terhadap waktu. Sehingga tidak dapat diberikan nilai
duty cycle
secara konstan.
4.1.2. Modul mikrokontroler ATmega8
Dilakukan beberapa pengujian pada modul mikrokontroler ATmega8 ini, diantaranya pengujian tegangan keluaran mikrokontroler, pengujian
interupsi eksternal dan pengujian hasil keluaran PORT D4 sebagai pengatur waktu tunda pada modul dimmer lampu.
Pada pengujian tegangan keluaran diberikan nilai l ogika „1‟ pada
setiap kaki keluaran pin mikrokontroler PORT B0 - PORT B7, PORT C0 –
PORT C6, PORT D0 – PORT D7. Kemudian diukur tegangan keluarannya
multimeter
, yaitu sebesar 5,06 Volt. Kemudian dengan kaki keluaran pin yang sama diberikan nilai logika
„0‟, tegangan keluarannya adalah 0 Volt. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa tegangan keluaran pada kaki
mikrokontoler berfungsi dengan baik. Ada 2 macam interupsi eksternal yang diuji pada mikrokontroler.
Interupsi eksternal 0 merupakan interupsi dari data yang dikirimkan oleh remote control. Sedangkan interupsi eksternal 1 merupakan interupsi yang
dilakukan oleh modul
zero crossing detector.
Pengujian interupsi eksternal 0 berhubungan dengan data yang dikirimkan
oleh remote
control. Pengujiannya
dilakukan dengan
menggunakan modul TSOP sebagai penerima data remote control tersebut.
Data yang diterima oleh TSOP diteruskan ke mikrokontroler dan diolah menggunakan program sederhana yang tertera di bawah ini.
interrupt [EXT_INT0] void ext_int0_isrvoid {
TCCR1B=0x0; buff[a]=TCNT1;
a++; ifa==50
{
fori=0;i50;i++ {
printf x ,buff[i]; }
a=0; i=0;
} TCNT1=0;
TCCR1B=0x01;
}
Dari hasil pengujian tersebut diperoleh data dari komunikasi serial
sebagai berikut.
Gambar 4.8. Hasil pengujian interupsi eksternal 0 yang diperoleh dari komunikasi serial dengan penekanan tombol angka 1 sebanyak empat kali
Dari hasil pengujian tersebut dapat terlihat bahwa interupsi eksternal 0 mikrokontroler dapat menghitung lebar pulsa yang dikirimkan oleh remote
control. Hal ini terbukti dengan angka-angka yang tertampil menunjukkan hasil yang relatif sama. Dapat dilihat pada setiap kali penekanan, byte ke-3
yang tertampil adalah berkisar antara 80e0-80ff dan byte ke-4 yang tertampil berkisar antara 33d0-33d7. Demikian seterusnya.
Dengan penekanan tombol yang sama sebanyak 10 kali pada jarak yang sama, data yang diperoleh menunjukkan kesamaan. Berarti dapat
disimpulkan bahwa interupsi eksternal 0 bekerja dengan baik dan dapat mengolah setiap data yang dikirimkan remote control.
Pengujian selanjutnya dilakukan terhadap interupsi eksternal 1 yang berfungsi sebagai penerima pulsa keluaran dari modul
zero crossing detector
. Pengujian dilakukan dengan memasukkan keluaran dari
zero crossing detector
ke kaki interupsi eksternal 1 mikrokontroler yang berada pada PORT D3. Kemudian pengukuran dilakukan menggunakan
oscilloscope
, dengan posisi probe
channel 1
diletakkan pada PORT D4 yang berperan sebagai pengatur
duty cycle
driver lampu. Dan probe
channel 2
diletakkan pada PORT D3 yang berperan sebagai keluaran pulsa
zero crossing detector.
Berikut ini adalah gambar hasil pengujiannya.
Gambar 4.9. Pengamatan hasil keluaran modul
zero crossing detector
pada PORT D3 dan keluaran PORT D4
Dari gambar hasil pengujian dapat dilihat bahwa selama selang waktu 20mS modul
zero crossing detector
memberikan nilai logika „1‟ kepada interupsi eksternal 1 mikrokontroler setiap kali terdeteksi titik nol. Selang
waktu sebesar 20mS diperoleh dari perhitungan frekuensi jala-jala PLN yang besarnya 50Hz. Sebuah gelombang sinus yang memiliki 2 titik nol, sehingga
pada dalam selang waktu 20mS didapati dua kali interupsi eksternal pada mikrokontroler. Dan setiap didapati interupsi eksternal, mikrokontroler
mengeluarkan pulsa untuk diumpankan ke modul driver dimmer lampu. Selain itu dilakukan juga perhitungan daya yang dibutuhkan
mikrokontroler untuk mengatur keseluruhan sistem. Berikut adalah hasil pengukuran dayanya:
Tabel 4.3. Tabel pengukuran daya pada modul mikrokontroler Level Kecerahan
Lampu Tegangan Volt
Arus mA Daya mW
5,06 15,7
79,442 1
5,06 26,9
136,114 2
5,06 27,7
140,162 3
5,06 28,8
145,728 4
5,06 30,2
152,812 5
5,06 31,7
160,402 6
5,06 33,6
170,016 7
5,06 35,8
181,148 8
5,06 38,1
192,786 9
5,06 40,7
205,942 10
5,06 44,3
224,158
Dari hasil pengujian tersebut dapat disimpulkan bahwa mikrokontroler berfungsi dengan baik. Mikrokontroler dapat mengeluarkan tegangan pada
setiap pin nya sama dengan tegangan sumber +Vcc. Mikrokontroler juga dapat menerima dan mengolah interupsi eksternal baik interupsi eksternal 0
maupun interupsi eksternal 1. Level kecerahan lampu berhubungan erat dengan nilai
duty cycle
yang dikeluarkan oleh mikrokontroler. Semakin besar nilai
duty cycle
nya, maka
semakin besar juga daya yang diperlukan oleh mikrokontroler karena arus yang mengalir juga semakin besar.
4.1.3. Modul PIR