UPAYA PENANGGULANGAN KONFLIK SOSIAL YANG TERJADI DI KECAMATAN WAY PANJI KABUPATEN LAMPUNG SELATAN

  

ABSTRAK

UPAYA PENANGGULANGAN KONFLIK SOSIAL YANG TERJADI

DI KECAMATAN WAY PANJI KABUPATEN LAMPUNG SELATAN

Oleh :

Dedi Kurniawan

  Kemajemukan suku dan budaya di Indonesia tidak jarang menjadi sumber konflik, hal ini menandakan betapa sulitnya menyatukan kemajemukan itu ke dalam kehidupan bermasyarakat. Konflik yang terjadi di kecamatan Way Panji Lampung Selatan timbul dikarenakan kemajemukan masyarakat, dimana ada masyarakat yang mudah terprovokasi, frustasi atau menderita stres lingkungan. Hal ini bisa menjadikan satu keyakinan kolektif, walaupun tidak serta merta menjadi perilaku massal, merekalah kelompok potensial untuk terlibat dalam konflik sosial. Untuk mengatasi tersebut bisa dilakukan dengan upaya penanggulangan dan upaya penataan sistem norma hukum dan penataan sistem kelembagaan hukum, baik yang berlaku dalam rangka upaya pembaruan hukum maupun dalam penegakan hukum. Permasalahan dalam penelitian ini adalah bagaimanakah upaya penanggulangan konflik sosial di Lampung Selatan dan apakah faktor-faktor yang menjadi penghambat dalam upaya penanggulangan konflik sosial di Lampung Selatan. Pendekatan masalah yang digunakan adalah pendekatan yuridis normatif dan didukung denga pendekatan yuridis empiris. Data yang digunakan adalah data primer dan sekunder, pengumpulan data dengan wawancara, studi pustaka, dan studi dokumen. Sedangkan pengolahan data melalui tahap pemeriksaan data, penandaan data, rekonstruksi data, dan sistematisasi data. Data yang sudah diolah kemudian disajikan dalam bentuk uraian deskripsi , lalu dintreprestasikan untuk dilakukan pembahasan dan dianalisis secara kualitatif, kemudian untuk selanjutnya ditarik suatu kesimpulan.

  Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan diketahui bahwa Upaya penanggulangan konflik sosial di Lampung Selatan dilakukan dengan menggunakan saran penal dan non-penal. Penanggulangan dengan sarana penal yaitu dengan mengkriminalisasikan perbuatan-perbuatan yang berkaitan dengan terjadinya konflik, misalnya tindak pidana yang menimbulkan bahaya bagi keamanan umum dari orang lain atau barang-barang. Sedangkan penanggulangan dengan menggunakan sarana non penal dilakukan dengan kegiatan pre-emptif,

  Dedi Kurniawan

  preventif, dan deteksi. Tetapi dari upaya-upaya tersebut pemerintah belum menerapkan kebijakan penanganan konflik yang efektif dalam strategi pencegahan pada saat konflik, dan setelah konflik, sehingga konflik masih sering terjadi. Faktor-faktor yang menjadi penghambat dalam upaya penanggulangan konflik sosial di Lampung Selatan adalah faktor perundang-undangan, faktor aparatur penegak hukum, dan faktor masyarakatnya sendiri. Peraturan perundang- undangan penanganan konflik sosial yang ada pada saat ini belum bisa dilaksanakan dengan maksimal. Dari faktor aparatur penegak hukum masih kurang memiliki wibawa dalam menghadapi ini, sebagian besar kasus hanya dibiarkan begitu saja tanpa tindakan hukum apapun. Sedangkan dari faktor masyarakat kesadaran hukum masyarakat kita juga sangat rendah, peraturan perundang-undangan yang ada juga sering kali tidak mencerminkan realitas sistem nilai yang hidup dalam masyarakat. Saran yang penulis sampaikan adalah kepada aparat pemerintah dalam menjalankan tugas agar selalu senantisa bersikap disiplin, jujur, adil dan bijaksana dalam penangan konflik yang terjadi di masyarakat sehingga peristiwa konflik antar warga ini tidak terjadi kembali dikemudian hari. Kepada masyarakat agar senantiasa berusaha untuk mengkoreksi diri, memperbaiki hubungan antar individu, antar kelompok, kelompok dengan pemerintah dan tidak selalu berpersepsi negatif terhadap pemerintah.

  Kata Kunci: Upaya, Penanggulangan, Konflik Sosial.

