BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Adapun hal yang melatar belakangi penelitian dan pada akhirnya penulis menulis skripsi kesarjanaan dengan judul Pelaksanaan Bantuan Hukum Secara
Cuma – Cuma di Pengadilan Negeri Salatiga adalah, bahwa antuan hukum secara
cuma-cuma yang diberikan pada tersangka dan Terdakwa pada hakekatnya adalah memberikan perlindungan kepada tersangka dan Terdakwa agar hak-haknya
terlindungi, Pemberian Bantuan Hukum secara cuma-cuma kepada Terdakwa yang tidak mampu melalui Pos Bantuan Hukum yang dibentuk di setiap
Pengadilan Negeri. Pos Bantuan Hukum di Pengadilan Negeri diatur di Surat Edaran Mahkamah Agung No. 10 Tahun 2010 Tentang Pedoman Pemberian
Bantuan Hukum mengacu pada Pedoman Pemberian Bantuan Hukum di Lingkungan Peradilan Umum sebagaimana tercantum pada lampiran A Pasal 1
ayat 1 “Penyelenggaraan dan penggunaan Anggaran Bantuan Hukum di lingkungan Peradilan Umum adalah meliputi Pos Bantuan Hukum, Bantuan Jasa
Advokat, Pembebasan Biaya Perkara baik Pidana maupun Perdata, dan Biaya Sidang di Tempat Sidang Tetap Zitting Plaatz”. Pasal 1 ayat 2 “Pos Bantuan
Hukum Posbakum adalah ruang yang disediakan oleh dan pada setiap Pengadilan Negeri bagi Advokat Piket dalam memberikan layanan Bantuan
Hukum kepada Pemohon Bantuan Hukum untuk pengisian formulir permohonan
Bantuan Hukum, bantuan pembuatan dokumen hukum, advis atau konsultasi hukum, memberikan rujukan lebih lanjut tentang pembebasan biaya perkara, dan
memberikan rujukan lebih lanjut tentang bantuan jasa Advokat ”.
Pada dasarnya pemberian Bantuan Hukum secara Cuma – Cuma telah diatur
didalam perundang – undangan secara tegas yang berlaku di Indonesia, 22 tahun
setelah tahun 1981 dengan berlakunya KUHAP.
1
Kemudian keberadaan sifat Cuma
– Cuma dari Bantuan Hukum dalam UU No. 18 tahun 2003 tentang Advokat. Kemudian lima tahun kemudian dalam PP No. 83 tahun 2008 tentang
Persyaratan dan Tata Cara pemberian Bantuan Hukum Secara Cuma – Cuma,dan
4 tahun kemudian disusul dengan berlakunya UU No 16 Tahun 2011, tentang Bantuan Hukum, secara tegas sifat Bantuan Hukum itu dinyatakan. Tetapi
didalam prakteknya meskipun aturan ketentuan hukum perundang – undangan
telah mengatur sedemikian banyak mengenai Bantuan Hukum Secara Cuma –
Cuma tidak semua Terdakwa Di Pengadilan Negeri Salatiga menggunakan bantuan hukm secara Cuma
– Cuma. dengan alasan Terdakwa tidak tahu soal keberadaan Bantuan Hukum Secara Cuma
– Cuma, meskipun pada awalnya telah di beritahukan oleh hakim yang menangani Terdakwa tersebut.
2
Hal inilah yang melatar belakangi masalah pertama dalam tulisan skripsi ini.
1
UU No. 8 Tahun 1981 Tentang Hukum Acara Pidana
2
Wawancara dengan Bapak Prasetio Nugroho S.H., M.Kn. Selaku salah satu Hakim Di Pengadilan Negeri Salatiga
. Salatiga 5 januari 2014
Kedua dari hasil wawancara dengan Bapak R. Rudi Harsojo, SH. Selaku Pan.Mud. Hukum Pengadilan Negeri Salatiga, terkait dengan pemberian Bantuan
Hukum Secara Cuma – Cuma, Selama Tahun Anggaran 2013 terdapat 163
perkara Pidana yang masuk
3
, kemudian dipisahkan lagi kedalam golongan para Terdakwa yang memenuhi syarat untuk dapat menerima Bantuan Hukum Secara
Cuma – Cuma prodeo sebagai mana Telah di jelaskan Didalam Peraturan
Perundang – undangan Nomor 16 Tahun 2011 Tentang Bantuan Hukum Secara
Cuma – Cuma dan SEMA Nomor 10 Tahun 2010 Tentang Pedoman Pemberian
Bantuan Hukum , yaitu sebanyak 57 Orang Terdakwa yang berhak menerima Bantuan Hukum Secara Cuma
– Cuma. Tetapi dalam hal ini tidak semua Terdakwa mau menggunakan Bantuan Hukum Secara Cuma
– Cuma. Terdapat 21 Orang Terdakwa yang mengunakan Bantuan Hukum secara Cuma
– Cuma dan 36 Orang Terdakwa menolak di damping oleh Penasehat hukum yang di tunjuk oleh
pihak Pengadilan secara Cuma – Cuma.
