Pengaruh Penerapan Standar Akuntansi Pemerintahan, Efektivitas Pengendalian Intern Dan Good Governance Terhadap Peningkatan Kualitas Laporan Keuangan Skpd Di Kota Medan

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1.Tinjauan Pustaka
2.1.1. Penerapan Standar Akuntansi Pemerintahan
Standar akuntansi Pemerintahan (SAP) adalah prinsip-prinsip
akuntansi yang diterapkan dalam menyusun dan menyajikan laporan
keuangan pemerintah, dengan demikian SAP merupakan persyaratan
yang mempunyai kekuatan hukum dalam upaya meningkatkan kualitas
laporan keuangan pemerintah di Indonesia. (Muindro, 2010:132)
SAP (Standar Akuntansi Pemerintahan) merupakan regulasi yang
dibuat oleh pemerintah untuk mengatur system pelaporan keuangan dan
akuntansi pemerintah, yang terdiri atas pemerintah pusat, pemerintah
daerah, masing-masing kementrian negara atau lembaga di lingkungan
pemerintah pusat, dan satuan organisasi di lingkungan pemerintah
pusat/daerah

yang

diwajibkan oleh peraturan perundang-undangan


untuk menyusun laporan keuangan. (Halim, 2012: 244)
Manfaat SAP antara lain adalah meningkatkan keterbandingan
(comparability) antar laporan keuangan pemerintah. Namun, tidak hanya
sampai di situ, SAP berusaha mewujudkan transparansi dan akuntabilitas
pengelolaan keuangan negara sehingga Indonesia dapat bersih dari
praktik

korupsi,

kolusi,

dan

nepotisme

(KKN)

dalam

rangka


kesejahteraan dan kemakmuran bangsa.

14
Universitas Sumatera Utara

Menurut Afiah (2009:27) Standar akuntansi pemerintahan dan
kebijakan akuntansi pemerintah daerah

terutama mengatur mengenai

tiga hal, yaitu:
1. Pengakuan. Pengakuan dalam akuntansi adalah proses penetapan
terpenuhinya kriteria pencatatan suatu kejadian atau peristiwa
dalam catatan akuntansi sehingga akan menjadi bagian yang
melengkapi unsur asset, kewajiban, ekuitas dana, pendapatan,
belanja, dan
laporan

pembiayaan, sebagaimana akan termuat pada


keuangan

entitas

pelaporan

yang

bersangkutan.

Pengakuan diwujudkan dalam pencatatan jumlah uang terhadap
pos-pos laporan keuangan yang terpengaruh oleh kejadian atau
peristiwa terkait. Dalam menentukan apakah suatu kejadian
atau

peristiwa

memenuhi


kriteria

pengakuan,

perlu

dipertimbangkan aspek materialitas.
2. Pengukuran. Pengukuran adalah proses penetapan nilai uang
untuk mengakui dan memasukkan setiap pos dalam laporan
keuangan.

Pengukuran

pos-pos

dalam

laporan

keuangan


menggunakan nilai perolehan historis. Asset dicatat sebesar
pengeluaran kas dan setara kas atau sebesar nilai wajar dari
imbalan yang diberikan untuk memperoleh asset tersebut.
Kewajiban dicatat sebesar nilai nominal.
3. Pengungkapan. Laporan keuangan menyajikan secara lengkap
informasi yang dibutuhkan oleh pengguna. Informasi yang

15
Universitas Sumatera Utara

dibutuhkan oleh pengguna laporan keuangan dapat ditempatkan
pada lembar muka (on the face) laporan keuangan atau Catatan
atas Laporan Keuangan.
Dalam Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 71 Tahun
2010 menyatakan bahwa: “Prinsip akuntansi dan pelaporan keuangan
dimaksudkan sebagai ketentuan yang dipahami dan ditaati oleh pembuat
standar dalam

menyusun standar, penyelenggara akuntansi dan


pelaporan keuangan dalam melakukan kegiatannya, serta pengguna
laporan keuangan dalam memahami laporan keuangan yang disajikan.”
Terdapat delapan

prinsip yang

digunakan dalam akuntansi dan

pelaporan keuangan pemerintah menurut Peraturan Pemerintah Republik
Indonesia No 71 Tahun 2010, yaitu:
1. Basis Akuntansi. Basis akuntansi yang digunakan dalam laporan
keuangan pemerintah adalah basis akrual, untuk pengakuan
pendapatan, beban, asset, kewajiban, dan ekuitas. Dalam hal
peraturan

perundangan

mewajibkan


disajikannya

laporan

keuangan dengan basis kas, maka entitas wajib menyajikan
laporan demikian.
2. Nilai Historis (Historical Cost).Aset dicatat sebesar pengeluaran
kas dan setara kas yang dibayar atau sebesar nilai wajar dari
imbalan (consideration) untuk memperoleh asset tersebut pada
saat perolehan nilai historis lebih dapat diandalkan daripada
penilaian yang lain karena lebih objektif dan dapat diverifikasi.

16
Universitas Sumatera Utara

Dalam hal tidak terdapat nilai historis, dapat digunakan nilai
wajar asset atau kewajiban terkait.
3. Realisasi (Realization). Bagi pemerintah, pendapatan basis kas
yang tersedia yang telah diotorisasikan melalui anggaran
pemerintah suatu periode akuntansi akan digunakan untuk

membayar utang dan belanja dalam periode tersebut. Mengingat
LRA masih merupakan laporan yang wajib disusun, maka
pendapatan atau belanja basis kas diakui setelah diotorisasi
melalui anggaran dan telah menambah atau mengurangi kas.
4. Substansi Mengungguli Bentuk Formal (Substance Over Form).
Informasi dimaksudkan

untuk menyajikan dengan wajar

transaksi serta peristiwa lain yang seharusnya disajikan, maka
transaksi atau peristiwa lain tersebut perlu dicatat dan disajikan,
sesuai dengan substansi dan realitas ekonomi, dan bukan hanya
aspek formalitasnya
5. Periodisitas (Periodicity). Kegiatan akuntansi dan pelaporan
keuangan entitas laporan perlu dibagi menjadi periode-periode
pelaporan

sehingga kinerja entitas dapat diukur dan posisi

sumber daya yang dimilikinya dapat di tentukan. Periode utama

yang digunakan adalah tahunan. Namun, periode bulanan,
triwulanan, dan semesteran juga dianjurkan.
6. Konsistensi (Consistency). Perlakuan akuntansi yang sama
diterapkan pada kejadian yang serupa dari periode ke periode oleh