  

ANALYSIS OF CRIMINAL LAW ENFORCEMENT TO DECEPTION

PERPETRATOR USING MODUS OPERANDI OF MULTI LEVEL

MARKETING GOLD INVESTMENT

Abstract

  One mode of advancing crime today is an effort to gain funds to benefit through investment offered with a very lucrative profit or interest beyond the limits of reasonableness. Fraud using the modus operandi of the multi level marketing gold investment is categorized by the KUHP as a crime. In this paper we discuss how the enforcement of the criminal law against fraud perpetrators of multi level marketing modus operandi of gold investment, And what are the factors inhibiting the rule of law. The method used in this thesis are juridical normative and empirical. The respondents consisted of Lampung Police, Attorneys of Attorney General in Bandar Lampung, District Court Judge Class 1A of Tanjung Karang and Academics Law Faculty of Lampung University. Data collection procedures performed by literature and fields studies. Analysis of data used in this research is qualitative analysis. Based on the results of research and discussion, it can be conclude that (1) the rule of law against the perpetrators of fraud by the modus operandi multi level marketing gold investments subjected to Article 378 of the KUHP with a maximum penalty of four years. (2) Inhibiting factor in law enforcement are (a) its own legal factors in this case that the legislations sanctions are too light and not a deterrent effect that is unbalanced by the number of casualties and losses, (b) the lack of knowledge of law enforcer, as well as facilities and infrastructure that have not been up so that there are many cases which cannot be handled (c) community factors, namely the reluctance of the victims to report to the authorities.

  

Key words: Law Enforcement, Fraud Perpetrators, Multi Level Marketing

Gold Investment.

I. Pendahuluan

  A. Latar Belakang Salah satu bentuk perkembangan di bidang bisnis yang berkembang dalam tahun-tahun belakangan adalah pemasaran secara langsung oleh pihak-pihak yang menjadi anggota (member) dalam jalur pemasaran tersebut. Pemasaran melalui cara ini sering disebut dengan Multi Level Marketing (MLM).

  level marketing tidak hanya dalam bentuk penawaran suatu produk barang, melainkan meluas ke dalam bentuk produk jasa bahkan investasi. Dengan demikian hubungan hukum tidak lagi hanya dalam bentuk transaksi jual beli melainkan dapat termasuk ke dalam bidang hukum lain seperti investasi, atau mungkin bidang perbankan.

  Perkembangan industri bisnis investasi terutama dalam investasi emas di Indonesia memberi dampak positif bagi kemajuan perekonomian nasional dan tidak sedikit orang yang sudah mendapatkan keuntungan yang besar dari berinvestasi emas ini. Hal ini juga yang menjadi ladang penghasilan oleh orang-orang yang tidak bertanggungjawab untuk mendapatkan keuntungan dengan 1 Multi LevelMarketing (direct selling)

  atau penjualan langsung. merupakan sistem penjualan dari sebuah perusahaan yang dilakukan tanpa banyak perantara. Misal, sebuah produk yang dihasilkan dari

  melakukan penipuan dengan modus operandi bisnis multi level marketing

  investasi emas . Salah satu contoh

  kasus penipuan dengan modus operandi multi level marketing investasi emas terjadi pada 22 November 2012 di Lampung, dimana ratusan nasabah Eastcape Mining Corporation (ECMC) mengalami kerugian hingga miliaran rupiah. Jumlah investornya sendiri mencapai empat ribu orang dan yang melaporkan ke polisi hanya puluhan orang saja. Sebagian investor yang menjadi korban enggan melaporkan ke polisi karena selain malu telah tertipu, juga masih berharap mendapatkan bagian keuntungan ujar Majid Yasin salah satu korban. Dan hingga kini kasusnya pun hilang begitu saja dari pemberitaan.

1 Dari waktu ke waktu, praktek multi

  2 Para

  korban maupun masyarakat yang hanya mengetahui berita-berita terungkapnya kasus penipuan dengan modus operandi MLM investasi emas umunya tidak mengetahui perbedaan antara bisnis investasi murni dengan bisnis berkedok investasi, sehingga cenderung menyamarkan keduanya.

  3 Bisnis dengan modus operandi MLM

  investasi emas di Indonesia hingga saat ini belum secara tegas dilarang dalam suatu undang-undang yang khusus sehingga penanggulangannya tidak berjalan dengan efektif. Penanggulangannya hanya sebatas memidanakan para pelaku apabila

   22/mlm-investasi-emas-di-lampung-rugikan- nasabah-miliaran- rupiah/?wpmp_switcher=desktop diakses pada 25 September 2014 korban mengadukannya kepihak yang berwenang, sama sekali belum menyentuh sisi preventifnya. Penipuan itu sendiri diatur dalam Kitab Undang-Undang Hukum Pidana pada Pasal 378 yang hanya menerangkan tentang penipuan secara umum, belum tersentuh pada tindak pidana berkedok investasi. Disamping itu sosialisasi pemerintah dalam mengedukasi masyarakat tentang seluk-beluk dan bahaya bisnis dengan modus multi level marketing investasi emas juga sangat minim. Kedua hal inilah yang menjadi pemicu maraknya praktek bisnis dengan modus operandi MLM investasi emas di Indonesia.

