Hasil Belajar Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Hubungan antara Kecerdasan Emosional dengan Hasil Belajar pada Siswa Kelas VII SMP Negeri 9 Salatiga T1 132014705 BAB II

6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Hasil Belajar

2.1.1 Pengertian Belajar Belajar merupakan perubahan tingkah laku yang disebabkan serangkaian kegiatan seperti membaca, mengamati, mendengarkan, meniru dan lain sebagainya Sardiman, 2010. Belajar merupakan perubahan dalam kepribadian seseorang, yang dimanifestasikan dalam bentuk pola- pola respon baru yang dapat berbentuk keterampilan, sikap, kebiasaan, pengetahuan serta kecakapan hidup Sukmadinata, 2004. Belajar merupakan suatau proses usaha yang dilakukan oleh seseorang untuk memperoleh perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, yang berasal dari hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya Slameto, 2010. Belajar merupakan proses kegiatan yang dilakukan untuk mendapatkan suatu perubahan tingkah laku dari hasil dari pengalaman individu dan lingkungannya yang temasuk dalam kognitif, afektif, dan psikomotor Djamarah, 2008. Berdasarkan dari uraian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa belajar adalah suatu proses untuk memperoleh perubahan keterampilan, sikap, kebiasaan, pengetahuan serta kecakapan hidup untuk diri sendiri dan lingkungannya. 7 Menurut pendapat yang dikutip S. Nasution 2007 dalam bukunya didaktis Asasasas Mengajar dikemukakan bahwa: .Belajar adalah penambahan pengetahuan. Pendapat ini sangat sempit cakupannya, karena hanya menekankan pada menambah dan mengumpulkan pengetahuan, tidak memandang manfaat pengetahuan tersebut. 2.1.2 Unsur-unsur Belajar Menurut Cronbach dalam Sukmadinata, 2006 mengemukakan tujuh unsur utama dalam proses belajar, yaitu tujuan, kesiapan, situasi, interprestasi, respons, konsekuensi, reaksi terhadap kegagalan. Tujuh unsur utama dalam proses belajar dapat dijelaskan sebagai berikut: a. Tujuan Belajar akan efisien apabila terarah kepada tujuan yang jelas dan berarti. Sehingga ketika dalam proses belajar seseorang akan langsung fokus dan mengarah pada tujuan yang ingin dicapai. b. Kesiapan Belajar dapat berjalan apabila memiliki kesiapan, baik kesiapan fisik dan psikis, kesiapan yang berupa kematangan untuk melakukan sesuatu, maupun penguasaan pengetahuan dan kecakapan- kecakapan. c. Situasi Situasi belajar berupa tempat, lingkungan sekitar, alat dan behan yang dipelajari. d. Interprestasi Dalam menghadapi situasi, individu mengadakan interprestasi, yaitu melihat hubungan di antara komponen-komponen situasi belajar, melihat makna hubungan tersebut dan menghubungkan dengan kemungkinan pencapian tujuan. 8 e. Respons. Respons berupa suatu usaha coba-coba trial and error atau usaha yang penuh perhitungan dan perencanaan atau menghentikan untuk mencapai tujuan tersebut. f. Konsekuensi Setiap usaha akan membawa hasil, akibat atau konsekuensi yang dapat berupa keberhasilan atau malah kegagalan, demikian juga dengan respon atau usaha siswa. g. Reaksi terhadap kegagalan Selain keberhasilan, kemungkinan lain yang diperoleh dalam belajar adalah kegagalan. Kegagalan bisa menurunkan semangat, dan memperkecil usaha-usaha belajar selanjutnya, tetapi bisa juga sebaliknya, kegagalan membangkitkan semangat yang berlipat ganda untuk menembus dan menutupi kegagalan tersebut. 2.1.3 Elemen Belajar Purwanto 2007 membagi elemen belajar menjadi empat, yaitu: a. Belajar merupakan suatu perubahan dalam tingkah laku, dimana perubahan itu dapat mengarah kepada tingkah laku yang lebih baik, tetapi juga ada kemungkinan mengarah kepada tingkah laku yang lebih buruk. b. Belajar merupakan suatu perubahan yang terjadi melalui latihan atau pengalaman, dalam arti perubahanperubahan yang disebabkan oleh pertumbuhan atau kematangan tidak dianggap sebagai hasil belajar seperti perubahan-perubahan yang terjadi pada diri Hamalik, 2008. 9 c. Untuk dapat disebut belajar, maka perubahan itu harus relatif mantap, harus merupakan akhir dari pada suatu periode waktu yang cukup panjang. Berapa lama periode waktu itu berlangsung sulit ditentukan dengan pasti, tetapi perubahan itu hendaknya merupakan akhir dari suatu periode yang mungkin berlangsung berhari-hari, berbulan-bulan atau bertahun-tahun. Ini berarti kita harus mengenyampingkan perubahan-perubahan tingkah laku yang disebabkan motivasi, kelelahan, adaptasi, ketajaman perhatian atau kepekaan seseorang, yang biasanya hanya berlangsung sementara. d. Tingkah laku yang mengalami perubahan karena belajar menyangkut berbagai aspek kepribadian, baik fisik maupun psikis, seperti: perubahan dalam pengertian, pemecahan suatu masalahberfikir, keterampilan, kecakapan, kebiasaan, atau sikap. 