33 benar menjepit benda kerja, setelah itu angkat balok penekan atau pembengkok
sampai mencapai sudut yang dikehendaki.
13 Mesin lipat kotak.
Mesin ini digunakan untuk segala keperluan membengkok dan melipat. Mesin ini dilengkapi dengan sepatu-sepatu tekuk yang dibuat dalam berbagai
ukuran untuk keperluan penekukan. Sepatu- sepatu ini dapat diatur atau dikombinasikan satu sama lain sehingga mendapatkan ukuran yang diperlukan.
Perhatikan jarak antara sepatu-sepatu yang digunakan dengan sepatu-sepatu yang tidak digunakan. Ada jarak ruangan yang tidak diberi sepatu, hal ini
dimaksudkan agar ada gerakan bebas benda yang akan dilipat.
2. Perilaku Keselamatan dan Kesehatan Kerja pada Praktik Teknik
Kerja Bangku ditinjau dari Ranah Pengetahuan
Pengetahuan adalah segala sesuatu yang diketahui; kepandaian Kamus Besar Bahasa Indonesia, 2005. Menurut Soekidjo Notoatmodjo 2011: 147,
pengetahuan adalah hasil tahu dan ini terjadi setelah orang melakukan pengindraan terhadap suatu objek tertentu. Pengindraan terjadi melalui
pancaindra manusia yaitu indra penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa, dan raba. Pengetahuan manusia sebagian besar diperoleh melalui mata dan telinga.
Pengetahuan menurut Surajiyo 2007: 26, adalah hasil tahu manusia terhadap sesuatu, segala perbuatan manusia untuk memahami suatu objek yang
dihadapinya, atau hasil usaha manusia untuk memahami suatu objek tertentu. Menurut A. Aziz Alimul Hidayat 2004, pengetahuan merupakan sesuatu yang
34 ada dalam pikiran manusia. Sedangkan menurut Mubarok, dkk 2007,
pengetahuan merupakan hasil mengingat suatu hal, termasuk mengingat kembali kejadian yang pernah dialami baik secara sengaja maupun tidak sengaja dan ini
terjadi setelah orang melakukan kontak atau pengamatan terhadap suatu obyek tertentu.
Anderson dan Krathwohl 2001: 66-88, berpendapat pengetahuan yang dicakup dalam ranah kognitif mempunyai 6 tingkatan berikut ini:
1 Mengingat
Remember Mengingat merupakan usaha mendapatkan kembali pengetahuan dari
memori atau ingatan yang telah lampau, baik yang baru saja didapatkan maupun yang sudah lama didapatkan. Mengingat merupakan dimensi yang
berperan penting dalam proses pembelajaran yang bermakna meaningful
learning dan pemecahan masalah problem solving. Kemampuan ini dimanfaatkan untuk menyelesaikan berbagai permasalahan yang jauh lebih
kompleks. Mengingat meliputi mengenali recognition dan memanggil
kembali recalling. Mengenali berkaitan dengan mengetahui pengetahuan
masa lampau yang berkaitan dengan hal-hal yang konkret, misalnya tanggal lahir, alamat rumah, dan usia, sedangkan memanggil kembali
recalling adalah proses kognitif yang membutuhkan pengetahuan masa lampau secara
cepat dan tepat. 2
Memahamimengerti Understand
Memahamimengerti berkaitan dengan membangun sebuah pengertian dari
berbagai sumber
seperti pesan,
bacaan dan
komunikasi. Memahamimengerti
berkaitan dengan
aktivitas mengklasifikasikan
35 classification dan membandingkan comparing. Mengklasifikasikan akan
muncul ketika seorang siswa berusaha mengenali pengetahuan yang merupakan anggota dari kategori pengetahuan tertentu. Mengklasifikasikan
berawal dari suatu contoh atau informasi yang spesifik kemudian ditemukan konsep dan prinsip umumnya. Membandingkan merujuk pada identifikasi
persamaan dan perbedaan dari dua atau lebih obyek, kejadian, ide, permasalahan, atau situasi. Membandingkan berkaitan dengan proses kognitif
menemukan satu persatu ciri-ciri dari obyek yang diperbandingkan. 3
Menerapkan Apply
Menerapkan menunjuk pada proses kognitif memanfaatkan atau mempergunakan suatu prosedur untuk melaksanakan percobaan atau
menyelesaikan permasalahan. Menerapkan berkaitan dengan dimensi pengetahuan prosedural
procedural knowledge. Menerapkan meliputi kegiatan menjalankan prosedur
executing dan mengimplementasikan implementing. Menjalankan prosedur merupakan proses kognitif siswa
dalam menyelesaikan masalah dan melaksanakan percobaan di mana siswa sudah mengetahui informasi tersebut dan mampu menetapkan dengan pasti
prosedur apa saja yang harus dilakukan. Jika siswa tidak mengetahui prosedur yang harus dilaksanakan dalam menyelesaikan permasalahan maka siswa
diperbolehkan melakukan modifikasi dari prosedur baku yang sudah ditetapkan.
