27
BAB III METODE PENELITIAN
A. Subjek dan Objek Penelitian
1. Subjek Penelitian
Subjek penelitian ini adalah temu kunci Boesenbergia pandurata 2.
Objek Penelitian Objek penelitian ini adalah nanopartikel ekstrak temu kunci Boesenbergia
pandurata .
B. Alat dan Bahan Penelitian
1. Alat :
Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah PSA Particle Size Analyzer HORIBA LB-550 IK 03 TP 016, SEM Scanning Electron Microscopy,
Zeta Sizer nano seris malvem, satu set evaporator buchii 190, gelas bekker, corong biasa, erlenmeyer, gelas ukur 100 ml dan 15 ml, pipet volum 5 ml,
kertas saring, serbet, tisue, spatula, magnetic stirer, dan satu set alat KLT Kromatografi Lapis Tipis.
2. Bahan :
Bahan yang diperlukan dalam penelitian ini adalah rimpang temu kunci Boesenbergia pandurata, asam alginat, etanol teknis 96, etanol p.a,
NaOH, CaCl
2
, akuades, dan kloroform. C.
Prosedur Penelitian
Prosedur atau cara kerja penelitian mengenai pembuatan nanopartikel diuraikan sebagai berikut :
28 1.
Ekstraksi dengan maserasi Temu kunci Boesenbergia pandurata sebanyak 10 kg dicuci bersih,
dikupas, dipotong kecil-kecil, dikeringkan dan dibuat serbuk dengan cara digiling. Kemudian maserasi dengan pelarut etanol teknis sebanyak ± 4L
hingga sampel terendam. Maserasi dilakukan selama 24 jam dengan wadah tertutup. Setelah 24 jam, sampel yang direndam disaring menggunakan serbet
hingga diperoleh ekstrak etanol. Sampel yang diperas direndam kembali dalam etanol sebanyak 3 kali pengulangan. Setelah itu hasil maserasi ekstrak
etanol disaring kembali menggunakan kertas saring. 2.
Evaporasi Hasil maserasi dievaporasi dengan evaporator Buchii agar pelarut menguap
dan ekstrak etanol yang didapat adalah pekat. Suhu saat evaporasi dibawah titik didih pelarut yaitu 60°C.
3. Pembuatan nanopartikel ekstrak temu kunci
Ekstrak temu kunci yang sudah kental tersebut ditimbang dalam botol flacon seberat 1 gram. Kemudian dilarutkan dalam 35 ml etanol p.a dicampur
dengan 15 ml akuades dalam gelas bekker 2000 ml, asam alginat dalam 100 ml NaOH 0,1 M dan larutan CaCl
2
sebanyak 350 ml. Perbandingan asam alginat dan CaCl
2
dalam persen disajikan pada Tabel 1.
29
Tabel 1. Perbandingan Alginat dan CaC
�
2
4. Setelah semua bahan tercampur dilakukan pengadukan dengan magnetic
stirer selama kurang lebih 2 jam. 5.
Setiap variasi rasio asam alginat dan CaCl
2
dilakukan sebanyak 3 kali. 6.
Koloid Nanopartikel asam alginat - ekstrak temu kunci kemudian dipisahkan dengan cara sentrifugasi.
7. Padatan nanopartikel ekstrak etanol temu kunci dicuci dengan akuades
menggunakan kertas saring agar C �
−
yang masih ada dalam padatan hilang. Kemudian padatan yang sudah dicuci dimasukan dalam freezer dengan suhu
Sampel Alginat
CaCl
2
Rasio 1
0,1 0,1
1:1 2
0,3 0,1
3:1 3
0,5 0,1
5:1 4
0,1 0,2
1:2 5
0,1 0,3
1:3 6
0,1 0,4
1:4 7
0,1 0,01
10:1 8
0,1 0,015
6,66:1 9
0,1 0,02
5:1 10
0,1 0,03
3,33:1 11
0,1 0,04
2,5:1
30 ± -4°C selama kurang lebih 2 hari. Penyimpanan diletakan dalam lemari es
dengan suhu ± 3°C sampai menjadi bubuk kering. 8.
Karakterisasi fisik nanopartikel alginat - ekstrak temu kunci menggunakan alat PSA menunjukkan bahwa proses pembuatan nanopartikel tersebut secara
gelasi ionik dapat menghasilkan partikel berukuran nanometer. 9.
Penentuan ukuran nanopartikel larutan nanofluida zeta potensial menggunakan Zeta Sizer Nano Seris Malvem dalam seri PSA.
10. Karakterisasi fisik nanopartikel alginat - ekstrak temu kunci menggunakan
alat SEM menunjukkan bentuk 3 dimensi senyawa yang dihasilkan atau morfologi permukaan senyawa.
11. Karakterisasi dengan KLT untuk mengetahui adanya kandungan temu kunci
dalam sediaan nanopartikel. Plat KLT 7x7 cm dengan 0,5 cm di batas atas dan batas bawah. Jarak setiap sampel 1 cm, mulai dari A = sampel 7; B =
sampel 8; C = sampel 9; D = sampel 10; E = sampel 11; dan F = ekstrak etanol temu kunci.
D. Teknik Analisis Data