EFFECT OF ATTITUDE, SUBJECTIVE NORM, CONTROL BEHAVIOR, PURCHASE INTENTIONS AS MEDIATION ON PURCHASE BEHAVIOR PRODUCT OF YAKULT (Survey on community in Kampung Baru, District Labuan Ratu, Bandar Lampung) PENGARUH SIKAP, NORMA SUBJEKTIF , KONTROL PERILAKU,
ABSTRACT
EFFECT OF ATTITUDE, SUBJECTIVE NORM, CONTROL BEHAVIOR, PURCHASE INTENTIONS AS MEDIATION ON PURCHASE BEHAVIOR
PRODUCT OF YAKULT
(Survey on community in Kampung Baru, District Labuan Ratu, Bandar Lampung)
This study analyzed the influence of the variables contained in the Theory of Planned Behavior, the attitude, subjective norm, behavioral control on purchase behavior with purchase intentions as mediation. This study uses one independent variable, namely Attitude (X1), Subjective Norms (X2), Behavior Control (X3), mediating variables, namely Purchase Intentions (Z) and Purchase Behavior as dependent variable (Y). Having conducted a literature review and hypothesis formulation , the data collected through questionnaires distributed method to 97 respondents in Kampung Baru, District Labuan Ratu, Bandar Lampung which consume Yakult using purposive sampling and accidental sampling. While the analysis is done by processing the data using version SmartPLS 2.0.m3 run with computer media.
SmartPLS test results showed that only five of the seven hypotheses accepted hypothesis is H1: attitudes to intentions purchase significant influence, H3: control behavior to intention purchase of the product Yakult significant influence, H4: attitudes to purchase behavior of the products Yakult through intentions purchase influence significant, H6: control behavior on purchase behavior of the Yakult products through intentions purchase significant influence, H7: intentions purchase to purchase behavior of the product Yakult significant influence. Two hypotheses were rejected H2: There is no significant effect between subjective norm to intentions purchase of the product Yakult, H5: There is no significant influence between subjective norms on purchase behavior of the Yakult products through intentions purchase. For further research needs to be added to the theory of Technology Acceptance Model (TAM) that the study results are more accurate and to assess the improvement that began early models of models Theory of Reason Action (TRA) and the Theory Plannded Behaviour (TPB).
Keywords: Attitudes, SubjectiveNorms, BehaviorControl, purchase intentions, andBehaviorControl
(2)
ABSTRAK
PENGARUH SIKAP, NORMA SUBJEKTIF , KONTROL PERILAKU, MINAT MEMBELI SEBAGAI MEDIASI TERHADAP PERILAKU
MEMBELI PRODUK YAKULT
(Survei Pada masyarakat di Kampung Baru, Kecamatan Labuhan Ratu, Bandar Lampung).
Penelitian ini menganalisis pengaruh variabel-variabel yang terdapat dalam Teori Perilaku Terencana, yaitu sikap, norma subjektif, kontrol perilaku terhadap perilaku membeli dengan minat membeli sebagai mediasi. Penelitian ini menggunakan satu variabel independen yaitu Sikap (X1), Norma Subjektif (X2), Kontrol Perilaku (X3),variabel mediasi yaitu Minat Membeli (Z)dan Perilaku Membeli sebagai variabel dependenya (Y).Setelah dilakukan tinjauan pustaka, dan penyusunan hipotesis, data dikumpulkan melalui metode kuesioner yang disebar kepada 97 orang responden di Kampung Baru, Kecamatan Labuhan Ratu,Bandar Lampung yang mengkomsumsi Yakult dengan menggunakan purposive sampling dan accidental sampling. Sedangkan analisis dilakukan dengan pengolahan data menggunakan SmartPLS versi 2.0.m3 yang dijalankan dengan media komputer.
Hasil tes SmartPLS menunjukkan bahwa dari ketujuh hipotesis hanya lima hipotesis yang diterima yaitu H1:sikap terhadap mianat membeli berpengaruh secara signifikan, H3: kontrol perilaku terhadap minat membeli produk Yakult berpengaruh secara signifikan, H4: sikap terhadap perilaku membeli produk Yakult melalui minat membeli berpengaruh secara signifikan, H6: kontrol perilaku terhadap perilaku membeli produk Yakult melalui minat membeli berpengaruh secara signifikan, H7: minat membeli terhadap perilaku membeli produk Yakult berpengaruh secara signifikan. Dua hipotesis yang ditolak H2:Terdapat pengaruh yang tidak signifikan antara norma subjektif terhadap minat membeli produk Yakult, H5: Terdapat Pengaruh yang tidak signifikan antara norma subjektif terhadap perilaku membeli produk Yakult melalui minat membeli.Untuk penelitian selanjutnya perlu ditambahkan lagi teori tentang Technology Acceptance Model (TAM) agar penelitian ini hasilnya lebih akurat dan untuk mengkaji perbaikan model awal yang dimulai dari model
Theory of Reason Action (TRA) dan Theory Plannded Behaviour (TPB).
Kata Kunci: Sikap, Norma Subjektif, Kontrol Perilaku, Minat Membeli, dan Kontrol Perilaku
(3)
PENGARUH SIKAP, NORMA SUBJEKIF , KONTROL PERILAKU, MINAT MEMBELI SEBAGAI MEDIASI TERHADAP PERILAKU MEMBELI PRODUK
YAKULT
(Survei Pada masyarakat di Kampung Baru, Kecamatan Labuhan Ratu, Bandar Lampung)
Oleh
RANIS DWI ANNA
Skripsi
Sebagai salah satu syarat untuk mencapai gelar
SARJANA ADMINISTRASI BISNIS
Pada
Jurusan Administrasi Bisnis
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG
2014
(4)
PENGARUH SIKAP, NORMA SUBJEKIF , KONTROL PERILAKU, MINAT MEMBELI SEBAGAI MEDIASI TERHADAP PERILAKU
MEMBELI PRODUK YAKULT
(Survei Pada masyarakat di Kampung Baru, Kecamatan Labuhan Ratu, Bandar Lampung)
(Skripsi) Oleh
RANIS DWI ANNA
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS LAMPUNG
(5)
(6)
(7)
(8)
RIWAYAT HIDUP
Penulis bernama lengkap Ranis Dwi Anna terlahir di Fajar Mataram, Lampung Tengah pada tanggal 18 Mei 1991 sebagai anak pertama dari tiga bersaudara, putri dari bapak Bakran dan Ibu Istari.
Pendidikan formal didapat penulis pada tahun 1997, tepatnya di SD Negeri 1 GMP Lampung Tengah yang diselesaikan pada tahun 2003. Setelah itu penulis melanjutkan pendidikan di SMP Satya Dharma Sudjana GMP Lampung Tengah, yang diselesaikan pada tahun 2006. Selanjutnya, jenjang pendidikan Sekolah Menengah Kejurusan atas penulis selesaikan di SMK Yayasan Ibnu Sutowo, Sumatra Selatan Pada tahun 2010
Pada tahun 2010, penulis terdaftar sebagai mahasiswi Jurusan administrasi Bisnis Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Lampung pada program strata 1 (S1) melalui jalur (UMPTN). Pada awal tahun 2013 penulis berkesempatan menjalani Kuliah Kerja Nyata (KKN) Tematik di Kampung Putra Aji I, Kecamatan Sukadana, Kabupaten Lampung Timur.
(9)
Moto
"..Sesungguhnya Allah tidak akan rnengubah keadaan suatu kaum
sehingga mereka mengubah keadaan pada diri mereka sendiri..."
(Q.S Ar Ra'd ayat 13)
Apa yang tidak terlihat bukan berarti tidak ada.
(Kata Bijak)
Jika ingin bermimpi maka cepatlah tidur, tapi bila
ingin membuat mimpi itu menjadi kenyataan maka
cepatlah bangun.
(10)
PERSEMBAHAN
Teriring rasa syukur dan cinta kasihku kepada Sang Pencipta yang Maha
Kuasa, Allah SWT yang selalu melimpahkan rahmat dan kebahagiaan bagi
umatNya..
Ku persembahkan karya ku ini kepada:
Kedua orang tuaku, bapak dan ibu..
Terimakasih atas segala pengorbanan serta Kasih sayang dengan penuh
ketulusan dan keikhlasan yang telah bapak dan ibu berikan untukku..
Semoga kalian dapat sedikit berbangga atas apa yang sudah aku raih saat ini,
meskipun aku belum bisa memberikan kebahagian lebih untuk kalian..
Semua Keluarga, sahabat, dan orang-
orang yang menyayangiku…
dan
(11)
SANWACANA
Alhamdulillahirobbil’alamin.
Segala puji dan syukur penulis haturkan kehadirat Allah SWT, karena atas limpahan berkah dan rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini tepat waktu sesuai dengan harapan penulis dengan judul “Pengaruh Sikap, Norma Subjektif, Kontrol Perilaku, Minat Membeli Sebagai Mediasi Terhadap Perilaku Membeli Produk Yakult (Survei Pada masyarakat di Kampung Baru, Kecamatan Labuhan Ratu, Bandar Lampung)” disusun sebagai salah satu syarat untuk mendapatkan gelar Sarjana Ilmu Administrasi Bisnis di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Lampung. Penulis mengharapkan semoga skripsi ini dapat berguna dan bermanfaat untuk orang lain.
Penulis menyadari tanpa adanya bantuan, dukungan, motivasi, semangat, arahan serta bimbingan dari berbagai pihak mungkin skripsi ini tidak dapat terselesaikan. Oleh karena itu, dengan segala ketulusan hati penulis ingin menyampaikan ucapan terimakasih kepada:
1. Bapak Drs. Hi. Agus Hadiawan, M.Si. selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Lampung.
2. Seluruh staf Pembantu Dekan (PD I, PD II, PD III) Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Untiversitas Lampung.
3. Bapak Dr. Suripto, S.Sos., M.A.B. selaku ketua Jurusan Ilmu Administrasi Bisnis Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Lampung.
(12)
4. Bapak Ahmad Rifa’i, S.Sos., M.Si. selaku sekretaris Jurusan Ilmu Administrasi Bisnis Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Lampung serta selaku dosen penguji pada ujian skripsi, terimakasih atas segala saran dan masukan yang membangun dalam proses penyelesaian skripsi ini.
5. Wheny Khristianto, S.Sos.,M.A.B. selaku dosen pembimbing utama, terimakasih untuk segala arahan, bimbingan serta keikhlasannya dalam mendidik dan membantu mahasiswa selama masa perkuliahan. yang telah sabar dan banyak memberikan arahan serta bimbingannya dalam proses penyusunan skripsi ini.
6. Maulana Agung P.,S.Sos.,M.A.B. selaku dosen Pembimbing Akademik penulis selama menempuh studi di Universitas Lampung serta selaku dosen pembimbing kedua, terimakasih atas segala saran dan masukan yang membangun dalam proses penyelesaian skripsi ini.
7. Seluruh jajaran dosen dan staff Jurusan Ilmu Administrasi Bisnis Universitas Lampung yang telah memberikan ilmu dan pengetahuan bermanfaat selama penulis menuntut ilmu. 8. Bapak dan ibuku tersayang, rasanya tak cukup beribu terimakasih saya ucapkan untuk
membalas budi atas segala kasih sayang, perhatian, semangat serta doa yang tulus dalam mendidikku hingga sampai sekarang ini. Hanya bapak dan ibu yang menjadi semangatku saat ini, aku berjanji akan selalu berusaha menjadi anak yang bisa bapak dan ibu banggakan. Semoga Allah SWT memberikan balasan yang luar biasa, kesehatan dan umur yang panjang untuk bapak dan ibu. Amin.
9. Kedua Adik ku tersayang, Redi Tri Atmoko yang suka banget sama lagu metalnya, dan yang sekarang udah menjadi mahasiswa semoga kulianya lancar dan selalu sukses. Adik ku yang paling cantik Arilia Nur Azizah yang masih suka nyusu, semoga sekolahnya makin pinter dan dapat juara kelas. “terimakasih ya adik-adik ku atas semangat dan dukungannya”.
