14 atomic force microscopy. Perbedaan mendasar dari TEM dan SEM adalah pada
cara elektron ditembakkan mengenai sampel. Pada TEM, sampel disiapkan sangat tipis sehingga elektron dapat menembusnya kemudian hasil tembusan
tersebut dapat diolah menjadi gambar. Sedangkan SEM, sampel tidak ditembus oleh elektron sehingga hanya pendaran hasil dari tumbukan elektron dengan
sampel yang ditangkap oleh detektor. Untuk mikroskop daya atom atomic force microscopy merupakan alat untuk mempelajari struktur permukaan secara
atomik. Sediaan nanopartikel dapat dibuat dengan berbagai metode, hingga saat ini
ada beberapa metode pembuatan nanopartikel yang sering digunakan, yaitu metode presipitasi, penggilingan milling methods, salting out, fluida
superkritis, polimerisasi monomer, polimer hidrofilik, dan dispersi pembentukan polimer Soppimath, Kulkarni, Aminabhavi, 2001; Mansouri, et al., 2011.
Adapun penjelasan dari keenam metode tersebut adalah : a. Metode emulsifikasi menggunakan prinsip difusi antara pelarut yang larut air
seperti aseton atau metanol dengan pelarut organik tidak larut air seperti kloroform dengan penambahan polimer. Difusi yang terjadi antara dua pelarut
tersebut mengakibatkan emulsifikasi pada daerah diantara dua fase pelarut. Partikel yang berada diantara dua fase pelarut tersebut berukuran lebih kecil
dari kedua fase pelarut itu sendiri Soppimath, Kulkarni, Aminabhavi, 2001.
b. Metode presipitasi adalah sebuah proses dimana bahan dilarutkan ke dalam
pelarut yang cocok, lalu dimasukkan ke dalam pelarut lain yang dipengaruhi
15 pH, suhu, atau perubahan pelarut kemudian segera menghasilkan presipitasi
zat aktif dengan partikel yang lebih kecil Haskel, et al., 2009. Metode ini menggunakan agen penahan tegangan permukaan yang cukup besar untuk
menahan agregasi. Kelemahan metode ini adalah nanopartikel yang terbentuk harus distabilisasi untuk mencegah timbulnya kristal berukuran mikro dan zat
aktif yang hendak dibuat nanopartikelnya harus larut, setidaknya dalam salah satu jenis pelarut. Sementara diketahui bahwa banyak zat aktif memiliki
kelarutan rendah baik di air maupun pelarut organik Junghanns Muller, 2008.
c. Metode milling atau penggilingan merupakan teknik standar yang telah
digunakan dalam beragam bidang aplikasi industri untuk mengurangi ukuran partikel. Besarnya pengurangan ukuran diatur oleh energi penggilingan, yang
ditentukan oleh kekerasan intrinsik obat, media grinding, dan penggilingan. Pengurangan ukuran partikel lewat penggilingan dapat dijelaskan oleh tiga
mekanisme kunci yang saling mempengaruhi, yakni gesekan antara dua permukaan karena tekanan yang dihasilkan melampaui kekuatan inheren
partikel, sehingga mengakibatkan frakturasi patahan atau retakan, gaya gesek yang dihasilkan shear force mengakibatkan pecahnya partikel
menjadi beberapa bagian, dan deagregasi terkait kolisi tabrakan antar agregat pada laju diferensial yang tinggi Vijaykumar, et al., 2010.
d. Metode fluida superkritis menggunakan senyawa yang memiliki suhu dan tekanan di atas titik kritis. Senyawa yang termasuk dalam golongan ini antara
lain karbon dioksida, air, dan gas metan. Senyawa ini digunakan sebagai
16 pengganti pelarut organik yang berbahaya bagi lingkungan Soppimath,
Kulkarni, Aminabhavi, 2001. e. Metode polimerisasi monomer menggunakan senyawa polialkilsianoakrilat
PACA. Metil atau etil sianoakrilat dimasukkan dalam media asam dengan penambahan surfaktan. Monomer sianoakrilat ditambahkan dalam campuran
yang sedang diaduk dengan magnetic stirrer. Senyawa obat ditambahkan baik sebelum penambahan monomer maupun setelah reaksi polimerisasi. Suspensi
nanopartikel yang terbentuk dimurnikan dengan ultrasentrifugasi Soppimath, Kulkarni, Aminabhavi, 2001.
f. Metode polimer hidrofilik tidak memerlukan surfaktan seperti metode polimerisasi monomer. Polimer yang digunakan dalam metode ini merupakan
polimer larut air seperti kitosan larut air, natrium alginat dan gelatin. Nanopartikel umumnya terbentuk secara spontan ataupun dengan
penambahan pengemulsi Soppimath, Kulkarni, Aminabhavi, 2001. Metode polimer hidrofilik juga biasa disebut metode gelasi ionik. Diantara
metode-metode tersebut, metode gelasi ionik atau polimer hidrofilik ini dinilai sebagai metode yang paling mudah dilakukan. Metode gelasi ionik
melibatkan proses sambung silang antara polielektrolit dengan adanya pasangan ion multivalennya. Gelasi ionik seringkali diikuti dengan
kompleksasi polielektrolit yang berlawanan. Pembentukan ikatan sambung silang ini akan memperkuat kekuatan mekanis dari partikel yang terbentuk
Raditya, Effionora, dan Mahdi, 2013.
17 Dari sekian banyak aplikasi nanopartikel dibidang medis, nanopartikel
berguna sebagai pembawa obat dan sistem pengantar obat yang telah berkembang beberapa tahun terakhir. Ukuran nanopartikel yang kecil
menyebabkan ekstrak mudah larut dan memiliki efisiensi penyerapan yang tinggi di usus Poulain Nakache, 1998. Selain lebih mudah mencapai target
manfaat pengaplikasian nanopartikel untuk obat herbal adalah meningkatkan stabilitas obat, memungkinkan memasukkan obat lipofilik dan hidrofilik.
4. Alginat