PENGARUH SIKAP MASYARAKAT TERHADAP KONFLIK ANTARSUKU DISEKITAR DESA BANJARSARI KECAMATAN WAY SULAN KABUPATEN LAMPUNG SELATAN

ABSTRAK

PENGARUH SIKAP MASYARAKAT TERHADAP KONFLIK
ANTARSUKU DISEKITAR DESA BANJARSARI
KECAMATAN WAY SULAN KABUPATEN
LAMPUNG SELATAN

Oleh
(Novi Noor Fachriyah, Adelina Hasyim, Yunisca Nurmalisa)

Tujuan penelitian ini untuk menganalisis pengaruh sikap masyarakat terhadap
konflik antarsuku disekitar Desa Banjarsari Kecamatan Way Sulan Lampung
Selatan. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode
penelitian kuantitatif dengan sampel 93 responden. Menggunakan teknik
pengumpulan data, wawancara dan dokumentasi, analisis data menggunakan chi
quadrat.
Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa terdapat derajat keeratan, yaitu
dengan koefisien kontigensi C=0,79 dan koefisien kontigensi Cmaks= 0,82.
Artinya bahwa terdapat pengaruh yang signifikan antara sikap masyarakat
terhadap konflik antarsuku di sekitar Desa Banjarsari Kecamatan Way Sulan
Kabupaten Lampung Selatan. Berdasarkan pada beberapa indikator mengenai

sikap masyarakat dan konfik antarsuku yang meliputi indikator kognisi
masyarakat terhadap konflik cenderung kurang baik, indikator afeksi cenderung
baik, indikator konasi cenderung kurang baik, indikator menuruti konflik
cenderung kurang baik, indikator menghindari konflik cenderung baik dan
indikator antipati cenderung baik.
Kata kunci : sikap masyarakat, konflik antarsuku

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Banjarsari pada tanggal 6 November 1992.
Penulis adalah anak kedua dari tiga bersaudara, buah hati dari
pasangan Bapak Moh Amin dan Ibu Sumiatun.

Penulis menyelesaikan pendidikan di Sekolah Dasar Negeri 01 Karang Pucung pada
tahun 2004, kemudian Sekolah Menengah Pertama Negeri 01 Merbau Mataram tahun
2007, dan Sekolah Menengah Atas Negeri 01 Merbau Mataram pada tahun 2010.
Pada tahun 2010, Penulis diterima sebagai mahasiswa Universitas Lampung Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Program Studi Pendidikan Pancasila dan
Kewarganegaraan melalui jalur Penelusuran Kemampuan Akademik dan Bakat
(PKAB). Saat di bangku kuliah, Penulis pernah aktif dalam kegiatan organisasi

kemahasiswaan di KSR PMI UNIT UNILA periode 2011 – 2012 sebagai ketua
pelaksana Diklat Lapangan dan Latihan Dasar (DIKSAR). Pada Juli 2013, Penulis
mengikuti Kuliah Kerja Nyata (KKN) dan Program Pengalaman Lapangan (PPL) di
SMP Negeri 05 Tulang Bawang Tengah.

MOTO

“Hai manusia, sesungguhnya kami menciptakan kamu dari seorang
laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsabangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal mengenal.”
(Q.S. Al Hujarat:13)

“Jadikanlah Sabar Dan Shalat Sebagai Penolongmu. Dan
Seseunggunya Berat, Kecuali Bagi Orang-orang Yang Khusus”
(Q.S. Albaqarah:45)

PERSEMBAHAN
Dengan mengucap puji syukur kehadirat Allah SWT,
kupersembahkan karya kecilku ini sebagai tanda baktiku kepada:

Ayah tercinta Bapak Moh Amin dan mama tersayang Ibu Sumiatun

yang telah membesarkanku denganpenuh kasih sayang dan kesabaran
yang luar biasa dalam mendidik, membimbing, memberikan semangat,
dans enantiasa berdoa demi keberhasilanku

Kakak tersayang Desy Sufriyanty dan adik tersayangku Yeni
Ameliana dan seseorang yang selalu menemaniku, atas semangat serta
dukungan yang besar dalam menanti keberhasilanku dan do’a yang
tulus
Para pendidikku yang ku hormati, terima kasih atas ilmu yang telah
diberikan
Almamater tercinta, Universitas Lampung
Seluruh sahabat dan teman seperjuanganku angkatan 2010
ku ucapkan terima kasih yang selalu memberiku motivasi.

SANWANCANA

Puji syukur ke hadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan
hidayahNya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Shalawat serta
salam kepada Rasulullah SAW, yang selalu dinantikan syafa’atnya di Yaumul
akhir nanti.

Skripsi dengan judul “Pengaruh Sikap Masyarakat Terhadap Konflik Antarsuku
Disekitar Desa Banjarsari Kecamatan Way Sulan Kabupaten Lampung Selatan”
adalah salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan di Universitas Lampung.
Selama penulisan skripsi ini, penulis banyak memperoleh saran maupun kritikan
yang bersifat membangun sekaligus merupakan sebuah pembelajaran baik dalam
menambah ilmu pengetahuan maupun dalam kehidupan penulis sendiri. Oleh
karena itu, penulis mengucapkan terimakasih kepada Ibu Dr. Adelina Hasyim,
M.Pd., selaku pembimbing I dan Bapak Muhammad Mona Adha, S.Pd., M.Pd.,
selaku pembimbing II, serta ucapan terimakasih kepada:
1. Bapak Dr. Hi. Bujang Rahman, M.Si., selaku Dekan FKIP Universitas
Lampung.
2. Bapak Drs. Abdurahman. M.Si. selaku Wakil Dekan Bidang Akademik
dan Kerjasama FKIP Universitas Lampung.
3.

Bapak Drs. Buchori Asyik, M.Si., selaku Wakil Dekan Bidang Umum dan
Keuangan FKIP Universitas Lampung.