Mengimplementasikan muncul
apabila siswa
memilih dan
menggunakan prosedur untuk hal-hal yang belum diketahui atau masih asing. Karena siswa masih merasa asing dengan hal ini maka siswa perlu mengenali
36 dan memahami permasalahan terlebih dahulu kemudian baru menetapkan
prosedur yang tepat untuk menyelesaikan masalah. Mengimplementasikan berkaitan erat dengan dimensi proses kognitif yang lain yaitu mengerti dan
menciptakan. Menerapkan merupakan proses yang kontinu, dimulai dari siswa menyelesaikan suatu permasalahan menggunakan prosedur bakustandar
yang sudah diketahui. Kegiatan ini berjalan teratur sehingga siswa benar- benar mampu melaksanakan prosedur ini dengan mudah, kemudian berlanjut
pada munculnya permasalahan-permasalahan baru yang asing bagi siswa, sehingga siswa dituntut untuk mengenal dengan baik permasalahan tersebut
dan memilih prosedur yang tepat untuk menyelesaikan permasalahan. 4
Menganalisis Analyze
Menganalisis merupakan memecahkan suatu permasalahan dengan memisahkan tiap-tiap bagian dari permasalahan dan mencari keterkaitan dari
tiap-tiap bagian tersebut dan mencari tahu bagaimana keterkaitan tersebut dapat menimbulkan permasalahan. Kemampuan menganalisis merupakan
jenis kemampuan yang banyak dituntut dari kegiatan pembelajaran di sekolah-sekolah. Berbagai mata pelajaran menuntut siswa memiliki
kemampuan menganalisis dengan baik. Tuntutan terhadap siswa untuk memiliki kemampuan menganalisis sering kali cenderung lebih penting
daripada dimensi proses kognitif yang lain seperti mengevaluasi dan menciptakan. Kegiatan pembelajaran sebagian besar mengarahkan siswa
untuk mampu membedakan fakta dan pendapat, menghasilkan kesimpulan dari suatu informasi pendukung.
37 Menganalisis berkaitan dengan proses kognitif memberi atribut
attributeing dan mengorganisasikan organizing. Memberi atribut akan muncul apabila siswa menemukan permasalahan dan kemudian memerlukan
kegiatan membangun ulang hal yang menjadi permasalahan. Kegiatan mengarahkan siswa pada informasi-informasi asal mula dan alasan suatu hal
ditemukan dan diciptakan. Mengorganisasikan menunjukkan identifikasi unsur- unsur hasil komunikasi atau situasi dan mencoba mengenali bagaimana unsur-
unsur ini dapat menghasilkan hubungan yang baik. Mengorganisasikan memungkinkan siswa membangun hubungan yang sistematis dan koheren
dari potongan-potongan informasi yang diberikan. Hal pertama yang harus dilakukan oleh siswa adalah mengidentifikasi unsur yang paling penting dan
relevan dengan permasalahan, kemudian melanjutkan dengan membangun hubungan yang sesuai dari informasi yang telah diberikan.