  B. Permasalahan Permasalahan dalam skripsi ini adalah :

  1. Bagaimanakah penegakan hukum pidana terhadap pelaku penipuan dengan modus operandi multi level marketing investasi emas.

  2. Apakah yang menjadi faktor penghambat dalam penegakan hukum pidana terhadap pelaku penipuan dengan modus operandi multi level marketing investasi emas.

  Tujuan dari penelitian ini adalah:

  1. Untuk mengetahui upaya penegakan hukum pidana terhadap pelaku penipuan dengan modus operandi multi level marketing investasi emas.

  2. Faktor – faktor penghambat penegakan hukum pidana terhadap pelaku penipuan dengan modus operandi multi level marketing investasi emas.

  C. Metode Penelitian Pendakatan masalah yang digunakan adalah yuridis normatif dan empiris.

  Pengumpulan data dilakukan dengan studi pustaka dan studi lapangan. Responden penelitian terdiri dari anggota Ditreskrimum Kepolisian Daerah Lampung, Jaksa Kejaksaan Negeri Lampung, dan Hakim Pengadilan Negeri Kelas 1A Tanjung Karang. Data dianalisis secara kualitatif. Prosedur pengumpulan data dilakukan dengan teknik studi pustaka dan studi lapangan.

  Pada penelitian ini data dianalisis secara deskriptif kualitatif. Cara analisis ini adalah dengan memberikan uraian atau menjabarkannya dengan kalimat- kalimat, kemudian disusun suatu kesimpulan secara induktif terhadap gejala dan kenyataan yang ditemukan. Atas dasar kesimpulan metode penelitian yuridis normatif dan yuridis empiris tersebut lalu disusun saran-saran sebagai masukan bagi instansi terkait.

  II. Pembahasan

  A. Penegakan hukum pidana terhadap pelaku penipuan dengan modus operandi multi level marketing investasi emas

  Multi Level Marketing pada dasarnya adalah usaha legal yang baik. Tidak sedikit orang yang sukses menjalankan bisnis network marketing ini jika disertai dengan usaha yang sungguh-sungguh. Dengan perkembangan teknologi informasi, MLM juga kini terwujud dalam bentuk affiliate marketing (biasanya berupa penjualan software, Keduanya dijalankan secara berjenjang alias multi level. Hanya saja dalam affiliate marketing, member hanya mendapat bonus sekali dari setiap pembelian / penjualan produk, sementara dalam MLM, member bisa memperoleh berbagai macam bonus. Saking bermanfaatnya, bisnis MLM bahkan menjadi salah satu bisnis andalan masyarakat yang membantu menggerakkan roda ekonomi Amerika.

  dilakukan pada Ditreskrimum Polda Lampung dengan Kompol Hendriansyah mengatakan di dalam kasus penipuan dengan modus operandi MLM investasi emas terdapat unsur melawan hukum pidana dan bukan perdata karena terdapat unsur penipuan dan penggelapan didalamnya, bukan perjanjian jual beli atau sewa- menyewa seperti pada hukum perdata. Oleh dalam kasus yang terjadi di Lampung dimana pelaku memberikan penjelasan kepada nasabah bahwa akan mendapatkan keuntungan setiap bulannya dari investasi yang telah ditanamkan di perusahaan ECMC tersebut, dan pada kenyataannya hanya dibulan pertama dan bulan kedua saja nasabah mendapatkan royalty dari perusahaan dan dibulan berikutnya tidak ada lagi royalty yang diterima para nasabah. Oleh karena itu dalam penegakan hukum terhadap pelaku penipuan dengan modus operandi multi level marketing investasi emas, pelaku dapat dikenakan Pasal 378 KUHP tentang penipuan atau Pasal

   /02/sejarah-asal-mula-bisnis-jaringan-

  372 KUHP tentang penggelapan. Polri sendiri sebagai salah satu aparat penegak hukum memiliki cara dalam penangulangannya yaitu secara Represif dan Preventif.

  1. Secara Represif atau penekanan dalam penerapan pidana setelah kejahatan terjadi. Penegakan hukum pidana terhadap pelaku penipuan dengan modus operandi MLM investasi emas belum secara tegas diatur dalam suatu undang-undang khusus yang bisa memberatkan pidana bagi pelaku. Pelaku hanya dikenakan tuntutan penipuan atau perbuatan curang yaitu Pasal 378 KUHP dengan ancaman pidana penjara paling lama empat tahun.

