PENGARUH PENERAPAN STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN DAN GOOD GOVERNANCE TERHADAP KUALITAS LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH (STUDI EMPIRIS SKPD KOTA BANDARLAMPUNG)

PENGARUH PENERAPAN STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN
DAN GOOD GOVERNANCE TERHADAP KUALITAS LAPORAN
KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH
(Studi Empiris SKPD Kota Bandarlampung)

(Skripsi)

Oleh
MARISKA

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG
2015

ABSTRACT

THE EFFECT OF APPLICATION OF GOVERNMENT ACCOUNTING
STANDARDS AND GOOD GOVERNANCE OF THE QUALITY OF
LOCAL GOVERNMENT FINANCIAL REPORTS
(SKPD EMPIRICAL STUDY IN BANDARLAMPUNG)

By
MARISKA

This research aimed to examine the effect of application of Government
Accounting Standards (SAP) and Good Governance of the quality of Local
Government Financial Reports. This research was conducted in the regional work
units (SKPD) Bandarlampung.
The method used survey method. Data collecting technique used questionnaires.
The selection of technique sampling used purposive sampling. Respondents
consisted of 31 working people in five SKPD were processed statistically by using
IBM SPSS 21.
These results indicate that there is influence between good governance on the
quality of local government financial reports but cannot provide evidence that the
application of SAP effects the quality of local government financial reports. This
is caused by the human resources. There are some of disadvantages such as the
recording/preparation and calculations in the financial reports. Therefore, local
government seriously should be planning the human resources in government
accounting department.

Keywords: application of government accounting standards (SAP), good

governance , the quality of local government financial reports.

ABSTRAK

PENGARUH PENERAPAN STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN
DAN GOOD GOVERNANCE TERHADAP KUALITAS LAPORAN
KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH
(STUDI EMPIRIS SKPD KOTA BANDARLAMPUNG)
Oleh
MARISKA

Penelitian ini bertujuan untuk menguji mengenai pengaruh Penerapan Standar
Akuntansi Pemerintahan (SAP) dan Good Governance terhadap kualitas Laporan
Keuangan Pemerintah daerah. Penelitian ini dilakukan di Satuan Kerja Perangkat
Daerah (SKPD) Kota Bandarlampung.
Metode penelitian yang digunakan adalah metode survey. Teknik pemilihan
sampel dilakukan secara purposive sampling. Responden terdiri dari 31 orang
yang bekerja pada 5 (lima) SKPD yang diolah secara statistik dengan
menggunakan IBM SPSS 21. Data dikumpulkan melalui kuisioner.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat pengaruh antara good

governance terhadap kualitas laporan keuangan pemerintah daerah namun tidak
dapat memberikan bukti bahwa penerapan SAP berpengaruh terhadap kualitas
laporan keuangan pemerintah daerah. Hal ini disebabkan oleh faktor sumber daya
manusia, yaitu masih ada beberapa kelemahan seperti dalam pencatatan/
penyusunan dan perhitungan dalam laporan keuangan. Oleh karena itu,
pemerintah daerah perlu secara serius perencanaan sumber daya manusia di
bidang akuntansi pemerintahan.

Kata kunci : penerapan standar akuntansi pemerintahan (SAP), good
governance, kualitas laporan keuangan pemerintah daerah.

PENGARUH PENERAPAN STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN
DAN GOOD GOVERNANCE TERHADAP KUALITAS LAPORAN
KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH
(Studi Empiris SKPD Kota Bandarlampung)

Oleh

Mariska
Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar
SARJANA EKONOMI
Pada
Jurusan Akuntansi
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG
2015

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Lampung Tengah pada tanggal 10 Juni 1994, sebagai anak
kedua dari dua bersaudara, dari Bapak Samsuri dan Ibu Marliah.
Penulis menempuh pendidikan Sekolah Dasar (SD) yang diselesaikan di SD
Negeri 1 Karang Endah pada tahun 2005, dilanjutkan dengan Sekolah Menengah
Pertama (SMP) di SMP Negeri 5 Terbanggi Besar hingga tahun 2008, dan
menyelesaikan pendidikan Sekolah Menengah Atas (SMA) di SMA Negeri 1
Terbanggi Besar pada tahun 2011.

Pada Tahun 2011, penulis terdaftar sebagai mahasiswa Jurusan Akuntansi
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung melalui tes tertulis jalur Ujian
Masuk Lokal (UML).
Selama menempuh perkuliahan, penulis tergabung dalam UKMF ROIS FEB
Unila sebagai bendahara bidang Keputrian tahun 2013/2014.

PERSEMBAHAN

Kupersembahkan skripsi ini, sebagai salah satu tanda bakti, bukti cinta dan kasih
kepada kedua orang tua dan kakakku serta sebagai penyemangat
bagi adik-adikku tersayang.

Terima kasih atas segala doa dan dukungan yang tak henti-hentinya tercurahkan
sebagai bentuk kasih sayang yang tiada tara.

MOTO

“Sesuatu mungkin mendatangi mereka
yang mau menunggu, namun hanya didapatkan oleh mereka
yang bersemangat mengejarnya”


(Abraham Lincoln)

SANWACANA

Puji syukur penulis ucapkan atas kehadirat Allah SWT, karena atas limpahan
kasih sayang-Nya skripsi ini dapat diselesaikan. Skripsi dengan judul “Penerapan
Standar Akuntansi Pemerintahan Dan Good Governance Terhadap Kualitas
Laporan Keuangan Pemerintah Daerah” merupakan salah satu syarat untuk
memperoleh gelar Sarjana Ekonomi di Universitas Lampung.
Dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1.

Bapak Prof. Dr. H. Satria Bangsawan, S.E., M.Si., selaku Dekan Fakultas
Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung.

2.

Ibu Dr. Fajar Gustiawaty Dewi, S.E., M.Si., Akt., selaku Ketua Jurusan
Akuntansi.


3.

Ibu Yuztitya Asmaranti, S.E., M.Si., selaku sekretaris Jurusan Akuntansi.

4.

Ibu Dr. Rindu Rika Gamayuni, S.E., M.Si., selaku Pembimbing Utama atas
kesediaannya untuk memberikan waktu, bimbingan, nasihat, dukungan,
pelajaran, serta pengalaman yang sangat berkesan selama proses penyelesaian
skripsi ini.

5.

Ibu Yenni Agustina, S.E., M.Si., Akt., selaku Pembimbing Pendamping atas
kesediannya

dalam

memberikan


bimbingan,

pengetahuan,

nasihat,

pengalaman serta pembelajaran diri selama proses penyelesaian skripsi ini.
6.

Ibu Dr. Fajar Gustiawaty Dewi, S.E., M.Si., Akt., selaku Penguji Utama atas
saran dan kritik, serta nasihat yang membangun baik bagi penyelesaian
skripsi maupun bagi diri penulis.

7.

Ibu Retno Yuni Nur S, S.E., M.Sc., Akt., selaku Pembimbing Akademik atas
segala saran dan dukungan yang diberikan selama masa perkuliahan.

8.


Bapak dan Ibu Dosen di Jurusan Akuntansi dan Fakultas Ekonomi
Universitas Lampung, atas ilmu, dan pembelajaran yang telah diberikan.

9.

