperoleh dari berbagai teknik penilaian kemudian dianalisis oleh guru untuk memperoleh gambaran tentang karakter peserta didik.

Gambaran seluruh tersebut kemudian dilaporkan sebagai suplemen buku oleh wali kelas, kerjasama dengan orang tua peserta didik. Untuk mendapatkan hasil pendidikan yang baik, maka sekolah perlu mengadakan kerjasama yang erat dan harmonis antara sekolah dan orang tua peserta didik. Menurut Wiyani (2012:90) dengan adanya kerjasama itu, orang tua akan mendapatkan:

a. Pengetahuan dan pengalaman dari guru dalam hal mendidik anak-anaknya b. Mengetahui berbagai kesulitan yang sering dihadapi anak-anaknya di


(45)

c. Mengetahui tingkah laku anak-anaknya selama di sekolah, seperti apakah anaknya rajin, malas, suka membolos, suka mengantuk, nakal dan sebagainya.

Sedangkan bagi guru, dengan adanya kerjasama tersebut guru akan mendapatkan:

a. Informasi-informasi dari orang tua dalam mengatasi kesulitan yang dihadapi anak didiknya

b. Bantuan-bantuan dari orang tua dalam memberikan pendidikan sebagai anak didiknya di sekolah.

Berdasarkan uraian di atas, dapat digaris bawahi bahwa manajemen sumber daya manusia untuk membentuk karakter adalah strategi yang diterapkan dalam pengembangan pendidikan karakter yang diselenggarakan dengan niat mengajarkan nilai luhur untuk mewujudkan misi sosial sekolah melalui kegiatan manajemen.

2.5 Konsep Pendidikan Karakter 2.5.1 Pengertian Pendidikan Karakter

Menurut Albertus (2010:3) pendidikan karakter terdiri dari kata “pendidikan” dan “karakter” pendidikan merupakan sebuah kegiatan manusia yang di dalamnya terdapat tindakan edukatif dan didaktis yang diperuntukkan bagi generasi yang sedang bertumbuh. Sedangkan karakter dianggap sebagai kepribadian, kepribadian dianggap sebagai ciri atau karakteristik atau sifat khas dari seseorang yang bersumber dari tindakan-tindakan yang diterima dari lingkungan.


(46)

Sedangkan Riyanto (2010:87) karakter adalah sifat pribadi yang relatif stabil pada diri individu yang menjadi landasan bagi penampilan perilaku dalam standar nilai dan norma yang tinggi. Relatif stabil maksudnya adalah suatu kondisi yang apabila telah terbentuk akan tidak mudah diubah, dengan standar nilai/norma yaitu kondisi yang mengacu pada kaidah-kaidah agama, ilmu dan teknologi, hukum, adat dan kebiasaan yang tercermin dalam perilaku sehari-hari dengan indikator pengendalian diri, disiplin, kerja keras dan ulet, bertanggung jawab dan jujur, membela kebenaran, kesopanan dan kesantunan. Menurut Albertus (2010:124) pendidikan karakter adalah pendidikan yang menanamkan nilai-nilai tertentu pada anak didik, seperti nilai-nilai yang berguna bagi pengembangan dirinya.

Pendidikan karakter lebih mengutamakan pertumbuhan moral individu yang ada dalam lembaga pendidikan penanaman nilai dalam diri siswa dan pembaruan tata kehidupan bersama yang lebih menghargai individu merupakan tujuan dari pelaksanaan pendidikan karakter dalam pendidikan karakter yang terutama dinilai adalah perilaku, pendidikan karakter di sekolah memerlukan prinsip-prinsip dasar yang mudah dimengerti dan dipahami oleh siswa dan setiap individu yang bekerja dalam lingkup pendidikan itu sendiri. Menurut Albertus (2010:126) ada beberapa prinsip yang bisa dijadikan pedoman bagi promosi pendidikan karakter disekolah:

1. Karakter ditentukan oleh apa yang kamu lakukan, bukan apa yang kamu katakan atau kamu yakini

2. Prinsip ini ingin memberikan verifikasi konkret tentang karakter seorang individu dengan memberikan prioritas pada unsur psiko-motorik yang


(47)

menggerakkan seseorang untuk bertindak. Pemahaman, pengertian, keyakinan akan nilai secara objektif oleh seorang individu akan membantu mengarahkan individu tersebut pada sebuah keputusan berupa tindakan. Jadi, perilaku berkarakter itu ditentukan oleh perbuatan, bukan melalui kata-kata seseorang

3. Setiap keputusan yang kamu ambil menentukan akan menjadi orang macam apa dirimu.

4. Individu mengukuhkan karakter pribadinya melalui setiap keputusan yang diambilnya hanya dari keputusan inilah seorang individu mendefinisikan karakternya sendiri