2.1.4 Prinsip-prinsip Belajar Menurut Sukmadinata 2006 mengemukakan beberapa prinsip umum belajar: a. Belajar merupakan bagian dari perkembangan. Dalam perkembangan dituntut belajar, karena dengan belajar perkembangan individu akan lebih pesat. Selain itu, dalam perkembangan ketika seseorang tidak ingin belajar dan melakukan perubahan dalam hidupnya, maka bisa jadi akan tertinggal di lingkungannya. b. Belajar berlangsung seumur hidup. Belajar dilakukan sejak lahir sampai menjelang kematian, sedikit demi sedikit dan terus menerus. 10 Perbuatan belajar dilakukan baik secara sadar atau tidak sadar, disengaja maupun tidak disengaja, dan direncanakan atau tidak direncanakan. c. Keberhasilan belajar dipengaruhi oleh faktor-faktor bawaan, faktor lingkungan, kematangan serta usaha dari individu sendiri. Dengan potensi yang tinggi dan dukungan faktor lingkungan yang menguntungkan, usaha belajar dari individu yang efisien yang dilaksanakan pada tahap kematangan yang tepat akan memberikan hasil belajar yang maksimal. d. Belajar mencakup semua apek kehidupan. Belajar bukan hanya berkenaan dengan aspek intelektual, tetapi juga aspek sosial, budaya, politik, ekonomi, moral, religi, seni, keterampilan dan lain-lain. e. Kegiatan belajar berlangsung pada setiap tempat dan waktu. Kegiatan belajar tidak hanya berlangsung di sekolah, tetapi juga di rumah, di masyarakat, di tempat rekreasi bahkan di mana saja bisa terjadi belajar. Belajar juga terjadi setiap saat, tidak hanya berlangsung pada jam-jam pelajaran atau kuliah. f. Belajar berlangsung dengan guru atau tanpa guru. Proses belajar dapat berjalan dengan bimbingan seorang guru, tetapi tetap berjalan meskipun tanpa guru. g. Belajar yang berencana dan disengaja menuntut motivasi yang tinggi. Kegiatan belajar diarahkan kepada penguasaan, pemecahan atau 11 pencapaian sesuatu hal yang bernilai tinggi, yang dilakukan secara sadar dan berencana membutuhkan motivasi yang tinggi. h. Perbuatan belajar bervariasi dari yang paling sederhana sampai dengan yang paling kompleks. Perbuatan yang sederhana adalah mengenal tanda, mengenal nama, meniru perbuatan, dan lain-lain. Sedangkan perbuatan yang komplek adalah pemecahan masalah, pelaksanaan suatu rencana. i. Dalam belajar dapat terjadi hambatan-hambatan. Proses kegiatan belajar tidak selalu lancar, terkadang terjadi kelambatan atau perhentian. Kelambatan atau perhentian ini dapat terjadi karena belum adanya penyesuaian individu dengan tugasnya. j. Untuk kegiatan belajar tertentu diperlukan adanya bantuan atau bimbingan orang lain. Tidak semua hal dapat dipelajari sendiri. 2.1.5 Pengertian Hasil belajar Seseorang melakukan proses belajar karena memiliki tujuan untuk mendapatkan suatu prestasi, dan proses itu tidak semudah yang dibayangkan, karena untuk mencapai prestasi yang gemilang memerlukan perjuangan dan pengorbanan dengan berbagai tantangan yang harus dihadapi. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia 2005 prestasi adalah: “Penguasaan pengetahuan atau ketrampilan yang dikembangkan kemudian ditunjukkan dengan nilai tes atau angka yang diberikan oleh pengajar”. Hasil belajar merupakan cerminan dari tingkatan yang mampu dicapai oleh siswa dalam meraih tujuan yang sudah ditetapkan disetiap bidang studi. 12 Dari beberapa definisi di atas, dapat kesimpulan bahwa hasil belajar merupakan hasil usaha belajar yang dicapai siswa ditunjukkan dengan nilai tes atau angka yang diberikan oleh pengajar. Penilaian terhadap hasil belajar siswa untuk mengetahui sejauhmana ia telah mencapai sasaran belajar inilah yang disebut sebagai prestasi belajar. Seperti yang dikatakan oleh Winkel 2009 bahwa proses belajar yang dialami oleh siswa menghasilkan perubahanperubahan dalam bidang pengetahuan dan pemahaman, dalam bidang nilai, sikap dan keterampilan. Adanya perubahan tersebut tampak dalam hasil belajar yang dihasilkan oleh siswa terhadap pertanyaan, persoalan atau tugas yang diberikan oleh guru. Arikunto 2006 menyatakan hasil belajar adalah hasil yang dicapai seseorang setelah melakukan kegiatan belajar. Hasil belajar ini merupakan hasil dari interaksi belajar dan mengajar Rahman, 2007. Tirtonegoro 2001 menyatakan bahwa hasil belajar adalah penilaian hasil usaha kegiatan belajar yang dinyatakan dalam bentuk simbol, angka, huruf, maupun kalimat yang dapat mencerminkan hasil yang sudah dicapai oleh setiap anak dalam periode tertentu. 