2.2 Bakteri Fusobacterium nucleatum sebagai Salah Satu Bakteri yang
Berperan dalam Infeksi Saluran Akar.
Menurut taksonominya, Fusobacterium nucleatum diklasifikasikan berdasarkan:
14
Kingdom : Bacteria
Filum : Fusobacteria
Famili : Bacteriodaceae
Genus : Fusobacterium
Spesies : Fusobacterium nucleatum
Fusobacterium nucleatum merupakan jenis bakteri anaerob obligat gram negatif dengan sel yang tipis, bentuk batang yang bergelendong dengan kedua ujung
yang tajam atau filamen, panjang sel bakteri 5 – 10 �mdan termasuk kedalam famili
Bacteroidaceae.
14,45
Gambar 1
Gambar 1. Koloni F.nucleatum dibawah
Scanning Electron Microscopy
SEM
14
F. nucleatum sebagai bakteri gram negatif memiliki karakteristik pada membran luar bakteri tersebut. Envelope dari bakteri terdiri dari membran luar dan
dalam yang terpisah dengan periplasmic space yang mengandung peptidoglikan. Secara umum membran dalam dari bakteri terdiri dari membran ganda fosfolipid
yang simetris dan protein. Membran terluar berfungsi sebagai molekul selektif dan membran asimetris yang terdiri dari fosfolipid, lipopolisakarida LPS, lipoprotein,
dan protein.
14
Gambar 2 Kompleks lipopolisakaridayang berupa endotoksin dapat menyebabkan
biological effects yaitu aktivasi komplemen, sitotoksisitas, dan resorpsi tulang. Lipopolisakarida juga memegang peranan penting dalam proses perlekatan bakteri F.
nucleatum dengan hidroksiapatit dan sementum pada permukaan
gigi.
14,46
Lipopolisakarida dari Fusobacterium nucleatum juga menginduksi secara cepat respon imun pada jaringan pulpa.
47
Gambar 2. F.nucleatum dibawah mikroskop elektron Outer membrane OM, Perisplasmic space P, dan Cell
membraneCM
14
F.nucleatum memerlukan media yang baik untuk tumbuh sumbur yang terdapat kandungan trypticase, peptone, dan ekstrak ragi. F.nucleatum menggunakan
asam amino untuk menghasilkan energi serta menggunakan glukosa untuk reaksi biosintesis molekuler interseluler.
14
Bakteri tersebut bersifat tidak bergerak dan tidak menghasilkan spora dengan produk utama hasil akhir metabolisme berupa asam
butirat serta sejumlah kecil asetat, laktat, format, dan asam propionat.
14,17
Asam butirat, asam propionat, dan ion amonium dapat menghambat proliferasi sel fibroblas
pada gingiva, yang memberikan jalan masuk bagi F.nucleatum untuk melakukan penetrasi ke epitel gingiva.
14
Asam butirat juga berperan dalam inhibisi terbesar dari T-sel blastogenesis dan menstimulasi produksi interleukin-1 yang berkaitan dengan
resorpsi tulang.
46
F.nucleatum juga menghasilkan protease yang dapat melakukan aktivitas proteolitik yang mendegradasi fragmen kolagen yang menyebabkan
kerusakan periodontal dari host.
14
Bakteri yang ditemukan pada infeksi primer endodontik adalah bakteri gram negatif seperti Fusobacterium, Dilaster, Porphyromonas, Prevotella, Tannerella,
Treponema, Campylobacter, dan Veillonella.
48
Penelitian dari Kipalev et al. 2014 menunjukkan bahwa Fusobacterium nucleatum lebih sering ditemukan pada infeksi
saluran akar primer dengan menggunakan metode Polymerase Chain Reaction PCR yaitu sebesar 52,8 dibandingkan dengan infeksi saluran akar sekunder sebesar
25,7.