5. Karakter yang baik mengandaikan bahwa hal yang baik itu dilakukan dengan cara-cara yang baik

6. Pribadi yang berproses membentuk dirinya menjadi manusia yang baik, juga akan memilih cara-cara yang baik bagi pembentukan dirinya

7. Jangan pernah mengambil perilaku buruk yang dilakukan oleh orang lain sebagai patokan bagi dirimu kamu dapat memilih patokan yang lebih baik dari mereka

8. Tekanan kelompok sebaya sangat mempengaruhi siswa dalam mengembangkan pendidikan karakter yang berguna bagi dirinya sendiri oleh karena itu, para guru dan pendidik semestinya bisa menyadarkan anak-anak itu bahwa perilaku yang baru bukanlah standar perilaku yang patut dicontoh, meskipun itu dilakukan oleh banyak siswa lain. Mereka harus dapat meyakinkan, bahwa nilai yang baik itu adalah nilai yang di dalam dirinya sendiri memang baik. Nilai itu bukan menjadi baik kalau banyak orang


(48)

melakukannya, melainkan karena nilai itu memang baik di dalam dirinya sendiri, meskipun hanya sedikit melakukannya. Prinsip ini akan membantu siswa menyadari kekuatan diri berkaitan dengan keteguhan moral yang mereka miliki

9. Apa yang kamu lakukan itu memiliki makna dan transformatif. Seorang individu bisa mengubah dunia.

10. Para siswa perlu disadarkan bahwa setiap tindakan yang berkarkter, setiap tindakan yang bernilai, dan setiap perilaku bermoral yang mereka lakukan memiliki makna dan bersifat transformatif. Jika perubahan itu belum terjadi dan menyerambah di dalam masyarakat, paling tidak perubahan itu telah terjadi di dalam diri siswa itu sendiri. Perubahan seorang individu, jika dihayati sebagai bagian dari panggilan hidupnya, akan memiliki dampak besar bagi perubahan dunia

11. Bayaran bagi mereka yang memiliki karakter baik adalah bahwa kamu menjadi pribadi yang lebih baik, dan ini akan membuat dunia menjadi tempat yang lebih baik untuk dihuni.

Menurut Albertus (2010:218) pendidikan karakter dapat diintegrasikan dalam pembelajaran pada setiap mata pelajaran materi pembelajaran yang berkaitan dengan norma atau nilai-nilai pada setiap mata pelajaran perlu dikembangkan, dieksplisitkan, dikaitkan dengan konteks kehidupan sehari-hari dengan demikian, pembelajaran nilai-nilai karakter tidak hanya pada tataran kognitif, tetapi menyentuh pada internalisasi dan pengamalan nyata dalam kehidupan peserta didik sehari-hari di masyarakat.


(49)

Pendidikan karakter di sekolah juga sangat terkait dengan manajemen atau pengelolaan sekolah pengelolaan yang dimaksud adalah bagaimana pendidikan karakter direncanakan, dilaksanakan, dan dikendalikan dalam kegiatan-kegiatan pendidikan di sekolah secara memadai. Pengelolaan tersebut antara lain meliputi, nilai-nilai yang perlu ditanamkan, muatan kurikulum, pembelajaran, penilaian, pendidik dan tenaga kependidikan, dan komponen terkait lainnya dengan demikian, manajemen sekolah merupakan salah satu media yang efektif dalam pendidikan karakter di sekolah.

Pendidikan karakter bertujuan untuk meningkatkan mutu penyelenggaraan dan hasil pendidikan di sekolah yang mengarah pada pencapaian pembentukan karakter dan akhlak mulia peserta didik secara utuh, terpadu, dan seimbang, sesuai standar kompetensi lulusan melalui pendidikan karakter diharapkan peserta didik mampu secara mandiri meningkatkan dan menggunakan pengetahuannya, mengkaji dan menginternalisasi serta mempersonalisasi nilai-nilai karakter dan akhlak mulia sehingga terwujud dalam perilaku sehari-hari. Pendidikan karakter pada tingkatan institusi mengarah pada pembentukan budaya sekolah, yaitu nilai-nilai yang melandasi perilaku, tradisi, kebiasaan keseharian, dan simbol-simbol yang dipraktikkan oleh semua warga sekolah, dan masyarakat sekitar sekolah budaya sekolah merupakan ciri khas, karakter atau watak, dan citra sekolah tersebut di mata masyarakat luas.