Kedua orang tuaku Bapak Samsuri dan Ibu Marliah, terima kasih banyak
karena selalu mendoakan, membimbing, dan mendukung setiap langkah demi
mewujudkan mimpi dan cita dari penulis. Tiada kata yang dapat

menggambarkan rasa sayang dan rasa terima kasih atas segala hal yang telah
diberikan.
10. Kakak tersayang Maulana, A.Md., Kep., yang senantiasa memberikan doa
dan dukungan.
11. Keluarga besar dan saudara-saudaraku, terima kasih atas segala curahan doa.
12. Teman-teman terbaik: Resti, Mory, Umai, Gustia, Silvi, Dyah Resti, dan Mba
Jul, terima kasih atas kesediannya untuk menemani, menyemangati,
menghibur, dan membantu proses penyelesaian skripsi ini, terima kasih untuk
setiap cerita susah, sedih, haru bahagia, terima kasih untuk kebersamaan
selama empat tahun ini, semoga pertemanan kita berlanjut hingga maut

menjelang. Terima kasih sudah menjadi bagian dari perjuangan ini. Kelak ini
akan jadi nostalgia ketika kita sudah di puncak kesuksesan.
13. Teman-teman Akuntansi 2011, Alif, Aliya, Ayas, Andin, Deri, Juna, Eja,
Arum, Aul, Ayu, Oneng, Rara, Baha, Bainal, Benni, Bily, Boga, Yezzie,
Cinta, Ucok, Deni, Puput, Dinda, Dion, El, Farah, Fajar, Ettenkk, Feni, Mpit,
Anun, Gilang, Grace, Hanny, Piyek, Imam, Jaka, Kartono, Kevin, Kiki,
Laeina, Marce, Lisna, Lute, Wawan, Yoga, Yogi, Rido, Maiza, Vito, Ane,
Nabilla, Nissa, Aya, Oci, Mitha, Pina, Pees, Rachmad, Laras, Restu, Rika,
Rindy, Riris, Santi, Sinta, Opeh, Sulis, Tito, Mira, Trisa, Tya, Veriza, Vianna,
Yulia, dan Yuni untuk saling memberi informasi dan menyemangati.
14. Murabbi, Mba Mirnawati, S.Pd., terima kasih untuk semua ilmu dan
kesabaran.
15. Sahabatku dari SMP, Novriyani, S.Pd. Terima Kasih selalu memberikan
motivasi, dukungan, dan uluran tangan saat suka maupun duka.
16. Sahabatku dari SMA, Marlia Alvionita, S.Ikom., dan Widya Ningsih, S.Sos.
Terima kasih telah menemani sejauh ini, terima kasih tak pernah bosan
membantu dan memahami.
17. Teman-teman Asrama Dania Putri: Reni Yulian, Mba Febri, Mba Resti, dan
Ofi, terima kasih banyak untuk semua uluran tangan yang selalu siap siaga.
18. Bapak Samsuri dan Ibu Marliah, terima kasih untuk semua nasihat dan kasih

sayang.

19. Keluarga Besar ROIS FEB Unila. Terima kasih sudah memberikan
pengalaman yang begitu mengesankan serta rasa kekeluargaan yang
mendalam.
20. Pejabat dan Staf SKPD Kota Bandarlampung, terima kasih atas izin dan
kerjasama yang telah diberikan dalam pelaksanaan penelitian.
21. Terima kasih kepada senior dan junior di jurusan Akuntansi.
22. Teman-teman di Fakultas Ekonomi dan Bisnis yang telah menorehkan cerita.
23. Almamater tercinta, Universitas Lampung.
Akhir kata, manusia yang baik adalah yang menuai manfaat bagi sesamanya,
semoga skripsi ini bermanfaat dikemudian hari. Amin.

Bandarlampung, Oktober 2015
Penulis

Mariska

i

DAFTAR ISI

Halaman
DAFTAR ISI ................................................................................................ i

DAFTAR TABEL ....................................................................................... iv

DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................... v

BAB I. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang ............................................................................. 1
1.2. Rumusan Masalah ........................................................................ 9
1.3. Tujuan Penelitian ......................................................................... 9
1.4. Manfaat Penelitian ....................................................................... 9
1.5. Batasan Masalah Penelitian ......................................................... 10

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Landasan Teori ............................................................................ 11
2.1.1. Teori Pertanggungjawaban (Stewardship Theory) ............. 11
2.1.2. Penerapan Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP) ........... 12
2.1.3. Good Governance ............................................................... 20
2.1.4. Kualitas Laporan Keuangan ................................................ 25
2.2. Penelitian Terdahulu .................................................................... 28
2.3. Kerangka Pemikiran dan Pengembangan Hipotesis .................... 31

ii

2.3.1. Penerapan Standar Akuntansi Pemerintahan Terhadap
Kualitas Laporan Keuangan ............................................... 33
2.3.2. Good Governance Terhadap Kualitas Laporan
Keuangan ........................................................................... 36

BAB III. METODE PENELITIAN
3.1. Populasi dan Sampel Penelitian ................................................... 39
3.2. Jenis dan Sumber Data ................................................................. 41
3.3. Operasional Variabel .................................................................... 42
3.4. Metode Analisis Data ................................................................... 47
3.4.1. Analisis Statistik Deskriptif ................................................ 47
3.4.2. Koefisien Determinasi ........................................................ 48
3.4.3. Uji Kualitas Data ................................................................ 48
3.4.3.1. Uji Validitas ............................................................... 48
3.4.3.2. Uji Reliabilitas ........................................................... 49
3.5. Uji Hipotesis ................................................................................. 49

BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1. Deskriptif Data ............................................................................. 51
4.2. Statistik Deskriptif........................................................................ 53
4.2.1. Deskriptif Jawaban Responden Variabel Penerapan Standar
Akuntansi Pemerintahan ..................................................... 53
4.2.2. Deskriptif Jawaban Responden Variabel Good
Governance ......................................................................... 54
4.2.3. Deskriptif Jawaban Responden Variabel Kualitas

iii

Laporan Keuangan Pemerintah Daerah ............................... 55
4.3. Uji Validitas dan Reliabilitas Data ............................................... 56
4.3.1. Uji Validitas ........................................................................ 56
4.3.2. Uji Reliabilitas .................................................................... 58
4.4. Hasil Pengujian Hipotesis ............................................................ 59
4.4.1. Pengujian Model ................................................................. 59
4.4.2. Hasil Uji Hipotesis .............................................................. 61
4.5. Pembahasan ................................................................................. 62
4.5.1. Pengaruh Penerapan Standar Akuntansi Pemerintahan
Terhadap Kualitas LKPD ................................................... 62
4.5.2. Pengaruh Good Governance Terhadap Kualitas LKPD ..... 65

BAB V. SIMPULAN DAN SARAN
5.1. Simpulan ...................................................................................... 69
5.2. Keterbatasan Penelitian ................................................................ 69
5.3. Saran Penelitian ........................................................................... 70
5.4. Implikasi Hasil Penelitian ............................................................ 71

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

iv

DAFTAR TABEL

Halaman
Tabel 1.1

Daftar Kelemahan SPI Hasil Pemeriksaan LKPD
Semester I Tahun 2014 (Kabupaten/Kota
Se-Provinsi Lampung) ............................................................ 3

Tabel 1.2

Daftar Opini (Kabupaten/Kota Se-Provinsi Lampung)
Tahun 2011 s.d. Tahun 2013 .................................................. 4

Tabel 2.1

Penelitian Terdahulu ............................................................... 28

Tabel 3.1

Operasional Variabel .............................................................. 43

Tabel 3.2

Skor/Bobot Penilaian Menggunakan Skala Likert ................. 47

Tabel 4.1

Hasil Analisis Pengembalian Kuisioner ................................. 51

Tabel 4.2

Demografi Responden ............................................................ 52

Tabel 4.3

Hasil Statistik Deskriptif Variabel Penerapan SAP ............... 53

Tabel 4.4

Hasil Statistik Variabel Good Governance ............................

Tabel 4.5

Hasil Statistik Variabel Kualitas LKPD ................................ 55

Tabel 4.6

Hasil Uji Validitas Mengenai Standar Akuntansi
Pemerintahan ......................................................................... 57

Tabel 4.7

Hasil Uji Validitas Mengenai Good Governance .................