4. Bapak Dr. H. Muhammad Fuad, M.Hum. selaku Wakil Dekan III Bidang

Kemahasiswaan dan Alumni FKIP Universitas Lampung.
5. Bapak Drs. Zulkarnain. M.Si selaku Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu Sosial
FKIP Universitas Lampung.
6. Bapak Hermi Yanzi, S.Pd., M.Pd. selaku Ketua Program Studi Pendidikan
Pancasila dan Kewarganegaraan, Jurusan Pendidikan IPS, Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Lampung, sekaligus Penguji
Utama, Terimakasih atas saran dan motivasi yang telah diberikan.
7. Bapak dan Ibu Dosen Program Studi Pendidikan Pancasila dan
Kewarganegaraan Jurusan Ilmu Pengetahuan Sosial FKIP Unila, terima
kasih atas ilmu yang telah diberikan kepada penulis.
8. Kedua orangtuaku yang tercinta dan seluruh keluargaku terimakasih atas
doa, senyum, airmata, bahagia, dukungan, kasih sayang yang telah
diberikan dan semua pengorbanan mu untukku yang tiada pernah bisa
dinilai dari segi apapun.
9. Seluruh keluarga yang telah mendoakan keberhasilanku kelak
10. Sahabat terdekatku Rohimin Fellow, Viola Indora, Frentylia Shandi, Sutri
Handayani selalu berusaha meluangkan waktu disaat aku butuh teman
cerita, yang terus berusaha menasehati dan memberi motivasi saat aku
mulai mengeluh dalam segala hal.
11. Teman-temanku, Anesya, Evi andespa, Muklas Nurahman, Dian Puspita

Ningrum, Mukroni, Bambang Irawan, Fathur, Zulkar, Adam, Ade Yulia,
Sonia, Dania, Melvi, Nisa, Mulia, Heni, Fitri, Nina serta seluruh teman –
teman seperjuanganku di Prodi PPKn khususnya angkatan 2010 yang tidak

bisa saya sebutkan satu persatu, terimakasih atas doa, saran, dukungan
serta motivasinya yang selalu kalian berikan kepadaku.
12. Adik tingkat angkatan 2011 dan 2012, Rio, Ridho dan yanda yang selalu
setia saat dibutuhkan.
13. Teman-teman KKN-PPL di desa Chandra Kencana Tulang Bawang Barat,
Mba angge, Rima, Noni, Melisa, Mba risa, Puspita, Silvi, Haekal, Rizki
yang selalau memberikan semangat serta canda tawa dalam kebersamaan
selama ini untuk bersama-sama meraih kesuksesan.
14. Murid-murid ku di SMP Negeri 05 Tulang Bawang Tengah yang telah
memberikan semangat.
15. Teman-teman seperjuangan waktu SMA, Andri, Dedi Yadi, Balutan,
Berthon, Komang, Indah, Yuni Astuti, Alan, Rani, Mega dan Anita, yang
selalu memberi dukungannya.
16. Serta semua pihak yang telah membantu dalam penyelesaian skripsi ini.

Dalam menyusun Skripsi ini masih banyak kesalahan dan kekurangan. Oleh

karena itu, kritik dan saran yang sifatnya membangun sangat penulis harapkan.
Penulis berharap Skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak.

Bandar Lampung,

Januari 2015

Penyusun

Novi Noor Fachriyah
NPM. 1013032014

DAFTAR ISI

Halaman
ABSTRAK ................................................................................................................
HALAMAN JUDUL ................................................................................................
HALAMAN PERSETUJUAN ................................................................................
HALAMAN PENGESAHAN..................................................................................
SURAT PERNYATAAN .........................................................................................

RIWAYAT HIDUP ..................................................................................................
PERSEMBAHAN.....................................................................................................
MOTTO ....................................................................................................................
SANWACANA .........................................................................................................
DAFTAR ISI.............................................................................................................
DAFTAR TABEL ....................................................................................................
DAFTAR GAMBAR................................................................................................
DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................................

I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah.............................................................................. 1
B. Identifikasi Masalah .................................................................................... 5
C. Pembatasan Masalah ................................................................................... 5
D. Perumusan Masalah .................................................................................... 5
E. Tujuan Penelitian dan Kegunaan Penelitian ............................................... 6
1. Tujuan Penelitian.................................................................................. 6
2. Kegunaan Penelitian .............................................................................. 6
a. Kegunaan Teoritis Penelitian............................................................. 6
b. Kegunaan Praktis Penelitian .............................................................. 7
F. Ruang Lingkup Penelitian........................................................................... 7

1. Ruang Lingkup Ilmu Penelitian............................................................. 7
2. Ruang Lingkup Objek Penelitian .......................................................... 7
3. Ruang Lingkup Subyek Penelitian ........................................................ 8
4. Ruang Lingkup Wilayah Penelitian....................................................... 8
5. Ruang Lingkup Waktu Penelitian.......................................................... 8

ii
iii
iv
v
vi
vii
viii
ix
x
xiii
xvi
xvii
xviii


II. TINJAUAN PUSTAKA
A. Deskripsi Teori............................................................................................ 9
1. Sikap ...................................................................................................... 9
1. Pengertian Sikap ............................................................................ 9
2. Komponen Sikap ......................................................................... 12
3. Komponen Pokok Sikap ............................................................. 13
4. Ciri-ciri Sikap ................................................................................ 13
5. Fungsi Sikap ............................................................................... 14
6. Faktor-faktor Sikap ..................................................................... 15
7. Pembentukan dan Perubahan Sikap ............................................ 16
2. Masyarakat Desa .................................................................................. 19
1. Masyarakat .................................................................................. 19
2. Desa ............................................................................................ 22
a. Pengertian Desa ........................................................................ 22
b. Unsur Desa ............................................................................... 22
3.Masyarakat Desa........................................................................... 23
a. Pengertian Masyarakat Desa ..................................................... 23
b. Ciri-ciri Masyarakat Desa ........................................................ 23
3. Konflik Antarsuku ................................................................................ 24
A. Konflik ............................................................................................ 24

1. Pengertian Konflik ..................................................................... 24
2. Teori Konflik .............................................................................. 26
3. Penyelesaian konflik ................................................................... 26
4. Penyebab Konflik ....................................................................... 27
B. Suku ................................................................................................. 28
C. Konflik Antarsuku .......................................................................... 28
1. Pengertian Konflik Antarsuku ................................................... 28
2. Dampak Konflik Antarsuku ....................................................... 29
C. Kerangka Pikir .......................................................................................... 29
D. Hipotesis.................................................................................................... 31
III. METODOLOGI PENELITIAN
A. Metodologi Penelitian ............................................................................... 32
B. Populasi dan Sampel ................................................................................. 32
1. Populasi ............................................................................................... 32
2. Sampel ................................................................................................. 33
3. Teknik Pengambilan Sampel ............................................................... 35
C. Variabel Penelitian, Definisi Konseptual dan Operasional Variabel ........ 36
1. Variabel Penelitian .............................................................................. 36
2. Definisi Konseptual ............................................................................ 36
3. Definisi Operasional ............................................................................ 37
D. Rencana Pengukuran Variabel .................................................................. 38
E. Teknik Pengumpulan Data......................................................................... 39
1. Teknik Pokok....................................................................................... 39
2. Teknik Penunjang ................................................................................ 40
F. Uji Validitas dan Uji Reliabilitas ............................................................... 41
1. Uji Validitas......................................................................................... 41
2. Uji Reliabilitas..................................................................................... 41

