Resume Hukum Internasional Ganang

Hukum Internasional ( Resume, Respon Paper, Review )
Ganang Firmansyah
Hukum Internasional dalam pembahasan ini ialah hukum internasional publik, yang harus
kita bedakan dari hukum perdata internasional.
Hukum perdata internasional adalah keseluruhan kaidah dan asas hukum yang mengatur
hubungan perdata yang melintasi negara, sedangkan hukum internasional publik adalah
keseluruhan kaidah dan asas hukum yang mengatur hubungan atau persoalan yang melintasi
batas negara (hubungan internasional) yang bukan bersifat perdata.
Selain istilah hukum internasional, orang juga mempergunakan istilah hukum bangsa-bangsa,
hukum antarbangsa atau hukum antarnegara untuk lapangan hukum yang sedang dibicarakan.
Istilah hukum internasional ini tidak mengandung keberatan, karena perkataan internasional
walaupun menurut asal katanya searti dengan antarbangsa sudah lazim dipakai orang untuk
segala hal atau peristiwa yang melintasi batas wilayah suatu negara.
Dalam mempelajari hukum internasional, kita akan jumpai beberapa bentuk perwujudan atau
pola perkembangan yang khusus berlaku disetiap region region negara di dunia ini. Dengan
demikian, dapat dikatakan bahwa disamping hukum internasional yang berlaku umum
(general) terdapat pula hukum internasional regional, yang terbatas daerah lingkungan
berlakunya, seperti apa yang lazim dinamakan hukum internasional amerika atau hukum
internasional amerika latin. Hukum internasional regional ini dapat memberikan sumbangan
berharga kepada hukum internasional yang benar-benar universal. Selain hukum internasional
regional, kita jumpai dalam bentuk kompleks kaidah yang khusus berlaku bagi negara-negara

tertentu saja, seperti konvensi eropa mengenai hak-hak asasi manusia.
Saling membutuhkan antar bangsa-bangsa diberbagai lapangan kehidupan yang
mengakibatkan timbulnya hubungan yang tetap dan terus-menerus antara bangsa-bangsa,
mengakibatkan pula timbulnya kepentingan untuk memelihara dan mengatur hubungan
demikian. Untuk menertibkan, mengatur dan memelihara hubungan internasional ini
dibutuhkan hukum guna menjamin unsur kepastian yang diperlukan dalam setiap hubungan
yang teratur. Hubungan antara orang atau kelompok orang yang tergabung dalam ikatan
kebangsaan atau kenegaraan yang berlainan itu dapat merupakan hubungan taklangsung atau

resmi yang dilakukan oleh para pejabat Negara yang mengadakan berbagai perundingan atas
nama Negara dan meresmikan persetujuan yang dicapai dalam perjanjian antarnegara.
Disamping hubungan antarnegara yang resmi demikian, orang dapat juga mengadakan
hubungan langsung secara perseorangan atau gabungan dilapangan perniagaan, keagamaan,
ilmu penegetahuan, olahraga atau perburuhan yang melintasi batas negara. Jadi, yang
dinamakan masyarakat internasional itu pada hakikatnya ialah hubungan kehidupan antar
manusia. Masyarakat internasional sebenarnya merupakan suatu kompleks kehidupan
bersama yang terdiri dari aneka ragam masyarakat yang jalin menjalin dengan erat.
Sejarah Hukum Internasional dan Perkembangannya
Perdamaian Westphalia dianggap sebagai peristiwa penting dalam sejarah hukum
internasional modern. Bahkan, dianggap sebagai suatu peristiwa yang meletakkan dasar

masyarakat internasional modern yang didasarkan atas negara-negara nasional. Perjanjian
Westphalia telah meletakkan dasar bagi suatu susunan masyarakat internasional yang baru,
baik mengenai bentuknya yaitu didasarkan atas negara-negara nasional maupun mengenai
hakikat negara-negara itu dan pemerintahan dan pengaruh gereja.
Akan tetapi, keliru sekali kalau kita menganggap Perjanjian Westphalia ini sebagai suatu
peristiwa yang mencanangkan suatu zaman baru dalam sejarah masyarakat internasional yang
tidak ada hubungannya dengan masa lampau.
Dasar-dasar yang diletakkan dalam Perjanjian Westphalia ini dikuatkan lagi dalam Perjanjian
Utreht, yang penting artinya dilihat dari sudut politik internasional pada waktu itu karena
menerima asas keseimbangan kekuatan sebagai asas politik internasional.
Kejadian yang penting dilihat dari sudut perkembangan hukum internasional ialah konferensi
perdamaian tahun 1856 dan konferensi jenewa tahun 1864, yang memelopori konferensi
perdamaian Den Haag tahun 1899 yang sangat penting artinya dalam hukum internasional.
Dalam masa yang berakhir dengan diadakannya Konferensi Perdamaian Den Haag tahun
1907 diatas tadi, telah terjadi tiga hal yang penting yang dapat kita anggap sebagai cirri
konsolidasi masyarakat internasional yang didasarkan atas negara-negara kebangsaan.
Pertama, negara sebagai kesatuan politik territorial yang terutama didasarkan atas kebangsaan
telah menjadi kenyataan. Dalam tahap pertama pertumbuhan masyarakat internasional, yaitu
sesudah terjadinya perjanjian Westphalia, kekuasaan riil dalam negara masih berada dalam
tangan raja. Setelah terjadinya Revolusi Perancis dan berbagai pergolakan yang terjado di