(13)
10.Seluruh keponakanku tersayang Revy, Rafka, Likin, Arif, Hani, Maulana, Anisa, Wahid, Budi, Dwi. “Terimakasih semangatnya, Semoga kelak kalian menjadi anak yang sholeh dan sholehah serta menjadi kebanggaan bagi keluarga. Amin”
11.Kepada keluarga besarku tersayang Bibi Imas, Paman Raji, Mas hamid, Pak uo, Mbok uo, Bibi mur,Mas Udin, Mbak mimi, Mbak wati, Mbak puah, Bude ten, Pakde Muh.
“Terimakasih untuk segala doa dan semangatnya”.
12.Seluruh anak kosan May Darwin, Nety, Renda, Tere, Uli, Lina, Minarti, Mbk Linda, Suci, Agnes, Ayu, Monica, Noni. “Terimakasih atas kebersamaan dengan kalian, dan terimakasih atas segala bantuannya, semoga kalian cepat menyusul.
13.Super big thank’s untuk teman-teman terbaik satu seperjuanganku Lana “ Teman yang paling pengertian, udah kaya anak kembar kemana-mana selalu bareng, yang punya pemikiran yang sama, dan teman yang klik banget pokonya”. Lala “ Teman yang paling lambat, ga pernah tepat waktu, yang selalu eksis di sosmed, dan teman yang baik suka nganter kemana-mana. Natalia “Teman yang paling kepo, sukanya ngeribetin dirinya sendiri dan orang lain, yang suka buat panik yang lainnya, dan teman yang paling peduli sama keadan teman lainnya. Lidia “Teman yang paling suka diomelin karena ga pernah nyambung kalo diajak ngomong, yang suka ngeribetin sendiri dan maunya apa-apa harus perfect, tetapi dia paling baik dan suka membantu apa pun alasannya. Petrik “Teman yang paling labil, yang ga pernah konsisten sama omonganya, yang suka bohong kalo udah janjian, yang paling malas, dan teman yang paling baik dalam masalah konsumsi.
Terimakasih untuk semangat dan kebersamaan kalian selama 4 tahun ini telah kita lewati bersama suka, duka, marah, kesal, akan menjadi kenangan terindah yang mengisi masa-masa indah dikampus tercinta ini.
14.Seluruh teman-teman ABI 2010 Mas bro (Hari), Ifan, Boby, Daniel, Anggi, Aga, Made, Merlinda, Cety, Devi D, Nurul, Dian S, Intan, Dian N, Mustakim, Intria, Ruslan, Alan,
(14)
Meika, Tera, Puji, Ratna, Kafi, Andi, Olla, Elita, Ferman, Sespana, Kusuma, Malla, Indah, Lusi, Rifa, Novi, Ade, Ica, Tara, Manda, Lisa, Yulia, Septi, Nisa, Harry C, Nuhada, Yoga, Devi Melisa, Mutiara dan lainnya yang tidak bisa disebutkan satu persatu “sukses buat
kita semua, amin”.
15.Special Thanks untuk Yunidar Arief N.S. S.E seseorang yang selalu ada untukku, menemaniku dalam keadaan suka, duka, canda, tawa dan selau mendukung ku, memberiku semangat.
16.Untuk seluruh teman-teman KKN Desa Putra Aji II, kecamatan Sukadana, Lampung Timur, Bernadeta, laili, tiwi, Eeng, Mustakim, Riki, Baga, Adit“Terimakasih atas
kebersamaannya 40 hari tinggal bersama kalian, ya walaupun kadang-kadang ada konflik karena tidak sependapat, tapi itu menjadi pembelajaran dan pendewasaan bagi kita”.
17.Semua pihak yang telah membantu hingga terselesaikannya skripsi ini yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.
18.Terimakasih kepada Almamater tercinta, Universitas Lampung.
Bandar Lampung, 25 Juni 2014 Penulis
(15)
DAFTAR ISI
Halaman
DAFTAR ISI ... i
DAFTAR TABEL ... iv
DAFTAR GAMBAR ... v
DAFTAR LAMPIRAN ... vi
I. PENDAHULUAN ... 1
1.1Latar Belakang ... 1
1.2Rumusan Masalah ... 6
1.3Tujuan Penelitian ... 7
1.4Manfaat Penelitian ... 8
II. TINJAUAN PUSTAKA ... 9
2.1Theory of Reasoned Action(Teori Tindakan Beralasan) ... 9
2.2 Pengertian Theory of planned behavior ... 11
2.3Sikap ... 13
2.3.1 Aspek-aspek sikap ... 15
2.3.2 Komponen sikap ... 15
2.4Norma subyektif ... 18
2.4.1 Komponen norma subyektif ... 19
2.5Kontrol Perilaku ... 20
2.6 Minat Membeli ... 22
2.7 Perilaku Membeli ... 23
2.8Penelitian Terdahulu ... 25
2.9Keterkaitan antar variabel ... 28
2.9.1 Hubungan Sikap terhadap Minat Membeli ... 28
2.9.2 Hubungan Norma Subyektif terhadap Minat Membeli ... 29
2.9.3 Hubungan Kontrol perilaku terhadap Minat Membeli ... 29
2.9.4 Hubungan Sikap terhadap Perilaku Membeli melalui Minat Membeli ... 31
2.9.5 Hubungan Norma Subjektif terhadap Perilaku Membeli melalui Minat Membeli ... 31
2.9.6 Hubungan Kontrol Perilaku terhadap Perilaku Membeli ... 32
2.9.7 Hubungan Minat Membeli terhadap Perilaku Membeli ... 33
2.10Kerangka Pemikiran ... 34
2.11 Hipotesis ... 35
III METODE PENELITIAN ... 37
3.1 Tipe Penelitian ... 37
3.2Penentuan Populasi dan Sampel... 37
3.2.1 Populasi ... 37
(16)
3.3Definisi Konseptual ... 39
3.4Definisi Operasional Variabel ... 40
3.5Skala PengukuranVariabel ... 42
3.6Sumber Data ... 42
3.7Teknik Analisis Data ... 43
3.7.1 Statistik Deskriptif ... 43
3.7.2 Analisis Statistik Inferensial ... 43
3.7.2.1 Pengukuran Model (Outner Model) ... 44
3.7.2.2 Evaluasi Model Stuktural (Inner Model) ... 50
3.7.2.3 Model Analisis Persamaan Struktural ... 53
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN ... 54
4.1Gambaran Umum Lokasi Penelitian ... 54
4.2Keadaan Geografis Lokasi Penelitian ... 54
4.3Karateristik Responden... 55
4.3.1Distribusi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ... 55
4.3.2 Distribusi Responden Berdasarkan Usia ... 56
4.3.3 Distribusi Responden Berdasarkan Jenis Pekerjaan ... 56
4.3.4 Distribusi Responden Berdasarkan Pembelian PerBulan ... 57
4.4Hasil Analisis Data ... 58
4.4.1Hasil Analisis Data Deskriptif ... 58
4.4.1.1 Deskritif Jawaban Responden terhadap Variabel Sikap ... 58
4.4.1.2 Deskritif Jawaban Responden terhadap Variabel Norma Subjektif ... 60
4.4.1.3 Deskritif Jawaban Responden terhadapVariabel Kontrol Perilaku ... 61
4.4.1.4 Deskritif Jawaban Responden terhadap Variabel Minat Membeli ... 64
4.4.1.5 Deskritif Jawaban Responden terhadap Variabel Perilaku Membeli ... 66
4.4.2Analisis Statistik Inferensial ... 67
4.4.2.1Pengukuran Model (Outer Model) ... 68
4.4.2.1.1 Variabel Sikap ... 70
4.4.2.1.2 Variabel Norma Subjektif ... 72
4.4.2.1.3 Variabel Kontrol Perialku ... 74
4.4.2.1.4 Variabel Minat Membeli ... 76
4.4.2.1.5 Variabel Perilaku Membeli ... 78
4.4.2.2Evaluasi Model Struktural (Inner Model) ... 80
4.5Hasil Pengujian Hipotesis ... 82
4.5.1Hasil Pengujian Hipotesis Pertama ... 84
4.5.2 Hasil Pengujian Hipotesis Kedua ... 88
4.5.3 Hasil Pengujian Hipotesis Ketiga... 86
4.5.4 Hasil Pengujian Hipotesis Keempat ... 87
4.5.5 Hasil Pengujian Hipotesis Kelima ... 89
4.5.6 Hasil Pengujian Hipotesis Keenam ... 90
4.5.7 Hasil Pengujian Hipotesis Ketujuh ... 91
4.6 Pengujian Hipotesis Penelitian ... 94
(17)
4.6.2 Pengaruh Antara Norma Subjektif Terhadap Minat Membeli ... 96
4.6.3 Pengaruh Antara Kontrol Perilaku Terhadap Minat Membeli ... 97
4.6.4 Pengaruh Antara Sikap Terhadap Perilaku Membeli Melalui Minat Membeli ... 98
4.6.5 Pengaruh Antara Norma Subjektif Terhadap Perilaku Membeli Melalui Minat ... 99
4.6.6 Kontrol Perilaku Terhadap Perilaku Membeli ... 101
4.6.7 Minat Membeli Terhadap Perilaku Membeli ... 102
V. KESIMPULAN DAN SARAN ... 104
5.1Kesimpulan ... 104
5.2Saran ... 106 DAFTAR PUSTAKA
(18)
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 1.1 Tingkat Penjualan Minuman Yakult... 2
Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu ... 25
Tabel 3.1 Definisi Operasional Variabel ... 41
Tabel 3.2 Hasil Uji Validitas ... 47
Tabel 3.3 Hasil Uji Validitas Akhir ... 48
Tabel 3.4 Hasil Uji Reliabilitas ... 50
Tabel 4.1 Distribusi Responden Berdasarka Jenis Kelamin ... 55
Tabel 4.2 Distribusi Responden Berdasarka Usia ... 56
Tabel 4.3 Distribusi Responden Berdasarka Jenis Pekerjaan ... 57
Tabel 4.4 Distribusi Responden Berdasarka Pembelian Yakult Per Bulan ... 57
Tabel 4.5 Penilain Responden Terhadap Variabel Sikap ... 58
Tabel 4.6 Penilain Responden Terhadap Variabel Norma Subjektif ... 60
Tabel 4.7 Penilain Responden Terhadap Variabel Kontrol Perilaku ... 62
Tabel 4.8 Penilain Responden Terhadap Variabel Minat Membeli ... 64
Tabel 4.9 Penilain Responden Terhadap Variabel Perilaku Membeli ... 66
Tabel 4.10 Evaluasi Kriteria Indeks Kesesuaian Model StrukturalVariabel Sikap ... 71
Tabel 4.11 Evaluasi Kriteria Indeks Kesesuaian Model Struktural Variabel Norma Subjektif ... 73
Tabel 4.12 Evaluasi Kriteria Indeks Kesesuaian Model StrukturalVariabel Kontrol Perilaku ... 75
Tabel 4.13 Evaluasi Kriteria Indeks Kesesuaian Model StrukturalVariabel Minat Membeli ... 77
Tabel 4.14 Evaluasi Kriteria Indeks Kesesuaian Model Struktural Variabel Perilaku Membeli ... 79
Tabel 4.15 RSquare... 81
Tabel 4.16 Path Coefficients ... 81
Tabel 4.17 Evaluasi Model Struktural... 82
Tabel 4.18 Hasil Pengujian Hipotesis... 93
(19)
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 1 Teori Perilaku Terencana (Theory of Planned Behavioral) ... 11
Gambar 2 Penelitian Kerangka Pemikiran... 35
Gambar 3 Model Analisis Persamaan Struktural ... 53
Gambar 4 Hasil Pengujian Validitas dan Reliabilitas ... 69
Gambar 5 Hasil Pengujian Uji t ... 83
(20)
i
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Kuesioner Penelitian Lampiran 2. Bootstraping
Lampiran 3. UjiValiditas dan Reliabilitas Tiap Variabel Lampiran 4. Latent Varieble Correelations
Lampiran 5. Cross Loading
Lampiran 6. Outer Loading
Lampiran 7. Path Coefficients
Lampiran 8. Total Efects
Lampiran 9. Gambar Model UjiValiditas dan Reliabilitas Lampiran 10.Gambar Model Uji Hipotesis
(21)
BAB I PENDAHULUAN
1.1Latar Belakang.