4 Berdasarkan hasil penelitian yang

  2. Secara Preventif atau pencegahan sebelum kasus terjadi untuk menjaga kemungkinan terjadinya kejahatan atau pelanggaran hukum di dalam masyarakat menggunakan cara-cara persuasif, seperti himbauan yang dilakukan oleh Bimas dan Dirkrimum Polda Lampung selaku aparat penegak hukum. Penanganan secara prefentif terhadap penipuan dengan modus operandi MLM investasi emas ini adalah pilihan yang sangat tepat mengingat masih banyak masyarakat Indonesia yang belum memahami tentang modus operandi MLM investasi emas ini, apalagi kasus ini berkaitan erat dengan budaya malas bekerja yang masih banyak terdapat di negara kita, hal inilah yang harus dirubah dengan upaya preventif yang dinilai lebih efektif oleh polri dibandingkan dengan represif yang dilakukan setelah terjadinya sebuah kasus. Proses penegakan hukum terhadap pelaku penipuan dengan modus operandi MLM investasi emas ada beberapa tahapan yang harus dilakukan, antara lain:

  a. Laporan yang berasal dari masyarakat Penyelidikan tentang kasus penipuan dengan modus operandi multi level marketing investasi emas akan dilakukan setelah pihak kepolisian mendapat laporan dari masyarakat. Karena kasus penipuan seperti ini sangat sulit untuk diawasi secara langsung, hal ini disebabkan dari para pelaku yang melakukan kegiatan dari rumah ke rumah dan seolah benar-benar menggunakan sistem MLM murni yang memang sudah dilegalkan oleh Pemerintah Indonesia.

  b. Penunjukan Pimpinan kepolisian dalam hal ini melakukan penunjukan kewenangan penyelidikan kasus dan pengungkapan kepada anggota Direktorat Reserse Kriminal Umum (Ditreskrimum).

  c. Penyelidikan Anggota polri yang ditunjuk melakukan penyelidikan atas laporan yang masuk dari masyarakat, melakukan pemeriksaan dari kebenaran laporan atau keterangan berkenaan dengan penipuan dengan modus operandi multi level marketing investasi emas, untuk kemudian dilakukan penyelidikan lanjutan seperti penambahan alat bukti, maupun mencari saksi-saksi.

  d. Penangkapan Anggota polri yang telah dan mengetahui keberadaan, identitas pelaku, dapat melakukan penangkapan setelah mendapat izin dari pimpinan.

  e. Penyitaan Kepolisian berwenang menyegel dan menyita alat dan segala keperluan yang digunakan oleh si pelaku untuk melakukan praktek penipuan ini seperti kartu ATM, buku-buku, brosur dan komputer yang digunakan sebagai pelaku untuk melakukan aksinya. Setelah barang bukti didapat maka penyidik wajib melakukan penyegelan dan membuat berita acaranya.

  Menurut Hartono selaku jaksa pada Kejaksaan Negeri Bandar Lampung, untuk proses penegakan hukum terhadap pelaku penipuan dengan modus operandi multi level marketing investasi emas ada beberapa tahapan, yaitu: 1) Penyelidikan, yaitu serankaian tindakan penyelidik untuk mencari dan menemukan suatu peristiwa yang diduga sebagai tindak pidana guna menentukan dapat atau tidaknya dilakukan penyidikan menurut cara yang diatur dalam undang-undang.

  2) Penyidikan, berdasarkan KUHP

  bab 1 butir 2 adalah dalam hal dan cara yang diatur dalam undang- undang ini untuk mencari suatu bukti hingga menjadi terang sebagai tindak pidana yang terjadi dan guna menemukan tersangkanya. 3) Pelimpahan berkas ke Kejaksaan, disini berkas kasus kembali dikoreksi, apabila telah dinyatakan P21 barulah dilakukan persidangan sampai adanya Penegakan hukum terhadap kasus ini menurut Akhmad Suhel dilakukan seperti halnya dengan tindak pidana yang lainnya, yakni sesuai dengan hukum yang ada, dan untuk penegakan hukum terhadap pelaku penipuan dengan modus oprendi multi level marketing investasi emas dasar hukumnya sudah jelas tertuang dalam Pasal 378 KUHP. Pengadilan tidak akan mengubah apapun berkenaan dengan putusan yang akan diterima oleh si pelaku kelak, apabila dijatuhi pidana maka akan dikenakan ancaman pidana penjara empat tahun. Ketika ditanya mengenai faktor atau hal yang menjadi penyebab penghambat dalam penegakan hukum terhadap pelaku penipuan dengan modus operandi MLM investasi emas, Akhmad Suhel mengatakan tidak ada hal yang menghambat dalam penegakan hukumnya, sebab pengadilan akan memperoses pelaku sesuai dengan ketentuan yang berlaku di Indonesia. Penegakan hukum pidana dalam kerangka sistem peradilan pidana di Indonesia yang sampai saat ini masih berlandaskan pada Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1981 tentang Hukum Acara Pidana (KUHAP).