57

Tabel 4.8

Hasil Uji Validitas Mengenai Kualitas Laporan
Keuangan Pemerintah Daerah ...............................................

58

Tabel 4.9

Uji Reliabilitas .......................................................................

59

Tabel 4.10

Koefisien Determinasi ...........................................................

60

Tabel 4.11

ANOVA ................................................................................. 60

Tabel 4.12

Hasil Uji Parameter Individual ..............................................

54

61

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran I

: Daftar SKPD Pemerintah Kota Bandarlampung

Lampiran II

: Kuisioner

Lampiran III : Tabulasi Jawaban Responden
Lampiran IV : Hasil Uji IBM Statistic SPSS 21

DAFTAR PUSTAKA

Amaliah, Ita R. 2014. Peranan Inspektorat Terhadap Penerapan Good Goverment
Governance Pada Instansi Pemerintahan Provinsi Sulawesi Selatan. Skripsi.
Universitas Hasanuddin Makassar.
Badan Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia. 2014. Ikhtisar Hasil Pemeriksaan Semester
I Tahun 2014 (Buku II). Jakarta.
Bastian, Indra. (2010). Akuntansi Sektor Publik Suatu Pengantar Edisi Ketiga. Jakarta:
Erlangga.
Batubara, A. H. 2006. Konsep Good Governance Dalam Konsep Otonomi Daerah. Jurnal
Analisis Administrasi dan Kebijakan. Vol. 3, No. 1.
Boekorsjom, Julianet Farah. 2013. Pengaruh Penatausahaan Keuangan Daerah Terhadap
Penerapan Good Governance Dan Implikasinya Terhadap Kualitas Informasi
Keuangan Pada Bpkad Provinsi Papua. Skripsi. Universitas Komputer Indonesia.
Cadbury. 1992. The Financial Aspects of Corporate Governance. The Committee on The
Financial Aspects of Corporate Governance and Gee and Co.Ltd.
Darise, Nurlan. 2008. Akuntansi Keuangan Daerah. Jakarta : PT. Indeks.
Donalson, Lex dan Davis James H. 1991. Stewardship Theory or Agency Theory: CEO
Governance and Shareholders Return. Australian Journal of Management, The
University of New South Wales, Vol.16, June 1.
Ghozali, Imam. 2013. Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program IBM SPSS 21.
Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro.
Halim, Abdul dan Muhammad Syam Kusufi. 2014. Teori, Konsep, Dan Aplikasi: Akuntansi
Sektor Publik. Jakarta: Salemba Empat.
Handayani, Desi. Good Governance dan Kualitas Laporan Keuangan Pemerintah. Jurnal
Akuntansi Keuangan dan Bisnis. Vol. 5, Desember 2012, 12-16.
Hunger J, David dan Wheelen Thomas L. 2004. Strategic Management and business policy,
9th Edition. New Jersey: Prentice-Hall Inc.

Jannaini, Yuli. 2012. Pengaruh Penerapan Standar Akuntansi Pemerintah Terhadap Kualitas
laporan Keuangan dan Implikasinya Terhadap Akuntabilitas Kinerja (Survei pada
Dinas Kota Bandung). Skripsi. Universitas Komputer Indonesia.
Khomsani, Ermawati Farida. 2015. Pengaruh Penerapan Sistem Akuntansi Keuangan dan
Standar Akuntansi Pemerintah (SAP) Terhadap Kualitas Laporan Keuangan
Pemerintah Daerah. Skripsi. Universitas Widyatama.
Kuntadi, Cris. 2011. Peran Akuntansi dan Audit Dalam Transformasi Tata Kelola (Good
Governance) Instansi Pemerintahan yang Akuntabel, Transparan, dan Berbasis
Kinerja.
Kurniawan, Agung. 2005. Transformasi Pelayanan Publik. Yogyakarta: Pembaharuan.
Lasoma, Vicky A. 2013. Pengaruh Standar Akuntansi Pemerintah (SAP) Terhadap
Sektor Kualitas Laporan Keuangan Pemerintah Daerah. Skripsi. Universitas Negeri
Gorontalo.
Mardiasmo. 2002. Akuntansi Sektor Publik. Yogyakarta: Andi.
Moeljono, Djokosantoso. 2006. Good Governance Culture. Jakarta: Elex Media
Komputindo.
Nordiawan, Deddi. 2006. Akuntansi Sektor Publik. Jakarta: Penerbit Salemba Empat.
Nugraheni, P. 2008. Pengaruh Penerapan Standar Akuntansi Pemerintahan Terhadap Kualitas
Laporan Keuangan. Jurnal Ekonomi Bisnis. Vol. 13, No. 1.
Organization for Economic Cooperation and Development. 1999. OECD Principles of
Corporate Governance. The OECD Paris.
Osborne, David dan Gaebler. 1992. Reinveting Government: How the entrepreneurial spirit
is Transforming the Public Sector. New York: Penguinsc Book.
Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 tentang Standar Akuntansi Pemerintah.
Peraturan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia Nomor 64 Tahun 2013 tentang
Penerapan Standar Akuntansi Pemerintahan.
Permana, Irvan. 2011. Pengaruh Penerapan Standar Akuntansi Pemerintahan terhadap
Kualitas Laporan Keuangan Pemerintah Daerah dan Implikasinya pada Akuntabilitas
Survei pada Dinas Kota Bandung. Skripsi. Bandung: Universitas Komputer Indonesia.
Pramono, Hariadi, Yanuar E. Restiyanto dan I.R Bawono. 2010. Pengelolaan keuangan
daerah. Bandung: Alfabeta.
Rakernas Akuntansi 2011 : Langkah Menuju Perwujudan Good Governance dan
Peningkatan Kualitas Laporan Keuangan Pemerintah Pusat.
Republik Indonesia, Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara.

Ritonga, Rahmansyah. Kas Basis Vs Akrual Basis. Medan: Widyaiswara BDK.
Sari, Diana. 2013. Pengaruh SPI Pemerintah, Implementasi SAP, Penyelesaian Temuan Audit
Terhadap Kualitas Laporan Keuangan Pemerintah Daerah Dan Implikasinya Terhadap
Penerapan Prinsip-Prinsip Tata Kelola Pemerintahan Yang Baik. Journal Of
Economics And Business. Vol 16, September 2013, 25-28.
Sari, Yessi Amanda. 2014. Pengaruh Penerapan Good Corporate Governance Terhadap
Informasi Kinerja Keuangan. Skripsi. Universitas Widyatama. Bandung.
Simanjuntak, Binsar. 2010. Penerapan Akuntansi Berbasis Akrual di Sektor Pemerintahan di
Indonesia. Jakarta: Kongres XI Ikatan Akuntan Indonesia.
Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.
Sumodiningrat, G. 1999. Pemberdayaan Masyarakat & JPS. Jakarta: PT Gramedia Pustaka
Utama.
Susilawati dan Riana, Dwi Seftihani. 2014. Standar Akuntansi Pemerintahan Dan Sistem
Pengendalian Intern Sebagai Anteseden Kualitas Laporan Keuangan Pemerintah
Daerah. Study & Accounting Research, Vol XI, No. 1 – 2014.
Tanjung, Abdul Hafiz. 2008. Akuntansi Pemerintahan daerah, Konsep dan Aplikasi, Cetakan
Kedua. Bandung: Alfabeta.
Zeyn, Elvira. 2011. Pengaruh Good Governance Dan Standar Akuntansi Pemerintahan
Terhadap Akuntabilitas Keuangan. Trikonomika. Volume 10, No. 1. Juni 2011, Hal.
52–62.
http://kolibri4info.blogspot.com/2009/05/teori-entitas-entity-theory-teori.html

http://www.bandarlampung.bpk.go.id/?p=5125
http://www.bpk.go.id/assets/files/ihps/2014/I/ihps_i_2014_1414644515.pdf

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Keberhasilan pengelolaan keuangan daerah mempunyai dampak langsung
terhadap keberhasilan otonomi daerah dan sumbangan yang besar dalam upaya
mewujudkan akuntabilitas. Untuk itu dalam rangka akuntabilitas setiap pejabat
yang

menyajikan

laporan

keuangan

diharuskan

memberi

pernyataan

tanggungjawab atas laporan keuangan Gubernur/Bupati/Walikota/Kepala Satuan
Kerja Perangkat Daerah harus secara jelas menyatakan bahwa laporan keuangan
telah disusun berdasarkan sistem inten yang memadai dan informasi yang termuat
pada laporan keuangan telah disajikan sesuai dengan Standar Akuntansi
Pemerintah (Darise, 2008: 2).

