6
McConnel McConnell, 2004 menjelaskan bahwa kemungkinan error yang dapat ditemukan dalam sebuah project tergantung pada kualitas pengembangan
perangkat lunak yang dilakukan. Semakin baik kualitas pengembangan perangkat lunak, semakin kecil ditemukan error dalam project tersebut. Berikut adalah
beberapa rentang kemungkinan error tersebut : 1 Industry Average : 1
– 25 error tiap 1 KLOC. 2 Microsoft Application : 10
– 20 error tiap 1 KLOC pada tiap pada taham pengujian in-house, dan 0.5 error tiap KLOC pada tahap peluncuran.
Basil Vandegriend 2009 dalam tulisanya menyebut FindBugs sebagai tools yang cocok digunakan developer Java untuk keperluan analisis kualitas source
code Java. FindBugs merupakan freeware tools yang dikembangkan oleh The University of Maryland. Dalam website resmi FindBugs 2011 dijelaskan bahwa
FindBugs mengkategorikan jenis bugs menjadi beberapa kategori yaitu : bad practice,
correctness, multithreaded
correctness, experimental,
internationalization, malicious code vulnerability, performance, security , dodgy code. Dalam hal ini, terdapat dua buah kategori bugs yang berkaitan dengan
analisis faktor kualitas correctness yaitu : correctness dan multithreaded correctness.
7. Faktor Kualitas Functionality
Functionality merupakan faktor kualitas yang menunjukan tingkat kemampuan menyediakan fungsi
– fungsi yang diharapkan sehingga dapat memberikan kepuasan kepada pengguna Pressman, 2010. Faktor kualitas
functionality dapat diuji dengan analisis fungsionalitas dari setiap komponen dari suatu perangkat lunak..
Dalam kaitanya dengan standar yang digunakan untuk menentukan apakah sebuah perangkat lunak lolos dalam pengujian faktor kualitas functionality. James
Bach 2005 memberikan gambaran bagaimana suatu perangkat lunak dapat dikatakan memenuhi faktor kualitas functionality dalam program Windows Logo
Certification.
7
Tabel 1. Keirteria Lolos Gagal pada program Windows Logo Certification
Kriteria Lolos Kriteria Gagal
1. Setiap fungsi primer yang diuji berjalan sebagaimana mestinya.
2. Jika ada fungsi yang tidak berjalan sebagaimana mestinya, tetapi itu bukan
kesalahan yang
serius dan
tidak berpengaruh pada penggunaan normal.
1. Paling tidak ada satu fungsi primer yang diuji tidak berjalan sebagaimana mestinya.
2. Jika ada fungsi yang tidak berjalan sebagaimana mestinya dan itu merupakan
kesalahan yang serius dan berpengaruh pada penggunaan normal.
8. Faktor Kualitas Portability
Faktor kualitas portability menggambarkan kemampuan perangkat lunak untuk dapat dipindah dan dijalankan di lingkungan yang berbeda, dalam kaitanya
dengan penelitian ini adalah pada komputer dengan spesifikasi hardware maupun operating system yang bebeda
– beda Pressman, 2010. Bahasa pemrograman java merupakan bahasa dengan keunggulan pada
aspek portability dan architecture neutral. Avestro 2007 menjelaskan bahwa aplikasi yang dibuat dengan bahasa pemrograman java dapat berjalan di berbagai
platform berbeda, bahkan tanpa perlu adanya proses recompile, karena Java bersifat independen dan tidak terikat dengan salah satu platform. Untuk
menjalankan aplikasi java pada komputer diperlukan Java Runtime Environment JRE. Java Runtime Environment tersedia secara gratis berbagai sistem operasi :
Windows, Linux, Macintosh, dan Solaris. Pengujian faktor kualitas portability dapat dilakukan dengan mencoba aplikasi java pada pada environtment yang
berbeda, dalam hal ini komputer dengan sistem operasi yang berbeda – beda.
9. Faktor Kualitas Usability