Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Hubungan Antara Kecerdasan Emosional dengan Motivasi Belajar Siswa Kelas VIII SMP N 3 Getasan T1 132009032 BAB IV
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Gambaran Umum Subyek Penelitian
Penelitian ini dilakukan di SMP N 3 Getasan dengan responden
penelitian sebanyak 126 siswa dengan rincian sebaran pada data 4.1 berikut.
Tabel 4.1 Data sebaran responden
No
Kelas
Laki-laki
Perempuan
Jumlah
1.
VIII A
15
17
32
2.
VIII B
17
14
31
3.
VIII C
14
18
32
4
VIII D
14
17
31
Jumlah
60
66
126
Dari data diatas terlihat bahwa sebaran responden yang diambil dari
kelas-kelas yang dilakukan secara sampling total diperoleh sebaran data yang
hampir merata antara kelas VIII A –VIII D sebanyak jumlah siswa perkelas.
4.2 Analisis Data
4.2.1 Analisis Deskriptif Variabel Motivasi Belajar
Analisis diskriptif variabel motivasi belajar yang telah
ditunjukan dalam tabel 4.2.
1
Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Motivasi Belajar Siswa
Kategori
Sangat tinggi
TinggiD
asedang
rendah
rsangat rendah
Rentang skor
172-200
139-171
106-138
73-105
40-72
Jumlah
Frekuensi(f) Prosentase(%)
4%
5
33%
42
59%
74
4%
5
0
0
126
100%
i
sebaran data diatas dapat diketahui bahwa kategori motivasi belajar
siswa dengan kategori sangat tinggi ada 4%, dengan kategori tinggi
ada 33%, dengan kategori sedang ada 59%, dengan kategori rendah
ada 4% dan dengan kategori sangat rendah ada 0%. Dari data sebaran
frekuensi diatas terlihat bahwa motivasi belajar SMP N3 Getasan
secara garis besar adalah sedang.
4.2.2 Analisis dieskriptif Kecerdasan Emosional
Analisa diskriptif variabel Kecerdasan Emosional yang telah
diklasifikasikan berdasarkan tabel 4.3.
Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi Kecerdasan Emosional Siswa
Kategori
Sangat tinggi
Tinggi
sedang
rendah
sangat rendah
Rentang skor
151-179
122-150
93-121
64-92
35-63
Jumlah
Frekuensi(f) Prosentase(%)
8
6,5%
47
37,5%
67
53%
4
3%
0
0
126
100%
Dari sebaran data diatas dapat diketahui bahwa kategori
kecerdasan emosional siswa dengan kategori sangat tinggi ada 6,5%,
dengan kategori tinggi ada 37,5%, dengan kategori sedang ada 53%,
dengan kategori rendah ada 3% dan dengan kategori sangat rendah
ada 0%. Dari data sebaran frekuensi diatas terlihat bahwa kecerdasan
emosional siswa SMP N3 Getasan secara garis besar adalah sedang.
4.2.3 Analisis Korelasi
Telah dikemukakan pada bab III bahwa hubungan antar
variabel penelitian kecerdasan emosional dengan motivasi belajar
akan dianalisis dengan menggunakan tehnik pearson product moment
Gambaran uji normalitas sebaran data tabel 3.3 kecerdasan emosional
dengan motivasi belajar dilaporkan pada table 4.4 dan 4.5 berikut.
Tabel 4.4 uji normalitas sebaran data kecerdasan emosional
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
emosional
N
126
Normal
Parametersa
Mean
123.2778
Std. Deviation
15.44624
Most Extreme
Differences
Absolute
.091
Positive
.091
Negative
-.078
Kolmogorov-Smirnov Z
Asymp. Sig. (2-tailed)
a. Test distribution is Normal.
1.020
.249
Table 4.4 mendiskripsikan bahwa Asymp.sig(2Tailed) adalah
0,249>0,05 artinya bahwa distribusi skor kecerdasan emosinal pada
populasi adalah normal.
Tabel 4.5 uji normalitas sebaran data Motivasi Belajar
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
motbel
N
126
Normal Parameters
a
Mean
Std. Deviation
Most Extreme
Differences
1.3445E2
1.70029E1
Absolute
.092
Positive
.092
Negative
-.059
Kolmogorov-Smirnov Z
Asymp. Sig. (2-tailed)
1.031
.239
a. Test distribution is Normal.
Table 4.5 mendiskripsikan bahwa Asymp.sig(2Tailed) adalah
0,239>0,05 artinya bahwa distribusi skor Motivasi Belajarpada
populasi adalah normal.
