53
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Lokasi, Subjek dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan terhadap siswa Sekolah Menengah Pertama Kelas Khusus Olahraga Cabang Olahraga Sepakbola di Daerah
Istimewa Yogyakarta dengan total sampel sebanyak 80 atlet. Adapun beberapa sekolah yang terlibat yaitu SMP Negeri 13 Yogyakarta sebanyak
17 atlet, SMP Negeri 3 Sleman sebanyak 15 atlet, SMP Negeri 1 Kretek sebanyak 16 atlet, SMP Negeri 1 Panjaran sebanyak 17 atlet, dan SMP
Negeri 1 Playen sebanyak 15 atlet. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juli 2016. Pengambilan data
dilakukan di SMP N 13 Yogyakarta pada hari Jumat, 29 Juli 2016, SMP N 3 Sleman pada hari Kamis, 28 Juli 2016, SMP N 1 Kretek pada hari Rabu,
27 Juli 2016, SMP N 1 Panjatan pada hari Rabu, 27 Juli 2016, dan SMP N 1 Playen pada hari Sabtu, 30 Juli 2016.
Tabel. 3. Pelaksanaan Penelitian
No Sekolah
∑Atlet Pelaksanaan
Hari Tanggal
Waktu 1.
SMP N 13 Yogyakarta 17
Jum’at 29 Juli 2016 07.30 2.
SMP N 3 Sleman 15
Kamis 28 Juli 2016
14.30 3.
SMP N 1 Kretek 16
Rabu 27 Juli 2016
14.30 4.
SMP N 1 Panjatan 17
Rabu 27 Juli 2016
07.00 5.
SMP N 1 Playen 15
Sabtu 30 Juli 2016
14.30
54
B. Hasil Penelitian dan Analisis Data
1. Deskripsi Data Statistik
a. SMP N 13 Yogyakarta
Tabel. 4. Deskripsi Statistik SMP N 13 Yogyakarta
No No Sampel Kelas Usia
T1 T2
T3 BT
Mean
1 S_64
9 14
14,98 14,70
14,38 14,38
14,69
2 S_65
9 14
14,49 15,22
16,08 14,49
15,26
3 S_66
9 14
13,67 13,26
13,53 13,26
13,49
4 S_67
9 14
14,65 13,91
13,88 13,88
14,15
5 S_68
9 14
13,62 13,34
13,14 13,14
13,37
6 S_69
9 15
14,00 13,70
13,61 13,61
13,77
7 S_70
9 14
13,41 13,74
13,59 13,41
13,58
8 S_71
9 14
14,70 14,40
14,37 14,37
14,49
9 S_72
9 16
14,20 13,96
14,20 13,96
14,12
10 S_73
9 14
15,20 14,98
14,42 14,42
14,87
11 S_74
8 13
14,77 13,95
13,79 13,79
14,17
12 S_75
8 13
13,69 12,86
12,34 12,34
12,96
13 S_76
8 14
14,50 12,73
13,91 12,73
13,71
14 S_77
8 13
13,49 13,37
12,49 12,49
13,12
15 S_78
8 13
14,51 14,14
13,23 13,23
13,96
16 S_79
8 14
14,04 13,73
12,74 12,74
13,50
17 S_80
8 13
14,39 14,27
13,91 13,91
14,19
Rata-rata 8,59
13,88 14,25
13,89 13,74
13,54 13,96
Maksimal 9
16 15,20
15,22 16,08
14,49 15,26
Minimal 8
13 13,41
12,73 12,34
12,34 12,96
Sd 0,51
0,78 0,54
0,69 0,88
0,69 0,62
t dalam detiksec
Tabel di atas menunjukan deskripsi data statistik Balsom Agility Test dari SMP N 13 Yogyakarta. Data diatas menjelaskan
bahwa nilai rata-rata Balsom Agility Test yang dicapai atlet tercatat 13,54 detik, dengan raihan maksimal 12,34 detik dan raihan
minmal 14,49 detik, rata-rata usia atlet adalah 14 tahun dan atlet
55 yang mengikuti tes adalah kelas 8 dan 9, dengan jumlah sampel
total sebanyak 17 atlet.
