Hakikat Objektivitas Deskripsi Teori

20 Untuk mengetahui keberartian koefisien reliabilitas dilakukan dengan statistik uji-t, dengan persamaan berikut: = √ � − − dengan t merupakan nilai hitung koefisien reliabilitas, adalah nilai koefisien korelasi tiap butir soal, dan N merupakan jumlah siswa uji coba. Harga t yang dihasilkan dibandingkan dengan harga t tabel dengan dk = N – 2, taraf kepercayaan 95. Jika t hitung t tabel maka instrumen baik dan dapat dipercaya.

4. Hakikat Objektivitas

“Pengertian objektivitas hampir sama dengan reliabilitas. Reliabilitas menunjukan kesamaan hasil pengukuran yang dilakukan lebih dari satu kali terhadap objek dan subjek yang sama, sedangkan objektivitas menunjukan kesamaan hasil yang diberikan oleh dua orang atau lebih pengetes terhadap objek yang sama.” Ismaryanti, 2008: 31. Widiastuti 2012: 11 berpendapat bahwa objektivitas adalah derajat kesamaan hasil dari dua atau lebih pengambil tes tester. Menurut Nurhasan dan Hasanudin 2007:448 mengemukakan bahwa objektifitas adalah derajat kesamaan atau keajegan hasil tes 21 yang diperoleh dari beberapa orang pengetes testor dalam objek yang sama. Objektif berarti tidak ada unsur kepentingan pribadi pengetes yang mempengaruhi hasil pengetesan. Sebuah tes dikatakan objektif, bilamana dua orang pengetes atau lebih memberi nilai yang sama dan bebas dari faktor subjektif dalam sistem penilaiannya. Sebagai gambaran yang nyata adalah pengetes menyelenggarakan tes dan mencatat hasilnya. Seminggu kemudian pengetes yang lain menyelenggarakan tes yang sama terhadap siswa yang sama pula. Nilai pengetes pertama dibandingkan dengan nilai pengetes ke dua, jika hasil yang diperoleh masing-masing siswa pada penyelenggaraan kedua tes tersebut hasilnya relatif sama atau sama, maka hasil tes tersebut dikatakan objektif. Hasil tes dari pengetes yang satu dikorelasikan dengan hasil tes petugas yang lainnya akan menunjukan derajat objektifitas suatu tes tersebut. Agar diperoleh objektivitas yang tinggi di dalam pengukuran, perlu di usahakan hal-hal sebagai berikut Ismaryanti, 2008: 31-32 a. Petunjuk atau prosedur pengukuran harus dirumuskan dengan kata-kata yang tepat dan terinci. b. Prosedur pengukuran diusahakan agar mudah dikerjakan oleh pengetes dan yang di tes. c. Bila dimungkinkan, dalam pengukuran perlu digunakan alat pengukur mekanis. d. Pengetes yang berpengalaman perlu dipilih agar terjamin hasil pengukurannya. e. Pengetes harus memelihara sikap ilmiah selama pengukuran. 22

5. Hakikat Sepakbola