17
Universitas Sumatera Utara

suatu entitas pelaporan

(prinsip konsistensi internal). Hal ini

tidak berarti bahwa tidak boleh terjadi perubahan dari satu
metode akuntansi ke metode akuntansi yang lain. Metode
akuntansi yang dipakai dapat diubah
metode yang baru diterapkan

dengan syarat bahwa

mampu memberikan informasi


yang lebih baik dibanding metode lama.
7. Pengungkapan Lengkap (Full Disclosure). Laporan keuangan
menyajikan secara lengkap informasi yang dibutuhkan oleh
pengguna.
8. Penyajian

Wajar

(Fair

Presentation).

Laporan

keuangan

menyajikan dengan wajar laporan realisasi anggaran, laporan
perubahan saldo anggaran lebih, neraca, laporan opersional,
laporan arus kas, laporan perubahan ekuitas, dan catatan atas

laporan keuangan.
2.1.2. Efektivitas Pengendalian Intern
Sebagai instansi yang mengelola dana masyarakat, maka sudah
sepantasnya

jika

pemerintah

harus

mampu

memberikan

pertanggungjawaban kepada masyarakat melalui laporan keuangannya.
Setiap kegiatan yang dijalankan oleh pemerintah diharapkan dapat
berjalan sesuai dengan rencana dan tujuan utamanya serta dapat
tercapainya efektifitas dan efisiensi didalam pelaksanaan kegiatan yang
dilakukan oleh pemerintah tersebut. Namun, dalam mewujudkannya
selalu ada saja kendala yang muncul baik dari luar maupun dari

18
Universitas Sumatera Utara

dalam, untuk mengatasi kendala-kendala yang timbul serta untuk
mencapai tujuan maka pemerintah memerlukan suatu pengendalian yang
dapat mengawasi jalannya

setiap kegiatan yang dilakukan oleh

pemerintahan.
Menurut Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) dalam Standar Profesional
Akuntan Publik (SPAP) (2001: 319.2) yaitu: Pengendalian intern
merupakan suatu proses yang dijalankan oleh dewan komisaris,
manajemen dan personel lain entitas yang didesain untuk memberikan
keyakinan yang memadai tentang pencapaian tiga golongan tujuan
berikut ini : (a) keandalan pelaporan keuangan, (b) efektifitas dan
efisiensi operasi, (c) kepatuhan terhadap hukum dan peraturan yang
berlaku.
Menurut Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2008 Mengenai
Sistem Pengendalian Intern Pemerintah ( SPIP ) adalah : ”Pengendalian
Intern adalah proses yang integral pada tindakan dan kegiatan yang
dilakukan

secara terus menerus oleh pimpinan dan seluruh pegawai

untuk memberikan
organisasi

keyakinan memadai atas tercapainya tujuan

melalui kegiatan yang efektif dan efisien, keandalan

pelaporan keuangan, pengamanan aset negara, dan ketaatan terhadap
peraturan perundang-undangan”.
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 60 Tahun 2008
Pasal 2 menyatakan bahwa pengendalian atas penyelenggaraan kegiatan
pemerintahan

dilaksanakan

dengan

berpedoman

pada

Sistem

19
Universitas Sumatera Utara

Pengendalian

Intern

Pemerintah

(SPIP).

SPIP

bertujuan

untuk

memberikan keyakinan yang memadai bagi tercapainya efektivitas dan
efisiensi

pencapaian tujuan penyelenggaraan

pemerintah negara,

keandalan pelaporan keuangan, pengamanan asset negara, dan ketaatan
terhadap peraturan perundang-undangan.
Tujuan Pengendalian intern menurut Bastian (2010) adalah:
1.

Menjaga kekayaan organisasi

2.

Mengecek ketelitian dan keandalan akuntansi

3.

Mendorong efisiensi, dan

4.

Mendorong dipatuhinya kebijakan manajemen.

Menurut tujuannya, sistem pengendalian intern dapat dibagi
menjadi dua, yaitu pengendalian internal akuntansi (internal accounting
control) dan pengendalian internal administratif (internal administrative
control). Pengendalian internal akuntansi, yang merupakan bagian dari
sistem pengendalian internal, meliputi struktur organisasi,metode, dan
ukuran-ukuran yang dikoordinasikan terutama untuk menjaga kekayaan
organisasi serta mengecek ketelitian dan keandalan data akuntansi.
Pengendalian internal akuntansi yang baik akan menjamin keamanan
dari

kekayaan

para

laporan keuangan

investor dan

yang dapat

kreditor dengan menghasilkan

dipercaya.

Pengendalian internal

administratif meliputi struktur organisasi, metode, dan ukuran-ukuran
yang dikoordinasikan, terutama efisiensi dan kepatuhan atas kebijakan
pimpinan.

20
Universitas Sumatera Utara

Unsur sistem pengendalian

intern

yang berfungsi sebagai

pedoman penyelenggaraan dan tolak ukur pengujian efektivitas
penyelenggaraan sistem pengendalian intern. Pengembangan unsur
sistem pengendalian intern perlu mempertimbangkan aspek biaya
manfaat (cost and benefit), sumber daya manusia, kejelasan kriteria
pengukuran efektivitas dan perkembangan teknologi informasi serta
dilakukan secara komperhensif.
Dalam PP No. 60 Tahun 2008, Sistem Pengendalian Intern
Pemerintah

(SPIP)

adalah

sistem

pengendalian

intern

yang

diselenggarakan secara menyeluruh di lingkungan pemerintah pusat
dan pemerintah daerah. Unsur-unsur sistem pengendalian intern dalam
pemerintah yang meliputi:
1. Lingkungan

Pengendalian.