Peraturan yang diterbitkan pemerintah dalam mengatur dan mengelola penyajian
laporan keuangan yaitu tertuang dalam PP No. 24 Tahun 2005 tentang Standar
Akuntansi Pemerintahan (SAP) yang kemudian digantikan dengan PP No. 71
Tahun 2010 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan berbasis akrual dan akan
diterapkan selambat-lambatnya tahun 2015. Dalam rangka melaksanakan
ketentuan Pasal 7 ayat (3) PP No. 71 Tahun 2010 tentang Standar Akuntansi
Pemerintahan, pemerintah menetapkan Peraturan Menteri Dalam Negeri Republik

2

Indonesia No. 64 Tahun 2013 tentang Penerapan Standar Akuntansi Pemerintahan
Berbasis Akrual Pada Pemerintah Daerah.

Dengan adanya Standar Akuntansi Pemerintahan, maka laporan keuangan
pemerintah pusat/daerah akan lebih berkualitas (dapat dipahami, relevan, andal
dan dapat diperbandingkan). Dan laporan tersebut akan diaudit terlebih dahulu
oleh BPK untuk diberikan opini dalam rangka meningkatkan kredibilitas laporan,
sebelum disampaikan kepada para stakeholder antara lain: pemerintah (eksekutif),
DPR/DPRD (legislatif), investor, kreditor dan masyarakat pada umumnya dalam
rangka tranparansi dan akuntabilitas keuangan negara (Tanjung, 2008:31).

Laporan Keuangan Pemerintah Daerah (LKPD) setiap tahunnya mendapat
penilaian berupa Opini dari Badan Pengawas Keuangan (BPK). Ketika BPK
memberikan Opini Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) terhadap Laporan
Keuangan Pemerintah Daerah (LKPD), artinya dapat dikatakan bahwa laporan
keuangan suatu entitas pemerintah daerah tersebut disajikan dan diungkapkan
secara wajar dan berkualitas. Dari hasil pemeriksaan BPK RI atas laporan
keuangan Semester I Tahun 2014 pada kabupaten/kota se-Provinsi Lampung
menunjukkan adanya 125 kasus kelemahan SPI di pemerintahan yang terdiri atas
tiga kelompok temuan yaitu kelemahan sistem pengendalian akuntansi dan
pelaporan, kelemahan sistem pengendalian pelaksanaan anggaran pendapatan dan
belanja, serta kelemahan struktur pengendalian intern. Selain itu, ketidakpatuhan
terhadap ketentuan perundang-undangan sebanyak 175 kasus senilai Rp 56,22
milyar (BPK, IHPS, Semester I, 2014). Daftar jumlah kasus kelemahan SPI atas
LKPD dapat dilihat pada tabel 1 sebagai berikut:

3

Tabel 1.1
Daftar Kelemahan SPI Hasil Pemeriksaan LKPD Semester I Tahun 2014
(Kabupaten/Kota Se-Provinsi Lampung)
No

1
2
3
4
5
6
7
8
10
11
12
13
14
15
16

Nama
Total
Kabupaten/Kota Kasus

Prov. Lampung
Kab. Lampung
Barat
Kab. Lampung
Selatan
Kab. Lampung
Tengah
Kab. Lampung
Timur
Kab. Lampung
Utara
Kab. Mesuji
Kab. Pesawaran
Kab. Pringsewu
Kab. Tanggamus
Kab. Tulang
Bawang
Kab. Tulang
Bawang Barat
Kab. Way Kanan
Kota
Bandarlampung
Kota Metro

16
5

Kelemahan
Kelemahan
Kelemahan
Sistem
Sistem
Struktur
Pengendalian Pengendalian Pengendalian
Akuntansi
Pelaksanaan
Intern
dan
Anggaran
Pelaporan
Pendapatan
dan Belanja
6
8
2
3
2
-

12

4

4

4

5

2

3

-

11

4

5

2

8

2

3

3

8
6
9
6
9

4
3
4
4
4

1
2
3
1
4

3
1
2
1
1

10

4

3

3

8
8

2
3

5
3

1
2

4

1

2

1

Sumber: Laporan Hasil Pemeriksaan/Ikhtisar Hasil Pemeriksaan Sementara LHP/IHPS I 2014
(www.bpk.go.id/....); Diakses pada tanggal 8 April 2015, Data diolah

Senin, 30 Juni 2014 pukul 09.00 WIB dilaksanakan Penyerahan LHP atas LKPD
Provinsi Lampung TA 2013 dalam Sidang Paripurna Istimewa DPRD Provinsi
Lampung.

BPK RI

Perwakilan Provinsi Lampung telah menyelesaikan

penyerahan Laporan Hasil Pemeriksaan (LHP) atas Laporan Keuangan
Pemerintah Daerah (LKPD) Tahun Anggaran (TA) 2013 pada 14 (empat belas)

4

entitas Pemerintah Daerah (Pemda) di wilayah Provinsi Lampung. Berdasarkan
hasil pemeriksaan atas LKPD TA 2013 tersebut terdapat 5 (lima) entitas mendapat
Opini Wajar Tanpa Pengecualian (WTP), Opini Wajar Dengan Pengecualian
(WDP) terdapat 9 (sembilan) entitas dan opini Tidak Wajar terdapat 1 (satu)
entitas (www.bandarlampung.bpk.go.id/?p=5125). Daftar Opini atas LKPD dapat
dilihat pada tabel 2 sebagai berikut:

Tabel 1.2
Daftar Opini (Kabupaten/Kota Se-Provinsi Lampung).Tahun 2011 s.d.
Tahun 2013
No

Nama Kabupaten/Kota

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16

Prov. Lampung
Kab. Lampung Barat
Kab. Lampung Selatan
Kab. Lampung Tengah
Kab. Lampung Timur
Kab. Lampung Utara
Kab. Mesuji
Kab. Pesawaran
Kab. Pesisir Barat
Kab. Pringsewu
Kab. Tanggamus
Kab. Tulang Bawang
Kab. Tul. Bawang Barat
Kab. Way Kanan
Kota Bandarlampung
Kota Metro

2011
WTP DPP
WTP DPP
WTP DPP
WDP
TMP
WDP
TMP
WDP
WDP
WDP
WDP
WTP
WTP
WTP DPP
WTP

Opini
2012
WTP
WTP
WDP
WTP
WDP
TW
WDP
WDP
TMP
WDP
WDP
WTP
WTP
WTP
WTP

2013
WDP
WTP
WDP
WDP
WDP
TW
WDP
WDP
WDP
WDP
WDP
WTP
WTP
WTP
WTP

Sumber: Laporan Hasil Pemeriksaan/Ikhtisar Hasil Pemeriksaan Sementara LHP/IHPS I 2014
(www.bpk.go.id/...); Diakses pada tanggal 8 April 2015; Data diolah
WTP
WTP-DPP
WDP
TMP
TW

: Belum Dibentuk
: Wajar Tanpa Pengecualian
: Wajar Tanpa Pengecualian Dengan Paragraf Penjelas
: Wajar Dengan Pengecualian
: Tidak Memberikan Pendapat
: Tidak Wajar

5

Adapun penyebab dari permasalahan atas LKPD yang memperoleh opini Tidak
Wajar adalah laporan keuangan tidak menyajikan secara wajar sesuai dengan
SAP, di antaranya: akun aset tetap, kas, belanja modal, dan Sisa Lebih
Pembiayaan Anggaran (SiLPA) yang berdampak material terhadap kewajaran
laporan keuangan. (BPK, IHPS, Semester I, 2014).

