IMPLEMENTASI SISTEM INFORMASI MANAJEMEN TERPADU (Studi Kasus di SMP Negeri 19 Bandar Lampung)

(1)

Oleh

VIEDY DIMAS ADITYA

Tesis

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar MAGISTER MANAJEMEN PENDIDIKAN

PROGRAM PASCASARJANA MAGISTER MANAJEMEN PENDIDIKAN FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS

LAMPUNG BANDAR LAMPUNG


(2)

Oleh:

VIEDY DIMAS ADITYA

ABSTRAK: Implementasi Sistem Informasi Manajemen Terpadu Pendidikan. Fokus penelitian ini adalah bagaimana Implementasi Sistem Informasi Manajemen Terpadu Pendidikan yang berada di SMP Negeri 19 Bandar Lampung, dengan sub fokus penelitian pada: 1). Peran informasi sebagai input dalam pengambilan keputusan di SMP Negeri 19 Bandar Lampung, 2). Komponen Sumber Daya mempengaruhi Implementasi Sistem Informasi Manajemen Terpadu Pendidikan di SMP Negeri 19 Bandar Lampung, 3). Sistem Informasi Manajemen Terpadu Pendidikan membantu tercapainya visi dan misi SMP Negeri 19 Bandar Lampung, dan 4). Jaringan Informasi Bersama Antar Sekolah (JIBAS) melalui pengembangan SIM Terpadu Pendidikan tercapai visi dan misinya di SMP Negeri 19 Bandar Lampung. Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian deskriptif kualitatif. Sumber Penelitian berasal dari wawancara, observasi, dan dokumentasi. Hasil penelitian Implementasi Sistem Manajemen Informasi Terpadu Pendidikan di SMP Negeri 19 Bandar Lampung dapat Peneliti ambil kesimpulan, antara lain: (1) Informasi yang diterima dalam proses pengambilan keputusan di SMP Negeri 19 Bandar Lampung belum sepenuhnya tepat waktu, namun sudah lengkap, relevan, dan komprehensif. (2) Sumber Daya, seperti Sumber daya manusia, sumber daya perangkat keras, perangkat lunak, dan proses pengolahan data menjadi informasi di SMP Negeri 19 Bandar Lampung saling bersinergi satu dengan yang lain membantu dalam proses manajemen. (3) Implementasi Sistem Informasi di SMP Negeri 19 Bandar Lampung mendukung kinerja harian organisasi, mendukung kinerja manajemen, serta mampu mempengaruhi pemenuhan kewajiban yang berhubungan dengan aset organisasi. (4) Implementasi Sistem Informasi Manajemen Terpadu Pendidikan di SMP Negeri 19 Bandar Lampung mampu meningkatkan kualitas pengelolaan informasi, memberikan akses informasi yang faktual, memberikan timbal balik yang positif terhadap pelayanan mutu terstandarisasi, serta dapat mengelola dan menjadi media komunikasi efektif dan efisien bagi sekolah, salah satunya adalah website sekolah.

Kata kunci:Pengambilan keputusan, sistem informasi manajemen pendidikan, teknologi informasi


(3)

(4)

(5)

(6)

(7)

iii DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL ABSTRAK ABSTRACK LEMBAR PERSETUJUAN LEMBAR PENGESAHAN RIWAYAT HIDUP MOTTO PERSEMBAHAN

SANWACANA ………... i

DAFTAR ISI... ii

DAFTAR BAGAN/GAMBAR... iii

DAFTAR TABEL ……… iv

DAFTAR LAMPIRAN ……… v

BAB I PENDAHULUAN………... 1

1.1 Latar Belakang ………... 1

1.2 Fokus Masalah ..………... 6

1.3 Masalah Penelitian ………. 6

1.4 Tujuan Penelitian ... 7

1.5 Kegunaan Penelitian ……….. 8

1.6 Definisi Istilah ……… 8

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR ….…….….. 10

2.1 Konsep Manajemen ……….……….. 10

2.1.1 Teori Manajemen …..……….. 10

2.1.1.1 Teori Manajemen Ilmiah ………. 10

2.1.1.2 Teori Manajemen Klasik ………. 11

2.1.1.3 Aliran Hubungan Manusia (Neoklasik) …… 12

2.1.1.4 Aliran Kontingensi ……….. 13

2.1.2 Manajemen Pendidikan ……… 13

2.1.3 Manajemen Kepemimpinan ………. 14

2.1.4 Manajemen Mutu Terpadu Pendidikan ……… 16

2.1.5 Manajemen Keuangan Pendidikan ………... 16

2.1.6 Manajemen Pendidik dan Tenaga Kependidikan ….. 17

2.2 Sistem Informasi Manajemen ... 19


(8)

iv

2.3 Implementasi SIM Terpadu Pendidikan ………... 30

2.3.1 SIM Akademik ………. 31

2.3.2 SIM Keuangan ………. 32

2.3.3 SIM Kepegawaian ……… 32

2.4 Jaringan Informasi Bersama Antar Sekolah (JIBAS) …… 34

2.5 Kerangka Pikir Penelitian ……….. 41

BAB III METODE PENELITIAN………... 42

3.1 Lokasi Penelitian ……... 42

3.2 Pendekatan dan Rancangan Penelitian ... 42

3.3 Kehadiran Peneliti…………..….………. 44

3.4 Sumber Data Penelitian ... 46

3.5 Teknik Pengumpulan Data .……… 46

3.5.1 Wawancara ……….. 47

3.5.2 Pengamatan dan Observasi ……….. 49

3.5.3 Studi Dokumentasi ……….. 40

3.6 Analisis Data ……….….……… 52

3.7 Pengujian Keabsahan Data ………... 55

3.8 Pemaparan Data ………... 57

3.9 Tahapan Penelitian ……….. 58

BAB IV PAPARAN DATA DAN TEMUAN PENELITIAN…………. 61

4.1 Paparan Data Penelitian ………..…… 61

4.1.1 Gambaran dan Latar Penelitian ………. 61

4.2 Paparan Data ………..………. 68

4.2.1 Informasi Sebagai Input Dalam Pengambilan Keputusan di SMP Negeri 19 Bandar Lampung …... 68

4.2.2 Komponen Sumber Daya mempengaruhi Implementasi SIM Terpadu Pendidikan di SMP Negeri 19 Bandar Lampung ……… 72

4.2.3 Sistem Informasi Manajemen Terpadu Pendidikan Membantu Tercapainya Visi dan Misi di SMP Negeri 19 Bandar Lampung .……… 77

4.2.4 JIBAS Melalui Pengembangan SIM Terpadu Tercapai Visi dan Misinya di SMP Negeri 19 Bandar Lampung ………. 80

4.3 Temuan Penelitian ……….……….. 84

4.3.1 Informasi Sebagai Input Dalam Pengambilan Keputusan di SMP Negeri 19 Bandar Lampung …... 84

4.3.2 Komponen Sumber Daya mempengaruhi Implementasi SIM Terpadu Pendidikan di SMP Negeri 19 Bandar Lampung ……… 86

4.3.3 Sistem Informasi Manajemen Terpadu Pendidikan Membantu Tercapainya Visi dan Misi di SMP Negeri 19 Bandar Lampung .……… 89


(9)

v

4.4 Pembahasan Hasil Penelitian ….….……….. 92

4.4.1 Informasi Sebagai Input Dalam Pengambilan Keputusan di SMP Negeri 19 Bandar Lampung …... 92

4.4.2 Komponen Sumber Daya mempengaruhi Implementasi SIM Terpadu Pendidikan di SMP Negeri 19 Bandar Lampung ……… 95

4.4.3 Sistem Informasi Manajemen Terpadu Pendidikan Membantu Tercapainya Visi dan Misi di SMP Negeri 19 Bandar Lampung .……… 104

4.4.4 JIBAS Melalui Pengembangan SIM Terpadu Tercapai Visi dan Misinya di SMP Negeri 19 Bandar Lampung ………. 107

BAB V PENUTUP ………. 109

5.1 Kesimpulan ……….. 109

5.2 Implikasi ……….. 110

5.2 Saran ……… 111

DAFTAR PUSTAKA ………... 114 LAMPIRAN


(10)

vi DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

2.1 Komponen Sistem Informasi ……….... 24 2.2 Hubungan Antara Tingkatan Sistem Informasi dengan

Perangkat Pendukungnya ……… 27

2.3 www.indonesiamembaca.net tempat jibas bernaung …… 35

2.4 Komitmen JIBAS terhadap dunia pendidikan ……… 39 2.5 Kerangka Pikir Penelitian ……… 42 3.1 Komponen dalam Analisis Data ……….……….…….... 53 4.1 Struktur Organisasi Sekolah ……… 67 4.2 Laboratorium Komputer SMP Negeri 19 B.Lampung …. 75 4.3 Website Komunitas JIBAS ……….… 80 4.4 Informasi sebagai input dalam pengambilan keputusan

Di SMP Negeri 19 Bandar Lampung ……….. 86 4.5 Komponen sumber daya dalam sistem informasi

Mempengaruhi implementasi SIM Terpadu di SMP Negeri 19 Bandar Lampung ……….…….. 88 4.6 JIBAS melalui pengembangan SIM Terpadu Pendidikan

Tercapai Visi dan Misinya di SMP Negeri 19 Bandar


(11)

vii

Tabel Halaman

3.1 Pemberian Kode pada Teknik Pengumpulan Data ……….. 54 4.1 Statistik Pendidik SMP Negeri 19 Bandar Lampung ...….. 66 4.2 Statistik Tenaga Kependidikan SMP N 19 B.Lampung ….. 67


(12)

viii DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran

1. Pedoman Wawancara 2. Transkrip Wawancara 3. Dokumentasi Surat 4. Hasil Observasi 5. Dokumentasi Sekolah


(13)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Diperkenalkan dalam reformasi dunia pendidikan sangat berkaitan erat dengan pengembangan sistem informasi. Konsep sistem informasi ini memiliki nuansa bagaimana dunia pendidikan menggunakan perangkat teknologi informasi, yang dapat diaplikasikan sebagai sarana peningkatan kinerja dunia pendidikan secara signifikan.

Karena sebuah organisasi tidak akan mencapai tujuannya, baik tujuan finansial, sosial maupun budaya tanpa adanya manajemen yang baik. Karena itu seorang pemimpin organisasi harus dapat melihat kemampuan anggotanya secara individual maupun berkelompok dan mengetahui sasaran organisasi yang efektif. Hal ini terkait dengan adanya penggunaan teknologi informasi, penerapan sistem manajemen mutu dan budaya organisasi di dalam organisasi.

Informasi merupakan satu-satunya sumber yang dibutuhkan seorang pemimpin lembaga pendidikan. Informasi yang kompleks dapat diolah dari berbagai sumber dalam organisasi menjadi informasi yang menunjang kinerja lembaga pendidikan. Informasi ini dimanfaatkan sebagai dasar untuk melakukan pemantauan dan penilaian serta hasil-hasil yang dicapai (Mirfani, dkk, 2009:163).


(14)

Informasi menurut Hall (2001:17) adalah data yang dihasilkan oleh SI dan dapat digunakan dalam pengambilan keputusan apabila informasi tersebut berkualitas artinya informasi tersebut harus memenuhi empat hal yaitu:

1. Relevan (relevance)

Informasi harus memberikan manfaat bagi pemakainya. Relevansi informasi untuk tiap-tiap individu satu dengan yang lainnya berbeda.

2. Akurasi (accuracy)

Informasi harus bebas dari kesalahan-kesalahan dan tidak bias atau menyesatkan, dan harus jelas mencerminkan maksudnya. Ketidakakuratan dapat terjadi karena sumber informasi (data) mengalami gangguan atau kesengajaan sehingga merusak atau merubah data-data asli tersebut.

3. Tepat waktu (timeliness)

Informasi yang dihasilkan atau dibutuhkan tidak boleh terlambat (usang). Informasi yang usang tidak mempunyai nilai yang baik, sehingga kalau digunakan sebagai dasar dalam pengambilan keputusan akan berakibat fatal atau kesalahan dalam keputusan dan tindakan. Kondisi demikian menyebabkan mahalnya nilai suatu informasi, sehingga kecepatan untuk mendapatkan, mengolah dan mengirimkannya memerlukan teknologi-teknologi terbaru.

