Teknik Mujadalah Dr. Zakir Naik
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
Dr. Zakir Naik. Menggunakan gerakan mata dengan fokus, tidak melihat kesana kemari jelalatan. Gerakan bibir jelas dalam
menyampaikan debat mujadalah, raut wajah atau mimik yang ditonjolkan dan lebih sering gerakan tangan digunakan untuk
menguatkan tekanan suara.
c. Mematahkan pendapatalasan dengan serang balik Langkah ini di diambil oleh Dr. Zakir Naik dalam menyanggah
pernyataan lawan debat. Ia seringkali menggunakan cara menyelidiki kesalahan-kesalahan argumen lawan dan kurangnya kesesuaian
pernyataan lawan guna memudahkan serangan balik dengan mematahkan pendapat atau alasan lawan. Hal ini dapat dicontohkan dalam video
debatnya sebagai berikut. “Beliau juga mengatakan tidak ada satu ayat pun dalam al-Qur’an
yang menerangkan tentang penguapan. Dalam Q. S At-Thariq 86 ayat 11 “Dengan kemampuan langit untuk mengembalikan”,
hampir semua uraian dalam al-Qur’an menjelaskan kalau surat ini mengacu pada kemampuan langit untuk mengembalikan hujan
yang berarti penguapan.”
“Dr. William Campbell tidak tahu bahwa dalam Injil Markus pada Bab 16 “Orang-orang di sana berbicara dalam bahasa mereka
kenal dan bahasa aneh-aneh”. Dr. William Campbell tidak tahu bahwa tidak ada orang-orang India di sana. Saya pernah membuat
tes seperti ini kepada 1000 orang penganut Kristen, tapi mereka tidak tahu, kali ini bertambah menjadi 1001 orang Kristen yang
bernama Dr. William Campbell.”
d. Argumentatif dan logis Dr. Zakir Naik dalam menjawab sanggahan atau serangan lawan,
penulis menilai bahwa walaupun Dr. Zakir Naik tidak menulis rancangan
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
jawaban yang hendak disampaikan, ia tetap melakukannya dengan menyajikan argumentatif yang logis. Beliau mengaitkan argumentasi dari
sumber al-Qur’an, Hadits, dan buah pikirannya dengan membentuk satu kesatuan yang utuh dan sistematis. Dalam hal ini dicontohkan dalam
materi debatnya: “Dr. William Campbell hanya menanggapi 2 poin dari 22 poin
yang saya buat. Hanya 2. Hal yang disampaikannya adalah ia berpendapat hari-hari yang disebutkan dalam Injil dia mengatakan
sebagai periode panjang. Bila Anda sebut sebagai periode-periode panjang sebagai 6 hari penciptaan maka hari pertama adalah
penciptaan matahari. Hari ke tiga sebagai penciptaan bumi. maka dapat kita tahu masih ada empat masalah yang belum terjawab.”
“Beliau juga mengatakan, hal itu sulit dijawab, hal ke dua mengenai tes ilmiah. Dia berkata, salah satu teannya yang
bernama Hery, siapapun namanya. Kalau dulu di Maroko ia makan kus-kus lalau Injil menyebutnya secara international baru
seperti halnya yang Dr. William Campbell maksud makan. Minum racun mematikan bukan makan, tapi minum.”
“Saya tidak keberatan, dan bila Anda makan racun mematikan, tidak masalah tapi itu kan satu orang di Maroko. Yang saya tahu
dua miliar orang Kristen di dunia yang ada dan tidak selamat. Satu orang dari satu miliar orang Kristen yang saya yakini Dr.
William Campbell adalah orang Kristen yang taat. Saya ingin Dr. William melakukan tes tersebut, bukan temannya yang
meninggal.”
Di dalam buku karangan M. Munir Ed “Metode Dakwah” Diskusidebat adalah bertujuan akhir agar lawan menyadari atau
mengikuti dari pada apa yang pembicara inginkan. Maka sangatlah nisbi apabila di dalam menyuguhkan bantahan atau alasan tidak masuk akal.
