Rekrutmen Calon Legislatif 2014 -2019 (Studi Analisis : DPC Partai Demokrat Kabupaten Karo)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Demokrasi adalah sebuah bentuk pemerintahan oleh rakyat. Secara

  sederhana, demokrasi merupakan sebuah metode politik dan mekanisme untuk memilih pemimpin politik. Warga negara diberikan kesempatan untuk memilih salah satu diantara pemimpin-pemimpin yang bersaing meraih suara.Pemilihan pemimpin dilakukan secara langsung yang dikenal dengan Pemilihan Umum

  1 (Pemilu).

  Melalui Pemilihan Umum, masyarakat memunculkan para calon pemimpin dan menyaring calon-calon tersebut berdasarkan nilai yang berlaku, sehingga ada pemimpin yang memperoleh pengukuhan dan memperoleh pengakuan dari masyarakat. Selain itu, Pemilu merupakan sarana paling

  iv  

  demokratis untuk membentuk representative government (pemerintahan perwakilan). Pemilu merupakan the expression of democratic government dimana rakyat menentukan siapa saja yang memerintah serta apa yang dikehendaki rakyat

  2 untuk dilakukan pemerintah.

  Hal ini senada dengan Anwar Khoirul yang mengatakan bahwa Pemilu dalam negara demokratis merupakan prasyarat, dimana rakyat ikut berpartisipasi 1                                                             

  

Georg Sorensen. 2003. Demokrasi dan Demokratisasi (Proses dan Prospek dalam Sebuah Dunia yang

2 Sedang berubah) . Yogyakarta : Pustaka Belajar. hal. 1

Miriam Budiardjo dan Ibrahim Ambong.1995. Fungsi Legislatif dalam Sistem Politik Indonesia.Jakarta :

PT. Grafindo Persada. hal. 75

  secara langsung untuk menentukan para pemimpinnya, baik level nasional maupun daerah. Pemilu adalah perwujudan dari kemerdekaan sekaligus kedaulatan rakyat yang sesungguhnya karena rakyat diberi kebebasan untuk

  3 menentukan siapapun yang mereka kehendaki.

  Secara konsepsional, pemilu merupakan proses seleksi pemimpin yang akan menumbuhkan keterwakilan politik di kalangan masyarakat luas, sebab pemimpin yang muncul disaring oleh pemilih. Pemilu juga berperan sebagai sarana bagi masyarakat untuk menyeleksi kebijaksanaan sesuai dengan garis besar kepentingan mereka. Sehingga masyarakat memberikan kepercayaan kepada pemerintah dan sistem politik secara keseluruhan. Itu berarti pula bahwa melalui lembaga tersebut anggota masyarakat dapat menyatakan ketidakpercayaan mereka

  4 kepada sebagian atau keseluruhan unsur sistem politik tersebut.

  Pemilu yang diselenggarakan salah satunya bertujuan memilih wakil- wakil rakyat yang nantinya akan duduk di Dewan Perwakilan Rakyat (DPR), baik pada tingkat nasional maupun daerah, yang akan bertanggung jawab mewujudkan paham kedaulatan rakyat. Calon anggota DPR atau calon anggota legislatif yang dipilih melalui pemilu, diusung oleh partai politik. Sehingga calon legislatif harus

  5 merupakan anggota dari sebuah partai politik peserta pemilu.

  Partai politik merupakan sarana partisipasi politik masyarakat dalam mengembangkan kehidupan demokrasi untuk menjunjung tinggi kebebasan yang 3                                                             

  

Khoirul Anwar dan Salviana Vina. 2006. Perilaku Partai Politik. Studi Perilaku Partai Politik dalam

4 Kampanye dan Kecenderungan Pemilih pada Pemilu 2004. Malang : UMM Press. hal. 56 5 Arbi Sanit. 1985. Perwakilan Politik Indonesia.Jakarta : CV. Rajawali. hal. 193 Arbi Sanit. Ibid. hal 156

  bertanggung jawab. Salah satu tujuan dari partai politik adalah meningkatkan pastisipasi politik anggota dan masyarakat dalam rangka penyelenggaraan kegiatan politik dan pemerintahan. Hal ini sesuai dengan salah satu fungsi partai politik yaitu sebagai sarana partisipasi politik warga negara Indonesia. Untuk keikutsertaan masyarakat dalam politik, partai politik dapat menjalankan fungsinya sebagai sarana rekrutmen politik dalam proses pengisian jabatan politik melalui mekanisme demokrasi dengan memperhatikan kesetaraan dan keadilan

  6 gender.

  Rekrutmen pada partai politik berfungsi untuk menarik seseorang yang dianggap berbakat untuk dijadikan kader Partai Politik ataupun untuk duduk di lembaga pemerintahan yang ada. Rekrutmen pada partai politik merupakan proses dimana partai mencari anggota baru dan mengajak orang yang berbakat untuk berpartisipasi dalam proses politik melalui organisasi-organisasi massa yang melibatkan golongan-golongan tertentu seperti golongan buruh, petani, pemuda, mahasiswa, perempuan dan sebagainya. Juga untuk menarik golongan muda untuk dididik menjadi kader di masa datang untuk menggantikan pimpinan lama. Maka dapat disimpulkan bahwa rekrutmen politik merupakan fungsi yang dijalankan oleh partai politik sebagai mediator untuk meningkatkan partisipasi masyarakat

  7 dalam bidang politik dan pemerintahan.