2.5.2 Indikator Keberhasilan Sekolah dan kelas dalam Pengembangan Pendidikan Karakter

Menurut Badan Penelitian dan Pengembangan Kurikulum Kemetrian Pendidikan Nasional Tahun 2010 dalam rangka memperkuat pelaksanaan


(50)

pendidikan karakter telah teridentifikasi 18 nilai yang bersumber dari agama, pancasila, budaya dan tujuan pendidikan nasional, yaitu:

1. Religius

Sikap dan perilaku dalam pelaksanaan ajaran agama yang dianut, toleran terhadap pelaksanaan agama lain, serta hidup rukun dengan pemeluk agama lain. Sedangkan indikator sekolah adalah:

a. Merayakan hari besar keagamaan secara bersama-sama b. Memiliki fasilitas yang dapat digunakan muntuk beribadah

c. Memberikan kesempatan kepada semua peserta didik untuk melaksanakan ibadah.

Indikator kelas adalah sebagai berikut: a. Berdoa sebelum dan sesudah pelajaran

b. Memberikan kesempatan kepada semua peserta didik untuk melaksanakan ibadah.

2. Jujur

Perilaku yang dirasakan sebagai upaya menjadikan dirinya sebagai seseorang yang selalu dapat dipercaya dalam perkataan, tindakan dan pekerjaan. Sedangkan indikator sekolahnya adalah sebagai berikut:

a. Menyediakan fasilitas tempat temuan barang hilang

b. Trasparansi laporan keuangan dan penilaian sekolah secara berkala c. Menyediakan kantin kejujuran

d. Menyediakan kontak saran dan pengaduan


(51)

Indikator kelas:

a. Menyediakan fasilitas tempat temuan barang hilang

b. Trasparansi laporan keuangan dan penilaian sekolah secara berkala c. Tempat pengumuman barang temuan atau hilang

d. Larangan menyontek. 3. Toleransi

Sikap dan tindakan yang menghargai perbedaan agama, suku, etnis, pendapat, sikap dan tindakan orang lain yang berbeda dari dirinya. Sedangkan indikator sekolahnya adalah:

a. Menghargai dan memberikan perlakuan yang sama terhadap seluruh warga sekolah tanpa membedakan suku, agama, ras golongan, status sosial, status ekonomi dan kemampuan khas

b. Membarikan perlakukan yang sama kepada stekholder tanpa membedakan suku, agama, ras, golongan, status sosial, dan status ekonomi.

Indikator kelas:

a. Memberikan pelayanan yang sama terhadap seluruh warga kelas tanpa membedakan suku, agama, ras, golongan, status sosial dan status ekonomi b. Memberikan pelayanan terhadap anak yang mememiliki kebutuhan khusus c. Bekerja dalam kelompok yang berbeda.

4. Disiplin

Tindakan yang menunjukkan perilaku tertip dan patuh pada berbagai ketentuan dan peraturan. Sedangkan indikator sekolahnya adalah:

a. Memiliki catatan kehadiran


(52)

c. Memiliki tata tertip sekolah

d. Membiasakan warga sekolah berdisiplin menegakkan aturan dengan memberikan sanksi secara adil bagi pelanggar tata tertib sekolah.

Indikator kelas:

a. Membiasakan hadir dengan tepat waktu b. Membiasakan mentaati aturan.

5. Kerja Keras

Perilaku yang menunjukkan upaya sungguh-sungguh dalam mengatasi berbagai hambatan-hambatan belajar, tugas dan menyelesaikan tugas dengan baik-baiknya. Sedangkan indikator sekolah adalah:

a. Menciptakan suasana komptesi yang sehat

b. Menciptakan suasana sekolah yang menantang dan memacu untuk bekerja karas

c. Memiliki pajangan tentang slogan dan motto tentang kerja. Indikator kelas:

a. Menciptakan kompetisi yang sehat

b. Menciptakan etos kerja yang pantang menyerah dan daya tahan belajar c. Menciptakan suasana belajar yang memacu daya tahan kerja

d. Memiliki pajangan tentang slogan dan motto tentang giat bekerja dan belajar.

6. Kreatif

Berfikir dalam melakukan sesuatu menghasilkan cara atau hasil baru dari sesuatu yang telah dimiliki, sedangkan indikator sekolahnya adalah:


(53)

Indikator kelas:

a. Menciptakan situasi belajar yang menumbuhkan daya pikir dan bertindak kreatif

b. Memberikan tugas yang menantang munculnya karya-karya baru baik yang autentik maupun yang modifikasi.

7. Mandiri

Seikap perilaku yang tidak tergantung pada orang lain dalam menyelesaikan tugas-tugasnya. Indikator sekolahnya adalah:

a. Menciptakan situasi sekolah yang membangun kemandirian peserta didik Indikator kelasnya:

a. Menciptakan suasana kelas yang memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk bekerja mandiri.