Pertumbuhan penduduk yang cukup tinggi dan pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang kemudian diikuti oleh perkembangan bidang-bidang lainnya seperti politik, ekonomi, sosial dan budaya langsung maupun tidak langsung akan berpengaruh terhadap kehidupan masyarakat luas. Akibat dari kondisi tersebut adalah terjadinya peningkatan yang cukup tajam akan kebutuhan sarana dan prasarana bagi masyarakat berpenghasilan. Dengan semakin meningkatnya kebutuhan, banyak perusahaan-perusahaan yang bermunculan menawarkan produk atau jasa sejenis sehingga menyebabkan terjadinya persaingan yang sangat ketat diantara perusahaan-perusahaan dalam merebut pangsa pasar. Perusahaan yang berorientasi kepada pasar harus memikirkan bagaimana mempengaruhi konsumen, khususnya pembeli potensial agar bersedia membeli produk yang dihasilkan.
Untuk dapat bertahan dalam keadaan yang peka terhadap perubahan yang penuh persaingan saat ini, sebuah perusahaan pertama-tama harus menentukan apa yang dapat dijual dan strategi apa yang dapat meningkatkan pelanggan. Di Indonesina sendiri salah satunya persaingan bisnis meliputi minuman yang berupa produk minuman kesehatan usus, karena penduduk Indonesia selalu mengabaikan gangguan
(22)
2
pencernaan. Padahal gangguan pencernaan dapat menimbulkan penyakit seperti Diare, Sembelit (konstipasi), radang usus buntu (appendicitis) dll. Untuk itu perlu diketahui apa sajakah yang diperlukan untuk menjaga kesehatan usus, suatu minuman kesehatan usus seperti yakult. Yakult (Yakurto) adalah minuman probiotik mirip
yogurt yang dibuat dari frementasi skimmed milk dan gula dengan bakteri lactobacillus casei. Segmen penjualan utama yakult adalah anak-anak, namun orang tua adalah pihak yang melakukan keputusan pembelian produk bagi anak (Kasali, 2003). Berikut ini data penjualan minuman yakult di Lampung dari tahun 2009-2013 disajikan dalam Tabel 1.1 berikut ini:
Tabel 1.1
Tingkat Penjualan Minuman Yakult
Tahun Tingkat Penjualan Minuman Yakult (dalam 1000 unit)
2009 28,17
2010 28,78
2011 29,47
2012 30,69
2013 32.13
Sumber: PT. Yakult Indonesia Persada Cabang lampung
Dari tabel 1.1 tersebut terlihat bahwa tingkat penjualan Yakult di Lampung mengalami peningkatan dari tahun ke tahun sehingga dapat di ambil kesimpulan bahwa Yakult banyak di komsumsi untuk menghindari gangguan pencernaan serta untuk mencinntai usus. Sangat penting untuk mengetahui kebutuhan dan keinginan
(23)
3
konsumen sebelum mengeluarkan produk. Salah satu cara untuk mengetahui kebutuhan dan keinginan dari konsumen agar konsumen merasa puas adalah dengan mempelajari hal-hal yang berhubungan dengan perilaku konsumen. Dalam perilaku konsumen akan dipelajari bagaimana konsumen bertindak dalam memakai atau mengkonsumsi produk. Untuk mengetahui perilaku membeli dari konsumen, maka perlu dipelajari sikap dan norma subyektif.
Secara konseptual theory of planned bahavior mengemukkan 3 determinan niat yang bersifat independent (Dharmmesta dalam Istiana et,al 2008). Pertama sikap terhadap perilaku yang menunjukkan tingkat dimana seseorang mempunyai evaluasi yang baik atau kurang baik terhadap perilaku terentu. Kedua norma subjektif sebagai faktor sosial yang menunjukkan tekanan sosial yang dirasakan untuk melakukan atau tidak melakukan perilaku tertentu. Ketiga, kontrol perilaku yang dirasakan merupakan variabel yang menunjukkan mudah atau sulitnya melakukan tindakan yang dimaksud. Variabel ini mempunyai pengaruh kausal secara langsung pada variabel minat untuk melakukan tindakan atau secara tidak langsung melalui variabel minat, yang juga tidak dimediasi oleh variabel lain.
Sikap konsumen adalah ekspresi perasaan yang menunjukkan apakah seseorang menyenangi atau pun tidak menyenangi, menyukai atau tidak menyukai dan menyetujui maupun tidak menyetujui suatu objek (Simamora, 2004). Sedangkan norma subjektif merupakan persepsi seseorang terhadap pendapat orang lain yang mempengaruhi minat untuk melaksanakan atau tidak melaksanakan perilaku (Mada, 2005). Kotler (2003) mendenifisikan sikap sebagai evaluasi, perasaan emosional, dan
(24)
4
kecenderungan bertindak baik yang favorable maupun unfavorable serta bertahan lama dari seseorang terhadap suatu objek atau ide. Sikap cenderung membentuk pola yang konsisten. Sikap relatif sulit berubah dan sikap membuat orang berperilaku relatif konsisten terhadap suatu objek.
Norma subjektif adalah persepsi seseorang mengenai tekanan sosial untuk melakukan atau tidak melakukan perilaku (Ajzen, 2005). Dalam model theory of reasoned action
dan theory of plannedbehavior, norma subjektif adalah fungsi dari normative beliefs, yang mewakili persepsi mengenai preferensi signfikan lain mengenai apakah perilaku tersebut harus dilakukan. Signifikan memberikan panduan tentang hal yang tepat untuk melakukannya. Kontrol keperilakuan secara langsung mempengaruhi niat untuk melaksanakan suatu perilaku dan juga mempengaruhi perilaku di mana dalam situasi pengguna berniat untuk melaksanakan suatu perilaku namun dihalangi dalam melakukan tindakan tersebut (Ajzen, 2005).
Minat untuk menggunakan kembali dan membentuk perilaku untuk menggunakan suatu barang atau jasa dapat tercapai apabila konsumen telah membentuk sikap yang positif terhadap suatu barang atau jasa (Ajzen dan Fishbein dalam Jogiyanto, 2007). Konsumen berperilaku tidak terlepas dari kegiatan melakukan keputusan untuk berperilaku. Keputusan yang akan diambil seseorang dilakukan dengan pertimbangan sendiri maupun atas dasar pertimbangan orang lain yang dianggap penting. Keputusan yang dipilih bisa gagal untuk dilakukan jika pertimbangan orang lain tidak mendukung, walaupun pertimbangan pribadi menguntungkan.
(25)
5
Dengan demikian pertimbangan subjektif pihak lain dapat memberikan dorongan untuk melakukan wirausaha atau keputusan berwirausaha, hal demikian dinamakan norma subjektif. Norma subjektif diartikan sebagai faktor sosial yang menunjukkan tekanan sosial yang dirasakan untuk melakukan atau tidak melakukan wirausaha (Dharmmesta dalam Andika 2012).
Kontrol perilaku dipaparkan Ajzen (2005) mengacu pada persepsi-persepsi seseorang akan kemampuanya utuk menampilkan perilaku tertentu. Dengan kata lain Kontrol perilaku menunjuk kepada sejauh mana seseorang merasa bahwa menampilkan atau tidak menampilkan perilaku tertentu berada di bawah kontrol individu yang bersangkutan. Kontrol perilaku ditentukan oleh sejumlah keyakinan tentang hadirnya faktor-faktor yang dapat memudahkan atau mempersulit terlaksananya perilaku yang ditampilkan.
Minat membeli yaitu sikap, minat dan tindakan yang dailakukan konsumen dalam proses pengambilan keputusan dan merencanakan pembelian terhadap sejumlah merek. Minat konsumen sangat dipengaruhi oleh kateristik produk pemilihan terhadap manfaat dari suatu produk dan harga yang ditentukan oleh pemasar. Perilaku juga merupakan hasil dari proses mental. Sikap dan minat adalah contoh dari variabel-variabel mental yang mempengaruhi perilaku (Ellis & Hunt dalam Prasetijo 2004). Menurut Bagozzi dalam Sihombing (2004), perilaku dapat dibedakan menjadi tindakan, kegiatan, dan hubungan. Tindakan adalah pergerakan fisik dalam waktu yang pendek. Kegiatan didefinisikan sebagai tindakan-tindakan yang berulang kali dalam waktu yang relatif panjang.
(26)
6
Membangun kepercayaan konsumen telah dilakukan oleh PT Yakult sejak didirikan perusahaan. Hal itu terbukti dengan inovasi yang terus menerus dilakukan oleh PT Yakult Indonesia untuk selalu memberikan yang terbaik. Penelitian ini mengambil sampel di Kampung Baru karena warga dikalangan menengah ke bawah memiliki sikap tidak peduli terhadap gangguan pencernaan. Hal ini dapat dilihat dengan banyaknya para distributor yakult yang mengendarai sepeda atau pun mobil yang sering masuk di kawasan kampung baru dengan mendistribusikan Yakult di rumah, di ruko, di toko dll. Berdasarkan uraian di atas serta fenomena yang terjadi di saat ini banyaknya warga yang kurang memperhatikan kesehatan usus atau kurang mencintai usus sehingga peneliti ingin melakukan penelitian tentang “Pengaruh Sikap, Norma Subyektif, Kontrol Perilaku, Minat Membeli Sebagai Mediasi Terhadap Perilaku Membeli Produk Yakult” (Survei Pada Masyarakat di Kampung Baru, Kecamatan Labuhan Ratu, Bandar Lampung).
1.2. Perumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka masalah penelitian ini dapat dirumuskan dalam bentuk pertanyaan penelitian sebagai berikut:
1. Seberapa besar sikap berpengaruh terhadap minat membeli?
2. Seberapa besar norma subjektif berpengaruh terhadap minat membeli? 3. Seberapa besar kontrol perilaku berpengaruh terhadap minat membeli?
4. Seberapa besar sikap berpengaruh terhadap perilaku membeli melaui minat membeli?
(27)
7
5. Seberapa besar norma subyektif berpengaruh terhadap perilaku membeli melaui minat membeli?
6. Seberapa besar kontrol perilaku berpengaruh terhadap perilaku membeli? 7. Seberapa besar minat membeli berpengaruh terhadap perilaku membeli?
1.3. Tujuan Penelitian
Sejalan dengan masalah penelitian yang telah dikemukakan di atas, penelitian ini memiliki tujuan, yakni:
1. Menganalisis pengaruh antara sikap terhadap minat membeli konsumen. 2. Menganalisis pengaruh antara norma subjektif terhadap minat membeli
konsumen.
3. Menganalisis pengaruh antara kontrol perilaku terhadap minat membeli konsumen.
4. Menganalisis pengaruh antara sikap, terhadap perilaku membeli produk Yakult melalui minat membeli konsumen.
5. Menganalisis pengaruh antara norma subyektif, terhadap perilaku membeli produk Yakult melalui minat membeli konsumen.
6. Menganalisis pengaruh antara kontrol perilaku, terhadap perilaku membeli konsumen produk Yakult.
7. Menganalisis pengaruh antara minat membeli, terhadap perilaku membeli konsumen produk Yakult.
(28)
8
1.4. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat secara Teoristis dan Praktis.
