352
mendor ong t er jadinya per ilaku seks pr anikah t er sebut . Dalam masyar akat hubungan seks dilakukan oleh or ang-or ang yang cukup umur dan set elah
melakukan per nikahan baik negar a maupun agama. Namun, ket ika ber pacar an t er dapat r emaja yang sudah melakukan seks pr anikah, inilah yang bisa
dikat akan sebagai penyimpangan sosial. Kemudian dampak apa yang akan didapat r emaja ket ika dia sudah melakukan seks pr anikah.
2. KAJIAN TEORITIS
Penyimpangan sosial yait u sit uasi dimana masyar akat menganggap or ang ser t a per ilaku t er t ent u dianggap melanggar at ur an at au konvensi yang
ada Siahaan, 2002. Penyimpangan sosial melihat per ilaku dan mer eka yang dianggap sebagai pelanggar at ur an. Pada kenyat aannya penyimpangan sosial
t er jadi dalam kehidupan sehar i-har i. Penyimpangan ini dapat kit a lihat melalui media massa seper t i sur at kabar , media elekt r oni k seper t i t elevisi, maupun
media yang lain. Cont oh penyimpangan sosial yang t er jadi dalam kehidupan sehar i-sehar i adalah homoseksual, lesbian, pr ost itusi, por nogr afi, por noaksi
dan seks pr anikah. Menur ut Sar w ono, seks pr anikah adalah hubungan seksual yang
dilakukan r emaja t anpa adanya ikat an per nikahan. Remaja melakukan ber bagai macam per ilaku seksual ber esiko yang t er dir i at as t ahapan-t ahapan
t er t ent u yait u dimulai dar i ber pegangan t angan, cium ker ing, cium basah, ber pelukan, memegang at au mer aba bagian sensit if,
pet t ing, or al sex,
dan ber senggama
sexual int er cour se,
per ilaku seksual pr anikah pada r emaja ini pada akhir nya dapat mengakibat kan ber bagai dampak yang mer ugikan r emaja
it u sendiri. Ser t a per ilaku seks pr anikah adalah akt ivit as fisik, yang menggunakan t ubuh unt uk mengekspr sikan per asaan er ot is at au per asaan
afeksi kepada, law an jenisnya diluar ikat an per nikahan Nevid dalam Nevid, Rat hus dan Rat hus 1995.
353
Ber ikut beber apa bahaya ut ama akibat seks pr anikah dan seks bebas: a. Mencipt akan kenangan bur uk. Apabila seseor ang t er bukt i t elah melakukan
seks pr anikah at au seks bebas maka secar a mor al per ilaku dihant ui r asa ber salah yang ber lar ut lar ut . Keluar ga besar pun t ur ut menangung malu
sehingga menjadi beban ment al yang ber at. b. Mengakibat kan kehamilan dan Abor si Hubungan seks sat u kali saja bisa
mengakibat kan kehamilan bila dilakukan pada masa subur . Kehami lan yang t er jadi akibat seks bebas menjadi beban ment al yang luar biasa. Kahamilan
yang dianggap “kecelakaan” ini mengakibat kan kesusahan dan malapet aka bagi pelaku bahkan ket ur unannya. Menggugur kan Kandungan abor si dan
pembunuhan bayi. Abor si mer upakan t indakan medis yang ilegal dan melanggar hukum. Abor si mengakibat kan kemandulan bahkan Kanker Rahim.
Menggugur kan kandungan dengan car a abor si tidak aman, kar ena dapat mengakibat kan kemat ian.