4. Lengkap (complete)

Bagian informasi yang esensial bagi pemimpin tidak boleh ada yang hilang atau kurang. Sebuah laporan harus menyajikan semua perhitungan dan menyajikannya dengan jelas sehingga tidak menimbulkan laporan yang ambigu. Relevan, Akurat, Lengkap, dan Tepat dapat diperoleh dengan mengoptimalkan penggunaan TI. Manajemen pendidikan tidak dapat mengabaikan sistem informasi karena sistem informasi memainkan peran yang kritikal di dalam organisasi. Sistem informasi ini sangat mempengaruhi secara langsung bagaimana manajemen mengambil keputusan, membuat rencana, dan mengelola para pegawainya, serta meningkatkan sasaran kinerja yang hendak dicapai, yaitu bagaimana menetapkan ukuran atau bobot setiap tujuan/kegiatan, menetapkan standar pelayanan minimum, dan bagaimana menetapkan standar dan prosedur pelayanan baku kepada masyarakat pendidikan. Oleh karenanya, tanggung jawab terhadap sistem informasi tidak dapat didelegasikan begitu saja kepada sembarang pengambil keputusan.


(15)

Informasi yang diolah oleh pengambil keputusan dengan menggunakan teknologi informasi disediakan oleh suatu sistem yang disebut Sistem Informasi Manajemen. Menurut Gordon Davis (1994) dalam Mirfani, dkk (2009:163) mengartikan sistem informasi manajemen sebagai sebuah sistem manusia atau mesin yang terpadu untuk menyajikan informasi guna mendukung fungsi operasi, manajemen, dan pengambilan keputusan dalam organisasi.

Sesuai dengan tujuannya, sistem informasi manajemen diharapkan mampu membantu setiap orang yang membutuhkan pengambilan keputusan dengan lebih tepat dan akurat. Namun disadari bahwa dengan berbagai peran yang dimiliki dalam aktivitas yang dilaksanakannya, setiap orang berusaha untuk dapat memenuhi tugas dan tanggung jawab yang dibebankan kepadanya dengan baik. Dalam usaha memecahkan suatu masalah, pemecah masalah mungkin membuat banyak keputusan. Keputusan merupakan rangkaian tindakan yang perlu diikuti dalam memecahkan masalah untuk menghindari atau mengurangi dampak negatif, atau untuk memanfaatkan kesempatan.

Kondisi ini menjadi tidak mudah dengan semakin rumitnya aktivitas dan keterbatasan sumber daya yang tersedia. Hal ini yang terjadi di SMP Negeri 19 Bandar Lampung. SMP Negeri 19 Bandar Lampung sebagai latar penelitian merupakan Sekolah menengah negeri yang dimiliki oleh Dinas Pendidikan Kota Bandar Lampung yang berdiri tahun 1985 dengan nama SMP Negeri 2 Kedaton Bandar Lampung; Merupakan Sekolah Standar Nasional dengan Akreditasi A dari BNSP. Sekolah ini pernah menjadi Sekolah berwawasan wiyata mandala tingkat nasional tahun 1991-1992.


(16)

SMP Negeri 19 Bandar Lampung menempati lahan milik pemerintah kota Bandar Lampung ± 9.876 m2 dan beralamat di Jalan Turi Raya No.1 ± 250 m dari jalan Negara Soekarno-Hatta (baypass), Kecamatan Tanjung Senang, Bandar Lampung. Sekolah ini memiliki visi menjadi sekolah yang unggul dan berkarakter. Karena itu dalam rangka peningkatan mutu layanan pendidikan Sekolah Menengah Pertama Negeri 19 Bandar Lampung telah mengimplementasikan Sistem Informasi Manajemen Terpadu Pendidikan.

Software program SIM Terpadu Pendidikan yang diimplementasikan di SMP Negeri 19 Bandar Lampung berasal dari Komunitas Jaringan Informasi Bersama Antar Sekolah (JIBAS) yang dikelola oleh Yayasan Indonesia Membaca, teknikal support-nya berada di Bandung. Software ini diperkenalkan pertama kali juli tahun 2010 dan sampai dengan akhir tahun 2012 telah tercatat 5175 pengunduh atau pengguna program baik institusi pendidikan atau sekolah, maupun lembaga pendidikan diseluruh Indonesia dan luar negeri. Provinsi Lampung sendiri, berdasarkan data yang diperoleh dalam situs resmi JIBAS tercatat kurang lebih 60 pengguna atau pengunduh program, namun belum ada yang mengaplikasikan secara utuh program tersebut.

Pemanfaatan Sistem Informasi Manajemen Terpadu Pendidikan yang di Implementasikan diharapkan mampu menjadikan kinerja Sumber Daya Manusia atau Pegawai lebih baik dan produktif, kemudian pemanfaatan SIM Sekolah Terpadu yang baru diterapkan ini juga mampu membantu dalam peningkatkan ketepatan waktu penyelesaian tugas SDM.


(17)

Pemanfaatan SIM Terpadu Pendidikan di SMP Negeri 19 Bandar Lampung juga mampu memberi dampak positif dalam penyelesaian tugas pada Institusi pendidikan. Pemanfaatan SIM baru juga akan mampu membawa peningkatan kualitas layanan pendidikan.

Namun pemanfaatan SIM Terpadu Pendidikan dari JIBAS ini tidak sepenuhnya maksimal diterapkan di SMP Negeri 19 Bandar Lampung. Keterpaduan SIM Akademik (SIMAKA), SIM Keuangan (SIMKEU), dan SIM Kepegawaian (SIMPEG) belum sepenuhnya di Implementasikan, hanya pada SIM Akademik saja yang baru termanfaatkan.

Melihat kondisi tersebut penulis tertarik untuk meneliti Implementasi Sistem Informasi Manajemen Terpadu Pendidikan dari komunitas JIBAS di SMP Negeri 19 Bandar Lampung. Penelitian ini dilakukan di SMP Negeri 19 Bandar Lampung sebagai latar penelitiannya karena mereka memiliki visi sebagai sekolah unggul dan berkarakter sebagai dasar peningkatan mutu pendidikan, sehingga penulis hanya memfokuskan pada latar penelitian ini.

Penulis tertarik untuk mengangkat kasus ini sebagai penelitian karena belum banyak penelitian mengenai Implementasi SIM Terpadu Pendidikan. Padahal melalui implementasi SIM Terpadu Pendidikan ini dapat lebih mudah dalam pengambilan keputusan dan problem solving yang lebih efektif, membantu meningkatkan kualitas sumber daya manusia dalam manajemen sekolah, serta tercapainya visi sekolah yang unggul dalam pendidikan.


(18)

1.2 Fokus Penelitian

Berdasarkan latar belakang di atas, maka fokus utama penelitian ini adalah Implementasi Sistem Informasi Manajemen Terpadu Pendidikan yang berada di SMP Negeri 19 Bandar Lampung. Adapun sub fokus penelitian adalah sebagai berikut:

1.2.1 Peran informasi sebagai input dalam pengambilan keputusan di SMP Negeri 19 Bandar Lampung,

1.2.2 Komponen Sumber Daya mempengaruhi Implementasi Sistem Informasi Manajemen Terpadu Pendidikan di SMP Negeri 19 Bandar Lampung,

1.2.3 Sistem Informasi Manajemen Terpadu Pendidikan membantu tercapainya visi dan misi SMP Negeri 19 Bandar Lampung, dan

1.2.4 Jaringan Informasi Bersama Antar Sekolah (JIBAS) melalui pengembangan SIM Terpadu Pendidikan tercapai visi dan misinya di SMP Negeri 19 Bandar Lampung.

1.3 Pertanyaan Penelitian

Berdasarkan latar belakang permasalahan di atas, dapat dilihat bahwa bagaimana Implementasi Sistem Informasi Manajemen terpadu berlaku di SMP Negeri 19 Bandar Lampung; Adapun Sub fokus masalah sebagai pertanyaan penelitian adalah sebagai berikut:

1.3.1 Bagaimana peran informasi sebagai input dalam pengambilan keputusan di SMP Negeri 19 Bandar Lampung?


(19)

1.3.2 Bagaimana komponen Sumber Daya mempengaruhi Implementasi Sistem Informasi Manajemen Terpadu Pendidikan di SMP Negeri 19 Bandar Lampung?

1.3.3 Bagaimana Sistem Informasi Manajemen Terpadu Pendidikan membantu tercapainya visi dan misi SMP Negeri 19 Bandar Lampung?

1.3.4 Bagaimana Jaringan Informasi Bersama Antar Sekolah (JIBAS) melalui pengembangan SIM Terpadu Pendidikan tercapai visi dan misinya di SMP Negeri 19 Bandar Lampung?

1.4 Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan dan menganalisis:

1.4.1 Peran informasi sebagai input dalam pengambilan keputusan di SMP Negeri 19 Bandar Lampung,

1.4.2 Komponen Sumber Daya mempengaruhi Implementasi Sistem Informasi Manajemen Terpadu Pendidikan di SMP Negeri 19 Bandar Lampung,

1.4.3 Sistem Informasi Manajemen Terpadu Pendidikan membantu tercapainya visi dan misi SMP Negeri 19 Bandar Lampung, dan

1.4.4 Jaringan Informasi Bersama Antar Sekolah (JIBAS) melalui pengembangan SIM Terpadu Pendidikan tercapai visi dan misinya di SMP Negeri 19 Bandar Lampung.


(20)

1.5 Kegunaan Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat mencapai beberapa manfaat diantaranya adalah:

1.5.1 Secara praktis.

Hasil Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat dalam memberikan informasi dan bukti empiris mengenai pengaruh penggunaan teknologi dan otomatisasi sistem informasi terhadap layanan pendidikan yang berguna bagi pendidik, institusi SMP Negeri 19 Bandar Lampung, komite sekolah, pengawas sekolah, dan para pengambil kebijakan di SMP Negeri 19 Bandar Lampung untuk menentukan kebijakan mutu pendidikan yang baik di masa yang akan datang.

1.5.2 Secara Teoritik.

Hasil penelitian ini diharapkan memberikan kontribusi secara teori, bagi peningkatan mutu layanan pendidikan, pengambilan keputusan, serta peningkatan kinerja sumber daya manusia.

1.6 Definisi Istilah

Untuk memberikan kejelasan pengertian yang digunakan dalam penelitian ini, maka dikemukakan pengertian istilah dalam kalimat judul. Beberapa istilah tersebut adalah sebagai berikut:

1.6.1 Implimentasi: penerapan atau pelaksanaan suatu program yang bekerja untuk memperbaiki system yang telah ada; atau sama sekali baru dalam suatu organisasi atau institusi pendidikan. Dalam penelitian ini yang diteliti adalah penerapan atau pelaksanaan Sistem Informasi Manajemen Sekolah Terpadu.


(21)

1.6.2 Sistem Informasi Manajemen: alat untuk menyampaikan berbagai informasi dalam rangka mengantisipasi berbagai kebutuhan sumber data dan informasi dalam pengambilan keputusan.

1.6.3 Jaringan Informasi Bersama Antar Sekolah atau JIBAS adalah sebuah komunitas yang berperan dalam pengembangan Sistem Informasi Manajemen Terpadu pendidikan di sekolah-sekolah. Melalui yayasan Indonesia Membaca, JIBAS mengembangkan sistem ini secara bebas tanpa dikenakan biaya.

1.6.4 SIMAKA: suatu sistem administrasi yang mengelola penerimaan siswa baru, penyusunan jadual, pembagian kelas, penilaian siswa per mata pelajaran, mutasi siswa, bimbingan siswa, serta kehadiran atau presensi siswa.

1.6.5 SIMKEU: sistem administrasi yang mengelola keuangan siswa dan organisasi atau institusi pendidikan secara sederhana menggunakan sistem akuntasi.

1.6.6 SIMPEG: suatu sistem administrasi yang mengelola data kepegawaian.

1.6.7 SMP Negeri 19 Bandar Lampung: Sekolah menengah negeri yang dimiliki oleh Dinas Pendidikan Kota Bandar Lampung yang berdiri tahun 1985 dengan nama SMP Negeri 2 Kedaton, Bandar Lampung; Merupakan Sekolah Standar Nasional (SSN) dengan Akreditasi A dari BSNP sejak tahun 2007.


