364
ser t a mengat ur masalah ekonomi keluar ga dan melaksanakan pengendalian sosial. Fungsi lembaga pendidikan adalah membant u or ang dalam
mengembangkan pot ensi dan memper siapkan dir i dalam dunia ker ja, member ikan ket r ampilan dasar , ment r ansmisi kebudayaan, dan membent uk
manusia sosial
17
. Fungsi dar i lembaga agama adalah bant uan t er hadap pencar ian
ident it as mor al,
member ikan penafsir an-penafsir an
unt uk membant u memper jelas keadaan lingkungan fisik dan sosial seseor ang,
peningkat an kadar ker amahan ber gaul, kohesi sosial, dan solidar it as kelompok. Pendidikan seks yang t elah dilakukan oleh sekolah dan keluar ga
t er nyat a belum bisa mencegah t er jadinya per ilaku menyimpang. Bahkan dar i pendidikan seks yang dilakukan it u menjadi pint u dar i r asa ingin t ahu r emaja.
Dapat disimpulkan bahw a per an dan fungsi lembaga-lembaga t er sebut t idak ber jalan sesuai dengan r ealit a.
4.3 Dampak Per ilaku Seks Pr anikah ter hadap Kehidupan Sosial
Dampak seks pr anikah t er hadap kehidupan sosial r emaja dapat dilihat dar i int er aksi pelaku seks pr anikah t er hadap or ang lain, ser t a kondisi
pendidikan mer eka. Dalam hal int er aksi dengan or ang lain pelaku seks pr anikah akan menut up dir i kar ena t elah melakukan sesuat u yang
menyimpang dan t idak mengindahkan nilai dan nor ma di masyar akat . Akan t et api penelit i menemukan per bedaan. Pelaku seks pr anikah tidak menut up
dir i dengan lingkungan. Mer eka ber sikap sepert i biasa, seper t i yang kebiasaan yang ser ing mer eka lakukan sebelum melakukan seks pr anikah. Hal ini
diper kuat dengan hasil w aw ancar a ber ikut :
“Per gaulan saya dengan teman-teman saya itu karena teman-teman saya juga melakukan seks tapi ada satu
teman saya yang tidak melakukan seks karena dia anak pendeta. Menurut saya seks itu sudah nggak
tabu lagi, kar ena kalau menur ut saya kalau dipikir dengan ga per awan lagi itu ga bisa move on itu cewek
17
ht t p: w w w .uin-alauddin.ac.id dow nload- 0520Pendidikan20Sebagai20Inst it usi20Center.pdf
365
bodoh kar ena cowok sekar ang juga nggak ter lalu mikirin cewek per awan apa nggak. Dulu waktu
per tama kali melakukan seks itu saya takut ber hubungan lagi sama cowok, tapi uniknya temen-
temen saya juga melakukan itu jadi itu memotivasi saya untuk tidak menutup dir i. Setelah melakukan
seks itu saya ser aching untuk kesehatan seper ti dibersihkan dengan daun sirih. Seks ini juga tidak
mengganggu pendidikan saya karena pendidikan saya malah tambah bagus.”
18
Hal ini sesuai dengan per nyat aan Sut her land 1974 mengenai per ilaku menyimpang ber asal dar i sub kult ur at au diant ar a t eman-t eman sebaya yang
menyimpang. Remaja menyimpang kar ena lingkungan ber gaulnya juga menyimpang. Remaja ber per ilaku menyimpang kar ena mer eka lebih t er buka
dengan t eman-t emannya dar ipada dengan or ang yang lebih dew asa. Sehingga konfir masi yang mer eka t er ima salah kar ena mer eka mencar i konfir masi
t er hadap or ang yang salah pula. Selain it u mer eka menganggap bahw a keper aw anan sudah t idak menjadi hal yang pent ing dalam suat u ikat an
per nikahan. Per ubahan sosial ini mer upakan per geser an nilai dan nor ma yang selama ini ber laku di masyar akat . Masyar akat menganggap bahw a ket ika
hubungan seks hanya boleh dilakukan ket ika sudah ber ada dalam satu ikatan yait u per nikahan. Namun r ealit anya r emaja sekar ang sudah melakukan
hubungan seks pr anikah pada saat mer eka ber pacar an. Sehar usnya keper aw anan adalah kado t er indah unt uk suami, namun diber ikan kepada
pacar nya. Dulu keper aw anan dianggap sebagai ukur an har ga dir i seor ang per empuan, namun sekar ang nilai t er sebut sudah hi lang.
4.4 Refleksi Hasil Penelitian