Berikut ini disajikan analisis korelasi data kecerdasan
emosional dengan motivasi belajar siswa kelas 8 SMP N 3 Getasan
yang dilaporkan pada table 4.6 berikut:
Tabel 4.6 Analisa korelasi kecerdasan emosional dengan motivasi belajar
Correlations
motbel
motbel
Pearson Correlation
emosional
1
Sig. (2-tailed)
N
emosional
Pearson Correlation
.913
**
.000
126
126
**
1
.913
Sig. (2-tailed)
.000
N
126
126
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
Dari tabel 4.6 tampak bahwa koefisien korelasi kecerdasan
emosional dengan motivasi belajar siswa sebesar R = 0.913** dan
p=0,000 N=126. Berarti dapat disimpulkan bahwa ada hubungan yang
sangat signifikan kecerdasan emosional dengan motivasi belajar siswa
kelas 8 SMP N 3 Getasan.
4.3 Hasil Uji Hipotesis
Hipotesis yang dirumuskan pada Bab II sebagai berikut:
Ada hubungan yang signifikan kecerdasan emosional dengan motivasi
belajar siswa kelas 8 SMP 3 Getasan. Hasil analisis menunjukkan ada
hubungan yang signifikan kecerdasan emosional dengan motivasi belajar
siswa kelas 8 SMP 3 Getasan, sehingga hipotesis yang diajukan diterima.
4.4 Pembahasan
Berdasarkan hasil analisis corelasi pada tabel 4.6, terbukti secara
statistic ada hubungan yang sangat signifikan kecerdasan emosional dengan
motivasi belajar siswa kelas 8 SMP N 3 Getasanhubungan yang tercipta
antara kedua variabel adalah positif, hal ini berarti kenaikan skor kecerdasan
emosional diikuti dengan kenaikan skor motivasi belajar siswa sebaliknya
penurunan skor kecerdasan emosional diikuti penurunan skor motivasi belajar
siswa.
Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian oleh Agung Cahyo
(2006) menyimpulkan bahwa kecerdasan emosional dari 97 siswa kelas X
Teknik Kendaraan Ringan SMK PIRI I Yogyakarta memperoleh skor ratarata 156,25 dengan skor minimum 133 dan maximum 186 sedangkan untuk
motivasi belajar memperoleh skor rata-rata 95,34 dengan skor minimum 79
dan skor maximum 111 dan kesimpulan berikutnya terdapat hubungan yang
positif dan signifikan antara kecerdasan emosional dan motivasi belajar pada
siswa kelas X
Penelitian yang dilakukan oleh Randy Susanto (2007) yang dilakukan
pada mahasiswa psikologi UIN Malang yang berjumlah 60 menunjukkan
bahwa sebagian besar mahasiswa memiliki kecerdasan emosi dan motivasi
belajar menengah (sedang). Dan korelasi dua variabel r xy = 0,847 yang
berarti terdapat hubungan yang positif antara kecedasan emosi dan motivasi
belajar. Ini semua menunjukan ada hubungan yg signifikan antara kecerdasan
emosional dan motivasi belajar pada siswa. sehingga dalam penelitian ini
dapat diambil kesimpulan bahwa hipotesis diterima.
Penelitian yang dilakukan Agung Amalia Safitri Wahuningsih 2004
yang mengatakan bahwa terdapat hubungan yang positif antara kecerdasan
emosional dengan prestasi. Penelitian yang dilakukan oleh suraya dan
putranto yang mengemukakan bahwa terdapat hubungan yang positif dan
signifikan antara motivasi belajar dengan prestasi belajar. Penelitian yang
dilakukan oleh santosa 2004 yang membahas mengenai interaksi sosial dan
motivasi belajar yang menunjukan interaksi sosial subyek berada pada
kategori tinggi dan motivasi belajar juga pada kategori tinggi. Keduanya
memiliki hubungan yang positiv.
Menurut Bar-On (Stein&Book, 2002) kecerdasan emosional dibagi ke
dalam 5 ranah, yaitu : (1) ranah Intrapribadi yang meliputi kesadaran diri,
sikap asertif, kemandirian, penghargaan diri dan aktualisasi diri, (2) ranah
Antar Pribadi yang meliputi empati, tangging jawab sosial dan hubungan
antar pribadi, (3) ranah Penyesuaian Diri yang meliputi kemampuan melihat
sesuatu sesuai kenyataan, sikap fleksibel dan mampu mendefinisikan dan
memecahkan masalah, bertindak menerapkan pemecahan yang jitu dan tepat
serta uji realitas, (4) ranah Pengendalian Stres yang meliputi kemampuan
menghadapi stres dan mengendalikan dorongan nafsu serta menunda
keinginan bertindak dan menimbang seksama, tahan menanggung stres dan
pengendalian nafsu, dan (5) ranah Suasana Hati Umum.