(22)

BAB II

KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR

2.1 Konsep Manajemen

Manajemen dilihat dari sisi bahasa, berasal dari kata manus yang berarti tangan dan agere yang berarti melakukan. Ketika digabungkan, kata-kata tersebut menjadi kata managere yang memiliki arti menangani. Kata managere ketika diterjemahkan ke dalam Bahasa Inggris, akan berubah menjadi kata kerja yaitu management atau to manage yang berarti proses penggunaan sumber daya secara efektif untuk mencapai tujuan tertentu (Suharsaputra, 2010:5).

2.1.1 Teori Manajemen

Manajemen telah ada sejak adanya manusia, namun era keilmuan manajemen baru muncul pada abad ke 20 atau sekitar tahun 1900an. Tokoh yang mempopulerkan kali pertama Manajemen Ilmiah adalah Frederick Winslow Taylor dalam bukunya Principles of Scientific Management yang diterbitkan tahun 1911. Berikut beberapa teori manajemen yang berkembang antara lain:

2.1.1.1 Teori Manajemen Ilmiah

Frederick W. Taylor, Henry L. Gantt, Frank Bunker Gillberth, dan Lilian Gillberth adalah tokoh-tokoh dibalik teori manajemen ilmiah (Scientific


(23)

Management Theory). Taylor disebut juga sebagai Bapak Manajemen Ilmiah, karena dengan karyanya scientific management telah memberikan prinsip-prinsip dasar penerapan pendekatan ilmiah pada manajemen, dan mengembangkan sejumlah teknik-tekniknya untuk mencapai efisiensi. Ada empat prinsip dasar yang dikembangkan Taylor (dalam Stoner, 1996:34), antara lain:

1. Pengembangan metode ilmiah dalam manajemen agar suatu pekerjaan dapat ditentukan metode pencapaian tujuannya secara maksimal.

2. Seleksi ilmiah untuk karyawan agar para karyawan dapat diberikan tugas dan tanggung jawab sesuai keahlian.

3. Pendidikan ilmiah dan pengembangan karyawan

4. Kerjasama yang harmonis antara manajemen dan para karyawan.

Teknik yang digunakan untuk melaksanakan prinsip tersebut adalah melalui studi gerak dan waktu (time and motion studies), pengawasan fungsional serta tarif berbeda yaitu karyawan yang lebih produktif dan efisien mendapatkan gaji lebih besar dari yang lainnya (Mulyati dan Aan Komariah, 2010:97)

2.1.1.2 Teori Manajemen Klasik

Henry Fayol merupakan tokoh teori manajemen operasional yang dikenal dengan julukan Bapak teori manajemen modern. Dalam bukunya yang diterbitkan tahun 1919 yang berjudul Administration Industrielle et generale (Administrasi Industri dan Umum) Fayol (dalam Rivai dan Deddy Mulyadi, 2011:176-177) berpendapat bahwa semua organisasi terdiri dari unit atau subsistem sebagai berikut:

a. Aspek teknik dan komersial dari kegiatan pembelian, produksi, dan penjualan b. Kegiatan keuangan atau financial

c. Unit keamanan dan kepastian perlindungan d. Fungsi akunting atau perhitungan, dan

e. Fungsi manajerial dari perencanaan, organisasi, pengarahan, koordinasi, dan pengawasan.


(24)

Henry Fayol oleh Mulyati dan Aan Komariah (dalam Tim Dosen Adpen UPI, 2010:97-98) merumuskan empat belas prinsip manajemen, antara lain: 1. Devision of Work yaitu adanya spesialisasi dalam pekerjaan,

2. Authority and Responsibility yaitu adanya wewenang untuk memberikan perintah dan kekuasaan untuk meminta dipatuhi,

3. Dicipline yaitu melakukan apa yang telah menjadi persetujuan bersama 4. Unity of Command yaitu setiap bawahan hanya menerima instruksi dari

seorang atasan saja untuk menghilangkan kebingungan dan saling lempar tanggung jawab.

5. Unity of Direction yaitu seluruh kegiatan dalam organisasi yang memiliki tujuan yang sama harus diarahkan oleh seorang manajer.

6. Subordination of Individual interest to Generale Interest yaitu Kepentingan seseorang tidak boleh diatas kepentingan bersama atau organisasi.

7. Renumaration yaitu gaji bagi pegawai merupakan servis atau layanan yang diberikan berupa kompensasi.

8. Centralization yaitu standarisasi dan desentralisasi merupakan pembagian kekuasaan.

9. Scalar Chain yaitu garis wewenang yang harus diikuti oleh semua

komunikasi yang bermula dari dan kembali ke kuasaan terakhir.

10. Order yaitu susunan yang berlaku disetiap tempat dan setiap orang pada tempatnya berdasarkan kemampuan.

11. Equity yaitu persamaan perlakuan dalam organisasi.

12. Stability of Tonure Personal yaitu penyesuaian pegawai untuk keberhasilan mengerjakan pekerjaan barunya dengan baik.

13. Initiative yaitu bawahan diberi kekuasaan dan kebebasan di dalam

mengeluarkan pendapatnya, menjalankan, dan menyelesaikan rencananya. 14. Esprit the Corps yaitu semangat dalam menjalankan organisasi dan memiliki

kebanggaan, keharmonisan, dan kesetiaan anggotanya yang tercermin dalam semangat korps.

2.1.1.3 Aliran Hubungan Manusiawi (Neo Klasik)

Elton Mayo dan F.J. Roethlisberger oleh Mulyati dan Aan Komariah (dalam Tim Dosen Adpen Upi, 2010:98), melakukan studi tentang perilaku manusia dalam berbagai situasi kerja dengan temuan bahwa kelompok kerja informal lingkungan sosial memiliki pengaruh besar terhadap produktivitas. Aliran hubungan manusiawi ini satu periode dengan aliran perilaku (behavioral sciences).


(25)

2.1.1.4 Aliran Kontingensi

Aliran kontingensi atau pendekatan situasional menurut Mulyati dan Aan Komariah (dalam Tim Dosen Adpen UPI, 2010:99) adalah suatu aliran teori manajemen yang menekankan pada situasi atau kondisi tertentu yang dihadapi. Karena tidak semua teori manajemen ilmiah dapat diterapkan untuk seluruh situasi begitupun tidak selalu hubungan manusiawi yang perlu ditekankan karena adakalanya pemecahan yang efektif melalui pendekatan kuantitatif atau melalui kelompok-kelompok riset. Penggunaan riset operasi dalam manajemen ini dikenal sebagai aliran manajemen science.

Melalui beberapa konsep manajemen di atas yang diungkapkan oleh para tokoh dapat disimpulkan bahwa manajemen sebuah organisasi dapat dibuat dengan memperhatikan: 1) pembagian tugas dengan membuat devisi atau bagian pada setiap pekerjaan, 2) setiap divisi atau bagian diisi oleh para ahli sesuai bidangnya, 3) hubungan baik dan kerjasama antara pimpinan dan bawahan serta antar bidang atau divisi, 4) pemberian reward atau penghargaan untuk memberikan motivasi kerja.

2.1.2 Manajemen Pendidikan

Secara sederhana manajemen pendidikan merupakan proses manajemen dalam pelaksanaan tugas pendidikan dengan mendayagunakan segala sumber secara efisien untuk mencapai tujuan secara efektif. Dictionary of Education (dalam Tim Dosen Adpen UPI, 2010:87) mendefinisikan pendidikan: Pertama, sebagai proses seseorang dalam mengembangkan kemampuan, sikap, dan tingkah laku


(26)

masyarakat. Kedua, proses sosial yang yang menyediakan lingkungan terpilih dan terkontrol untuk mengembangkan kemampuan dan individual secara optimal.

Oteng Sutisna (dalam Suharsaputra, 2010:12), menyatakan bahwa manajemen pendidikan hadir dalam tiga bidang kepentingan, yaitu: (1) setting manajemen, (2) Pendidikan, dan (3) substansi manajemen (tugas, proses, asas, dan perilaku manajemen).

Menurut Engkoswara (dalam Suharsaputra, 2010:13), manajemen pendidikan adalah ilmu yang mempelajari bagaimana menata sumber daya untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan secara produktif dan bagaimana menciptakan suasana yang baik bagi manusia yang turut serta di dalam mencapai tujuan yang disepakati bersama.

Demikian dapat disimpulkan bahwa prinsip manajemen pendidikan merupakan bentuk terapan manajemen dalam pengelolaan, pengaturan, dan pengalokasian sumber daya dalam bidang pendidikan, serta memiliki fungsi alat untuk mengintegrasikan peran semua sumber daya pendidikan dalam mencapai tujuan pendidikan itu sendiri.

2.1.3 Manajemen Kepemimpinan

Kepemimpinan (leadership) merupakan proses yang harus ada dan perlu diadakan dalam kehidupan manusia sebagai makhluk sosial. Kepemimpinan dapat menentukan arah atau tujuan yang dikehendaki, dan dengan cara bagaimana arah atau tujuan tersebut dapat dicapai. Seperti yang diungkapkan Edwin A. Locke (dalam Suharsaputra, 2010:115), kepemimpinan adalah proses membujuk


(27)

(inducting) orang lain untuk mengambil langkah menuju suatu sasaran bersama. Hal ini sejalan dengan pendapat Fiedler (1967) serta Koontz dan O‟Donnell (1976), yang menyatakan bahwa Kepemimpinan adalah proses mempengaruhi aktifitas kelompok untuk menentukan tujuan dan bagaimana dapat mencapainya.

Menjelaskan prinsip kepemimpinan, bahwa terdapat perbedaan antara manajer dan pemimpin. Dalam suatu ungkapan popular “manajemen adalah bagaimana mengerjakan sesuatu dengan benar”, sedangkan kepemimpinan adalah “bagaimana menentukan sesuatu dengan benar untuk dikerjakan” (management is doing things right, leadership is doing the right thing) (Suharsaputra, 2010:155).

Perbedaan pemimpin dan manajer menurut Rivai dan Deddy Mulyadi (2011:24) adalah sebagai berikut:

(1) Pemimpin tidak selalu dalam organisasi, sedangkan manajer selalu dalam organisasi baik formal maupun informal.

(2) Pemimpin bisa ditunjuk dan diangkat oleh anggota, sedangkan manajer selalu ditunjuk.

(3) Pemimpin mempunyai pengaruh yang dimiliki oleh kemampuan pribadi, sedangkan manajer atas otoritas formal.

(4) Pemimpin berfikir lebih luas dan jangka panjang, sedangkan manajer berfikir jangka pendek dan sebagai tugas dan tanggung jawab.

(5) Pemimpin memiliki kemampuan politik dalam menyelesaikan konflik, sedangkan manajer menggunakan formal-legal.

(6) Pemimpin mempunyai kekuasaan lebih luas, sedangkan manajer hanya mempunyai wewenang.

Melalui penjelasan tersebut di atas, maka dapat disimpulkan bahwa manajemen kepemimpinan merupakan kemampuan mempengaruhi orang lain, hal ini mengindikasikan adanya suatu komunikasi dan interaksi antara pemimpin dengan yang dipimpin, sebuah interaksi yang merupakan suatu bentuk kegiatan yang dapat berpengaruh dan mempengaruhi pada yang dipimpin.


(28)

2.1.4 Manajemen Mutu Terpadu Pendidikan

Organisasi terbaik, baik milik pemerintah ataupun milik swasta memahami mutu dan mengetahui rahasianya. Menemukan sumber mutu adalah suatu yang penting. Sesungguhnya, ada banyak sumber mutu dalam pendidikan, misalnya sarana, guru (pendidik), nilai moral yang tinggi, dorongan orangtua siswa, bisnis dan komunitas lokal, sumber daya yang melimpah, aplikasi teknologi yang mutakhir, kepemimpinan yang baik dan efektif, kurikulum, atau juga kombinasi dari faktor-faktor tersebut (Salis, 2010:30-31).