Lingkungan

pengendalian

merupakan elemen terpenting yang melandasi unsur-unsur
lainnya dalam sistem pengendalian. Lingkungan pengendalian
berkaitan dengan orang, moralitas, integritas, kejujuran, dan
kompetensi. Pimpinan
pegawai

harus

Instansi

menciptakan

dan

Pemerintah dan seluruh
memelihara lingkungan

dalam keseluruhan organisasi yang menimbulkan perilaku
positif dan mendukung terhadap pengendalian intern dan
manajemen yang sehat.
2. Penilaian Risiko. Pengendalian intern harus memberikan
penilaian atau risiko yang dihadapi unit organisasi baik dari luar

21
Universitas Sumatera Utara

maupun dari dalam. Penilaian risiko terdiri atas identifikasi
risiko dan analisis risiko. Penilaian risiko diawali dengan
penetapan maksud dan tujuan Instansi Pemerintah yang jelas
dan konsisten baik pada tingkat instansi maupun pada tingkat
kegiatan. Selanjutnya Instansi Pemerintah mengidentifikasi
secara efisien dan efektif risiko yang dapat menghambat
pencapaian tujuan tersebut, baik yang bersumber dari dalam
maupun

luar

instansi. Terhadap

diidentifikasi dianalisis

untuk

risiko

yang telah

mengetahui pengaruhnya

terhadap pencapaian tujuan. Penaksiran risiko mencakup:
a. Identifikasi Resiko. Mengindentifikasi secara efisien dan
efektif

risiko yang

dapat

menghambat

pencapaian

tujuan instansi, baik yang bersumber dari dalam maupun
luar instansi.
b. Analisis Resiko. Menentukan dampak dari resiko yang
telah diidentifikasi terhadap pencapaian tujuan instansi.
3. Kegiatan Pengendalian. Kegiatan pengendalian intern adalah
kebijakan dan prosedur yang dapat membantu memastikan
dilaksanakannya arahan pimpinan instansi pemerintah untuk
mengurangi risiko yang telah diidentifikasi selama proses
penilaian risiko .
4. Informasi dan Komunikasi. Informasi harus dicatat dan
dilaporkan kepada pimpinan instansi pemerintah dan pihak

22
Universitas Sumatera Utara

lain yang ditentukan. Informasi disajikan dalam suatu bentuk
dan sarana tertentu serta tepat waktu sehingga memungkinkan
pimpinan instansi pemerintah melaksanakan pengendalian dan
tanggung jawabnya. Instansi pemerintah harus memiliki
informasi yang relevan dan dapat diandalkan baik informasi
keuangan maupun non keuangan, yang berhubungan dengan
peristiwa-peristiwa eksternal serta internal. Informasi tersebut
harus direkam dan dikomunikasikan kepada pimpinan instansi
pemerintah dan lainnya di seluruh instansi pemerintah yang
memerlukannya dalam bentuk serta dalam kerangka waktu
yang

memungkinkan

yang

bersangkutan

melaksanakan

pengendalian intern dan tanggung jawab operasional. Pimpinan
instansi pemerintah menggunakan berbagai bentuk dan sarana
dalam mengkomunikasikan informasi penting kepada pegawai
dan lainnya. Hal-hal yang perlu diperhatikan dipertimbangkan
adalah sebagai berikut :
a. Pimpinan instansi pemerintah sudah menggunakan bentuk
dan sarana komunikasi efektif, berupa buku pedoman
kebijakan dan prosedur, surat edaran, memorandum, papan
pengumuman, situs internet dan intranet, rekaman, video, email, dan arahan lisan.
b. Pimpinan telah melakukan komunikasi dalam bentuk
tindakan positif saat berhubungan dengan pegawai di seluruh

23
Universitas Sumatera Utara

organisasi

dan

memperlihatkan

dukungan

terhadap

pengendalian intern.
5. Pemantauan. Pemantauan harus dapat menilai kualitas kinerja
dari waktu ke waktu dan memastikan bahwa rekomendasi
hasil audit dan reviu lainnya dapat segera ditindaklanjuti.
Pemantauan sistem pengendalian intern dilaksanakan melalui
pemantauan berkelanjutan, evaluasi terpisah, dan tindak lanjut
rekomendasi hasil audit dan reviu lainnya. Pemantauan
berkelanjutan diselenggarakan melalui kegiatan pengelolaan
rutin, supervisi, pembandingan, rekonsiliasi, dan tindakan lain
yang terkait dalam pelaksanaan tugas. Evaluasi terpisah
diselenggarakan

melalui

penilaian

sendiri, reviu, dan

pengujian efektivitas sistem pengendalian intern yang dapat
dilakukan oleh aparat pengawasan intern pemerintah atau pihak
eksternal

pemerintah

dengan

menggunakan

daftar

uji

pengendalian intern. Evaluasi terpisah terhadap pengendalian
intern dilakukan secara berkala dan kelemahan yang ditemukan
diteliti lebih lanjut.
2.1.3. Good Governance
Menurut Ulum (2008) bahwa good governance adalah suatu
penyelenggaraan

negara yang mengarah kepada tujuan yang baik

melalui perumusan kebijakan yang berhubungan dengan masalah-

24
Universitas Sumatera Utara

masalah sosial dan sistem nilai dalam operasi organisas, yang berlaku
bagi semua orang di bawah sistem demokrasi.
Muindro

(2010)

mendefinisikan

secara

sederhana,

good

governance dapat diartikan sebagai cara mengelola urusan publik.
Menurut definisi United Nation Development Program (UNDP),
good governance mempunyai tiga kaki, yaitu sebagai berikut:
1. Economic governance, meliputi proses-proses pembuatan
keputusan (decision making processes) yang memfasilitasi
aktivitas ekonomi di dalam negeri dan interaksi di antara
penyelenggara ekonomi. Economic governance mempunyai
implikasi terhadap equity, proverty, dan quality of life.
2. Political governance adalah proses-proses pembuatan keputusan
untuk formulasi kebijakan.
3. Administrative governance adalah sistem implementasi proses
kebijakan.
Secara teori good governance dikatakan menekankan pada proses
pengelolaan pemerintahan dengan adanya stakeholders yang terlibat
dalam bidang sosial, ekonomi dan juga politik serta ikut juga terlibat
dalam pendayaan sumber daya yang ada, manusia atau pun keuangan
yang dilaksanakan pemerintah dilakukan dengan transparan baik dari
proses penyusunan hingga pertanggung jawabannya sehingga akan
tercipta akuntabilitas didalam pengelolaannya. Pengelolaan keuangan

