Variabel Bebas Variabel bebas Variabel Bebas Variabel Tergantung

4.4 Variabel dan Definisi Operasional 4.4.1 Variabel Penelitian

4.4.2 Variabel Bebas Variabel bebas

Ekstrak etanol umbi lobak Raphanus sativus L. dengan konsentrasi 100, 50, 25, 12,5, 6,25 dan 3,125. Variabel tergantung Pertumbuhan bakteri Fusobacterium nucleatum pada media TSB dan TSA dengan penentuan nilai KHM dan KBM. Variabel terkendali a. Jenis dan asal umbi lobak Raphanus sativus L. b. Berat umbi lobak sebelum pengeringan 5 kg dan setelah pengeringan 200 gram c. Lama dan suhu pengeringan umbi lobak 40 o C d. Volume etanol yang dipakai 6 liter e. Konsentrasi etanol yang dipakai 70 f. Waktu perendaman umbi lobak 15 menit g. Suhu saat perendaman umbi lobak 25 o C h. Waktu perkolasi 2 minggu i. Nomor kertas saring yang dipakai Whatman No.42 j. Jumlah kertas saring saat perkolasi 3 lapis k. Kecepatan tetes cairan dalam perkolator 20 tetesmenit l. Suhu penguapan rotavapor 40 o C m. Waktu penguapan rotavapor 10 jam n. Media pertumbuhan bakteri yaitu TSA dan TSB o. Sterilisasi alat, bahan coba, dan media p. Fusobacterium nucleatum ATCC 25586 q. Jumlah bahan coba yang diteteskan ke TSA dan TSB TSA = 100µl, TSB = 4 ml r. Suhu inkubasi 37 o C s. Teknik pembiakan Fusobacterium nucleatum t. Waktu pembiakan Fusobacterium nucleatum 24 jam u. Waktu pengamatan 24 jam v. Keterampilan operator Variabel tidak terkendali a. Lingkungan kondisi tanah dan iklim tempat tumbuh umbi lobak b. Usia umbi lobak c. Perlakuan terhadap umbi lobak selama tumbuh d. Lama penyimpanan umbi lobak sampai proses ekstraksi e. Suhu penyimpanan umbi lobak sampai proses ekstraksi f. Lama pengiriman dari bahan coba sampai ke Laboratorium Rumah Sakit Khusus Infeksi UNAIR g. Suhu saat pengiriman dari bahan coba sampai ke Laboratorium Rumah Sakit Khusus Infeksi UNAIR

4.4.2 Variabel Bebas

Variabel bebas pada penelitian ini adalah ekstrak etanol umbi lobak Raphanus sativus L. dengan konsentrasi 100, 50, 25, 12,5, 6,25 dan 3,125.

4.4.3 Variabel Tergantung

Variabel tergantung pada penelitian ini adalah pertumbuhan bakteri Fusobacterium nucleatum pada media TSB dan TSA dengan pengukuran nilai KHM dan KBM.

4.4.4 Variabel Terkendali

Dokumen yang terkait

Efek Antibakteri Kitosan Blangkas Molekul Tinggi Sebagai Perancah Dengan Ekstrak Batang Kemuning Terhadap Fusobacterium Nucleatum Sebagai Alternatif Bahan Medikamen Saluran Akar(In Vitro)

3 56 72

Daya Antibakteri Ekstrak Etanol Daun Afrika (Vernonia amygdalina) sebagai Bahan Alternatif Medikamen Saluran Akar terhadap Fusobacterium Nucleatum (Penelitian InVitro)

12 103 68

Efektifitas Daya Antibakteri Ekstrak Etanol Siwak (Salvadora persica L.) Terhadap Pertumbuhan Fusobacterium nucleatum Sebagai Alternatif Bahan Medikamen Saluran Akar (Penelitian In Vitro)

9 134 70

Daya Antibakteri Ekstrak Kulit Buah Manggis (Garcinia mangostana L) terhadap Fusobacterium nucleatum sebagai Bahan Alternatif Medikamen Saluran Akar secara in Vitro

8 89 59

Efek Antibakteri Konsentrasi Ekstrak Batang Kemuning (murraya paniculata) Terhadap fusobacterium nucleatum Sebagai Bahan alternatif medikamen Saluran akar gigi (in vitro)

3 81 82

Efek Antibakteri Ekstrak Etanol Pegagan (Centella asiatica (L.) Urban) sebagai Alternatif Medikamen Saluran Akar terhadap Fusobacterium nucleatum (Secara In-Vitro)

8 110 71

Efek Antibakteri Ekstrak Etanol Pegagan (Centella asiatica (L.) Urban) sebagai Alternatif Medikamen Saluran Akar terhadap Enterococcus faecalis (Secara In vitro)

1 47 71

Efek Antibakteri Ekstrak Etanol Umbi Lobak (Raphanus sativus L.) terhadap Fusobacterium nucleatum ATCC 25586 sebagai Bahan Alternatif Medikamen Saluran Akar (Secara In Vitro)

1 2 26

Efek Antibakteri Ekstrak Etanol Umbi Lobak (Raphanus sativus L.) terhadap Fusobacterium nucleatum ATCC 25586 sebagai Bahan Alternatif Medikamen Saluran Akar (Secara In Vitro)

0 0 6

Efek Antibakteri Ekstrak Etanol Umbi Lobak (Raphanus sativus L.) terhadap Fusobacterium nucleatum ATCC 25586 sebagai Bahan Alternatif Medikamen Saluran Akar (Secara In Vitro)

0 0 15