8. Demokratis

Cara berfikir, bersikap, dan bertindak yang menilai sama hak dan kewajiban dirinya dan orang lain. Indikator sekolahnya:

a. Melibatkan warga sekolah dalam setiap pengambilan keputusan b. Menciptakan suasana sekolah yang menerima perbedaan

c. Pemilihan ketua OSIS secara terbuka. Indikator kelasnya:

a. Mengambil keputusan kelas secara bersama melalui musyawarah dan mufakat

b. Pemilihan kepengurusan kelas secara terbuka


(54)

d. Mengimplementasikan model-model pembinaan belajar yang dialogis dan interaktif.

9. Rasa ingin tahu

Sikap dan tindakan yang selalu berupaya untuk mengetahui lebih mendalam dan meluas dari suatu yang dipelajari, dilihat dan didengar. Indikator sekolahnya adalah:

a. Menyediakan media komunikasi dan informasi atau berekspresi bagi warga sekolah

b. Memfasilitasi bagi warga sekolah untuk bereksplorasi dalam pendidikan, ilmu pengetahuan, teknologi dan budaya.

Indikator kelas:

a. Menciptakan suasana kelas yang mengundang rasa ingin tahu b. Mengeksplorasi lingkungan secara terprogram

c. Tersedianya media komunikasi dan informasi 10. Semangat kebangsaan

Cara berfikir dan bertindak serta berwawasan yang menempatkan kepentingan bangsa dan Negara di atas segalanya. Indikatornya sekolahnya adalah:

a. Melakukan upacara rutin disekolah

b. Melakukan upacara hari-hari besar nasional

c. Menyelenggarakan peringatan hari pahlawan nasional

d. Memiliki program melakukan kunjungan ketempat bersejarah e. Mengikuti lomba pada hari besar nasional.


(55)

Indikator kelasnya:

a. Bekerjasama dengan teman satau kelas yang berbeda suku, etnis, status sosial dan status ekonomi

b. Mendiskusikan hari-hari besar nasional. 11. Cinta tanah air

Cara berfikir, bersikap, dan berbuat yang menunjukkan kesetian kepedulian dan penghargaan yang tinggi terhadap bahasa, lingkungan fisik, sosial, budaya, ekonomi dan politik bangsa. Sedangkan indikator sekolahnya adalah:

a. Menggunakan produk buatan dalam negeri

b. Menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar

c. Menyediakan informasi tentang kekayaan alam dan budaya Indonesia. Indikator kelasnya:

a. Memajang, foto presiden dan wakil presiden, bendera Negara, lambing Negara, peta Indonesia, gambar kehidupan masyarakat Indonesia

b. Menggunakan produk dalam negeri. 12. Menghargai prestasi

Sikap dan tindakan yang mendorong dirinya untuk menghasilkan sesuatu yang berguna bagi masyarakat mengakui dan menghormati keberhasilan orang lain. Indikator sekolahnya adalah:

a. Memberikan penghargaan hasil prestasi kepada warga sekolah b. Memajang tanda-tanda penghargaan prestasi.

Indikator kelas:


(56)

b. Menciptakan suasana pembinaan belajar untuk termotivasi peserta didik berprestasi.

13. Bersahabat dan komunikatif

Tindakan yang memperhatikan rasa senang berbicara, bergaul dan bekerjasama dengan orang lain: indikator sekolahnya:

a. Suasana sekolah yang memudahkan terjadinya interaksi antarwarga sekolah b. Berkomunikasi dengan bahasa yang santun

c. Saling menghargai dan menjaga kehormatan d. Pergaulan dengan cinta kasih dan rela berkorban. Indikator kelasnya:

a. Pengaturan kelas yang memudahkan terjadinya interaksi peserta didik b. Pembina belajar yang dealogis

c. Guru mendengar keluhan-keluhan peserta didik

d. Dalam berkomunikasi guru tidak menjaga jarak dengan peserta didik. 14. Cinta damai

Sikap dan perkataan yang menyebabkan orang lain merasa senang dan aman atas kehadiran dirinya. Sedangkan indikator sekolahnya:

a. Menciptakan suasana sekolah dan bekerja yang nyaman, tentram dan harmonis

b. Memberikan perilaku warga sekolah yang anti kekerasan c. Memberikan perilaku warga sekolah yang tidak bias gender d. Perilaku warga sekolah yang penuh kasih saying.