1. Secara Praktis
Penelitian ini diharapkan dapat berguna bagi pihak-pihak lain yang akan melakukan penelitian mengenai pengaruh sikap, norma subyektif, kontrol perilaku, minat membeli sebagai mediasi terhadap perilaku membeli produk Yakult pada masa- masa yang akan datang.
2. Secara Teoritis
Hasil penelitian ini diharapkan berguna dalam pengembangan Ilmu Administrasi Bisnis khususnya yang berkaitan dengan kajian mengenai pengaruh sikap, norma subjektif, kontrol perilaku, minat membeli sebagai mediasi terhadap perilaku membeli produk Yakult
(29)
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Theory of Reasoned Action (Teori Tindakan Beralasan).
Theory of Reasoned Action (TRA) pertama kali diperkenalkan oleh Martin Fishbein dan Ajzen dalam Jogiyanto (2007). Teori ini menghubungkan antara keyakinan
(belief), sikap (attitude), kehendak (intention) dan perilaku (behavior). Kehendak merupakan prediktor terbaik perilaku, artinya jika ingin mengetahui apa yang akan dilakukan seseorang, cara terbaik adalah mengetahui kehendak orang tersebut. Namun, seseorang dapat membuat pertimbangan berdasarkan alasan-alasan yang sama sekali berbeda (tidak selalu berdasarkan kehendak). Konsep penting dalam teori ini adalah fokus perhatian (salience), yaitu mempertimbangkan sesuatu yang dianggap penting. Kehendak (intetion) ditentukan oleh sikap dan norma subyektif (Jogiyanto, 2007).
Ajzen (1991) yang mengatakan bahwa sikap mempengaruhi perilaku lewat suatu proses pengambilan keputusan yang teliti dan beralasan dan dampaknya terbatas hanya pada tiga hal; Pertama, perilaku tidak banyak ditentukan oleh sikap umum tapi oleh sikap yang spesifik terhadap sesuatu. Kedua, perilaku dipengaruhi tidak hanya oleh sikap tapi juga oleh norma-norma objektif (subjective norms) yaitu keyakinan kita mengenai apa yang orang lain inginkan agar kita perbuat. Ketiga, sikap terhadap
(30)
10
suatu perilaku bersama norma- norma subjektif membentuk suatu intensi atau niat berperilaku tertentu. Teori perilaku beralasan diperluas dan dimodifikasi oleh (Ajzen dalam Jogiyanto 2007) dan dinamai Teori Perilaku Terencana (theory of planned behavior). Inti teori ini mencakup 3 hal yaitu; yaitu keyakinan tentang kemungkinan hasil dan evaluasi dari perilaku tersebut (behavioral beliefs), keyakinan tentang norma yang diharapkan dan motivasi untuk memenuhi harapan tersebut (normative beliefs), serta keyakinan tentang adanya faktor yang dapat mendukung atau menghalangi perilaku dan kesadaran akan kekuatan faktor tersebut (control beliefs).
Jogiyanto (2007) berpendapat bahwa Intensi atau niat merupakan fungsi dari dua determinan dasar, yaitu sikap individu terhadap perilaku (merupakan aspek personal) dan persepsi individu terhadap tekanan sosial untuk melakukan atau untuk tidak melakukan perilaku yang disebut dengan norma subyektif. Secara singkat, praktik atau perilaku menurut Theory of Reasoned Action (TRA) dipengaruhi oleh niat, sedangkan niat dipengaruhi oleh sikap dan norma subyektif. Sikap sendiri dipengaruhi oleh keyakinan akan hasil dari tindakan yang telah lalu. Norma subyektif dipengaruhi oleh keyakinan akan pendapat orang lain serta motivasi untuk menaati pendapat tersebut. Secara lebih sederhana, teori ini mengatakan bahwa seseorang akan melakukan suatu perbuatan apabila ia memandang perbuatan itu positif dan bila ia percaya bahwa orang lain ingin agar ia melakukannya.
(31)
11
2.2. Pengertian Theory of Planned Behavior (Teori Perilaku Rencanaan)
Theory of Planned Behavior (TPB) yang merupakan pengembangan dari Theory of Reasoned Action (TRA) (Ajzen dalam Jogiyanto, 2007). Jogiyanto (2007) Mengembangkan teori ini dengan menambahkan konstruk yang belum ada di TRA. Konstruk ini di sebut dengan kontrol perilaku persepsian (perceived behavioral control). Konstruk ini ditambahkan di TPB untuk mengontrol perilaku individual yang dibatasi oleh kekurangan-kekurangannya dan keterbatasan-keterbatasan dari kekurangan sumber-sumber daya yang digunakan untuk melekukan perilakuny (Hsu and Chiu 2002). Dengan menambahkan sebuah konstruk ini, yaitu kontrol perilaku persepsian (Perceived behavioral control), maka bentuk dari model teori perilaku rencanaan (Theory of planned behavior atau TPB) tampak di gambat berikut ini.
Gambar 1. Teori Perilaku Terencanaan (Theory of Planned Behavioral) Sumber: Jogiyanto (2007).
Sikap terhadap perilaku (attitude towards
behavioral)
Norma Subyektif (Subjective Norm)
Kontrol perilaku persepsian (Perceived Behavioral
Control
Minat Perilaku (Behavioral intention)
Perilaku (Behavior)
(32)
12
Dari Gambar 1, teori perilaku rencanaan (Theory of Planned Behavior) dapat mempunyai dua fitur (Jogiyanto, 2007) sebagai berikut:
1. Teori ini mengansumsi bahwa kontrol persepsi perilaku (perceived behavioral control) mempunyai implikasi motivasional terhadap minat. Orang – orang yang percaya bahwa mereka tidak mempunyai sumber- sumber daya yang ada atau tidak mempunyai kesempatan untuk melakukan perilaku tertentu mungkin tidak akan membentuk minat berperilaku yang kuat untuk melakukannya walaupun mereka mempunyai sikap yang positif terhadap perilakunya dan percaya bahwa orang lain akan menyetujui seandainya mereka melakukan perilaku tersebut. Dengan demikian diharapkan terjadi hubungan antara kontrol persepsi perilaku (perceived behavioral control) dengan minat yang tidak dimediasi oleh sikap dan norma subyektif. Di model ini ditunjukkan dengan panah yang mennghubungkan kontrol perilaku persepsian ( perceived behavioral control) ke minat.
2. Fitur kedua adalah kemungkinan hubungan langsung antara kontrol persepsi perilaku (perceived behavioral control) dengan perilaku. Di banyak contoh, kinerja dari suatu perilaku tergantung tidak hanya pada motivasi untuk melakukannya tetapi juga kontrol yang cukup terhadap perilaku yang dilakukan. Dengan demikian. Kontrol perilaku persepsian (perceived behavioral control)
dapat mempengaruhi perilaku secara tidak langsung lewat minat, dan juga dapat memprediksi perilaku secara langsung. Di model hubungan langsung ini ditunjukan dengan panah yang menghubungkan kontrol persepsi perilaku (perceived behavioral control) langsung ke perilaku (behavior).
(33)
13
Kontrol perilaku yang dirasakan dipengaruhi oleh pengalaman masa lalu dan perkiraan seseorang mengenai sulit atau tidaknya untuk melakukan perilaku tertentu (Azwar, 2003). TPB mengganggap bahwa teori sebelumnya mengenai perilaku yang tidak dapat dikendalikan sebelumnya oleh individu melainkan, juga dipengaruhi oleh faktor mengenai faktor non motivasional yang dianggap sebagai kesempatan atau sumber daya yang dibutuhkan agar perilaku dapat dilakukan. Sehingga dalam teorinya, Ajzen menambahkan satu dertiminan lagi, yaitu kontrol persepsi perilaku mengenai mudah atau sulitnya perilaku yang dilakukan. Oleh karena itu menurut TPB, intensi dipengaruhi oleh tiga hal yaitu: sikap, norma subjektif, kontrol perilaku (Ajzen dalam Jogiyanto 2007).
2.3 Sikap
Beberapa pendapat pakar dalam psikologi sosial di kemukakan beberapa definisi. Sikap adalah evaluasi kepercayaan (belief) atau perasaan positif atau negatif dari seseorang jika harus melakukan perilaku yang akan ditentukan. (Fishbein dan Ajzen dalam Ramdhani 2008) Mendenifisikan sikap (Atitude) sebagai jumlah dari afeksi
(perasaan) yang dirasakan seseorang untuk menerima atau menolak suatu objek atau perilaku dan diukur dengan suatu prosedur yang menempatkan individual dalam skala evaluatif dua kutub, misalnya baik atau jelek; setuju atau menolak, dan lainnya. Sikap adalah suatu reaksi evaluatif menguntungkan terhadap sesuatu atau beberapa, dipamerkan dalam keyakinan seseorang, perasaan perilaku, kemudian definisi lain mengatakan: An attitude is a disposition to respond favourably or unfuorably to object, person, institution or event, Sarwono (2002). Definisi ini memberikan
(34)
14
pengertian bahwa sikap adalah suatu disposisi bertindak positif atau negatif terhadap suatu objek, orang, lembaga atau peristiwa.
Attitude is a psyshological tendency that is expressed by evaluating a particular entity with some degree of favor or disfavor. Eagly & Chaiken dalam Sarwono (2002). Sikap adalah kecenderungan psikologis yang diekspresikan dengan mengevaluasi kesatuan tertentu dengan beberapa derajat mendukung atau tidak mendukung. Definisi lain dikemukakan Gerungan (2004) attitude dapat kita terjemahkan dengan sikap terhadap objek tertentu yang dapat merupakan sikap pandanagan atau sikap perasaan, tetapi sikap tersebut disertai dengan kecenderungan untuk bertindak sesuai dengan objek.
Sikap adalah kondisi mental dan neural yang diperoleh dari pengalaman, yang mengarahkan dan secar dinamis mempengaruhi respon-respon individu terhadap semua objek dan situasi yang terkait. Sikap adalah ide yang berkaitan dengan emosi yang mendorong dilakukannya tindakan-tindakan tertentu dalam situasi sosial. Secara tegas menyatakan bahwa predisposisi itu diperoleh dari proses belajar. Ramdhani (2008) menyatakan bahwa ide yang merupakan predisposisi tersebut berkaitan dengan emosi. Menurut Luthfi (2009) domain sikap dapat dipahami sebagai dimensi atau unsur-unsur dari sikap. Unsur ini memudahkan seseorang dalam melakukan pemahaman ataupun pengukuran terhadap sikap.
(35)
15
2.3.1. Aspek-Aspek Sikap.
Menurut Baron et. al., (2003). Beberapa aspek-aspek penting dari sikap:
a. Sumber suatu sikap (attitude origin). Faktor inilah yang mempengaruhi bagaimana pertama kali sikap terbentuk.bukti yang ada mengidikasikan bahwa sikap yang terbentuk. Bukti yang ada mengindikasikan bahwa sikap yang terbentuk berdasarkan pada pengalaman langsung sering kali memberikan pengaruh yang lebih kuat pada tingkah laku dari pada sikap yang terbentuk berdasarkan pada pengalaman tidak lanhsung atau pengalaman orang lain. Tampaknya, sikap yang terbentuk berdasarkan pengalaman langsung lebih muda diingat, hal ini meningkatkan dampakmereka terhadap tingkah laku.
b. Kekuata sikap (attitude strenght). Faktor lain salah satu faktor yang paling penting melibatkan apa yang disebut sebagai kekuatan sikap yang dipertanyakan. Selain kuat sikap tersebut, semakin kuat pula dampaknya pada tingkah laku.
c. Kekhusukan sikap (attitude specificity). Aspek yang ketiga yang mempengaruhi sikap dengan tingkah laku adalah kekhusukan sikap yaitu sejauh mana terfokus pada objek tertentu atau situasi dibandingkan hal yang umum.
