LATAR BELAKANG MASALAH penelitian peningkatan matematika beregu dan kompetitif

4 BAB I PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG MASALAH

Matematika adalah mata kuliah dasar keteknikan yang sangat penting untuk dikuasai agar dapat mempelajari materi kuliah keteknikan pada Program Studi Pendidikan Teknik Bangunan. Topik-topik yang ada pada Mata Kuliah Matematika, misalnya : Kalkulus, Trigonometri, Vektor dan Matriks, sangat diperlukan untuk mempelajari Mekanika Teknik, Mekanika Fluida dan Hidrolika, Mekanika Tanah dan Ilmu Ukur Tanah. Para pengajar mata kuliah keteknikan selama ini sering mengeluhkan rendahnya penguasaan matematika oleh para mahasiswa, sehingga para dosen tersebut terpaksa memperlambat pembelajaran materi keteknikan yang diampunya. Sedangkan para pengampu mata kuliah matematika mengeluhkan sangat terbatasnya waktu untuk pembelajaran matematika yang hanya 2 SKS. Sementara itu para mahasiswa kurang terbiasa memperbanyak latihan pengerjaan soal yang merupakan kunci sukses belajar matematika. Pada Kurikulum Program Studi Pendidikan Teknik Bangunan, materi matematika dipelajari pada mata kuliah Matematika Semester 1 dengan bobot 2 SKS. Topik-topik yang dipelajari antara lain meliputi : Deret, Kalkulus, Trigonometri, Vektor, Determinan dan Matriks Pradoto, 1993. Semua topik tersebut sebenarnya telah dipelajari di sekolah menengah Moedjijo, 1988. Sesuai dengan system SKS, 2 SKS matakuliah teori berarti 2 x 50 menit tatap muka, 2 x 1 jam tugas terstruktur dan 2 x 1 jam tugas mandiri. Pemberian tugas atau pekerjaan rumah yang oleh para pengajar dimaksudkan sebagai pelaksanaan tugas terstruktur dan mandiri, pada kenyataannya tidak seperti yang diharapkan. Untuk tugas di luar kelas, biasanya para mahasiswa mengandalkan teman atau kakak angkatannya yang pernah mengambil mata kuliah pada tahun-tahun sebelumnya. Sedangkan apabila mereka tidak berhasil mendapatkannya, kurang atau bahkan tidak ada usaha untuk mengerjakan sendiri hingga memperoleh hasil yang betul, 5 misalnya dengan mempelajari buku teks yang ada. Di samping itu, apabila tugas diberikan dengan frekuensi yang cukup tinggi, dan dikerjakan oleh para mahasiswa secara perorangan, maka dosen perlu banyak waktu untuk mengevaluasinya. Berdasarkan kenyataan tersebut di atas, perlu dicoba dilakukan penelitian tindakan dengan memperbanyak latihan pengerjaan soal matematika secara beregu tetapi dengan sistem yang kompetitif. Untuk membangkitkan semangat belajar mandiri, perlu dicoba sistem rangsangan berupa bonus nilai yang akan diperhitungkan pada nila akhir mata kuliah untuk setiap tugas. Bahkan apabila perlu seorang mahasiswa yang berhasil menyelesaikan semua tugas dengan baik nilainya langsung dapat dipakai sebagai nilai akhir mata kuliah.

B. RUMUSAN MASALAH