Indikator kelasnya adalah:


(57)

b. Membiasakan perilaku warga sekolah yang anti kekerasan c. Membina belajar yang tidak bias gender

d. Kekerabatan di kelas yang penuh kasih saying. 15. Gemar membaca

Kebiasaan menyediakan waktu untuk membaca berbagai bacaan yang memberikan kebajikan bagi dirinya sendiri. Indikator sekolahnya:

a. Program wajib baca

b. Frekuensi kunjungan ke perpustakaan

c. Menyediakan fasilitas dan suasana menyenangkan untuk membaca. Indikator kelasnya:

a. Daftar buku yang dibaca peserta didik b. Frekuensi kunjungan perpustakaan c. Saling tukar bacaan

d. Membina belajar yang termotivasi anak menggunakan referensi. 16. Peduli lingkungan

Sikap dan tindakan yang selalu berupaya mencegah kerusakan lingkungan alam dan sekitarnya dan mengembangkan upaya-upaya untuk memperbaiki kerusakan alam yang sudah terjadi. Indikator sekolahnya adalah: a. Membiasakan memelihara kebersihan dan kelestarian lingkungan sekolah b. Tersedia tempat pembuangan sampah dan tempat cuci tangan

c. Menyediakan kamar mandi dan air bersih d. Membiasakan hemat energy

e. Membuat biopori di area sekolah


(58)

g. Melakukan pembiasaan memisahkan jenis sampah organik dan anorganik h. Menyediakan peratan kebersihan

i. Memprogram cinta bersih lingkungan. Indikator kelasnya:

a. Memelihara lingkungan kelas

b. Tersedianya pembuangan sampah di kelas c. Membiasakan hemat energy.

17. Peduli sosial

Sikap dan tindakan yang selalu ingin memberikan bantuan pada orang lain dan masyarakat yang membutuhkan. Indikator sekolahnya:

a. Memfasilitasi kegiatan bersifat sosial b. Melakukan aksi sosial

c. Menyediakan fasilitas untuk menyumbang. Indikator kelasnya:

a. Berempati kepada teman kelas b. Melakukan aksi sosial

c. Membangun kerukunan warga kelas. 18. Tanggung jawab

Sikap dan perilaku seseorang untuk melaksanakan tugas dan kawajiban yang seharusnya dia lakukan, terhadap diri sendiri, masyarakat, lingkungan, Negara dan Tuhan Yang Maha Esa. Indikator sekolahnya:

a. Membuat laporan setiap kegiatan yang dilakukan dalam bentuk lisan maupun tulisan


(59)

c. Menghindari kecurangan dalam melaksanakan tugas. Indikator kelasnya adalah:

a. Pelaksanaan tugas piket secara teratur b. Peran aktif dalam kegiatan sekolah

c. Mengajukan usul pemecahan suatu masalah.

Direktorak Tenaga Kependidikan Kementerian Pendidikan Nasional menjelaskan bahwa pembentukan karakter di atas tidak ada artinya bila hanya menjadi tanggung jawab guru semata dalam menanamkannya kepada peserta didik. Perlu bantuan dari seluruh komponen masyarakat untuk mewujudkan terciptanya tatanan komunikasi yang diwajibkan oleh sistem pendidikan berbasis karakter. Untuk itu pembentukan karakter budaya bangsa sebagai kegiatan pendidikan non formal hadir sebagai salah satu solusi untuk membantu pemerintah dalam membentuk karakter peserta didik salah satunya dengan mengembangkan nilai-nilai yang telah diuraikan di atas.

Kriteria pencapaian pendidikan karakter adalah terbentuknya budaya sekolah yaitu perilaku, tradisi, kebiasaan keseharian, dan simbol-simbol yang dipraktikkan oleh semua warga sekolah, dan masyarakat sekitar sekolah harus berlandaskan nilai-nilai tersebut. Dalam proses pembentukan karakter di sekolah, khususnya di SMP Negeri 27 Bandar Lampung ada beberapa hal yang ditekankan antara lain:

1. Kedisiplinan

Kedisiplinan adalah suatu kondisi yang tercipta dan terbentuk melalui proses dari serangkaian perilaku yang menunjukan nilai–nilai ketaatan, kepatuhan, kesetiaan, keteraturan dan ketertiban. Kedisiplinan dalam proses


(60)

pendidikan sangat diperlukan karena bukan hanya untuk menjaga kondisi suasana belajar dan mengajar berjalan dengan lancar, tetapi juga untuk menciptakan pribadi yang kuat bagi setiap mahasiswa.

