Dakwah Syekh Ibrahim Asmoroqondi
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
mengatasi masalah tersebut. Padahal sang prabu sudah mendatangkan para Biksu dan Brahmana agar menyelesaikan permasalahan tersebut.
Kemudian atas saran dari isteri dari sang Prabu yaitu Dewi Dwarawati untuk mengundang keponakannya dari Campa yaitu Raden Rahmat Sunan
Ampel, sang Prabu memerintahkan anak buahnya untuk memanggil Raden Rahmad untuk datang ke Jawa dan membenahi akhlak rakyat
Majapahit. Dan kebetulan Raden Rahmat Sunan Ampel juga sejak awal ingin menjalankan syi‟ar Islam ke manca negara termasuk tanah Jawa.
62
Menurut prof. Hasanu Simon Ibrahim Asmoroqondi datang keJawa bersama Raden Rahmat Sunan Ampel, Sayid Ali Murtadlo dan Abu
Hurairah. Rombongan mendarat di Bandar Tuban, kemudian tinggal dan berdakwah di sana beberapa waktu. Selama tinggal di Tuban, Ibrahim
Asmoroqondi jatuh sakit dan akhirnya meninggal dunia. Jenazahnya dimakamkan di desa Gesik Harjo, Palang Tuban.
63
Dalam kisah-kisah tradisional dikisahkan bahwa Sunan Ampel datang ke Jawa bersama ayahnya dan saudaranya yang bernama Ali
Murtadlo dan sahabatnya yang bernama Abu Huarairah.
64
Namun babad gresik menjelaskan bahwa Raden Rahmat KeJawa hanya bersama
saudaranya Ali Murtadlo dan sahabatnya Abu Hurairah.
65
62
Ibid., 10-14
63
Hasanu Simon, Misteri Syekh Siti Jenar, cetakan V Yogyakarta: Pustaka Pelajar,2008,196.
64
Sunyoto, Sejarah Perjuangan Sunan Ampel, 38-40.
65
Soekarman, Babad Gresik Gresik, 1990 5.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
Di Palembang tiga bulan dirasa sudah cukup berada di Palembang karena memang tujuan mereka bukan Palembang melainkan ke Jawa.
Tugas sebagai duta Cina sudah dilaksanakan, terlebih pula mereka telah mengIslamkan Arya Damar adipati Palembang. Kemudian Syekh Ibrahim
Asmoroqondi dan kedua putranya melanjutkan perjalanan dengan menaiki kapal menyusuri sungai Musi hingga keselat Bangka. Untuk selanjutnya
kapal yang mereka tumpangi bergerak menyisir lautan di sepanjang timur pantai Sumatera.
Pelabuhan Banten menjadi tempat persinggahan mereka. Namun tak lama, hanya sekedar menuruti adat kapal niaga, menurunkan dan
mengangkut barang dagangan. Bandar sunda Kelapa, Karawang, Cirebon, Semarang dan jung mara adalah tempat-tempat persinggahan mereka
selanjutnya. Hingga akhirnya mereka sampai di pelabuhan Tuban yang tak kalah ramainya dengan pelabuhan Palembang.
66
Sejak abad ke-11 tuban nampaknya sudah menjadi pusat perdagangan internasonal, khusunya pada masa Airlangga. Dalam sebuah
prasasti yang dikeluarkan pada masa itu disebutkan bahwa kerajaan Airlangga memiliki dua pelabuhan niaga yaitu Hujung Galuh dan
Kambangputih. Dalam prasasti tersebut disebutkan orang-orang asing yang berdagang yaitu pedagang India Utara, India Selatan, Burma, Kamboja dan
Campa.
67
66
Yudi, Babad Wali songo, 54.