G.Teknik Analisis Data.................................................................................. 43
IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Langkah- langkah Penelitian..................................................................... 48
1. Persiapan Pengajuan Judul .................................................................... 48
2. Penelitian Pendahuluan ......................................................................... 49
3. Pengajuan Rencana Penelitian .............................................................. 49
4. Pelaksanaan Penelitian ........................................................................ 50
5. Pelaksanaan Uji Coba Angket............................................................. 51
B. Gambaran Umum Lokasi Penelitian ......................................................... 55
1. Sejarah Desa Banjarsari ...................................................................... 55
2. Keadaan Personel ................................................................................ 56
3. Letak Administrasi .............................................................................. 57
4. Luas Wilayah dan Keadaan Desa Banjarsari ...................................... 58
5. Sarana dan Prasarana di Desa Banjarsari ............................................ 59
C. Deskripsi Data........................................................................................... 60
1. Pengumpulan Data............................................................................... 60
2. Penyajian Data..................................................................................... 60
a. Penyajian Data Indikator Kognisi.................................................... 61
b. Penyajian Data Indikator Afeksi...................................................... 63
c. Penyajian Data Indikator Konasi ..................................................... 66
d. Penyajian Data Indikator Menuruti.................................................. 68
e. Penyajian Data Indikator Menghindari/Menjauhi ........................... 70
f. Penyajian Data Indikator Antipati ................................................... 72
D. Pengujian................................................................................................... 74
1. Pengujian Pengaruh ..............................................................................74
2. Pengujian Tingkat Keeratan Pengaruh ................................................ 77
E. Pembahasan................................................................................................ 79
V. KESIMPULAN DAN SARAN
A.Kesimpulan ................................................................................................ 84
B.Saran ......................................................................................................... 84

DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

DAFTAR TABEL

Halaman
Tabel 1.1.
Tabel 2.1
Tabel 4.1

Tabel 4.2

Tabel 4.3
Tabel 4.4
Tabel 4.5
Tabel 4.6
Tabel 4.7
Tabel 4.8
Tabel 4.9
Tabel 4.10
Tabel 4.11
Tabel 4.12
Tabel 4.13
Tabel 4.14

Data Konflik yang Prnah Terjadi di Sekitar Desa Banjarsari
4
Data Jumlah Masyarakat di Desa Banjarsari Tahun2013
...... 34
Hasil Uji Coba Angket 10 Orang di Luar Responden tentang
Pengaruh Sikap Masyarakat Terhadap Konflik Antarsuku Disekitar
Desa Banjarsari Kecamatan Way Sulan Kabupaten Lampung Selatan
untuk Item Ganjil (X) ...................................................................... 52
Hasil Uji Coba Angket 10 Orang di Luar Responden tentang
Pengaruh Sikap Masyarakat Terhadap Konflik Antarsuku Disekitar
Desa Banjarsari Kecamatan Way Sulan Kabupaten Lampung Selatan
untuk Item Genap (Y) ...................................................................... 52
Distribusi antara Item Soal Kelompok Ganjil (X) dengan Item Genap
(Y).................................................................................................... 53
Regenerasi Sistem Kepemimpinan Desa Banjarsari dari Tahun 1989
– sekarang ........................................................................................ 56
Jumlah Penduduk Desa Banjarsari Kecamatan Way Sulan Kabupaten
Lampung Selatan ............................................................................. 59
Data Sarana Peribadatan dan Sarana Olahraga di Desa Banjarsari
Kecamatan Way Sulan Kabupaten Lampung Selatan ..................... 59
Distribusi Frekuensi Indikator Kognisi............................................ 62
Distribusi Frekuensi Indikator Afeksi.............................................. 64
Distribusi Frekuensi Indikator Konasi............................................. 67
Distribusi Frekuensi Indikator Menuruti ..........................................69
Distribusi Frekuensi Indikator Menjauhi......................................... 71
Distribusi Frekuensi Indikator Antipati ........................................... 73
Daftar Kontingensi Pengaruh Pengaruh Sikap Masyarakat Terhadap
Konflik Antarsuku ....................................................................... …75
Daftar Kontingensi Perolehan Data Mengenai Pengaruh Sikap
Masyarakat Terhadap Konflik Antarsuku........................................ 76

DAFTAR LAMPIRAN

1. Surat Keterangan Penelitian Dari Pembantu Dekan I
2. Surat Keterangan Penelitian Pendahuluan
3. Surat Izin Melaksanakan Penelitian
4. Surat Balasan Telah Melaksanakan Penelitian di Desa Banjarsari
Kecamatan Way Sulan Kabupaten Lampung Selatan
5. Kisi-kisi Angket
6. Angket Penelitian
7. Distribusi Hasil Angket Mengenai Sikap Masyarakat Terhadap Konflik
Antarsuku

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Bagan Kerangka Pikir ............................................................................ 31

1

I.

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah
Indonesia memilki berbagai macam suku bangsa, sebagaimana menurut sensus
BPS pada tahun 2010, jumlah suku di Indonesia 1.340 suku bangsa. Diantaranya
Suku jawa merupakan kelompok suku terbesar di Indonesia dengan mencapai
41% dari total populasi, kawasan utamanya yaitu Jawa Timur, Jawa Tengah dan
Lampung. Terbesar kedua adalah kelompok suku Sunda mencapai 15%,
Kawasan utama yaitu Jawa Barat. Suku Melayu dan suku Madura adalah
kelompok terbesar berikutnya di negara ini.

Melihat banyaknya jumlah suku yang ada di Indonesia maka kemajemukan
merupakan hal yang tidak dapat dipisahkan dari masyarakat Indonesia.
Masyarakatnya terdiri dari berbagai suku, agama, ras dan golongan, dengan
melihat kemajemukan tersebut, maka tidak jarang pula terjadi perbedaanperbedaan pandangan dan tujuan sering dipandang sebagai masalah yang hanya
dapat di selesaikan jika kita semua memiliki maksud yang sama. Sehingga
dengan adanya perbedaan tersebut seringkali menimbulkan gesekan-gesekan
sosial oleh adanya seluruh kepentingan masyarakat agar tetap berintegrasi dalam
kerangka Negara Kesatuan Republik Indonesia.

2

Namun, akhir-akhir ini perjalanan hidup bangsa Indonesia selalu diwarnai
dengan persoalan-persoalan konflik yang terjadi antara masyarakat lainnya.
Konflik itu sendiri meliputi konflik SARA. Sering kali dalam kelompok
masyarakat terjadi konflik, atau pertentangan yang menjadi penyebab terjadinya
perubahan sosial dan kebudayaan. Pertentanngan-pertentangan mungkin terjadi
antara individu dengan kelompok atau perantara kelompok dengan kelompok.