2.3.2. Komponen Sikap
Fishbein dan Ajzen dalam Rahma (2011), berpendapat bahwa ada dua kelompok dalam pembentukan sikap yaitu:
(36)
16
a. Behavioral belief adalah keyakinan-keyakinan yang dimiliki seseorang terhadap perilaku dan merupakan keyakinan yang akan memdorong terbentuknya sikap.
b. Evaluation of behavioral belief merupakan evaluasi positif atau negatif individu terhadap perilaku tertentu berdasarkan keyakinan-keyakinan yang dimilikinya.
Sikap memainkan peranan utama dalam membentuk perilaku (Latief, 2011). Dalam memutuskan merek apa yang akan dibeli, atau toko mana untuk dijadikan langganan, konsumen secara khas memilih merek atau toko yang dievaluasi secara paling menguntungkan. Sikap mewakili perasaan senang atau tidak senang seseorang terhadap suatu obyek. Aaker, et al, (2001) mendefinisikan sikap sebagai konstruk psikologis (psychological constructs). Sikap menunjukkan status mental seseorang yang digunakan oleh individu untuk menyusun cara mereka mempersepsikan lingkungan mereka dan memberi petunjuk cara meresponnya. Kotler (2003), mendefinisikan sikap sebagai evaluasi, perasaan emosional, dan kecenderungan bertindak baik yang favorable maupun unfavorable serta bertahan lama dari seseorang terhadap suatu objek atau ide. Sikap cenderung membentuk pola yang konsisten.
Sikap relatif sulit berubah dan sikap membuat orang berperilaku relatif konsisten terhadap suatu obyek. Sikap dapat didefinisikan sebagai suatu evaluasi menyeluruh yang memungkinkan individu merespon dengan cara yang menguntungkan atau tidak menguntungkan secara konsisten berkaitan dengan suatu obyek (Engel et al., dalam Burhannudin 2007). Menurut Gordon Allport yang dikutip oleh Burhanudin (2007)
(37)
17
sikap adalah mempelajari kecenderungan memberikan respon terhadap suatu obyek atau kelompok obyek baik yang disenangi (favorable) maupun yang tidak disenangi (unfavorable) secara konsisten.
Sementara Fishbein dan Azjen (2005) mendefinisikan sikap sebagai penilaian atau evaluation positif atau negatif terhadap suatu obyek. Pengertian ini membatasi sikap hanya pada komponen affective saja. Komponen ini merupakan komponen utama yang terlibat dengan sikap. Pengertian ini sesuai dengan pengertian sikap terhadap merek yaitu kecenderungan untuk mengevaluasi merek baik yang disenangi maupun yang tidak disenangi (Azwar, 2003). Sikap merupakan faktor penting dalam pengambilan keputusan pembelian. Sikap konsumen dapat menjadi kontrol yang akurat terhadap perilaku pembelian (Dharmmesta, 1998) dan dapat mempengaruhi pola pikir individu dalam pengambilan keputusan.
Hanna (2001) mengungkapkan bahwa sikap menentukan cara-cara berperilaku individu terhadap objek tertentu ada empat definisi sikap. Pertama, bagaimana perasaan mereka terhadap obyek positif atau negatif, terima atau tidak terima, pro atau kontra. Kedua, sikap sebagai kecenderungan untuk merespon sebuah objek atau golongan objek dengan sikap yang secara konsisten menerima atau tidak menerima. Ketiga, sikap berorientasi pada psikologi sosial yaitu motivasi, emosi, persepsi, dan proses kognitif yang bertahan lama dengan beberapa aspek dari masing-masing individu. Keempat, keseluruhan sikap dari seseorang terhadap obyek dilihat dari fungsi kekuatan dari tiap-tiap sejumlah kepercayaan yang seseorang pegang tentang beberapa aspek dari obyek dan evaluasi yang diberikan dari tiap-tiap kepercayaan
(38)
18
yang bersangkut paut pada obyek. Sikap juga diartikan sebagai "suatu konstruk untuk memungkinkan terlihatnya suatu aktivitas". Pengertian sikap itu sendiri dapat dipandang dari berbagai unsur yang terkait seperti sikap dengan kepribadian, motif, tingkah laku, keyakinan dan lain-lain. Namun dapat diambil pengertian yang memiliki persamaan karakteristik; sikap ialah tingkah laku yang terkait dengan kesediaan untuk merespon objek sosial yang membawa dan menuju ke tingkah laku yang nyata dari seseorang. Hal itu berarti suatu tingkah laku dapat diprediksi apabila telah diketahui sikapnya. Walaupun manifestasi sikap itu tidak dapat dilihat langsung tapi sikap dapat ditafsirkan sebagai tingkah laku yang masih tertutup (Suharyat, 2009).
2.4. Norma Subyektif
Norma Subyektif (subjective norm) adalah persepsi atau pandangan seseorang terhadap kepercayaan-kepercayaan orang lain yang akan mempengaruhi minat untuk melakukan atau tidak melakukan perilaku yang sedang dipertimbangkan (Jogiyanto, 2007). Konsumen berperilaku tidak terlepas dari kegiatan melakukan keputusan untuk berperilaku. Keputusan yang akan diambil seseorang dilakukan dengan pertimbangan sendiri maupun atas dasar pertimbangan orang lain yang dianggap penting. Keputusan yang dipilih bisa gagal untuk dilakukan jika pertimbangan orang lain tidak mendukung, walaupun pertimbangan pribadi menguntungkan. Dengan demikian pertimbangan subyektif pihak lain dapat memberikan dorongan untuk melakukan wirausaha atau keputusan berwirausaha, hal demikian dinamakan norma subjektif.
(39)
19
Norma subjektif diartikan sebagai faktor sosial yang menunjukkan tekanan sosial yang dirasakan untuk melakukan atau tidak melakukan wirausaha (Dharmmesta, 2005). Dalam penelitian sebagai norma subjektfi dalah kelompok referensi berupa orang tua, teman dekan dan dosen, yang mampun mendorong mahsiswa berperilaku yaitu niat untuk berwirausaha.
2.4.1 Kompoen Norma Subyektif
Menurut Fishbein dan Azjen (2005), norma subjektif secara umum mempunyai dua komponen berikut:
a. Normative beliefs (Keyakinan Norma).
Persepsi atau keyakinan mengenai harapan orang lain terhadap dirinya yang menjadi acuan untuk menampilkan perilaku atau tidak. Keyakinan yang berhubungan dengan pendapat tokoh atau orang lain yang penting dan berpengaruh bagi individu atau tokoh panutan tersebut apakah subjek harus melakukan atau tidak suatu perilaku tertentu.
b. Motivation to comply (motivasi untuk memenuhi).
Motivasi individu untuk memenuhi harapan tersebut. Norma subjektif dapat dilihat sebagai dinamika antara dorongan-dorongan yang dipersepsikan individu dari orang-orang disekitarnya dengan motivasi untuk mengikuti pandangan mereka
(motivation to comply) dalam melakukan atau tidak melakukan tingkah laku tersebut.
(40)
20
Norma subyektif adalah persepsi seseorang mengenai tekanan sosial untuk melakukan atau tidak melakukan perilaku (Ajzen, 2005). Dalam model TRA dan TPB norma subjektif adalah fungsi dari normative beliefs, yang mewakili persepsi mengenai preferensi signifikan lainya mengenai apakah perilaku tersebut harus dilakukan. Model ini mengkuantifikasi keyakinan ini dengan mengalikan kemungkinan subyektif seorang disebut relevan berpikir bahwa seseorang harus melaksanakan perilaku tersebut dengan motivasi seseorang untuk mengikuti (motivation to comply) apa yang ingin dilakukan.
2.5. Kontrol Perilaku.
Kontrol perilaku menurut Ajzen (2005) mengacu pada persepsi-persepsi seseorang akan kemampuannya untuk menampilkan perilaku tertentu. Dengan kata lain kontrol perilaku menunjuk kepada sejauh mana seseorang merasa bahwa menampilkan atau tidak menampilkan perilaku tertentu berada di bawah kontrol individu yang bersangkutan. Kontrol perilaku ditentukan oleh sejumlah keyakinan tentang hadirnya faktor-faktor yang dapat memudahkan atau mempersulit terlaksananya perilaku yang ditampilkan. Perilaku adalah semua kegiatan atau aktivitas manusia, baik yang dapat diamati langsung maupun yang tidak dapat diamati oleh pihak luar. Perilaku merupakan respons atau reaksi seseorang terhadap stimulus rangsangan dari luar (Notoatmodjo, 2003).
Kontrol perilaku secara langsung mempengaruhi niat untuk melaksanakan suatu perilaku dan juga mempengaruhi perilaku (Ajzen, 2006). Di mana dalam situasi
(41)
21
pengguna berniat untuk melaksanakan suatu perilaku namun dihalangi dalam melakukan tindakan tersebut. Kontrol perilaku yang dirasakan ditunjukan dengan tanggapan seseorang terhadap halangan dari dalam atau halangan dari luar sewaktu melakukan perilaku atau tingkah laku. Kontrol perilaku dapat mengukur kemampuan seseorang dalam mendapatkan sesuatu dalam mengambil suatu kegiatan.
Perilaku akan bergantung pada interaksi antara sikap, keyakinan, dan niat berperilaku. Niat berperilaku seseorang juga akan dipengaruhi oleh kontrol keperilakuan yang dirasakan. Kontrol keperilakuan yang dirasakan merupakan kondisi di mana orang percaya bahwa suatu tindakan itu mudah atau sulit dilakukan, mencakup juga pengalaman masa lalu di samping rintangan-rintangan yang ada yang dipertimbangkan oleh orang tersebut (Tjahjono, 2005). Pengaruh langsung dapat terjadi jika terdapat actual control di luar kehendak individu sehingga memengaruhi perilaku. Semakin positif sikap terhadap perilaku dan norma subjektif, semakin besar kontrol yang dipersepsikan seseorang, sehingga semakin kuat niat seseorang untuk memunculkan perilaku tertentu. Akhirnya, sesuai dengan kondisi pengendalian yang nyata di lapangan (actual behavioral control) niat tersebut akan diwujudkan jika kesempatan itu muncul. Sebaliknya, perilaku yang dimunculkan bisa jadi bertentangan dengan niat individu tersebut. Hal tersebut terjadi karena kondisi di lapangan tidak memungkinkan memunculkan perilaku yang telah diniatkan sehingga dengan cepat akan memengaruhi kontrol perilaku yang dipersepsikan individu tersebut. Kontrol perilaku yang dipersepsikan yang telah berubah akan memengaruhi
(42)
22
perilaku yang ditampilkan sehingga tidak sama lagi dengan yang diniatkan, (Ernawati, 2010).
2.6. Minat Membeli
Minat beli merupakan kecenderungan konsumen untuk membeli suatu merek atau mengambil tindakan yang berhubungan dengan pembelian yang diukur dengan tingkat kemungkinan konsumen melakukan pembelian (Assael,2001). Mehta (1994) mendefinisikan minat beli sebagai kecenderungan konsumen untuk membeli suatu merek atau mengambil tindakan yang berhubungan dengan pembelian yang diukur dengan tingkat kemungkinan konsumen melakukan pembelian. Pengertian minat beli menurut (Durianto dan Liana (2004) adalah minat beli merupakan sesuatu yang berhubungan dengan rencana konsumen untuk membeli produk tertentu serta berapa banyak unit produk yang dibutuhkan pada periode tertentu.
Dapat dikatakan bahwa minat beli merupakan pernyataan mental dari dari konsumen yang merefleksikan rencana pembelian sejumlah produk dengan merek tertentu. Hal ini sangat diperlukan oleh para pemesar untuk mengetahui minat beli konsumen terhadap suatu produk, baik para pemasar maupun ahli ekonomi menggunakan variabel minat untuk memprediksi perilaku konsumen dimasa yang akan datang. Sedangkan definisi minat beli menurut (Thamrin, 2003) adalah merupakan bagian dari komponen perilaku konsumen dalam sikap mengkonsumsi, kecenderungan responden untuk bertindak sebelum keputusan membeli benar-benar dilaksanakan. Rossiter dan Percy (1998) mengemukakan bahwa minat beli merupakan instruksi diri
(43)
23
konsumen untuk melakukan pembelian atas suatu produk, melakukan perencanaan, mengambil tindakan-tindakan yang relevan seperti mengusulkan (pemrakarsa) merekomendasikan (influencer), memilih, dan akhirnya mengambil keputusan untuk melakukan pembelian.
