ekstraksi lebih cepat dalam cairan. Keadaan diam selama maserasi menyebabkan turunnya perpindahan bahan aktif Voight, 1995.
F. Jenis dan Sifat Pengekstrak
Pelarut organik berdasarkan konstanta elektrikum dapat dibedakan menjadi dua yaitu pelarut polar dan pelarut non-polar. Konstanta dielektrikum dinyatakan
sebagai gaya tolak menolak antara dua pertikel yang bermuatan listrik dalam suatu molekul. Semakin tinggi konstanta dielektrikumnya maka pelarut bersifat semakin
polar Sudarmadji et al, 1989. Konstanta dielektrikum dari beberapa pelarut yang dapat dilihat pada Tabel 3.
Tabel 3. Konstanta dielektrikum pelarut organik
Pelarut Besarnya
konstanta n-heksan 2,0
Etil Asetat 6,0
Khloroform 4,8
Asam asetat 6,2
Benzen 2,3
Etanol 24,3 Metanol
33,1 Air
80,4
Sumber : Sudarmadji et al. 1989 Ekstraksi dapat menggunakan pelarut tunggal dan pelarut campuran. Pelarut
campuran yang biasa digunakan yaitu campuran air dan etanol, campuran air dan metanol, campuran air dan eter Agoes, 2007. Menurut Guenther 1987, syarat
pelarut yang digunakan pertama harus bersifat
bersifat selektif artinya pelarut harus dapat melarutkan semua senyawa dengan cepat. Syarat kedua harus mempunyai titik
didih yang cukup rendah. Hal ini supaya pelarut mudah dapat diuapkan tanpa menggunakan suhu tinggi, namun titik didih pelarut tidak boleh terlalu rendah karena
akan mengakibatkan kehillangan akibat penguapan. Syarat ketiga bersifat inert artinya pelarut tidak bereaksi dengan komponen minyak. Syarat keempat carilah
pelarut yang murah dan mudah didapatkan.
Pemilihan menstrum yang akan digunakan dalam ekstraksi dari bahan mentah obat tertentu berdasarkan pada daya larut zat aktif dan zat tidak aktif serta
zat yang tidak diinginkan juga tergantung pada tipe preparat farmasi yang diperlukan sebagai contoh yang mengandung air, hidroalkoholik atau alkoholik
Ansel, 1989. Pelarut yang diplih pada penelitian ini adalah etanol, metanol, dan aquades.
Aquades merupakan air murni hasil destilasi. Aquades memiliki kemampuan yang baik untuk mengekstraksi sejumlah bahan simplisia Voigt, 1995. Etanol
merupakan pelarut yang serbaguna, dapat menyatu dengan air dengan sebagian besar bahan organik yang bersifat cair termasuk zat cair, termasuk zat cair non-
polar seperti hidrokarbon alifatik. Etanol juga digunakan sebagai pelarut dalam melarutkan bahan obat-obatan. Etanol etil alkohol mempunyai rumus kimia
C
2
H
5
OH,mudah terbakar, memiliki titik cair -114,3 C dan titik didih 78,4
C Anonim, 2000.
Metanol sering disebut metil alkohol, mempunyai rumus kimia CH
3
OH dan merupakan pelarut yang tak berwarna. Menurut sejarahnya, metanol disebut
alkohol kayu Fessenden dan Fessenden, 1997. Pada Tabel 4 konstanta dielektrik metanol menunjukkan nilai yang paling tinggi sehingga dapat dipilih sebagai
pelarut untuk mengekstrak ampas seduhan teh. Hasil penelitian Akroum et al. 2009 tentang aktifitas antimikrobia beberapa ekstrak tanaman, menunjukkan
bahwa pelarut metanol merupakan pengekstrak yang baik untuk mengekstak senyawa antimikrobia pada tumbuhan teh.
G. Pertumbuhan Bakteri dan Metode Pengukurannya