  Rekrutmen politik pada hakekatnya merupakan salah satu proses dalam pemilihan dan pengangkatan seseorang atau sekelompok orang untuk 6                                                              7 Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2008, Jakarta : Penerbit Cemerlang, hal 214

Hesel Tangkilisan. 2003. Kebijakan Publik Yang Membumi.Konsep, Strategi dan Kasus.Yogyakarta :

  Lukman Offset. hal. 188 melaksanakan sejumlah peranan dalam sistem politik dan pemerintahan. Rekrutmen politik dapat pula menjamin kontinuitas dan kelestarian partai-partai sekaligus merupakan salah satu cara untuk proses rekrutmen berdasarkan mekanisme atau prosedur yang sebenarnya, sehingga hasil seleksi dapat memberi arti positif bagi semua pihak, dan juga secara khusus kepada masyarakat. Fungsi rekrutmen merupakan kelanjutan dari fungsi mencari dan mempertahankan kekuasaan. Selain itu, fungsi rekrutmen politik sangat penting bagi kelangsungan sistem politik sebab tanpa elit yang mampu melaksanakan peranannya,

  8 kelangsungan hidup sistem politik akan terancam.

  Demokrasi tidak hanya diharapkan dalam sistem pemerintahan, tetapi juga dalam sistem yang dianut oleh sebuah partai politik. Demokrasi dalam pengelolaan partai politik memiliki empat konsep yaitu : pertama, Partai politik yang dapat dikontrol oleh rakyat adalah partai yang dibentuk bukan dari kalangan parlemen melainkan dari kalangan masyarakat. Kedua, Sistem kepartaian pluralis, bahwa perlu ada dan dikembangkan sistem kepartaian yang dipandang cocok dan sesuai dengan kemajemukan masyarakat Indonesia, tetapi dipihak lain dapat menghasilkan pemerintahan yang efektif. Ketiga, Visi demokrasi pimpinan partai.

  Partai politik hendaknya dikelola oleh para pemimpin dan aktivis yang memahami demokrasi. Keempat, Partai politik tidak mengedepankan monopoli dalam hal : defenisi kepentingan bersama sebagai bangsa, dimana partai bersedia berdialog dengan masyarakat untuk menyepakati apa yang menjadi kepentingan 8                                                             

  Hesel Tangkilisan. Ibid. hal. 219 bersama, posisi dalam kekuasaan (legislatif, eksekutif, yudikatif dan lembaga-

  9 lembaga negara lainnya).

  Pemilu 2014 yang akan datang diikuti oleh 12 partai yaitu Partai Nasdem, PKB, PKS, PDIP, Golkar, Gerindra, Partai Demokrat, PAN, PPP, HANURA,

10 PBB, PKPI. Partai Demokrat yang didirikan atas inisiatif Susilo Bambang

  Yudhoyono yang mengalami kekalahan dalam pemilihan Calon Wakil Presiden

  11

  dalam Sidang MPR tahun 2001. Partai Demokrat pertama kali menjadi peserta pemilu pada tahun 2004, dan peringkat perolehan kursi di DPR RI yang didapatkan Partai Demokrat cukup memuaskan. Adapun jumlah perolehan kursi partai politik di DPR RI adalah Golkar (21,58%), PDIP (18,53%), PKB (10,57%), PPP (8,15%) dan di peringkat kelima Partai Demokrat (7,45%). Bahkan, hasil pemilu 2009 sangat memuaskan dengan perolehan suara Partai Demokrat 20,81%, Golkar 14,45%, PDIP 14,01%, PKS 7,89%, PKB 4,95%.

  Selain di pusat, Partai Demokrat juga memperoleh suara yang memuaskan di daerah. Seperti di Kabupaten Karo yang menjadi lumbung suara Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan di setiap pemilu, pada pemilu 2009 Partai Demokrat sudah dapat bersaing dengan PDIP. PDIP memperoleh 31496 suara, disusul Partai Demokrat 18722 suara, PDS 17388 suara, Golkar 12884 suara, PAN 6239 suara.

  Namun beberapa tahun terakhir, Partai Demokrat mengalami penurunan. Berdasarkan survei terakhir yang dilaksanakan oleh Lembaga Survei Indonesia, 9                                                             

  Koirudin.Ibid. hal. 189 10   11 www.kpu.go.id/dmdocuments/15%20parpol%20peserta%20pemilu.pdf www.demokrat.or.id/sejarah/   elektabilitas Partai Demokrat sangat jauh menurun. Penurunan dukungan demokrat terutama disebabkan oleh serangkaian skandal tingkat tinggi yang melibatkan pimpinan teras partai. Pada saat yang sama, kekecewaan publik terhadap kinerja pemerintahan juga meningkat. Keterpilihan Partai Demokrat anjlok ke peringkat ketiga, kehilangan 12% suara yang dimenangkan pada 2009. Sebaliknya, pada survei pada awal Oktober 2012, PDI dan Golkar mendapat insentif elektoral dari kemerosotan Partai Demokrat.Sekitar 21% dari responden memilih PDIP, jumlah ini jauh meningkat diatas perolehan pada 2009, sedangkan

  12 19% memilih Golkar.