4
Dari data di atas Timbullah pertanyaan di dalam benak penulis, mengapa hal tersebut bisa terjadi ?. Hal inilah yang melatar belakangi masalah kedua dari
penulisan skripsi ini. Ketiga terkait dengan pemberi Bantuan Hukum secara Cuma - Cuma
dalam hal ini adalah Advokat atau pengacara yang di tunjuk oleh majelis hakim Pengadilan Negeri Salatiga, untuk mengetahui secara jelas mengenai sikap
3
Dokumen Pengadilan Negeri Salatiga. Daftar Stastistik Perkara Pidana Bulan Januari –
desember 2013 Pengadilan Negeri Salatiga
4
Dokumen Pengadilan Negeri Salatiga. Daftar Stastistik Terdakwa yang mengunakan dan Terdakwa yang menolak Bantuan Hukum Secara Cuma
– Cuma Pengadilan Negeri Salatiga Tahun Anggaran 2013
Advokat yang di tunjuk oleh Pengadilan Negeri Salatiga untuk memberikan Bantuan Hukum Secara Cuma
– Cuma, penulis datang kerumah terpidana Alfian Wisnu Aranda, yang beralamat Di Perum Damatex Pabelan No.206, Karang
tengah Kec. Tuntang. Dimana pada saat berstatus menjadi Terdakwa dirinya masih tergolong Terdakwa Anak di bawah umur yang berusia 17 Tahun. Dimana
di dalam penjelasan Undang – undang Nomor 11 tahun 2012 tentang System
Peradilan Pidana Anak bahwa, Anak yang Berkonflik dengan Hukum yang selanjutnya disebut Anak adalah anak yang telah berumur 12 dua belas tahun,
tetapi belum berumur 18 delapan belas tahun yang diduga melakukan tindak pidana
5
. Menurut ketererangan dari pihak orang tua Alfian Wisnu Aranda, terkait dengan pertanyaan mengenai Bagaimana Sikap Advokat yang di tunjuk oleh
Hakim Pengadilan Negeri Salatiga Secara Cuma – Cuma, pihak keluarga memang
merasa senang dan terbantu dengan adanya Pengacara yang mendampingi atau memberikan pembelaan secara geratis, tetapi menurut orang tua dari Narapidana
Anak ini, mengaku masih kurang puas dengan kinerja Advokat tersebut.
6
Tentu berdasarkan Keterangan Orang Tua dari Naraapidana Anak ini menjadi salah satu
alasan bagi Penulis untuk menjadikan suatu Masalah di dalam Skripsi ini. Keempat untuk mengetahui Pelaksanaan Bantuan Hukum Secara Cuma
– Cuma Di Pengadilan Negeri Salatiga, penulis datang ke RUTAN KELAS IIB
Salatiga guna mencari informasi terkait Terdakwa yang pada saat proses
5
Bab I Pasal 1 ayat 3 Undang – undang Nomor 11 Tahun 2012 Tentang Sistem Peradilan
Pidana Anak.
6
Wawan cara Dengan Orang Tua Narapidana Anak, Atas Nama Alfian Wisnu Aranda. Di beralamat Di Perum Damatex Pabelan No.206, Karangtebgah Kec. Tuntang. 22 februari 2014
persidangan menolak untuk mengunakan Bantuan Hukum Cuma – Cuma. terlebih
dahulu Penulis mencocokan daftar Nama – nama yang menolak Bantuan Hukum
secara Cuma – Cuma dari pengadilan. Tujuannya adalah untuk mengetahui alasan
para Terdakwa menolak Bantuan Hukum secara Cuma – Cuma yang di sediakan
oleh Pengadilan Negeri Salatiga. Dari lima tahanan yng diambil dijadikan sebagai responden di Rutan Kelas II B Salatiga, dengan cara mengisi kuesioner dan
wawancara dengan pelAnggaran pidana bervariasi dari penganiayaan perjudian pencurian dan narkoba semua responden tidak didampingi pengacara meskipun
mereka mengetahui akan haknya untuk memperoleh Bantuan Hukum Cuma –
Cuma. karena mereka tidak mempunyai uang untuk membayarnya. Selain itu ada salah satu Tahanan yang beralasan untuk menolak Bantuan Hukum Cuma
– Cuma dengan alasan tidak yakin bahwa pengacara tersebut tidak akan meminta imbalan.