5 Mengevaluasi
Evaluate Evaluasi berkaitan dengan proses kognitif memberikan penilaian
berdasarkan kriteria dan standar yang sudah ada. Kriteria yang biasanya digunakan adalah kualitas, efektivitas, efisiensi, dan konsistensi. Kriteria atau
standar ini dapat pula ditentukan sendiri oleh siswa. Standar ini dapat berupa kuantitatif maupun kualitatif serta dapat ditentukan sendiri oleh siswa. Perlu
diketahui bahwa tidak semua kegiatan penilaian merupakan dimensi mengevaluasi, namun hampir semua dimensi proses kognitif memerlukan
penilaian. Perbedaan antara penilaian yang dilakukan siswa dengan penilaian yang merupakan evaluasi adalah pada standar dan kriteria yang dibuat oleh
siswa. Jika standar atau kriteria yang dibuat mengarah pada keefektifan hasil
38 yang didapatkan dibandingkan dengan perencanaan dan keefektifan prosedur
yang digunakan maka apa yang dilakukan siswa merupakan kegiatan evaluasi. Evaluasi meliputi mengecek
checking dan mengkritisi critiquing. Mengecek mengarah pada kegiatan pengujian hal-hal yang tidak konsisten
atau kegagalan dari suatu operasi atau produk. Jika dikaitkan dengan proses berpikir merencanakan dan mengimplementasikan maka mengecek akan
mengarah pada penetapan sejauh mana suatu rencana berjalan dengan baik. Mengkritisi mengarah pada penilaian suatu produk atau operasi berdasarkan
pada kriteria dan standar eksternal. Mengkritisi berkaitan erat dengan berpikir kritis. Siswa melakukan penilaian dengan melihat sisi negatif dan positif dari
suatu hal, kemudian melakukan penilaian menggunakan standar ini. 6
Menciptakan Create
Menciptakan mengarah pada proses kognitif meletakkan unsur-unsur secara bersama-sama untuk membentuk kesatuan yang koheren dan
mengarahkan siswa untuk menghasilkan suatu produk baru dengan mengorganisasikan beberapa unsur menjadi bentuk atau pola yang berbeda
dari sebelumnya. Menciptakan sangat berkaitan erat dengan pengalaman belajar siswa pada pertemuan sebelumnya. Meskipun menciptakan mengarah
pada proses berpikir kreatif, namun tidak secara total berpengaruh pada kemampuan siswa untuk menciptakan. Menciptakan di sini mengarahkan
siswa untuk dapat melaksanakan dan menghasilkan karya yang dapat dibuat oleh semua siswa. Perbedaan menciptakan ini dengan dimensi berpikir kognitif
lainnya adalah pada dimensi yang lain seperti mengerti, menerapkan, dan menganalisis siswa bekerja dengan informasi yang sudah dikenal sebelumnya,
39 sedangkan pada menciptakan siswa bekerja dan menghasilkan sesuatu yang
baru. Menciptakan
meliputi menggeneralisasikan
generating dan
memproduksi producing. Menggeneralisasikan merupakan kegiatan
merepresentasikan permasalahan dan penemuan alternatif hipotesis yang diperlukan. Menggeneralisasikan ini berkaitan dengan berpikir divergen yang
merupakan inti dari berpikir kreatif. Memproduksi mengarah pada perencanaan
untuk menyelesaikan
permasalahan yang
diberikan. Memproduksi berkaitan erat dengan dimensi pengetahuan yang lain yaitu
pengetahuan faktual, pengetahuan konseptual, pengetahuan prosedural, dan pengetahuan metakognisi.
Pengetahuan tidak hanya diperoleh dari pendidikan formal saja, tetapi pengetahuan juga dapat diperoleh dari pengalaman sendiri atau dari orang lain.
Pengetahuan juga diperoleh dari berbagai sumber, misalnya membaca, pendidikan, penyuluhan dan media masa. Sumber utama pengetahuan adalah
lembaga pendidikan formal informasi yang dirancang sedemikian rupa untuk disampaikan pada peserta didik. Sumber kedua adalah lembaga non formal yang
menyampaikan informasi dalam pengetahuan yang bersifat khusus misalnya penyuluhan. Jadi kesimpulan dari penjelasan – penjelasan diatas mengenai
pengetahuan adalah suatu kemampuan untuk memahami suatu obyek dengan menggunakan alat – alat panca indera manusia yang diperoleh dari berbagai
sumber.
40 Faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan seseorang menurut
Wahid 2007, antara lain: 1
Pendidikan Pendidikan berarti bimbingan yang diberikan oleh seseorang kepada
orang lain agar mereka dapat memahami. Tidak dapat dipungkiri bahwa makin tinggi pendidikan seseorang makin mudah pula bagi
mereka untuk menerima informasi dan pada akhirnya makin banyak pengetahuan yang mereka miliki.