15
Infeksi primer tersebut awalnya dapat terjadi akibat dari adanya jalan masuk bagi mikroorganisme umumnya melalui karies gigi. Adapun cara lain untuk
masuknya mikroorganisme penyebab infeksi primer adalah melalui apeks, kanal lateral, aksesoris, furkasi dari saluran akar gigi.
47
Selain itu, infeksi sekunder disebabkan oleh mikroorganisme yang masih terdapat pada saluran akar saat
perawatan atau setelah dilakukan perawatan saluran akar.
49
Menurut Sundqvist 1994 menunjukkan bahwa F.nucleatum jugapaling banyak ditemukan pada lesi apikal
melalui kultur bakteri saluran akar yaitu sebesar 48.Tabel1
46
Tabel 1. Bakteriyang disiloasi dari saluran akar gigi dengan lesi periapikal.
46
Mikroorganisme di dalam saluran akar dapat tumbuh tidak hanya sebagai sel planktonik, tetapi juga dapat membentuk suatu biofilm yang terdiri dari jaringan
kompleks dari berbagai mikroorganisme. Pembentukan biofilm yang terjadi di dalam saluran akar dimulai setelah mikroorganisme kontak dengan tanduk pulpa dan juga
Bakteri Insiden
Fusobacterium nucleatum Streptococcus sp
Bacteroides sp Prevotella intermedia
Peptostreptococcus micros Eubacterium alactolyticum
Peptostreptococcus anaerobius Lactobacillus sp
Eubacterium lentum Fusobaccterium sp
Camphylobacter sp Peptostreptococcus sp
Actinomyces sp Eubaccterium timidum
Capnocytophaga ochracea Eubacterium brachy
Veillonella parvula Porphyromonas endodontalis
Prevotella buccae Prevotella denticola
Prevotella loesccheii Eubacterium nodatum
48 40
35 34
34 31
32 31
32 29
25 15
15 11
11 9
9 9
9 6
6 6
didukung oleh morfologi saluran akar yang begitu kompleks.
18
Bakteri yang berkumpul dalam biofilm dapat berkomunikasi intraspesies maupun antarspesies.
Komunikasi tersebut dilakukan untuk memperoleh sifat-sifat baru. Quorum sensing adalah komunikasi intraspesies bakteri yang dimediasi oleh molekul rendah yang
berat, yang dapat mengubah aktivitas metabolisme sel-sel tetangga dan mengkoordinasikan fungsi sel bakteri terdapat dalam biofilm. Quorum sensing juga
dapat mengatur properti mikroba seperti faktor virulensi dan penggabungan DNA ekstraseluler.
50,51
Beberapa bakteri yang saling berhubungan dengan spesies lainnya melalui rantai makanan dengan metabolisme dari satu spesies menyediakan nutrien
esensial untuk pertumbuhan populasi bakteri yang lainnya. Fusobacterium nucleatum berperan penting dalam pembentukan biofilm karenakemampuannya dalam memecah
glukosa dari strukur interseluler dan memanfaatkannya sebagai sumber energi pada saat kekurangan nutrisi, hal inilah yang mendukung bakteri lain berpindah ke sekitar
permukaan sel Fusobacterium nucleatum yang selanjutnya berikatan dengan dinding selnya.
14
Kombinasi Fusobacterium nucleatum, Prevotella spp., Porphyromonas spp. juga berkaitan dengan perkembangan yang menunjukkan keparahan dalam
endodontik flare up, karena adanya sinergi antara bakteri tersebut sehingga meningkatkan intensitas reaksi inflamasi pada jaringan periapikal.
15,17
F.nucleatum dan P. gingivalis berinteraksi dengan menghasilkan enzim proteolitik dan agregasi
dari bakteri tersebut menghasilkan efek sinergisme pada terjadinya kasus infeksi endo-perio.
14,52
Gambar 3 Bakteri yang membentuk biofilm tersebut akan lebih resisten terhadap agen antimikroba dibandingkan dengan bakteri yang hidup sebagai
planktonik.
46
2.3 Lobak Raphanus sativus L.