Terlebih dahulu Penulis terangkan disini bahwa terkait dengan judul karya ilmiah yang membahas mengenai topic Bantuan Hukum secara Cuma
– Cuma telah disampaikan atau ditulis oleh mahasiswa Hukum uksw sebelumnya dengan
topic Bantuan Hukum adalah suatu perikatan yang bersifat Cuma – Cuma.
7
tetapi dalam tulisan tersebut masih mempunyai beberapa kelemahan, yaitu belum
menyangkut permasalahan yang sebenarnya yang bergejolak didalam dunia praktek mengenai pelaksanaan Bantuan Hukum secara Cuma
– Cuma saat ini, khususnya pelaksanaan pemberi Bantuan Hukum melalui Pengadilan Negeri
Salatiga, Bantuan Hukum artinya di dalam tulisan yang terdahulu tidak
7
Skripsi : Lusia Anis Trisnawati SH. Bantuan Hukum Sebagai Suatu Perikatan Yang Bersifat Cuma
– Cuma . UKSW Salatiga Desember 2013
menganalisis pelaksanaannya seperti apa, penulis yang terdahulu kurang memahami dinamika apa yang terjadi oleh terpidana yang mendapatkan Bantuan
Hukum secara Cuma – Cuma, khususnya dalam dunia peraktek di pengadilan.
Tabel Perbedaan antara Penulis Yang membahas mengenai Bantuan Hukum secara Cuma
– Cuma.
Table 1 : Perbandingan Skripsi Dengan Penulis Yang Terdahulu Penulis
Elsa Permana Eka Putra 312009040
Lusia Anis Trisnawati S.H 312008005
Judul Pelaksanaan
Pemberian Bantuan Hukum Secara
Cuma – Cuma dalam
perkara pidana
Di Pengadilan
Salatiga. Studi
Kasus Di
PN. Salatiga
Bantuan Hukum Sebagai suatu Perikatan Yang Bersifat
Cuma – Cuma
Rumusan masa
lah
1. Bagaimanakah Pelaksanaan
Pemberian Bantuan Hukum Secara Cuma
– Cuma di Pengadilan Negeri Salatiga
? 2.
Faktor apasajakah yang Bagaimana pemberian Bantuan
Hukum sebagai
suatu perikatan yang bersifat Cuma
– Cuma ?
mempengaruhi para
Terdakwa untuk
menggunakan dan menolak Bantuan Hukum Secara
Cuma – Cuma ?
Tujuan Penel
itian
1. Untuk
mengetahui, bagaimanakah Pelaksanaan
Pemberian Bantuan Hukum Secara Cuma
– Cuma di pengadilan Negeri Salatiga.
2. Faktor apasajakah yang
mempengaruhi para
Terdakwa untuk
menggunakan dan menolak Bantuan Hukum Secara
Cuma – Cuma ?
Mengetahui bagaimana pemberian Bantuan
Hukum sebagai
suatu perikatan yang bersifat Cuma
– Cuma
Metode Penel
itian
Untuk menjawab permasalahan yang telah dirumuskan
dalam penelitian
ini, digunakan
metode penelitian, yaitu penelitian
yuridis empiris
atau Normatif
sosiologis
Mendasarkan diri pada suatu amatan yaitu Surat Putusan dan Nomor Perkara dari Pengadilan Negeri Salatiga, Penulis mendapatkan data yang terkait dengan
Terdakwa yang mengunakan Bantuan Hukumsecara Cuma - cuma pengadilan Negeri Salatiga, penulis mendapatkan data bahwa pada tahun 2013 tahun terakhir.
Dengan kata lain dapat Penulis katakana bahwa skripsi sebagaimana ditulis oleh Penulis terdahulu berdimensi obyektif atau peraturan perundang
– undangan yang mengatur masalah Bantuan Hukum secara Cuma
– Cuma, sedangkan didalam skripsi ini lebih berdimensi subyektif atau suatu amatan yang ada didalam
perakteknya dari peraturan perundang – undangan mengenai topic skripsi ini.
Sehingga sedikit lebih menarik untuk dikemukakan disini. Selain alasan diatas, penulis didalam melakukan pra penelitian untuk menulis
skripsi ini penulis ingin mengkaji seberapa jauhkah masyarakat khususnya Para pencari keadilan yang tidak mampu mengerti akan Haknya Untuk mendapatkan
Bantuan Hukum secara Cuma – Cuma .Maka dari itu penulis terfokus pada suatu
keadaan tersebut dan kemudian penulis ingin menyampaikan lewat suatu skripsi yang berjudul :
”PELAKSANAAN PEMBERIAN BANTUAN HUKUM SECARA CUMA- CUMA DALAM PERKARA PIDANA Studi Kasus Di Pengadilan Negeri
Salatiga ”.
B. Rumusan Masalah