25
Universitas Sumatera Utara

yang efektif dan efisien adalah salah satu wujud tata kelola pemerintahan
yang baik (good governance) (Suprayogi, 2010).
Dalam upaya penerapan good governance yang baik, maka
haruslah diimbangi dengan good government pula. Maksudnya disini,
tidak hanya tata kelola pemerintahan saja yang menurut keperluan
masing-masing. Sehingga diadakannya pengelolaan keuangan daerah
dimaksudkan agar pengelolaan keuangan rakyat yang dipegang oleh
pemerintah harus transparan kepada masyarakat. Namun, pemerintah
juga harus berlaku yang baik sebagai pelaku pengelolaan keuangan
rakyat. Agar pemerintahan berjalan dengan baik, berdaya guna dan juga
berhasil guna. Maka penerapan prinsip-prinsip dari good governance
tersebut sangatlah penting dan juga harus diimbangi dengan good
government yang baik pula.
Terdapat tiga prinsip dasar dalam setiap penyelenggaraan good
governance. Ketiga prinsip dasar tersebut adalah:
1. Transparansi, dimana mengandung arti keterbukaan. Transparansi
pemerintah dalam menjalankan manajemen pemerintahan, manajemen
lingkungan, manajemen ekonomi, sosial dan politik.
2. Akuntabilitas adalah pertanggungjawaban. Mempertanggungjawabkan
keberhasilan

atau

kegagalan

kewenangan dan mereka puas

kepada
terhadap

yang

mendelegasikan

kinerja pelaksanaan

kegiatannya.

26
Universitas Sumatera Utara

3. Value for Money, merupakan konsep pengelolaan organisasi sektor
publik yang mendasarkan pada tiga elemen pertama yaitu: ekonomi,
efisiensi dan efektifitas.
Menurut United Nation Development Program (UNDP), ada
sembilan karakteristik good governance di antaranya:
1. Participation.

Keterlibatan

masyarakat

dalam

pembuatan

keputusan baik secara langsung maupun tidak langsung melalui
lembaga perwakilan yang dapat menyalurkan aspirasinya
Partisipas tersebuit dibangun atas dasar kebebasan berasosiasi
dan berbicara serta berpartisipasi secara konstruktif.
2. Rule of law.Kerangka hukum yang adil dan dilaksanakan tanpa
pandang bulu.
3. Transparancy. Transparansi dibangun atas dasar kebebasan
memperoleh informasi yang berkaitan dengan kepentingan
publik

secara

langsung

dapat

diperoleh

mereka

yang

membutuhkan.
4. Responsiveness. Lembaga-lembaga publik harus cepat dan
tanggap dalam melayani stakeholder.
5. Consensus orientation.Good governance menjadi perantara
kepentingan yang berbeda untuk memperoleh pilihan terbaik
untuk kepentingan yang lebih luas baik dalam hal kebijakankebijakan maupun prosedur-prosedur.

27
Universitas Sumatera Utara

6. Equity. Setiap masyarakat memiliki kesempatan yang sama
untuk memperoleh kesetaraan dan keadilan.
7. Efficiency and Effectiveness. Pengelolaan sumber daya publik
atas setiap aktivitas yang dilakukan secara berdaya guna
(efisien) dan berhasil guna (efektif).
8. Accountability. Pertanggungjawaban kepada publik atas setiap
aktivitas yang dilakukan.
9. Strategic Vision. Para pemimpin dan publik harus mempunyai
perspektuif good governance dan memiliki visi jauh ke depan.
2.1.4. Kualitas Laporan Keuangan
Definisi laporan keuangan menurut Lillrank, 2003 dalam Tantriani,
(2011) bahwa laporan keuangan adalah catatan informasi suatu entitas
pada

suatu

periode

akuntansi

yang

dapat

digunakan

untuk

menggambarkan kinerja entitas tersebut. Laporan keuangan merupakan
laporan yang terstruktur mengenai posisi keuangan dan transaksitransaksi yang dilakukan oleh suatu entitas pelaporan. Laporan keuangan
dapat dikatakan sebagai data juga dapat dikatakan sebagai informasi.
Data dapat berubah menjadi informasi kalau diubah ke dalam konteks
yang memberikan makna.
Menurut Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010, laporan
keuangan merupakan laporan yang terstruktur mengenai posisi keuangan
dan transaksi-transaksi yang dilakukan oleh suatu entitas pelaporan.

28
Universitas Sumatera Utara

Sesuai Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan
Negara,

laporan

keuangan

sektor

publik

pemerintahan

sebagai

pertanggungjawaban pelaksanaan APBN dan APBD setidak-tidaknya
meliputi :
1. Laporan Realisasi Anggaran
2. Neraca
3. Laporan Arus Kas (LAK), dan
4. Catatan atas Laporan Keuangan (CaLK)
Berikut merupakan komponen laporan keuangan menurut PP
nomor 71 Tahun 2010 yaitu:
Laporan peaksanaan Anggaran terdiri dari:
1. Laporan Realisasi Anggaran (LRA)
2. Laporan Perubahan Saldo Anggaran Lebih (SAL)
Laporan Financial, terdiri dari:
1. Neraca
2. Laporan Operasional (LO)
3. Laporan Arus Kas (LAK)
4. Laporan Perubahan Ekuitas (LPE)
5. Catatan atas Laporan Keuangan (CaLK)
Tujuan umum laporan keuangan adalah menyajikan informasi
mengenai posisi keuangan, realisasi anggaran, arus kas, dan kinerja
keuangan suatu entitas pelaporan yang bermanfaat bagi para pengguna