b. SMP N 3 Sleman
Tabel. 5. Deskripsi Statistik SMP N 3 Sleman
No No Sampel Kelas Usia
T1 T2
T3 BT
Mean
1 S_01
9 14
16,37 14,22
13,88 13,88
14,82
2 S_02
8 13
13,89 13,87
13,72 13,72
13,83
3 S_03
9 13
13,73 13,28
12,96 12,96
13,32
4 S_04
8 14
13,64 13,57
13,41 13,41
13,54
5 S_05
8 13
13,35 12,87
12,87 12,87
13,03
6 S_06
9 14
12,92 12,53
12,55 12,53
12,67
7 S_07
8 13
13,20 12,70
12,50 12,50
12,80
8 S_08
8 13
13,67 13,91
13,49 13,49
13,69
9 S_09
8 13
13,97 13,27
13,16 13,16
13,47
10 S_10
9 13
13,62 13,25
12,97 12,97
13,28
11 S_11
8 13
15,19 14,79
14,48 14,48
14,82
12 S_12
8 14
13,99 13,18
13,11 13,11
13,43
13 S_13
9 14
13,29 13,00
12,89 12,89
13,06
14 S_14
8 14
13,87 13,18
12,79 12,79
13,28
15 S_15
8 13
13,62 13,21
13,14 13,14
13,32
Rata-rata 8,33
13,4 13,89
13,39 13,19
13,19 13,49
maksimal 9
14 16,37
14,79 14,48
14,48 14,82
minimal 8
13 12,92
12,53 12,50
12,50 12,67
Sd 0,49
0,51 0,85
0,60 0,53
0,53 0,62
t dalam detiksec
Tabel di atas menunjukan deskripsi data statistik Balsom Agility Test dari SMP N 3 Sleman. Data diatas menjelaskan bahwa
nilai rata-rata Balsom Agility Test yang dicapai atlet tercatat 13,19 detik, dengan raihan maksimal 12,50 detik dan raihan minmal
14,48 detik, rata-rata usia atlet adalah 13 tahun dan atlet yang mengikuti tes adalah kelas 8 dan 9, dengan jumlah sampel total
sebanyak 15 atlet.
56
c. SMP N 1 Kretek
Tabel. 6. Deskripsi Statistik SMP N 1 Kretek
No No Sampel Kelas Usia
T1 T2
T3 BT
Mean
1 S_33
9 13
15,56 14,94
15,18 14,94
15,23
2 S_34
8 13
14,03 13,78
14,02 13,78
13,94
3 S_35
8 12
13,88 14,54
14,37 13,88
14,26
4 S_36
9 14
13,99 14,17
13,57 13,57
13,91
5 S_37
9 15
13,01 13,48
13,50 13,01
13,33
6 S_38
8 13
13,09 13,53
14,23 13,09
13,62
7 S_39
9 14
14,07 13,71
13,83 13,71
13,87
8 S_40
9 14
14,21 13,22
13,63 13,22
13,69
9 S_41
8 13
13,78 14,53
14,11 13,78
14,14
10 S_42
9 13
13,65 13,94
13,14 13,14
13,58
11 S_43
9 14
13,78 14,14
14,32 13,78
14,08
12 S_44
9 14
13,48 12,82
12,85 12,82
13,05
13 S_45
9 14
13,50 13,06
13,90 13,06
13,49
14 S_46
9 14
13,94 14,52
14,24 13,94
14,23
15 S_47
9 14
13,51 13,72
13,20 13,20
13,48
16 S_48
9 13
13,48 13,65
12,85 12,85
13,33
Rata-rata 8,75
13,56 13,81
13,86 13,81
13,49 13,83
Maksimal 9
15 15,56
14,94 15,18
14,94 15,23
Minimal 8
12 13,01
12,82 12,85
12,82 13,05
Sd 0,45
0,73 0,58
0,59 0,62
0,55 0,51
t dalam detiksec
Tabel di atas menunjukan deskripsi data statistik Balsom Agility Test dari SMP N 3 Sleman. Data diatas menjelaskan bahwa
nilai rata-rata Balsom Agility Test yang dicapai atlet tercatat 13,49 detik, dengan raihan maksimal 12,82 detik dan raihan minmal
14,94 detik, rata-rata usia atlet adalah 13 sampai 14 tahun dan atlet yang mengikuti tes adalah kelas 8 dan 9, dengan jumlah sampel
total sebanyak 16 atlet.
