Desain Penelitian Definisi Operasional Variabel Penelitian

46

BAB III METODE PENELITIAN

A. Desain Penelitian

Penelitian ini termasuk quasi experiment . Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah “ The One Group Pretest Posttest Design” atau tidak adanya grup kontrol Sukardi, 2009: 18. Metode eksperimen dengan sampel tidak terpisah maksudnya peneliti hanya memiliki satu kelompok saja, yang diukur dua kali, pengukuran pertama pretest dilakukan sebelum subjek diberi perlakuan, kemudian perlakuan treatment , yang akhirnya ditutup dengan pengukuran kedua posttest . Adapun gambar desain dalam penelitian ini sebagai berikut: Y 1 X Y 2 Gambar 4. Desain Penelitian Sukardi, 2009: 18 Keterangan: Y 1 : Pengukuran Awal Pretest X : Perlakuan Treatment Y 2 : Pengukuran Akhir Posttest Penelitian ini menggunakan treatment atau perlakuan berupa latihan lempar shuttlecock untuk mengetahui peningkatan kemampuan pukulan lob atlet bulutangkis putri, dengan frekuensi perlakuan sebanyak 16 kali. Sebelum perlakuan tersebut diberikan pretest dengan menggunakan tes kemampuan lob , kemudian diberikan perlakuan berupa latihan permainan lempar shuttlecock , sesudah itu dites kembalidiberi posttest dengan tes yang sama. Hasil yang diperoleh dari kelompok tersebut, kemudian dibandingkan antara pre-test dengan posttest yang selanjutnya dianalisis dengan menggunakan uji -t. 47

B. Definisi Operasional Variabel Penelitian

Penelitian ini terdapat dua variabel, yaitu variabel bebas dan variabel terikat. Variabel bebas dalam penelitian ini yaitu latihan lempar shuttlecock , sedangkan variabel terikat yaitu kemampuan pukulan lob . Agar tidak terjadi salah penafsiran pada penelitian ini maka berikut akan dikemukakan definisi operasional yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu: 1. Latihan lempar shuttlecock adalah latihan dengan melempar shuttlecock melewati net dengan posisi jarak lempar dan sasaran yang telah ditentukan, dan dilakukan selama treatment 16 kali pertemuan. 2. Kemampuan pukulan lob adalah kemampuan mengarahkan bola ke dalam sasaran yang dituju dengan teknik lob dalam bulutangkis yang diukur menggunakan French Test testi melakukan tes lob sebanyak 20 kali.

C. Populasi dan Sampel Penelitian

Dokumen yang terkait

Perbedaan Latihan Pukulan Lob Berpola dan Latihan Pukulan Lob Bebas Tidak Berpola terhadap Hasil Pukulan Lob dalam Permainan Bulutangkis pada Atlet PB. Pendowo Semarang Tahun 2008

0 4 83

Pengaruh Latihan Pukulan Overhead Lob dengan Pola Mengumpan dan Pola Bergantian Terhadap Hasil Pukulan Overhead Lob Pada Pemain Bulutangkis Putra Usia 11 13 Tahun PB. Pendowo Semarang Tahun 2011

0 70 97

PENGARUH MEDIA AUDIO VISUAL TERHADAP PENINGKATAN KETERAMPILAN PUKULAN LOB (CLEAR) DALAM PEMBELAJARAN BULUTANGKIS.

1 6 14

Perbedaan Metode Latihan Drill antara Drill Bebas dan Drill Terfokus Terhadap Ketepatan Pukulan Lob dalam Permainan Bulutangkis Pada Atlet Pemula PB Pendowo Semarang Tahun 2008.

0 0 1

PENGARUH LATIHAN SIRKUIT TERHADAP PENINGKATAN VO₂MAKS PADA ATLET BULUTANGKIS PUTRA USIA 14-15 TAHUN DI PB NATURA SLEMAN TAHUN 2016.

0 11 101

PENGARUH PERMAINAN LEMPAR SHUTTLECOCK TERHADAP PENINGKATAN KEMAMPUAN PUKULAN LOB SISWA USIA 10-12 TAHUN DI SEKOLAH BULUTANGKIS JAYA RAYA SATRIA YOGYAKARTA TAHUN 2016.

14 244 106

PENGARUH LATIHAN DRILLING DROPSHOT DAN STROKES DROPSHOT TERHADAP PENINGKATAN DROPSHOT PADA ATLET BULUTANGKIS PUTRA USIA 10-11 TAHUN PB. NATURA PRAMBANAN YOGYAKARTA.

0 1 132

PENGARUH PERMAINAN LEMPAR SHUTTLECOCK TERHADAP PENINGKATAN KELINCAHAN PESERTA EKSTRAKURIKULER BULUTANGKIS SMP NEGERI 2 PLAYEN.

0 6 101

PENGARUH LATIHAN PUKULAN LOB METODE DRILL 30 PUKULAN LANGSUNG DAN 2 KALI 15 PUKULAN TERHADAP KETEPATAN PUKULAN LOB DALAM PERMAINAN BULUTANGKIS PADA PESERTA EKSTRAKURIKULER BULUTANGKIS SMP NEGERI 2 NGAGLIK KABUPATEN SLEMAN.

0 0 92

this PDF file PENGARUH METODE PEMBELAJARAN SHADOW DAN LEMPAR SHUTTLECOCK TERHADAP KEMAMPUAN GERAK DASAR OVERHEAD LOB BULUTANGKIS | Yanuarita | SpoRTIVE 1 SM

0 1 10