Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Hubungan Antara Kecerdasan Emosional dengan Motivasi Belajar Siswa Kelas VIII SMP N 3 Getasan T1 132009032 BAB I

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang
Pemerintah menciptakan kebijaksanaan dalam pendidikan sebagai
sarana pengembangan bangsa, meliputi kemanusiaan dan pengembangan
sumber daya manusia yang berkualitas. Pendidikan yang mampu mendukung
pembangunan bangsa dan negara di masa yang akan datang adalah
pendidikan yang mampu mengembangkan segenap potensi yang dimiliki
siswa sehingga benar-benar selaras dengan program pembangunan nasional
dalam rangka mencapai tujuan nasional.
Sebagai salah satu wahana yang dijadikan penyiap individu
berkualitas adalah Sekolah Menengah Pertama (SMP) yang bertujuan untuk
memberikan bekal kemampuan dasar sebagai perluasan pengetahuan yang
diperoleh di SD, serta mempersiapkan peserta didik untuk mengikuti
pendidikan menengah. Sekolah sebagai salah satu proses pembelajaran
pendidikan formal dituntut untuk melaksanakan proses pembelajaran secara
optimal untuk melahirkan anak didik yang berkualitas. Dalam keberhasilan
suatu proses belajar mengajar dipengaruh oleh beberapa faktor, yaitu faktor
yang berasal dari luar diri siswa: guru, sarana dan prasarana, dan juga
dipengaruhi oleh faktor yang berasal dari diri siswa itu sendiri seperti

motivasi belajar. Hal ini sangat berpengaruh dan cenderung merupakan faktor
utama bagi keberhasilan siswa.

1

Seperti halnya siswa kelas VIII SMP N 3 Getasan, setelah penulis
melakukan observasi dan wawancara dengan salah satu mata pelajaran di
SMP tersebut maka penulis bertekat untuk melakukan penelitian di kelas VIII
SMP N 3 Getasan. Dikarenakan siswa-siswa kelas VIII SMP N 3 Getasan
sangat minim sekali motivasi belajarnya. Kebanyakan mereka lebih asik
bermain, pacaran, dan membantu orang tua mencari rumput diladang. Karena
pada umumnya siswa-siswa SMP N3 Getasan berasal dari pedesaan.
Istilah kecerdasan emosional pertama kali dilontarkan pada tahun
1990 oleh psikolog Peter Salovey dari Harvard University dan John Mayer
dari University of New Hampshire untuk menerangkan kualitas-kualitas
emosional yang tampaknya penting bagi keberhasilan (dalam Amalia, 2004).
Menurut Goleman (2001) kecerdasan emosional adalah kemampuan
mengenali perasaan diri sendiri dan perasaan orang lain, kemampuan
memotivasi diri sendiri, dan kemampuan mengelola emosi dengan baik pada
diri sendiri dan dalam hubungan dengan orang lain.

Salovey & Mayer (dalam Stein & Book, 2002) mengemukakan
kecerdasan emosional adalah kualitas emosi untuk meraih sukses, yaitu
empati, mengungkapkan dan memahami perasaan, mengendalikan amarah,
kemandirian, menyesuaikan diri, berdiskusi, memecahkan masalah antar
pribadi, tekun, setia kawan, sikap hormat. Sebuah model pelopor lain tentang
kecerdasan emosional diajukan oleh Bar-on seorang ahli psikologi Israel,
yang mendefinisikan kecerdasan emosional sebagai serangkaian kemampuan
pribadi, emosi dan sosial yang mempengaruhi kemampuan seseorang untuk