57
d. SMP N 1 Panjatan
Tabel. 7. Deskripsi Statistik SMP N 1 Panjatan
No No Sampel Kelas Usia
T1 T2
T3 BT
Mean
1 S_16
8 14
14,84 13,22
13,49 13,22
13,85
2 S_17
8 13
13,59 13,98
14,02 13,59
13,86
3 S_18
8 13
14,76 14,50
14,22 14,22
14,49
4 S_19
8 13
13,20 12,80
12,76 12,76
12,92
5 S_20
8 13
14,78 13,70
13,47 13,47
13,98
6 S_21
8 14
14,18 13,45
13,88 13,45
13,84
7 S_22
8 13
14,30 14,13
13,98 13,98
14,14
8 S_23
8 14
15,71 13,95
14,38 13,95
14,68
9 S_24
8 13
14,02 13,73
13,76 13,73
13,84
10 S_25
8 13
15,34 15,09
15,10 15,09
15,18
11 S_26
8 13
13,85 13,85
13,55 13,55
13,75
12 S_27
8 13
13,98 13,59
13,77 13,59
13,78
13 S_28
9 13
14,77 14,77
14,63 14,63
14,72
14 S_29
9 14
14,22 13,81
13,85 13,81
13,96
15 S_30
9 14
14,42 13,94
13,69 13,69
14,02
16 S_31
9 14
14,48 13,80
14,16 13,80
14,15
17 S_32
9 14
14,87 15,00
15,59 14,87
15,15
Rata-rata 8,29
13,41 14,43
13,96 14,01
13,85 14,14
Maksimal 9
14 15,71
15,09 15,59
15,09 15,18
Minimal 8
13 13,2
12,8 12,76
12,76 12,92
Sd 0,47
0,51 0,62
0,60 0,65
0,59 0,56
t dalam detiksec
Tabel di atas menunjukan deskripsi data statistik Balsom Agility Test dari SMP N 1 Panjatan. Data diatas menjelaskan
bahwa nilai rata-rata Balsom Agility Test yang dicapai atlet tercatat 13,85 detik, dengan raihan maksimal 12,76 detik dan raihan
minmal 15,09 detik, rata-rata usia atlet adalah 14 tahun dan atlet yang mengikuti tes adalah kelas 8 dan 9, dengan jumlah sampel
total sebanyak 17 atlet.
58
e. SMP N 1 Playen
Tabel. 8. Deskripsi Statistik SMP N 1 Playen
No No Sampel Kelas
Usia T1
T2 T3
BT Mean
1 S_49
8 13
13,27 13,00
13,57 13,00
13,28
2 S_50
8 13
12,33 12,99
13,09 12,33
12,80
3 S_51
9 14
12,21 12,63
13,01 12,21
12,62
4 S_52
8 13
14,36 14,12
15,06 14,12
14,51
5 S_53
8 13
13,14 12,95
13,61 12,95
13,23
6 S_54
8 13
13,02 13,39
14,11 13,02
13,51
7 S_55
9 14
14,02 15,29
15,65 14,02
14,99
8 S_56
8 13
13,34 14,49
14,16 13,34
14,00
9 S_57
8 13
13,69 14,45
15,24 13,69
14,46
10 S_58
8 13
14,62 13,61
14,06 13,61
14,10
11 S_59
8 13
13,58 14,49
14,73 13,58
14,27
12 S_60
9 14
15,13 16,95
15,95 15,13
16,01
13 S_61
8 13
13,53 13,15
13,25 13,15
13,31
14 S_62
9 14
14,09 14,30
14,35 14,09
14,25
15 S_63
9 14
14,28 14,95
14,19 14,19
14,47
Rata-rata 8,33
13,33 13,64
14,05 14,27
13,50 13,99
Maksimal 9
14 15,13
16,95 15,95
15,13 16,01
Minimal 8
13 12,21
12,63 13,01
12,21 12,62
Sd 0,49
0,49 0,81
1,14 0,91
0,76 0,89
t dalam detiksec
Tabel di atas menunjukan deskripsi data statistik Balsom Agility Test dari SMP N 3 Sleman. Data diatas menjelaskan bahwa
nilai rata-rata Balsom Agility Test yang dicapai atlet tercatat 13,50 detik, dengan raihan maksimal 12,21 detik dan raihan minmal
15,13 detik, rata-rata usia atlet adalah 13 tahun dan atlet yang mengikuti tes adalah kelas 8 dan 9, dengan jumlah sampel total
sebanyak 15 atlet.