Kedisiplinan siswa dapat dilihat dari ketaatan (kepatuhan) siswa terhadap aturan (tata tertib) yang berkaitan dengan jam belajar di sekolah, yang meliputi jam masuk sekolah dan keluar sekolah, kepatuhan siswa dalam berpakaian, kepatuhan siswa dalam mengikuti kegiatan sekolah, dan lain sebagainya. Semua aktifitas siswa yang dilihat kepatuhannya adalah berkaitan dengan aktifitas pendidikan di sekolah, yang juga dikaitkan dengan kehidupan di lingkungan luar sekolah.

a. Faktor-faktor yang mempengaruhi kedisiplinan

Ada beberapa faktor yang memperngaruhi kedisiplinan. 1) Diri sendiri

2) Keluarga

3) Pergaulan di Lingkungan b. Manfaat kedisiplinan siswa

Manfaat kedisiplinan adalah membuat siswa menjadi lebih tertib dan teratur dalam menjalankan kehidupannya, serta siswa juga dapat mengerti bahwa kedisiplinan itu amat sangat penting bagi masa depannya kelak, karena dapat membangun kepribadian siswa yang kokoh dan bisa diharapkan berguna bagi semua pihak.

c. Pelaksanaan kedisiplinan dalam sekolah

Dalam pelaksanaan disiplin, harus berdasarkan dari dalam diri mahasiswa. Karena tanpa sikap kesadaran dari diri sendiri, maka apapun


(61)

usaha yang dilakukan oleh orang di sekitarnya hanya akan sia-sia. Berikut ini adalah pelaksanaan kedisiplinan di lingkungan kampus.

1)Datang ke sekolah tepat waktu 2)Rajin belajar

3)Mentaati peraturan

4)Mengikuti upacara dengan tertib

5)Mengumpulkan tugas yang diberikan dosen tepat waktu

6)Selalu berdoa sebelum memulai pelajaran dan masih banyak lagi. 2. Kebersihan

Tempat pendidikan/sekolah adalah tempat untuk mendidik anak didik agar menjadi insan yang beriman dan bertaqwa, berakhlah mulia, sehat jasmani dan rohani, memiliki kecerdasan yang tinggi dan keterampilan serta cinta tanah air dan bangsa. Demi tercapainya lingkungan yang ASRI perlu diadakan tindakan-tindakan yang bersifat mencegah dan mengatasi masalah yang ada. Tindakan-tindakan yang perlu dilakukan adalah sebagai berikut: a. Guru selalu memberi contoh bila membuang sampah selalu di tempatnya b. Guru wajib menegur dan menasehati siswa yang membuang sampah

sembarangan terutama pada saat siswa-siswi makan dan minum dalam kelas, bungkusnya ditaruh dalam glodok bangku.

c. Mencatat siswa-siswi yang membuang sampah sembarangan pada buku saku/buku pelanggaran

d. Membuat tata tertib baru yng isinya tentang pemberian denda terhadap siswa sebesar Rp 2.000 setiap melanggar 1 tata tertib sekolah.


(62)

Sehingga dengan demikian tindakan ini dan sekaligus kedisiplinan akan tercapai, terutama tindakan nomor 3 yang paling baik untuk dilaksanakan karena siswa tidak berani dan mau melakukan pelanggaran itu juga tidak berani, karena kalau melakukan pelanggaran tersebut akan didenda, pada akhirnya kebersihan dan kedisiplinan, kepatuhan siswa terhadap tata tertib akan terjaga, selain itu juga dapat mengharumkan nama baik sekolah karena diakui oleh masyarakat sekitar sekolah bahwa anak disekolah kita disiplin-disiplin dan patuh terhadap peraturan.

2.6Konsep Peserta Didik

Menurut Ahmadi (2006:15) secara etimologi peserta didik adalah anak didik yang mendapat pengajaran ilmu, sedangkan secara terminologi peserta didik adalah anak didik atau individu yang mengalami perubahan, perkembangan sehingga masih memerlukan bimbingan dan arahan dalam membentuk kepribadian serta sebagai bagian dari struktural proses pendidikan dengan kata lain peserta didik adalah seorang individu yang tengah mengalami fase perkembangan atau pertumbuhan baik dari segi fisik dan mental maupun fikiran.

Sebagai individu yang tengah mengalami fase perkembangan, tentu peserta didik tersebut masih banyak memerlukan bantuan, bimbingan dan arahan untuk menuju kesempurnaan hal ini dapat dicontohkan ketika seorang peserta didik berada pada usia balita seorang selalu banyak mendapat bantuan dari orang tua ataupun saudara yang lebih tua dengan demikina dapat di simpulkan bahwa peserta didik merupakan barang mentah (raw material) yang harus diolah dan bentuk sehingga menjadi suatu produk pendidikan.