Eropa yang mengakibatkan berpindahnya kekuasaan dari tangan raja ketangan rakyat

dibanyak negara, negara kebangsaan telah benar-benar jadi negara nasional dalam arti yang
sebenar-benarnya dan bukan lagi kerajaan dengan wajah baru.
Kedua, ialah diadakannya berbagai konferensi internasional yang dimaksudkan sebagai
sebagai konferensi untuk mengadakan perjanjian internasional yang bersifat umum dan
meletakkan kaidah hukum yang berlaku secara universal.
Ketiga, dibentuknya Mahkamah Internasional Arbitrase Permanen yang merupakan suatu
kejadian penting dalam mewujudkan suatu masyarakat internasional. Dengan dibentuknya
Mahkamah Arbitrase Permanen ini dihidupkan kembali suatu lembaga penyelesaian
pertikaian antara bangsa-bangsa yang telah merupakan suatu lembaga yang ampuh dalam
masyarakat bangsa-bangsa pada abad pertengahan.
Subjek Hukum Internasional
-

Negara

Negara adalah subjek hukum internasional dalam arti klasik dan telah demikian halnya sejak
lahirnya hukum internasional. Bahkan, hingga sekarangpun masih ada anggapan bahwa
hukum internasional itu pada hakikatnya adalah hukum antarnegara.

-

Takhta suci

Takhta suci (vatikan) merupakan suatu contoh dari suatu subjek hukum internasional yang
telah ada sejak dahulu disamping negara. Hal ini merupakan peninggalan-peninggalan sejarah
sejak zaman dahulu ketika paus bukan hanya merupakan kepala gereja roma, tetapi memiliki
pula kekuasaan duniawi.takhta suci merupakan suatu hukum dalam arti yang penuh dan
sejajar kedudukannya dengan negara. Hal ini terjadi terutama setelah diadakannya perjanjian
antara italia dan takhta suci pada tanggal 11 februari 1929 yang mengembalikan sebidang
tanah di roma kepada takhta suci dan memungkinkan didirikannya negara vatikan, yang
dengan perjanjian itu sekaligus dibentuk dan diakui.
-

Palang Merah Internasional

Palang Merah Internasional yang berkedudukan di Jenewa mempunyai tempat tersendiri
dalam sejarah hukum internasional. Boleh dikatakan bahwa organisasi ini sebagai suatu
subjek hukum. Lahir karena sejarah walaupun kemudian kedudukannya diperkuat dalam
perjanjian dan kemudian konvensi-konvensi Palang Merah. Sekarang Palang Merah

Internasional secara umum diakui sebagai organisasi internasional yang memiliki kedudukan
sebagai subjek hukum internasional walauoun dengan ruang lingkup yang sangta terbatas.
-

Organisasi Internasional

Kedudukan Oragnisasi Internasional sebagai subjek hukum internasional sekarang tidak
diragukan lagi, walaupun pada mulanya belum adad kepastian mengenai hal ini.

Organisasi internasional seperti Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) dan Organisasi Buruh
Dunia (ILO) mempunyai hak dan kewajiban yang ditetapkan dalam konvensi-konvensi
internasional yang merupakan semacam anggaran dasarnya. Berdasarkan kenyataan ini
sebenarnya sudah dapat dikatakan bahwa PBB dan Organisasi Internasional semacamnya
merupakan subjek hukum internasional, setidak-tidaknya menurut hukum internasional
khusus yang bersumberkan konvensi internasional tadi.
-

Individu

Dalam arti yang terbatas orang perorangan sudah lama dianggap sebagai subjek hukum

internasional. Pengadilan penjahat perang di Numberg dan Tokyo telah mengesampingkan
beberapa prinsip hukum yang secara umum telah dianut baik dalam hukum nasional maupun
internasional.