  Sama halnya dengan kasus yang menimpa Bupati Karo DR. (HC) Kena Ukur Karo Jambi Surbakti selaku Ketua DPC Partai Demokrat Kabupaten Karo dapat menurunkan minat masyarakat Kabupaten Karo terhadap Partai Demokrat.

  Adapun beberapa masalah yang menimpa Ketua DPC Partai Demokrat ini adalah tidak tanggap terhadap kondisi pengungsi Gunung Sinabung, kebijakan Bupati yang memutasi pejabat daerah tanpa alasan yang jelas, etika moral bupati yang selalu di dampingi seorang wanita berinisial MG dalam melakukan tugasnya baik tugas di luar maupun di dalam kantornya, kasus Surat Keterangan Pengganti Ijazah (SKPI). Akibat kasus-kasus tersebut DPRD Karo menggelar sidang paripurna yang dilakukan DPRD Karo pada tanggal 13 maret 2014 yang menghasilakan keputusan memberhentikan Kena Ukur Karo Jambi Surbakti sebagai bupati karo lewat keputusan nomor 01 P/KHS/2014 DPR Karo, dan telah 12                                                             

  Muhtadi, Burhanuddin. 2013. Perang Bintang 2014. Konstelasi dan Prediksi Pemilu dan Pilpres. Jakarta : Noura Books hal. 63 di setujui MA (Mahkamah Agung) dengan di keluarkannya surat pemakzulan

  13

  nomor 172/P/09/1/2014. Jika Partai Demokrat gagal mengembalikan kepercayaan publik, terutama akibat kasus-kasus yang melibatkan elite partai, maka prospek partai itu pada pemilu 2014 akan semakin buruk.

  Untuk mengantisipasi semakin terpuruknya Partai Demokrat, Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono mengumumkan 10

   

  poin pakta integritas partainya. Salah satunya adalah pada poin ke tujuh yang berbunyi “Sebagai pejabat publik, saya akan mencegah dan menghindarkan diri dari perbuatan korupsi, termasuk suap yang melawan hukum dan merugikan negara, serta dari narkoba, asusila, dan pelanggaran berat lainnya. Dalam hal saya ditetapkan sebagai tersangka, terdakwa, dan terpidana, maka sesuai dengan kode etik Partai Demokrat yang telah disahkan pada tanggal 24 Juli 2011 maka saya akan menerima sanksi sesuai ketentuan partai yang telah ditetapkan oleh Dewan Kehormatan Partai Demokrat .” Pakta integritas ditandatangani kader Partai Demokrat sehingga setiap kader siap menerima sanksi organisasi jika melakukan

  14 penyimpangan dan pelanggaran.

  Selain pimpinan pusat, Partai Demokrat Kabupaten Karo juga berusaha meningkatkan minat masyarakat terhadap Partai Demokrat. Adapun usaha yang dilakukan Partai Demokrat Kabupaten Karo menurut Bapak Ir. Irwan Sitepu adalah kader partai tidak hanya melakukan tindakan pencitraan, tetapi melakukan kerja nyata yang langsung dirasakan masyarakat secara umum tanpa memilih 13                                                             

  http://www.medanbagus.com/news.php?id=20098 14   http://www.tempo.co/read/news/2013/02/11/078460446/10-Poin-Pakta-Integritas-Partai-Demokrat golongan seperti membantu daerah-daerah terkena dampak Gunung Sinabung. Dalam proses perekrutan, partai juga menjaring seluruh lapisan masyarakat seperti tokoh masyarakat yang memiliki pengaruh yang signifikan untuk memperoleh suara, anggota legislatif yang aktif di lembaga legislatif untuk memperjuangkan aspirasi dan peduli pada masyarakat, dan bukan calon legislatif yang terlibat dalam masalah hukum seperti masalah korupsi. Para calon legislatif juga tidak ketinggalan memberikan bantuan kepada masyarakat yang membutuhkan bantuan, agar dalam Pemilu mendatang Partai Demokrat memperoleh hasil yang

  15 memuaskan.

  Oleh karena itu, peneliti tertarik melakukan penelitian tentang bagaimana Partai demokrat melakukan rekrutmen terhadap calon legislatif 2014-2019, apakah sistem rekrutmen calon legislatif sesuai dengan demokrasi pengelolaan partai, dan apakah calon legislatif yang di rekrut partai demokrat itu bersih dari hal-hal yang dapat menjatuhkan nama dan minat masyarakat atau menaikkan minat masyarakat terhadap partai demokrat dan memberi kontribusi yang baik bagi partai maupun Negara.

B. Perumusan Masalah

  Berdasarkan dari gambaran latar belakang dan permasalahan yang telah diuraikan, maka penelitian ini akan melihat “Demokratiskah Sistem Rekrutmen Calon Legislatif yang dilakukan oleh DPC Partai Demokrat Kabupaten Karo” 15                                                             

  Wawancara dengan Bapak Ir. Irwan Sitepu  

  C. Tujuan Penelitian

  Adapun tujuan dilaksanakannya penelitian ini adalah : 1. Untuk menggambarkan bagaimana sistem rekrutmen calon legislatif yang dilakukan DPC Partai Demokrat Kabupaten Karo

  2. Untuk menganalisis demokratiskah sistem rekrutmen calon legislatif yang dilakukan DPC Partai Demokrat Kabupaten Karo

  D. Signifikansi Penelitian 1.

  Secara pribadi, penelitian mampu mengasah kemampuan peneliti dalam melakukan sebuah proses penelitian yang bersifat ilmiah dan memberikan pengetahuan yang baru bagi peneliti sendiri 2. Secara teoritis, penelitian ini merupakan kajian ilmu politik yang diharapkan mampu memberikan kontribusi pemikiran mengenai demokrasi, partai politik dan rekrutmen calon legislatif.

