Kritis dalam menerima hadis Nabi SAW

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id redaksi yang bersifat umum. Dengan demikian tidak benar pendapat yang menyatakan bahwa ayat tersebut bersifat umum dan jelaslah bahwa ia bersifat khusus dan terbatas pada orang yang dituju oleh turunnya ayat itu. Demikianlah al-Zamakhshary dalam mengemukakan pendapatnya dia tidak terpengaruh oleh pendapat kebanyakan ulama, dia juga tidak terikat dengan kaidah-kaidah yang telah menjadi kesepakatan para ulama tentang penafsiran suatu ayat. Dalam hal ini maka dapat dikatakan bahwa al-Zamakhshary bersifat bebas dan mandiri dalam pola penafsirannya.

6. Kritis dalam menerima hadis Nabi SAW

Diakui bahwa al-Zamakhshary adalah seorang tokoh mufasir Mu’tazilah yang sering menyebutkan hadis Nabi SAW maupun riwayat dari para ulama salaf yang dia jadikan pegangan dalam penafsirannya. Namun, dengan latar belakang paham Mu’tazilah dalam menerima suatu hadis Nabi yang tidak sesuai dengan pandangan madzhabnya itu, al-Zamakhshary bersikap kritis dan cenderung melemahkan ke s}ah}ihannya, meskipun para ulama hadis telah menerimanya sebagai hadis s}ah}ih} hal ini tampak dalam komentarnya yang terkesan meragukan kebenaran hadis yang dikemukakannya itu. Misalnya hadis yang dikemukakan ketika penafsiran Surat Ali ʽ Imran ayat 36 sebagai berikut: ….           digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id Sesungguhnya aku telah menamai Dia Maryam dan aku mohon perlindungan untuknya serta anak-anak keturunannya kepada pemeliharaan Engkau daripada syaitan yang terkutuk. 50 Menurut al-Zamakhshary disampaikannya penamaan Maryam kepada Allah oleh ibunya adalah sesuai dengan kata Maryam sendiri yang berarti seorang anak perempuan yang rajin beribadah dengan begitu ibunya ingin mendekatkan diri dan mengharap agar Allah memeliharanya sehingga kelak dia berbuat sesuai dengan namanya itu. Tidakkah anda melihat demikianlah al-Zamakhshary bagaimana ibunya mengikuti apa yang dilakukannya itu dengan memohon perlindungan kepada Allah untuk dia dan anaknya dari godaan setan. 51 Berkenaan dengan hadis yang ada kaitannya dengan ayat di atas. Selanjutnya al-Zamakhshary menulis demikian: 52 53 Diriwayatkan dari sebuah hadis bahwa setiap bayi yang lahir pada saat dilahirkan pasti akan dijamah oleh setan sehingga dia menjadi gampang menjerit, kecuali bayinya Maryam dan anaknya Nabi ʽ Isa. Tetapi hanya Allah yang mengetahui kebenarannya, jika benar maka artinya adalah bahwa setan berkeinginan keras untuk menyesatkan setiap bayi yang lahir kecuali bayinya Maryam dan anaknya tersebut, karena kedua bayi ini keberadaannya dijaga oleh Allah, dan demikian juga hanya setiap bayi yang mempunyai sifat seperti keduanya. 50 Departemen Agama RI, Al- Qur’an dan Terjemahan…, 54. 51 Al-Zamakhshary, Tafsir al-Kashshaf ʽ an H{aqa’iq …, 170. 52 Aby ʽAbd Allah Muh}ammad bin Ismaʽil al-Bukhary, S{ah}ih} al-Bukhary , Cet. 1 Damashq- Beirut: Dar Ibn Kathir, 2002, 1115. 53 Al-Zamakhshary, Tafsir al-Kashshaf ʽ an H{aqa’iq …, 170. digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id Memperhatikan komentar al-Zamakhshary tentang hadis Nabi SAW, segera tampak sikap kritisnya dalam menerima hadis Nabi SAW sekaligus sikap keragu-raguannya yang cenderung melemahkan kebenarannya. Ungkapan ruwiya yang ditulis untuk mengawali komentarnya menunjukkan bahwa dia memahami hadis tersebut hadis lemah atau d}a ʽ if , hal ini dipertegas lagi dengan pernyataan bahwa hanya Allah yang maha mengetahui kebenarannya, yang mencerminkan keragu-raguan al-Zamakhshary akan ke s}ah}ih}an hadis tersebut. Padahal hadis ini tercantum dalam kitab hadis kutb al-sittah. Bertolak dari uraian di atas, dapat diambil kesimpulan bahwa sikap kritis dan ragu-ragu yang cenderung melemahkan hadis Nabi SAW yang dilakukan oleh al-Zamakhshary. Pertama-pertama bertumpu pada derajat suatu hadis dalam hal diterima atau ditolaknya, yakni mengukur s}ah}ih} dan d}a ʽ ifnya. Sikap seperti itu dia tunjukkan dengan berpedoman kepada kandungan maknanya yaitu sejauh mana kandungan makna suatu hadis tersebut sesuai atau minimal tidak bertentangan dengan madzhabnya yang rasional. Jadi disamping al- Zamakhshary mempersoalkan autensitas riwayat suatu hadis dia juga mempertanyakan kesesuaian kandungan makna hadis itu dengan paham madzhabnya atau rasionalitas kandungan maknanya. Sehubungan dengan hal itu, ini pulalah al-Zamakhshary memperlihatkan sikap kritisnya Kesimpulan di atas semakin jelas ketika kita memperhatikan kata-kata al- Zamakhshary yang mengatakan “hanya Allah yang digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id mengetahui kebenarannya, jika benar maka artinya adalah bahwa setan berkeinginan keras untuk menyesatkan setiap bayi yang lahir”. Ini dikemukakan al-Zamakhshary berdasar pada pandangan madzhabnya yang berkaitan dengan keberadaan jin atau setan. Walaupun dia mengakui keberadaan jin dan setan tetapi dia menolak pendapat yang menyatakan bahwa mereka mempunyai kekuatan yang tampak berpengaruh dalam jiwa manusia.

7. Merubah bacaan teks al-Qur’an