Manajemen mutu terpadu pendidikan menurut Edward Salis (2010:59) merupakan perluasan dan pengembangan dari jaminan mutu, yang menciptakan kultur untuk memuaskan pelanggan dalam bidang pendidikan. Jaminan mutu tersebut oleh sebagian besar organisasi pendidikan dituangkan dalam Visi, Misi, Nilai, dan Tujuan organisasi (Salis, 2010:215)

Melalui penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa manajemen mutu terpadu pendidikan adalah filosofi tentang perbaikan yang berkelanjutan, serta memberikan seperangkat alat praktis kepada institusi pendidikan dalam pemenuhan kebutuhan, keinginan, dan harapan para pelanggannya, saat ini dan masa yang akan datang.

2.1.5 Manajemen Keuangan Pendidikan

Manajemen keuangan menurut Suad Husnan (dalam Tim Dosen Adpen UPI, 2010:256) adalah manajemen terhadap fungsi-fungsi keuangan yang kegiatan utamanya bertanggung jawab dalam hal penggunaan dana dan mendapatkan dana.


(29)

Manajemen memiliki tiga tahapan penting yaitu tahap perencanaan, tahap pelaksanaan, dan tahap penilaian (evaluasi), ketiga tahapan tersebut jika diterapkan dalam manajemen keuangan menurut Charles Jones (1985:22) adalah menjadi tahap perencanaan keuangan (budgeting), tahap pelaksanaan (accounting), dan tahap evaluasi atau auditing.

Sehingga penerapan peraturan dan sistem manajemen keuangan yang baku dalam lembaga pendidikan tidak dapat disangkal lagi. Permasalahan di dalam lembaga pendidikan terkait manajemen keuangan antara lain sumber dana yang terbatas, pembiayaan program yang tidak teratur, tidak mendukung visi misi dan kebijakan. Di satu sisi lembaga pendidikan menurut Abu Bakar dan Taufani (dalam Tim Dosen Adpen UPI, 2010:256) perlu mengelola dengan tata pamong (good governance), sehingga menjadikan lembaga pendidikan yang bersih dari pelbagai malpraktik yang merugikan pendidikan.

Melihat uraian di atas, tampak bahwa manajemen keuangan pendidikan merupakan dasar atau bagian dari pembiayaan pendidikan yang tercermin dalam anggaran sekolah, sehingga diperlukan penanganan serius, agar tercapai suatu pengelolaan yang efektif dan efisien dalam pengelolaan anggaran dan mencapai tujuan pendidikan di sekolah.

2.1.6 Manajemen Pendidik dan Tenaga Kependidikan

Menurut Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 1 ayat 5 dan 6 yang dimaksud dengan tenaga kependidikan adalah anggota masyarakat yang mengabdikan diri dan diangkat untuk menunjang penyelenggaraan pendidikan. Pendidik adalah tenaga kependidikan yang


(30)

berkualifikasi sebagai guru, dosen, konselor, pamong belajar, widyaswara, tutor, instruktur, fasilitator, dan sebutan lain yang sesuai dengan kekhususannya, serta berpartisipasi dalam menyelenggarakan pendidikan.

Manajemen Tenaga Pendidik dan Tenaga Kependidikan berbeda dengan Manajemen Sumber Daya Manusia pada konteks bisnis. Di dalam dunia pendidikan Menurut Herawan dan Nani Hartini (dalam Tim Dosen Adpen UPI, 2010:231), Manajemen SDM lebih kepada pembangunan pendidikan yang bermutu, pendidikan dan latihan atau pengembangan.

Tujuan pengelolaan tenaga pendidik dan kependidikan berdasarkan Undang-Undang No. 20 Tahun 20 Tahun 2003 pasal 39: (1) Tenaga Kependidikan bertugas melaksanakan administrasi, pengelolaan, pengembangan, pengawasan, dan pelayanan teknis untuk menunjang proses pendidikan pada suatu pendidikan. (2) Pendidik merupakan tenaga profesional yang bertugas melaksanakan proses pembelajaran, menilai hasil pembelajaran, melakukan pembimbingan dan pelatihan, serta melakukan penelitian dan pengabdian kepada masyarakat, terutama bagi pendidik pada perguruan tinggi.

Melalui penjelasan di atas mengenai manajemen pendidik dan tenaga kependidikan, dapat disimpulkan beberapa tahapan yang penting dalam manajemen SDM untuk dikondisikan dalam suatu organisasi sekolah, antara lain: 1) Guru sebagai pembelajar, yaitu guru didorong untuk meningkatkan kemampuan belajar berbagai pengetahuan terutama berkaitan dengan penggunaan teknologi informasi,


(31)

3) Guru sebagai pengembang, yaitu pengadopsian dapat dikembangkan melalui implementasi disekolah, dan

4) Guru sebagai pencipta, yaitu kemampuan mencipta hal yang baru melalui pengalaman sehingga mampu memperbaiki pelaksanaan kerja.

2.2 Sistem Informasi Manajemen 2.2.1 Pengertian Sistem

Menurut (wikipedia, 2013), Sistem berasal dari bahasa Latin (systema) dan bahasa Yunani (sustema) adalah suatu kesatuan yang terdiri komponen atau elemen yang dihubungkan bersama untuk memudahkan aliran informasi, materi atau energi. Istilah ini sering dipergunakan untuk menggambarkan suatu identitas yang berinteraksi.

Sistem juga merupakan kesatuan bagian-bagian yang saling berhubungan yang berada dalam suatu wilayah serta memiliki item-item penggerak, contoh umum misalnya seperti negara. Negara merupakan suatu kumpulan dari beberapa elemen kesatuan lain seperti provinsi yang saling berhubungan sehingga membentuk suatu negara dimana yang berperan sebagai penggeraknya yaitu rakyat yang berada dinegara tersebut (Wikipedia, 2013).

Kata "sistem" banyak sekali digunakan dalam percakapan sehari-hari, dalam forum diskusi maupun dokumen ilmiah. Kata ini digunakan untuk banyak hal, dan pada banyak bidang pula, sehingga maknanya menjadi beragam. Dalam pengertian umum, Sistem adalah sekelompok elemen yang terintegrasi dan


(32)

bekerja sama untuk mencapai suatu tujuan. Jadi yang dimaksud dengan sistem bisa berbentuk apa saja dan berada dimana saja (Wikipedia, 2013).

Ada beberapa elemen yang membentuk sebuah sistem (dalam Wikipedia, 2013), antara lain: tujuan, masukan, proses, keluaran, batas, mekanisme pengendalian, dan umpan balik serta lingkungan. Berikut penjelasan mengenai elemen-elemen yang membentuk sebuah sistem:

a. Tujuan (Goal)

Setiap sistem memiliki tujuan (Goal). Tujuan inilah yang menjadi motivasi untuk mengarahkan sistem. Tanpa tujuan, sistem menjadi tak terarah dan tak terkendali. Tentu saja, tujuan antara satu sistem dengan sistem yang lain berbeda.

b. Masukan (Input)

Masukan (input) sistem adalah segala sesuatu yang masuk ke dalam sistem dan selanjutnya menjadi bahan yang diproses. Masukan dapat berupa hal-hal yang berwujud (tampak secara fisik) maupun yang tidak tampak.

c. Proses (Proccess)

Proses merupakan bagian yang melakukan perubahan atau transformasi dari masukan menjadi keluaran yang berguna dan lebih bernilai.

d. Keluaran (Output)

Keluaran (Output) merupakan hasil dari pemrosesan. Pada sistem informasi, keluaran bisa berupa suatu informasi, saran, cetakan laporan, dan sebagainya. e. Batas (Boundary)

Batas (boundary) sistem adalah pemisah antara sistem dan daerah di luar sistem (lingkungan). Batas sistem menentukan konfigurasi, ruang lingkup, atau kemampuan sistem. Tentu saja batas sebuah sistem dapat dikurangi atau dimodifikasi sehingga akan mengubah perilaku sistem.

f. Mekanisme Pengendalian dan Umpan Balik

Mekanisme pengendalian (control mechanism) diwujudkan dengan menggunakan umpan balik (feedback), yang mencuplik keluaran. Umpan balik ini digunakan untuk mengendalikan baik masukan maupun proses. Tujuannya adalah untuk mengatur agar sistem berjalan sesuai dengan tujuan.

g. Lingkungan (Environment)

Lingkungan adalah segala sesuatu yang berada diluar sistem. Lingkungan bisa berpengaruh terhadap operasi sistem dalam arti bisa merugikan atau menguntungkan sistem itu sendiri. Lingkungan yang merugikan tentu saja harus ditahan dan dikendalikan supaya tidak mengganggu kelangsungan operasi sistem, sedangkan yang menguntungkan tetap harus terus dijaga, karena akan memacu terhadap kelangsungan hidup sistem.


(33)

2.2.2 Pengertian Informasi

Pengertian Informasi Menurut Jogiyanto HM. (1999: 692), Informasi dapat didefinisikan sebagai hasil dari pengolahan data dalam suatu bentuk yang lebih berguna dan lebih berarti bagi penerimanya yang menggambarkan suatu kejadian– kejadian (event) yang nyata (fact) yang digunakan untuk pengambilan keputusan.

Menurut Abdul Kadir (2002: 31), informasi didefinisikan sebagai data yang telah diproses sedemikian rupa sehingga meningkatkan pengetahuan seseorang yang menggunakan data tersebut.

Menurut George H. Bodnar (2000: 1) menjelaskan bahwa Informasi adalah data yang diolah sehingga dapat dijadikan dasar untuk mengambil keputusan yang tepat. Hal ini diperkuat oleh Lani Sidharta (1995: 28) menyatakan bahwa Informasi adalah data yang disajikan dalam bentuk yang berguna untuk membuat keputusan. Selanjutnya menurut Anton M. Meliono (1990: 331), juga menyatakan bahwa informasi adalah data yang telah diproses untuk suatu tujuan tertentu. Tujuan tersebut adalah untuk menghasilkan sebuah keputusan.

Kemudian pengertian Informasi Menurut Gordon B. Davis (1991: 28), Informasi adalah data yang telah diolah menjadi sebuah bentuk yang berarti bagi penerimanya dan bermanfaat bagi pengambilan keputusan saat ini atau mendatang.

Secara umum informasi dapat didefinisikan sebagai hasil dari pengolahan data dalam suatu bentuk yang lebih berguna dan lebih berarti bagi penerimanya yang


(34)

menggambarkan suatu kejadian-kejadian yang nyata yang digunakan untuk pengambilan keputusan.

Menurut Hall (2001:17), informasi yang dihasilkan oleh SI dapat digunakan dalam pengambilan keputusan apabila informasi tersebut berkualitas artinya informasi tersebut harus memenuhi empat hal yaitu:

1. Relevan (relevance)

Informasi harus memberikan manfaat bagi pemakainya. Relevansi informasi untuk tiap-tiap individu satu dengan yang lainnya berbeda.

2. Akurasi (accuracy)

Informasi harus bebas dari kesalahan-kesalahan dan tidak bias atau menyesatkan, dan harus jelas mencerminkan maksudnya. Ketidakakuratan dapat terjadi karena sumber informasi (data) mengalami gangguan atau kesengajaan sehingga merusak atau merubah data-data asli tersebut.

3. Tepat waktu (timeliness)

Informasi yang dihasilkan atau dibutuhkan tidak boleh terlambat (usang). Informasi yang usang tidak mempunyai nilai yang baik, sehingga kalau digunakan sebagai dasar dalam pengambilan keputusan akan berakibat fatal atau kesalahan dalam keputusan dan tindakan. Kondisi demikian menyebabkan mahalnya nilai suatu informasi, sehingga kecepatan untuk mendapatkan, mengolah dan mengirimkannya memerlukan teknologi-teknologi terbaru.

4. Lengkap (complete)

Bagian informasi yang esensial bagi pemakai tidak boleh ada yang hilang atau kurang. Misalnya: sebuah laporan harus menyajikan semua perhitungan dan menyajikannya dengan jelas sehingga tidak menimbulkan laporan yang ambigu.