berhasil dalam mengatasi tuntutan dan tekanan lingkungan (dalam Urni
Babys, 2010).
Menurut Mc. Donald dalam Sardiman (2008: 73-74) motivasi adalah
perubahan energi dalam diri seseorang yang ditandai dengan munculnya
"feeling" dan di dahului dengan tanggapan terhadap adanya tujuan. Dari
pengertian yang dikemukakan oleh Mc. Donald ini mengandung tiga
elemen/ciri pokok dalam motivasi, yakni a) motivasi itu mengawali terjadinya
perubahan energi pada diri setiap individu manusia, b) motivasi ditandai
dengan munculnya rasa/ afeksi seseorang, c) motivasi akan dirangsang karena
adanya tujuan. Dengan ketiga elemen diatas, maka dapat dikatakan bahwa
motivasi akan menyebabkan terjadinya suatu perubahan energi yang ada pada

diri manusia, dan ini berkaitan dengan gejala kejiwaan seperti perasaan dan
juga emosi yang kemudian merangsang atau mendorong individu untuk
melakukan sesuatu.
Motivasi merupakan kondisi psikologis yang mendorong seseorang
untuk melakukan sesuatu. Motivasi seseorang dapat bersumber dari dalam
diri sendiri yang dikenal sebagai motivasi intrinsik, dan dari luar diri
seseorang yang dikenal sebagai motivasi ekstrinsik. Menurut Uno (2009: 23)
motivasi belajar dapat timbul karena faktor intrinsik, berupa hasrat dan
keinginan untuk berhasil dan dorongan kebutuhan belajar, harapan akan citacita. Sedangkan faktor ekstrinsiknya adalah adanya penghargaan, lingkungan
belajar yang kondusif, dan kegiatan belajar yang menarik. Baik motivasi
instrinsik maupun motivasi ekstrinsik keduanya memiliki peran penting

dalam aktivitas belajar siswa, sebab dalam kegiatan belajar, motivasi dapat
dikatakan sebagai keseluruhan daya penggerak dalam diri siswa yang
menimbulkan kegiatan belajar, sehingga menjamin kelangsungan kegiatan
belajar dan memberikan arah pada kegiatan belajar. Tidak ada seorang pun
yang belajar tanpa motivasi.Tidak ada motivasi berarti tidak ada kegiatan
belajar. Seorang siswa yang tidak mempunyai motivasi dalam belajar, tidak
mungkin akan melakukan aktifitas belajar.
Motivasi dipandang sebagai dorongan mental yang menggerakan dan

mengarahkan perilaku manusia, termasuk perilaku belajar. Kekuatan mental
itu berupa keinginan, perhatian, kemauan, atau cita- cita. Dengan demikian,
maka diharapkan dengan adanya motivasi belajar yang dimiliki siswa dapat
memberikan arti penting dalam meraih suatu tujuan belajar secara optimal.
Masalah kecerdasan emosional dalam kaitannya dengan motivasi belajar
merupakan masalah yang menarik sehingga banyak penelitian yang muncul.
Hasil penelitian yang dilakukan oleh Agung Cahyo (2006)
menyimpulkan bahwa kecerdasan emosional dari 97 siswa kelas X Teknik
Kendaraan Ringan SMK PIRI I Yogyakarta memperoleh skor rata-rata
156,25 dengan skor minimum 133 dan maximum 186 sedangkan untuk
motivasi belajar memperoleh skor rata-rata 95,34 dengan skor minimum 79
dan skor maximum 111 dan kesimpulan berikutnya terdapat hubungan yang
positif dan signifikan antara kecerdasan emosional dan motivasi belajar pada
siswa kelas X.

Penelitian yang dilakukan oleh Luqman (2007) yang dilakukan pada
mahasiswa psikologi UIN Malang yang berjumlah 60 menunjukkan bahwa
sebagian besar mahasiswa memiliki kecerdasan emosi dan motivasi belajar
menengah (sedang). Dan korelasi dua variabel r xy = 0,847 yang berarti
terdapat hubungan yang positif antara kecedasan emosi dan motivasi belajar.

Sesuai dengan uraian pada latar belakang di atas maka penulis tertarik
meneliti tentang “Hubungan antara Kecerdasan Emosional dengan motivasi
belajar siswa kelas 8 SMP N 3 Getasan”.