Konflik antarsuku yang sering kali terjadi disebagian besar dilatar belakangi
bukan karena perbedaan suku, perbedaan pendapat antar suku atau cara hidup
antar suku yang berbeda, tetapi disebabkan karena kecemburuan sosial,
kecemburuan ekonomi, kesenjangan sosial, dan kesalah pahaman yang
mengakibatkan terjadinya konflik antar suku.

Begitupun konflik yang pernah terjadi disekitar Desa Banjarsari seperti konflik
antarmasyarakat Desa Bali Nuraga dan Way Harong. Konflik tersebut berakar
dari kurang harmonisnya hubungan antara warga pendatang, yaitu kelompok
etnis Bali dan penduduk asli. Warga Bali datang ke Lampung sejak Zaman
Belanda sebagai transmigran. Pada masa Orde Lama dan Orde Baru, rombongan
yang berdatangan semakin banyak. Sebagian dari mereka adalah korban letusan
Gunung Agung, Bali pada tahun 1963.

Ketika rombongan warga Bali mulai bermukim, gesekan-gesekan bermunculan.
Gesekan itu didorong oleh kesenjangan ekonomi antara kelompok pendatang
dan penduduk asli. Warga pendatang umumnya sukses sebagai pengusaha dan
petani, sedangkan warga lokal banyak menjadi petani penggarap. Penduduk

3

lokal juga menuding para pendatang dari Bali ini enggan membaur. Kebiasaan
warga Bali membangun kampung menyerupai desa asalnya di Bali, lengkap
dengan pusat ibadah dan kebudayaannya, dianggap sebagai simbol keengganan
warga Bali membaur dengan warga masyarakat lokal. Karena kecemburuan
sosial dan ekonomi antarmasyarakat Desa secara tidak langsung hal ini
mempengaruhi sikap masyarakat yang ada disekitar Desa yang berkonflik.
Dengan terjadinya konflik tersebut perekonomian, politik dan sosial warga di
sekitar desa terganggu, karena harus dihentikan sementara waktu sampai konflik
mereda.

Masyarakat Desa Banjarsari prihatin terhadap kejadian yang terjadi di Desa
Balinuraga dan konflik yang terjadi disekitar Desa Banjarsari, seperti di Desa
Karang Pucung Kecamatan Way Sulan Lampung Selatan pada tahun 2002 dan
pada awal tahun 2013. Terjadi konflik antarpemuda yang berujung konflik
anatar suku, sehingga membuat masyarakat desa Banjarsari khawatir dan
antipati terhadap masyarakat asing yang berkunjung ke desa Banjarsari, karena
sebagian besar masyarakat Banjarsari adalah suku sunda dan suku jawa.

Berdasarkan data hasil observasi dan wawancara diketahu bahwa Desa yang
terjadi konflik antar suku disekitar desa Banjarsari Kecamatan Way Sulan
Kabupaten Lampung Selatan dapat dilihat pada tabel berikut

4

Tabel 1.1 Data konflik yang terjadi di sekitar desa banjarsari
Konflik
Belum selesai
-

No
1.

Desa
Karang Pucung

Tahun
2002
2013

2.

Balinuraga

2012



-

3.

Way Horong

2012



-

Sumber

Selesai



: Wawancara Kepala Desa Karang Pucung dan Camat Way Panji

Berdasarkan dari tabel 1.1 diketahui bahwa Desa Karang Pucung terjadi konflik
pada tahun 2002 dan tahun 2013, Desa Bali Nuraga terjadi konflik pada tahun
2012, dan Desa Way Horong terjadi konflik pada tahun 2012

Konflik yang terjadi baru-baru ini di beberapa daerah di Indonesia, seperti
konflik yang terjadi pada tahun 2012 di desa Bali Nuraga dan Way Panji
Lampung Selatan. Karena kesenjangan sosial dan kecemburuan sosial antar
masyarakat

desa

sehingga

mengakibatkan

konflik

antar

suku

yang

berkepanjangan dan merugikan warga sekitar. Sehingga berdampak pada sikap
masyarakat terhadap masyarakat desa yang berkonflik tersebut.

Dampak

dari

konflik

anatarsuku

yang

terjadi

di

Lampung

Selatan

mengakibatkan kewaspadaan masyarakat terhadap suku yang berkonflik.
Seringnya terjadi konflik-konflik kecil dan mengatas namakan perbedaan suku
yang menjadi latar belakang terjadinya konflik tersebut. Berdasarkan latar

5

belakang tersebut, untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh konflik anatr
suku terhadap sikap dan hubungan sosial dalam masyarakat, maka peneliti
tertarik untuk mengambil judul: “Pengaruh Sikap Masyarakat Terhadap Konflik
Antarsuku Disekitar Desa Banjarsari Kecamatan Way Sulan Kabupaten
Lampung Selatan”.

B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka masalah ini dapat di
identifikasikan sebagai berikut :
1. Masyarakat sekitar konflik terimbas oleh pertikaian yang terjadi
2. Respon yang diberikan masyarakat terhadap masyarakat yang berkonflik
bisa menimbulkan konflik baru
3. Kesenjangan sosial antarpenduduk pendatang dengan penduduk pribumi
berkaitan dengan keharmonisan antar penduduk.

C. Pembatasan Masalah
Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah di atas, maka penulis
membatasi masalah pada pengaruh sikap masyarakat terhadap konflik
antarsuku disekitar Desa Banjarsari kecamatan Way Sulan kabupaten Lampung
Selatan.

6

D. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang, identifikasi masalah dan pembatasan masalah
diatas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimanakah
pengaruh sikap masyarakat terhadap konflik antarsuku disekitar Desa
Banjarsari kecamatan Way Sulan kabupaten Lampung Selatan.

E. Tujuan dan Kegunaan Penelitian
1. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini untuk menganalisis pengaruh sikap masyarakat
terhadap konflik antarsuku disekitar Desa Banjarsari kecamatan Way Sulan
kabupaten Lampung Selatan

2. Kegunaan Penelitian
a. Kegunaan Secara Teoritis
Secara teoritis

penelitian ini

berguna untuk

memperkaya dan

mengembangkan konsep-konsep yang berkaitan dengan ilmu pendidikan,
khususnya ilmu Pendidikan Pancasilan dan Kewarganegaraan pada
kawasan Hukum dan kemasyarakatan, mengkaji tentang keanekaragaman
suku bangsa.