2.2.3 Pengertian Sistem Informasi

Ada yang membuat perbedaan yang jelas antara sistem informasi, dan komputer sistem TIK, dan proses bisnis. Sistem informasi yang berbeda dari teknologi informasi dalam sistem informasi biasanya terlihat seperti memiliki komponen TIK. Hal ini terutama berkaitan dengan tujuan pemanfaatan teknologi informasi. Sistem informasi juga berbeda dari proses bisnis. Sistem informasi membantu untuk mengontrol kinerja proses bisnis. Sehingga Sistem Informasi (SI) dapat diartikan kombinasi dari teknologi informasi dan aktivitas orang yang


(35)

menggunakan teknologi itu untuk mendukung operasi dan manajemen. Arti yang sangat luas, istilah sistem informasi yang sering digunakan merujuk kepada interaksi antara orang, proses algoritmik, data, dan teknologi. Pengertian istilah ini digunakan untuk merujuk tidak hanya pada penggunaan organisasi teknologi informasi dan komunikasi (TIK), tetapi juga untuk cara di mana orang berinteraksi dengan teknologi ini dalam mendukung sebuah proses (Wikipedia, 2013).

Teknologi informasi merupakan kebutuhan dasar yang harus dipenuhi oleh suatu perusahaan untuk mempertahankan kelangsungan usahanya. Penggunaan aplikasi dari teknologi informasi akan membuat perusahaan lebih kompetitif karena akan mendapat banyak manfaat dari kecanggihan teknologi informasi. Kemampuan teknologi informasi dari segi teknis telah mengalami perkembangan yang pesat namun implementasi dalam praktek masih memerlukan banyak penyesuaian dan waktu (Wikipedia, 2013).

Menurut John F. Nash (1995:8) yang diterjemahkan oleh Azhar La Midjan dan Susanto (dalam Ardiyo, 2012), menyatakan bahwa Sistem Informasi adalah kombinasi dari manusia, fasilitas atau alat teknologi, media, prosedur dan pengendalian yang bermaksud menata jaringan komunikasi yang penting, proses atas transaksi-transaksi tertentu dan rutin, membantu manajemen dan pemakai intern dan ekstern dan menyediakan dasar pengambilan keputusan yang tepat.

Berbeda halnya yang disampaikan oleh (Sutabri, 2005:36), Sistem Informasi adalah suatu sistem di dalam suatu organisasi yang mempertemukan kebutuhan pengolahan transaksi harian yang mendukung fungsi organisasi yang bersifat


(36)

manajerial dalam kegiatan strategi dari suatu organisasi untuk dapat menyediakan kepada pihak luar tertentu dengan laporan – laporan yang diperlukan.

Menurut O‟Brien (2005:5), sistem informasi adalah suatu kombinasi teratur apapun dari people (orang), hardware (perangkat keras), software (piranti lunak),

computer networks (Jaringan Komputer), komunikasi data (Data

Communication), dan database (basis data) yang mengumpulkan, mengubah dan

menyebarkan informasi di dalam suatu bentuk organisasi. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar 2.1 tentang komponen sistem informasi.

Gambar 2.1 Komponen Sistem Informasi Sumber: O‟Brien (2005)

Setiap organisasi harus menyesuaikan SI dengan kebutuhan pemakai. Namun demikian, terdapat tiga tujuan utama yang umum bagi semua sistem (Hall, 2001: 18) yaitu:

1. Mendukung fungsi kepengurusan (stewardship) manajemen. 2. Mendukung pengambilan keputusan manajemen


(37)

Tujuan utama sistem informasi adalah untuk menyediakan informasi yang dibutuhkan oleh semua penggunanya, baik internal maupun eksternal. Wilkinson (dalam Harsono, 2009:59), mengemukakan ada tiga sasaran utama yang ingin dicapai organisasi dalam pengembangan sistem informasi. Ketiga sasaran tersebut adalah:

1. Menyediakan informasi untuk mendukung operasional harian,

2. Menyediakan informasi yang menunjang pengambilan keputusan pihak internal,

3. Menyediakan informasi untuk memenuhi kewajiban yang berhubungan dengan kekayaan organisasi.

2.2.4 Konsep Sistem Informasi Manajemen

Keberadaan sistem informasi sangat penting untuk mendukung para pemakai dalam melaksanakan tugasnya. Pada sebagian besar organisasi, pusat informasi secara fisik memberikan fasilitas pada para pemakai (user) agar dapat mengakses

hardware dan software, meminta dukungan pengembangan aplikasi dan

memperoleh pelatihan.

Sistem informasi manajemen (management information systems atau MIS) merupakan sistem informasi yang banyak menghasilkan berbagai informasi atau laporan, untuk keperluan pengambilan keputusan oleh manajer, terutama madya dan manajer puncak. Informasi yang dihasilkan dapat bersifat hardcopy (tercetak) maupun softcopy (tidak tercetak, cukup ditampilkan di layer, atau disuarakan melalui speaker).


(38)

Unit organisasi yang ingin berhasil baik menurut McLeod (dalam Harsono, 2009:52) diperlukan oleh manajemen yang lebih memfokuskan pada pelaksanaan pekerjaan dengan baik. Hal ini menunjukkan pentingnya pemahaman sistem informasi dalam melaksanakan tugas. Kriteria tugas yang pasti akan mendorong pencapaian tugas secara tepat, sehingga berfungsi dalam pengambilan keputusan.

Menurut Wijayanto (dalam Harsono, 2009:59), sistem informasi didalamnya terdapat 4 (empat) komponen utama. Keempat komponen utama tersebut adalah: 1) Sumber Daya Manusia.

Termasuk dalam sumber daya manusia dalam sistem informasi adalah end user dan IT specialist. End user adalah orang-orang yang menggunakan sistem informasi, sedangkan IT specialist adalah orang-orang yang mengembangkan dan mengoperasikan.

2) Sumber Daya Perangkat Keras

Perangkat keras meliputi semua perangkat fisik dan material yang digunakan dalam pemrosesan informasi. Secara khusus, perangkat keras tidak hanya meliputi mesin-mesin seperti komputer, tetapi juga semua media penyimpanan data. 3) Sumber Daya Perangkat Lunak.

Sumber daya perangkat lunak meliputi semua kumpulan perintah-perintah pemrosesan informasi. Konsep ini tidak hanya meliputi suatu kumpulan perintah bernama program yang mengatur dan mengontrol perangkat keras komputer, tetapi juga kumpulan perintah pemrosesan informasi untuk sumber daya manusianya. Hal tersebut disebut dengan prosedur.

4) Prosedur.

Prosedur dalah instruksi-instruksi kepada pengguna sistem informasi. 5) Data

Data lebih dari sekedar bahan mentah dari sebuah sistem informasi. Konsep dari data telah menjadi luas bagi manajer dan profesional sistem informasi. Mereka menyadari bahwa sumber daya berharga bagi organisasinya. Sumber daya data dari sebuah sistem informasi biasanya dibagi menjadi 2, yaitu: a) Database, memproses dan mengorganisasi data; b) Knowledge bases, terdiri dari berbagai macam bentuk seperti fakta dan aturan tentang sebuah subyek tertentu.

Sistem informasi mempunyai peranan yang penting dalam menyediakan informasi bagi manajemen dalam semua tingkatan, supaya informasi yang dihasilkan oleh sistem informasi dapat digunakan bagi manajemen, maka analisis untuk perancangan sistem haruslah memenuhi kebutuhan informasi yang diinginkan


(39)

oleh manajemen (Harsono, 2009:53). Pengembangan dan analisis sistem informasi (SI) pada suatu organisasi menurut Harsono (2009:53) adalah bertujuan untuk memperbaiki dan meningkatkan kualitas informasi yang akan dihasilkan, meningkatkan kontrol pada organisasi dan penghematan biaya perolehan informasi.

Sistem Informasi menurut Kroenke (dalam Harsono, 2009:53), memberikan nilai tambah terhadap proses, produksi, kualitas, manajemen, pengambilan keputusan dan pemecahan masalah serta keunggulan kompetitif yang tentu saja sangat berguna bagi kegiatan bisnis.

Gambar 2.2 Hubungan Antara Tingkatan Sistem Informasi dengan Perangkat Pendukungnya


(40)

Dapat disimpulkan bahwa sistem informasi digolongkan ke dalam 4 (empat) tingkatan, dimulai dari tingkatan paling bawah dan tingkatan paling tinggi. Masing-masing tingkatan sistem informasi tersebut yaitu:

Sistem pemrosesan transaksi (transaction processing systems) Sistem informasi manajemen (management information systems) Sistem pendukung keputusan (decision support systems)

Sistem pakar (artificial intelligence atau expert systems)

Seperti yang disampaikan oleh George C. Edward III (1991:30), yang menyatakan bahwa Sikap merupakan faktor yang amat penting untuk suksesnya implementasi. Jika pelaksana berpandangan positif terhadap suatu kebijakan, maka kemungkinan besar mereka akan melaksanakan apa yang dikendaki oleh pembuat kebijakan. Tetapi bila sikap atau perspektifnya berbeda, maka proses implementasi menjadi terancam kesuksesannya.

Pada intinya, beberapa ahli tersebut menyatakan bahwa sistem informasi manajemen merupakan alat penghasil informasi dan beberapa ahli lainnya menekankan pada alat untuk membantu dalam pengambilan keputusan, serta beberapa menambahkan dengan fungsi sistem informasi untuk melakukan pengawasan/control, analisis dan visualisasi. Semuanya menyepakati sistem informasi manajemen merupakan kumpulan dari interaksi sub-sub sistem informasi. Secara teoritis, komputer tidak selalu harus digunakan dalam sistem informasi manajemen, namun kenyataannya tidaklah mungkin sistem informasi yang kompleks dapat berfungsi tanpa melibatkan komputer (Forqon, 2012:1).


(41)

Sehingga jelas bahwa sistem informasi menurut Dolone dan McLean (dalam Harsono, 2009:36) mencakup sejumlah komponen yakni manusia, komputer, teknologi informasi dan prosedur kerja, ada sesuatu yang diproses yakni data menjadi informasi dan dimaksudkan untuk mencapai suatu sasaran atau tujuan. Suatu sistem baru dapat disebut sistem informasi bila menggunakan komputer. Suatu sistem informasi yang tidak menggunakan komputer belum dapat disebut sistem informasi dalam pengertian masa kini. Keberhasilan teknologi informasi dipengaruhi oleh faktor-faktor: pribadi pemakai, kualitas sistem dan informasi, kegunaan, kepuasan pemakai serta pengaruh organisasi.

Hill & Jones (dalam Harsono, 2009:36) mengatakan bahwa dalam menghadapi era globalisasi yang semakin kompetitif, organisasi yang ingin bertahan harus dapat membangun daya saing secara berkelanjutan. Daya saing organisasi lahir dari keunggulan dalam efisiensi, keunggulan dalam mutu, keunggulan dalam inovasi (proses dan produk), serta keunggulan dalam pelayanan konsumen.

Peluang untuk menciptakan nilai keunggulan telah bergeser dari pengelolaan asset berwujud atau fisikal (tangible assets) ke pengelolaan strategi berbasis pengetahuan yang menampilkan aset tak-berwujud atau intelektual (intangible assets) organisasi terutama kapabilitas, keterampilan, dan motivasi karyawan (Kaplan & Norton, 2001:2).

Nilai keunggulan bersaing organisasi dapat diciptakan melalui manajemen SDM (sumber daya manusia) yang efektif (George & Jones, 1996:15-17). Sumber daya manusia merupakan asset perusahaan (human capital) yang paling dapat diandalkan dalam penciptaan nilai keunggulan bersaing yang berkelanjutan karena


(42)

memiliki semua ciri-ciri dari suatu faktor keunggulan bersaing organisasi yaitu: sulit ditiru oleh para pesaing, berdurasi panjang, dan dapat dikembangkan secara berkelanjutan (Harsono, 2009:36).

2.3 Implimentasi SIM Terpadu Pendidikan

Menurut Solichin (2004:64) dalam Harsono (2009:46), sesuai kamus Webster merumuskan to implement (mengimplementasikan) yang berarti menyediakan sarana untuk melaksanakan sesuatu dan to give practical effect to (menimbulkan dampak atau akibat terhadap sesuatu) termasuk tindakan yang dipilih untuk dilaksanakan atau tidak dilaksanakan.