59
2. Analisis Statistik Balsom Agility Test
Analisis statistik secara umum menunjukan bahwa nilai rata-rata tes kelincahan Balsom Agility Test di setiap sekolah menunjukan nilai
yang berbeda satu sama lain. Seperti yang ditunjuka pada tabel di bawah ini.
Tabel 9. Analisis Statistik
No SMP N
Mean t
Min t
Max t
1 SMP N 13 Yogyakarta
17 13,53824
14,49 12,34
2 SMP N 1 Kretek
16 13,49563
14,94 12,82
3 SMP N 3 Sleman
15 13,19333
14,48 12,50
4 SMP N 1 Panjatan
17 13,84706
15,09 12,76
5 SMP N 1 Playen
15 13,49533
15,13 12,21
80 13,51392
14,83 12,53
t dalam detiksec
Tabel di atas menunjukan perolehan nilai rata-rata tes kelincahan Balsom Agility Test adalah 13,51 detik dengan perolehan
rata-rata dari SMP N 13 Yogyakarta sebesar 13,54 detik, SMP N 1 Kretek sebesar 13,49 detik, SMP N 3 Sleman sebesar 13,19 detik,
SMP N 1 Panjatan sebesar 13,85 detik, dan SMP N 1 Playen sebesar 13,50 detik. Sedangkan perolehan waktu tercepat didapat oleh atlet
dari SMP N 1 Playen sebesar 12,21 detik dan perolehan waktu terburuk didapat oleh SMP N 1 Playen sebesar 15,13 detik. Hasil ini
menunjukan bahwa perolehan waktu dari masing-masing sekolah tidak terlalu jauh berbeda. Perbedaan yang terjadi disebabkan oleh berbagai
macam faktor mulai dari kondisi fisik atlet, kesiapan atlet, lingkungan dan fasilitas yang dipakai.
60
Gambar. 7. Diagram Analisis Statistik 3.
Validitas
Validitas tes menggunakan validitas berdasarkan kriteria criterion related validity yaitu dengan cara mengkorelasikan antara
Balsom Agility Test dengan Shuttle Run Agility Test instrumen pembanding dari hasil pegambilan data yang didapatkan, dipilih
waktu terbaik atlet dari tes kelincahan Balsom Agility Test ataupun Shuttle Run Agility Test.
Pengolahan data menggunakan SPSS Statistics 22. Uji validitas yang dilakukan menggunakan rumus product moment dengan uji
Pearson Correlation.
2 4
6 8
10 12
14 16
SMP N 13 Yogyakarta
SMP N 1 Kretek
SMP N 3 Sleman
SMP N 1 Panjatan
SMP N 1 Playen
Mean Min
Max
61
Tabel. 10. Validitas SPSS Statistic 22
Correlations
Balsom Agility Test Shuttle Run
Balsom Agility Test
Pearson Correlation 1
,639 Sig. 2-tailed
,000 N
80 80
Shuttle Run Pearson Correlation
,639 1
Sig. 2-tailed ,000
N 80
80 . Correlation is significant at the 0.01 level 2-tailed.
Hasil dari korelasi antara Balsom Agility Test dengan Shuttle Run Agility Test menggunakan SPSS Statistic 22 didapat hasil 0,639.
Dilihat dari tabel interpretasi validitas maka nilai validitas Balsom Agility Test memiliki kriteria Tinggi.