7

b. Kegunaan Secara Praktis
Secara praktis penelitian ini berguna untuk:
1. Masukan untuk masyarakat Desa Banjarsari mengenai sikap
masyarakat terhadap konflik antarsuku.
2. Secara praktis penelitian ini berguna bagi masyarakat

di

lingkungan Desa Banjarsari Kecamatan Way Sulan Lampung
Selatan yang diharapkan agar lebih mempererat rasa kebersamaan
dalam bermasyarakat, perbedaan suku, agama, ras bukan dijadikan
suatu halangan dalam hidup yang berdampingan.
3. Bagi masyarakat agar dapat lebih saling menghargai satu sama
lain
4. Dapat dijadikan refrensi bagi peneliti yang ingin meneliti
permasalahan ini lebih lanjut.

F. Ruang Lingkup Penelitian
1.

Ruang Lingkup Ilmu
Ruang lingkup ilmu yang dalam penelitian ini adalah Ilmu Pendidikan
Pancasila dan Kewarganegaraan kawasan hukum dan kemasyarakatan,
mengkaji tentang sikap masyarakat terhadap konflik antarsuku disekitar
desa banjarsari.

2.

Ruang Lingkup Objek Penelitian
Yang menjadi objek dalam penelitian ini adalah sikap masyarakat Desa
Banjarsari Kecamatan Way Sulan Kabupaten Lampung Selatan

8

3.

Ruang Lingkup Subjek Penelitian
Yang menjadi subjek dalam penelitian ini adalah konflik antar suku yang
ada disekitar Desa Banjarsari Kecamatan Way Sulan Lampung Selatan

4.

Ruang Lingkup Tempat Penelitian
Ruang lingkup wilayah dalam penelitian ini adalah Desa Banjarsari
Kecamatan Way Sulan Kabupaten Lampung Selatan.

5.

Ruang Lngkup Waktu
Waktu pelaksanaan penelitian ini adalah sejak dikeluarkannya surat Izin
penelitian Pendahuluan oleh Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan sampai selesainya penelitian ini.

9

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Deskripsi Teori
1. Sikap
1). Pengertian Sikap
Sikap adalah pernyataan evaluatif terhadap objek, orang atau peristiwa.
Hal ini mencerminkan perasaan seseorang terhadap sesuatu. Sikap
mungkin dihasilkan dari perilaku tetapi sikap tidak sama dengan perilaku.
Menurut Fishbein dalam Ali dan Asrori (2006:141) “Sikap adalah
predisposisi emosional yang dipelajari untuk merespons secara konsisten
terhadap suatu objek”. Menurut W.S Winkel dalam Octama (2013:27)
“Sikap adalah kecenderungan penilaian terhadap objek yang berharga baik
atau tidak berharga atau tidak baik”. Menurut LaPierre dalam Ramli
(2013:1) “Sikap sebagai suatu pola perilaku, tendesi atau kesiapan
antisipatif, predisposisi untuk menyesuaikandiri dalam situasi sosial atau
secara sederhana, sikap adalah respons terhadap stimuli sosial yang telah
terkondisikan”. Menurut Secord dan Backman Ramli (2013:1) “Sikap
adalah keteraturan tertentu dalam hal perasaan, pemikiran, dan predisposisi
tindakan (konasi) seseorang terhadap suatu aspek di lingkungan
sekitarnya”. Dari pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa sikap

10

merupakan predisposisi emosional atau perilaku untuk menyesuaikan diri
terhadap lingkungan disekitarnya.
Menurut Aiken dalam Rahmadani (2009:11), “sikap sebagai predisposisi
atau kecendrungan yang dipelajari dari seorang individu untuk merespon
secara positif atau negative dengan intensitas yang moderat atau memadai
terhadap objek, situasi, konsep atau orang lain. Menurut Berkowitz dalam
Azwar (2005:5) menerangkan sikap seseorang pada suatu objek adalah
perasaan atau emosi dan faktor, kedua adalah reaksi/respon atau
kecendrungan untuk bereaksi. Sebagai reaksi maka sikap selalu
berhubungan dengan dua alternatif, yaitu senang (like) atau tidak senang
(dislike), menurut dan melaksanakan atau menjauhi/menghindari sesuatu.
Kemudian Thurstone dalam bimo walgito (2003:109) “sikap adalah suatu
tingkatan afeksi baik yang bersifat positif maupun negatif dalam
hubunganya dengan objek-objek psikologis. Afeksi yang positif ialah
afeksi senang. Sedangkan afeksi negatif adalah afeksi yang tidak
menyenangkan. ” Sikap merupakan gejala internal yang berdimensi afektif
berupa kecenderungan untuk mereaksi dengan cara relatif tetap terhadap
objek, baik secara positif maupun negatif. Sikap siswa yang positif
terutama kepada guru dan mata pelajaran yang di terima merupakan tanda
yang baik bagi proses belajar siswa. Sebaliknya, sikap negatif yang di
iringi dengan kebencian terhadap guru dan mata pelajaranya menimbulkan
kesulitan belajar siswa tersebut, sehingga prestasi belajar yang di capai
siswa akan kurang memuaskan. Dari pendapat di atas dapat disimpulkan

11

bahwa sikap perasaan emosional dan respon atau reaksi untuk bereaksi.
Respon positif (like) dan negatif (dislike)
Petty Cocopio dalam Azwar S. (2000 : 6) ”Sikap adalah evaluasi umum
yang dibuat manusia terhadap dirinya sendiri, orang lain, obyek atau isue”.
Menurut Notoatmodjo (2003) sikap merupakan reaksi atau respon yang
masih tertutup dari seseorang terhadap suatu stimulus atau objek.
Manifiestasi sikap tidak dapat langsung dilihat, tetapi hanya ditafsirkan
dari perilaku yang tertup. Sikap merupakan kesiapan untuk reaksi terhadap
abjek di lingkungan tertentu sebagai suatu penghayatan terhadap objek.
Berdasarkan pendapat di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa sikap
merupakan kecenderungan seorang individu terhadap suatu objek tertentu,
situasi atau orang lain yang kemudian di deskripsikan dalam bentuk
sebuah respon kognitif, afektif, dan perilaku individu. Serta kesiapan
seseorang bertindak, berpersepsi, berfikir dan merasa dalam menghadapi
objek, ide, situasi, atau nilai untuk menentukan apakah orang harus pro
atau kontra terhadap sesuatu.

2). Komponen Sikap
Mengenai komponen sikap, ada tiga macam komponen yaitu kognisi,
efeksi dan konsi, ketiga ranah tersebut dijabarkan sebagai berikut :
1. Komponen kognisi berhubungan dengan keyakinan (beliefs), ide dan
konsep.

