Sulitnya ketersediaan tenaga tebang dan kendaraan angkut disebabkan oleh banyaknya perusahaan sejenis yang memerlukan tenaga tebang dan kendaraan
angkut.
Berikutnya kondisi jalan yang buruk menyebabkan terhambatnya proses distribusi hasil produksi ke pabrik. Kondisi ini dikarenakan oleh minimnya
perhatian dari pihak aparatur pemerintah untuk memperbaiki infrastruktur di sekitar lahan kemitraan masyarakat setempat.
Berdasarkan pemaparan kendala-kendala diatas, penulis tertarik untuk meneliti Bagaimanakah implementasi kebijakan dari kerjasama kemitraan tebu
mandiri MM-GMP Perusahaan PT. Gunung Madu Plantations Dengan Masyarakat Desa Gunung Batin Udik Kecamatan Terusan Nunyai Kabupaten
Lampung Tengah?
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, maka dapat dirumuskan permasalahan dalam penelitian ini sebagai berikut :
Bagaimanakah Implementasi Pola Kemitraan PT. Gunung Madu
Plantations dengan Masyarakat Desa Gunung Batin Udik Kecamatan Terusan Nunyai Kabupaten Lampung Tengah ?
C. Tujuan Penelitian
Sesuai dengan rumusan masalah diatas maka tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui Implementasi Pola Kemitraan PT. Gunung Madu
Plantations dengan Masyarakat Desa Gunung Batin Udik Kecamatan Terusan Nunyai Kabupaten Lampung Tengah.
D. Kegunaan Penelitian
Adapun kegunaan dari penelitian ini adalah : 1. Untuk mengembangkan teori-teori Ilmu Pemerintahan, terutama teori
tentang Implementasi Kebijakan.
2. Secara Praktis Penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan bagi PT. Gunung Madu Plantations untuk menemukan inovasi baru tentang
program kemitraan tebu dengan masyarakat di daerah Kabupaten Lampung Tengah.
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pada dekade abad 21 bangsa Indonesia sebagaimana bangsa-bangsa lain di berbagai belahan dunia menghadapi gelombang besar berupa meningkatnya
tuntutan demokratisasi, desentralisasi dan globalisasi. Dewasa ini tuntutan tersebut mengemuka dengan nuansa berbeda sesuai dengan kemajuan zaman.
Globalisasi yang menyentuh berbagai bidang di seluruh wilayah pemerintahan negara menuntut adanya reformasi sistem Pemerintahan dan Birokrasi
termasuk perekonomiannya. Sehingga memungkinkan interaksi perekonomian antar daerah dan antar bangsa berlangsung secara efisien.
Dalam upaya menghadapi berbagai tantangan tersebut, salah satu prasyarat yang perlu dikembangkan adalah komitmen yang tinggi untuk menerapkan
nilai luhur peradaban bangsa dan prinsip ‘Good Governance’ dalam penuangan mewujudkan cita-cita dan tujuan bangsa bernegara sebagaimana
diamanatkan dalam pembukaan UUD 1945.
✁
Sehingga dalam proses implementasi kebijakan kemitraan tersebut dapat memperoleh sumber daya tambahan bagi perusahaan dan petani mitra serta
dapat menjadi
bahan pertimbangan
untuk merumuskan
dan mengimplementasikan kebijakan secara sustainable berkelanjutan untuk
kedepannya.
Selanjutnya, Van Meter dan Horn 1978; hal 12 mendefinisikan implementasi kebijakan sebagai berikut : “Policy implementation ecompasses those actions
private, individuals and groups that are directed at the achievement of goals and objectives set forth in prior policy decisions”. Definisi tersebut
memberikan makna bahwa implementasi kebijakan adalah tindakan-tindakan yang dilakukan pihak swasta dengan individu-individu dan kelompok yang
diarahkan pada pencapaian tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan bersama.
Dalam proses implementasi kebijakan kemitraan perusahaan menurut teori Van Meter dan Horn di atas, idealnya adalah bahwa implementasi kemitraan
yang dilakukan oleh individu-individu atau kelompok petani mitra dengan Perusahaan diarahkan pada pencapaian tujuan dan sasaran yang telah
ditetapkan atau disepakati antara kedua belah pihak. Sehingga dari proses implementasi kebijakan tersebut dapat meningkatkan hasil produksi
perusahaan dan meningkatkan taraf hidup, ekonomi, kemandirian dan kesejahteraan petani mitra.
Proses Implementasi kebijakan berkaitan erat dengan kebijakan kesejahteraan seperti yang diungkapkan oleh Soeharto 2008; hal 12.
✂ ✄
Yang mendefinisikan bahwa kebijakan sosial sejatinya merupakan kebijakan kesejahteraan welfare policy, yakni kebijakan yang secara khusus melibatkan
program-program pelayanan sosial bagi kelompok-kelompok masyarakat.
Tindakan implementasi kebijakan pada dasarnya adalah tindakan yang berusaha untuk mentransformasikan kebijakan yang dibuat menjadi pola-pola
operasional, serta melanjutkan usaha untuk mencapai sebuah perubahan yang lebih baik sesuai dengan kesepakatan antara perusahaan dengan masyarakat
petani mitra.
B. Pengertian Pola Kemitraan