Menurut Bastian (2010: 137), Standar Akuntansi Pemerintahan, selanjutnya
disebut SAP, adalah Prinsip–prinsip akuntansi yang diterapkan dalam menyusun
dan menyajikan laporan keuangan pemerintah. Dengan demikian, SAP merupakan
persyaratan yang mempunyai kekuatan

hukum dalam upaya meningkatkan

kualitas laporan keuangan pemerintah di Indonesia”.

Selain itu, Nordiawan (2006:25) menyatakan bahwa SAP diterapkan di lingkup
pemerintahan, baik di pemerintah pusat dan departemen-departemennya maupun
di pemerintahan daerah dan dinas-dinasnya. Penerapan SAP diyakini akan
berdampak pada peningkatan kualitas pelaporan keuangan di pemerintahan pusat
dan daerah”.

Sorotan utama masyarakat pada sektor publik atau pemerintahan adalah mengenai
tata kelola keuangan negara. Pemerintah dituntut untuk menciptakan tata kelola
keuangan yang baik dan bersih, sehingga mendapatkan kepercayaan dari
masyarakat dan tercapainya tujuan pemerintah yaitu meningkatkan kesejahteraan
masyarakat sebagai stakeholder dari negara. Jika kita lihat kondisi saat ini, tata
kelola keuangan pemerintah masih belum terlalu baik karena masih tingginya
kebocoran pada keuangan negara sebagaimana yang diberitakan di berbagai media
(Handayani, 2012).

6

Terselenggaranya good governance merupakan salah satu hal yang menunjang
peningkatan efisiensi dan produktifitas serta kepercayaan publik terhadap
pemerintah. Untuk mewujudkan tata kelola pemerintahan yang baik, pemerintah
mengeluarkan TAP MPR RI Nomor XI/MPR/1998 tentang Penyelenggaraan
Negara yang Bersih dan Bebas Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme dan UndangUndang No 28 Tahun 1999. World Bank mendefinisikan good governance
sebagai suatu penyelenggaraan manajemen pembangunan yang solid dan
bertanggung jawab yang sejalan dengan prinsip demokrasi dan pasar yang efisien,
penghindaran salah alokasi dana investasi, dan pencegahan korupsi baik secara
politik maupun administratif, menjalankan disiplin anggaran serta penciptaan
legal

dan

political

framework

bagi

tumbuhnya

aktivitas

usaha

(Mardiasmo,2002:18).

Batubara (2006) menyimpulkan bahwa penerapan good governance merupakan
tuntutan dari pembaharuan sistem keuangan. Tujuannya agar pengelolaan uang
rakyat (public money) dilakukan secara transparan dengan berdasarkan konsep
value for money sehingga tercipta akuntabilitas publik (public accountability)
yang pada akhirnya dapat menciptakan kesejahteraan masyarakat.

Beberapa penelitian telah memberikan bukti empiris tentang pengaruh variabel
penerapan standar akuntansi pemerintahan dan good governance terhadap variabel
kualitas laporan keuangan. Seperti penelitian yang dilakukan oleh Subaweh dan
Nurgraheni

(2008)

menyatakan

bahwa

penerapan

Standar

Akuntansi

Pemerintahan berpengaruh sangat lemah terhadap kualitas laporan keuangan yang
dibuat oleh Inspektorat Jenderal Departemen Pendidikan Nasional, yang

7

menunjukkan bahwa rendahnya peran penerapan SAP dalam peningkatan kualitas
laporan keuangan. Demikian pula penelitian yang dilakukan Sari (2013)
menunjukkan bahwa secara parsial implementasi Standar Akuntansi Pemerintahan
memiliki pengaruh yang sangat lemah terhadap kualitas laporan keuangan
pemerintah daerah. Selain itu, penelitian Susilawati dan Riana (2014)
menunjukkan bahwa Penerapan Standar Akuntansi Pemerintahan dan Sistem
Pengendalian Intern berpengaruh signifikan terhadap Kualitas Laporan Keuangan
Pemerintah Daerah secara simultan. Tetapi secara parsial Penerapan Standar
Akuntansi Pemerintahan berpengaruh positif tidak signifikan terhadap Kualitas
Laporan Keuangan Pemerintah Daerah. Hasil penelitian Permana (2011) juga
menyatakan bahwa Sumber Daya Manusia lebih berpengaruh terhadap kualitas
laporan

keuangan

dibandingkan

dengan

penerapan

Standar

Akuntansi

Pemerintahan yang masih dinilai tidak berpengaruh pada Dinas Kota Bandung.

Hal ini berbeda dengan hasil penelitian yang dilakukan Lasoma (2013) yang
menunjukkan bahwa standar akuntansi pemerintah berpengaruh signifikan
terhadap kualitas laporan keuangan dengan arah positif pada Dinas Pendapatan
Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kabupaten Gorontalo Utara. Standar
akuntansi pemerintah akan turut meningkatkan kualitas laporan keuangan pada
Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kabupaten Gorontalo
Utara. Didukung juga oleh penelitian Handayani (2012) yang menyimpulkan
bahwa masih sedikitnya laporan keuangan LKKL dan LKPD yang mendapat opini
WTP dari BPK menunjukkan masih rendahnya kualitas pengelolaan keuangan
negara. Rendahnya kualitas pengelolaan keuangan negara menunjukkan
rendahnya akuntabilitas keuangan negara dan masih belum diterapkannya prinsip-

8

prinsip good governance. Selain itu, masih jeleknya tata kelola keuangan negara
disebabkan karena masih banyak penyesuaian yang harus dilakukan dengan
diterapkannnya SAP terutama di daerah. Adapun hasil penelitian Azlim, dkk
(2012) menunjukkan bahwa penerapan Good Governance dan Standar Akuntansi
Pemerintahan berpengaruh terhadap kualitas informasi keuangan SKPD di Kota
Banda Aceh. Penelitian dari Boekorsjom (2013) juga menunjukkan bahwa
penerapan good governance berpengaruh terhadap kualitas informasi keuangan.
Hal ini berarti good governance harus dilaksanakan sesuai dengan prinsip-prinsip
yang berlaku sebab sangat berpengaruh terhadap kualitas informasi keuangan.