29
Universitas Sumatera Utara

dalam membuat dan mengevaluasi keputusan mengenai alokasi sumber
daya.
Bagi organisasi pemerintahan, tujuan umum akuntansi dan
pelaporan keuangan adalah:
1. Untuk memberikan informasi yang digunakan dalam pembuatan
keputusan ekonomi, sosial dan politik serta sebagai bukti
pertanggungjawaban dan pengelolaan (accountability and
stewardship).
2. Untuk

memberikan

informasi

yang

digunakan

untuk

mengevaluasi kinerja manajerial dan organisasional (managerial
and control).
Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010
menyebutkan, untuk menghasilkan laporan keuangan yang bermanfaat
bagi para pemakainya, maka informasi yang terdapat dalam laporan
tersebut harus berkualitas dan berguna dalam pengambilan keputusan.
Kualitas laporan keuangan tersebut tercermin dari karakteristik
kualitatif.Karakteristik kualitatif laporan keuangan adalah ukuran-ukuran
normatif yang perlu diwujudkan dalam informasi akuntansi sehingga
dapat memenuhi tujuannya. Keempat karakteristik berikut ini merupakan
prasyarat normative yang diperlukan agar laporan keuangan pemerintah
dapat memenuhi kualitas yangdikehendaki : (PP 71 Tahun 2010)
a. Relevan

30
Universitas Sumatera Utara

Laporan keuangan bisa dikatakan relevan apabila informasi yang
termuat di dalamnya dapat mempengaruhi keputusan pengguna dengan
membantumereka mengevaluasi peristiwa masa lalu atau masa kini, dan
memprediksi masadepan, serta menegaskan atau mengoreksi hasil
evaluasi mereka di masalalu.
Dengan demikian, informasi laporan keuangan yang relevan
dapatdihubungkan dengan maksud penggunaannya.Informasi yang
relevan memiliki karakteristik :
1. Memberikan manfaat umpan balik(feedback value)
Informasi memungkinkan pengguna untuk menegaskan atau
mengoreksi ekspektasi mereka di masa lalu. Laporan keuangan
berkualitas jika dapat memberikan manfaat untuk evaluasi
kinerja masa lalu dan memberikan umpan balik dalam rangka
perencanaan keuangan dan perbaikan kinerja di masa datang.
2. Memberikan manfaat prediktif (predictive value)
Informasi dapat membantu pengguna untuk memprediksi masa
yang akan datang berdasarkan hasil masa lalu dan kejadian masa
kini. Laporan keuangan berkualitas jika dapat memberikan
manfaat

untuk

memprediksi

kondisi

keuangan,kebutuhan

keuangan, dan kinerja di masa datang.
3. Disajikan tepat waktu (timeliness)
Informasi disajikan tepat waktu sehingga dapat berpengaruh dan
berguna dalam pengambilan keputusan.

31
Universitas Sumatera Utara

4. Lengkap
Informasi akuntansi keuangan pemerintah disajikan selengkap
mungkin, mencakup semua informasi akuntansi yang dapat
mempengaruhi pengambilan keputusan dengan memperhatikan
kendala yang ada.
b. Andal (Reliability)
Informasi dalam laporan keuangan bebas dari pengertian yang
menyesatkan dan kesalahan material, menyajikan setiap fakta secara
jujur, serta dapat diverifikasi. Informasi mungkin relevan, tetapi jika
hakikat atau penyajiannya tidak dapat diandalkan maka penggunaan
informasi tersebut secara potensial dapat menyesatkan. Informasi yang
andal memenuhi karakteristik :
1. Penyajian jujur (faithfulness ofpresentation)
Informasi menggambarkan dengan jujur transaksi serta peristiwa
lainnya yang seharusnya disajikan atau yang secara wajar dapat
diharapkan untuk disajikan. Laporan keuangan yang berkualitas
terbebas dari salah saji material dan tidak ada manipulasi
laporan keuangan.
2. Dapat diverifikasi (verifiability)
Informasi yang disajikan dalam laporan keuangan dapat diuji,
danapabila pengujian dilakukan lebih dari sekali oleh pihak
yang berbeda, hasilnya tetap menunjukkan kesimpulan yang

32
Universitas Sumatera Utara

tidak berbeda jauh. Laporan keuangan berkualitas jika dapat
diverifikasi kebenarannya melalui proses audit independen.
3. Netralitas
Informasi diarahkan pada kebutuhan umum dan tidak berpihak
padakebutuhan pihak tertentu. Penyajian laporan keuangan tidak
bersifat bias terhadap kepentingan kelompok tertentu.
c. Dapat dibandingkan
Informasi yang termuat dalam laporan akan lebih berguna jika dapat
dibandingkan dengan laporan keuangan periode sebelumnya atau laporan
keuangan entitas pelaporan lain umumnya. Perbandingan dapat dilakukan
secara internal dan eksternal. Perbandingan secara internal dapat
dilakukan dengan bila suatu entitas menerapkan kebijakan akuntansi
yang sama dari tahun ke tahun. Perbandingan secara eksternal dapat
dilakukan bila entitas yang diperbandingkan menerapkan kebijakan
akuntansi yang sama. Apabila entitas pemerintah menerapkan kebijakan
akuntansi yang lebih baik daripada kebijakan akuntansi yang sekarang
diterapkan, perubahan tersebut diungkapkan pada periode terjadi
perubahan.
d. Dapat dipahami
Informasi yang disajikan dalamlaporan keuangan dapat dipahami oleh
pengguna dan dinyatakan dalam bentuk serta istilah yang disesuaikan
dengan batas pemahaman para pengguna. Untuk itu, pengguna
diasumsikan memiliki pengetahuan yang memadai atas kegiatan dan

33
Universitas Sumatera Utara

lingkungan operasi entitas pelaporan,serta adanya kemauan pengguna
untuk mempelajari informasi yang dimaksud.
Dalam

teori

kegunaan-keputusan

(Decision-Usefulness

Theory)menjelaskan pentingnya komponen-komponen tersebut yang
perlu dipertimbangkan oleh para penyaji laporan keuangan agar cakupan
yang ada dapat memenuhi kebutuhan para pengambil keputusan yang
akan

menggunakannya.