Oleh sebab itu jawaban yang argumentatif dan logislah yang mampu membawa lawan untuk menerimanya.
e. Suara keras dan jelas
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
Penulis memahami bahwa Dr. Zakir naik menyampaikan pesan dakwah dengan suara keras dan jelas. Dalam tiap kesempatan
menyampaikan argumentasi, Dr. Zakir Naik memahami kapan menggunakan volume yang keras, dan sebaliknya kapan menggunakan
nada rendah dan volume yang pelan. Melalui irama suara beliau, materi suara yang disampaikan menjadi lebih hidup, jelas dan menarik perhatian
audien. .menemukan kata-kata Dr. Zakir Naik yang diprasangkai kurang baik untuk diuacapkan. Hal ini dikhawatirkan akan menimbulkan
perdebatan yang panas. Padahal di al-Qur’an sudah dijelaskan banyak ayat yang terkait dengan penggunaan kata, seperti halnya; Qaulan
Baligha, Qaulan Layyina, Qaulan Ma’rufa dan lain sebagainya. Adapun kutipan kata-kata Dr. Zakir Naik yang penulis maksudkan adalah sebagai
berikut: “Dr. William Campbell tidak tahu bahwa tidak ada orang-orang
India di sana. Saya pernah membuat tes seperti ini kepada 1000 orang penganut Kristen, tapi mereka tidak tahu, kali ini
bertambah menjadi 1001 orang Kristen yang bernama Dr. William Campbell.”
f. Sistematis dan logis Uraian materi harus sistematis dan logis bermaksud semua atau
bagian-bagian yang pembicara uraikan mesti saling terkait atu sama lain sebagai atu kesatuan sistem dan sesuai dengan hukum logika alur
pikiran ilmiah. Tujuannya yaitu untuk membantu membentuk pola pikir
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
pendengar supaya mudah mendapatkan pengertian dan materi yang pembicara sampaikan.
137
Begitu juga dengan cara Dr. Zakir Naik, dalam menjelaskan materi maupun argumentasinya, ia melakukan dengan cara dihafal dan
tanpa melihat teks. Ia terlihat melakukan komunikasi secara efektif dengan memperhatikan setiap sisi audien, di sisi lain juga didukung
dengan beliau menyampaikan materinya dengan sistematis dan logis. Sistematis dan logis disini maksudnya penyampaian suatu pesan dengan
burut, berkesinambungan dan jelas tidak bertele-tele. Berikut kutipan pesan debatnya:
“Dr. William Campbell menekankan beberapa hal mengenai siklus air seperti yang sudah dijelaskan secara detail oleh Dr.
William Campbell khususnya di slide bagian A dan B. Saya tidak tahu mengapa di slide dikatakan tentang tabel air. Namun beliau
tidak bisa menjelaskan bagian B dalam slide. Beliau juga mengatakan tidak ada satu ayat pun dalam al-Qur’an yang
menerangkan tentang penguapan. Dalam Q. S At-Thariq 86 ayat 11 “Dengan kemampuan langit untuk mengembalikan”, hampir
semua uraian dalam al-Qur’an menjelaskan kalau surat ini mengacu pada kemampuan langit untuk mengembalikan hujan
yang berarti penguapan. Dr. William Campbell mengerti tentang bahasa Arab mungkin akan berkata “mengapa Allah Ta’ala tidak
menyebutkan secara spesifik artinya, “kemampuan langit untuk mengembalikan hujan”. Kenapa Allah tidak menyebutkan secara
spesifik pada ayat al-Qur’an tersebut.”