  Terhadap pelaku penipuan dengan modus operandi multi level marketing investasi emas, dapat dituntut berdasarkan atas kekuatan hukum yang sah dan mengikat yaitu

  Pasal 378 atau Pasal 372 Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP). Pasal 378 KUHP menegaskan “Barang siapa dengan maksud untuk menguntungkan diri sendiri atau orang lain secara melawan hukum, martabat palsu, dengan tipu muslihat, ataupun rangkaian kebohongan, menggerakkan orang lain untuk menyerahkan barang sesuatu kepadanya, atau supaya memberi hutang maupun menghapuskan piutang, diancam karena penipuan dengan pidana penjara paling lama empat tahun

  ”. Sedangkan Pasal 372 KUHP “Barang siapa dengan sengaja dan melawan hukum memiliki barang sesuatu yang seluruhnya atau sebagian adalah kepunyaan orang lain, tetapi yang ada dalam kekuasaannya bukan karena kejahatan diancam karena penggelapan, dengan pidana penjara paling lama empat tahun ”. Ketentuan tersebut yang menjadi dasar hakim di Pengadilan Negeri Tanjung Karang untuk dapat memposes kasus penipuan dengan modus operandi multi level marketing investasi emas hingga adanya putusan. Muhammad Farid, mengatakan bahwa untuk kasus penipuan dengan modus operandi multi level marketing sebenarnya sudah lama terjadi dan korbannya pun sudah tidak terhitung jumlahnya. Sebenarnya multi level marketing (MLM) atau biasa juga disebut penjualan langsung (Direct selling) merupakan sebuah sistem penjualan yang digunakan oleh perusahaan tertentu untuk memasarkan produk- pruduknya. Sistem seperti ini tidak hanya ada di Indonesia, banyak perusahaan-perusahaan besar di negara maju seperti Eropa dan Amerika yang juga menggunakan merupakan negara berkembang sebenarnnya sudah mengakui juga dengan keberadaan sistem penjualan langsung ini, terbukti dengan adanya Asosiasi Penjualan Langsung Indonesia (APLI)

  5

  yang menjadi wadah dari perusahaan dengan sistem penjualan langsung. Dengan perkembangan yang baik dari perusahaan-perusahaan tersebut kemudian dimanfaatkan oleh oknum yang tidak bertanggung jawab untuk mendapatkan keuntungan dengan cara melakukan penipuan dengan modus multi level marketing.

  Untuk penegakan hukum terhadap pelaku penipuan dengan modus operandi multi level marketing investasi emas Muhammad Farid menjelaskan tidak berbeda dengan responden yang lain, bahwa aturan yang digunakan untuk menuntut pelaku apabila mengacu kepada undang-undang dapat dikenakan

  Pasal 378 KUHP tentang penipuan yang ancaman pidananya maksimal empat tahun, akan tetapi pada prakteknya hanya sedikit orang yang melapor ke polisi sehingga hal ini juga yang menjadi penghambat dalam penegakan hukumnya. Ketika ditanya penegakan hukum seperti apa yang paling cocok dalam penyelesaian kasus penipuan dengan modus operandi multi level marketing investasi emas, beliau menjawab senada dengan para responden dari Kejaksaan, Pengadilan, dan Polda Lampung 5 APLI merupakan asosiasi nasional dari

  perusahaan penjualan langsung yang mewakili kepentingan industry penjualan langsung di Indonesia, dan satu-satunya di Indonesia yang diakui oleh WFDSA

  bahwa sebaiknya penegakan hukum terhadap kasus ini dilakukan dalam bentuk preventif (non-penal) karena upaya yang ditawarkan dalam upaya preventif ini yaitu pencegahan sebelum kasus terjadi menjadi pilihan yang paling bijak di antara pilihan yang lain. Beliau juga mengatakan sebenarnya Pasal 378 KUHP sudah tidak layak lagi untuk diterapkan dalam penegakan hukum di Indonesia, karna dinilai sanksi yang diberikan tidak membuat pelaku jera dan hal ini yang akhirnya berdampak pada semakin bertambahnya kasus-kasus serupa.