Menurut Schiffman dan Kanuk (1994) dalam Albari (2002) menyatakan bahwa motivasi sebagai kekuatan dorongan dari dalam diri individu yang memaksa mereka untuk melakukan tindakan. Jika seseorang mempunyai motivasi yang tinggi terhadap obyek tertentu, maka dia akan terdorong untuk berperilaku menguasai produk tersebut. Sebaliknya jika motivasinya rendah, maka dia akan mencoba untuk menghindari obyek yang bersangkutan. Implikasinya dalam pemasaran adalah untuk kemungkinan orang tersebut berminat untuk membeli produk atau merek yang ditawarkan pemasaran atau tidak.
2.7. Perilaku Membeli
Menurut Sihombing (2004) perilaku membeli didefinisikan sebagai: (1) segala sesuatu yang dilakukan oleh manusia, dan (2) perubahan dalam materi atau non materi yang disebabkan langsung oleh manusia, perilaku juga merupakan hasil dari proses mental. Sikap dan minat adalah contoh dari variabel-variabel mental yang mempengaruhi perilaku. Menurut Sihombing (2004), perilaku dapat dibedakan menjadi tindakan, kegiatan, dan hubungan. Tindakan adalah pergerakan fisik dalam waktu yang pendek. Kegiatan didefinisikan sebagai tindakan-tindakan yang berulang kali dalam waktu yang relatif panjang.
(44)
24
Perilaku membeli manusia merupakan perilaku yang kompleks (Hauser dalam Sihombing 2004). Dalam memahami perilaku membeli manusia, ada dua pendekatan yang dapat digunakan: (1) pendekatan yang fokus pada variabel-variabel eksternal, dan (2) pendekatan yang memfokuskan pada variabel-variabel internal dalam mempengaruhi perilaku. Dalam kaitannya dengan perilaku konsumen, perilaku membeli dimulai dari kesadaranakan suatu kebutuhan, yaitu melalui proses pencarian dan evaluasi alat pemuas kebutuhan, serta tindakan pembelian itu sendiri dan evaluasi atas barang atau jasa yang dibelinya tersebut. Dengan kata lain, perilaku membeli meliputi pikiran, perasaan, dan tindakan konsumen (Dharmmesta, 2005).
Perilaku muncul sebagai hasil interaksi antara tanggapan dari individu terhadap stimulus yang datang dari lingkungannya agar bisa beradaptasi dan tetap survie yang mendasari timbulnya perilaku adalah dorongan yang ada dalam diri manusia, sedangkan dorongan merupakan usia jadi perilaku muncul karena adanya dorongan untuk survive. Notoatmodjo (2003) mengungkapkan ada tiga unsur utama dalam perilaku yaitu:
a. Adanya afektif (perasaan atau penilaian pada berbagai hal).
b. Kognitif (pengetahuan kepercayaan atau pendapat tentang suatu obyek). c. Psikomotor (niat serta tindakan yang berkaitan dengan suatu obyek).
Perilaku memiliki hubungan yang cukup besar dalam menentukan tingkat pemanfaatan sarana kesehatan. Teori Adopsi perilaku mengemukakan bahwa untuk mengubah perilaku seseorang akan melewati 5 tahapan yaitu awarenes (kesadaran),
(45)
25
ide), trial (usaha untuk mencoba) dan terakhir adoption (bila menerima ide baru) (Notoatmodjo 2003).
2.8. Penelitian Terdahulu
Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu
Peneliti Tahun Judul Kesimpulan
Mas’ud 2012 Pengaruh Sikap, Norma-Norma Subyektif dan Kontrol Perilaku yang Dipersepsikan Nasabah Bank Terhadap Keinginan Untuk Menggunakan Automatic Teller Machine (Atm) Bank BCA.
Sikap kategori baik atau signifikan terhadap nasabah ATM. Hasil penelitian analisis nilai norma subjektif kategori sangat baik terhadap nasabah untuk menggunakan ATM. Kontrol Perilaku yang Dipersepsikan kategori sangat baik terhadap nasabah bank Sedangkan, Keinginan untuk menggunakan ATM ada dalam kategori ingin menggunakan ATM di waktu yang akan datang
Rohmawati 2013 Pengaruh Sikap, Norma-Norma Subyektif dan Kontrol Perilaku Persepsian, Persepsi Resiko, persepsi Kebermanfaatan Terhadap Niat Penggunaan Kartu Kredit.
Sikap tidak berpengaruh terhadap niat penggunaan karu kredit, Norma Subjektif berpengaruh terhadap niat penggunaan katru kredit, sedangkan kontol perilaku tidak berpengaruh terhadap niat penggunaan kartu kredit, persepsian resiko berpengaruh terhadap penggunaan kartu kredit, persepsi kenermanfaatan berpengaruh terhadap kegunaan kartu kredit.
(46)
26
Ernawati 2010 Pengaruh Sikap, Norma Subyektif, Kontrol Perilaku yang dipersepsikan, dan sunset policy terhadap kepatuhan wajib pajak Dengan niat sebagai variabel intervening.
Hasil pengujian hipotesis menunjukkan bahwa sikap dan kontrol perilaku yang dipersepsikan berpengaruh terhadap niat kepatuhan pajak. Norma subjektif dan sunset policy tidak ber-pengaruh terhadap niat kepatuhan pajak. Hasil studi juga menunjukkan bahwa kontrol perilaku yang dipersepsikan berpengaruh langsung terhadap kepatuhan pajak. Hasil pengujian terakhir adalah niat berpengaruh terhadap kepatuhan pajak
Maradona 2009 Hubungan Sikap pelanggan, norma subjektif pelanggan dan kontrol keperilakuan pelanggan dengan intensi kepatuhan pelanggan dalam membayar tagihan jasa telepon rumah di PT. Telekomunikasi.
Variabel Sikap berpengaruh signifikan positif terhadap Variabel intensi kepatuhan pelanggan. Variabel Norma subjektif berpengaruh signifikan positif terhadap Variabel intensi kepatuhan pelanggan. Variabel kontrol perilaku berpengaruh signifikan positif terhadap Variabel intensi kepatuhan pelanggan. Adanya korelasi positif antara sikap, norma subjektif dan kontrol perilaku dengan intensi kepatuhan pelanggan dalam membayar tagihan telepon rumah.
Mulyana 2013 Pengaruh Norma Subjektif, Persepdi Kontrol Perilaku, dan Sikap Wirausaha Terhadap Minat Berwirausaha siswa SMKN 12 Garut.
Norma Subjektif yang dimiliki siswa SMKN 1 Garut tidak .berpengaruh positif terhadap persepsi kontrol perilaku wirausaha dan sikap wirausaha dan noma subjektif, persepsian kontrol perilaku , sikap tidak memiliki pengaruh secara simultan
(47)
27
Sigit 2006 Pengaruh Sikap dan Norma Subyektif terhadap niat beli mahasiswa sebagai konsumen potensial produk pasta gigi close up.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa Sikap dan norma subyektif secara bersama-sama (simultan) berpengaruh terhadap niat beli, Sikap konsumen secara parsial berpengaruh terhadap niat beli, dan Norma subyektif secara parsial berpengaruh terhadap niat beli.
Susanti et al, 2008 Pengaruh Sikap Terhadap Perilaku, Faktor Sosial dan Kontrol Keperilakuan yang Dirasakan Terhadap Minat Pembelian Tiket Pesawat Secara Online
Ha pertama yang menyatakan bahwa terdapat pengaruh sikap terhadap minat pengguna internet untuk membeli tiket pesawat secara online diterima. Ha kedua yang menyatakan bahwa terdapat pengaruh faktor sosial terhadap minat pengguna internet untuk membeli tiket pesawat secara online diterima. Ha ketiga yang menyatakan bahwa terdapat pengaruh kontrol keprilakuan yang dirasakan terhadap minat pengguna internet untuk membeli tiket pesawat secara online ditolak Burhanudin 2007 Theory Of Planned
Behavior: Aplikasi pada niat konsumen untuk berlangganan surat kabar harian kedaulatan rakyat di Desa Donotirto, kecamatan kretek kabupaten Bantul.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa sikap terhadap perilaku, norma subyektif, dan kontrol keperilakuan yang dirasakan baik secara individual maupun bersama-sama berpengaruh terhadap niat konsumen untuk berlangganan SKH Kedaulatan Rakyat di desa Donotirto, kecamatan Kretek, kabupaten Bantul.
Istiana et al, 2007 Pengaruh Sikap, Norma Subjektif dan Kontrol Keperilakuan terhadap niat dan perilaku beli Produk susu Ultra High Temperature.
Hasil dari studi mengidentifikasikan bahwa norma subjektif dan kantrol keperilakuan berpengaruh terhadap niat beli namun sikap tidak berpengaruh terhadap niat beli tersebut . Niat untuk membeli berpengaruh signifikan terhadap perilaku beli susu UHT . Selanjutnya, variabel kontrol keperilakuan juga berpengaruh langsung terhadap perilaku beli.
(48)
28
2.9. Keterkaitan Antar Variabel
2.9.1. Hubungan Sikap Terhadap Minat Membeli
Sikap adalah kondisi mental dan neural yang diperoleh dari pengalaman, yang mengarahkan dan secar dinamis mempengaruhi respon-respon individu terhadap semua objek dan situasi yang terkait. Sikap adalah evaluasi, perasaan emosi, dan kecenderungan tindakan yang menguntungkan atau tidak menguntungkan dan bertahan lama pada seseorang terhadap obyek atau gagasan tertentu (Kotler, 2005). Sikap adalah ide yang berkaitan dengan emosi yang mendorong dilakukannya tindakan-tindakan tertentu dalam situasi sosial. Secara tegas menyatakan bahwa predisposisi itu diperoleh dari proses belajar. Ramdhani (2008) menyatakan bahwa ide yang merupakan predisposisi tersebut berkaitan dengan emosi. Menurut Assael (2002) minat membeli adalah minat membeli timbul dan terbentuk setelah seseorang melakukan evaluasi terlebih dahulu terhadap sesuatu merek dan akan melakukan pembelian terhadap merek yang dapat memberikan tingkat paling tinggi dari kepuasan yang diharapkan. Hubungan kedua nya yaitu timbul karena sikap merupakan ide yang berkaitan dengan emosi langsung di kembangkan melalui suatu minat yang timbul dari diri sendiri. Ajzen dalam Jogiyanto (2007) menyatakan bahwa sikap dengan komponen lengkap akan terjadi hubungan yang kuat terhadap minat. Menyatakan bahwa sikap terhadap minat membeli berpengaruh positif dan signifikan. Berdasarkan uraian diatas dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut.
(49)
29
2.9.2. Hubungan Norma Subyektif Terhadap Minat Membeli
Norma Subyektif (subjective norm) adalah persepsi atau pandangan seseorang terhadap kepercayaan-kepercayaan orang lain yang akan mempengaruhi minat untuk melakukan atau tidak melakukan perilaku yang sedang dipertimbangkan (Jogiyanto, 2007). Minat membeli merupakan masalah yang sangat kompleks namun harus tetap menjadi perhatian pemasar, minat membeli untuk membeli dapat muncul sebagai akibat dari adanya stimulus (rangsangan) yang ditawarkan oleh perusahaan masing-masing stimulus tersebut dirancang untuk menghasilkan tindakan pembelian dari konsumen.keterkaitan keduanya terletak dimana konsumen mendapatakan pengaruh dari orang lain yang mempengaruhi konsumen lain untuk menimbulkan minat dalam membeli suatu produk. (Dharmmesta, 1998) mengatakan faktor yang mempengaruhi niat adalah norma subyektif menyangkut persepsi seseorang, apakah orang lain yang dianggap penting akan mempengaruhi perilakunya Berdasarkan uraian diatas dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut.