67
Sedyawati, Tuban: Kota Pelabuhan, 7.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
Seperti telah dikemukakan di atas bahwa sejumlah prasasti ysng ditemukan di sekitar Tuban menjelaskan bahwa Tuban telah menjadi
pelabuhan yang amat penting pada masa Airlangga pada pertengahan abad ke-11. Begitu pentingya tempat ini sehingga orang-orang Cina untuk
beberapa lama menganggap Tuban sama dengan Jawa Timur. Ada kemungkinan bahwa Tuban merupakan pelabuhan tempat orang-orang
India menginjakkan kakinya untuk berdagang dan sekaligus menyebarkan Hinduisme dan Budhisme di Jawa Timur sekitar abad ke-11. Disamping
prasasti-prasasti yang ditemukan dari penguasa Hindu, ditemukan juga patung Budha yang sudah rusak dan yoni. Ditemukan pula sisa candi
didekat Tuban yang kini hamper tak berbekas di Tuban. Penelitian terbaru juga berhasil menemukan arca-arca Hindu, lingga dan yoni. Dari
penemuan-penemuan tersebut dapat di ambil kesimpulan bahwa Tuban dan sekitarnya merupakan tempat pemukiman Hindu. Dari keterangan di
atas dapat di pahami bahwa Tuban merupakan pelabuhan pusat sebelum menuju ke daerah pedalaman. Begitu pula Syekh Ibrahim Asmoroqondi
sebelum ke Majapahit beliau mendarat di pelabuhan Tuban terlebih dahulu.
Pendaratan Syekh Ibrahim Asmoroqondi di Tuban lebih tepatnya di Desa Gesik dewasa itu dapat dipahami sebagai suatu sikap kehati-hatian
seorang penyebar dakwah Islam. Mengingat Bandar Tuban saat itu adalah bandar pelabuhan utama Majapahit. Itu sebabnya Syekh Ibrahim
Asmoroqondi beserta rombongan tinggal agak jauh di sebelah timur
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
pelabuhan Tuban, yaitu di Gesik untuk berdakwah menyebarkan kebenaran Islam kepada penduduk sekitar.
68
Dakwah yang disampaikan oleh Syekh Ibrahim Asmoroqondi sangat luas akan tetapi tetap berkisar pada masalah keIslaman atau agama
Islam. Dalam tujuannya adalah menegakkan tauhid dan upaya menalankan syariat Islam dengan dilandasi oleh kitab suci Alquran dan Alhadist. Sedang
dalam dakwahnya Syekh Ibrahim Asmoroqondi menekankan pada dakwah bil lisan dan dakwah bil hal. Hal ini dibuktikan bahwa apa yang telah
diucapkan dalam ajarannya selalu ditandai dan diwarnai dengan perbuatannya. Beliau menasehati para santrinya tentang arti hidup di dunia
ini menuju akhirat. Selama hidup di dunia hendaklah orang itu berbuat Amar makruf nahi munkar. Para muslim wajib ta‟at pada Allah, pada
Rasulnya, pemimpinnya raja, kedua orang tuanya dan gurunya. Semua itu dilandasi dalam kehidupan muslim, mukhsin, mukhlis, mukmin, dan
muttaqin. Dalam kehidupan sehari-hari diwujudkan dalam penekanan iman sebagai landasan, Islam sebagai kegiatan dan ikhsan sebagai hasil akhir
untuk berbuat baik.
69
Kurun waktu penyebaran Agama Islam yang dilakuakan oleh Syekh Ibrahim Asmoroqondi di tanah Tuban adalah antara
tahun 1410M sampai 1425M atau selama 15 tahun berdakwah. Tak lama Syekh Ibrahim Asmoroqondi berdakwah di Tuban dan pada tahun 1425 M
68
Tim Penyusun, Bumi Wali, 190.
69
Asmudianingsih, Sang Pemberi Arah, 13-14.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
beliau wafat dan dimakamkan di Desa Gesikharjo Kecamatan Palang Kabupaten Tuban.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
BAB IV AKULTURASI BUDAYA PADA KOMPLEK MAKAM SYEKH IBRAHIM
ASMOROQONDI A.