  3. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi dan sumbangan bagi pengembangan ilmu pengetahuan dalam ilmu politik dan menjadi referensi kepustakaan bagi Departemen Ilmu Politik – FISIP USU.

  E. KERANGKA TEORI E.1. Demokrasi

  Secara leksikal demokrasi berasal dari kata Yunani yakni “demos” yang berarti rakyat dan “kratos” yang berarti wewenang atau memerintah. Jadi secara sederhana, demokrasi dapat dimaknai sebagai kewenangan rakyat untuk memerintah atau rakyat memiliki kedaulatan untuk memerintah. Menurut Abraham Linclon, demokrasi adalah suatu bentuk pemerintahan dimana kekuasaan politik tertinggi (supreme political authority) dan kedaulatan

  

(sovereignty) ada di tangan rakyat. Karena itu, pemerintahan yang demokratis

  adalah pemerintahan yang mendapat persetujuan rakyat atau pemerintahan yang

  16 sudah memiliki mandat untuk memerintah dari rakyat.

  Pengertian sederhana demokrasi dirumuskan oleh Joseph Schumpeter yaitu sebuah metode politik, sebuah mekanisme untuk memilih pemimpin politik.Warga negara diberikan kesempatan untuk memilih salah satu di antara pemimpin-pemimpin politik yang bersaing meraih suara.Dalam pengertian yang sangat luas, demokrasi bukan hanya sebuah sistem politik, tetapi juga sistem

  17 sosial dan ekonomi.

  18 Ada empat prinsip utama demokrasi yaitu : 1.

  Freedom (kebebasan) yakni ketiadaan ruang bagi kemungkinan orang lain untuk mengontrol kebebasan seorang individu dalam masyarakat. Dengan kata lain, seseorang yang bebas adalah orang yang mampu menentukan nasibnya sendiri tanpa campur tangan orang lain.

  2. Equality (persamaan) yakni setiap warga negara memiliki hak dan kewajiban yang sama dalam bidang hokum, ekonomi, pemerintahan, dan 16                                                              17 Gregorius Sahdan. 2004. Jalan Transisi Demokrasi Pasca Soeharto. Bantul : Pondok Edukasi. hal. 12. 18 Georg Sorensen. Ibid. hal 18 Georg Sorensen. Ibid. hal 21

  dalam bidang-bidang yang lainny sehingga setiap warga negara merasa yakin dengan sistem demokrasi yang mereka terima

  3. Justice (keadilan), ada dua macam keadilan yaitu keadilan yang ditimbulkan dari transaksi dengan apa yang seharusnya diterima oleh orang lain dan keadilan berdasarkan profesionalitas yang menitik- beratkan pada hak dan kewenangan seseorang untuk memperoleh apa adanya.

  4. Humanity (kemanusiaan), pelanggaran terhadap hak-hak asasi manusia merupakan cacat yang luar biasa bagi kehidupan demokratis. Masyarakat demokratis merupakan masyarakat yang memiliki tingkat penghargaan yang tinggi terhadap nilai-nilai kemanusiaan.

  E.1.1. Dimensi Demokrasi

  Pemikiran Dahl berguna untuk mendefenisikan demokrasi sebagai sebuah sistem politik.Dahl menekankan responsifitas pemerintah terhadap preferensi warga negaranya, yang setara secara politis, sebagai sifat dasar demokrasi. Ada

  19

  beberapa jumlah jaminan kelembagaan yaitu sebagai berikut : 1.

  Kebebasan untuk membentuk dan menjadi anggota organisasi 2. Kebebasan mengeluarkan pendapat 3. Hak memilih 4. Kesempatan menjadi pejabat pemerintah 19                                                              Georg Sorensen. Ibid. hal 18

     

5. Hak bagi pemimpin politik untuk bersaing dalam mencari dukungan

  5.a. Hak bagi pemimpin politik untuk bersaing dalam meraih suara 6. Sumber – sumber informasi alternatif 7.

  Pemilihan umum yang bebas dan adil 8. Lembaga yang membuat kebijakan pemerintah tergantung pada perolehan suara dan pengungkapan preferensi lainnya.

  Dari kedelapan kondisi tersebut mencakup tiga dimensi utama demokrasi politik yaitu :

  1. Kompetisi bermakna diantara individu dan kelompok organisasi (partai politik) pada seluruh posisi kekuasaan pemerintah yang efektif, dalam jangka waktu yang teratur dan meniadakan penggunaan kekerasaan 2. Tingkat partisipasi politik yang inklusif dalam pemilihan pemimpin dan kebijakan, paling tidak melalui pemilihan bebas secara teratur, dan tidak ada kelompok sosial (dewasa) utama yang disingkirkan.