H2: Norma subyektif berpengaruh positif dan signifikan terhadap minat membeli.
2.9.3 Hubungan Kontrol Perilaku Terhadap Minat Membeli
Ajzen (2006) Secara spesifik, dalam planned behavior theory, persepsi tentang kontrol perilaku (perceived behavioral control) didefinisikan sebagai persepsi individu mengenai kemudahan atau kesulitan untuk melakukan suatu perilaku.
Perceived behavioral control ditentukan oleh kombinasi antara belief individu mengenai faktor pendukung dan atau penghambat untuk melakukan suatu perilaku
(50)
30
(control beliefs), dengan kekuatan perasaan individu akan setiap faktor pendukung ataupun penghambat tersebut (perceived power control).
Secara umum, semakin individu merasakan banyak faktor pendukung dan sedikit faktor penghambat untuk dapat melakukan suatu perilaku, maka individu akan cenderung mempersepsikan diri mudah untuk melakukan perilaku tersebut; sebaliknya, semakin sedikit individu merasakan sedikit faktor pendukung dan banyak faktor penghambat untuk dapat melakukan suatu perilaku, maka individu akan cenderung mempersepsikan diri sulit untuk melakukan perilaku tersebut (Ajzen, 2006).
Kontrol perilaku menunjuk kepada seseorang sejauh mana seseorang merasa bahwa menampilkan atau tidak menampilkan perilaku tertentu berada di bawah kontrol individu yang bersangkutan. Minat membeli merupakan masalah yang sangat kompleks namun harus tetap menjadi perhatian pemasar, minat membeli untuk membeli dapat muncul sebagai akibat dari adanya stimulus (rangsangan) yang ditawarkan oleh perusahaan masing-masing stimulus tersebut dirancang untuk menghasilkan tindakan pembelian dari konsumen. Hubungan keduanya yaitu terdapat kontrol prilaku konsumen dalam membelinya agar tidak melakukan kelebihan dalam mengkomsumsi maka pembelianya dilakukan sesuai dengan kebutuhan. Ajzen (2006) yang mengatakan bahwa kontrol perilaku mepengaruhi minat didasarkan atas asumsi bahwa kontrol perilaku oleh individu akan memberikan implikasi motivasi pada orang tersebut. Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan sebagai berikut.
(51)
31
H3: Kontrol perilaku berpengaruh positif dan signifikan terhadap minat membeli.
2.9.4. Hubungan Sikap Terhadap Perilaku Membeli Melalui Minat Membeli
Sikap memainkan peranan utama dalam membentuk perilaku, (Engel et. al dalam Latief, 2011). Dalam memutuskan merek apa yang akan dibeli, atau toko mana untuk dijadikan langganan, konsumen secara khas memilih merek atau toko yang dievaluasi secara paling menguntungkan. Minat untuk menggunakan kembali dan membentuk perilaku untuk menggunakan suatu barang atau jasa dapat tercapai apabila konsumen telah membentuk sikap yang positif terhadap suatu barang atau jasa, Ajzen dan Fishbein (2005). Menurut Ajzen dalam Jogiyanto (2007) bahwa sikap terhadap perilaku membeli berpengaruh positif dan lebih dapat menentukan suatu perilaku membeli sepesifik dilakuakn atau tidak, kemudian menjelaskan dengan memperkenalkan konsep kerepondenan yang menjelaskan bahwa kerespondenan yang lengkap terhadap keduanya mempunyai hubungan kuat antara sikap dengan perilaku membeli melalui minat membeli. Berdasarkan uraian tersebut, dapat disimpulkan sebagai berikut.
H4: Sikap berpengaruh positif dan signifikan terhadap perilaku membeli melalui minat membeli.
2.9.5. Hubungan Norma Subjektif Terhadap Perilaku Membeli Melalui Minat Membeli.
Ajzen (2005) memaparkan subejctive norm merupakan fungsi yang didasarkan oleh
belief yang disebut sebagai normative beliefs, yaitu belief mengenai kesetujuan dan atau ketidak setujuan seseorang maupun kelompok yang penting bagi individu
(52)
32
terhadap suatu perilaku (salient referent beliefs). Norma subyektif merupakan suatu faktor yang menentukan apakan suatu produk layak untuk dipilih atau tidak dipilih karena konsumen harus memperhatikan hal-hal sekitar lingkungan. Ajzen dalam jogiyanto (2007) menyatakan bahwa norma subjektif berhubungan dengan preskripsi normatif, yaitu pandangan seseorang terhadap tekanan sosial yang akan mempengaruhi minat untuk melakukan atau tidak melakukan perilaku membeli yang sedang dipertimbangkan. Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan sebagai berikut.
H5: Norma subyektif berpengaruh positif dan signifikan terhadap perilaku membeli melalui minat membeli.
2.9.6 Hubungan Kontrol Perilaku Terhadap Perilaku Membeli
Kontrol perilaku yang memengaruhi secara langsung maupun tidak langsung (melalui minat) terhadap perilaku (Ajzen, 2005). Pengaruh langsung dapat terjadi jika terdapat
actual control di luar kehendak individu sehingga memengaruhi perilaku. Semakin positif sikap terhadap perilaku dan norma subjektif, semakin besar kontrol seseorang, sehingga semakin kuat minat beli seseorang untuk memunculkan perilaku belinya. Akhirnya, sesuai dengan kondisi pengendalian yang nyata di lapangan (actual behavioral control) minat tersebut akan diwujudkan jika kesempatan itu muncul. Sebaliknya, perilaku yang dimunculkan bisa jadi bertentangan dengan minat individu tersebut. Hal tersebut terjadi karena kondisi di lapangan tidak memungkinkan memunculkan perilaku beli yang telah diminatkan sehingga dengan cepat akan memengaruhi kontrol perilaku yang dipersepsikan individu tersebut. Kontrol perilaku
(53)
33
yang dipersepsikan yang telah berubah akan memengaruhi perilaku membeli yang ditampilkan sehingga tidak sama lagi dengan yang diminatkan. Ajzen dalam Jogiyanto (2007) menyatakan bahwa kontrol perilaku merefleksikan pengalaman masa lalu dan juga mengantisipasi halangan –halangan yang ada semakin menarik sikap dan norma subjektif, dan semakin besar kontrol perilaku maka semakin kuat minat membeli seseorang untuk melakukan perilaku yang dipertimbangkan berhasil membuktikan bahwa kontrol perilaku yang dipersepsikan berpengaruh positif terhadap perilaku secara langsung. Berdasarkan uraian di atas, dapat dikembangkan hipotesis sebagai berikut.
H6: Kontrol prilaku berpengaruh positif dan signifikan terhadap perilaku membeli
2.9.7 Hubungan Minat Membeli Terhadaap Perilaku Membeli
Perilaku membeli adalah proses pengambilan keputusan yang mensyaratkan aktivitas individu untuk mengevaluasi, memperoleh, menggunakan atau mengatur barang dan jasa. Dari berbagai definisi tersebut, dapat ditarik kesimpulan bahwa perilaku beli menyoroti perilaku baik individu maupun rumah tangga, perilaku membeli di pengaruhi faktor dari mediasi yaitu minat beli menyangkut suatu proses pengambilan keputusan sebelum pembelian. Minat membeli dipengaruhi dari sikap, norma subyektif, kontrol perilaku untuk melakukan suatu tindakan beli. Dalam teori perilaku terencana, perilaku yang ditampilkan oleh individu timbul karena adanya intensi atau niat (minat) untuk berperilaku. Sementara itu, munculnya niat (minat) berperilaku selain ditentukan oleh sikap dan norma subjektif, juga ditentukan oleh kontrol perilaku yang dipersepsikan. Ketiga komponen ini berinteraksi dan menjadi indikator
(54)
34
bagi niat (minat) yang pada gilirannya menentukan apakah perilaku tertentu akan dilakukan atau tidak. Jadi, niat (minat) dalam penelitian ini merupakan variabel mediasi atau variabel intervening, yaitu variabel yang memengaruhi hubungan antara variabel-variabel independen dengan variabel dependen menjadi hubungan yang tidak langsung (Indriantoro dan Supomo, 2002). Berdasarkan teori dan bukti empiris di atas, dapat dikembangkan hipotesis sebagai berikut.
H7: Minat Membeli berpengaruh positif dan signifikan terhadap perilaku membeli
2.10. Kerangka Pemikiran.
Secara konseptual theory of planned behavior mengemukakan 3 determinan niat yang bersifat independent (Dharmmaseta, 2005). Pertama, sikap terhadap perilaku yang menunjukkan tingkatan dimana seseorang mempunyai evaluasi yang baik atau kurang baik terhadap perilaku tertentu. Kedua, norma subjektif sebagai faktor sosial yang menunjukkan tekanan sosial yang dirasakan untuk melakukan atau tidak melakukan perilaku tertentu. Ketiga, kontrol keperilakuan yang dirasakan merupakan variabel yang menunjukkan mudah atau sulitnya melakukan tindakan yang dimaksud.Variabel ini mempunyai pengaruh kausal secara langsung pada variabel minat untuk melakukan tindakan atau secara tidak langsung melalui variabel minat, yang juga tidak dimediasi oleh variabel lain, sedangkan TPB mengganggap bahwa teori sebelumnya mengenai perilaku yang tidak dapat dikendalikan sebelumnya oleh individu melainkan, juga dipengaruhi oleh faktor mengenai faktor non motivasional yang dianggap sebagai kesempatan atau sumber daya yang dibutuhkan agar perilaku
(55)
35
dapat dilakukan. Ajzen (2005) menambahkan satu dertiminan lagi, yaitu kontrol perilaku persepsi mengenai mudah atau sulitnya perilaku yang dilakukan.
Untuk memudahkan pemahaman dari pertimbangan-pertimbangan di atas, maka lebih jelas dapat dilihat pada Gambar.
Gambar 2. Penelitian Kerangka Pemikiran
2.11 Hipotesis
Berdasarkan teori, tinjauan literature serta kerangka pemikiran di atas, maka hipotesis dari penelitian ini adalah:
H1: Terdapat pengaruh yang signifikan antara sikap terhadap minat membeli.
H2: Terdapat pengaruh yang signifikan antara norma subjektif terhadap minat membeli
Sikap
Kontrol Perilaku
Perilaku membeli Minat membeli
(56)
36
H3: Terdapat pengaruh yang signifikan antara kontrol perilaku terhadap minat membeli
H4: Terdapat pengaruh yang signifikan antara sikap terhadap perilaku membeli melalui minat membeli
H5: Terdapat pengaruh yang signifikan antara norma subyektif terhadap perilaku membeli melalui minat membeli
H6: Terdapat pengaruh yang signifikan antara kontrol perilaku terhadap perilaku membeli
H7: Terdapat pengaruh yang signifikan antara minat membeli terhadap perilaku membeli
(57)
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1. Tipe Penelitian
Tipe penelitian yang digunakan adalah explanative research dengan menggunakan pendekatan kuantitatif. Menurut Sugiyono (2008), penelitian menurut tingkat penjelasan adalah penelitian yang bermaksud menjelaskan kedudukan variabel-variabel yang diteliti serta hubungan antara satu variabel-variabel dengan variabel-variabel lainnya. Selain itu penelitian ini dimaksudkan untuk menguji hipotesis yang telah dirumuskan sebelumnya. Pada akhirnya hasil penelitian ini menjelaskan hubungan kausal antar variabel-variabel melalui penguji hipotesis. Dalam penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan 5 variabel yaitu Sikap (X1), Norma Subyektif (X2), Kontrol
perilaku (X3), Minat Membeli (Z), dan Perilaku Membeli (Y).