  Pasal 378 sudah selayaknya untuk diperbaharui untuk dapat lebih bisa diterapkan di kondisi hukum kita yang sangat lemah seperti sekarang ini. Menurut Sudarto, Penegakan hukum dengan istilah Kriminalisasi yaitu proses penetapan suatu perbuatan seseorang sebagai perbuatan yang dapat dipidana. Proses ini diakhiri dengan terbentuknya undang-undang dimana perbuatan itu diancam dengan suatu sanksi yang berupa pidana, maka terbentuklah peraturan hukum pidana yang siap untuk diterapkan oleh hakim. Sedangkan istilah Dekriminalisasi mengandung arti suatu proses dimana dihilangkan sama sekali sifat dapat dipidananya suatu perbuatan. Pedoman serta aturan pemberian pidana sangat penting ditegaskan dalam pembentuk undang-undang, agar hakim dalam memberi keputusanya, didalam kebebasannya sebagai hakim, ada juga batasnya yang ditetapkan secara objektif.

  6 6 Sudarto, Hukum dan Hukum Pidana, Alumni. Bandung. 2007. Hlm 45 B. Faktor penghambat dalam penegakan hukum pidana terhadap pelaku penipuan dengan modus operandi multi level marketing investasi emas

  Faktor penghambat penegakan hukum terhadap pelaku penipuan dengan modus operandi multi level marketing investasi emas dikatakan Hartono adalah dari pihak yang dirugikan atau korban yang tidak mau melaporkan atas kerugian yang dialaminya yang disebabkan oleh rasa malu karena telah tertipu dan masih berharap mendapatkan keuntungan, sehingga sampai saat ini baru 1 kasus yang masuk di Kejaksaan Negeri Bandar Lampung, dan hingga saat ini proses penegakan hukumnya masih dalam kasasi di Mahkamah Agung. Hal ini dapat menghambat proses penegakan hukum secara menyeluruh. Faktor penghambat penegakan hukum terhadap pelaku penipuan dengan modus operandi MLM investasi emas dapat melihat faktor- faktor penghambat penegakan hukum oleh Soerjono Soekanto antara lain adalah sebagai berikut: 1) Faktor hukumnya sendiri

  Penegakan hukum terhadap pelaku penipuan dengan modus operandi multi level marketing investasi emas akan sulit ditegakkan dibatasi oleh undang- undang saja, yang disebabkan karena:

  a. Tidak diikutinya asas-asas berlakunya undang-undang.

  b. Belum adanya peraturan pelaksanaan yang sangat dibutuhkan untuk

  c. Ketidakjelasan arti kata-kata di dalam undang-undang yang mengakibatkan kesimpangsiuran dalam penafsiran serta penerapannya. 2) Faktor penegak hukum

  Salah satu kunci dari keberhasilan dalam penegakan hukum adalah mentalitas atau kepribadian dari penegak hukum itu sendiri, yakni pihak-pihak yang membentuk maupun yang menerapkan hukum, seperti Polisi, Jaksa, Hakim yang dalam hal ini sikap para penegak hukum sangat penting dalam proses penegakan hukum, mulai dari penyidikan, penuntutan hingga pengambilan keputusan. Sikap para penegak hukum yang acuh atau kurang memperdulikan terhadap kasus penipuan dengan modus multi level marketing investasi yang marak terjadi saat ini dapat menjadi faktor penghambat dalam penegakan hukumnya. 3) Faktor sarana dan prasarana

  Penegakan hukum terhadap pelaku penipuan dengan modus operandi multi level marketing investasi emas akan sulit ditegakkan karena dibatasi oleh undang-undang saja, yaitu Pasal 378 KUHP yang sanksinya terlalu ringan sehingga tidak menimbulkan efek jera bagi pelaku. 4) Faktor masyarakat

  Faktor masyarakat merupakan faktor dimana hukum tersebut diterapkan. Keengganan masyarakat untuk memberi informasi kepada pihak kepolisian apabila menemukan satu hal yang besar perannya untuk menghambat penegakan hukum terhadap kasus ini, masyarakat terkesan tidak peduli. Kurangnya pemahaman masyarakat terhadap perbedaan antara bisnis multi level marketing murni yang sah dengan berkedok MLM atau investasi juga memberikan hambatan dalam penegakan hukum. 5) Faktor kebudayaan

  Yakni sebagai hasil karya, cipta, dan rasa yang didasarkan pada karsa manusia di dalam pergaulan hidup. Kebudayaan pada dasarnya mencakup nilai- nilai yang mendasari hukum yang berlaku. Hukum dan budaya masyarakat di Indonesia saling mempengaruhi kemajemukan masyarakat dalam memperkaya budaya dan norma masyarakat Indonesia. Kesadaran masyarakat akan hukum yang rendah pun menjadi penghambat dari penegakan hukum terhadap pelaku penipuan dengan modus operandi multi level marketing investasi emas.