Konsep anomie di kembangkangkan oleh seor ang sosiologi dar i Per ancis, Emile Dur kheim. Ist ilah Anomie dapat diar t ikan sebagai ketiadaan
nor ma. Konsep t er sebut dipakai unt uk menggambar kan suat u masyar akat yang memiliki banyak nor ma dan nilai yang sat u sama lain saling
ber t ent angan. Suat u mayar akat yang anomis t anpa nor ma t idak mempunyai pedoman mant ap yang dapat dipelajar i dan di pegang oleh par a anggot a
masyar akat nya. Dalam pandangan lain, penyimpangan per ilaku mer upakan pr oses
belajar . Edw in H Shut her land 1974 menyebut nya
differ ent ial associat ion
unt uk mengindikasikan bahw a sebagian besar dar i kit a belajar unt uk menyimpang dar i nor ma-nor ma masyar akat melalui kelompok-kelompok yang
ber beda t empat kit a ber gaul. Menur ut nya penyimpangan adalah konsekuensi kemahir an dan penguasaan suat u sikap at au t indakan yang dipelajar i dar i
nor ma-nor ma yang menyimpang, t er ut ama dar i sub kult ur at au diant ar a t eman-t eman sebaya yang menyimpang. Ada sembilan pr oposisi dalam t eor i
asosiasi defer ensial ini :
354
1. Per ilaku menyimpang adalah hasil dar i pr oses belajar at au yang dipelajar i. 2. Per ilaku menyimpang dipelajar i seseor ang dalam int er aksinya dengan
or ang lain dan melibat kan komunikasi yang int ens. 3. Per ilaku menyimpang t er jadi dalam kelompok-kelompok per sonal yang
int im dan akr ab. 4. Hal-hal yang dipelajar i dalam pr oses t er bent uknya per ilaku menyimpang
adalah : a t eknis-t eknis penyimpangan; b petunjuk khusus t ent ang mot ivasi, dor ongan dan r asionalisasi.
5. Tujuan khusus mot ifasi dan dor ongan dipelajar i dar i mendifinisikan nor ma yang mnegunt ungkan dan t iadak mengunt ungkan. Pr oposisi ini
meur pakan pengakuan adanya per t ent angan nor ma. Individu akan mempelajar i alasan baik unt uk menganut at au melanggar per an yang
diber ikan. Misalnya, seseor ang akan mencur i suat u bar ang yang diasur ansikan sehingga pemiliknya t idak t er lalu r ugi.
6. Seseor ang menjadi menyimpang kar ena per t imbangan yang lebih mengunt ungkan jika melanggar nor ma dibandingkan dengan t idak
melanggar nya. Ini adalah pr oposisi kunci t eor i ini. Per ilaku individu dipengar uhi pengalaman belajar yang saling ber t ent angan, jika
penyimpangan dianggap lebih mengunt ungkan ia akan melakukan penyimpangan. Per lu dicatat bahw a hubungan asosi asi disini bukan hanya
dengan penyimpang, t et api juga dengan definisi, nor ma at au pola per ilaku. Pr oposisi ini juga menjelaskan bahw a seseor ang t idak menjadi
penyimpang kar ena pert imbangan yang mengunt ungkan jika t idak melakukan penyimpangan.
7. Difer ensial associat ion
ber agam dalam fr ekuensi, dur asu, pr ior it as dan int ensit as. Fr ekuensi dan dur asi adalah penjelasan pr ibadi t er gant ung
ber apa lama seseor ang t er ekspos oleh definisi t er t ent u dan kapan dimulainya. Int ensit as menyangkut pr est os sumber pola per ilaku.
355 8.
Pr oses belajar per ilaku menyimpang melalui asosiasi dengan pola penyimpang dan non-penyimpang t er masuk ke dalam semua mekanisme
yang ada pada pr oses belajar . Jadi t idak ada pr oses belajar yang unik dalam pr oses melakukan per ilaku menyimpang.
9.
Walaupun per ilaku menyimpang adalah ekspr esi kebut uhan umum dan nilai-nilai, ia t idak dijelaskan oleh kebut uhan dan nilai-nilai it u kar ena
per ilaku non-menyimpang juga mer upakan ekspr esi dar i kebut uhan dan nilai-nilai yang sama.
Dalam fenomena seks pr anikah di kalangan r emaja mer upakan akibat dar i adanya per t ent angan nilai dan nor ma dalam hubungan law an jenis at au
hubungan ber pacar an. Fenomena seks pr anikah diaw ali dengan ber pacar an. Ber pacar an sebenar nya juga sudah melanggar nilai dan nor ma, seper t i per gi
ber duaan, ber pegangan t angan, ber ciuman bahkan sampai melakukan seks pr anikah. Konst r uksi sosial membiar kan laki-laki dan per empuan unt uk
ber pacar an t anpa pelar angan yang memaksa. Hal t er sebut t anpa disadar i mempengar uhi per ilaku pasangan pacar an. Semakin banyak yang mengikuti
maka semakin kecil pengaw asan t er hadap penyimpangan sosial t er sebut .
3. METODOLOGI PENELITIAN