  3. Tingkat kebebasan politik dan sipil kebebasan berpendapat, kebebasab pers, kebebasan mendirikan dan menjadi anggota organisasi, cukup untuk memastikan integritas partisipasi dan kompetisi politik Dahl mengidentifikasikan dua jalan terpenting menuju demokrasi yaitu jalan yang terfokus pada kompetisi dan jalan yang terfokus pada partisipasi.Meningkatnya partisipasi (atau inklusifitas) berarti meningkatnya jumlah warga negara yang memperoleh hak-hak politik dan kebebasan.

  Kompetisi (atau liberalisasi) menyangkut tersedianya hak-hak dan kebebasan paling tidak bagi beberapa anggota sistem.Meningkatnya liberalisasi berarti meningkatnya peluang bagi oposisi politik dan meningkatnya kompetisi untuk meraih kekuasaan pemerintahan.

  E.1.2. Indikator Demokrasi

  Affan Gaffar memaparkan dua macam pemahaman tentang demokrasi, yaitu pemahaman secara normatif dan pemahaman secara empirik.Secara normatif, demokrasi merupakan suatu ideal yang hendak dilaksanakan oleh sebuah negara.Sedangkan, pemahaman demokrasi secara empirik adalah amatan kita untuk mencermati apakah dalam suatu sistem pemerintahan memberikan ruang gerak yang cukup bagi warga masyarakat untuk melakukan partisipasi guna memformulasikan preferensi politik mereka melalui organisasi politik yang ada.

  20 Robert Dahl mengajukan tujuh indikator dari demokrasi empirik yaitu : 1.

  Kontrol atas keputusan-keputusan pemerintah mengenai kebijakan yang ditetapkan sesuai kontitusi dalam pemilihan pejabat-pejabat

  2. Pejabat-pejabat terpilih, dipilih dan diganti dengan frekuensi yang relatif sering, adil dan dengan pemilihan bebas

3. Warga negara memberikan suaranya dalam pemilihan umum 4.

  Warga negara memiliki hak untuk memasuki jabatan-jabatan public dengan pencalonan – pencalonan pada pemilihan umum 20                                                             

  Koirudin.2004. Partai Politik Dan Agenda Transisi Demokrasi. Menakar Kinerja Partai Politik Era Transisi di Indonesia. Yogyakarta : Pustaka Belajar. hal.142

  5. Warga negara memiliki hak untuk mengemukakan kebebasan berekspresinya, terutama kebebasan berekspresi secara politik

6. Warga negara memiliki akses terhadap sumber alternatif atas informasi yang tidak dimonopoli oleh pemerintah atau kelompok tunggal lainnya.

  7. Warga negara memiliki hak untuk membentuk dan bergabung dalam perkumpulan yang otonom, termasuk perkumpulan politik, seperti partai- partai politik dan kelompok-kelompok kepentingan, yang mempengaruhi pemerintah dengan cara berkompetisi dalam pemilu dan dengan cara-cara damai lainnya.

  E.2. Partai Politik

  Menurut Miriam Budiarjo, partai politik adalah suatu kelompok yang terorganisir yang anggota-anggotanya mempunyai orientasi, nilai-nilai dan cita- cita yang sama. Tujuan kelompok ini adalah memperoleh kekuasaan politik dan merebut kedudukan politik melalui cara yang konstitusional untuk melaksanakan kebijaksanaan yang mereka miliki.

  Menurut Sigmund Neumann, partai politik adalah dari aktivis-aktivis politik yang berusaha untuk menguasai pemerintah serta merebut dukungan rakyat atas dasar persaingan dengan suatu golongan-golongan atau golongan-golongan

  

21

lain yang mempunyai pandangan berbeda. 21                                                             

A. Rahman. Ibid. hal. 102

  Maka dapat di simpulkan bahwa partai politik adalah kumpulan orang yang memiliki nilai dan cita-cita yang sama, terorganisir, dan memiliki tujuan yang sama untuk meraih kekuasaan politik dalam pemerintahan negara.

  Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 2 tahun 2008, partai politik adalah organisasi yang bersifat nasional dan dibentuk oleh sekelompok warga negara Indonesia secara sukarela atas dasar kesamaan kehendak dan cita- cita untuk memperjuangkan dan membela kepentingan politik anggota, masyarakat, bangsa dan negara, serta memelihara keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia bedasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia tahun 1945.

  Secara garis besar, peran dan fungsi partai politik dapat dibedakan menjadi dua.Pertama, peran dan tugas internal organisasi.Dalam hal organisasi partai politik memainkan peran penting dalam pembinaan, edukasi, pembekalan, kaderisasi, dan melanggengkan ideologi politik yang menjadi latar belakang pendirian partai politik.Kedua, partai politik juga mengemban tugas yang lebih bersifat eksternal organisasi.Disini peran dan fungsi organisasi partai politik

  22 terkait dengan masyarakat luas, bangsa dan negara.

  E.2.1. Tujuan Dan Fungsi Partai Politik 22                                                              Koirudin.Ibid. hal. 142

    Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 2 tahun 2008, tujuan umum dari partai politik adalah

  23

  : 1. Mewujudkan cita-cita nasional bangsa Indonesia sebagaimana dimaksud dalam pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia tahun 1945 2. Menjaga dan memelihara keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia 3.

  Mengembangkan kehidupan demokrasi berdasarkan Pancasila dan menjunjung tinggi kedaulatan rakyat dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia 4. Mewujudkan kesejahteraan bagi seluruh rakyat Indonesia

  Sedangkan tujuan khusus partai politik adalah : 1.