12

2. Komponen afeksi yang menyangkut emosional seseorang
3. Komponen konasi yang merupakan kecendrungan tingkah laku.
Komponen kognisi berhubungan dengan keyakinan/kepercayaan seseorang
mengenai objek sikap. Kepercayaan terhadap sesuatu sebagai objek sikap
akan mempolapikirkan seseorang, artinya objek sikap dalam hal ini sangat
berperan sekali dalam tugas yang diembannya. Komponen afeksi yang
menyangkut emosional banyak ditentukan oleh kepercayaan. Bila
seseorang telah memandang negative terhadap oranng lain, maka akan
merasa malas dan hasilnya tidak akan sesuai dengan yang diharapkan.
Komponen konasi dalam sikap menunjukan kecendrungan berprilaku yang
ada dalam diri seseorang yang berkaitan dengan sikapnya terhadap orang
lain. Bila seseorang merasa tidak suka terhadap orang lain, maka wajar
bila orang tersebut enggan menyapa dan berkomunikasi dengan orang
tersebut.
Antara komponen kognitif, afektif dan kecendrungan itu tidak dapat
dipisahkan karena merupakan suatu kesatuan yang selaras, saling
berhubungan dan berpadu satu sama lainnya menyebabkan dinamika yang
cukup kompleks dan dapat mempengaruhi kecendrungan perilaku
individu.

13

3). Komponen Pokok Sikap.
Menurut Alport (1954) yang dikekumakan oleh Notoatmodjo (2003) ada
tiga komponen pokok sikap yaitu:
a. (keyakinan), ide dan konsep terhadap suatu objek.
b. Kehidupan emosional atau evaluasi terhadap suatu objek.
c. Kecendrungan untuk bertindak.

Kecendrungan untuk bertindak laki-laki dan peremupuan berbeda. Hal ini
dikarenakan, perempuan lebih banyak menggunakan intisiusnya dalam
bertindak disbanding laki-laki. Perempuan lebih banyak memilih dalam
setiap tindakannya sehingga cenderung untuk bertindakpun tidak seagresif
kaum lelaki. Laki-laki lebih banyak menggunakan emosionalnya
disbanding intusiusnya tanpa memikirkan resiko dari tindakannya,
sehingga kaum lelaki paling terkena resiko tindakannya disbanding
perempuan (Smartpsikologi, 2007).

Tiga komponen ini secara bersama-sama membentuk sikap yang utuh
(total attitude). Dalam pembentukan sikap yang utuh ini, pengetahuan,
pikiran, keyakinan, dan emosi memegang peranan penting.

4) . Ciri-ciri Sikap
Konsep tentang sikap telah berkembang dan melahirkan berbagai macam
pengertian diantaranya psikologi (widiyanata, 2002), sikap, menurut

14

Kamus Besar Bahasa Indonesia, diartikan sebagai kesiapan untuk
bertindak, sedangkan menurut Oxford Advanced Leaner Dictinary (dalam
rahmadani, 2008), sikap merupakan cara menempetkan atau membawa
diri, merasakan, jalan pikiran, dan perilaku.
Ciri-ciri sikap menurut Purwanto dalam Rina (2013:16) adalah:

1. Sikap bukan dibawa sejak lahir melainkan dibentuk atau dipelajari
sepanjang perkembangan itu dalam hubungan dengan objeknya.
Sifat ini yang membedakannya dengan sifat motif-motif biogenis
seperti lapar, haus, kebutuhan akan istirahat.
2. Sikap dapat berubah-ubah karena itu sikap dapat dipelajari dan sikap
dapat berubah pada orang-orang bila terdapat keadaan-keadaan dan
syarat-syarat tertentu yang mempermudah sikap orang itu.
3. Sikap tidak berdiri sendiri, tetapi senantiasa mempunyai hubungan
tertentu terhadap suatu objek dengan kata lain sikap itu terbentuk
dipelajari atau berubah senantiasa berkenaan dengan suatu objek
tertentu yang dapat dirumuskan dengan jelas.
4. Objek sikap itu merupakan suatu hal tertentu tetapi dapat juga
merupakan kumpulan dari hal-hal tersebut.

5). Fungsi Sikap
Sikap merupakan suatu perbuatan psikis yag tidak tampak, tetapi dapat
diketahui melalui gejala-gejala yag ditimbulkan, menurut Mar’at fungsi
sikap adalah sebagai berikut:
1.
2.
3.
4.

Sikap memiliki fungsi instrumental dan dapat menyesuaikan atau
berfungsi pula memberikan pelayanan.
Sikap dapat berfungsi sebagai penahan diri atau fungsi mengadaptasi
dunia luar,
Sikap berfungsi pula sebagai penerima terhadap suatu objek dan
ilmu serta member arti.
Sikap dapat pula menunjukan nilai ekspresif dari diri seseorang dan
menjawab suatu situasi. (Mar’at 1981:48)

15

Menurut Katz dalam Rahman (2013:129) membagi fungsi sikap dalam 4 kategori
sebagai berikut:
1. Fungsi the knowledge function

Sikap sebagai skema yang memfasilitasi pengelolaan dan
penyederhanaan memproses informasi dengan mengintegrasikan
antara informasi yang ada dengan informasi yang baru.
2. Fungsi the utilitarian atau instrumental function
Sikap membantu kita mencapai tujuan yang diinginkan.
3. Fungsi the ego-defensive function
Sikap berfungsi memelihara dan meningkatkan harga diri. Orang
cenderung mengembangkan sikap tertentu untuk melindungi
egonya dari abrasi psikologi.
4. Fungsi the value-expressive function
Sikap digunakan sebagai alat untuk mengekspresikan nilai-nilai
dan konsep diri.

Dari pendapat tokoh diatas maka dapat ditarik kesimpulan bahwa fungsi
sikap akan selalu berkaitan dengan kebutuhan seseorang, baik kebutuhan
yang timbul dalam diri sendiri maupun kebutuhan yang timbul dari luar
dirinya. Seseorang akan bersikap positif apabila objek tersebut memenuhi
kebutuhan yang diinginkaya, dan bersikap netral bila objek tersebut sama
sekali tidak mempengaruhi atau memenuhi kebutuhanya, sedangkan akan
bersikap negatif

bilamana

objek tersebut

tidak

memenuhi atau

bertentangan dengan kebutuhan yang diinginkanya.

6). Faktor-faktor Sikap
Menurut Azwar dalam Rina (2013:17) faktor-faktor yang mempengaruhi
sikap terhadap objek sikap antara lain:
1. Pengalaman pribadi

Untuk dapat menjadi dasar pembentukan sikap, pengalaman pribadi
haruslah meninggalkan kesan yang kuat.