“Kita telah ketahui bahwa lapisan di atas bumi selain menurunksn hujan juga memancarkan energi, dan unsur lain yang bermanfaat
bagi bumi dan dibutuhkan oleh manusia. Allah berfirman dalam Q.S. Al-Ghasiyah 288 ayat 19 dan Q.S. Al-Anbiyaa’ 79 ayat 32,
“Kami telah membuat gunung-gunung tegak di bumi”. sehingga banyak para ahli geologi yang mengatakan kalau gunung dapat
mengstabilkan bumi, memang tidak semua, namun hanya sebagian. Dan saya disini menantang Dr. William Campbell
137
Gentasri Anwar, Retorika Praktis Teknik dan Seni Berpidato Jakarta: Rineka Cipta, 1995, h. 93-94.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
untuk membuat buku tentang geologi, dengan tanpa bantuhan dari ahli geologi.”
Sesorang yang mengerjakan suatu proyek penting yang bersifat membujuk atau argumentatif akan menguraikan konklusi utama dan
pokok masalah yang mendukung. Sama seperti seorang pembela yang menguraikan laporan ingkat tentang kasus yang dihadapi. Dengan
mengikuti garis besar, seorang dengan jelas dapat melihat hubungan antara alasan dan konklusi, dan kemudian memutuskan apakah hubungan
tersebut sesuai dengan logika.
138
g. Apolegetik dan Elentika. Dialog atau debat mujadalah kadang menghadapi pihak lawan
yang mudah menerima argumen yang disampaikan pembicara. Dialog yang demikian kadang terjadi dalam satu agama seagama dan tidak
fanatik dengan faham yang dianutnya. Dialog yang demikian hanya membutuhkan argumen dari pihak pembicara atau disebut dengan
metode ‘apologetik’. Akan tetapi, kadang menghadapi pihak lawan yang sudah atau tidak mau menerima terhadap argumen yang disampaikan dan
biasanya dialog ini dilakukan dengan lain agama atau pihak yang fanatik. Oleh sebab itu, sebuah cara berdialog ini harus menggunakan cara
‘elentika’ atau memberikan argumen dengan cara argumen dari pihak lawan.
139
Begitupun dengan Dr. Zakir Naik, beliau lebih sering menggunakan argumen atau pernyataan dari seorang lawan dalam
138
Ernest G. Bormann, Nancy C. Bormann, Retorika Suatu Pendekatan Terpadu PT. Gelora Aksara Pratama, 1991, h. 193.
139
M. Munir ed., Metode Dakwah Jakarta: Kencana, 2009, h. 334.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
menjawab suatu argumentasi bantahan. Berikut ini kutipan debatnya dalam video:
“Dr. William Campbell menulis tentang jawaban atas bukunya Mouris Buchail tentang al-Qur’an dan Injil dari sudut pandang
sejarah dan ilmu pengetahuan. Beliau mengatakan bahwa ada dua macam pendekatan. Pertama pendekatan kesesuaian yang berarti
seseorang mencoba mencari kesesuaian antara kitab suci dan ilmu pengetahuan dan yang satunya adalah dengan pendekatan konflik
dan seseorang mempertanyakan kitab suci dan ilmu pengetahuan seperti yang baik dilakukan oleh Dr. William Campbell.”
“Namun sepanjang yang diperhatikan al-Qur’an tidak perduli apakah seseorang menggunakan pendekatan konflik maupun
pendekatan kesesuaian sepanjang Anda berpikir logis. Dan setelah penjelasan logis diberikan pada Anda, tidak seorang pun
bisa membuktikan satu ayatpun dalam kitab suci al-Qur’an untuk dipertentangkan dengan ilmu pengetahuan modern.”
“Dr. William Campbell telah menunjukkan berbagai dugaan kesalahan dalam kitab suci al-Qur’an. Saya akan menyangkalnya,
namun karena beliau telah berbicara terlebih dahulu, saya akan menyangkal beberapa poin dalam pembicaraan saya. Hanya
beberapa yang penting dalam pembicaraan.”
“Pertama tentang embriologi dan geologi, yang lainnya insyaallah - insyaallah akan saya coba dengan kemampuan terbaik. Saya
memang tidak bisa berbuat adil pada topik tersebut.”