Seringkali dibahas bahwa kecerdasan emosional sangat berpengaruh
bagi kemajuan dan kesuksesan seseorang. Seseorang yang memiliki
intelegensi bagus tanpa didukung oleh kecerdasan emosional akan sulit untuk
mencapai tangga karir tertinggi. Kecerdasan emosional itu sendiri merupakan
kemampuan seseorang dalam mengendalikan, mengelola, dan mengatur
emosinya. Kecerdasan emosional memiliki peranan yang sangat penting
dalam kehidupan manusia. Seseorang yang mempunyai kecerdasan emosional
yang tinggi pastinya dapat mengatur dan memiliki kesadaran diri dalam
memilah-milah perasaannya pada berbagai keadaan. Mengenali emosi diri
sendiri merupakan langkah awal untuk menerapkan manajemen yang efektif.
Kesadaran diri adalah faktor penting dalam memotivasi diri sendiri untuk
melakukan yang terbaik dalam kaitannya dengan kebutuhan berprestasi.
Seseorang yang sadar akan kebutuhan berprestasi dalam memenuhi
kebutuhan tersebut diperlukan manajemen emosi yang bagus dalam
pengelolaan emosinya.
Aktifitas belajar merupakan kegiatan yang melibatkan unsur jiwa dan
raga. Belajar tidak akan pernah dilakukan tanpa suatu dorongan yang kuat
baik dari dalam yang lebih utama maupun dari luar sebagai upaya lain yang
juga penting.
Menurut Djamarah (2008) ada beberapa prinsip motivasi belajar: (a)
Motivasi sebagai dasar penggerak yang mendorong aktivitas belajar. (b)
Motivasi intrinsik lebih utama dari pada motivasi ekstrinsik dalam belajar. (c)
Motivasi berupa pujian lebih baik daripada hukuman. (d) Motivasi
berhubungan erat dengan kebutuhan dalam belajar. (e) Motivasi dapat
memupuk optimisme.
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Gambaran Umum Subyek Penelitian
Penelitian ini dilakukan di SMP N 3 Getasan dengan responden
penelitian sebanyak 126 siswa dengan rincian sebaran pada data 4.1 berikut.
Tabel 4.1 Data sebaran responden
No
Kelas
Laki-laki
Perempuan
Jumlah
1.
VIII A
15
17
32
2.
VIII B
17
14
31
3.
VIII C
14
18
32
4
VIII D
14
17
31
Jumlah
60
66
126
Dari data diatas terlihat bahwa sebaran responden yang diambil dari
kelas-kelas yang dilakukan secara sampling total diperoleh sebaran data yang
hampir merata antara kelas VIII A –VIII D sebanyak jumlah siswa perkelas.
4.2 Analisis Data
4.2.1 Analisis Deskriptif Variabel Motivasi Belajar
Analisis diskriptif variabel motivasi belajar yang telah
ditunjukan dalam tabel 4.2.
1
Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Motivasi Belajar Siswa
Kategori
Sangat tinggi
TinggiD
asedang
rendah
rsangat rendah
Rentang skor
172-200
139-171
106-138
73-105
40-72
Jumlah
Frekuensi(f) Prosentase(%)
4%
5
33%
42
59%
74
4%
5
0
0
126
100%
i
sebaran data diatas dapat diketahui bahwa kategori motivasi belajar
siswa dengan kategori sangat tinggi ada 4%, dengan kategori tinggi
ada 33%, dengan kategori sedang ada 59%, dengan kategori rendah
ada 4% dan dengan kategori sangat rendah ada 0%. Dari data sebaran
frekuensi diatas terlihat bahwa motivasi belajar SMP N3 Getasan
secara garis besar adalah sedang.
4.2.2 Analisis dieskriptif Kecerdasan Emosional
Analisa diskriptif variabel Kecerdasan Emosional yang telah
diklasifikasikan berdasarkan tabel 4.3.
Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi Kecerdasan Emosional Siswa
Kategori
Sangat tinggi
Tinggi
sedang
rendah
sangat rendah
Rentang skor
151-179
122-150
93-121
64-92
35-63
Jumlah
Frekuensi(f) Prosentase(%)
8
6,5%
47
37,5%
67
53%
4
3%
0
0
126
100%
Dari sebaran data diatas dapat diketahui bahwa kategori
kecerdasan emosional siswa dengan kategori sangat tinggi ada 6,5%,
dengan kategori tinggi ada 37,5%, dengan kategori sedang ada 53%,
dengan kategori rendah ada 3% dan dengan kategori sangat rendah
ada 0%. Dari data sebaran frekuensi diatas terlihat bahwa kecerdasan
emosional siswa SMP N3 Getasan secara garis besar adalah sedang.
4.2.3 Analisis Korelasi
Telah dikemukakan pada bab III bahwa hubungan antar
variabel penelitian kecerdasan emosional dengan motivasi belajar
akan dianalisis dengan menggunakan tehnik pearson product moment
Gambaran uji normalitas sebaran data tabel 3.3 kecerdasan emosional
dengan motivasi belajar dilaporkan pada table 4.4 dan 4.5 berikut.
Tabel 4.4 uji normalitas sebaran data kecerdasan emosional
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
emosional
N
126
Normal
Parametersa
Mean
123.2778
Std. Deviation
15.44624
Most Extreme
Differences
Absolute
.091
Positive
.091
Negative
-.078
Kolmogorov-Smirnov Z
Asymp. Sig. (2-tailed)
a. Test distribution is Normal.
1.020
.249
Table 4.4 mendiskripsikan bahwa Asymp.sig(2Tailed) adalah
0,249>0,05 artinya bahwa distribusi skor kecerdasan emosinal pada
populasi adalah normal.
Tabel 4.5 uji normalitas sebaran data Motivasi Belajar
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
motbel
N
126
Normal Parameters
a
Mean
Std. Deviation
Most Extreme
Differences
1.3445E2
1.70029E1
Absolute
.092
Positive
.092
Negative
-.059
Kolmogorov-Smirnov Z
Asymp. Sig. (2-tailed)
1.031
.239
a. Test distribution is Normal.
Table 4.5 mendiskripsikan bahwa Asymp.sig(2Tailed) adalah
0,239>0,05 artinya bahwa distribusi skor Motivasi Belajarpada
populasi adalah normal.
Berikut ini disajikan analisis korelasi data kecerdasan
emosional dengan motivasi belajar siswa kelas 8 SMP N 3 Getasan
yang dilaporkan pada table 4.6 berikut:
Tabel 4.6 Analisa korelasi kecerdasan emosional dengan motivasi belajar
Correlations
motbel
motbel
Pearson Correlation
emosional
1
Sig. (2-tailed)
N
emosional
Pearson Correlation
.913
**
.000
126
126
**
1
.913
Sig. (2-tailed)
.000
N
126
126
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
Dari tabel 4.6 tampak bahwa koefisien korelasi kecerdasan
emosional dengan motivasi belajar siswa sebesar R = 0.913** dan
p=0,000 N=126. Berarti dapat disimpulkan bahwa ada hubungan yang
sangat signifikan kecerdasan emosional dengan motivasi belajar siswa
kelas 8 SMP N 3 Getasan.
4.3 Hasil Uji Hipotesis
Hipotesis yang dirumuskan pada Bab II sebagai berikut:
Ada hubungan yang signifikan kecerdasan emosional dengan motivasi
belajar siswa kelas 8 SMP 3 Getasan. Hasil analisis menunjukkan ada
hubungan yang signifikan kecerdasan emosional dengan motivasi belajar
siswa kelas 8 SMP 3 Getasan, sehingga hipotesis yang diajukan diterima.
4.4 Pembahasan
Berdasarkan hasil analisis corelasi pada tabel 4.6, terbukti secara
statistic ada hubungan yang sangat signifikan kecerdasan emosional dengan
motivasi belajar siswa kelas 8 SMP N 3 Getasanhubungan yang tercipta
antara kedua variabel adalah positif, hal ini berarti kenaikan skor kecerdasan
emosional diikuti dengan kenaikan skor motivasi belajar siswa sebaliknya
penurunan skor kecerdasan emosional diikuti penurunan skor motivasi belajar
siswa.
Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian oleh Agung Cahyo
(2006) menyimpulkan bahwa kecerdasan emosional dari 97 siswa kelas X
Teknik Kendaraan Ringan SMK PIRI I Yogyakarta memperoleh skor ratarata 156,25 dengan skor minimum 133 dan maximum 186 sedangkan untuk
motivasi belajar memperoleh skor rata-rata 95,34 dengan skor minimum 79
dan skor maximum 111 dan kesimpulan berikutnya terdapat hubungan yang
positif dan signifikan antara kecerdasan emosional dan motivasi belajar pada
siswa kelas X
Penelitian yang dilakukan oleh Randy Susanto (2007) yang dilakukan
pada mahasiswa psikologi UIN Malang yang berjumlah 60 menunjukkan
bahwa sebagian besar mahasiswa memiliki kecerdasan emosi dan motivasi
belajar menengah (sedang). Dan korelasi dua variabel r xy = 0,847 yang
berarti terdapat hubungan yang positif antara kecedasan emosi dan motivasi
belajar. Ini semua menunjukan ada hubungan yg signifikan antara kecerdasan
emosional dan motivasi belajar pada siswa. sehingga dalam penelitian ini
dapat diambil kesimpulan bahwa hipotesis diterima.
Penelitian yang dilakukan Agung Amalia Safitri Wahuningsih 2004
yang mengatakan bahwa terdapat hubungan yang positif antara kecerdasan
emosional dengan prestasi. Penelitian yang dilakukan oleh suraya dan
putranto yang mengemukakan bahwa terdapat hubungan yang positif dan
signifikan antara motivasi belajar dengan prestasi belajar. Penelitian yang
dilakukan oleh santosa 2004 yang membahas mengenai interaksi sosial dan
motivasi belajar yang menunjukan interaksi sosial subyek berada pada
kategori tinggi dan motivasi belajar juga pada kategori tinggi. Keduanya
memiliki hubungan yang positiv.
Menurut Bar-On (Stein&Book, 2002) kecerdasan emosional dibagi ke
dalam 5 ranah, yaitu : (1) ranah Intrapribadi yang meliputi kesadaran diri,
sikap asertif, kemandirian, penghargaan diri dan aktualisasi diri, (2) ranah
Antar Pribadi yang meliputi empati, tangging jawab sosial dan hubungan
antar pribadi, (3) ranah Penyesuaian Diri yang meliputi kemampuan melihat
sesuatu sesuai kenyataan, sikap fleksibel dan mampu mendefinisikan dan
memecahkan masalah, bertindak menerapkan pemecahan yang jitu dan tepat
serta uji realitas, (4) ranah Pengendalian Stres yang meliputi kemampuan
menghadapi stres dan mengendalikan dorongan nafsu serta menunda
keinginan bertindak dan menimbang seksama, tahan menanggung stres dan
pengendalian nafsu, dan (5) ranah Suasana Hati Umum.
Seringkali dibahas bahwa kecerdasan emosional sangat berpengaruh
bagi kemajuan dan kesuksesan seseorang. Seseorang yang memiliki
intelegensi bagus tanpa didukung oleh kecerdasan emosional akan sulit untuk
mencapai tangga karir tertinggi. Kecerdasan emosional itu sendiri merupakan
kemampuan seseorang dalam mengendalikan, mengelola, dan mengatur
emosinya. Kecerdasan emosional memiliki peranan yang sangat penting
dalam kehidupan manusia. Seseorang yang mempunyai kecerdasan emosional
yang tinggi pastinya dapat mengatur dan memiliki kesadaran diri dalam
memilah-milah perasaannya pada berbagai keadaan. Mengenali emosi diri
sendiri merupakan langkah awal untuk menerapkan manajemen yang efektif.
Kesadaran diri adalah faktor penting dalam memotivasi diri sendiri untuk
melakukan yang terbaik dalam kaitannya dengan kebutuhan berprestasi.
Seseorang yang sadar akan kebutuhan berprestasi dalam memenuhi
kebutuhan tersebut diperlukan manajemen emosi yang bagus dalam
pengelolaan emosinya.
Aktifitas belajar merupakan kegiatan yang melibatkan unsur jiwa dan
raga. Belajar tidak akan pernah dilakukan tanpa suatu dorongan yang kuat
baik dari dalam yang lebih utama maupun dari luar sebagai upaya lain yang
juga penting.
Menurut Djamarah (2008) ada beberapa prinsip motivasi belajar: (a)
Motivasi sebagai dasar penggerak yang mendorong aktivitas belajar. (b)
Motivasi intrinsik lebih utama dari pada motivasi ekstrinsik dalam belajar. (c)
Motivasi berupa pujian lebih baik daripada hukuman. (d) Motivasi
berhubungan erat dengan kebutuhan dalam belajar. (e) Motivasi dapat
memupuk optimisme.