2.1.6 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Hasil belajar Menurut Slameto 2010, faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar dapat digolongkan menjadi 2, yaitu : a. Faktor internal 1 Faktor jasmani, yaitu faktor kesehatan dan cacat tubuh. 13 2 Faktor psikologis, yaitu inteligensi, kecerdasan emosional, perhatian, minat, bakat, motif, kematangan dan kesiapan. 3 Faktor kelelahan, yaitu kelelahan jasmani yang terlihat dengan lemahnya kondisi tubuh dan timbul kecenderungan untuk membaringan tubuh, sedangkan kelelahan rohani dapat dilihat dengan adanya kelesuan dan kebosanan, sehingga minat dan dorongan akan berkurang. b. Faktor eksternal 1 Faktor keluarga, meliputi cara orang tua mendidik, relasi antara anggota keluarga, suasana rumah, keadaan ekonomi keluarga, pengertian orang tua dan latar belakang kebudayaan. 2 Faktor sekolah, meliputi metode mengajar, kurikulum, relasi guru dengan siswa, relasi siswa dengan siswa, disiplin sekolah, alat pelajaran, waktu sekolah, keadaan gedung, metode belajar, dan tugas rumah. 3 Faktor masyarakat, meliputi kegiatan siswa dalam masyarakat, mass media, teman bergaul, dan bentuk kehidupan masyarakat. Menurut Syah 2006 dalam psikologi belajar, mengelompokkan faktor-faktor yang mempengaruhi belajar menjadi tiga macam, yaitu : 1 Faktor internal Faktor ini berasal dari dalam diri siswa sendiri yang meliputi faktor fisiologis yang bersifat jasmani dan aspek psikologis yang bersifat rohani. 14 a Aspek fisiologis Kondisi umum jasmani seseorang yang menandai tingkat kesehatan organ-organ tubuh dan sendisendinya dapat mempengaruhi semangat dan intensitas siswa dalam mengikuti kegiatan pembelajaran, hal ini dikarenakan kesehatan organ tubuh, khususnya organ indera pendengar dan penglihatan akan sangat mempengaruhi kemampuan siswa dalam menyerap informasi dan pengetahuan dalam kegiatan pembelajaran. Jika kondisi kesehatan sendiri kurang sehat, maka siswa tersebut tidak akan dapat berkonsentrasi dikarenakan perhatiannya beralih pada ketidaknyamanan tubuh yang dirasakan. b Aspek psikologis. Banyak faktor yang termasuk dalam aspek psikologis diantaranya faktor rohaniah yang dianggap lebih penting. Faktor-faktor ini seperti: tingkat kecerdasan, sikap, bakat, minat dan motivasi. 2 Faktor eksternal Faktor eksternal terdapat dua macam yaitu: a Lingkungan sosial Lingkunagan sosial mencakup lingkungan sekolah, masyarakat dan lingkungan keluarga. 15 b Lingkungan non sosial Faktor yang termasuk lingkungan nonsosial yaitu gedung sekolah dan letaknya, rumah tempat tinggal keluarga dan letaknya, alat-alat belajar, keadaan cuaca, dan waktu belajar yang digunakan dalam belajar. c Faktor pendekatan belajar Faktor pendekatan belajar merupakan upaya belajar yang meliputi strategi dan metode yang digunakan siswa untuk melakukan kegiatan mempelajari materi pelajaran. 2.1.7 Jenis dan Indikator Hasil belajar Pengungkapan hasil belajar meliputi seluruh ranah psikologis yang berubah sebagai akibat dari pengalaman dan proses belajar siswa. Namun, pada kenyataannya untuk dapat mengungkapkan hal tersebut sangatlah sulit dikarenakan beberapa perubahan hasil belajar ada yang bersifat intangible tidak dapat diraba, oleh karena itu dalam penelitian ini hanya akan diambil cuplikan perubahan tingkah laku yang dianggap penting dan diharapkan dapat mencerminkan perubahan yang terjadi sebagai hasil belajar. Untuk mengungkap hasil belajar atau hasil belajar pada ketiga ranah afektif, kognitif dan psikomotor diperlukan patokanpatokan atau indikator-indikator sebagai penunjuk bahwa seseorang telah berhasil meraih prestasi pada tingkat tertentu, karena pengetahuan dan pemahaman yang mendalam mengenai indikatorindikator hasil belajar sangat diperlukan ketika seseorang perlu untuk menggunakan alat dan kiat 16 evaluasi. Tujuan dari pengetahuan dan pemahaman yang mendalam mengenai jenis-jenis hasil belajar dan indikator-indikatornya adalah agar pemilihan dan pengunaan alat evaluasi akan menjadi lebih tepat, reliabel dan valid. Syah 2006 mengemukakan bahwa kunci pokok untuk memperoleh ukuran dan data hasil belajar siswa sebagaimana yang terurai di atas adalah mengetahui garis-garis besar indikator penunjuk adanya prestasi tertentu dikaitkan dengan jenis prestasi yang hendak diungkapkan atau diukur. Agar lebih mudah dalam memahami hubungan antara jenisjenis belajar dengan indikator-indikatornya, berikut ini tabel yang merupakan rangkuman dari tabel jenis, indikator, dan cara evaluasi prestasi.