Implementasi dipandang dalam pengertian yang luas menurut James P. Lester dan Joseph Steewart (dalam harsono, 2009:46), merupakan alat administrasi hukum dimana berbagai aktor, organisasi, prosedur, dan teknik yang bekerja bersama-sama untuk menjalankan kebijakan guna meraih dampak atau tujuan yang diinginkan.

Penerapan model implementasi merupakan tahapan pelaksanaan oleh pembuatan kebijakan dan masyarakat yang dipengaruhinya sesuai dengan tujuan, jika implementasi yang diterapkan tidak tepat maka tidak akan mengurangi permasalahan bahkan mengalami kegagalan (Harsono, 2009:49).

Sistem Informasi Manajemen (SIM) Terpadu pendidikan oleh JIBAS yang di Implementasikan di SMP Negeri 19 Bandar Lampung, memiliki keterpaduan


(43)

antara SIM Akademik (SIMAKA), SIM Keuangan (SIMKEU), dan SIM Kepegawaian (SIMPEG). Hal tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut:

2.3.1 SIM Akademik

Sistem Informasi akademik merupakan tiang utama dalam mengatur segala hal yang berkaitan dengan penyelenggaraan kegiatan akademik, didalam sistem inilah komponen – komponen yang ada dapat saling berinteraksi. Sebuah sistem informasi akademik yang baik tentunya mampu menjalankan semua hal yang berkaitan dengan penyelenggaraan maupun hal – hal spesifik lainnya,semua komponen dipermudah dengan adanya system ini, tidak perlu terjadi kesalahpahaman jika aturan – aturannya sudah masuk ke dalam sistem (Arifin, 2002)

Sistim Informasi Akademik adalah merupakan sistem informasi yang berbasis web yang bertujuan untuk membentuk Knowledge Based System yang dapat diakses melalui internet, sebagai contoh macam informasi yang ada didalamnya menurut Arifin (2002) adalah:

a. Berita, berisi informasi terbaru yang diterbitkan oleh lembaga pendidikan maupun informasi teknologi dari berbagai sumber berita.

b. Pendidikan, berisi informasi yang berkaitan dengan akademik yang terdapat dilembaga pendidikan,

c. Komunitas, berisi tentang komunitas yang ada di lembaga pendidikan yang akan menginformasikan tentang Civitas Akademika dan lain-lain.

d. Data Personal, berisi Informasi yang berrhubungan dengan kebuthan akademik siswa; serta

e. Jadual Akademik.

Melalui informasi di atas, maka dapat disimpulkan bahwa SIM Akademik adalah suatu sistem yang dirancang untuk keperluan pengeloaan data-data Akademik dengan penerapan teknologi komputer baik „hardware‟ maupun „software‟, sehingga seluruh proses kegiatan akademik dapat terkelola menjadi informasi yang


(44)

bermanfaat dalam pengelolaan manajemen dan pengambilan keputusan-keputusan bagi pengambil keputusan di lingkungan pendidikan.

2.3.2 SIM Keuangan

Sistem Informasi Manajemen Keuangan yang selanjutnya disebut SIMKeu menurut Hidayat (2013) adalah serangkaian manual maupun aplikasinya yang mengintegrasikan semua proses pengelolaan keuangan, mulai dari perencanaan anggaran, Penyusunan Anggaran, , dan Penyusunan Laporan Keuangan melalui teknologi informasi..

SIMKeu merupakan aplikasi berbasis web yang dirancang sebagai sarana komunikasi dalam pengiriman data elektronik unit akuntansi ke jenjang di atasnya. Dengan adanya sistem yang mempergunakan teknologi informasi, pekerjaan penyusunan laporan keuangan akan lebih mudah dan rapi. Pemanfaatan Teknologi Informasi merupakan salah satu cara dalam menyelesaikan masalah-masalah yang dihadapi dalam pelaporan keuangan (Hidayat, 2013).

Melalui informasi di atas maka dapat disimpulkan bahwa SIM Keuangan merupakan hasil dari pengolahan data-data akuntansi menjadi sebuah informasi dalam bentuk laporan periodik, laporan khusus, hasil pengolahan matematika, komunikasi elektronik, dan saran dari sistem pakar.

2.3.3 SIM Kepegawaian

Sistem Informasi Kepegawaian merupakan sebuah bentuk interseksi atau pertemuan antara bidang ilmu manajemen sumber daya manusia (MSDM) dan teknologi informasi. Sistem ini menggabungkan MSDM sebagai suatu disiplin


(45)

yang utamanya mengaplikasikan bidang teknologi informasi ke dalam aktivitas-aktivitas MSDM seperti dalam hal perencanaan, dan menyusun sistem pemrosesan data dalam serangkaian langkah-langkah yang terstandarisasi dan terangkum dalam aplikasi perencanaan sumber daya perusahaan/enterprise resource planning (ERP) (Handoko, 2013).

Menurut Keputusan Menteri Dalam Negeri No.17 tahun 2000 (dalam Melisa Handoko, 2013) disebutkan bahwa Sistem Informasi Manajemen Kepegawaian (SIMPEG) merupakan suatu totalitas terpadu yang terdiri dari perangkat pengolah meliputi pengumpul prosedur, tenaga pengolah dan perangkat lunak, perangkat penyimpanan meliputi pusat data dan bank data serta perangkat komunikasi yang saling berkaitan, saling ketergantungan dan saling menentukan dalam rangka penyediaan informasi di bidang kepegawaian.

Selanjutnya Henry Simamora (2001:90) mengemukakan bahwa Sistem informasi manajemen kepegawaian adalah prosedur sistematik untuk mengumpulkan, menyimpan, mempertahankan, menarik, dan memvalidasi data yang dibutuhkan oleh sebuah organisasi tentang sumber daya manusia, aktivitas-aktivitas personalia, karekteristik-karakteristik unit-unit organisasi.

Pengertian sistem informasi manajemen kepegawaian menurut Susanto (2004:249) merupakan sistem informasi untuk mendukung kegiatan-kegiatan manajer di fungsi sumber daya manusia.

Merujuk pada pendapat di atas, maka dapat diambil kesimpulan bahwa SIM Kepegawaian menurut penjelasan diatas merupakan Sistem Informasi terpadu, yang meliputi pendataan pegawai, pengolahan data, prosedur, tata kerja, sumber


(46)

daya manusia dan teknologi informasi untuk menghasilkan informasi yang cepat, lengkap dan akurat dalam rangka mendukung administrasi kepegawaian

2.4 Jaringan Informasi Bersama Antar Sekolah (JIBAS)

JIBAS singkatan dari Jaringan Informasi Bersama Antar Sekolah. JIBAS lahir dari visi "Kebersamaan untuk Kemajuan Pendidikan Indonesia". Misi JIBAS adalah membangun jaringan informasi dan komunitas pendidikan yang bisa mewadahi interaksi dan aktifitas setiap elemen pendidikan dari siswa, guru, orang tua, sekolah,yayasan, pemerintah dan masyarakat umum.

Jaringan yang dibentuk JIBAS akan menggabungkan fitur dan layanan berupa komunitas, konten, informasi, dan hiburan tetapi khusus untuk pendidikan Indonesia. Jaringan ini bersifat terbuka dan tumbuh mandiri. Terbuka artinya setiap pihak yang ingin berpartisipasi dapat mengembangkan dan menyediakan layanan pendidikan bagi setiap anggota komunitas. Tumbuh mandiri maksudnya, sistem ini berkembang dari aktifitas dan interaksi dari setiap anggotanya.

JIBAS adalah sebuah komunitas yang mengembangkan Sistem Informasi Manajemen Terpadu secara gratis dan dapat digunakan atau dikembangkan oleh sekolah-sekolah yang membutuhkan. Sistem ini bersifat freeware atau digunakan secara gratis dan kita dapat berkontribusi didalamnya untuk mengembangkannya.

Saat ini JIBAS merupakan bidang kegiatan di bawah Yayasan Indonesia Membaca. Secara jelas misi JIBAS dapat dijelaskan sebagai berikut: 1). Menyediakan sistem informasi sekolah yang lengkap dan terintegrasi untuk meningkatkan kualitas pengelolaan sekolah. 2). Membuka seluas-luasnya akses


(47)

informasi akademik sekolah yang faktual bagi masyarakat, sehingga sekolah mendapatkan umpan balik positif dalam meningkatan mutu pendidikan secara kontinu. 3). Menyediakan sistem pengendalian mutu sekolah yang memiliki standarisasi pengukuran dan dapat diakses secara transparan oleh berbagai pihak berwenang, seperti pemerintah, orang tua, komite sekolah atau yayasan. 4). Mengelola media komunikasi dan kolaborasi yang efektif dan efisien bagi komunitas pendidikan.

Salah satu wujud JIBAS yaitu sistem informasi manajemen sekolah yang membantu operasional sekolah mulai dari akademik, keuangan, perpustakaan, pelaporan dan interaksi guru-siswa. Sistem ini dipasang secara lokal di sekolah jadi memudahkan sekolah untuk menggunakannya. Secara berkala, data operasional sekolah ini dapat ditransfer secara online atau offline ke basis data JIBAS pusat. Jadi, bagi sekolah yang berada di daerah atau belum memiliki fasilitas Internet memadai, masih dapat terhubung ke jaringan JIBAS. Melalui basis data JIBAS pusat inilah kemudian dibentuk layanan komunitas, informasi


(48)

sekolah dan konten pendidikan yang dapat diakses oleh berbagai elemen pendidikan, dari mulai siswa, guru, orang tua, sekolah, yayasan, pemerintah dan masyarakat umum. Hal ini dijelaskan oleh Komunitas JIBAS kepada Bapak Velix Manggai, Staf Khusus Kepresidenan RI 11 Maret 2011.

JIBAS dapat dimanfaatkan secara umum oleh masyarakat, karena: Pertama, Jaringan komunitas pendidikan. JIBAS bukan sistem informasi manajemen sekolah yang hanya mendata dan melaporkan saja. Visi dan misi JIBAS adalah membentuk jaringan komunitas pendidikan yang mewadahi interaksi dan aktifitas setiap elemen pendidikan Indonesia dari mulai siswa, guru, orang tua, sekolah, yayasan, pemerintah dan masyarakat umum. Kedua, Komunitas, Konten, Informasi, dan Hiburan. Jaringan komunitas yang terbentuk tidak hanya menampilkan informasi saja, tapi juga memfasilitasi layanan untuk komunikasi dan kolaborasi, misalnya: siswa dapat saling berkenalan dengan siswa sekolah lain, sesama guru dapat membahas kurikulum dan metoda pengajaran, orang tua dapat langsung berkonsultasi dengan guru, pemerintah dapat memberikan pengumuman dan pemberitaan yang tepat sasaran dan lain sebagainya.

Ketiga, kebersamaan dan Keterbukaan berbagai pihak yang ingin memberikan kontribusi dalam dunia pendidikan dapat bergabung dan mengembangkan berbagai layanan yang bermanfaat, seperti: mengasuh kolom konsultasi pendidikan, menyediakan game-game interaktif, memberitakan informasi pendidikan dan lain sebagainya.

Keempat, sebagai wadah dan saluran terpadu untuk Pendidikan. Selama ini, berbagai banyak pihak telah mengembangkan berbagai ide, produk, layanan dan


(49)

informasi mengenai pendidikan. Alangkah baiknya, dengan memanfaatkan jaringan komunitas yang terbentuk, tersedia wadah dan saluran informasi yang resmi yang dapat memadukan pihak-pihak tersebut untuk memajukan pendidikan Indonesia.

Kelima, layanan jejaring sosial dunia pendidikan. Saat ini, Facebook telah menjadi jejaring sosial yang populer. Walaupun fasilitasnya sudah lengkap dan memudahkan, namun terlalu umum untuk diikuti oleh komunitas pendidikan terutama siswa. Oleh karena itu, jaringan komunitas yang dibentuk JIBAS akan memberikan layanan jejaring sosial yang memiliki ciri khas pendidikan namun tetapi memiliki fasilitas dan fitur seperti Facebook.