16

2. Pengaruh orang lain yang dianggap penting

Pada umumnya, individu cenderung untuk memiliki sikap yang
konformis atau searah dengan sikap orang yang dianggap penting.
3. Pengaruh kebudayaan
Tanpa disadari kebudayaan telah menanamkan garis pengaruh
sikap kita terhadap berbagai masalah.
4. Media massa.
Dalam pemberitaan surat kabar maupun radio atau media
komunikasi lainnya, berita yang seharusnya faktual disampaikan
secara obyektif cenderung dipengaruhi oleh sikap penulisnya,
7). Pembentukan dan Perubahan Sikap
Pembentukan sikap tidak terjadi dengan sendirinya atau dengan
sembarangan. Tetapi pembentukannya senantiasa berlangsung dalam
interaksi manusia dan berkaitan dengan objek tertentu. Menurut Gerungan
(2004:166) “ Interaksi sosial di dalam kelompok maupun di luar kelompok
dapat mengubah sikap atau membentuk sikap yang baru”. Interaksi di luar
kelompok adalah interaksi dengan hasil buah kebudayaan manusia yang
sampai kepadanya melalui media komunikasi seperti surat kabar, radio,
televisi, buku,dan risalah. Akan tetapi, pengaruh dari luar diri manusia
karna interaksi di luar kelompoknya itu sendiri belum cukup untuk
menyebabkan perubahan sikap atau terbentuknya sikap baru. Menurut
Sarlito dalam Santosa (2013:1) menjelaskan bahwa sikap dapat dibentuk
melalui empat macam pembelajaran, yaitu:
1. Pengkondisian klasik yaitu proses pembelajaran dapat terjadi ketika
suatu stimulus selalu diikuti oleh stimulus yang lain, sehingga
stimulus yang pertama menjadi suatu isyarat bagi adanya stimulus
yang kedua.
2. Pengkondisian instrumen; proses pembelajaran terjadi ketika suatu
perilaku mendatangkan hasil yang menyenangkan, sehingga
perilaku tersebut akan cenderung untuk diulang-ulang dan begitu
sebaliknya

17

3. Belajar melalui pengamatan; proses pembelajaran dengan cara
mengamati perilaku seseorang, yang kemudian dijadikan contoh
untuk berperilaku serupa.
4. Perbandingan sosial; proses pembelajaran dengan membandingkan
diri sendiri dengan orang lain, untuk meninjau kembali apakah
pandangan kita mengenai suatu hal itu benar atau salah.
Secara lebih kompleks, menurut Bimo Walgito dalam Santosa (2013:2)
“Pembentukan sikap yang ada dalam diri seseorang akan dipengaruhi oleh
faktor internal, berupa fisiologis dan psikologis, serta faktor eksternal yang
bisa berupa situasi yang dihadapi individu, norma-norma yang ada dalam
masyarakat, dan hambatan-hambatan atau pendorong-pendorong yang ada
dalam masyarakat”.

Banyak pakar psikologi sosial juga meyakini bahwa sikap merupakan hasil
dari

proses

belajar.

Seorang

anak

dilahirkan

tidak

membawa

kecenderungan sikap tertentu terhadap objek-objek yang ada di luar
dirinya. Namun, menurut Baron dan Byrne dalam Rahman (2013:131) “
Temuan kontroversial menunjukkan fakta-fakta bahwa dua anak kembar
identik ternyata memiliki kecenderungan sikap yang sama terhadap objekobjek tertentu”. Terlepas dari temuan kontroversial tersebut, menurut
Rahman (2013:131) selama ini sikap diyakini terbentuk karena proses
belajar berikut :

1. Sikap terbentuk karena mengamati orang lain atau belajar sosial
(Learning by observing others). Dengan mengamat perilaku model,
anak membentuk sikap-sikapnya, dan menunjukkan perilaku sesuai
dengan sikapnya tersebut.
2. Sikap terbentuk karena reward-punishment (Learning through
reward: Instrumental conditioning). Di kehidupan sehari-hari,
sebagian sikap kita mendapatkan reward, dan sebagiannya lagi

18

mendapatkan punishment. Sikap yang mendapatkan reward
cenderung akan di ulang dan menjadi sikap yang kuat, dan sikap
yang mendapatkan hukuman akan hilang atau menjadi sikap yang
lemah.
3. Sikap terbentuk karena proses asosiasi (Learning through
association:classical
conditioning).
Kita
mempunyai
kecenderungan sikap tertentu pada orang lain kadang karena terjadi
asosiasi antara informasi baru dengan informasi yang sudah
diketahui.
4. Sikap terbentuk karena pengalaman langsung (Learning by direct
experience). Sikap seseorang bisa saja terbentuk karena
pengalamannya sendiri.
5. Sikap terbentuk melalui pengamatan terhadap perilaku sendiri
(Learning by observing our own behavior) pengamatan terhadap
perilakudiri sendiri bisa saja membentuk sikap seseorang.
Sikap terbentuk selama perkembangan individu karena itu sikap dapat
mengalami perubahan. Menurut Secord dan Backman dalam Walgito
(2011:68) salah satu teori perubahan sikap adalah teori rosenberg yang di
kenal dengan sebutan teori konsistensi kognitif-afektif dalam masalah
sikap. Menurut teori ini, komponen afektif akan selalu berhubungan
dengan komponen kognitif dan hubungan tersebut dalam keadaan
konsisten. Selain itu, apabila komponen kognitifnya berubah maka
komponen afektifnya juga akan berubah dan sikapnya akan berubah begitu
juga sebaliknya. Namun demikian, teori ini menitikberatkan pada
pengubahan

afektif terlebih dahulu. Pengubahan sikap di samping

pengubahan komponen akan lebih tepat juga dikaitkan dengan fungsi
sikap, sehingga akan lebih jelas arah perubahan sikap yang dikaitkan
dengan perilaku.
Menurut Rosenberg dalam Walgito (2011:68) “Pengertian kognitif dalam
sikap tidak hanya mencakup pengetahuan-pengetahuan yang berhubungan

19

dengan objek sikap, tetapi juga mencakup kepercayaan tentang hubungan
antara objek sikap dengan sistem nilai yang ada dalam diri individu”. Di
sisi lain, komponen afektif berhubungan dengan bagaimana perasaan yang
timbul pada diri seseorang menyertai sikapnya bisa positif ataupun negatif
terhadap objek sikap.

2. Masyarakat Desa
1). Masyarakat
Menurut Soleman B. Taneko dalam Syani (2005:25) “Masyarakat
merupakan suatu pergaulan hidup, oleh karena manusia itu hidup
bersama”.

Menurut Iver dan Page dalam Syani (2005:25) “masyarakat ialah suatu
system dari kebiasaan dan tata-cara, dari wewenang dan kerjasama antar
berbagai kelompok danpenggolongan, dari pengawasan tingkah laku serta
kebebasan-kebebasan manusia. Masyarakat merupakan jalinan hubungan
sosisl. Dan masyarakat selalu berubah”.

