Pendidikan Seks Faktor Penyebab Per ilaku Seks Pr anikah .1 Ter paan New Media

362 meningkat t er hadap law an jenis het er oseksualit as. Sement ar a it u, Enchar t a 2005 menyat akan bahw a pada masa r emaja ter jadi peningkatan per ilaku seksual. Rasa ingin t ahu yang t inggi menyebabkan r emaja akan mendor ong r emaja ini unt uk mencar i infor masi mengenai seks dar i ber bagai sumber . Banyaknya sumber infor masi seper t i t elevisi Film dan Sinet r on, sur at kabar , handphone, dan int er net memper mudah r emaja unt uk mengaksesnya. Kar ena dengan mudahnya akses infor masi yang mer eka dapat kan maka semakin tidak t er sar ing pula dan infor masi yang mer eka t er ima. Hal ini diper kuat dengan t emuan penelit i dar i nar asumber : “Tapi saya tau seks itu ya dar i inter net, buku liat film bokep, temen ku yang udah melakukan seks” 13 Dengan adanya globalisasi dan masuknya ber bagai macam kebudayaan bar at yang liber al, maka pembicar aan mengenai seks seakan-akan sudah menjadi hal yang biasa di kalangan par a r emaja. Selain it u juga per kembangan t eknologi semakin cepat dan pesat , sehingga memudahkan r emaja unt uk mecar i infor masi melalui media apa saja. Sekar ang jar ang dit emui par a r emaja membaw a handphone yang tidak bisa digunakan unt uk mengakses int er net . Melalui alat canggih t er sebut mer eka dapat dengan mudah mengakses sit us- sit us yang t er kait dengan por nogr afi, mulai dar i cer it a, ber it a, gambar maupun video. Cukup dengan mengakses google at au yang lain dan memasukkan ist ilah t er nt ent u maka akan muncul sit us-sit us por nogr afi.

4.2.2 Pendidikan Seks

Pendidikan seksual yang minim menjadi salah sat u pemicu seks pr anikah. Pendidikan seksual bukan unt uk mengajar kan seseor ang melakukan seks akan t et api dengan adanya pendidikan seksual maka seseor ang akan dapat menget ahui car a menjaga kesehatan r epr oduksinya dan dapat menget ahui efek dar i seks pr anikah, sehingga mer eka t ahu dan dapat menghindar inya. Sebab it u pendidikan seksual sehar usnya diber ikan at au dimasukkan ke dalam sat u mat a pelajar an di sekolah supaya dapat menjadi 13 Transkrip w aw ancara dengan T, t anggal 14 April 2014. 363 kont r ol dar i per ilaku menyimpang ini. Hal ini diper kuat dengan t emuan penelit i, bahw a nar asumber yang melakukan hubungan seks pr anikah t idak per nah mendapat kan pendidikan seks baik di sekolah maupun di r umah. “Saya tidak pernah mendapat pendidikan seks, tapi saya tau seks itu ya dari inter net, buku liat film bokep, temen ku yang udah melakukan seks.” 14 Namun ada kasus ber beda, ada nar asumber yang mendapat pendidikan seksual di sekolah akan t et api mer eka t et ap saja melakukan hubungan seks pr anikah. Pendidikan seksual yang mer eka dapat kan it u hanya per bedaan biologis ant ar a per empuan dan laki-laki. “Selama ini saya pernah mendapatkan pendidikan seks itu pun hanya sekali waktu SD dan itu hanya mener angkan biologis fisik per empuan dan laki-laki, seper ti kita ini per empuan kita punya organ r epr oduksi ini-ini... ya cuman itu aja mbak jadi menurut saya kur ang mengena lah” 15 “Saya per nah mendapatkan pendidikan seks waktu saya per tama kali menstrulasi sama mamah, dibilangin untuk menjaga daer ah kewanitaan karena r awan penyakit, cuman itu.” 16 Pendidikan seks memang har us diber ikan kepada par a r emaja sebagai kont r ol t er hadap per ilaku menyimpang. Akan t etapi disini diper lukan ker ja sama dar i ber bagai pihak seper t i keluar ga, sekolah dan lembaga t er kait unt uk melakukan pendidikan seks. Keluar ga mer upakan kesat uan kelompok t er keci l di dalam masyar akat . Lembaga keluar ga mengat ur manusia dalam melanjut kan keluar ga r epr oduksi, dengan fungsinya mengat ur masalah hubungan seksual, t anggung jaw ab mendidik anak, mengat ur hubungan keker abat an dan memiliki fungsi afeksi pembent ukan sikap et ika dan nor ma, 14 Transkrip w aw ancara dengan T, t anggal 14 April 2014. 15 Transkrip w aw ancara dengan B, t anggal 26 Februari 2014. 16 Transkrip w aw ancara dengan N, t anggal 26 M aret 2014. 364 ser t a mengat ur masalah ekonomi keluar ga dan melaksanakan pengendalian sosial. Fungsi lembaga pendidikan adalah membant u or ang dalam mengembangkan pot ensi dan memper siapkan dir i dalam dunia ker ja, member ikan ket r ampilan dasar , ment r ansmisi kebudayaan, dan membent uk manusia sosial 17 . Fungsi dar i lembaga agama adalah bant uan t er hadap pencar ian ident it as mor al, member ikan penafsir an-penafsir an unt uk membant u memper jelas keadaan lingkungan fisik dan sosial seseor ang, peningkat an kadar ker amahan ber gaul, kohesi sosial, dan solidar it as kelompok. Pendidikan seks yang t elah dilakukan oleh sekolah dan keluar ga t er nyat a belum bisa mencegah t er jadinya per ilaku menyimpang. Bahkan dar i pendidikan seks yang dilakukan it u menjadi pint u dar i r asa ingin t ahu r emaja. Dapat disimpulkan bahw a per an dan fungsi lembaga-lembaga t er sebut t idak ber jalan sesuai dengan r ealit a.

4.3 Dampak Per ilaku Seks Pr anikah ter hadap Kehidupan Sosial