2.2 Kecerdasan Emosional

Dokumen yang terkait

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Hubungan antara Kecerdasan Emosional dengan Hasil Belajar pada Siswa Kelas VII SMP Negeri 9 Salatiga T1 132014705 BAB I

0 0 5

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Hubungan antara Kecerdasan Emosional dengan Hasil Belajar pada Siswa Kelas VII SMP Negeri 9 Salatiga T1 132014705 BAB IV

0 0 6

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Hubungan antara Kecerdasan Emosional dengan Hasil Belajar pada Siswa Kelas VII SMP Negeri 9 Salatiga T1 132014705 BAB V

0 1 1

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Hubungan antara Kecerdasan Emosional dengan Hasil Belajar pada Siswa Kelas VII SMP Negeri 9 Salatiga

0 0 14

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Hubungan antara Kecerdasan Emosional dengan Hasil Belajar pada Siswa Kelas VII SMP Negeri 9 Salatiga

0 0 28

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Hubungan antara Konformitas Negatif dengan Tindakan Vandalisme pada Siswa Kelas VII SMP Negeri 10 Salatiga T1 132011034 BAB II

0 8 18

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Hubungan Antara Kecerdasan Emosional dengan Motivasi Belajar Siswa Kelas VIII SMP N 3 Getasan T1 132009032 BAB I

0 0 7

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Hubungan Antara Kecerdasan Emosional dengan Motivasi Belajar Siswa Kelas VIII SMP N 3 Getasan T1 132009032 BAB II

0 0 18

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Hubungan Antara Kecerdasan Emosional dengan Motivasi Belajar Siswa Kelas VIII SMP N 3 Getasan T1 132009032 BAB IV

0 0 8

T1__BAB II Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Hubungan antara Kecerdasan Emosi dengan Konformitas Negatif Siswa Kelas XI IPS SMA Negeri 1 Salatiga T1 BAB II

0 0 18