Transparansi

laporan

keuangan

akan

memberikan kejelasan kepada masyarakat bahwa penerimaan dan
pengeluaran pemerintah digunakan sesuai dengan kebutuhan daerah itu
sendiri.
Apabila informasi yang terdapat di dalam laporan keuangan
pemerintah daerah memenuhi kriteria karakteristik kualitatif laporan
keuangan pemerintah seperti yang disyaratkan dalam Peraturan
Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010, berarti pemerintah daerah mampu
mewujudkan transparansi dan akuntabilitas dalam pengelolaan keuangan
daerah. Informasi yang terkandung di dalam laporan keuangan yang
dihasilkan oleh pemerintah daerah harus sesuai dengan kriteria nilai
informasi yang disyaratkan oleh peraturan perundang-undangan. Apabila
tidak sesuai dengan perundang undangan, maka akan mengakibatkan
kerugian daerah, potensi kekurangan daerah, kekurangan penerimaan,
kelemahan

administrasi,

ketidakhematan,

ketidakefisienan,

dan

ketidakfektifan.

34
Universitas Sumatera Utara

2.2.Penelitian Terdahulu
Beberapa hasil penelitian terdahulu dapat dilihat dari tabel 2.1 berikut:
Tabel 2.1
Ringkasan Penelitian Terdahulu

No

1.

2.

Peneliti

Judul

Darwanis dkk
(2012)

Pengaruh
Penerapan Good
Governance Dan
Standar
Akuntansi
Pemerintahan
Terhadap
Kualitas
Informasi
Keuangan SKPD
Di Kota Banda
Aceh

Susilawati
(2014)

Standar
Akuntansi
Pemerintahan
Dan
Sistem
Pengendalian

Variabel

Variabel
Dependen:
Kualitas
Informasi
Keuangan
Variabel
Independen:
Good
Governance,
Standar
Akuntansi
Pemerintahan

Variabel
Dependen:
Kualitas
Laporan

Hasil

Penerapan good
governance
dan
Standar
Akuntansi
Pemerintahan
secara simultan
berpengaruh
terhadap kualitas
informasi
keuangan SKPD
di Kota Banda
Aceh.
Hasil penelitian
secara
parsial
menunjukkan
bahwa penerapan
good governance
dan
standar
akuntansi
pemerintahan
berpengaruh
terhadap kualitas
informasi
keuangan SKPD
di Kota Banda
Aceh.
Penerapan
standar akuntansi
pemerintahan
dan
sistem
pengendalian i

35
Universitas Sumatera Utara

Intern
Sebagai
Anteseden
Kualitas Laporan
Keuangan
Pemerintah
Daerah

3.

Sukmaningrum Analisis FaktorFaktor Yang
(2011)
Mempengaruhi
Kualitas
Informasi
Laporan
Keuangan
Pemerintah
Daerah
(Studi Empiris
Pada Pemerintah
Kabupaten Dan
Kota Semarang)

keuangan
Pemerintah
Daerah
Variabel
Independen:
Standar
Akuntansi
Pemerintahan,
Sistem
Pengendalian
Intern

ntern memiliki
pengaruh yang
cukup
besar
terhadap kualitas
laporan keuangan
pemerintah
daerah.

Varibel
Dependen:
Kualitas
Informasi
Laporan
keuangan
Variabel
Independen:
Sumber daya
Manusia,
Sistem
Pengendalian
Intern

Sistem
pengendalian
intern
yang
diproksikan
dengan integritas
data, ketepatan
input,
prosedur
otorisasi,
penyimpanan
dokumen sumber
data, pemberian
wewenang,
penentuan
kebijakan
dan
standar
akuntansi,
pelaksanaan
kebijakan
berpengaruh
signifikan
terhadap kualitas
informasi laporan
keuangan
pemerintah
daerah.

4.

Nugraheni
(2008)

Pengaruh
Penerapan
Standar

Variabel
Dependen:

Terdapat
pengaruh
penerapan

SAP

36
Universitas Sumatera Utara

5.

6.

Akuntansi
Pemerintahan
Terhadap
Kualitas Laporan
Keuangan

Kualitas
laporan
keuangan
Variabel
Independen:
Standar
Akuntansi
pemerintah

di
Inspektorat
Jenderal
Departemen
Pendidikan
Nasional
terhadap
peningkatan
kualitas laporan
keuangan
Inspektorat
Jenderal
Departemen
Pendidikan
Nasional.

Armando
(2013)

Pengaruh Sistem
Pengendalian
Intern Pemerintah
Dan Pengawasan
Keuangan Daerah
Terhadap
Nilai
Informasi
Laporan
keuangan
Pemerintah (Studi
Empiris
pada
Satuan
Kerja
Perangkat Daerah
di
Kota
Bukittinggi)

Variabel
Dependen:
Nilai informasi
Laporan
keuangan
Variabel
Independen:
Sistem
Pengendalian
Intern,
Pengawasan
Keuangan
Daerah

Sistem
pengendalian
intern pemerintah
berpengaruh
signifikan positif
terhadap
nilai
informasi laporan
keuangan pada
pemerintah Kota
Bukittinggi.
Penerapan
pengawasan
keuangan daerah
berpengaruh
signifikan positif
terhadap
nilai
informasi laporan
keuangan pada
pemerintah Kota
Bukittinggi.

Boekorsjom
(2013)

Pengaruh
Penatausahaan
Keuangan
terhadap
Penerapan Good
Governance dan
Implikasinya
terhadap Kualitas
Informasi

Variabel
dependen:
Good
Governance
dan Kualitas
Informasi
Keuangan
Daerah
Variabel

1) Penatausahaan
Keuangan
Daerah
berpengaruh
terhadap
penerapan good
governance. Hal
ini menunjukan

37
Universitas Sumatera Utara

7.

Madjham
(2013)

Keuangan Daerah Independen:
pada
BPKAD Penatausahaan
Provinsi Papua
Keuangan

bahwa semakin
cepat pembuatan
peraturan
perundangundangan yang
berdampak pada
pengalokasian
dana
sangat
berpengaruh
terhadap
pelaksanaan
penerapan good
governance.
2)
Penerapan
good governance
berpengaruh
terhadap kualitas
informasi
keuangan. Hal ini
menunjukan
good governance
harus
dilaksanakan
sesuai
dengan
prinsip-prinsip
yang
berlaku
sebab
sangat
berpengaruh
terhadap kualitas
informasi
keuangan.

