✑ ✒
Sumber data dokumentasi diperoleh peneliti dari Public Relations, Divisi Kemitraan PT. Gunung Madu Plantations dan petani mitra
masyarakat Desa Gunung Batin Udik berupa data tentang kemitraan tebu mandiri. Dokumentasi dalam penelitian ini dimadsudkan untuk
memperoleh data sekunder dan sebagai alat teknik bantu dalam pengumpulan dan pengolahan data.
F. Teknik Pengolahan Data
Setelah data diperoleh oleh peneliti dan terkumpul dari lapangan, tahap selanjutnya
adalah mengolah data tersebut. Adapun kegiatan dalam pengolahan data dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Editing, ialah kegiatan memeriksa hasil wawancara yang telah dilakukan dengan sumber informasi informan.
2. Interpretasi, yaitu memberikan penafsiran atau penjabaran atas hasil wawancara dengan pihak terkait mengenai Implementasi Pola
Kemitraan Tebu Mandiri PT. Gunung Madu Plantations Dengan Masyarakat Desa Gunung Batin Udik Kecamatan Terusan Nunyai
Kabupaten Lampung tengah.
✓ ✔
G. Teknik Analisis Data
Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknis analisis kualitatif. Artinya data yang diperoleh diolah secara sistematis, dengan cara
mengumpulkan data dan fakta tentang kajian penelitian untuk kemudian digambarkan dalam bentuk penafsiran pada data yang diperoleh. Teknis
analisis dalam penelitian ini menggunakan teknik analisis data yang dikembangkan oleh Matthew B. Miles dan A. Michael Huberman 1992,
sebagai berikut :
1. Reduksi Data Reduksi data diartikan sebagai proses pemilihan, pemusatan perhatian
pada penyederhanaan, pengabstrakan dan transformasi data “kasar” yang muncul dari catatan-catatan yang tertulis di lapangan. Reduksi
data merupakan
suatu bentuk
analisa yang
menajamkan, menggolongkan, mengarahkan, membuang yang tidak perlu dan
mengorganisasi data dengan cara yang sedemikian rupa sehingga kesimpulan-kesimpulan akhirnya dapat ditarik dan diverifikasi.
2. Penyajian Data Penyajian dibatasi sebagai kumpulan informasi tersusun yang memberi
kemungkinan adanya penarikan kesimpulan dan pengambilan tindakan.
✕
Dengan penyajian tersebut akan dapat dipahami apa yang terjadi dan apa yang harus dilakukan, menganalisis ataukah mengambil tindakan
berdasarkan pemahaman yang didapat dari penyajian-penyajian tersebut.
3. Penarikan Kesimpulan Verifikasi Kesimpulan diverifikasi selama penelitian berlangsung, makna-makna
yang muncul dari data yang ada diuji kebenaran, kekokohan dan kecocokannya yang merupakan validitasnya, sehingga akan diperoleh
kesimpulan yang jelas kebenaran dan kegunaannya.
III. METODE PENELITIAN
A. Tipe Penelitian
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Bogdan dan Taylor dalam Lexy J Moleong 2000: 4 mendefinisikan metodologi kualitatif sebagai
prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan prilaku yang dapat diamati.
Denzin dan Lincoln dalam Lexy J moleong 2000: 5 menyatakan bahwa penelitian kualitatif adalah penelitian yang mengunakan latar alamiah, dengan
madsud menafsirkan fenomena yang terjadi dan dilakukan dengan jalan melibatkan berbagai metode yang ada.
“Penelitian kualitatif sesuai dengan pengertian yang telah diuraikan diatas bermadsud menemukan kebenaran berupa generalisasi yang dapat diterima
semua pihak memusatkan perhatian observasi pada praktik sosial dari fenomena yang terjadi, menggali lebih dalam berbagai aspek dan informasi
para pelaku serta memperhatikan dimensi struktural-kultural yang ada, dan memanfaatkan semaksimal mungkin triangulasi data.” Waters dan Basrowi
2006: 316.
IV. GAMBARAN UMUM
A. Gambaran Tentang PT. Gunung Madu Plantations
PT. Gunung Madu Plantations merupakan perusahaan yang bergerak di bidang usaha perkebunan tebu dan produksi gula. Industri penghasil gula terbesar di
Asia Tenggara ini ini didirikan pada tahun 1975. Awalnya, perusahaan ini merupakan perusahaan patungan berstatus PMA dengan Kuok Investement
HK Ltd., PT. Rejo Sari Bumi dan PT. Pipit Indah sebagai pemegang sahamnya. Lokasi perkebunan tebu dan pabrik gula ini terletak di Desa
Gunung Batin, KM 90 arah utara dari pusat pemerintahan, ibukota Provinsi Lampung.