3.2. Penentuan Populasi dan Sampel
3.2.1 Populasi
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2007). Populasi dalam penelitian ini adalah para konsumen Yakult, di Kampung Baru, Bandar Lampung.
(1)
106
5.2 Saran
Berdasarkan hasil uji dan pembahasan maka dapat direkomendasikan beberapa hal sebagai berikut:
1. Variabel sikap, kontrol perilaku, minat membeli, dan perilaku membeli memiliki pengaruh yang signifikan dikarenakan sebagian besar masyarakat beragapan bahwa kesehatan usus sangatlah perlu agar tidak terganggu dari gangguan pencernaan. Hal ini tentunya bahawa masyarakat sudah memiliki kesadar tinngi bahwa perlu nya kesehatan usus.
2. Pada penelitian ini dengan menerapkan model TRA (Theory of reasoned action) dan TPB (Theory of planned behavioral) terdapat 5 variabel yaitu sikap, norma subjektif, kontrol perilaku, minat membeli dan perilaku membeli, oleh karena itu pada penelitian selanjutnya dapat diharapkan menambahkan teori tentang Technology Acceptance Model (TAM) suatu Teknologi Sistem Informasi merupakan tindakan yang dapat dijelaskan dan diprediksi oleh minat perilakunya, agar penelitian ini hasilnya lebih akurat dan untuk mengkaji perbaikan model awal yang dimulai dari model Theory of Reason Action (TRA) dan Theory Plannded Behaviour (TPB).
(2)
DAFTAR PUSTAKA
Aaker, D.A., Kumar, V. and Day, G.S. 2001. Marketing Research”(7th edition), John Wiley and Son Inc, New York..
Ajzen, I. 1991. Teori Perilaku Direncanakan. Org. Perilaku. Hum. Decis. Proses. 50, 179-211.
________, 2005. Attitude, Personality, and Behavior. 2nd Edition. Berkshire, UK Open University Press-McGraw Hill Education.
________, 2006. Constructing a Tp\PB Questionnaire: Conceptual and Methodological Considerations.
Akdon dan Riduwan, 2007. Rumus dan Data Dalam Analisis Statistuka cetakan ke-2.Bandyng. Alfabeta
Albari, (2002), “Mengenal Perilaku Konsumen Mengenai Penelitian Motivasi ”,Jurnal Siasat Bisnis,Vol. 1 (no.7), Yogyakarta.
Andika, M dan Madjid, I. 2012. Analisis Pengaruh Sikap, Norma Subyektif Dan Efikasi Diri Terhadap Intensi Berwirausaha Pada Mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Syiah Kuala. Universitas Syiah Kuala.
Assael, Henry. 2002. Consumers Behavior and Marketing Action.Edisi 3. Kent
Azwar, S, 2003, Sikap Manusia Teori dan Pengukurannya, Edisi 2, Pustaka Pelajar, Yogyakarta.
Baron, Robert A & Byrne, Donn. 2003. Psikologi Sosial. Jilid 1 Jakarta: Penerbitan Erlangga.
Bobek, D. dan Richard C. Hatfield. 2003. An Investigation of Theory of Planned Beha-vior and the Role of Moral Obligation in Tax Compliance. Behavioral Research in Accounting. 15: 13 – 38.
Burhanudin, 2007. Theory of Planned Behavior: Aplikasi pada niat konsumen untuk berlangganan surat kabar harian kedaulatan rakyat di desa donotirto, kecamatan kretek, kabupaten bantul. Universitas Janabadra Yogyakarta.
Chin,W.W. 1995. Partial Least Square is to LISREL as Principal Components Analysis is to common Factor Analysis. Technoligy Studies, 2: 315-319.
(3)
Cooper, D.R. and Pamela S. Schindler, 2006. Business Research Methods, 9th ed., New York, N.Y: Irwin/McGraw-Hill.
Dharmmesta, B. S. 2005. Kontribusi Involvement dan Trust In A Brand dalam Membangun Loyalitas Pelanggan. Journal of Indonesian Economy and Business Vol. 20 No. 3 2005.
Dharmmesta, B. S . 1998. Theory of planned behavior dalam penelitian sikap, niat dan perilaku konsumen. Kelola Gadjah Mada University. Business Revisi . Yogyakarta.
Durianto, D. dan C. Liana (2004). Analisi Efektivitas Iklan Televisi Softener Soft & fresh di Jakarta dan Sekitarnya dengan Menggunakan Consumen Decisionmodel, Jurnal Ekonomi Perusahaan
Ernawati, 2010. Pengaruh Sikap, Norma Subyektif, Kontrol Perilaku yang dipersepsikan, dan sunset policy terhadap kepatuhan wajib pajak dengan niat sebagai variabel intervening.
Ferdinand, A.T.2000. Metode Penelitian Manajemen. Edisi II Semarang:BP Undip.
Geisser, S. 1975. “ The Predictive Sample Reuse Method with Application”. Journal
of The American Statistical Assocoation.
Gerungan, 2004. Psikologi Sosial. PT Refika Aditama, Bandung.
Hanna, Nessim.. 2001. Consumer Behavior: An Applied Research. Upper Saddle River, NJ: Prentice Hall Inc.
Hsu, M. H. And Chiu, C. M. 2002. “Predicting Electronic Service Continuance with a Decomposed Theory of Planned Behavior, “ Behavior & Information Technology.
Indriantoro, N. dan Bambang Supomo. 2002. Metodologi Penelitian Bisnis. Edisi Perta-ma. BPFE. Yogyakarta.
Istiana Laili, suci paramita sari syahlani lani and sudi nurtini., 2008. Pengaruh Sikap, Norma Subyektif dan Kontrol Keperilakuan Terhadap Niat Dan Perilaku Beli Produk Susu Ultra High Temperature. Universitas Gajah Mada.
Jogiyanto, 2007. Sistem Informasi Keperilakuan, Yogyakarta : Penerbit Andi. ________, 2009. Analisis dan Desain. Andi. Yogyakarta.
________ dan Abdulah 2009. Konsep dan Aplikasi PLS Untuk Penelitian Empiris. Edisi Pertama, BPFE-Yogyakarta
(4)
Kasali, R. 2003. Membidik pasar Indonesia : Segmentasi, Targeting dan Posisioning. PT. Gramedia Pustaka Utama. jakarta.
Kotler, Philip. 2003. Marketing Management, 11th ed. Upper Saddle River, Prentice Hall, Inc, New Jersey.
___________. 2005. Manajamen Pemasaran, Jilid 1 dan 2. Jakarta: PT. Indeks Kelompok Gramedia.
___________.2004. Prinsip-prinsip Marketing.Edisi Ketujuh. Jakarta : Salemba Empat
Latief, Wasis A. 2011. Analisis faktor psikologis konsumen dan pengaruhnya terhadap keputusan pembelian. Jurnal Adminisrtasi indonesia, volume 1. No 1. Luthfi, Ikhwan, 2009. “Psikologi Sosial ”. Jakarta: Lembaga Penelitian UIN Jakarta.
Hal.1.
Mada, Yudhi Prasetya. 2005. Analisis Pengaruh Sikap terhadap Perilaku, Norma Subyektif dan Kontrol Kepemilikan yang Dirasakan terhadap Niat dan Perilaku Konsumen. Infestasi, 1 (1), h: 79-88.
Mas’ud, Muchlis H 2012. Pengaruh Sikap, Norma-Norma Subyektif dan Kontrol
Perilaku yang Dipersepsikan Nasabah Bank Terhadap Keinginan Untuk Menggunakan Automatic Teller Machine (Atm) Bank BCA.
Maradona, 2009. Hubungan Sikap Pelanggan, Norma Subjektif Pelanggan dan Kontrol Keperilakuan Pelanggan dengan Intensi Kepatuhan Pelanggan dalam Membayar Tagihan Jasa Telepon Rumah di PT. Telekomunikasi. Universitas Islam Negeri (UIN) Malang.
Mehta, A. 1994. How Advertising Response Modeling (ARM) can increase adeffectiveness. Journal of Advertising Research.
Mulyana, Rijal Assidiq. 2013. Pengaruh Norma Subjektif, Persepdi Kontrol Perilaku, dan Sikap Wirausaha Terhadap Minat Berwirausaha Siswa SMKN 12 Garut, Universitas Pendidikan Indonesia. Perpustakaan upi.edu
Notoatmodjo, S. 2003. Pendidikan dan Perilaku Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta. Prasetijo, Ristiayanti, Lhalauw,John, 2004. Perilaku Konsumen. Yogyakarta: Penerbit
ANDI. Publishing Company. Boston Massachusset. AS
Rahma, 2011.Pengaruh Sikap, Norma Subjektif dan Perceived Behavioral control terhadap intensi membeli buku referensi buku kuliah ilegal pada Mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah jakarta, Universitas Islam Syarif Hidayatullah.
(5)
Ramdhani, Neila. 2008. Sikap dan Beberapa Definisi untuk Memahaminya. Universitas Gajah Mada
Riduwan dan akdon, 2008. Rumus dan Data dalam Analisis Statistika, Bandung: CV Alfabeta
Rochmawati, Sari. 2013. Pengaruh Sikap, Norma Subjektif, Kontrol Perilaku Persepsian, Persepsian Risiko, Persepsi Kebermanfaatan Terhadap Niat Penggunaan Kartu Kredit. Universitas Brawijaya Malang
Sarwono, Sarlito Wirawan. 2002. Psikologi Sosial Individu dan Teori-Teori Psikologi sosial. Jakarta : Balai Pustaka.
Suharyat, Yayat. 2009. Hubungan Antara Sikap, Minat Dan Perilaku Manusia, UNISMA Bekasi.
Susanti, Yeni dan Gunarsih, Tri, 2008. Pengaruh Sikap Terhadap Perilaku, Faktor Sosial dan Kontrol Keperilakuan yang Dirasakan Terhadap Minat Pembelian Tiket Pesawat Secara Online Tri Gunarsih, Universitas Teknologi Yogyakarta. Sigit, 2006. Pengaruh Sikap dan Norma Subyektif Terhadap Niat Beli Mahasiswa
Sebagai Konsumen Potensial Produk Pasta Gigi close up. Jurnal Siasat Bisnis Vol. 11 No. 1.
Sihombing, Sabrina Oktoria, 2004. Disertasi Hubungan Sikap dan Perilaku Memilih Satu Merek: Komparasi antara Theory of Planed Behavior dan Theory of Trying. Universitas Gadjah mada yogyakarta.
Simamora, 2004, Manajeman Sumber Daya Manusia ,Yogyakarta, Edisi III, Aditama Media.
Sugiyono, 2001, Statistika untuk Penelitian, Bandung: CV Alfabeta.
________, 2007. “Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D”. Bandung: Alfabeta
________, 2008. Metode Penelitian Bisnis. Cetakan kedua belas 2008. Penerbit Alfabeta, Bandung
________, 2009, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D, Bandung: Alfabeta.
Rossiter, John R, Larry Percy, 1998, Advertising Communication and Promotion Management, Edisi Kedua, Singapura ; McGraw-Hill.
Thamrin, Sylvia Denada, 2003. “Studi Mengenai Proses Adopsi Konsumen Pasca
Masa Tayang Iklan Produk “Xon-Ce” di Surabaya,”Jurnal Sains Pemasaran
(6)
Tjahjono, Heru .Kurnianto, 2005. Kajian Niat Mahasiswa Manejemen Universitas Muhammadiyah Yogyakarta Uutuk Menjadi Wiirausaha, Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.
Vincenzo (2010). Handbook of Partial Least Square. Springer-Verlag Berlin Heidelberg
Sumber lain:
http://www.smartpls.de
www.konsultanstatistik.comsatuarah_duaarah/p/forum-diskusi.html diaskes pada tanggal 29-05-2014