Berdasarkan teori, temuan, dan fenomena yang telah diuraikan di atas dapat
dilihat adanya kontradiksi atau perbedaan antara teori, temuan, dengan hasil-hasil
dari penelitian terdahulu. Oleh karena itu, Penulis ingin melakukan penelitian
dengan kajian serupa dengan penelitian Lasoma (2013) yang menggunakan
analisis regresi dalam menguji hipotesis. Namun penulis menambahkan satu
variabel lagi yaitu Good Governance sebagai variabel independen dengan
indikator yang mengacu pada penelitian Amaliah (2014) dan Sari (2014). Pada
penelitian ini alat analisis yang digunakan yaitu IBM SPSS statistics 21.
Lokasi penelitian dilakukan di Pemerintah Daerah Kota Bandarlampung yang
mana telah menerapkan PP No 71 Tahun 2010 tentang SAP berbasis Akrual sejak
tahun 2013 dalam tahap uji coba. Meskipun pencatatan pada LKPD sudah
berbasis akrual, namun Pemerintah Kota Bandarlampung khususnya pada Satuan
Kerja Perangkat Daerah (SKPD) tidak menyajikan komponen laporan keuangan
secara lengkap sesuai yang termuat dalam SAP Berbasis Akrual yaitu belum
disajikannya Laporan Operasional dan beberapa SKPD masih menyajikan

9

Laporan Realisasi Anggaran dengan basis kas hingga tahun anggaran 2014. Oleh
karena itu, dalam penelitian ini penulis mengacu pada penerapan SAP berbasis
Kas Menuju Akrual (Cash To Acrual) dalam PP No. 71 Tahun 2010. Sehingga
penulis tertarik melakukan penelitian dengan judul “Pengaruh Penerapan
Standar Akuntansi Pemerintahan dan Good Governance Terhadap Kualitas
Laporan Keuangan Pemerintah Daerah” studi empiris SKPD Kota
Bandarlampung.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang masalah di atas, maka dapat dirumuskan
permasalahan yaitu:
1.

Apakah penerapan Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP) berpengaruh
terhadap kualitas laporan keuangan pemerintah daerah?

2.

Apakah good governance berpengaruh terhadap kualitas laporan keuangan
pemerintah daerah?

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menguji dan mendapatkan bukti empiris
tentang pengaruh penerapan SAP dan good governance terhadap kualitas laporan
keuangan pemerintah daerah.

1.4 Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut.

10

1.

Bagi Pemerintah Daerah
Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran menyeluruh
tentang pengaruh penerapan SAP dan good governance terhadap kualitas
laporan keuangan pemerintah daerah sehingga dapat menjadi bahan masukan
untuk pemerintahan yang lebih baik di masa yang akan datang.

2.

Bagi Universitas
Hasil penelitian ini juga diharapkan akan memberikan tambahan pengetahuan
serta dapat menjadi bahan referensi untuk penelitian selanjutnya terkait
pengaruh penerapan SAP dan good governance terhadap kualitas laporan
keuangan pemerintah daerah.

1.5 Batasan Masalah Penelitian

Batasan masalah dalam penelitian bertujuan untuk memperoleh jawaban atas
masalah penelitian dengan menghindari penyimpangan atau terlalu luasnya
pembahasan kepada masalah yang lain. Faktor yang diteliti dalam penelitian ini
meliputi penerapan standar akuntansi pemerintahan, good governance, dan
kualitas laporan keuangan. Penerapan Standar Akuntansi Pemerintahan mengacu
pada PSAP berbasis kas menuju akrual yang tertuang dalam PP No. 71 Tahun
2010 (lampiran II), good governance mencakup transparansi; kewajaran;
akuntabilitas; dan responsibilitas, sedangkan kualitas laporan keuangan terdiri dari
karakteristik kualitatif laporan keuangan (relevan; andal; dapat dibandingkan;
dapat dipahami).

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Landasan Teori

2.1.1 Teori Pertanggungjawaban (Stewardship Theory)

Grand theory yang mendasari penelitian ini adalah bagian dari agency theory
yaitu stewardship theory (Donaldson dan Davis, 1991), yang menggambarkan
situasi di mana para manajemen tidaklah termotivasi oleh tujuan-tujuan individu
tetapi lebih ditujukan pada sasaran hasil utama mereka untuk kepentingan
organisasi.

Dalam mewujudkan kesejahteraan masyarakat dan mempertanggung jawabkan
pengelolaan kekayaan negara, peran akuntansi sangat dibutuhkan. Secara prinsip
akuntansi merupakan alat pengendalian diri dan sarana pelaporan aktivitas
manajer atas pengelolaan sumber daya manusia dan keuangan. (Suranyi-Unger,
1952) seperti yang dikutip Sari (2013).

Menurut Golberg (1965) dalam Sari (2013) mengemukakan bahwa manajemen
(agent) sebagai steward akan bertindak sesuai dengan kepentingan principal,
dalam hal ini dapat diartikan Pemda dengan rakyat.

12

Stewardship Theory beranggapan bahwa kepentingan rakyat dapat dimaksimalkan
dengan membagi (shared) wewenang, hak dan kewajiban di antara peranan
pengawas/pemeriksa dan manajemen, sehingga dalam Stewardship Theory
menyatakan bahwa para eksekutif cenderung akan semakin termotivasi untuk
bertindak dalam kepentingan korporasi dibandingkan dengan kepentingan mereka
sendiri (Hunger dan Wheelen, 2004).

Dengan demikian jika pihak principal dan agent memilih hubungan kepengurusan
(stewardship), hasilnya adalah hubungan yang benar-benar penting yang
dirancang untuk memaksimalkan potensi kerja kelompok, demikian pula halnya
pihak principal memilih untuk menciptakan suatu situasi kepengurusan yang
berorientasi pada pemberdayaan dan pelimpahan wewenang yang cenderung
menghasilkan kinerja yang lebih baik (Donaldson dan Davis, 1991).

2.1.2 Penerapan Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP)

Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP) merupakan pelaksanaan UndangUndang
Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara pasal 32 ayat (2) yang
menyatakan bahwa standar akuntansi pemerintahan disusun oleh suatu komite
standar yang independen dan ditetapkan dengan PP setelah terlebih dahulu
mendapat pertimbangan dari Badan Pemeriksa Keuangan (BPK). SAP merupakan
landasan hukum bagi aparatur pemerintah pusat maupun daerah dalam mengelola
penerimaan dan penggunaan dana secara transparan, efisien, dan dapat
dipertanggungjawabkan sehingga tujuan untuk mewujudkan transparansi dan
akuntabilitas dapat tercapai.

13

Peraturan yang diterbitkan pemerintah dalam mengatur dan mengelola penyajian
laporan keuangan yaitu tertuang dalam PP No. 24 Tahun 2005 tentang SAP yang
kemudian akan digantikan dengan PP No. 71 Tahun 2010 tentang SAP berbasis
akrual dan diterapkan selambat-lambatnya tahun 2015.

Dalam rangka melaksanakan ketentuan Pasal 7 ayat (3) Peraturan Pemerintah
Nomor 71 Tahun 2010 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan, pemerintah
menetapkan Peraturan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia No. 64 Tahun
2013 tentang Penerapan SAP Berbasis Akrual Pada Pemerintah Daerah.

Penerapan SAP dimaksud dibutuhkan dalam rangka penyusunan laporan
pertanggungjawaban pelaksanaan APBN/APBK berupa laporan keuangan yang
terdiri dari laporan realisasi anggaran (LRA), Laporan Perubahan Saldo Anggaran
Lebih (Laporan Perubahan SAL), neraca, Laporan Operasional (LO)¸ Laporan
Arus Kas (LAK), Laporan Perubahan Ekuitas (LPE), dan Catatan atas Laporan
Keuangan (CaLK).

Adanya SAP maka laporan keuangan pemerintah pusat/daerah akan lebih
berkualitas (dapat dipahami, relevan, andal dan dapat diperbandingkan). Dan
laporan tersebut akan diaudit terlebih dahulu oleh BPK untuk diberikan opini
dalam rangka meningkatkan kredibilitas laporan, sebelum disampaikan kepada
para stakeholder antara lain: pemerintah (eksekutif), DPR/DPRD (legislatif),
investor, kreditor dan masyarakat pada umumnya dalam rangka tranparansi dan
akuntabilitas keuangan negara (Tanjung, 2008:31).