2 Pekerjaan
Lingkungan pekerjaan dapat menjadikan seseorang memperoleh pengalaman dan pengetahuan baik secara langsung maupun tidak
langsung. 3
Umur Dengan bertambahnya umur seseorang akan terjadi perubahan pada
aspek fisik dan psikologis mental, dimana pada asfek psikologi ini, taraf berpikir seseorang semakin matang dan dewasa.
4 Minat
Minat diartikan sebagai suatu kecenderungan atau keinginan yang tinggi terhadap sesuatu. Minat menjadikan seseorang untuk mencoba
menekuni suatu hal dan pada akhirnya diperoleh pengetahuan yang mendalam.
5 Pengalaman
Pengalaman adalah suatu kejadian yang pernah dialami oleh individu baik dari dalam dirinya ataupun dari lingkungannya. Pada dasarnya
41 pengalaman mungkin saja menyenangkan atau tidak menyenangkan
bagi individu yang melekat menjadi pengetahuan pada individu secara subjektif.
6 Informasi
Kemudahan seseorang untuk memperoleh informasi dapat membantu mempercepat seseorang untuk memperoleh pengetahuan yang baru.
Soekidjo Notoatmodjo 2011: 150, berpendapat bahwa pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan wawancara atau angket yang menanyakan
tentang isi materi yang ingin diukur dari subyek penelitian atau responden. Sedangkan Oemar Hambalik 2008: 223, berpendapat bahwa teknik penelitian
pengetahuan dapat dikembangkan dalam konstruksi tes tertentu yang meliputi pertanyaan tentang fakta, pertanyaan tentang konsep, pertanyaan tentang
prosedur dan pertanyaan tentang prinsip dalam bentuk angket tertutup. Berdasarkan beberapa pendapat di atas dapat dirangkum bahwa
pengetahuan merupakan hasil tahu manusia terhadap suatu objek tertentu yang terjadi setelah melakukan pengindraan. Jadi dapat dirangkum bahwa perilaku
keselamatan dan kesehatan kerja pada praktik teknik kerja bangku ditinjau dari ranah pengetahuannya merupakan suatu respon atau reaksi yang terjadi setelah
mendapatkan rangsangan atau stimulus dari luar, yang walaupun menerima stimulus yang sama namun respon yang terjadi antara setiap individunya bisa
berbeda-beda tidak sama untuk mencapai kondisi kerja yang aman dan sehat untuk siswa yang sedang melakukan praktik teknik kerja bangku sehingga
terhindar dari bahaya, penyakit akibat kerja dan mencapai produktivitas kerja
42 yang optimal yang dilihat dari hasil tahu manusia terhadap suatu objek tertentu
yang terjadi setelah melakukan pengindraan. Selain itu dapat dirangkum bahwa pengetahuan K3 merupakan hasil tahu
manusia terhadap kondisi kerja yang aman dan sehat untuk pekerja yang sedang melakukan pekerjaan sehingga terhindar dari bahaya, penyakit akibat kerja dan
mencapai produktivitas kerja yang optimal yang terjadi setelah melakukan pengindraan. Sedangkan pengetahuan kesehatan pribadi merupakan hasil tahu
manusia terhadap penjagaan kebersihan dan kesegaran pribadi masing-masing yang terjadi setelah melakukan pengindraan. Lalu yang dimaksud dengan
pengetahuan kesehatan lingkungan kerja adalah hasil tahu manusia terhadap penjagaan atau kerapian tiap ruangan atau lapangan, tertutup atau terbuka,
bergerak atau tetap, dimana tenaga kerja bekerja, atau yang sering dimasuki tenaga kerja atau siswa untuk keperluan suatu usaha dan dimana terdapat
sumber-sumber bahaya yang terjadi setelah melakukan pengindraan. Kemudian yang dimaksud dengan pengetahuan ketepatan penggunaan peralatan adalah
hasil tahu manusia terhadap ketepatan penggunaan alat-alat bekerja atau peralatan praktikum yang terjadi setelah melakukan pengindraan.
3. Perilaku Keselamatan dan Kesehatan Kerja pada Praktik Teknik