  Meningkatkan partisipasi politik anggota dan masyarakat dalam rangka penyelenggaraan kegiatan politik dan pemerintahan

  2. Memperjuangkan cita-cita partai politik dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara

3. Membangun etika dan budaya politik dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.

  Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 2 tahun 2008, fungsi dari partai politik adalah

  24

  :

                                                               23 Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2008, ibid, hal 218 24 Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2008.Ibid. hal 219  

  1. Pendidikan politik bagi anggota dan masyarakat luas agar menjadi warga negara Indonesia yang sadar akan hak dan kewajibannya dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara 2. Penciptaan iklim yang kondusif bagi persatuan dan kesatuan bangsa

  Indonesia untuk kesejahteraan masyarakat 3. Penyerap, penghimpun dan penyalur aspirasi politik masyarakat dalam merumuskan dan menetapkan kebijakan negara

  4. Partisipasi politik warga negara Indonesia 5.

  Rekrutmen politik dalam proses pengisian jabatan politik melalui mekanisme demokrasi dengan memperhatikan kesetaraan dan keadilan gender.

  E.2.2. Klasifikasi Partai Politik

  Marice Duverger mengemukakan klasifikasi partai politik berdasarkan

  25

  jumlah sistem partai yang ada dalam suatu negara, yaitu : 1.

  Sistem Partai Tunggal (One Party System) Adalah sistem yang dipakai oleh negara baru merdeka, negara multi etnis, dan negara komunis.Tujuannya adalah untuk meghindari terjadinya gejolak-gejolak sosial politik yang menghambat usaha-usaha pembangunan atau untuk mengintegrasikan aneka golongan yang ada dalam suatu negara.

  2. Sistem Dwi Partai (Two Party System) 25                                                             

A. Rahman. Ibid.hal. 105

  Adalah bahwa suatu negara menganut dua partai politik atau adanya beberapa partai tetapi hanya dua partai yang memiliki peranan dalam negara.Negara yang menganut sistem ini adalah Inggris, Amerika Serikat, dan Philipina.

3. Sistem Multi Partai (Multi Party System)

  Penyebab adanya sistem banyak partai ini adalah karena adanya keanekaragaman suku, agama, ras dan golongan yang ada dalam suatu negara.Negara-negara yang menganut sistem ini antara lain Indonesia, Malaysia, Belanda, Perancis, Swedia dan sebagianya.

  E.3. Rekrutmen Politik

  Rekrutmen politik berasal dari dua (2) kata yaitu rekrutmen dan politik.Rekrutmen berarti penyeleksian dan politik berarti urusan Negara.Jadi rekrutmen politik adalah penyeleksian rakyat untuk melaksanakan urusan Negara. Menurut KKBI , rekrutmen politik adalah pemilihan dan pengangkatan orang untuk mengisi peran tertentu dalam sistem sosial berdasarkan sifat dan status (kedudukan). Seperti suku, kelahiran, kedudukan sosial dan prestasi atau

  26 kombinasi dari kesemuanya.

  Rekrutmen merupakan suatu proses dimana individu diseleksi untuk menjalankan peranan-peranan politik dan pemerintahan melalui kriteria-kriteria tertentu. Defenisi yang lebih lengkap mengenai rekrutmen adalah sebagai 26                                                             

A. Rahman. 2007. Sistem Politik Indonesia, Yogyakarta : Graha Ilmu. hal. 246

  pemilihan orang-orang untuk mengisi peran dalam sistem. Sehingga dapat disimpulkan bahwa rekrutmen merupakan suatu proses pemilihan terhadap individu-individu yang dianggap mampu dan memiliki potensi serta kecakapan yang memadai untuk dicalonkan menduduki jabatan-jabatan publik, terutama untuk lembaga legislatif dan dalam tahap selanjutnya ditentukan oleh pilihan

  27 masyarakat dalam melalui wadah pemilihan.

  Tujuan dari rekrutmen politik adalah terpilihnya penyelenggara politik (pemimpin pemerintahan Negara) dari tingkat pusat hingga tingkat terbawah (lurah/desa) yang sesuai dengan kriteria (persyaratan) yang telah ditentukan dalam peraturan perundang-undangan yang berlaku dan atau yang ditentukan melalui konvensi (hukum tidak tertulis) yang berlaku dalam masyarakat (rakyat)

28 Indonesia.

  Masyarakat yang memiliki hak dan kewajiban menjadi obyek dalam rekrutmen politik adalah seluruh masyarakat Indonesia yang sah sebagai warga negara Indonesia berdasarkan UUD 1945 dan peraturan perundang-undangan lainnya. Dengan kata lain setiap WNI, baik pria maupun wanita dengan tanpa membedakan suku, agama, ras, warna kulit dan lainnya, memiliki kedudukan yang sama untuk memperoleh kesempatan mengikuti rekrutmen politik diseluruh tingkatan (hirarki) atau struktur politik yang ada. 27                                                              28 Hesel Tangkilisan, ibid, hal. 157

A. Rahman. Ibid. hal. 246

  Ada beberapa kriteria prestasi yang dapat digunakan dalam proses seleksi

  29

  elit politik yaitu : 1.