(1)

meningkatkan kualitas dan kompetensi dalam membentuk karakter peserta didik

5.1.2 Pelaksanaan program manajemen sumber daya pendidik untuk membentuk karakter peserta didik di SMP Negeri 27 Bandar Lampung menggunakan tiga strategi yaitu program pendidikan untuk membentuk karakter peserta didik, mengintegrasikan keseluruhan mata pelajaran dan mengintegrasikan kedalam kegiatan sehari-hari. Hasil penelitian dapat diketahui bahwa pelaksanaan pembentukan karakter peserta didik di SMP Negeri 27 Bandar Lampung dalam pelaksanaanya masih belum optimal sehingga diperlukan evaluasi secara menyeluruh dengan tujuan pelaksanaan pembentukan karakter dapat betul-betul berjalan sesuai dengan keinginan semua pihak, optimalisasi dan kerja keras dari tenaga pendidik dalam pelaksanaan pembentukan karakter sangat diperlukan mulai dari kemampuan tenaga pendidik dalam pengembangan silabus dan RPP, mengintegrasikan pendidikan karakter keseluruh mata pelajaran sampai dengan melaksanakan dengan sebaik-baiknya pendidikan karakter dalam kehidupan sehari-hari, hal tersebut harus diwujudkan dengan optimal sehingga peningkatan kualitas sumber daya pendidik sangat diperlukan misalnya guru diikutkan dalam kegiatan pelatihan tentang pendidikan karakter, sekolah mengadakan kegiatan pelatihan pengembangan silabus dan RPP dalam pendidikan karakter dan sebaginya

5.1.3 Evaluasi dalam manajemen sumber daya pendidikan untuk membentuk karakter peserta didik di SMP Negeri 27 Bandar Lampung yang dilakukan


(2)

132

sudah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang sudah ditetapkan tinggal mengoptimalkan, evaluasi sumber daya pendidik dimaksudkan untuk menetapkan keputusan-keputusan pendidikan, baik yang menyangkut perencanaan, pengelolaan, proses dan tindak lanjut pendidikan, baik yang menyangkut perorangan, kelompok maupun kelembagaan

5.1.4 Hambatan-hambatan dalam implementasi manajemen sumber daya pendidik untuk membentuk karakter peserta didik di SMP Negeri 27 Bandar Lampung yaitu berasal dari lingkungan keluarga peserta didik yang kurang mendukung, pengaruh teman sebaya, media pembelajaran yang kurang lengkap, dan kurangnya sosialisasi mengenai pendidikan karakter di SMP Negeri 27 Bandar Lampung.

5.2 Implikasi

Berdasarkan kesimpulan di atas maka implikasi dalam penelitian ini adalah sebagai beriku:

5.2.1 Program manajemen sumber daya pendidik untuk membentuk karakter peserta didik di SMP Negeri 27 Bandar Lampung yang tersususn dengan sistematis dan dilaksanakan secara berkesinambungan maka akan berimplikasi kepada meningkatkan kualitas, profesionalisme, kompetensi dan produktifitas sumber daya pendidik dalam membentuk karakter peserta didik

5.2.2 Pelaksanaan program untuk menunjang keberhasilan manajemen sumber daya pendidik untuk membentuk karakter peserta didik di SMP Negeri 27


(3)

Bandar Lampung masih mengalami banyak kendala dan hambatan sehingga berimplikasi kepada hasil atau output dari pendidikan karakter sehingga banyak peserta didik yang tidak menjalankan dan mengamalakan prinsip-prinsip pendidikan karakter sesuai dengan ketentuan yang sudah ditetapkan 5.2.3 Evaluasi manajemen sumber daya pendidik untuk membentuk karakter

peserta didik di SMP Negeri 27 Bandar Lampung sudah dapat dilaksanakan dengan baik tinggal mengoptimalkan pelaksanaanya sehingga ini berimplikasi kepada perencanaan dan pelaksanaan yang akan datang akan jauh efektif dan optimal dalam membentuk peserta didik selain itu sumber daya pendidik juga akan memiliki kualitas dan kinerja yang baik dalam membentuk karakter peserta didik

5.2.4 Banyaknya hambatan dalam implementasi manajemen sumber daya pendidik untuk membentuk karakter peserta didik di SMP Negeri 27 Bandar Lampung maka akan berimplikasi kepada kurang optimalnya pelaksanaan pembentukan karakter peserta didik bahkan ketika tenaga pendidik tidak memiliki strategi yang baik dalam pembentukan karakter peserta didik maka pendidikan karakter akan mendapatkan hasil yang jauh dari harapan semua pihak.

