27
d. Faktor lingkungan dan dukungan sosial
Di sini, dukungan dapat berupa perhatian, penghargaan, pujian, nasihat atau penerimaan masyarakat. Semuanya memberikan dukungan
psikis atau psikologis bagi anak. Dukungan sosial diartikan sebagai suatu hubungan interpersonal yang didalamnya satu atau lebih bantuan
dalam bentuk fisik atau instrumenta, informasi dan pujian.Dukungan sosial cukup mengembangkan aspek-aspek kecerdasan emosional
anak, sehingga
memunculkan perasaan
berharga dalam
mengembangkan kepribadian dan kontak sosialnya.
2.3 Hubungan antara Kecerdasan Emosi dengan Hasil belajar
Kecerdasan emosional sangat berpengaruh terhadap hasil belajar seseorang. Emosi menunjuk pada suatu kemampuan untuk memahami
perasaan diri masing-masing dan perasaan orang lain. Kemampuan untuk memotivasi dirinya sendiri dan menata dengan baik emosi-emosi yang muncul
dalam dirinya sendiri dan dalam berhubungan dengan orang lain. Sehingga tidak salah jika para ahli ilmu jiwa mengatakan bahwa IQ itu hanya
mempunyai 20 dalam keberhasilah hidup manusia, sedangkan sisanya yaitu 80 akan ditentukan oleh factor lain, termasuk didalamnya faktor terpenting
adalah kecerdasan emosi EQ Rasyid, 2004 Mengingat begitu pentingnya peran kecerdasan emosi dalam mencapai
puncak prestasi, maka kecerdasan emosi sangat diperlukan dalam membentuk kemandirian seseorang, kemandirian
merupakan kemampuan untuk
28
mengarahkan dan mengendalikan diri sendiri dalam berfikir dan bertindak, serta tidak merasa bergantung pada orang lain secara emosional. Belajar
menunjuk pada suatu proses didalam tingkah laku yang ditrimbulkan melalui latihan-latihan atau pengalaman.
Kemandirian belajar seseorang mendorong untuk berprestasi, berinisiatif dan berkreasi. Oleh karena itu kemandirian dapat mengantar Uno, 2011
Seseorang menjadi produktif, serta mendorongnya kearah kemajuan dan selalu ingin lebih maju lagi. Kemandirian belajar ditunjukkan dengan otonomi dalam
merencanakan, mengorganisir, dan mengevaluasi kegiatan belajarnya. Dengan ilustrasi tersebut menunjukkan adanya pengaruh yang signifikan, yakni
pengaruh kecerdasan emosional terhadap kemandirian Menurut Jhon Mayer 2010 kesadaran diri adalah waspada baik
terhadaap suasaana hati maupun pikiran kita tentang suasana hati. Orang yang mempunyai kesadaran diri tinggi, kejernian pikiran mereka tentang emosi
dapat melandasi ciri –ciri kepribadian antara lain mereka mandiri dan yakin
akan batas –batas yang mereka bangun, kesehatan jiwanya bagus, dan
cenderung berpendapat postif akan kehidupan. Bila susana hatinya sedang jelek, mereka tidak risau dan tidak larut kedalamnya, dan mereka mampu
melepaskan diri dari suasana itu dengan lebih cepat. Pendek kata, ketajaman pola pikir mereka menjadi penolong untuk mengatur emosi. Apabila
kesadaran diri terhadap perasaan mereka rendah dapat membuat penalaran tidak berjalan baik. Bila dihubungkan dengan pembelajaran, terlihat jelas
bahwa kesadaran diri dapat mempengaruh hasil belajar mereka. Misalnya,
29
ketika mereka mempunyai masalah diluar sekolah seperti masalah keluarga, masaalah dengan teman. Siswa yang mempunyai kesadaran diri tinggi mereka
tidak akan larut kedalam permasalahannya dan siswa tesebut dapat fokus dalam pemblajarannya sehingga hasil belajar yang diperoleh dapat
memuasakan. Hal ini berbeda jika siswa tidak mempunyai kesadaran diri tinggi mereka cenderung tidak fokus dalam pembelajaran tapi lebih fokus
pada masalah yang dihadapi sehingga mereka larut dalam permasalahannya dan tidak fokus pada pembelajaran, biasanya siswa seperti ini lebih sering
melamun ketika pembelajaran sedang berlangsung yang mengakibatkan hasil belajar mereka turun Goleman, 2006.
2.4 Penelitian Yang Relevan