Menurut R. Soetarno dalam Wandi (2011:24) mengemukakan bahwa
“Masyrakat adalah sekelompok individu yang terdiri darikeluarga-keluarga
yang tinggal di suatu daerah, tiap-tiap individu saling mempunyai
kepentingan untuk mengembangkan hidup bersama dengan norma-norma
tertentu”.

20

Menurut Spencer dalam Jauhari (2011:95) fungsi masyarakat adalah :
1.
2.
3.
4.

5.
6.

Masyarakat seperti halnya dengan organisme, dapat berkembang.
Organisme dan dan masyarakat berbeda struktur, tetapi sama
perubahan pada fungsi.
Pertambahan ukuran organisme dan masyarakat akan berarti berbeda
karena bertambah kompleks.
Setiap unsur dan bagian secara keseluruhan saling bergantung. Karena
itu, mana kala sebagian berubah akan memepengaruhi unsur dan
bagian lainnya.
Baik pada organisme maupun pada masyarakat setiap unsur atau
bagian itu sendiri adalah suatu organism atau masyarakat kecil (mikro)
Kehidupan seluruh sistem dapat hancur, tetapi unsur dan bagiannya
akan terus berlangsung dalam kurun waktu tertentu.

Manusia dalam memenuhi kebutuhan hidupnya yang sangat beragam selalu
berusaha untuk mengelompokan diri dengan manusia lainnya. Manusia sering
di sebut sebagai Zoon Politicon yang pada dasarnya manusia adalah makhluk
sosial yang hidup saling membutuhkan satu sama lain yang membentuk suatu
kelompok masyarakat.

Menurut Koentjaraningrat (2009:115) mengemukakan bahwa:
Dalam bahasa Inggris masyarakat dipakai istilah society yang berasal
dari kata Latin socius berarti kawan, sedangkan istilah masyarakat
sendiri berasal dari akar kata Arab yaitu syaraka yang berarti ikut serta
atau berpartisipasi, jadi masyarakat adalah sekumpulan manusia yang
saling bergaul, atau dengan istilah ilmiah, saling berinteraksi.

Menurut Amsia (2011:20) “masyarakat adalah suatu sistem yang terdiri atas
peranan-peranan, kelompok-kelompok yang saling berkaitan dan saling
mempengaruhi di mana tindakan-tindakan dan tingkah laku sosial manusiamanusia

diwujudkan”.

Sedangkan

menurut

Soelaeman

(2008:122)

21

“masyarakat disebut pula kesatuan sosial yang mempunyai ikatan-ikatan
kasih sayang yang erat”.

Soekanto (2009:209) menandai adanya unsur-unsur masyarakat antara lain :
1. Masyarakat merupakan manusia yang hidup bersama. Di dalam ilmu
sosial tidak ada ukuran mutlak apapun angka pasti untuk
menentukan berapa jumlah manusia yang harus ada.
2. Bercampur untuk waktu yang lama. Kumpulan manusia tidaklah
sama dengan kumpulan-kumpulan benda mati.
3. Mereka sadar bahwa mereka adalah suatu kesatuan.
4. Mereka merupakan suatu sistem hidup bersama yang mampu
menimbulkan kebudayaan yang mengikat satu sama lain.

Masyarakat memiliki komponen-komponen yaitu: (a). Populasi, yaitu wargawarga suatu masyarakat yang di lihat dari sudut pandang kolektif. (b).
Kebudayaan, yaitu hasil karya, cipta dan rasa dari kehidupan bersama dan (c).
Organisasi sosial, yaitu jaringan hubungan antara warga-warga masyarakat
yang bersangkutan.

Ciri-ciri masyarakat yaitu, manusia yang hidup bersama, bercampur untuk
waktu yang cukup lama, mereka sadar bahwa mereka merupakan suatu
kesatuan dan mereka merupakan suatu sistem hidup bersama. Ciri-ciri
mengenai masyarakat di atas selaras dengan definisi masyarakat sebagaimana
menurut J.L Gillin dan J.P Gillin dalam Abdulsyani (2007:32) “bahwa
masyarakat adalah kelompok manusia yang tersebar dan mempunyai
kebiasaan, tradisi, sikap dan perasaan persatuan yang sama”.

Berdasarkan uraian di atas, maka masyarakat adalah sekelompok manusia
yang hidup bersama dalam suatu wilayah tertentu yang saling berinteraksi

22

dan berkerja sama satu sama lain, sehingga menghasilkan suatu kebiasaankebiasaan dan kebudayaan guna mencapai rasa persatuan dan tujuan yang
sama.
2). Desa
a. Pengertian Desa
Menurut Peraturan Pemerintah Nomor 57 Tahun 2005 tentang Desa,
disebutkan bahwa Desa adalah kesatuan masyarakat hukum yang
memiliki batas-batas wilayah yang berwenang untuk mengatur dan
mengurus kepentingan masyarakat setempat, berdasarkan asal-usul dan
adat istiadat setempat yang diakui dan dihormati dalam sistem
Pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Desa bukanlah
bawahan kecamatan, karena kecamatan merupakan bagian dari
perangkat daerah kabupaten/kota, dan desa bukan merupakan bagian
dari perangkat daerah. Berbeda dengan Kelurahan, Desa memiliki hak
mengatur wilayahnya lebih luas. Namun dalam perkembangannya,
sebuah desa dapat ditingkatkan statusnya menjadi kelurahan.

b. Unsur Desa
Unsur-unsur desa adalah sebagai berikut:
1. Daerah, dalam arti tanah-tanah dalam hal geografis
2. Penduduk, adalah hal yang meliputi jumlah pertambahan, kepadatan,
persebaran,dan mata pencaharian penduduk desa setempat.
3. Tata kehidupan, dalam hal ini pola pergaulan dan ikatan-ikatan
pergaulan antar warga desa.

23

3). Masyarakat Desa
a. Pengertian Masyarakat Desa
Menurut Taliziduhu Ndraha dalam Wandi (2011:25) masyarakat desa
(penduduk suatu desa) ialah :
“setiap orang yang terdaftar sebagai penduduk/bertempet/berkedudukan
di dalam wilayah desa yang bersangkutan, tidak soal dimna ia mencari
nafkah”.

Sedangkan menurut P.J Bouman dalam Wandi (2011:25) sebagaimana
dikutip oleh I Nyoman Beratha member pengertian masyarakat desa
sebagai berikut :

“Masyarakat desa adalah suatu bentuk kuno dari kehidupan
bersama seb