14

UU No. 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara dan UU No. 1 Tahun 2004
tentang Perbendaharaan Negara mengamanatkan tugas penyusunan standar
tersebut kepada suatu komite standar yang independen yang ditetapkan dengan
suatu keputusan presiden tentang Komite Standar Akuntansi Pemerintahan
(KSAP). Sesuai amanat Undang-Undang tersebut, Presiden menetapkan
Keputusan Presiden RI Nomor 84 Tahun 2004 tentang KSAP tertanggal 5
Oktober 2004 dan terakhir diubah dengan Keputusan Presiden RI Nomor 2 Tahun
2005 tentang perubahan atas Keputusan Presiden Nomor 84 Tahun 2004 tentang
KSAP. Keppres tersebut menguatkan kedudukan KSAP dengan Keputusan
Meneteri Keuangan RI Nomor 308/KMK.012/20s02 tentang Komite Standar
Akuntansi Pemerintah Pusat dan Daerah tertanggal 13 Juni 2002.
KSAP terdiri dari Komite Konsultatif Standar Akutansi Pemerintahan (Komite
Konsultatif) dan Komite Kerja Standar Akuntansi Pemerintahan (Komite Kerja).
Komite Konsultatif bertugas memberi konsultasi dan/atau pendapat dalam rangka
perumusan konsep Rancangan Peraturan Pemerintah tentang SAP. Komite kerja
bertugas mempersiapkan, merumuskan dan menyusun konsep Rancangan
Peraturan Pemerintah tentang SAP. KSAP menyampaikan konsep Peraturan
Pemerintah tentang SAP kepada Menteri Keuangan untuk Proses penetapan
menjadi Peraturan Pemerintah (Jannaini, 2012).

SAP adalah prinsip-prinsip akuntansi yang diterapkan dalam menyusun dan
menyajikan laporan keuangan pemerintah. Hal ini bersifat wajib baik untuk
pemerintah pusat maupun pemerintah daerah guna dalam peningkatan kualitas
Laporan Keuangan Pemerintah Pusat (LKPP) dan Laporan Keuangan Pemerintah
Daerah (LKPD), dalam rangka transparansi dan akuntabilitas penyelenggaraan

15

akuntansi pemerintah. SAP dinyatakan dalam bentuk Pernyataan Standar
Akuntansi Pemerintah (PSAP), yaitu SAP diberi judul, nomor, dan tanggal efektif.
Selain itu, SAP juga dilengkapi dengan Kerangka Konseptual Akuntansi
Pemerintahan. (PP No. 71 Tahun 2010).

Prinsip akuntansi dan pelaporan keuangan dimaksudkan sebagai ketentuan yang
dipahami dan ditaati oleh pembuat standar dalam menyusun standar,
penyelenggara akuntansi dan pelaporan keuangan dalam melakukan kegiatannya,
serta pengguna laporan keuangan dalam memahami laporan keuangan yang
disajikan. Adapun delapan prinsip yang digunakan dalam akuntansi dan pelaporan
keuangan pemerintah yaitu basis akuntansi, nilai historis, realisasi, substansi
mengungguli bentuk, perioditas, konsistensi, pengungkapan lengkap, dan
penyajian wajar.

Dalam PP 71 Tahun 2010 (Lampiran II) tentang SAP berbasis kas menuju akrual,
terdapat sebelas PSAP yaitu sebagai berikut:
1.

PSAP No. 01 (Penyajian Laporan Keuangan)
Basis akuntansi yang digunakan dalam laporan keuangan pemerintah yaitu
basis kas untuk pengakuan pendapatan, belanja, transfer, dan pembiayaan dan
basis akrual untuk pengakuan aset, kewajiban, dan ekuitas dana. Entitas
pelaporan yang menyelenggarakan akuntansi dan menyajikan laporan
keuangan dengan menggunakan basis akrual sepenuhnya tetap menyajikan
Laporan Realisasi Anggaran berdasarkan basis kas. Komponen pokok laporan
keuangan terdiri dari Laporan Realisasi Anggaran, Neraca, Laporan Arus
Kas, dan Catatan atas Laporan Keuangan.

16

2.

PSAP No. 02 (Laporan Realisasi Anggaran)
Laporan Realisasi Anggaran menyajikan informasi realisasi pendapatan,
belanja, transfer, surplus/defisit dan pembiayaan, yang masing-masing
diperbandingkan dengan anggarannya dalam satu periode.
Laporan Realisasi Anggaran sekurang-kurangnya mencakup pos-pos yaitu:
Pendapatan, Belanja, Transfer, Surplus atau defisit, Penerimaan pembiayaan,
Pengeluaran

pembiayaan,

Pembiayaan

neto,

dan

Sisa

lebih/kurang

pembiayaan anggaran (SiLPA / SiKPA).

3.

PSAP No. 03 (Laporan Arus Kas)
Laporan arus kas menyajikan informasi penerimaan dan pengeluaran kas
selama periode tertentu yang diklasifikasikan berdasarkan aktivitas operasi,
investasi aset nonkeuangan, pembiayaan, dan nonanggaran.

4.

PSAP No. 04 (Catatan atas Laporan Keuangan)
Catatan atas Laporan Keuangan harus disajikan secara sistematis. Setiap pos
dalam Laporan Realisasi Anggaran, Neraca, dan Laporan Arus Kas harus
mempunyai referensi silang dengan informasi terkait dalam Catatan atas
Laporan Keuangan.

5.

PSAP No. 05 (Akuntansi Persediaan)
Persediaan diakui pada saat potensi manfaat ekonomi masa depan diperoleh
pemerintah dan mempunyai nilai atau biaya yang dapat diukur dengan andal
dan juga pada saat diterima atau hak kepemilikannya dan/ atau
kepenguasaannya berpindah.

17

Persediaan

disajikan sebesar: Biaya perolehan apabila diperoleh dengan

pembelian; Biaya standar apabila diperoleh dengan memproduksi sendiri; dan
Nilai wajar, apabila diperoleh dengan cara lainnya seperti donasi/rampasan.

6.

PSAP No. 6 (Akuntansi Investasi)
Pengeluaran untuk perolehan

investasi jangka pendek diakui sebagai

pengeluaran kas pemerintah dan tidak dilaporkan sebagai belanja dalam
laporan realisasi anggaran, sedangkan pengeluaran untuk memperoleh
investasi jangka panjang diakui sebagai pengeluaran pembiayaan.
Penerimaan dari penjualan investasi jangka pendek diakui sebagai penerimaan
kas pemerintah dan tidak dilaporkan sebagai pendapatan dalam laporan
realisasi anggaran, sedangkan penerimaan dari pelepasan investasi jangka
panjang diakui sebagai penerimaan pembiayaan. Pelepasan sebagian dari
investasi tertentu yang dimiliki pemerintah dinilai dengan menggunakan nilai
rata-rata.

7.

PSAP No. 07 (Akuntansi Aset Tetap)
Aset tetap dinilai dengan biaya perolehan. Apabila penilaian aset tetap dengan
menggunakan biaya perolehan tidak memungkinkan maka nilai aset tetap
didasarkan pada nilai wajar pada saat perolehan. Aset tetap yang diperoleh
dari sumbangan (donasi) harus dicatat sebesar nilai wajar

pada saat

perolehan.
Selain tanah dan konstruksi dalam pengerjaan, seluruh aset tetap dapat
disusutkan sesuai dengan sifat dan karakteristik aset tersebut.

18

8.

PSAP No. 08 (Akuntansi Konstruksi dalam Pengerjaan)
Suatu benda berwujud harus diakui sebagai Konstruksi Dalam Pengerjaan
jika: besar kemungkinan bahwa manfaat ekonomi masa yang akan datang
berkaitan dengan aset tersebut akan diperoleh; biaya perolehan tersebut dapat
diukur secara andal; dan aset tersebut masih dalam proses pengerjaan.
Konstruksi Dalam Pengerjaan dipindahkan ke pos aset tetap yang
bersangkutan jika kriteria berikut ini terpenuhi:

9.

a.