Pengaruh Sistem
Pengendalian
Intern Terhadap
Kualitas Laporan
Keuangan
Pemerintah
Kabupaten
Gorontalo Utara

Terdapat
pengaruh yang
signifikan
dan
positif
antara
sistem
pengendalian
intern
dengan
kualitas laporan
keuangan
pemerintah
kabupaten
Gorontalo Utara
pada
Dinas

Variabel
Dependen:
Kualitas
laporan
keuangan
Variabel
Independen:
Sistem
pengendalian
intern

38
Universitas Sumatera Utara

Pendapatan
Pengelolaan
Keuangan
dan
Aset
Daerah
Kabupaten
Gorontalo Utara.

2.3.Kerangka Konseptual
Menurut Erlina (2011) menyatakan bahwa kerangka teoritis adalah suatu
model yang menerangkan bagaimana hubungan suatu teori dengan faktorfaktor yang penting yang telah diketahui dalam suatu masalah tertentu.
Kerangka teoritis akan menghubungkan secara teoritis antara variablevariabel penelitian, yaitu variable bebas, dan variable terikat. Begitu juga jika
ada variabel yang menyertainya, maka peran variable tersebut harus
dijelaskan.

Kerangka

teoritis

perlu

dikemukakan

apabila

penelitian

menghubungkan dua penelitian atau lebih.
Laporan

keuangan

daerah

merupakan

bukti

pertanggungjawaban

pemerintah daerah kepada pemerintah pusat maupun masyarakat luas. Sebab
laporan keuangan daerah berisikan seluruh kegiatan penerimaan maupun
pengeluaran yang dilakukan oleh pemerintah tersebut. Dari laporan keuangan
tersebut dapat dilihat kesesuaian dana yang ada dan pengelolaan keuangan
daerah yang direalisasikan pada kegiatan-kegiatan yang tepat dan sesuai
dengan perencanaan.
Untuk itu, Standar Akuntansi Pemerintahan menjadi acuan atau dasar
dalam penyusunan laporan keuangan Pemerintah daerah, kurang telitinya atau

39
Universitas Sumatera Utara

lalainya pejabat daerah dalam memperhatikan SAP dalam pengelolaan
laporan keuangan pemerintah dikhawatirkan laporan keuangan tidak sesuai
dengan karakteristik laporan keuangan yang baik (relevan, andal, dapat
dibandingkan dan dapat dipahami) sehingga mempengaruhi opini laporan
keuangan daerah nantinya. Begitu juga dengan pengendalian intern yang
harus diterapkan di setiap pemerintah daerah, pengendalian intern yang
efektif akan mengurangi tindakan-tindakan kecurangan yang terjadi di
kalangan pejabat pemerintah daerah yang bertujuan untuk menguntungkan
salah satu pihak,

sehingga ada kemungkinan terjadinya praktik KKN.

Penerapan good governance juga diperlukan dalam peningkatan kualitas
laporan keuangan pemerintah daerah mengingat pentingnya transparansi
dalam

laporan

keuangan

sebagai

bentuk

pertanggungjawaban

dan

akuntabilitas kepada masyarakat. Good governance merupakan upaya
menciptakan pemerintahan yang lebih baik melalui pengeolaan keuangan
daerah yang jujur, bersih dan bebas dari korupsi, kolusi dan nepotisme
dengan tujuan mampu meningkatkan kualitas dari laporan keuangan
pemerintah daerah.
Dari uraian tersebut, diadakan penelitian lebih lanjut untuk menguji
apakah penerapan Standar Akuntansi Pemerintah, efektivitas pengendalian
intern dan good governance berpengaruh terhadap peningkatan kualitas
laporan keuangan SKPD.

40
Universitas Sumatera Utara

2.3.1. Penerapan Standar Akuntansi Pemerintahan dengan Kualitas
Laporan Keuangan Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD)
Penerapan Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP) merupakan
persyaratan

yang

mempunyai

kekuatan

hukum

dalam

upaya

meningkatkan kualitas laporan keuangan pemerintah di Indonesia Salah
satu cara bagaimana melihat apakah laporan keuangan yang telah disusun
telah

sesuai

dengan

Standar

Akuntansi

Pemerintah

dan

telah

menghasilkan nilai informasi yang diharapkan, dapat dilihat dari opini
auditor.
Menurut Rukmi (2013) bahwa implementasi standar akuntansi
pemerintahan yang baik akan meningkatkan kualitas laporan keuangan
pada pemerintah kabupaten/kota di Provinsi Jawa Barat sebagaimana
Peraturan Pemerintah Nomor 24 tahun 2005 mengenai Standar Akuntansi
Pemerintahan (SAP).
Menurut Arif (2008) bahwa kualitas laporan keuangan yang
berdasarkan pada prinsipnya yaitu relevan, andal, dapat dipahami, dan
dapat dibandingkan dipengaruhi oleh penerapan standar akuntansi
pemerintahan yaitu akuntabilitas, manajemen, transparansi, dan antar
generasi. Oleh karena itu, penerapan standar akuntansi pemerintahan
mempunyai pengaruh kuat terhadap kualitas laporan keuangan.

41
Universitas Sumatera Utara

2.3.2. Efektivitas Pengandalian Intern dengan Kualitas Laporan
Keuangan Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD)
Berdasarkan Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 60 Tahun 2008
menyatakan bahwa pengendalian intern meliputi berbagai kebijakan
yaitu, (1) terkait dengan catatan keuangan, (2) memberikan keyakinan
yang memadai bahwa laporan keuangan telah disusun sesuai dengan
standar akuntansi pemerintah, serta penerimaan dan pengeluaran telah
sesuai dengan otorisasi yang memadai, (3) memberikan keyakinan yang
memadai atas keamanan aset yang berdampak material pada laporan
keuangan pemerintah. Jika penerapan SPI berjalan dengan baik maka
laporan keuangan yang dihasilkan akan mempunyai nilai informasi
yangbaik, begitu juga sebaliknya jika penerapan SPI tidak berjalan
dengan baik maka akan memungkinkan laporan keuangan yang
dihasilkan tidak mempunyai nilai informasi yang baik.
Indriasari (2008) dan Winidyaningrum dan Rahmawati (2010)
membuktikan secara empiris bahwa pengendalian internal akuntansi
pemerintah daerah berpengaruh terhadap nilai laporan keuangan
pemerintah daerah yang dinyatakan dengan ketepatwaktuan dan
keterandalan. Hal ini didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh
Nugraha dan Susanti (2010) menyatakan sistem pengendalian internal
berpengaruh positif terhadap keandalan laporan keuangan.