Tabel 11. Interpretasi Validitas Koefisien Korelasi
Kriteria Validitas
0,81 – 1,00
Sangat tinggi 0,61
– 0,80 Tinggi
0,41 – 0,60
Cukup 0,21
– 0,40 Rendah
0,00 – 0,20
Sangat rendah Suharsimi Arikunto, 2010:75
4. Reliabilitas
Reliabilitas tes menggunakan metode test retest dengan mengkorelasikan antara hasil tes Balsom Agility Test percobaan ke dua
T2 dengan hasil tes Balsom Agility Test percobaan ke tiga T3 dari hasil pegambilan data yang di dapatkan oleh atlet dalam 3 kali
percobaan. Pengolahan data menggunakan SPSS Statistics 22. Uji reliabilitas yang dilakukan menggunakan uji
Cronbach’s Alpha.
62
Tabel. 12. Reliabilitas SPSS Statistic 22
Reliability Statistics
Cronbachs Alpha N of Items
,905 2
Hasil dari korelasi teske dua dan ke tigaBalsom Agility Test test retest menggunakan SPSS Statistic 22 didapat hasil 0,905. Dilihat dari
tabel interpretasi reliabilitas maka nilai reliabilitas Balsom Agility Test memiliki kriteria Sangat Tinggi.
Tabel 13. Interpretasi Reliabilitas Koefisien Korelasi
Kriteria Reliabilitas
0,81 r ≤ 1,00 Sangat Tinggi
0,61 r ≤ 0,80 Tinggi
0,41 r ≤ 0,60 Cukup
0,21 r ≤ 0,40 Rendah
0,00 r ≤ 0,21 Sanggat Rendah
Suharsimi Arikunto, 2010:75
5. Uji Signifikasi Validitas dan Reliabilitas
Setelah didapat nilai koefisien validitas dan reliabilitas Instrumen Balsom Agility Test perlu dilakukan uji signifikasi untuk
mengukur keberartian koefisien korelasi berdasarkan distribusi kurva normal dengan menggunakanstatistik uji-t dengan persamaan:
= √
� − −
Ket. t
: nilai koefisien validitas atau reliabilitas : nilai koefisien korelasi validitas atau reliabilitas
N : jumlah sampel.
63 Kemudian hasil diatas dibandingkan dengan nilai t dari tabel
pada taraf kepercayaan 95 dan derajat kebebasan dk = N –2. Jika
� ��
maka koefisien validitas atau reliabilitasinstrumen tes tersebut signifikan.
a. t hitung validitas
= √
� − −
= , √ −
− ,
= , √ ,
= ,
Jadi nilai t hitung validitas sebesar 7,36 ≥ t tabel sebesar
1,67 maka tingkat validitas instrumen kelincahan Balsom Agility Test ini dinyatakan signifikan.
b. t hitung reliabilitas
= √ � −
−
= , √ −
− ,
= , √ ,
= ��, �
64 Jadi nilai t hitun
g reliabilitas sebesar 19,49 ≥ t tabel sebesar 1,67 maka tingkat reliabilitas instrumen kelincahan Balsom Agility
Test ini dinyatakan signifikan.
C. Pembahasan
Suatu alat ukur atau instumen tes dapat dikatakan memunyai validitas yang tinggi apabila alat tersebut menunjukan fungsi ukurnya,
yang sesuai dengan maksud dilakukan pengukuran tersebut Widiastuti, 2015: 8. Selain validitas suatu alat ukur harus memiliki reliabilitas.
Reliabilitas menyangkut ketepatan hasil pengukuran. Suatu alat ukur mempunyai nilai reliabilitas yang tinggi atau dapat dipercaya jika alat ukur
itu mantap. Artinya, alat ukur itu stabil, dapat diandalkan dan dapat diramalkan. Ismaryanti, 2008: 18.