Konstruksi secara substansi telah selesai dikerjakan; dan

b.

Dapat memberikan manfaat/jasa sesuai dengan tujuan perolehan.

PSAP No. 09 (Akuntansi Kewajiban)
Pelaporan keuangan untuk tujuan umum harus menyajikan kewajiban yang
diakui jika besar kemungkinan bahwa pengeluaran sumber daya ekonomi
akan dilakukan atau telah dilakukan untuk menyelesaikan kewajiban yang ada
sampai saat ini, dan perubahan atas kewajiban tersebut mempunyai nilai
penyelesaian yang dapat diukur dengan andal.
Kewajiban diakui pada saat dana pinjaman diterima dan/atau pada saat
kewajiban timbul. Kewajiban dicatat sebesar nilai nominal. Kewajiban dalam
mata uang asing dijabarkan dan dinyatakan dalam mata uang

rupiah.

Penjabaran mata uang asing menggunakan kurs tengah bank sentral pada
tanggal neraca.

19

10. PSAP No. 10 (Koreksi Kesalahan, Perubahan Kebijakan Akuntansi, dan
Peristiwa Luar Biasa)
Kesalahan ditinjau dari sifat kejadiannya dikelompok-kan dalam dua jenis
yaitu: kesalahan yang tidak berulang dan kesalahan yang berulang dan
sistemik.
Kesalahan yang tidak berulang adalah kesalahan yang diharapkan tidak akan
terjadi kembali yang dikelompokkan dalam dua jenis yaitu: Kesalahan yang
tidak berulang yang terjadi pada periode berjalan dan terjadi pada periode
sebelumnya.
Kesalahan yang berulang dan sistemik adalah kesalahan yang disebabkan
oleh sifat alamiah (normal) dari jenis-jenis transaksi tertentu yang
diperkirakan akan terjadi berulang. Contohnya adalah penerimaan pajak dari
wajib pajak yang memerlukan koreksi sehingga perlu dilakukan restitusi atau
tambahan pembayaran dari wajib pajak.
Terhadap setiap kesalahan harus dilakukan koreksi segera setelah diketahui.
Suatu perubahan kebijakan akuntansi harus dilakukan hanya apabila
penerapan suatu kebijakan akuntansi yang berbeda diwajibkan oleh peraturan
perundangan atau standar akuntansi pemerintahan yang berlaku, atau apabila
diperkirakan bahwa perubahan tersebut akan menghasilkan informasi
mengenai posisi keuangan, kinerja keuangan, atau arus kas yang lebih relevan
dan lebih andal dalam penyajian laporan keuangan entitas.
Perubahan kebijakan akuntansi dan pengaruhnya harus diungkapkan dalam
Catatan atas Laporan Keuangan.

20

Peristiwa luar biasa harus memenuhi seluruh persyaratan berikut:
a.

Tidak merupakan kegiatan normal dari entitas;

b.

Tidak diharapkan terjadi dan tidak diharapkan terjadi berulang;

c.

Berada di luar kendali atau pengaruh entitas;

d.

Memiliki dampak yang signifikan terhadap realisasi anggaran atau posisi
aset/kewajiban.

Hakikat, jumlah dan pengaruh yang diakibatkan oleh peristiwa luar biasa
harus diungkapkan secara terpisah dalam Catatan atas Laporan Keuangan.

11. PSAP No. 11 (Laporan Keuangan Konsolidasian)
Laporan keuangan konsolidasian terdiri dari Laporan Realisasi Anggaran,
Neraca, dan Catatan atas Laporan Keuangan.
Laporan keuangan konsolidasian disajikan untuk periode pelaporan yang
sama dengan periode pelaporan keuangan entitas pelaporan dan berisi jumlah
komparatif dengan periode sebelumnya.

2.1.3 Good Governance

Dalam Rapat Kerja Nasional (Rakernas) Akuntansi (2011), dijelaskan bahwa
istilah good governance sendiri pertama kali digunakan pada World Development
Report tahun 1989 yang mengacu pada penyelenggaraan pemerintahan yang
amanah dan bertanggung jawab, tata kelola pemerintahan yang baik serta
pemerintahan yang bersih.

Pengertian good governance sering diartikan sebagai kepemerintahan yang baik.
Good governance adalah Upaya pemerintahan yang amanah dan untuk

21

menciptakan good governance pemerintahan perlu didesentralisasi dan sejalan
dengan kaidah penyelenggaraan pemerintahan yang bersih dan bebas korupsi,
kolusi dan nepotisme (Sumodiningrat, 1999: 251). Sementara itu World Bank
mendefinisikan good governance

sebagai suatu penyelenggaraan manajemen

pembangunan yan

Dokumen yang terkait

PENDAHULUAN Pengaruh Kompetensi Sumber Daya Manusia, Sistem Pengendalian Intern, dan Penerapan Standar Akuntansi Pemerintahan Terhadap Kualitas Laporan Keuangan Pemerintah Daerah(Studi Empiris Pada SKPD Kota Surakarta).

0 4 6

PENGARUH KOMPETENSI SUMBER DAYA MANUSIA, PENERAPAN STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN, DAN GOOD GOVERNANCE Pengaruh Kompetensi Sumber Daya Manusia, Penerapan Standar Akuntansi Pemerintahan, dan Good Governance Terhadap Kualitas Laporan Keuangan (Studi Kasu

0 6 15

PENGARUH KOMPETENSI SUMBER DAYA MANUSIA, PENERAPAN STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN, DAN GOOD GOVERNANCE Pengaruh Kompetensi Sumber Daya Manusia, Penerapan Standar Akuntansi Pemerintahan, dan Good Governance Terhadap Kualitas Laporan Keuangan (Studi Kasu

0 4 18

PENGARUH PENERAPAN GOOD GOVERNANCE, AUDIT KINERJA, DAN STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN TERHADAP AKUNTABILITAS Pengaruh Penerapan Good Governance, Audit Kinerja, Dan Standar Akuntansi Pemerintahan Terhadap Akuntabilitas Keuangan Pemerintah Daerah (Studi Ka

0 2 18

Pengaruh Penerapan Standar Akuntansi Pemerintahan, Efektivitas Pengendalian Intern Dan Good Governance Terhadap Peningkatan Kualitas Laporan Keuangan Skpd Di Kota Medan

0 0 12

Pengaruh Penerapan Standar Akuntansi Pemerintahan, Efektivitas Pengendalian Intern Dan Good Governance Terhadap Peningkatan Kualitas Laporan Keuangan Skpd Di Kota Medan

0 0 2

Pengaruh Penerapan Standar Akuntansi Pemerintahan, Efektivitas Pengendalian Intern Dan Good Governance Terhadap Peningkatan Kualitas Laporan Keuangan Skpd Di Kota Medan

0 0 13

Pengaruh Penerapan Standar Akuntansi Pemerintahan, Efektivitas Pengendalian Intern Dan Good Governance Terhadap Peningkatan Kualitas Laporan Keuangan Skpd Di Kota Medan

0 0 32

Pengaruh Penerapan Standar Akuntansi Pemerintahan, Efektivitas Pengendalian Intern Dan Good Governance Terhadap Peningkatan Kualitas Laporan Keuangan Skpd Di Kota Medan

3 98 4

Pengaruh Penerapan Standar Akuntansi Pemerintahan, Efektivitas Pengendalian Intern Dan Good Governance Terhadap Peningkatan Kualitas Laporan Keuangan Skpd Di Kota Medan

0 0 23