Validitas dan Reliabilitas TOAFL

10 3. Fahm al-Mufradât wa al-Nash al-Maktûb wa al- Qawâ‘id, terdiri dari 60 item, meliputi: a memahami tarâduf sinonim atau kedekatan makna suatu yang digarisbawahi sesuai dengan konteks kalimat 20 item; b memahami isi, topik dan makna tersirat dalam beberapa paragrafwacana 20 item; dan c memahami penggunaan, kedudukan i’râb, derivasi isytiqâq, bentuk kata dan istilah-istilah nahwu dan sharf 20 item. Waktu untuk menjwab semua soal tersebut 150 item adalah 120 menit, sehingga satu soal harus dijawab dalam waktu kurang dari satu menit. Karena itu, di antara kelemahan tes jenis ini adalah terbukanya kemungkinan guessing asal tebak. Namun demikian, jumlah soal sebanyak itu 150 item memang didesain untuk mengeliminasi tingkat asal tebak tersebut. Sejauh ini, TOAFL merupakan bentuk tes yang relatif terukur, standar, praktis, dan obyektif.

3.3 Validitas dan Reliabilitas TOAFL

Ciri utama tes yang baik adalah kesesuaiannya dengan kemampuan yang diukur, atau yang disebut dengan validitas. Ciri lainnya adalah kemampuannya melakukan pengukuran dengan tingkat keajegan tertentu, yang dapat dikaji menurut beberapa metode . Dengan kata lain, validitas merupakan kesesuaian antara tes dengan apa yang ingin diukur dalam tes itu. 9 Ada beberapa macam validitas. Di antaranya adalah validitas isi content validity, validitas konstruk construct validity, dan validitas kriteria criteria validity. Ada juga yang mengklasifikasikan validitas menjadi empat, yaitu: validitas isi, validitas konstruk, validitas prediktif predictive validity, dan validitas konkuren concurent validity. 10 Validitas isi menuntut adanya kesesuaian isi antara kemampuan yang ingin diukur dan tes yang digunakan untuk mengukurnya. Kesesuaian itu tercermin pada jenis kemampuan yang dituntut untuk mengerjakan tes, dibandingkan dengan jenis kemampuan yang dijadikan sasaran pengukuran. Tes dimaksud harus benar-benar memerlukan kemampuan menyimak, dan bukan kemampuan membaca. 9 Djiwandoro, M. Soenardi, Tes Bahasa dalam Pengajaran, Bandung: ITB, 1996; dan Sumarna Surapranata, Analisis Validitas, Reliabilitas dan Interpretasi Hasil Tes: Implementasi Kurikulum 2004, Bandung: Rosda, 2004, h. 50. 10 Sumarna Surapranata, Analisis Validitas …, h. 51. 11 Validitas kriteria mengacu kepada kesesuaian antara hasil suatu tes dengan hasil tes lain yang digunakan sebagai kriteria. Kriteria yang digunakan untuk menetapkan tingkat kesesuaian itu dapat diambil dari tes sejenis yang diketahui cirri-cirinya sebagai tes yang baik, dan yang diselenggarakan pada saat yang hampir bersamaan. Validitas ini juga dikenal sebagai validitas kesetaraan waktu. Sementara itu, validitas konstruk merupakan sebuah konsep atau teori yang mendasari penggunaan jenis kemampuan, termasuk kemampuan berbahasa. Pembuktiaan adanya validitas konstruk merupakan usaha untuk menunjukkan bahwa skor yang dihasilkan suatu tes benar-benar mencerminkan konstruk yang sama dengan kemampuan yang dijadikan sebagai sasaran pengukurannya. Dalam tes kemampuan qirâ’ah membaca, misalnya, urusan validitas konstruk menyangkut pembuktian apakah skor yang dihasilkan benar-benar mencerminkan jenis dan rincian kemampuan membaca yang sama dengan jenis dan rincian kemampuan yang diperlukan untuk memahami bacaan. 11 Yang akan dibuktikan dalam penelitian ini adalah tingkat validitas kriteria TOAFL, bukan validitas isi, karena diukur adalah hasil jawaban peserta tes dilihat dari kesesuaiannya dengan jawaban benar yang telah dirancang. Sementara itu, reliabilitas merupakan cirri tes yang memiliki kemampuan untuk menghasilkan pengukuran yang ajeg, tidak berubah-rubah, seandainya digunakan secara berulang-ulang pada sasaran yang sama. 12 Dengan kata lain, reliabilitas terkait bukan dengan tesnya sebagai alat ukur, melainkan dengan hasil pengukurannya dalam bentuk skor yang ajeg. Skor sebagai hasil pengukuran itulah yang seharusnya ajeg, tidak berubah-ubah. 13 Dengan ciri keajegan itu, peserta tes yang sama seharusnya memperoleh skor yang hampir sama pula, seandainya ia kembali mengerjakan tes yang sama, pada kesempatan yang berbeda.

E. Skema Kerangka Konseptual