5.3 Saran

Berdasarkan kesimpulan dan implikasi di atas maka dapat penulis berikan saran antar lain:

5.3.1 Hendaknya SMP Negeri 27 Bandar Lampung memberikan bimbingan dan fasilitas kepada sumber daya pendidik dalam melakukan perencanaan


(4)

134

pembentukan karakter peserta didik dengan tujuan pembentukan dapat terlaksanakan dengan optimal karena diimbangi dengan kualitas sumber daya pendidik yang baik

5.3.2 Pelaksanaan pembentukan pendidikan karakter yang masih banyak kendala hendaknya SMP Negeri 27 Bandar Lampung secara cepat melakukan evaluasi permasalahan dan kendala serta memberikan fasilitas pelatihan dan bimbingan dalam penyusunan pembelajaran yang berbasis pendidikan karakter

5.3.3 Diharapkan adanya komunikasi yang baik antar semua pihak sekolah dalam melakukan evaluasi pencapaian pendidikan karakter peserta didik, agar tujuan dari pendidikan karakter dapat tercapai sesuai dengan tujuan dan mendapatkan dukungan dari semua pihak

5.3.4 Hendaknya sumber daya pendidik memiliki strategi-strategi yang baik untuk mengatasi kendala-kendala yang dihadapi dalam pelaksanaan pendidikan karakter, dengan tujuan dalam melaksanakan pendidikan karakter kegiatan dapat lebih terarah sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai.


(5)

Pendidikan, Bumi Aksara, Jakarta.

Ahmadi, Abu. 2006. Ilmu Pendidikan Cetakan ke II. PT. Rineka Cipta. Jakarta. Asmani, Ma’ruf, Jamal. 2011. Buku Panduan internalisasi Pendidikan Karakter

di Sekolah. Diva Press, Yogyakarta.

Amiruddin dan H. Zainal Asikin. 2004. Pengantar Metode Penelitian Hukum, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta.

Albertus, Doni Koesoema. 2010. Pendidikan Karakter: Utuh dan Menyeluruh.

Kanisius, Yogyakarta. staff.uny.ac.id/

sites/default/files/.../Karakteristik%20Siswa%20SD.pdf. Diakses tanggal 4 Januari 2015.

Athoillah, Anton. 2010. Dasar-dasar Manajemen, Pustaka Setia, Bandung.

Armstrong. 2011. Hakikat Pengembangan Sumber Daya Manusia, Makalah. www.majalahpendidikan.com (diunduh tanggal 8 Januari 2015).

Ghony, et.al. 2012. Metodologi Penelitian Kualitatif, Ar Ruzz Media, Jakarta. Hamalik, Oemar. 2007. Evaluasi Kurikulum Pendekatan Sistematik, Yayasan Al

Madani Terpadu, Bandung.

Moleong, Lexy J. 2013. Metodologi Penelitian Kualitatif (Edisi Revisi), PT. Remaja Rosdakarya, Bandung.

Mulyati, Deti. 2012. Manajemen Pengembangan Sumber Daya Aparatur Eselon III Dalam Rangka Peningkatan Kinerja Individu, Disertasi. Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung.

Mulyasa. 2006. Kurikulum Berbasis Kompetensi, Konsep, Karakteristik dan Implementasi. Remaja Rosdakarya, Bandung.

Prabowo, Listyo, Sugeng dan Faridah Nurmaliyah. 2010. Perencanaan Pembelajaran: Pada Bidang Study, Bidang Study Tematik, Muatan Lokal, Kecakapan Hidup, Bimbingan dan Konseling, UIN-Maliki Press, Malang. Ramayulis. 2006. Ilmu Pendidikan Islam. Kalam Mulia, Jakarta.

http://rbsamarinda.blogspot.com/2007/12/pusat-kegiatan-belajar-masyarakat-pkbm.html. Diakses pada Tanggal 04 Januari 2015.


(6)

136

Riyanto, Yatim. 2010. Paradigma Baru Pembelajaran, Kencana Prenada Media Grup, Jakarta.

Thomson. 2012. Manajemen Sumber Daya Manusia, Salemba Empat, Jakarta.

Tersedia dalam

http://konselingindonesia.com/index.php?option=com_content&task=blog category&id=79&Itemid=40. Diakses pada Tanggal 04 Januari 2015. Sugiyono. 2010. Statistika Untuk Penelitian. Alfabeta. Bandung.

Sulhan, Najib. 2010. Pendidikan Berbasis Karakter, Kharisma Putera Utama, Jakarta. Available from: http://eprints.ums.ac.id. Diakses pada Tanggal 04 Januari 2015.

Wiyani, Novan Ardi. 2012. Manajemen Pendidikan Karakter; Konsep dan Implementasinya di Sekolah, PT. Pustaka Insan Madani, Yogyakarta.