Wilayah PT.GMP terbentang seluas 36.000 Ha, dengan luas kebun produksi tebu sekitar 25.000 Ha. Sisa luas area di luar kebun produksi merupakan jalan,
sungai-sungai, kawasan konservasi, bangunan pabrik, perkantoran dan permukiman karyawan. Selain itu, ada sekitar 4000 Ha areal tebu rakyat yang
bermitra dengan PT.GMP. Luas areal tebu rakyat ini masih akan terus dikembangkan seiring tuntutan pemerintah pusat maupun pemerintah daerah
akan peningkatan hasil produksi gula untuk kebutuhan berskala Nasional.
Maka tujuan dari kerjasama kemitraan PT. Gunung Madu Plantations kepada masyarakat sekitar ialah untuk meningkatkan kemandirian, pendapatan
ekonomi dan kesejahteraan masyarakat serta meningkatkan hasil produksi gula guna memenuhi kebutuhan Nasional.
Kemitraan yang diterapkan oleh PT. Gunung Madu Plantations kepada masyarakat sekitar terdiri dari 3 tiga kerjasama kemitraan yaitu : kerjasama
kemitraan sistem operasional KSO, kemitraan tebu mandiri MM-GMP dan kemitraan jual beli-tebu. Kemitraan sistem operasional adalah bentuk
kerjasama dimana perusahaan mengelola sepenuhnya lahan masyarakat untuk di tanami tanaman tebu, sedangkan masyarakat hanya menyediakan lahan dan
menerima hasil produksi.
Kelebihan dari kerjasama ini adalah masyarakat hanya menyediakan lahan dan menerima hasil produksi, dari proses pengelolaan hingga pemanenan
dilakukan sepenuhnya oleh pihak perusahaan. Kelemahan dari kerjasama ini ialah masyarakat menjadi pasif tidak produktif menyebabkan masyarakat
menjadi kurang kreatif dalam menemukan inovasi baru berupa pengetahuan tentang proses budidaya tanaman tebu yang bertujuan untuk meningkatkan
hasil produksi.
Kemitraan tebu mandiri adalah bentuk kerjasama di mana pihak perusahaan memberikan bantuan implementasi peran supervisi, pengawasan dan
penyuluhan kepada petani mitra. Sedangkan pihak petani mitra melakukan implementasi peran dengan menyediakan modal, pengelolaan lahan dan
produksi pemanenan tebu.
Kelebihan dari kerjasama ini adalah masyarakat petani mitra menjadi lebih produktif dalam proses implementasi peran penyediaan modal, pengolahan
lahan dan produksi. Kemudian dalam proses pengolahan lahan petani dapat menemukan suatu inovasi baru mengenai cara pembudidayaan tanaman tebu
bertujuan untuk meningkatkan hasil produksi.
Kelemahan dari kerjasama ini ialah masih banyak masyarakat petani baru yang mengikuti kerjasama kemitraan tebu mandiri. Sehingga para petani
masih banyak terkendala oleh proses implementasi peran penyediaan modal, pengelolaan lahan dan produksi.
Kemitraan jual-beli tebu adalah bentuk kerjasama pihak perusahaan dengan masyarakat petani tebu di sekitar. Dimana pihak perusahaan membeli hasil
produksi tebu petani yang langsung di distibusikan ke pabrik untuk di olah menjadi gula.
Kelebihan dari kerjasama ini ialah petani mendapatkan hasil jual tebu 100 dari perusahaan. Kelemahan dari kerjasama ini adalah tidak adanya interaksi
proses implementasi peran antara pihak perusahaan dengan petani. Interaksi hanya sebatas proses penjualan, pembelian dan distribusi hasil panen petani ke
pabrik.
Sesuai dengan hasil penelitian di lapangan, peneliti memperoleh hasil deskriptif mengenai kerjasama kemitraan tebu mandiri.
Antara lain, proses implementasi peran perusahaan, implementasi peran
petani dan
hasil implementasi peran perusahaan dan petani
dalam mewujudkan
kemandirian, peningkatan
pendapatan ekonomi
dan kesejahteraan masyarakat Desa Gunung Batin Udik.
B. Proses Kerjasama Kemitraan Tebu Mandiri