42
Universitas Sumatera Utara

2.3.3. Good Governance dengan Kualitas Laporan Keuangan Satuan
Kerja Perangkat Daerah (SKPD)
Good governance merupakan cara pemerintah untuk mewujudkan
pemerintahan

yang

baik,

dan

mencapai

tujuan

utama

yaitu

mensejahterakan masyarakat melalui pelayanan publik. Pengelolaan
keuangan pemerintah yang mengutamakan transparansi dan akuntabilitas
merupakan salah satu cara dalam mewujudkan pemerintahan yang baik.
Jika penerapan good governance tetap konsisten pada prinsip-prinsip
yang ada, maka kualitas laporan keuangan akan menjadi lebih baik.
Menurut Zeyn (2013) penerapan good governance dan standar
akuntansi pemerintahan dengan komitmen organisasi yang tinggi
mempunyai pengaruh terhadap akuntabilitas keuangan Pemerintah Kota
Bandung sebesar 92.4% yang artinya komitmen organisasi yang
merupakan variabel kontijensi sangat mempengaruhi akuntabilitas
keuangan yang mana pemahaman dan penggunaan SAP mutlak
dilakukan agar laporan keuangan berkualitas dan dapat menilai kinerja
aparatur pemerintah yang bersih dan berwibawa.
Hal ini didukung dalam jurnal Darwanis dkk (2012) yang
mengatakan bahwa penerapan good governance signifikan terhadap
kualitas informasi keuangan. Pelaksanaan good governance harus
dijalankan sesuai dengan prinsip-prinsip good governance yang berlaku
saat ini, sehingga sumber daya daerah yang berada dalam pengelolaan
pemerintah benar-benar mencapai tujuan sebesar-besarnya untuk

43
Universitas Sumatera Utara

kemakmuran dan kemajuan rakyat. Penerapan prinsip-prinsip good
governance juga tidak lepas dari masalah yang ada dalam pengelolaan
keuangan daerah sebagai acuan dalam menghasilkan laporan keuangan
yang berkualitas.
Dari kerangka penelitian dan hubungan variabel di atas, maka
dapat dibuat model penelitian. Dengan model penelitian penulis dapat
menggunakannya sebagai panduan untuk hipotesis penelitian yang
selanjutnya dapat digunakan dalam mengumpulkan data dan analisis.
Model penelitian ini dapat digambarkan dalam kerangka konseptual
sebagai berikut:

Penerapan Standar
Akuntansi Pemerintah (X1)

Efektivitas Pengendalian
Intern (X2)

Kualitas Laporan
Keuangan (Y)

Good Governance(X3)

Gambar 2.1
Kerangka Konseptual

44
Universitas Sumatera Utara

2.4. Perumusan Hipotesis
Penerapan standar akuntansi pemerintahan, efektivitas pengendalian
intern dan good governance berpengaruh secara parsial dan simultan
terhadap peningkatan kualitas laporan keuangan Satuan Kerja
Perangkat Daerah (SKPD) di Kota Medan.

45
Universitas Sumatera Utara

Dokumen yang terkait

Pengaruh Penerapan Standar Akuntansi Pemerintahan dan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah terhadap Kualitas Laporan Keuangan Pemerintah Daerah

22 191 103

PENGARUH PENERAPAN STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN DAN GOOD GOVERNANCE TERHADAP KUALITAS LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH (STUDI EMPIRIS SKPD KOTA BANDARLAMPUNG)

40 236 75

PENGARUH KOMPETENSI SUMBER DAYA MANUSIA, PENERAPAN STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN, DAN GOOD GOVERNANCE Pengaruh Kompetensi Sumber Daya Manusia, Penerapan Standar Akuntansi Pemerintahan, dan Good Governance Terhadap Kualitas Laporan Keuangan (Studi Kasu

0 6 15

PENGARUH KOMPETENSI SUMBER DAYA MANUSIA, PENERAPAN STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN, DAN GOOD GOVERNANCE Pengaruh Kompetensi Sumber Daya Manusia, Penerapan Standar Akuntansi Pemerintahan, dan Good Governance Terhadap Kualitas Laporan Keuangan (Studi Kasu

0 4 18

Pengaruh Penerapan Standar Akuntansi Pemerintahan, Efektivitas Pengendalian Intern Dan Good Governance Terhadap Peningkatan Kualitas Laporan Keuangan Skpd Di Kota Medan

0 0 12

Pengaruh Penerapan Standar Akuntansi Pemerintahan, Efektivitas Pengendalian Intern Dan Good Governance Terhadap Peningkatan Kualitas Laporan Keuangan Skpd Di Kota Medan

0 0 2

Pengaruh Penerapan Standar Akuntansi Pemerintahan, Efektivitas Pengendalian Intern Dan Good Governance Terhadap Peningkatan Kualitas Laporan Keuangan Skpd Di Kota Medan

0 0 13

Pengaruh Penerapan Standar Akuntansi Pemerintahan, Efektivitas Pengendalian Intern Dan Good Governance Terhadap Peningkatan Kualitas Laporan Keuangan Skpd Di Kota Medan Chapter III V

0 0 42

Pengaruh Penerapan Standar Akuntansi Pemerintahan, Efektivitas Pengendalian Intern Dan Good Governance Terhadap Peningkatan Kualitas Laporan Keuangan Skpd Di Kota Medan

3 98 4

Pengaruh Penerapan Standar Akuntansi Pemerintahan, Efektivitas Pengendalian Intern Dan Good Governance Terhadap Peningkatan Kualitas Laporan Keuangan Skpd Di Kota Medan

0 0 23