  A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah penulis lakukan maka kesimpulan dari penelitian ini adalah:

  1. Penegakan hukum pidana terhadap pelaku penipuan dengan modus operandi multi level marketing investasi emas dilakukan sesuai dengan aturan

  Undang-Undang Hukum Acara Pidana (KUHAP), karena dalam kasus terdapat unsur penipuan yang telah dirumuskan pada Pasal 378 KUHP dimana penegakan hukumnya dimulai dengan beberapa tahap, pertama laporan dari masyarakat, kemudian dilakukan penyelidikan dan penyidikan oleh Kepolisisan, dilanjutkan pelimpahan berkas ke Kejaksaan setelah itu dilakukan persidangan hingga adanya putusan. Sedangkan untuk penanggulangannya sendiri dilakukan dengan cara preventif atau pencegahan oleh aparat penegak hukum sebelum kasus terjadi.Upaya prefentif ini dinilai sebagai upaya yang paling baik dalam penegakan hukum pidana terhadap pelaku penipuan dengan modus operandi multi level marketing investasi emas dibandingkan dengan upaya represif karena pencegahan yang dilakukan aparat penegak hukum terutama kepolisian dengan cara melakukan sosialisai atau himbauan-himbauan kepada masyarakat tentang tentang multi level marketing, investasi dan penipuan yang mengatasnamakan multi level marketing investasi emas selain dapat menambah pengetahuan masyarakat juga dapat menekan jumlah kasus penipuan dengan modus investasi emas ini.

III. Penutup

  2. Faktor penghambat dalam penegakan hukum terhadap pelaku penipuan dengan modus operandi multi level marketing investasi emas yang pertama adalah peraturan yang digunakan penipuan dengan modus

  Pasal 378 KUHP, namun sanksi operandi multi level pidana yang diberikan Kitab marketing investasi emas Undang-Undang Hukum Pidana yang ada di Indonesia. (KUHP) tidak memungkinkan para pelaku penipuan dengan

  B. Saran modus operandi multi level Berdasarkan kesimpulan diatas marketing investasi emas ini saran dari penulis adalah: mendapatkan hukuman yang

  1. Pemerintah dan para berat, sehingga tidak pembuat undang-undang menimbulkan efek jera bahkan sudah selayaknya segera cenderung kasus serupa akan melakukan amandemen bertambah, dan Faktor lain yang terhadap KUHP terutama juga menjadi penghambat dalam Pasal penegakan hukum adalah para 378 yang dinilai sudah tidak aparat penegak hukum baru bisa layak atau apabila bergerak ketika ada laporan dari memungkinkan dibuatkan masyarakat. Dengan kata lain undang-undang khusus memang untuk penegakan hukum tentang multi level marketing terhadap kasus ini para aparat sebagai upaya pencegahan penegak hukum dituntut untuk dan pemberantasan praktek lebih aktif dalam bisnis dengan modus penangulangannya. Kurangnya operandi multi level sosialisai dari pemerintah dan marketing investasi emas. para penegak hukum juga menjadi faktor yang tidak kalah penting untuk menekan jumlah kasus

  2. Peran aktif pemerintah dan para penegak hukum dalam mengedukasi masyarakat tentang seluk-beluk dan bahaya bisnis berkedok investasi emas juga sangat dibutuhkan. Jika hal ini tidak segera direalisasikan, maka modus penipuan dengan modus operandi multi level marketing investasi emas akan selalu terjadi dan menimbulkan banyak korban, selain itu nama baik industri bisnis MLM investasi emas yang sebenarnya bisa menjadi salah satu pilihan masyarakat untuk memiliki hidup yang lebih baik pun akan ikut tercemar.

  3. Penulis juga menyarankan kepada masyarakat untuk lebih berhati- hati lagi dalam memilih sebuah bisnis

  Daftar Pustaka -------. Perbandingan Hukum Pidana . PT Raja Grafindo

A. Literatur-literatur Persada. Jakarta. 2007

  Arief, Barda Nawawi. Bunga Rampai Didik J. Rachbini. Arsitektur Hukum

  Kebijakan Hukum Pidana, Investasi Indonesia ,Analisis Masalah hukum dan Kebijakan Ekonomi Politik. PT Indeks. Penanggulangan Kejahata. PT.

  Jakarta. 2008. Citra Aditya Bakti. Bandung.

  2002.

  Ali, Zainuddin. Metode Penelitian Hukum. Sinar Grafika.