Adapun keajegan dan keterandalan merupakan syarat mutlak yang harus dipenuhi dalam keabsahan sebuah tes atau instumen kelincahan
Balsom Agility Test ini. Apabila ingin mengetahui kelincahan atlet sepakbola, maka tes yang sahih untuk mengukur kelincahan atlet
sepakbola itu adalah tes kelincahan yang didalamnya terdapat unsur-unsur atau komponen kelincahan seperti gerak dasar multilateral dan komponen
fisik utama. Komponen gerak dasar multilateral diantaranya berlari, berputar, berbalik, melompat dan berbelok. Sedangkan komponen fisik
utama diantaranya kecepatan dan koordinasi. Oleh sebab itu komponen gerak dasar dan komponen fisik tersebut menjadi acuan utama yang
dipakai dalam tes kelincahan sepakbola termasuk dalam Balsom Agility
65 Test. Dalam permainan sepakbola yang sesungguhnya penggunaan unsur
kelincahan sangatlah dibutuhkan terutama dalam penguasaan teknik dasar gerak tanpa bola dan gerak dengan bola seperti berlari, berbalik, berbelok,
berputar, dribling, fenting dan kepping. Kelincahan dalam sepakbola merupakan unsur penting yang
diperlukan oleh atlet.Peranan kelincahan dalam aktivitas sepakbola diperlukan dalam sebuah pertandingan. Dalam sebuah pertandingan
pergerakan atlet harus selalu dinamis, terkadang harus berlari, membuka ruang, bergerak ke kiri atau ke kanan, berbalik, meliuk, menghindari
musuh dan lainnya. Gerakan yang dilakukan oleh atlet tidak selalu sama dan dapat berubah-ubah. Sehingga dengan kelincahan yang baik maka
atlet dapat melakukan gerakan yang cepat, tepat, efektif, dan efisien untuk merespon aktivitas dilapangan. Hal itu sesuai dengan yang dikemukakan
oleh Harsono dalam Mylsidayu, dkk, 2015: 147 kelincahanadalah kemampuan untuk mengubah arah dan posisi tubuh dengan tepat dan cepat
pada waktu sedang bergerak, tanpa kehilangan keseimbangan dan kesadaran akan posisi tubuhnya.
Berdasarkan hasil penghitungan data diatas, instrumen Balsom Agility Test memiliki tingkat validitas dengan kriteria tinggi sebesar 0,64.
Sedangkan tingkat reliabilitas dengan kategori sangat tinggi 0,91. Dengan nilai t hitung validitas sebesar 7,36
≥ t tabel sebesar 1,67 dan t hitung reliabilitas sebesar 19,49
≥ t tabel sebesar 1,67maka tingkat validitas dan
66 reliabilitas instrumen kelincahan Balsom Agility Test ini dinyatakan
signifikan. Dengan demikian instrumen kelincahan Balsom Agility Test ini
valid sahih dan reliabel andal untuk mengukur kelincahan atlet sepakbola usia 12-15 tahun SMP di Daerah Istimewa Yogyakarta.
Dengan ini Instrumen Balsom Agility Test setara dengan instrumen kelincahan yang sudah ada seperti Illinois agility test, shuttle run dan
zigzag run.
67
BAB V KESIMPULAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penghitungan, pengolahan dan analisis data hasil dari uji instrumen kelincahan Balsom Agility Test mengenai validitas dan
reliabilitas maka peneliti mengambil kesimpulan sebagai berikut: 1. Besarnya tingkat validitas dan reliabilitas Instrumen Kelincahan Balsom
Agility Test adalah 0,64 dan 0,91. Berdasarkan kriteria interpretasi, maka nilai validitas tersebut dinyatakan tinggi dan nilai reliabilitas
dinyatakan sangat tinggi. 2.
Berdasarkan hasil penghitungan t hitung validitas sebesar 7,36 ≥ t tabel sebesar 1,67 maka tingkat validitas instrumen kelincahan Balsom
Agility Test dinyatakan signifikan. Nilai t hitung reliabilitas sebesar 19,49 ≥ t tabel sebesar 1,67 maka tingkat reliabilitas instrumen
kelincahan Balsom Agility Test dinyatakan signifikan.
B. Implikasi Hasil Penelitian
Berdasarkan kesimpulan di atas, hasi penelitian ini berimplikasi pada:
1. Pelatih menjadi lebih termotivasi untuk meningkatkan kelincahan atletnya.
2. Jika pelatih mengetahui bahwa instrumen kelincahan Balsom Agility Test merupakan salah satu instrumen yang bisa dipakai dalam proses