  Keahlian teknis, dimana keahlian ini sangat dibutuhkan untuk melaksanakan peranan-peranan politik yang rumit dalam kaitannya dengan peranan dan proses sosial 2. Keahlian berorganisasi dan persuasi, dimana keahlian ini sangat penting untuk melaksanakan pembuatan keputusan politik atau kebijaksanaan pemerintah yang umumnya dilakukan oleh kaum elit, karenanya dibutuhkan keterampilan negosiasi atau mobilisasi orang atau pejabat yang terlibat dalam pembuatan keputusan dan pelaksanaannya 3. Loyalitas dan reliabilitas politik yang menyangkut derajat kepercayaan politik dari berbagai kekuatan atau golongan di masyarakat, karena hal ini akan sangat membantu dalam pembuatan dan pelaksanaan keputusan politik Sistem politik menurut Nazaruddin Syamsudin dibagi menjadi 2 cara

  30

  yaitu ; 1.

  Rekrutmen terbuka yaitu dengan menyediakan dan memberikan kesempatan yang sama bagi seluruh warga negara untuk ikut bersaing dalam proses penyeleksian.

  2. Rekrutmen tertutup yaitu adanya kesempatan untuk masuk dan dapat menduduki posisi politik tidaklah sama bagi setiap warga negara, artinya 29                                                              30 Hesel Tangkilisan. Ibid, hal. 158 Hesel Tangkilisan. Ibid. hal.189 hanya individu-individu tertentu yang dapat direkrut untuk menempati posisi dalam politik maupun pemerintahan, seperti dengan adanya pertemanan, pertalian keluarga dan lainnya Menurut Miftah Thoha ada tiga sistem yang digunakan dalam proses rekrutmen yaitu :

  1. Sistem patronit (patronage system) atau dikenal sebagai sistem setia kawan yaitu proses rekrutmen berdasarkan kawan, dimana dalam mengangkat seseorang untuk menduduki jabatan baik dalam bidang pemerintahan maupun politik dengan pertimbangan yang bersangkutan masih kawan dekat, sanak famili, dan ada juga karena daerah asal sama. Sistem ini juga didasarkan atas dasar perjuangan politik karena memiliki satu aliran politik, ideologi dan keyakinan yang sama tanpa memperhatikan keahlian dan keterampilan 2. Sistem merita (merit system)

  Sistem ini berdasarkan atas jasa kecakapan seseorang dalam usaha mengangkat atau menduduki pada jabatan tertentu sehingga sistem ini lebih obyektif karena atas dasar pertimbangan kecakapan. Penilaian obyektif tersebut pada umumnya ukuran yang dipergunakan adalah ijasah pendidikan, sistem ini sering dikenal dengan “spoil system” 3. Sistem karir (career system)

  Sistem ini dipergunakan secara luas untuk menunjukkan pengertian suatu kemajuan seseorang yang dicapai lewat usaha yang dilakukan secara dini dalam kehidupannya baik dunia kerja maupun politik. Guna memberikan pelayanan dan perlindungan kepada masyarakat. Proses rekrutmen dilakukan secara terbuka, semi tertutup, bahkan secara tertutup. Derajat keterbukaan rekrutmen akan ditentukan oleh derajat pelaksanaan demokrasi dalam sebuah negara. Adapun beberapa pilihan partai politik dalam proses rekrutmen

  31

  politik sebagai berikut : 1.

  Partisipan, yaitu merupakan pendukung yang kuat, loyalitas tinggi terhadap partai sehingga bias direkrut untuk menduduki jabatan strategis

  2. Compartmentalization merupakan proses rekrutmen yang didasarkan pada latar belakang pendidikan dan pengalaman organisasi atau kegiatan social politik seseorang, misalnya aktivis LSM 3. Immediate Survival yaitu proses rekrutmen yang dilakukan oleh otoritas pemimpin partai tanpa memperhatikan kemampuan orang-orang yang akan direkrut 4. Civil Service Reform merupakan proses rekrutmen berdasarkan kemampuan dan loyalitas seseorang calon sehingga bias mendapatkan kedudukan lebih penting atau tinggi. Sedangkan Seligman memandang rekrutmen sebagai suatu proses yang terdiri dari: 31                                                             

  

Prof. Firmanzah, Ph.D. 2011. Mengelola Partai Politik (Komunikasi dan Positioning Ideologi Politik Di

Era Demokrasi) . Jakarta: Yayasan Pustaka Obor Indonesia. hlm 71.

1. Penyaringan dan penyaluran politik yang mengarah pada eligibilitas

  (pemenuhan syarat pencalonan) Proses ini merupakan kegiatan awal yang dilakukan sebagai wujud dari sistem demokratisasi, dimana semua warga negara mempunyai hak untuk terlibat secara langsung dalam proses pemilu baik sebagai pemilih maupun yang akan dipilih.

  2. Pencalonan atau proses dua tahap yang mensyaratkan inisiatif dan penguatan. Pada tahap ini, tata cara pencalonan lebih ditentukan oleh pemerintah dan panitia pemilu, sebab kedua struktur inilah yang dimajukan konsestan memenuhi syarat yang diperlukan secara umum didalam proses penentuan wakil rakyat.

  3. Seleksi yakni pemilihan calon elit politik yang sebenarnya. Proses seleksi merupaka tahap terakhir sebagai penentu. Pada tahap ini, mekanisme yang digunakan seharusnya didasari pada berbagai syarat yang telah ditetapkan seperti prestasi yang dimiliki calon, memiliki dedikasi yang tinggi serta loyalitas.