  Jakarta. 201 Soerjono, Soekanto. Faktor-

  Marzuki, Peter Mahmud. Pengantar

  Faktor yang Ilmu Hukum . Kencana Prenada Media Mempengaruhi Grup. Penegakan Hukum. Raja

  Jakarta. 2012 Grafindo Persada.

  Jakarta. Sulistia Teguh dan Zurnetti Aria.

  2011.

  Hukum Pidana ,Horizon Baru Pasca Reformasi.

  Universitas lampung. Format PT Raja Grafindo Penulisan Karya Ilmiah.

  Persada. Jakarta. 2012 Universitas Lampung.

  Bandar Lampung. 2012. Ali, Mahrus. Dasar-Dasar

  Hukum Pidana . Sinar

  Tim penyusun. Kamus Besar Grafika. Jakarta Timur.

  Bahasa Indonesia . Balai 2012.

  pustaka. Jakarta. 1989. Rahardjo Satjipto. Masalah

  B. Perundang-undangan Penegakan Hukum

  Undang-Undang No. 1 Tahun 1946

  Suatu Tinjauan

  tentang Kitab Undang- Sosiologis , Sinar Baru.

  Undang Hukum Pidana.

  Bandung. 1983.

  Undang-Undang No. 8 Tahun 1981 Andrisman, Tri. Hukum Pidana, tentang Kitab Undang Undang

  Asas-Asas dan Dasar Hukum Acara Pidana. Aturan Umum Hukum Pidana Indonesi.

  C. Bahan Internet Universitas Lampung.

   Bandar lampung. 2011.

  13/06/pengertian-emas.html Muhammad, Prof.Abdulkadir.

  Hukum Perdata

  3/pengertian-pelaku-menurut-undang

  Indonesia . PT Citra Aditya Bakti. Bandung.

   2010.

   alisa-adalah-definisi-dan-arti- kata.html https://support.antamgold.com/index. php?/Knowledgebase/Article/View/2 9/0/pengertian-karat-dalam-emas.

Dokumen yang terkait

PERTANGGUNGJAWABAN PIDANA TERHADAP DELIK PENCABULAN YANG DILAKUKAN OLEH OKNUM ANGGOTA POLISI (Studi Kasus Nomor.114Pid.2012PT.TK) Oleh: FERRY ADTIA HUTAJULU ABSTRAK - PERTANGGUNGJAWABAN PIDANA TERHADAP DELIK PENCABULAN YANG DILAKUKAN OLEH OKNUM ANGGOTA PO

0 0 14

KEWENANGAN DINAS PEKERJAAN UMUM DALAM MEWUJUDKAN PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR JALAN KABUPATEN TULANG BAWANG BARAT (Jurnal)

1 4 28

PEPERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP PEKERJA BORONGAN PEMBANGUNAN FLY OVER DI KOTA BANDAR LAMPUNG

0 1 15

ANALISIS TERHADAP PELAKSANAAN PROGRAM BADAN PENYELENGGARA JAMINAN SOSIAL MENURUT UNDANG-UNDANG NOMOR 24 TAHUN 2011

0 0 26

ANALISIS TERHADAP FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB PENYALAHGUNAAN NARKOTIKA YANG DILAKUKAN OLEH WANITA (Studi pada Lembaga Pemasyarakatan Wanita Bandar Lampung) Dwi Agustina, Firganefi, Tri Andrisman email : dwie_agtyahoo.co.id Abstrak - ANALISIS TERHADAP FAKTOR-FA

0 0 13

PENERAPAN TARIF PENERIMAAN NEGARA BUKAN PAJAK PENERBITAN NOMOR REGISTRASI KENDARAAN BERMOTOR PILIHAN DI BANDAR LAMPUNG

0 0 16

PEMANFAATAN DANA BAGI HASIL PAJAK KENDARAAN BERMOTOR DI KOTA BANDAR LAMPUNG

0 0 24

I. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang - PENERAPAN SANKSI PIDANA BAGI CALON ANGGOTA LEGISLATIF YANG MELAKUKAN POLITIK UANG (MONEY POLITIC) BERDASARKAN UNDANG-UNDANG TENTANG PEMILIHAN UMUM (Studi Putusan No. 34/pid.B/2014/PN.LW)

0 0 7

PERAN BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH DALAM PENINGKATAN DAN PERCEPATAN PEMBANGUNAN DI KABUPATEN LAMPUNG UTARA

0 0 14

KEWENANGAN BPKP DALAM MENENTUKAN KERUGIAN NEGARA AKIBAT KORUPSI DI INSTANSI PEMERITAHAN DAERAH

0 0 18