Hak – Hak Dasar Anak

15 kedewasaannnya lebih cepat. Dalam hal ini hanya pada KUHPPerdatalah yang mengatur hal tersebut. Dengan demikian konsep anak di Indonesia terkait dengan batasan umur anak adalah 18 tahun. 16 maka dari itu karena KHA merupakan lex sepesialis dari peraturan lain, maka untuk menentukan batasan umur anak di Indonesia mengacu kepada KHA. Dari beberapa ketentuan perundang – undangan di atas yang menyangkut mengenai pengertian anak KHAlah yang menjadi pedoman untuk merumuskan pengertian anak, karena KHA merupakan lex sepesialis dari aturan Hukum yang berlaku untuk merumuskan pengertian anak. Di dalam KHA dirumuskan bahwa Menurut KHA definisi anak secara umum adalah manusia yang umurnya belum mencapai 18 tahun. Dalam implementasi keputusan KHA tersebut, setiap negara diberikan peluang untuk menentukan berapa usia manusia yang dikategorikan sebagai anak. Dalam KHA pasal 1 disebutkan bahwa anak berarti setiap manusia yang berusia di bawah delapan belas tahun kecuali berdasarkan undang-undang yang berlaku untuk anak-anak, kedewasaan telah dicapai lebih cepat.