Penggunaan JIBAS oleh komunitas pendidikan kita akan memberikan manfaat khusus, antara lain: Pertama, potret Aktual Kondisi Pendidikan dari gabungan data kegiatan setiap sekolah, dapat ditampilkan berbagai informasi aktual mengenai kondisi proses pendidikan di sekolah. Informasi ini dapat diakses oleh berbagai pihak berwenang termasuk oleh pemerintah. Jadi, pemerintah dapat dengan mudah memantau dan menilai jalannya proses pendidikan.

Kedua, Basis data siswa dan guru nasional dibentuk dari gabungan data-data siswa dan guru dari setiap sekolah yang terhubung ke dalam jaringan JIBAS. Melalui basis data ini dapat diketahui berbagai informasi seperti: informasi kependudukan, informasi siswa berbakat dan berprestasi, guru-guru teladan dan berbagai laporan statistik.

Ketiga, Pemerintah dapat melakukan audit dan pemantauan penggunaan dana bantuan operasional pendidikan di sekolah. Audit dan pemantauan ini dapat


(50)

dilakukan dengan mengetahui secara detail transaksi pembelanjaan dan pemakaian dana operasional tersebut oleh sekolah; dan Keempat, Pemerintah atau pihak yang berwenang dapat melakukan penilaian dan pengujian tentang kinerja sekolah dalam bidang akademik dengan melihat informasi nilai atau presensi siswa dan guru.

JIBAS yang dikembangkan oleh Yayasan Indonesia Membaca juga dari sisi teknologi informasi memiliki manfaat secara teknologi, yaitu: Pertama, JIBAS dirancang menjadi solusi teknologi informasi terintegrasi dan berkelanjutan untuk mendukung pengelolaan pendidikan secara nasional. Saat ini, solusi yang dikembangkan telah mencakup berbagai bidang dari mulai akademik sekolah, keuangan sekolah, pelaporan sekolah, interaksi dan kolaborasi. Selain itu, akan dikembangkan pula solusi lain untuk pengelolaan sumber daya manusia, audit dan pemantauan, penilaian dan pengendalian mutu dan solusi-solusi lain yang diperlukan.

Kedua, sistem yang dibangun memiliki lisensi GPL (General Public License) yang mengijinkan berbagai pihak untuk ikut serta menambah atau mengembangkan berbagai fitur dan fasilitas baru yang bermanfaat, seperti mengembangkan game-game interaktif, konten-konten pendidikan, forum diskusi dan desain multimedia yang dapat diakses oleh jaringan komunitas pendidikan yang terbentuk. Berbagai pihak juga dapat ikut serta dalam pengelolaan, pemeliharaan dan pelatihan JIBAS.


(51)

Ketiga, sistem informasi manajemen sekolah JIBAS dapat diperoleh dan digunakan secara gratis. Sistem ini telah diriset dan dikembangkan selama lebih dari 4 (empat) tahun dan digunakan oleh beberapa sekolah serta telah diakui kehandalannya.

Keempat, sistem informasi manajemen sekolah JIBAS dapat berjalan dengan konfigurasi sistem minimal dan untuk mengintegrasikan data kegiatan sekolah yang dapat dilakukan secara online maupun offline. Jadi, bagi sekolah-sekolah yang berada di daerah atau belum memiliki koneksi Internet yang memadai, masih dapat bergabung ke dalam jaringan JIBAS. Hal ini disampaikan oleh Komunitas JIBAS kepada Ibu Betty Alisjahbana, mantan Presiden Direktur PT IBM Indonesia dan juga Ketua Umum Asosiasi Open Source Indonesia pada tanggal 02 Nopember 2010.

Gambar 2.4 Komitmen JIBAS terhadap dunia pendidikan disampaikan melalui www.jibas.net bahwa software ini gratis untuk dipergunakan


(52)

Kelima, JIBAS secara berkala terus diperbaharui untuk menambah fitur-fitur baru atau memperbaiki kesalahan dan kekurangan yang ada, dan keenam, JIBAS menyediakan teknologi dan mekanisme keamanan tertinggi agar hanya pihak yang berwenang dan memiliki autorisasi serta autentifikasi yang dapat mengakses informasi bersifat personal, sepert: data akademik dan keuangan siswa, informasi guru dan keuangan sekolah dan data sejenis lainnya.

Data yang diolah menjadi informasi masih sebatas manajemen akademik, namun tetap bisa memberikan umpan balik yang positif terhadap pelayanan akademik.

Salah satu misi yang diusung oleh komunitas JIBAS melalui pertemuannya dengan Wakil Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI, Bapak Prof.Dr.Fasli Jalal salah satunya adalah menjadikan program Sistem Informasi Manajemen Terpadu pendidikan ini program yang terstandarisasi. JIBAS telah mengupayakan program ini sesuai pakem atau aturan Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan, dan sejak 2010 mereka telah mendapatkan pengakuan oleh Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia, menjadi komunitas Teknologi Informasi bidang pendidikan, hingga telah di unduh secara gratis oleh kurang lebih 14.000 lembaga pendidikan dan individu, serta dipakai lebih dari 6000 sekolah di seluruh Indonesia (www.jibas.net/:2013). Di Propinsi Lampung sendiri, dari data yang peneliti dapatkan dari website resmi jibas telah dipakai kurang lebih 60 sekolah di 13 kabupaten / kota, salah satunya SMP Negeri 19 Bandar Lampung.


(53)

Melihat upaya komunitas JIBAS memajukan manajemen sekolah di Indonesia, membuat program ini banyak membantu manajemen di sekolah menjadi lebih baik dalam pelayanan serta meningkatkan manajemen sekolah. Jadi, secara umum program Sistem Informasi Manajemen Sekolah Terpadu telah memenuhi standarisasi manajemen pendidikan di sekolah. Kemudian, selain program Sistem Informasi Manajemen Sekolah Terpadu JIBAS terstandarisasi, program ini juga mampu meningkatkan mutu pelayanan pendidikan, menjadi media komunikasi yang efektif dan efisien yang dilakukan secara online.

2.5 Kerangka Pikir Penelitian

Kerangka pikir penelitian adalah bagian dari penelitian yang menjelaskan tentang alasan atau argumentasi bagi hipotesis, menggambarkan proses berfikir peneliti, dan memberikan penjelasan tentang hipotesis yang diajukan kepada orang lain (Arikunto, 1998:99).

Berdasarkan beberapa kajian teori yang diajukan, peniliti mengasumsikan bahwa Implementasi Sistem Informasi Manajemen Terpadu Pendidikan akan terlaksana dengan sangat baik oleh manajemen sebagai pengambil keputusan di SMP Negeri 19 Bandar Lampung jika ditunjang oleh sarana dan prasarana yang memadai serta peningkatan kemampuan sumber daya dalam penggunaan teknologi informasi.

Melihat visi SMP Negeri 19 Bandar Lampung yaitu unggul dan berkarakter, serta faktor kekuatan dan kelemahan yang dimiliki, maka dapat dilihat dan dirancang kembali program yang mampu meningkatkan pelayanan mutu sekolah dalam


(54)

pencapaian Visi dan Misi SMP Negeri 19 Bandar Lampung. Adapun kerangka pikir penelitian digambarkan sebagai berikut:

Feedback

Gambar 2.5 Kerangka Pikir Penelitian

Gambar 2.5 menunjukkan bahwa dengan adanya Implementasi Sistem Informasi Manajemen Terpadu Pendidikan di SMP Negeri 19 Bandar Lampung,

peningkatan sarana dan prasarana, factor pendukung dan kendala, diharapkan implementasi sistem informasi manajemen terpadu pendidikan di SMP Negeri 19 Bandar Lampung dapat tercapai visi dan misinya.

Berubahnya pola pikir serta meningkatnya kualitas sumber daya melalui teknologi informasi di SMP Negeri 19 Bandar Lampung, diharapkan pelayanan mutu

pendidikan di SMP ini akan berangsur-angsur meningkat. - Informasi sebagai

pengambil keputusan - Sumber daya

mempengaruhi Implementasi - SIM Terpadu

Pendidikan membantu tercapai visi dan misi SMPN 19 B.Lampung - Tercapai visi dan

misi JIBAS

INPUT PROSES OUTPUT

PRODUK:

-Implementasi SIM Terpadu

Pendidikan SUMBER DAYA:

-Manusia

-Perangkat Keras -Perangkat Lunak -Prosedur


(55)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 19 Bandar Lampung. SMP Negeri 19 Bandar Lampung menempati lahan milik pemerintah kota Bandar Lampung ± 9.876 m2 dan beralamat di Jalan Turi Raya No.1 ± 250 m dari jalan Negara Soekarno-Hatta (baypass), Kecamatan Tanjung Senang, Bandar Lampung. Sekolah ini memiliki visi menjadi sekolah yang unggul dan berkarakter. Karena itu dalam rangka peningkatan mutu layanan pendidikan Sekolah Menengah Pertama Negeri 19 Bandar Lampung telah mengimplementasikan Sistem Informasi Manajemen Terpadu Pendidikan.

3.2 Pendekatan dan Rancangan Penelitian

Berdasarkan masalah dan tujuan penelitian, jenis penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif yaitu penelitian tentang data yang dikumpulkan dan dinyatakan dalam bentuk kata-kata dan gambar, kata-kata disusun dalam kalimat, misalnya kalimat hasil wawancara antara peneliti dan informan. Penelitian kualitatif bertolak dari filsafat konstruktivisme yang berasumsi bahwa kenyataan itu berdimensi jamak, interaktif dan suatu pertukaran pengalaman sosial yang diinterpretasikan oleh individu-individu. Penelitian kualitatif ditujukan untuk memahami fenomena-fenomena sosial dari sudut perspektif partisipan. Partisipan


(56)

adalah orang-orang yang diajak berwawancara, diobservasi, diminta memberikan data, pendapat, pemikiran, dan persepsinya (Sukmadinata, 2006: 94).

Rancangan studi kasus dipilih dengan tujuan untuk memperoleh jawaban atas pertanyaan how dan why tentang implimentasi penggunaan Sistem Informasi Terpadu Pendidikan ditinjau dari aspek pemanfaatan yang membantu dalam manajerial. Tahap-tahap penelitian ini adalah mengacu pada pendapat Moleong (1999:6) yakni tahap pra lapangan, tahap kegiatan lapangan, dan penelitian yang sesungguhnya.

Penelitian ini diharapkan dapat mengungkap fenomena-fenomena yang muncul dalam Implementasi Sistem Informasi Manajemen Terpadu Pendidikan di SMP Negeri 19 Bandar Lampung.

3.3 Kehadiran Peneliti

Kehadiran peneliti di lapangan dalam penelitian kualitatif menurut Miles dan Huberman (1992) adalah suatu yang mutlak, karena peneliti bertindak sebagai instrumen penelitian sekaligus pengumpul data. Keuntungan yang didapat dari kehadiran peneliti sebagai instrumen adalah subjek lebih tanggap akan kehadiran peneliti, peneliti dapat menyesuaikan diri dengan setting penelitian, keputusan yang berhubungan dengan penelitian dapat diambil dengan cara cepat dan terarah, demikian juga dengan informasi dapat diperoleh melalui sikap dan cara informan dalam memberikan informasi.


(57)

Menurut Sugiyono (2011:306), peneliti kualitatif sebagai human instrument, berfungsi menetapkan fokus penelitian, memilih informan sumber data, melakukan pengumpulan data, menilai kualitas data, analisis data, menafsirkan data, dan membuat kesimpulan atas temuannya.

Menurut Nasution (dalam Sugiyono, 2011:307-308), kehadiran peneliti sebagai instrumen penelitian serasi untuk penelitian kualitataif itu sendiri karena memiliki ciri-ciri sebagai berikut:

1. Peneliti sebagai instrumen dapat bereaksi terhadap segala stimulus dari lingkungan yang harus diperkirakan bermakna atau tidak bagi penelitian. 2. Peneliti sebagai alat dapat menyesuaikan diri terhadap semua aspek keadaan

dan dapat mengumpulkan aneka ragam data sekaligus.

3. Tiap situasi merupakan keseluruhan. Tidak ada suatu instrument yang dapat menangkap keseluruhan situasi kecuali manusia.

4. Suatu situasi yang melibatkan interaksi manusia, tidak dapat dipahami dengan pengetahuan semata, namun perlu sering merasakannya, menyelaminya berdasarkan pengetahuan kita.