Letak Geografis Syekh Ibrahim Asmoroqondi
Makam Syekh Ibrahim Asmoroqondi terletak di desa Gesikharjo kecamatan Palang, kabupaten Tuban. Babad Tuban seperti dikutip oleh
Edi sedyawati dijelaskan bahwa “ hingkang sinare hing hastana Gisik distrik Rembes seh Ibrahim Hasmarasaking Nagari Cempa hingkang
heyang Kanjeng Susuhunan Bhonang” yang artinya yang wafat di tanah Gesik dusun Rembes She Ibrahim Hasmara Ibrahim Asmoroqondi dari
Cempa yang merupakan kakek dari Kanjeng Sunan Bonag.
70
Kecamatan palang berada di wilayah pesisir utara Tuban, yang berbatasan dengan
sebelah timur wilayah pesisir kecamatan Brondong, Kabupaten Lamongan dan di sebelah barat berbatasan dengan wilayah kecamatan kota Tuban. Di
sebelahh selatan ialah kecamatan Semanding. desa Gesikharjo terletak kurang lebih 10 km. dari ibu kota Tuban, yaitu sebelah timur dan berada
dalam jalur pantai utara, kira-kira 100 M. ke selatan dari arteri jalan raya.
71
Sebagai wilayah pesisir, tentunya ketinggian dari permukaan laut mencapai 0,5 m di wilayah utara dan kira-kira 5 m di wilayah selatan.
Wilayah selatan kecamatan Palang merupakan daerah yang berkapur tandus sebagai bagian dari rangkaian wilayah pegunungan kapur yang
70
Edi, Tuban Kota Pelabuhan, 94.
71
Asmunidianingsih, sang pencerah, 1.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
membentang di wilayah Jawa Timur bagian utara dan tengah, meliputi Gresik, Lamongan, Tuban, dan Bojonegoro. Di kecamatan Palang,
terdapat wilayah dataran rendah sebanyak 95 dan wilayah perbukitan sebanyak 5. Wilayah perbukitan terletak di sebelah selatan yang
berbatasan dengan kecamatan Semanding.
72
Dulu jalan utama menuju makam Syekh Ibrahim Asmoroqondi berada pada jalan kecil bergapura di sebelah kanan arah jalan utama Tuban-
Gresik. Jalan itu sekarang tidak lagi digunakan sebagai jalan utama menuju ke makam melainkan jalan di sebelah timurnya, yang bertuliskan
makam Syekh Ibrahim Asmaraqandi dalam bahasa Indonesia. Jalan di sebelah barat itu sudah jarang digunakan. Ketika akan masuk ke gapura
makam di situ terdapat tul isan untaian kata yang berbunyi “ sabar, nerimo
dan ngalah di sebelah kiri gapura dan tulisan lamon, akas dan temen di sebelah kanan gapura.
Tulisan ini masih baru kira-kira ditulis pertengahan tahun 1990-an. Masuk kedalam terdapat tempat parkir sepeda motor dan mobil, kira-kira
seluas 250 M2. Antara masjid dan halaman parkir dibatasi dinding tembok setinggi 1 M. tepat di tengah-tengahnya terdapat pintu gerbang utama
menuju halaman masjid. Di sebelah selatan masjid dijumpai pintu menuju ke makam bagi kaum lelaki. Di sebelah timur terdapat bangunan
pendopo yang digunakan oleh peziarah untuk beristirahat.
72
Syam, Islam pesisir, 85.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
Dulu makam Syeikh Ibrahim Asmoroqondi masuk kedalam dengan tempat yang sangat terlindungi, namun kini seirama dengan tujuan
pemerintahan meningkatkan wisata ziarah, makam itu telah dipugar dan diperbaiki. Hanya makam utama yang tetap seperti semula, akan tetapi di
sebelah kiri kanannya telah dibangun sedemikian rupa. Kalau dulu tempat di sekitar makam hanya dapat menampung 10-15 orang, maka sekarang
dapat menampung 60-70 orang.
73