F. Metode Penelitian F.1. Jenis Penelitian

  Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif yang mencoba mengungkapkan dan menggambarkan rekrutmen calon anggota legislatif DPC Partai Demokrat Kabupaten Karo.Tujuan dari deskriptif adalah membuat, menggambarkan, meringkas berbagai kondisi dan situasi yang timbul di masyarakat yang menjadi objek penelitian. Dengan menetapkan fokus pada masalah yang akan diteliti diharapkan nantinya penelitian akan mendapat data yang maksimal untuk menggambarkan fenomena aktual yang terjadi.

  F.2. Lokasi Penelitian

  Penelitian ini dilakukan di Dewan Pimpinan Cabang (DPC) Partai Demokrat Kabupaten Karo yang bertempat di Jl. Sudirman No. 35 Kabanjahe – Kabupaten Karo.

  F.3. Teknik Pengumpulan Data

  Dalam mengumpulkan data dan informasi yang dibutuhkan dalam penelitian ini digunakan beberapa teknik pengumpulan data yaitu data primer dan

  32 data sekunder.

1. Data primer

  Untuk mendapatkan data primer, dalam penelitian ini dilakukan dengan cara wawancara. Wawancara merupakan proses tanya jawab secara langsung yang ditujukan terhadap informan di lokasi penelitian dengan menggunakan panduan atau pedoman wawancara. Wawancara dengan melakukan komunikasi secara langsung untuk mendapatkan informasi secara mendalam dengan mengeksplorasi pertanyaan-pertanyaan pada informasi yang mengacu pada pedoman wawancara yang telah dirumuskan peneliti.Sehingga data yang 32                                                             

  

Burhan Bungin.2001. Metode Penelitian Sosial.Format-Format Kualitatif dan kualitas.Surabaya : Airlangga University Press. hal. 51 diperoleh dari hasil wawancara tersebut merupakan data pendukung bagi terlaksananya penelitian.

  Adapun informan yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah Ir. Irwan Sitepu selaku Wakil Ketua II Dewan Pimpinan Cabang (DPC) Partai Demokrta Kabupaten Karo dan selaku Ketua tim pemenangan partai Demokrat Kabupaten Karo, Masa Sinulingga selaku Sekretaris Dewan Pimpinan Cabang (DPC) Kabupaten Karo dan selaku Sekretaris Tim Rekrutmen Partai Demokrat Kabupaten Karo, Nomon Tarigan selaku Ketua tim rekrutmen Partai Demokrat Kabupaten Karo, Ferdinan Perangin-angin selaku wakil ketua tim pemenangan partai Demokrat Kabupaten Karo, 2. Data Sekunder

  Data sekunder adalah semua data yang diperoleh melalui studi kepustakaan yaitu pengumpulan data dari buku-buku referensi, jurnal yang sesuai dengan objek kajian penelitian serta berkaitan dengan permasalahan, dalam hal ini mengenai bagaimana sistem rekrutmen dalam partai politik yang nantinya akan dijadikan panduan dalam melakukan penelitian.

  F.4. Teknik Analisa Data

  Teknik analisa data yang digunakan penulis dalam penelitian ini adalah menggunakan jenis analisa data kualitatif, yaitu tanpa menggunakan alat bantu rumus statistik. Penelitian ini bersifat deskripsi dengan tujuan member gambaran mengenai situasi atau kejadian yang terjadi.

  Penulis mengumpulakan data-data dari buku dan situs internet yang berisi tentang rekrutmen calon legislatif partai politik, khususnya Partai Demokrat, kemudian melakukan wawancara dengan tokoh-tokoh atau para pengurus partai yang mepunyai kapasitas dan memahami tentang rekrutmen calon legislatif yang dilakukan oleh DPC Partai Demokrat Kabupaten Karo.

G. Sistematika Penulisan

  Adapun sistematika penulisan dalam penelitian ini adalah :

BAB I : Pendahuluan Pada bab ini berisikan Latar Belakang, Perumusan Masalah, Tujuan Penelitian, Manfaat Penelitian, Kerangka Teori, Metode Penelitian, dan Sistematika Penulisan BAB II : Deskripsi Partai Demokrat Pada bab ini berisi tentang gambaran umum mengenai Partai Demokrat berupa Sejarah Partai Demokrat, Visi dan Misi Partai Demokrat, Lambang dan Makna Lambang Partai Demokrat, Struktur Organisasi Partai Demokrat, Struktur Pengurus DPC Partai Demokrat Kabupaten Karo. BAB III : Rekrutmen Calon Legislatif Partai Demokrat 2014-2019

  Pada bab ini berisi tentang Gambaran Singkat Pemilihan Umum 2014 di Indonesia, Pemilu, Partai Politik dan Demokrasi di Indonesia, Rekrutmen Calon Legislatif Partai Demokrat, Strategi Rekrutmen Calon Legislatif Partai Demokrat,

BAB IV : Kesimpulan dan Saran Ini merupakan bab terakhir yang berisi kesimpulam yang

  diperoleh dari hasil-hasil pembahasan pada bab-bab sebelumnya, serta berisi saran-saran yang berguna bagi penulis secara khusus dan berguna bagi organisasi secara umum.