1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang di atas dapat dirumuskan masalah
dalam penelitian ini adalah “Apakah ada hubungan yang signifikan antara
“Kecerdasan Emosional dengan motvasi belajar Siswa kelas VIII SMP N 3
Getasan.

1.3 Tujuan Penelitian
Berdasarkan dari permasalahan di atas maka tujuan yang ingin dicapai
dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui signifikansi Hubungan
Kecerdasan Emosional dengan motivasi belajar Siswa kelas VIII SMP N 3
Getasan.

1.4 Manfaat Penelitian
1.4.1

Manfaat Teoretis

Dapat dijadikan sebagai bahan kajian bagi peneliti selanjutnya
yang berhubungan dengan penelitian kuantitatif ini tentang hubungan
antara kecerdasan emosional dengan motivasi belajar, sehingga
hasilnya akan luas dan mendalam.

1.4.2

Manfaat Praktis
Bagi guru, hasil penelitian ini bermanfaat sebagai bahan
informasi dalam upaya membimbing dan memotivasi siswa untuk
menggali kecerdasan emosional yang dimilikinya.

1.5 Sistematika Penulisan
Dalam upaya menyelesaikan laporan ini. Penulis menggunakan
sistematia sebagai berikut:
Bab I Pendahuluan
Bab ini meliputi uraian mengenai latar belakang masalah, rumusan
masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan sistematika penulisan.
Bab II Kajian Pustaka
Bab ini menjelaskan tentang landasan teori mengenai kecerdasan

emosi dan kebutuhan berprestasi, kajian yang relevan, serta hipotesis.

Bab III Metode Penelitian
Bab ini menguraikan jenis penelitian, subjek penelitian, definisi
operasional, variabel penelitian, teknik pengumpulan data, uji coba alat ukur,
dan teknik analisis data.
Bab IV Hasil Penelitian dan Pembahasan
Bab ini berisi Izin Penelitian, Pengumpulan Data, Analisis Data, Uji
Hipotesis dan Pembahasan Hasil Penelitian.
Bab V Penutup
Bab ini berisi

Dokumen yang terkait

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Hubungan antara Kecerdasan Emosional dengan Hasil Belajar pada Siswa Kelas VII SMP Negeri 9 Salatiga T1 132014705 BAB I

0 0 5

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pengaruh Kecerdasan Emosional terhadap Perilaku Agresivitas Siswa Kelas VIII SMP N I Sumowono T1 132009044 BAB I

0 0 8

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pengaruh Kecerdasan Emosional terhadap Perilaku Agresivitas Siswa Kelas VIII SMP N I Sumowono T1 132009044 BAB II

3 3 15

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pengaruh Kecerdasan Emosional terhadap Perilaku Agresivitas Siswa Kelas VIII SMP N I Sumowono T1 132009044 BAB IV

0 0 9

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pengaruh Kecerdasan Emosional terhadap Perilaku Agresivitas Siswa Kelas VIII SMP N I Sumowono T1 132009044 BAB V

0 0 2

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pengaruh Kecerdasan Emosional terhadap Perilaku Agresivitas Siswa Kelas VIII SMP N I Sumowono

0 0 14

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Hubungan Antara Kecerdasan Emosional dengan Motivasi Belajar Siswa Kelas VIII SMP N 3 Getasan

0 0 13

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Hubungan Antara Kecerdasan Emosional dengan Motivasi Belajar Siswa Kelas VIII SMP N 3 Getasan T1 132009032 BAB II

0 0 18

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Hubungan Antara Kecerdasan Emosional dengan Motivasi Belajar Siswa Kelas VIII SMP N 3 Getasan T1 132009032 BAB IV

0 0 8

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Hubungan Antara Kecerdasan Emosional dengan Motivasi Belajar Siswa Kelas VIII SMP N 3 Getasan T1 132009032 BAB V

0 0 1