46
BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISIS
Pengujian alat dilakukan untuk mengetahui dan menunjukkan hasil kerja dari keseluruhan sistem yang telah dirancang dan direalisasikan. Pengujian alat yang
dilakukan meliputi pengujian modul-modul dan pengujian alat secara keseluruhan.
4.1. Pengujian modul-modul
Pengujian modul-modul dilakukan untuk mengetahui kinerja tiap modul. Selain itu juga akan mempermudah proses perbaikan apabila terjadi kerusakan.
Adapun yang akan diuji adalah sebagai berikut: 1. Lampu Philips Master LED
2. Modul mikrokontroler ATmega8 3. Modul PIR
Pasive Infra Red
PARADOX PA-465 4. Modul
Zero Crossing Detector
5. Modul dimmer lampu 6. Modul catu daya
7. Modul TSOP dan remote kontrol
4.1.1. Lampu Philips Master LED
Pengujian lampu Philips Master LED dilakukan dengan mengukur intensitas cahaya yang dipancarkan lampu menggunakan
light meter
. Dilakukan empat kali pengukuran dengan jarak
light meter
yang berbeda
terhadap lampu, yaitu 30cm, 50cm, 100cm, dan 200cm. Berikut ini adalah hasil pengukurannya beserta dengan perhitungan nilai
duty cycle
. Tabel 4.1. Tabel pengukuran kecerahan lampu menggunakan
light meter
dan hasil penghitungan
duty cycle
dari hasil percobaan Level
kecerahan lampu
Intensitas cahaya lampu lux Duty
Cycle Jarak
30cm Jarak
50cm Jarak
100cm Jarak
200cm
1 152 ± 5
70 ± 5 20 ± 5 5 ± 5
30 2
185 ± 5 85 ± 5
24 ± 5 6 ± 5 32,5
3 227 ± 5 102 ± 5 29 ± 5 8 ± 5
35 4
284 ± 5 129 ± 5 38 ± 5 11 ± 5 37,5
5 348 ± 5 163 ± 5 45 ± 5 14 ± 5
40 6
401 ± 5 183 ± 5 50 ± 5 19 ± 5 42,5
7 433 ± 5 199 ± 5 54 ± 5 21 ± 5
47,5 8
470 ± 5 216 ± 5 59 ± 5 22 ± 5 52,5
9 502 ± 5 230 ± 5 63 ± 5 24 ± 5
60 10
529 ± 5 244 ± 5 66 ± 5 26 ± 5 100
Gambar 4.1. Pengukuran kecerahan lampu menggunakan
light meter
pada jarak 30 cm
Gambar 4.2. Pengukuran kecerahan lampu menggunakan
light meter
pada jarak 50 cm
Gambar 4.3. Pengukuran kecerahan lampu menggunakan
light meter
pada jarak 100 cm
Gambar 4.4. Pengukuran kecerahan lampu menggunakan
light meter
pada jarak 200 cm
Gambar 4.5. Pengukuran
duty cycle
30 menggunakan
oscilloscope
Gambar 4.6. Pengukuran
duty cycle
40 menggunakan
oscilloscope
Gambar 4.7. Pengukuran
duty cycle
60 menggunakan
oscilloscope
Dengan merubah nilai
duty cycle
maka level kecerahan lampu akan berubah. S
emakin besar waktu „ON‟ maka akan semakin besar pula tegangan yang mengalir pada lampu. Sehingga intensitas cahaya yang dipancarkan
lampu meningkat. Dari tabel 4.1 itu juga dapat disimpulkan bahwa pada jarak 30 cm, 50 cm dan 100 cm dapat digunakan semua level kecerahan. Sedangkan
pada jarak 200cm untuk hasil maksimal dapat digunakan level 7 sampai dengan level 10, karena nilai dibawah 20 lux sangatlah redup.
Percobaan selanjutnya dilakukan dengan memberikan variasi nilai
duty cycle
dan mengamati intensitas cahaya yang dipancarkan lampu. Dengan pemberian nilai
duty cycle
dibawah 10, lampu tidak dapat menyala. Sedangkan pemberian
duty cycle
antara 10 - 30 lampu menyala redup dan cenderung berkedip. Sehingga dapat disimpulkan untuk memaksimalkan
kinerja lampu batasan
duty cycle
yang digunakan sebesar 30-100.
Peningkatan nilai
duty cycle
tidak bersifat konstan, seperti ditampilkan pada Tabel 4.1. Hal ini dikarenakan dengan pemberian nilai
duty cycle
dengan peningkatan nilai yang konstan tidak dapat meningkatkan intensitas cahaya
lampu secara konstan juga. Sehingga dilakukan variasi nilai
duty cycle
yang meningkat tetapi tidak konstan. Berikut ini adalah sebagian hasil pengukuran
yang diambil dari Tabel 4.1. Tabel 4.2. Tabel pengukuran kecerahan lampu menggunakan
light meter
dan hasil penghitungan
duty cycle
dari hasil percobaan Level
kecerahan lampu
Intensitas cahaya lampu lux Duty
Cycle Jarak
30cm Jarak
50cm Jarak
100cm Jarak
200cm 8
470 ± 5 216 ± 5 59 ± 5 22 ± 5 52,5
9 502 ± 5 230 ± 5 63 ± 5 24 ± 5
60 10
529 ± 5 244 ± 5 66 ± 5 26 ± 5 100
Dari Tabel 4.2. tersebut dapat dilihat bahwa peningkatan tingkat kecerahan dari level 8 ke level 9 terdapat selisih
duty cycle
sebesar 7,5 dengan peningkatan intensitas cahaya sebesar 28 lux. Sedangkan pada
peningkatan intensitas cahaya dari level 9 ke level 10 adalah sebesar 27 lux, tetapi membutuhkan selisih
duty cycle
sebesar 40. Hal ini terjadi karena tegangan masukan ke lampu berupa gelombang sinus yang nilainya berubah
terhadap waktu. Sehingga tidak dapat diberikan nilai
duty cycle
secara konstan.
4.1.2. Modul mikrokontroler ATmega8