2. Hak – Hak Dasar Anak

a. Hak anak Menurut Konvensi Hak Anak Secara internasional sejak tahun 1989 masyarakat dunia telah mempunyai instrument hukum, yakni Konvensi Hak Anak KHA, yang mempunyai kekuatan mengikat Negara peserta dan penandatanganan KHA. KHA mendiskripsikan hak- hak anak secara detail, menyeluruh dan maju. KHA memposisikan anak sebagai 16 Pasal 1 KHA. 16 dirinya sendiri dan hak anak sebagai segmen bagian manusia yang harus dibantu perjuangannya bersamasama orang dewasa. KHA yang memiliki 54 pasal itu dapat dikategorikan dalam empat hak, yakni : 1 Hak untuk hidup layak Setiap anak berhak untuk mendapatkan kehidupan yang layak dan terpenuhinya kebutuhan- kebutuhan dasar mereka termasuk makanan, tempat tinggal dan perawatan kesehatan. 2 Hak untuk berkembang Setiap anak berhak untuk tumbuh kembang secara wajar tanpa halangan.Mereka berhak untuk mengetahui identitasnya, mendapatkan pendidikan,bermain, beristirahat, bebas mengemukakan pendapat, memilih agama, mempertahankan keyakinan, dan semua hak yang memungkinkan mereka berkembang secara maksimal sesuai potensinya. 3 Hak untuk mendapat perlindungan Setiap anak berhak untuk mendapat perlindungan dari perlakuan diskriminasi, eksploitasi baik ekonomi maupun seksual, penelantaran, kekejaman, kekerasan, penganiayaan, ketidak adilan dan perlakuan salah. 4 Hak untuk berperan serta. Setiap anak berhak untuk berperan aktif dalam masyarakat termasuk kebebasan untuk berekspresi, kebebasan untuk berinteraksi dengan orang lain dan menjadi anggota suatu perkumpulan. 17 5 Hak untuk memperoleh pendidikan Menurut hemat saya Konvensi Hak Anak adalah organisasi internasional yang kedudukan mengawasi anak, salah satunya adalah hak anak dimana hak – haknya sebagai anak harus sesuai dengan kebijakan – kebijakan yang telah diamanatkan KHA terhadap semua Negara termasuk Negara Indonesia. Maka dari itu apabila terdapat salah satu undang – undang yang membahas mengenai hak anak harus berpedoman pada KHA. Meskipun peraturan dari KHA tersebut mengenai Hak anak telah di tegaskan oleh KHA tetapi di dalam prakteknya di Indonesia saya rasa bertolak belakng. Misalkan hak anak untuk memperoleh pendidikan anak, memang Negara Indonesia telah mengharuskan wajib belajar 9 tahun, akan tetapi, anak yang seharusnya mendapatkan pendidikan sesuai dengan haknya terhalangi oleh beban biaya untuk memperoleh pendidikan sebagai haknya. b. Undang – Undang Dasar 1945 Pasal 28 B ayat 2 Setiap anak berhak atas kelangsungan hidup, tumbuh, dan berkembang serta berhak atas perlindungan dari kekerasan dan diskriminasi. c. Undang – Undang No 4 Tahun 1979 Pasal 2 1 Anak berhak atas kesejahteraan, perawatan, asuhan dan bimbingan berdasarkan kasih sayang baik dalam keluarganya maupun di dalam asuhan khusus untuk tumbuh dan berkembang dengan wajar. 2 Anak berhak atas pelayanan untuk mengembangkan kemampuan dan kehidupan sosialnya,sesuai dengan kebudayaan dan kepribadian bangsa, untuk menjadi warganegara yang baik dan berguna. 3 Anak berhak atas pemeliharaan dan perlidungan, baik semasa dalam kandungan maupun sesudah dilahirkan. 18 4 Anak berhak atas perlindungan terhadap lingkungan hidup yang dapat membahayakan atau menghambat pertumbuhan dan perkembangannya dengan wajar. d. Undang – Undang RI No 39 Tahun 1999 Pasal 62 Setiap anak berhak untuk memperoleh pelayanan kesehatan dan jaminan sosial secara layak, sesuai dengan kebutuhan fisik dan mental spiritualnya . e. Undang – Undang No 23 Tahun 2002 Pasal 1 Setiap anak berhak untuk dapat hidup, tumbuh berkembang dan partisipasi secara wajar sesuai dengan harkat dan martabat kemanusiaan, serta mendapat perlindungan dari kekerasan dan diskriminasi. Pasal 2 Setiap anak berhak atas status nama sebagai identitas diri dan status kewarga negaraan. Pasal 3 Setiap anak berhak untuk beribadah menurut agamanya, berpikir dan berekspresi sesuai tingkat kecerdasan dan usianya, dalam bimbingan orang tua. Pasal 4 Ayat 1. Setiap anak berhak untuk mengetahui orang tuanya, dibesarkan dan diasuh oleh orang tuanya sendiri. Ayat 2. Dalam hal karena suatu sebab orang tuanya tidak dapat menjamin tumbuh kembang anak atau anak dalam keadaan terlantar maka anak tersebut berhak diasuh atau diangkat sebagai anak asuh atau anak angkat oleh orang lain sesuai dengan ketentuan peraturan per undang-undangan yang berlaku. Pasal 5. Setiap anak berhak memperoleh pelayanan kesehatan dan jaminan sosial sesuai kebutuhan fisik, mental, spiritual dan sosial. 19 f. Hak Anak Dan Anak Yang Bekerja Dalam kaitannya hak anak untuk bekerja di dalam peraturan Perundang – undangan mengenai anak yang bekerja memang tidak dijelaskan secara tegas mengenai boleh atau tidak anak bekerja melainkan hanya sebatas membatasi jenis dan alokasi waktu kerja.hak anak memang sepantasnya harus menyinggung dari beberapa peraturan. KHA menjelaskan bahwa hak anak adalah Hak untuk hidup layak, Hak untuk berkembang, Hak untuk mendapat perlindungan, Hak untuk berperan serta, dan hak untuk memperoleh pendidikan. Apabila terdapat anak yang bekerja maka peran KHA berperan untuk melindungi pekerja anak tersebut, karena amanat dari KHA yang menyangkut hak Anak adalah Setiap anak berhak untuk mendapat perlindungan dari perlakuan diskriminasi, eksploitasi baik ekonomi maupun seksual, penelantaran, kekejaman, kekerasan, penganiayaan, ketidak adilan dan perlakuan salah. Kemudian apabila kita cermati di dalam isi Undang – undang Dasar 1945 pasal 28 B ayat 2 yang berkaitan dengan hak anak adalah Setiap anak berhak atas kelangsungan hidup, tumbuh, dan berkembang serta berhak atas perlindungan dari kekerasan dan dikriminasi. Apabila kita mencermati lebih mendalam mengenai hak anak di dalam pasal tersebut, memang di dalam Undang – undang ini tidak menjelaskan mengenai hal apa, tetapi ada kaitannya dengan pekerja anak di bawah umur, yaitu peran Undang – undang ini anak berhak atas perllindungan dari kekerasan dan diskriminasi, kaitannya dengan pekerja anak adalah apabila terdapat anak yang bekerja dan di dalam melakukan pekerjaannya 20 anak mendapat kekerasan dan diskriminasi yang kemungkinan akan terjadi pada anak yang bekerja. Maka dari sinilah akan ditemukan Hak Anak salah satunya Tidak untuk melakukan pekerjaan apapun itu, dan apapun alasannya. Tetapi di dalam prakteknya banyak sekali kita temukan di dalam kehidupan sehari – hari Anak menjalani rutinitasnya salah satunya dengan bekerja, jauh dari kehidupan yang layak alih – alih hak untuk memperoleh pendidikan hak untuk berkehidupan yang layak tidak mereka dapatkan sebagai wujud dari hak mereka meskipun beberapa peraturan Perundang – undangan telah menjaminnya. Tetap saja Anak melakukan pekerjaan baik itu pekerjaan ringan maupun pekerjaan berat dengan berbagai alasan, salah satunya adalah alasan perekonomian dan mereka tidak sadar Bekerja di usia yang sangat jauh dikatakan sebagai orang dewasa adalah bukan hak mereka. Isu pekerja anak harus memperoleh perhatian khusus, sebab pada kenyataannya isu pekerja anak bukan sekedar isu anak-anak menjalankan pekerjaan dengan memperoleh upah rendah, akan tetapi lekat sekali dengan eksploitasi, pekerjaan berbahaya, terhambatnya akses pendidikan dan menghambat perkembangan fisik, psikis dan sosial anak. Malahan dalam kasus dan bentuk tertentu, pekerja anak telah masuk kualifikasi, anak-anak yang bekerja pada situasi yang paling tidak bisa ditolerir. 17 17 Muhammad Joni dan Zulechaina Z, Tanamas 1999. Aspek Hukum Perlindungan Anak dan Perspektif Konvensi Hakhak Anak , Citra Aditya Bakti, Bandung, hlm. 8. 21

2.2. Pekerja Anak