5. Hanya manusia sebagai instrumen dapat mengambil kesimpulan berdasarkan data yang dikumpulkan pada suatu saat dan menggunakan segera sebagai balikan untuk memperoleh penegasan, perubahan, perbaikan atau perelakan.

Penelitian ini dilakukan dari bulan Februari hingga Maret tahun 2013 yang berawal dari pengajuan izin penelitian. Surat izin penelitian dikeluarkan oleh Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Lampung. Melalui Surat izin tersebut memulai penelitian dengan melakukan wawancara dengan Kepala Sekolah, Wakil-wakil Kepala Sekolah, Kepala Tata Usaha, Guru-guru wali kelas, pengawas sekolah, serta ketua komite sekolah dalam kurun waktu Februari hingga Maret 2013. Pengamatan terhadap sarana dan prasarana, aktifitas manajemen dalam implementasi juga dilakukan selama periode tersebut.


(58)

3.4 Sumber Data Penelitian

Sumber data dalam penelitian adalah manusia dan bukan manusia (Miles dan Huberman, 1992). Sumber data manusia dapat dikatakan sebagai informan, seperti Kepala Sekolah, Wakil Kepala Sekolah, guru, serta masyarakat umum. Kemudian sumber data bukan manusia antara lain catatan lapangan, dokumen-dokumen, dan rekaman hasil wawancara.

Penentuan informan dalam penelitian ini dilakukan dengan teknik sampling purposive, agar data yang diperoleh dari informan sesuai dengan kebutuhan dan tujuan penelitian. Pengambilan sampel bukan dimaksud untuk mewakili populasi, melainkan didasarkan pada relevansi dan kedalaman informasi serta didasarkan pada tema yang muncul di lapangan (Nasution, 2006:29).

Pemilihan waktu juga dilakukan saat melakukan wawancara agar diperoleh informasi yang akurat dari narasumber. Penulis memilih melakukan wawancara pada saat jam kerja agar bisa sekaligus melakukan observasi. Peneliti tidak menemukan kendala berarti ketika mengumpulkan data berupa dokumentasi dari Kepala Sekolah dan pihak manajemen sekolah. Proses observasi berjalan dengan baik karena mendapat dukungan dari pihak sekolah.

3.5 Teknik Pengumpulan data

Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling utama dalam penelitian, karena tujuan penelitian adalah mendapatkan data. Pengumpulan data dilakukan dalam berbagai setting, sumber, dan cara. Bila dilihat dari sumber datanya, menurut Sugiyono (2011:308) pengumpulan data dapat menggunakan


(1)

Peningkatkan keahlian mengenai teknologi informasi melalui pelatihan manajemen informasi yang disiapkan oleh lembaga-lembaga yang menaungi pengembangan Sistem Informasi Manajemen Terpadu Pendidikan seperti halnya komunitas JIBAS.

Selain dewan pendidik juga, oleh pihak manajemen terbiasa menggunakan teknologi informasi sebagai sarana pengembangan diri, sehingga pelayanan pendidikan mutunya semakin baik. Fungsi manajemen kepala sekolah dalam implementasi Sistem Informasi Manajemen Terpadu Pendidikan di SMP Negeri 19 Bandar Lampung sudah dengan baik dan benar menjalankan fungsinya dalam penataan administrasi yang sesuai dengan aturan sehingga warga sekolah merasa nyaman untuk bekerja lebih baik lagi.

5.3 SARAN

Berdasarkan hasil penelitian dan kesimpulan, maka peneliti memberikan saran kepada SMP Negeri 19 Bandar Lampung dan pemangku kepentingan didalamnya antara lain:

5.3.1 Bagi Kepala Sekolah

Kepala Sekolah diharapkan mampu lebih meningkatkan komunikasi internal organisasi di SMP Negeri 19 Bandar Lampung, sehingga pengambilan keputusan dapat lebih tepat, serta efektif dan efisien. Kemudian perlu menyiapkan sumber daya manusia yang menguasai program dan teknologi informasi karena hal ini diperlukan setiap saat bila terjadi kerusakan atau hambatan-hambatan saat penggunaan Sistem Informasi Manajemen Terpadu Pendidikan.


(2)

112

Kepala Sekolah juga perlu mempertimbangkan dengan sungguh-sungguh apabila akan mengadakan mutasi atau promosi bagi petugas atau administrator atau teknisi ditempat baru dengan keberadaan SIM Terpadu Pendidikan.

5.3.2 Bagi Pendidik

Perlu adanya pelatihan Sistem Informasi Pendidikan bagi pendidik, teknisi atau operator teknologi informasi secara berkesinambungan mengikuti perkembangan teknologi dan aplikasi, karena penyempurnaan aplikasi terus berkembang. Kemudian lebih rutin melakukan Back up data base, hal ini untuk menjaga bila terjadi kerusakan data seperti terbakar, terkena virus data, dan lain-lain.

Program SIM Terpadu Pendidikan JIBAS yang di implementasikan di SMP Negeri 19 Bandar Lampung saat ini, nantinya bukan hanya SIM Akademik saja yang digunakan tapi juga bisa dimanfaatkan SIM Keuangan, SIM Kepegawaian, dan SIM Perpustakaan, karena website sekolah juga sudah mulai berjalan.

5.3.3 Bagi Stakeholders

Stakeholders sekolah, terutama Komite Sekolah agar berusaha untuk merubah pola fikir sumber daya manusia agar lebih profesional, mempunyai wawasan dan pengetahuan mengenai teknologi informasi yang berkembang sangat pesat. Kemudian menyiapkan anggaran keuangan untuk biaya listrik, perawatan perangkat keras atau lunak, perawatan jaringan dan tunjangan khusus bagi ahli atau teknisi untuk pelayanan mutu pendidikan yang lebih baik.


(3)

Abdul Kadir. 2002. Pengenalan Sistem Informasi. Yogyakarta: Andi Yogyakarta Anton M. Meliono. 1990.Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka Arifin, M. 2002.Kapita Selekta Pendidikan (Islam dan Umum). Jakarta: Bumi

Aksara

Arikunto, Suharsimi. 1998.Prosedur Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta

Azhar, La Midjan dan Susanto. 2001.Sistem Informasi Akuntansi I dan II. Edisi II. Bandung: Lembaga Informatika

Bungin, Burhan. 2001.Metodologi Penelitian Sosial: Format-format Kuantitatif dan Kualitatif. Surabaya : Airlangga University Press

Bodnar, G.H., and Hopwood, W.S. 2000.Accounting Information Systems. Prentice Hall, Inc. Engelwood Cliffs: New Jersey.

Bogdan, Robert dan Steven J. Taylor. 1975.Introduction, Qualitative Research Method. New York: John Willy & Sdn.

C. Edward III, George. 1991.Implementing Public Policy. Washington : Congressional Quarterly Press

Danim, Sudarwan. 2002.Menjadi Peneliti Kualitatif: Rancangan Metodologi, Presentasi dan Publikasi Hasil Penelitian untuk Mahasiswa dan Peneliti Pemula Bidang Ilmu-ilmu Sosial, Pendidikall dan Humaniora. Pustaka Setia: Bandung.

Davis, Gordon B. 1991.Kerangka Dasar Sistem Informasi Manajemen. Jakarta : Pustaka Binaman Pressindo

Fiedler, F.E. (1967)A Theory of Leadership Effectiveness, New York: McGraw-Hill.

George, J.M. and Jones, G.R. 1996.The Experience of Work and Turnover Intentions: Interactive Effect of Value Attainment, Job Satisfaction, and Positive Mood. Journal of Applied Psychology


(4)

114

Guba, Egon G. dan Lincoln, Yvonna S. 1981.Effective Evaluation. Sanfransisco: Jose Bass Publisher

Hall, J.A. 2001. Sistem Informasi Akuntansi. Edisi 3, Salemba Empat: Jakarta Harold Koontz, Cyril O'Donnell. 1976.Management.Edition 6, revised.

Publisher, McGraw-Hill, Original from, the University of Michigan. Digitized, Dec 22, 2009

Harsono, Djati. 2009. Implementasi Kebijakan Sistem Informasi dan Manajemen Pertanahan nasional (simtanas) di Kantor Pertanahan Kabupaten Jepara. Tesis Pascasarjana Universitas Dipenogoro: UNDIP

James, Charles. 1985.Efektifitas Organisasi. Jakarta: Erlangga

Jogiyanto, HM. 1999.Sistem Teknologi Informasi. Yogyakarta: Andy Publisher Kaplan, R.S. and D.P. Norton. 2001.The Strategy-Focused Organization: How

Balanced Scorecard Companies Thrive In The New Business Environment. Boston, MA: Harvard Business School Press

Mantja, W. 2005.Etnografi: Desain Penelitian Sosiolinguistik. Yogyakarta: Pustaka Pelajar

Miles, Matthews dan Huberman A, Michael. 1992.Analisis Data Kualitatif: Buku Sumber tentang Metode-Metode Baru. Jakarta: UI Press

Mirfani, dkk. 2009.Administrasi Pendidikan.Bandung: Tim Dosen Administrasi Pendidikan UPI

Moleong. 1999.Metodologi Kualitatif, Edisi Revisi. Bandung: PT Remaja Rosdakarya

Mulyana, Deddy. 2002.Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja Rosdakarya

Mulyatiningsih, Endang, Dr. 2012.Metode Penelitian Terapan Bidang Pendidikan. Bandung: Alfa Beta

Nasution, S. 2006.Metode Research (Penelitian Ilmiah).Cetakan 8. Jakarta Selatan: Pustaka Azzam

O’Brien, James. A . 2005.Pengantar Sistem Informasi. Jakarta: Salemba 4 Rivai, Viethzal dan Deddy Mulyadi. 2011.Kepemimpinan dan Perilaku


(5)

Rochaety, Ety dkk. 2008.Sistem Informasi Manajemen Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara

Salis, Edward. 2010.Manajemen Mutu Terpadu Pendidikan. Yogyakarta: IRCiSoD

Sidharta, Lani. 1995.Pengantar Sistem Informasi Bisnis. Jakarta: PT ELEX Media Komputindo

Simamora, Henry. 2001.Manajemen Sumber Daya Manusia. STIE KPN. Yogyakarta

Spradley, James P. 1997.Metode Etnografi. Yogyakarta: Tiara Wacana Sugiyono. 2011.Metode Penelitian Pendidikan. Alfabeta: Bandung

Suharsaputra, Uhar. 2010.Administrasi Pendidikan. Bandung: Refika Aditama Sukmadinata. 2008.Metode Penelitian Kualitatif. Jakarta: Rineka Cipta

Susanto, Azhar. 2004.Sistem Informasi Manajemen. Bandung: Linggar Jaya Sutabri, Tata. 2005.Sistem Informasi Manajemen. Yogyakarta: Andy Publisher Stoner, James A.F., et. al. 1996.Manajemen. Jakarta: Prenhalindo

Tim Dosen Adpen UPI. 2010.Manajemen Pendidikan. Bandung: Alfabeta

Internet:

Ardiyo. 2012. Sistem Informasi Pendidikan dan Dunia Kerja. http://sindiker.dikti.go.id/propinsi/mhs/031049/84101/20092/31000.

Diakses pada tanggal 30 Nopember 2012

Forqon, C. 2012.Sistem Informasi Manajemen.

http://file.upi.edu/Direktori/FPEB/PRODI._MANAJEMEN_FPEB/1972071 52003121-CHAIRUL_FURQON/001._SIM-gambaran_umum.pdf. diakses pada tanggal 30 Nopember 2012

Handoko, Melisa. http://melisahandoko.blogspot.com/2010/05/sistem-informasi-manajemen-kepegawaian.html. di Akses tanggal 02 Agustus 2013


(6)

116 Hidayat, Muhammad. 2013. Sistem Informasi Manajemen Keuangan.

http://muhammadhidayat.blogspot.com/2013/01/sistem-informasi-manajemen-keuangan.html. di akses tanggal 02 agustus 2013

www.wikipedia.co.id/pengertian-perangkat-lunak.html. diakses tanggal 07 Mei 2013

www.wikipedia.co.id/pengertian-sistem-informasi.html. diakses tanggal 07 Mei

2013